| 1 | Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang  di langit dan apa yang di bumi dan bagi-Nya (pula) segala puji di  akhirat. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.(QS. 34:1) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Saba' 1 
 
 الْحَمْدُ  لِلَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَلَهُ  الْحَمْدُ فِي الْآخِرَةِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ (1 Ayat ini  menegaskan bahwa Allah-lah yang berhak menerima segala pujian karena  Dia-lah yang menciptakan semua yang ada di langit dan semua yang ada di  bumi. Dia-lah pemiliknya yang sebenarnya, tidak ada seorang pun  bersekutu dengan Dia dalam menciptakan dan memilikinya.
 Dialah Yang  mengatur dan mengurusnya serta melimpahkan karunia-Nya agar semuanya  berjalan dengan tertib dan teratur. Oleh sebab itu tak ada yang patut  dipersembahkan pujian kepadanya kecuali Allah SWT, tak ada yang patut  disembah dan dipanjatkan doa kepadanya kecuali Dia. Adapun orang-orang  yang menyembah dan memuja patung-patung dan sebagainya adalah  orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya. Banyak sekali bukti-bukti  bagi wujud dan keesaan Allah yang terdapat di bumi dan di langit. Bila  diperhatikan dan dipikirkan oleh manusia, tentu dia akan sampai kepada  kesimpulan bahwa Pencipta semua alam ini adalah Allah Yang Maha Esa dan  Maha Kuasa Karena Dia Maha Esa, Maha Pencipta dan Maha Kuasa, maka hanya  Dialah yang berhak disembah dan dipuji, walaupun Dia sendiri tidak  memerlukan pujian dari hamba dan makhluk-Nya. Hanya  makhluk-makhluk-Nya-lah yang harus memuja dan memuji-Nya karena besar  dan banyaknya karunia yang dilimpahkan kepadanya. Sekiranya tidak ada  yang menyembah dan memuji-Nya dan semua makhluk-Nya kafir dan ingkar  terhadap nikmat dan karunia-Nya, maka hal itu tidak akan merugikan-Nya  sedikitpun sebagaimana tersebut dalam firman-Nya:
 
 
 
 إن تكفروا أنتم ومن في الأرض جميعا فإن الله لغني حميد Artinya: Jika  kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (nikmat  Allah) maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (Q.S.  Ibrahim: 8)
 Untuk menyadarkan manusia (karena dibekali akal), Allah  menerangkan bahwa semua makhluk-Nya di langit dan di bumi bertasbih  memuji-Nya termasuk burung-burung yang terbang di udara dengan  firman-Nya:
 
 
 
 ألم تر أن الله يسبح له من في السموات والأرض والطير صافات كل قد علم صلاته وتسبيحه والله عليم بما يفعلون Artinya: Tidakkah  kamu tahu bahwasanya Allah; kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan  di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing  telah mengetahui (cara) salat dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui  apa yang mereka kerjakan. (Q.S. An Nur: 41)
 Lalu Allah menegaskan  pula bahwa Dia-lah Yang berhak dipuji di akhirat nanti karena Dia-lah  Yang mempunyai kekuasaan di sana, Dia bertindak dengan adil dan  bijaksana dalam memperhitungkan dan membalas amal hamba-Nya. Tidak ada  seorang pun yang dirugikan dalam perhitungan amal perbuatannya, yang  baik dibalas dengan kebaikan yang jahat dibalas dengan siksa yang  setimpal, bahkan dengan rahmat dan karunia-Nya satu amal yang baik  dibalas dengan berlipat ganda. Di dalam ayat lain diterangkan bagaimana  besarnya pujian hamba-hamba-Nya yang beriman terhadap nikmat yang  dikaruniakan kepada mereka sebagai balasan atas amalnya selama hidup di  dunia dengan firman-Nya:
 
 
 
 وقالوا الحمد لله الذي صدقنا وعده وأورثنا الأرض نتبوأ من الجنة حيث نشاء فنعم أجر العاملين Artinya: Dan  mereka mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi  janji-Nya kepada kami dan telah (memberi) kepada kami tempat ini sedang  kami (diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana saja yang kami  kehendaki". Maka surga itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang  beramal. (Q.S. Az Zumar: 74)
 Dan firman-Nya:
 
 
 
 وقالوا الحمد لله الذي أذهب عنا الحزن إن ربنا لغفور شكور [الذي أحلنا دار المقامة من فضله لا يمسنا فيها نصب ولا يمسنا فيها لغوب Artinya: Dan  mereka berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka  cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi  Maha Mensyukuri. Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga)  dan karunia-Nya; di dalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula  merasa lesu. (Q.S. Fatir: 34-35)
 Kemudian Allah menegaskan lagi  bahwa Dialah Yang Maha Bijaksana, berbuat dan bertindak, mengatur dan  mengendalikan urusan dunia dan akhirat serta alam seluruhnya, Dialah  Yang Maha Mengetahui segala sesuatu dan segala urusan. Dia Mengetahui  segala-galanya dengan ilmu-Nya Yang Maha Luas dan Maha Dalam.
 |  | 
   | 2 | Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi,  apa yang keluar daripadanya, apa yang turun dari langit dan apa yang  naik kepadanya. Dan Dialah Yang Maha Penyayang lagi Maha Pengampun.(QS. 34:2) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Saba' 2 
 
 يَعْلَمُ مَا  يَلِجُ فِي الْأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ  السَّمَاءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا وَهُوَ الرَّحِيمُ الْغَفُورُ (2 Pada  ayat ini Allah menjelaskan bagaimana luas dan dalamnya ilmu-Nya. Dia  mengetahui semua yang masuk ke dalam bumi, semua yang keluar  daripadanya, semua yang turun dari langit dan semua yang naik ke  atasnya. Dengan kata-kata yang ringkas dan pendek ini Allah  menggambarkan bagaimana luas ilmu-Nya. Andai kata semua penghuni bumi  ini menghabiskan waktunya untuk mengetahui apa yang terjadi di langit  dan di bumi dalam satu saat saja, niscaya mereka tidak akan sanggup  mencatatnya untuk membuat statistiknya. Betapa banyaknya bibit dan benih  tumbuh-tumbuhan yang masuk dan bersembunyi di dalam tanah ? Betapa  banyaknya bintang-bintang kecil seperti ulat, cacing dan berbagai jenis  serangga di dalam perut bumi yang amat luas ini? Betapa banyaknya  bahan-bahan tambang yang selalu dalam proses pertumbuhannya seperti  emas, perak, tambang minyak, gas dan lain sebagainya.
 Betapa  banyaknya pula yang keluar dari bumi seperti tanaman yang bermunculan,  mata air yang memancar, gas yang naik menjulang, binatang dan seranggga  yang ingin menikmati cahaya matahari dan alam bebas dan lain sebagainya?  Betapa banyaknya yang turun dari langit seperti hujan yang tak dapat  diperkirakan berapa kadarnya yang merupakan rahmat dari Allah bagi  hamba-Nya, cahaya yang memancar dengan kerasnya seperti cahaya matahari,  cahaya yang memancar dengan tenang seperti cahaya bulan. Kemudian  betapa pula banyaknya yang naik ke langit seperti uap dari sungai dan  laut, molekul-molekul gas dari tumbuh-tumbuhan, manusia dan binatang  serta bumi sendiri. Betapa banyaknya roh manusia yang meninggal dan  malaikat yang naik ke langit patuh dan taat melaksanakan perintah  Tuhannya. Semua ini tidak akan dapat dicatat oleh manusia apalagi untuk  mengetahuinya satu persatu. Tetapi Allah Yang Maha Mengetahui tak ada  satu pun yang tersembunyi bagi-Nya semuanya telah tercakup dalam  ilmu-Nya. Benarlah apa yang difirmankan oleh Allah:
 
 
 
 وما أوتيتم من العلم إلا قليلا Artinya: Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit. (Q.S. Al Isra': 85)
 Demikianlah  luasnya ilmu Allah dan luasnya rahmat dan karunia-Nya kepada hamba-Nya,  karena semua yang ada di bumi dan di langit itu diciptakan-Nya untuk  kepentingan manusia. Di samping itu Dia Maha Penyayang, memberikan  karunia yang tak terhingga Maha Pengampun terhadap orang yang bersalah  bila ia insaf dan tobat dari kesalahannya.
 |  | 
   | 3 | Dan orang-orang yang kafir berkata: `Hari  berbangkit itu tidak akan datang kepada kami`. Katakanlah: `Pasti  datang, demi Tuhanku Yang mengetahui yang ghaib, sesungguhnya kiamat itu  pasti akan datang kepadamu. Tidak ada tersembunyi dari-Nya seberat  zarrahpun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula)  yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam  Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)`,(QS. 34:3) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Saba' 3 
 
 وَقَالَ  الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَأْتِينَا السَّاعَةُ قُلْ بَلَى وَرَبِّي  لَتَأْتِيَنَّكُمْ عَالِمِ الْغَيْبِ لَا يَعْزُبُ عَنْهُ مِثْقَالُ  ذَرَّةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ وَلَا أَصْغَرُ مِنْ ذَلِكَ  وَلَا أَكْبَرُ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ (3 Pada ayat ini Allah  menerangkan bagaimana sesatnya orang-orang kafir yang mengingkari hari  Kiamat dan mengatakan bahwa hidup ini hanya hidup di dunia saja. Mereka  mengatakan bahwa kehidupan akhirat yang diberitakan Muhammad saw adalah  omong kosong belaka, suatu yang tidak mungkin terjadi karena tubuh  manusia setelah masuk kubur akan hancur luluh tak berbekas apalagi  setelah berlalu atasnya masa yang panjang. Allah memerintahkan kepada  Nabi Muhammad saw supaya menolak dengan keras anggapan orang-orang kafir  yang sesat itu. Allah memerintahkan supaya dia bersumpah dengan  menyebut nama Allah bahwa hari Kiamat itu pasti datang. Ayat ini adalah  salah satu dari tiga ayat yang menyuruh Nabi Muhammad saw supaya  bersumpah dengan menyebut nama Allah sebagai bantahan terhadap  keingkaran orang-orang kafir, seperti ditegaskan Allah dalam firman-Nya:
 
 
 
 ويستنبئونك أحق هو قل إي وربي إنه لحق وما أنتم بمعجزين Artinya: Dan  mereka menanyakan kepadamu "Benarkah (azab yang dijanjikan) itu?  Katakanlah: "Ya", demi Tuhanku, sesungguhnya azab itu adalah benar dan  kamu sekali-kali tidak bisa luput (daripadanya). (Q.S. Yunus: 53)
 Yang kedua dalam surah At Tagabun:
 
 
 
 زعم الذين كفروا أن لن يبعثوا قل بلى وربي لتبعثن ثم لتنبؤن بما عملتم وذلك على الله يسير Artinya: Orang-orang  yang kafir mengatakan, bahwa mereka sekali-kali tidak akan  dibangkitkan. Katakanlah: "Tidak demikian. demi Tuhanku, benar-benar  kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang  telah kamu kerjakan". Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Q.S.  At Tagabun: 7)
 Dan yang ketiga, ayat 3 surah Saba' ini, demikian  kerasnya bantahan yang harus diucapkan oleh Nabi Muhammad terhadap  keingkaran orang kafir tentang Hari Berbangkit, karena Hari Berbangkit  itu adalah suatu hikmah dan kebijaksanaan Allah terhadap  hamba-hamba-Nya. Suatu hikmah dan kebijaksanaan yang tidak dipahami oleh  orang-orang kafir atau mereka tidak mau memahaminya. Hikmah dan  kebijaksanaan itu ialah, Allah tidak akan membenarkan hamba-hamba-Nya  untuk berbuat sekehendak hatinya. Allah telah menjelaskan dengan  perantaraan Rasul-rasul-Nya bahwa barangsiapa yang berbuat kejahatan  atau kelaliman akan dibalas dengan balasan yang setimpal baik di dunia  maupun di akhirat. Kalau seorang hamba belum dapat balasan di dunia atas  kejahatannya karena kedudukannya atau kepintarannya menyembunyikan  kejahatan itu, maka balasannya pasti akan diterimanya di akhirat nanti.  Demikian pula halnya hamba-hamba Allah yang berbuat kebaikan. Ini adalah  hikmah dan kebijaksanaan Allah Yang Maha Adil, Maha Mengetahui segala  perbuatan hamba-hamba-Nya. Pada Hari Berbangkit semua amal perbuatan  manusia mendapat balasan yang wajar walaupun di dunia sudah mendapat  siksaan apalagi bagi hamba Allah yang belum menerima balasannya.  Mengingkari Hari Kiamat dan hari pembalasan berarti mengingkari hikmah  kebijaksanaan Allah Yang Maha Adil dan Maha Kuasa.
 Kemudian Allah  menerangkan bahwa Dia mengetahui semua yang ada dan yang terjadi di  langit dan di bumi, tak ada suatupun yang tersembunyi bagi-Nya, walaupun  sebesar zarah (zat atom) sekalipun karena semua itu telah termaktub  dalam Lohmahfuz. Janganlah seorang hamba Allah mengira bahwa apapun amal  perbuatannya walau bagaimanapun kecilnya atau bagaimanapun ia berusaha  menutupi dan menyembunyikannya luput dari pengetahuan Allah. Pastilah  Allah mengetahuinya dan Dia akan membalas perbuatan itu baik di dunia,  maupun di akhirat sesuai dengan hikmah kebijaksanaan dan keadilan-Nya.
 |  | 
   | 4 | supaya Allah memberi balasan kepada  orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh. Mereka itu  adalah orang-orang yang baginya ampunan dan rezki yang mulia.(QS. 34:4) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Saba' 4 
 
 لِيَجْزِيَ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ (4 Adapun  orang-orang yang beriman percaya kepada Allah dan Rasul-Nya percaya  kepada Hari Berbangkit dan membuktikan keimanan mereka dengan  mengerjakan amal saleh menjauhi perbuatan yang dilarang Allah. Maka  mereka akan memperoleh ampunan dari Allah Yang Maha Pengampun, Allah  akan mengampuni kesalahan mereka dan menghapuskan dosa mereka sesuai  dengan firman-Nya:
 
 
 
 إن الحسنات يذهبن السيئات ذلك ذكرى للذاكرين Artinya: Sesungguhnya  perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa)  perbuatan-perbuatan yang buruk itulah peringatan bagi orang-orang yang  ingat. (Q.S. Hud: 114)
 Mereka akan memperoleh rezeki mulia dan kehidupan bahagia di dalam surga Janatun Na'im.
 |  | 
   | 5 | Dan orang-orang yang berusaha untuk  (menentang) ayat-ayat Kami dengan anggapan mereka dapat melepaskan diri  dari azab (Kami), mereka itu memperoleh azab, yaitu (jenis) azab yang  sangat pedih.(QS. 34:5) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Saba' 5 
 
 وَالَّذِينَ سَعَوْا فِي آيَاتِنَا مُعَاجِزِينَ أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مِنْ رِجْزٍ أَلِيمٌ (5 sebaliknya  orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah berusaha  menghalang-halangi orang-orang untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya,  dan mereka mendustakan hari berbangkit, memperolok-olokkan orang yang  mempercayainya, menyangka bahwa mereka akan luput dari azab Allah karena  kesombongan dan keingkaran mereka, maka mereka ini akan memperoleh azab  yang sangat pedih dan akan dilemparkan ke dalam neraka Jahim.  Demikianlah hikmah kebijaksanaan dan keadilan Allah menyediakan hari  berbangkit supaya manusia menerima balasan sesuai dengan amal  perbuatannya. Mustahil Allah akan menyamakan hamba-Nya yang berbuat baik  dengan hamba-Nya yang berbuat jahat. Allah berfirman pada ayat ini:
 
 
 
 أم نجعل الذين أمنوا وعملوا الصالحات كالمفسدين في الأرض أم نجعل المتقين كالفجار Artinya Patutkah  Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang  saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi?  Patutkah (pula) Kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan  orang-orang yang berbuat maksiat? (Q.S. Sad: 28)
 Dan firman-Nya:
 
 
 
 لا يستوي أصحاب النار وأصحاب الجنة أصحاب الجنة هم الفائزون Artinya: Tiada  sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni surga,  penghuni-penghuni surga itulah orang-orang yang beruntung. (Q.S. Al  Hasyr: 20)
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Saba' 5
 
 
 وَالَّذِينَ سَعَوْا فِي آيَاتِنَا مُعَاجِزِينَ أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مِنْ رِجْزٍ أَلِيمٌ (5 (Dan  orang-orang yang berusaha untuk) menentang atau membatalkan (ayat-ayat  Kami) yaitu Alquran (dengan anggapan mereka dapat melepaskan diri dari  Kami) dan menurut qiraat yang lain, lafal Mu'aajiziina pada ayat ini dan  pada ayat yang lainnya nanti dibaca Mu'jiziina. Maksudnya menganggap  Kami tidak mampu mengazab mereka, atau mereka beranggapan dapat  melepaskan diri dari azab Kami, karena mereka mempunyai dugaan, bahwa  tidak ada hari berbangkit dan tidak ada azab (mereka itu memperoleh  buruknya azab) azab yang paling buruk (yang pedih) yang menyakitkan,  kalau dibaca Aliimin berarti menjadi sifat daripada lafal Rijzin dan  kalau dibaca Aliimun berarti menjadi sifat daripada lafal 'Adzaabun.
 |  | 
   | 6 | Dan orang-orang yang diberi ilmu (Ahli Kitab)  berpendapat bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itulah  yang benar dan menunjuki (manusia) kepada jalan Tuhan Yang Maha Perkasa  lagi Maha Terpuji.(QS. 34:6) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Saba' 6 
 
 وَيَرَى  الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ الَّذِي أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ هُوَ  الْحَقَّ وَيَهْدِي إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ (6 Berbeda  dengan orang kafir yang tidak mau mempergunakan akal dan pikirannya dan  secara apriori menolak apa yang diberitakan Alquran. Allah menerangkan  bahwa ada di antara orang-orang Ahli Kitab yang mengakui bahwa apa yang  diberitakan dalam Alquran tentang akan datangnya Hari Kiamat adalah  benar dan tidak dapat diragukan lagi seperti Abdullah bin Salam, Ka'ab  dan lainnya dan Alquran adalah petunjuk dari Allah kepada jalan yang  lurus yang harus dipedomani oleh manusia untuk mencapai kebahagiaan  dunia dan akhirat, karena di dalam Alquran itu terdapat undang-undang,  peraturan-peraturan dan hukum-hukum yang sesuai dengan fitrah manusia  sesuai lingkungan hidupnya dan pasti akan membawa keberuntungan.
 
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Saba' 6
 
 
 وَيَرَى  الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ الَّذِي أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ هُوَ  الْحَقَّ وَيَهْدِي إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ (6 (Dan  berpendapat) yakni telah mengetahui (orang-orang yang diberi ilmu) yang  dimaksud adalah orang-orang yang beriman dari kalangan ahli kitab,  seperti Abdullah bin Salam dan teman-temannya (bahwa wahyu yang  diturunkan kepadamu dari Rabbmu) yakni Alquran (itulah) keputusan (yang  benar dan menunjuki manusia kepada jalan) tuntunan (Tuhan Yang Maha  Perkasa lagi Maha Terpuji) Allah yang memiliki keperkasaan lagi terpuji.
 |  | 
   | 7 | Dan orang-orang kafir berkata (kepada  teman-temannya: `Maukah kamu kami tunjukkan kepadamu seorang laki-laki  yang memberitakan kepadamu bahwa apabila badanmu telah hancur  sehancur-hancurnya, sesungguhnya kamu benar-benar (akan dibangkitkan  kembali) dalam ciptaan yang baru?(QS. 34:7) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Saba' 7 - 8 
 
 وَقَالَ  الَّذِينَ كَفَرُوا هَلْ نَدُلُّكُمْ عَلَى رَجُلٍ يُنَبِّئُكُمْ إِذَا  مُزِّقْتُمْ كُلَّ مُمَزَّقٍ إِنَّكُمْ لَفِي خَلْقٍ جَدِيدٍ (7) أَفْتَرَى  عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَمْ بِهِ جِنَّةٌ بَلِ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ  بِالْآخِرَةِ فِي الْعَذَابِ وَالضَّلَالِ الْبَعِيدِ (8 Pada ayat  ini Allah menerangkan bagaimana mendalamnya keingkaran orang-orang kafir  terhadap terjadinya Hari Kiamat atau bagaimana hebatnya cemoohan dan  olok-olok mereka terhadap Nabi Muhammad yang memberitakan akan  terjadinya Hari Kiamat itu. Mereka berkata antara sesama mereka apakah  kamu mengetahui bahwa ada seorang laki-laki yang mengatakan bahwa  apabila kita telah mati dan dikuburkan kemudian tubuh dan  tulang-belulang kita telah menjadi hancur luluh, semuanya, nanti sesudah  itu akan hidup kembali untuk mempertanggungjawabkan amal perbuatan  kita? Orang yang mengatakan hal itu tiada lain melainkan Muhammad  sendiri yang mendakwahkan bahwa dia menerima wahyu dari Tuhannya. Mereka  menganggap bahwa ini adalah suatu peluang besar bagi mereka untuk  mempengaruhi pendapat umum untuk mendeskriditkan Nabi dan mengatakan  bahwa dia telah gila atau telah mengada-adakan suatu kebohongan besar,  terhadap Allah dengan mengatakan bahwa berita itu adalah wahyu yang  diturunkan kepadanya. Mungkin kebanyakan orang awam akan terpengaruh  dengan cemoohan dan olok-olok itu dan mereka memandang rendah dan hina  terhadap Nabi yang membawa berita itu. Tetapi bagi orang yang berpikir  dan mempertimbangkan apakah hal itu mungkin atau tidak akan lain halnya  apalagi bagi orang-orang yang telah diterangi hatinya oleh iman dan  petunjuk.
 Oleh sebab itu Allah menegaskan dalam ayat ini bahwa  orang-orang yang tidak percaya akan adanya hari akhirat akan mendapat  siksaan dan berada dalam kesesatan yang nyata Mereka akan mendapat  siksaan baik di dunia maupun di akhirat. Di dunia mereka akan menjadi  orang-orang yang sesat di tengah perjalanan hidupnya tak tentu arah yang  akan dituju, selalu dalam kegelisahan dan keragu-raguan. Orang-orang  yang tidak mempunyai akidah dan tidak percaya kepada keadilan Allah,  kepada hari akhirat akan selalu terombang-ambing dalam kebingungan. Ia  tidak mempunyai cita-cita dan harapan untuk mendapat keadilan karena apa  yang ditemui dan dilihatnya di dunia ini penuh dengan kepincangan,  kelaliman perampasan hak orang lain, orang yang lemah menjadi mangsa dan  makanan bagi yang kuat. Kalau keadilan hanya berlaku di dunia saja ke  manakah orang-orang teraniaya akan mengadukan nasibnya? Lain halnya  orang-orang yang beriman yang percaya sepenuhnya akan keadilan Tuhan dan  adanya perhitungan amal perbuatan manusia di akhirat nanti, tentulah ia  akan yakin sepenuhnya bahwa bila ia teraniaya Allah akan membalas orang  yang menganiayanya, dengan balasan yang setimpal, kalau, tidak di dunia  ini, di akhirat pasti pembalasan itu akan terlaksana Bagi orang yang  teraniaya, karena kelemahannya dia tidak dapat mengambil haknya, dia  percaya pula bahwa Allah Maha Adil pasti akan mengembalikan haknya akan  mengganti kerugiannya dengan yang lebih baik, apalagi ia tetap bersabar  dan bertawakkal sepenuhnya kepada Tuhannya. Bahkan di akhirat nanti  Allah akan memberi balasan yang berlipat ganda atas kesabaran dan  ketawakalannya. Kepercayaan kepada adanya hari akhirat adalah suatu  rahmat dan karunia bagi seorang hamba Allah untuk menentukan hidupnya.  Berlainan sekali dengan orang-orang yang tidak mempercayainya karena  mereka akan selalu resah dan gelisah selalu berada dalam kesesatan.
 |  | 
   | 8 | Apakah dia mengada-adakan kebohongan terhadap  Allah ataukah ada padanya penyakit gila?` (Tidak), tetapi orang-orang  yang tidak beriman kepada negeri akhirat berada dalam siksaan dan  kesesatan yang jauh.(QS. 34:8) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Saba' 9 
 
   أَفْتَرَى   عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَمْ بِهِ جِنَّةٌ بَلِ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ   بِالْآخِرَةِ فِي الْعَذَابِ وَالضَّلَالِ الْبَعِيدِ (8 (Apakah dia mengada-adakan) lafal Aftaraa pada asalnya adalah A-iftaraa, kemudian Hamzah Washalnya tidak dibutuhkan lagi karena Hamzah Istifham sudah difathahkan, sehingga menjadi Aftaraa (kebohongan terhadap Allah) dalam hal tersebut (ataukah ada padanya penyakit gila?) yakni gangguan pada otaknya hingga ia mengkhayal yang bukan-bukan. Maka, Allah berfirman menyanggah mereka, ("Tidak, tetapi orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat) yang di dalamnya terdapat hari berbangkit dan azab pembalasan (berada dalam siksaan) di akhirat nanti (dan kesesatan yang jauh.) dari kebenaran dalam kehidupan dunia.
 |  | 
   | 9 | Maka apakah mereka tidak melihat langit dan  bumi yang ada di hadapan dan di belakang di belakang mereka? Jika Kami  menghendaki, niscaya Kami benamkan mereka di bumi atau Kami jatuhkan  kepada mereka gumpalan dari langit. Sesungguhnya pada yang demikian itu  benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Tuhan) bagi setiap hamba bagi  setiap hamba yang kembali (kepada-Nya).(QS. 34:9) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Saba' 9 
 
 أَفَلَمْ  يَرَوْا إِلَى مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ مِنَ السَّمَاءِ  وَالْأَرْضِ إِنْ نَشَأْ نَخْسِفْ بِهِمُ الْأَرْضَ أَوْ نُسْقِطْ  عَلَيْهِمْ كِسَفًا مِنَ السَّمَاءِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِكُلِّ  عَبْدٍ مُنِيبٍ (9 Pada ayat ini Allah memberikan peringatan kepada  orang-orang yang tidak percaya akan terjadinya hari kiamat dan menyuruh  mereka memperhatikan kenyataan-kenyataan dan kejadian-kejadian alam yang  mereka ketahui bahkan yang mereka saksikan sendiri. Betapa banyaknya  bencana-bencana alam yang terjadi di beberapa negeri seperti gempa yang  keras dan dahsyat yang menghancurkan ribuan bangunan menimbulkan korban  jiwa dan harta benda yang sukar menilainya, banjir besar yang melanda  dengan menghanyutkan ribuan rumah, manusia, binatang dan tanaman. Di  dalam sejarah orang dapat membaca bagaimana Allah menghancurkan beberapa  umat yang bekas-bekas peninggalan mereka masih dapat dilihat sampai  sekarang. Apakah semua ini tidak menginsafkan mereka bahwa bila Dia  menghendaki dapat membenamkan kampung halaman mereka ke dalam tanah, dan  dapat pula mengirimkan benda langit seperti meteor atau planet, untuk  membentur bumi dan dengan demikian terjadilah malapetaka yang tidak  dapat dibayangkan bagaimana dahsyatnya dan bagaimana besar daya  penghancurannya. Tidakkah mereka mengambil pelajaran dari  kejadian-kejadian alam itu atau dari kejadian yang tertulis dalam  sejarah dan bekas-bekas peninggalan yang masih dapat mereka saksikan  sendiri? Bagi orang yang hatinya disinari iman, kejadian-kejadian itu  menambah keimanan mereka dan menjadikan mereka meyakini dengan sepenuh  hati bahwa Allah Maha Kuasa dan bahwa mereka pada hakikatnya akan  kembali kepada Allah Pemilik dan Penguasa langit dan bumi Yang Maha  Bijaksana dan Maha Adil.
 |  | 
   | 10 | Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada  Daud kurnia dari Kami. (Kami berfirman): `Hai gunung-gunung dan  burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud`, dan Kami telah  melunakkan besi untuknya,(QS. 34:10) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Saba' 10 
 
 وَلَقَدْ آتَيْنَا دَاوُدَ مِنَّا فَضْلًا يَا جِبَالُ أَوِّبِي مَعَهُ وَالطَّيْرَ وَأَلَنَّا لَهُ الْحَدِيدَ (10 Di  antara nikmat dan karunia Allah yang dianugerahkan kepada Nabi Daud  as., ialah suaranya yang sangat merdu. Diriwayatkan bahwa Nabi Daud as.,  adalah seorang komponis pencipta nyanyian yang bersifat keagamaan.  Ketika Daud as., menyanyikan lagu-lagu itu dengan suaranya yang merdu  apalagi lagu-lagu itu menggambarkan pula kebesaran Tuhan kemuliaan dan  keagungan-Nya, maka alam sekitarnya bergema turut mengikuti irama  suaranya seakan-akan bukit-bukit, pohon-pohon, burung-burung dan  sebagainya ingat mengingat supaya mengikuti irama yang dinyanyikan itu.  Kita tidak mengetahui bagaimana alam sekitarnya bertasbih dan bernyanyi  bersama Daud sebagaimana diperintahkan Allah kepadanya. Hal itu memang  tidak dapat diketahui oleh manusia sebagai tersebut dalam firman-Nya:
 
 
 
 تسبح له السموات السبع والأرض ومن فيهن وإن من شيء إلا يسبح بحمده ولكن لا تفقهون تسبيحهم إنه كان حليما غفورا Artinya. Langit  yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah.  Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu  sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha  Penyantun lagi Maha Pengampun. (Q.S. Al Isra': 44)
 Mengenai  keindahan dan kemerduan suara Daud as diriwayatkan dalam sebuah hadis  sahih bahwa Rasulullah saw ketika mendengar suara Abu Musa Asy'ary r.a  membaca Alquran di waktu malam, beliau berdiri mendengarkan bacaannya,  Kemudian beliau berkata: "Sesungguhnya orang ini telah dikaruniai Allah  suara merdu seperti keluarga Daud.
 Di antara nikmat yang  dikaruniakan Allah kepadanya ialah dia dapat menjadikan besi yang keras  itu menjadi lunak seperti lilin dapat dibentuk menurut kemauannya untuk  membuat alat-alat terutama alat peperangan tanpa dipanaskan dengan api  sebagaimana yang bisa dilaksanakan orang, karena ini adalah mukjizat  dari Allah yang dikaruniakan kepadanya.
 
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Saba' 10
 
 
 وَلَقَدْ آتَيْنَا دَاوُدَ مِنَّا فَضْلًا يَا جِبَالُ أَوِّبِي مَعَهُ وَالطَّيْرَ وَأَلَنَّا لَهُ الْحَدِيدَ (10 (Dan  sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud karunia dari Kami) berupa  kenabian dan Kitab Zabur. Dan Kami berfirman, ("Hai gunung-gunung!  Lakukanlah berulang-ulang) yakni ulang-ulanglah (bersama Daud) melakukan  tasbih; maksudnya bertasbihlah berulang-ulang bersamanya (dan  burung-burung") dibaca Nashab karena di'athafkan secara Mahall pada  lafal Al Jibaalu maksudnya Kami menyeru mereka supaya bertasbih  bersamanya (dan Kami telah melunakkan besi untuknya) sehingga besi di  tangan Nabi Daud bagaikan adonan roti lunaknya.
 |  | 
   | 11 | (yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan  ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah amalan yang saleh. Sesungguhnya Aku  melihat apa yang kamu kerjakan.(QS. 34:11) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Saba' 11 
 
 أَنِ اعْمَلْ سَابِغَاتٍ وَقَدِّرْ فِي السَّرْدِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (11 Lalu  Allah memerintahkan kepada Nabi Daud as supaya membuat baju besi  istimewa dari bahan besi yang lunak dan lembut bukan seperti baju yang  dikenal di masa itu. Biasanya baju besi di masa itu dibikin dari  kepingan-kepingan besi yang tipis disusun seperti baju, tetapi baju besi  itu sangat mengganggu pemakainya selain menimbulkan panas pada badan  juga membatasi gerak badan. Tetapi baju besi yang dibikin Daud, karena  besinya telah menjadi lunak dan lembut itu jauh berbeda dengan baju besi  biasa. Baju besi itu dibikin seperti gulungan-gulungan rantai yang  disusun rapi sehingga baju besi itu mengikuti gerak badan sehingga  pemakainya dapat bergerak dengan bebas tanpa merasakan gangguan apapun.  Demikianlah dengan baju besi yang lunak dan lembut itu Daud dapat  membikin alat senjata yang baru dan modern untuk mempertahankan  kerajaannya dari serangan musuh.
 Kemudian untuk mensyukuri nikmat  dan karunia Allah kepadanya, Allah memerintahkan pula supaya Daud dan  kaumnya selalu mengerjakan amal saleh dan mempergunakan segala nikmat  yang dikaruniakan Allah itu untuk mencapai keridaan-Nya. Dia selalu  melihat dan mengetahui apa yang dikerjakan oleh hamba-Nya.
 |  | 
   | 12 | Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang  perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan  perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) dan  Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebahagian dari jin ada yang  bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan  siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan  kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala.(QS. 34:12) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Saba' 12 
 
 وَلِسُلَيْمَانَ  الرِّيحَ غُدُوُّهَا شَهْرٌ وَرَوَاحُهَا شَهْرٌ وَأَسَلْنَا لَهُ عَيْنَ  الْقِطْرِ وَمِنَ الْجِنِّ مَنْ يَعْمَلُ بَيْنَ يَدَيْهِ بِإِذْنِ رَبِّهِ  وَمَنْ يَزِغْ مِنْهُمْ عَنْ أَمْرِنَا نُذِقْهُ مِنْ عَذَابِ السَّعِيرِ  (12 Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa Dia menundukkan angin  untuk Nabi Sulaiman as, yang dapat membawanya ke tempat-tempat yang  diingininya dengan cepat sekali, sehingga dalam waktu setengah hari saja  angin dapat membawanya ke tempat yang jauhnya sebulan perjalanan, baik  perjalanan itu di waktu pagi sampai Zuhur maupun di waktu siang mulai  dari waktu Zuhur sampai terbenamnya matahari.
 Berkata Qatadah dalam  menafsirkan ayat ini: "Angin dapat membawa Sulaiman as dari pagi sampai  tergelincirnya matahari sejauh sebulan perjalanan dun dari  tergelincirnya matahari sampai terbenamnya sejauh sebulan perjalanan  pula. Hasan Al-Basri berkata tentang ini: "Sulaiman pernah berangkat  dengan mengendarai angin, dari Damaskus ke Istahar lalu dia turun di  sana untuk makan siang, kemudian dia berangkat lagi ke Kabul untuk  bermalam di sana. Padahal jarak antara Damaskus dan Istahar adalah  sebulan perjalanan bagi orang yang berjalan cepat dan jarak antara  Istahar dan Kabul adalah sebulan perjalanan pula Di antara karunia yang  diberikan Allah kepada Sulaiman ialah menjadikan tembaga lunak seperti  lilin yang dengan mudah dapat dibentuk menurut keinginan orang yang  mengolahnya. Hal ini sama dengan menjadikan besi lunak seperti karunia  yang diberikan kepada Nabi Daud as. Di antara karunia itu pula ialah  menundukkan jin untuk bekerja membuat apa saja yang diingini Sulaiman  as. Jin-jin itu selalu taat dan patuh mengikuti perintahnya, karena  mereka diancam oleh Allah apabila tidak memenuhi perintah Sulaiman  mereka akan dilemparkan ke dalam api yang bernyala-nyala
 |  | 
   | 13 | Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang  dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan  piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap  (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur  (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima  kasih.(QS. 34:13) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Saba' 13 
 
 يَعْمَلُونَ  لَهُ مَا يَشَاءُ مِنْ مَحَارِيبَ وَتَمَاثِيلَ وَجِفَانٍ كَالْجَوَابِ  وَقُدُورٍ رَاسِيَاتٍ اعْمَلُوا آلَ دَاوُدَ شُكْرًا وَقَلِيلٌ مِنْ  عِبَادِيَ الشَّكُورُ (13 Oleh sebab itu mereka dengan giat sekali  melaksanakan apa yang diperintahkan Sulaiman, seperti membangun  tempat-tempat beribadah, arca-arca yang indah yang terbikin dari kayu,  tembaga, kaca dan batu pualam, belanga-belanga besar untuk memasak  makanan yang cukup untuk berpuluh-puluh orang. Bejana-bejana itu karena  besar dan luasnya kelihatan seperti kolam-kolam air. Begitu pula mereka  membuatkan untuk Sulaiman periuk yang besar pula yang karena besarnya  tidak dapat diangkat dan dipindahkan. Memang karena jin mempunyai  kekuatan yang dahsyat dengan mudah mereka membikin semua yang  dikehendaki Sulaiman seperti membangun istana yang megah dan mewah,  menggali selokan-selokan untuk irigasi sehingga termasyhurlah kerajaan  Sulaiman as sebagai suatu kerajaan besar dan paling makmur, tidak ada  suatu kerajaanpun di waktu itu yang dapat menandinginya. Hal ini ialah  sebagai realisasi dari doanya yang dikabulkan Tuhan seperti tersebut  dalam firman-Nya.
 
 
 
 قال رب اغفر لي وهب لي ملكا لا ينبغي لأحد من  بعدي إنك أنت الوهاب فسخرنا له الريح تجري بأمره رخاء حيث أصاب والشياطين  كل بناء وغواص Artinya: Ia berkata; "Ya Tuhanku, ampunilah aku  dan anugerahkanlah kepadaku, kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang  jua pun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi". Kemudian  Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke  mana saja yang dikehendakinya, dan (Kami tundukkan pula kepadanya)  setan-setan, semuanya ahli bangunan dan penyelam. (Q.S. Sad: 35-37)
 Kemudian  Allah memerintahkan kepada Sulaiman as sebagai keluarga Daud as supaya  bersyukur atas nikmat yang dilimpahkan Allah kepadanya. Mensyukuri  nikmat Allah itu bukanlah sekadar mengucapkan tetapi harus diiringi  dengan amal saleh dan mempergunakan nikmat itu untuk hal-hal yang  diridai-Nya. Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad saw naik ke atas mimbar  lalu membaca ayat ini kemudian beliau bersabda: "Ada tiga sifat bila  dipunyai oleh seseorang berarti dia telah diberi karunia seperti karunia  yang diberikan kepada keluarga Daud as. Kami bertanya kepada beliau  "sifat-sifat apakah itu? Rasulullah menjawab:
 Pertama Berlaku adil, baik dalam keadaan marah maupun dalam keadaan senang dun duka.
 Kedua Selalu hidup sederhana baik di waktu miskin maupun di waktu kaya.
 Ketiga Selalu takut kepada Allah baik di waktu sendirian maupun di badapan orang banyak. (H.R. Tirmizi)
 Kemudian  Allah mengiringi perintah-Nya supaya Sulaiman as. bersyukur atas nikmat  yang diterimanya dengan menjelaskan bahwa sedikit sekali di antara  hamba-hamba-Nya yang benar-benar bersyukur kepada-Nya. Bagaimana seorang  hamba bersyukur kepada Tuhannya dapat dilihat dari bersyukurnya Nabi  saw kepada Allah. Rasulullah dilihat oleh `Aisyah ra salat di malam hari  sampai tumitnya bengkak seakan-akan hendak mengeluarkan darah; maka aku  berkata kepadanya (kata `Aisyah), mengapa engkau berbuat seperti ini  padahal Allah telah mengampuni dosamu yang sekarang dan dosamu yang akan  datang? Rasulullah menjawab: "Bukankah aku ini seorang hamba yang  bersyukur (kepada Tuhannya)?".
 |  | 
   | 14 | Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian  Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu  kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur,  tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib  tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan.(QS. 34:14) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Saba' 14 
 
 فَلَمَّا  قَضَيْنَا عَلَيْهِ الْمَوْتَ مَا دَلَّهُمْ عَلَى مَوْتِهِ إِلَّا  دَابَّةُ الْأَرْضِ تَأْكُلُ مِنْسَأَتَهُ فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ  الْجِنُّ أَنْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ الْغَيْبَ مَا لَبِثُوا فِي  الْعَذَابِ الْمُهِينِ (14 Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa  Nabi Sulaiman ketika telah dekat ajalnya duduk di atas singgasananya  bertelekan di atas tongkatnya. Di waktu itulah Sulaiman meninggal dunia  dan tidak seorangpun yang tahu bahwa dia sudah meninggal baik  pengawal-pengawalnya, penghuni istana, maupun jin-jin yang selalu  bekerja keras melaksanakan perintahnya. Baru setelah dia jatuh  tersungkur karena tongkatnya sudah dimakan rayap tidak dapat menahan  lagi beratnya lalu ia patah. Ketika itu barulah orang sadar bahwa  Sulaiman sudah meninggal, demikian pula jin-jin yang tetap bekerja keras  melaksanakan perintahnya. Di waktu itulah mereka mengakui kelemahan  mereka, karena tidak dapat mengetahui bahwa Sulaiman telah meninggal.  Kalau mereka tahu bahwa Sulaiman as telah meninggal tentulah mereka  tidak akan tetap kerja keras, karena mereka hanya diperintahkan Allah  taat dan patuh kepada Nabi Sulaiman as saja, tidak kepada semua  pembesar-pembesar di istananya. Allah tidak menerangkan dalam ayat ini  berapa lama Sulaiman bertelekan di atas tongkatnya sampai ia jatuh  tersungkur.
 Ada di antara mufassirin yang mengatakan bahwa Sulaiman  as bertelekan di atas tongkatnya sampai ia mati selama satu tahun.  Mereka mengatakan bahwa Nabi Daud as telah mulai membangun Baitulmakdis  tetapi tidak dapat menyelesaikan pembangunannya. Tatkala sudah dekat  ajalnya ia berwasiat kepada Nabi Sulaiman supaya menyelesaikan  pembangunannya Nabi Sulaiman memerintahkan kepada jin-jin yang tunduk di  bawah kekuasaannya supaya menyelesaikan bangunan itu. Tatkala Sulaiman  merasa ajalnya sudah dekat pula dia ingin menyembunyikan kematiannya  kepada jin-jin yang bekerja keras menyelesaikan bangunan itu. Lalu Nabi  Sulaiman bertelekan di atas tongkatnya agar kalau ia mati orang  menyangkanya ia masih hidup karena masih duduk bertelekan di atas  tongkatnya. Akhirnya tongkatnya itu dimakan rayap dan patah. Di waktu  itu barulah diketahui bahwa Nabi Sulaiman telah meninggal. Mereka karena  ingin mengetahui berapa lama Sulaiman as bertelekan di atas tongkat itu  setelah ia meninggal, mereka mengambil sisa tongkat itu. Setelah mereka  perhitungkan ternyata rayap itu dalam sehari semalam hanya memakan  sebagian kecil saja dari tongkat itu. Setelah mereka perhitungkan  ternyata rayap baru dapat merusak tongkat itu dalam masa satu tahun.
 Sebagian  ahli tafsir berpendapat bahwa Sulaiman bertelekan di atas tongkatnya  sampai ia meninggal tidak dalam waktu yang lama. Memang tongkat itu  telah lama dimakan rayap tanpa diketahui oleh Sulaiman. Dan di waktu  Sulaiman bertelekan di atas tongkat ketika ajalnya sampai, tongkat itu  sudah lapuk juga. Tidak mungkin seorang raja akan dibiarkan saja oleh  keluarga dan pengawalnya tanpa makan dan minum, tanpa menanyakan  kepadanya beberapa hal yang panting yang harus diketahui pendapatnya.  Mana yang benar di antara kedua pendapat ini tidak dapat kita ketahui  karena mengenai kisah-kisah para Nabi banyak sekali terjadi hal-hal yang  tidak dapat dijangkau oleh pikiran manusia karena mereka diberi  mukjizat oleh Allah. Kalau Nabi Sulaiman bertelekan hanya sebentar saja  lalu ia rubuh tersungkur tentulah para jin tidak akan menyesal demikian  hebatnya karena mereka telah terlanjur bekerja menyelesaikan bangunan  Baitulmakdis itu.
 |  | 
   | 15 | Sesungguhnya bagi kaum Saba ada tanda  (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di  sebelah kanan dan di sebelah kiri, (kepada mereka dikatakan): `Makanlah  olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu  kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu adalah Tuhan  Yang Maha Pengampun`.(QS. 34:15) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Saba' 15 
 
 لَقَدْ كَانَ  لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ آيَةٌ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ وَشِمَالٍ كُلُوا  مِنْ رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ  غَفُورٌ (15 Di sebelah selatan negeri Yaman berdiam suatu kaum  bernama Saba'. Mereka menempati suatu daerah yang amat subur sehingga  mereka hidup makmur dan telah mencapai kemajuan dan kebudayaan yang  tinggi. Mereka dapat menguasai air hujan yang turun dengan lebatnya pada  musim tertentu dengan membangun sebuah bendungan raksasa yang dapat  menyimpan air untuk musim kemarau. Bendungan itu boleh dikatakan  bendungan alami karena terletak di antara dua buah bukit dan di ujungnya  di bangun bangunan yang tinggi untuk mencegah air mengalir ke padang  pasir dengan percuma. Mereka membuat pintu-pintu air yang bila di buka  dapat mengalirkan air ke daerah yang mereka kehendaki. Bendungan ini  terkenal dengan "Bendungan Ma'rib" atau "Bendungan Al-Arim". Banyak di  antara ahli sejarah dan bara peneliti di barat meragukan tentang adanya  Bendungan Ma'rib ini. Akhirnya seorang peneliti dari Prancis datang  sendiri ke selatan Yaman untuk menyelidiki sisa-sisa Bendungan itu pada  tahun 1843. Dia dapat membuktikan adanya Bendungan itu dengan menemukan  bekas-bekasnya, lalu memotretnya dan mengirimkan gambar-gambarnya ke  suatu majalah di Prancis. Kemudian para peneliti lainnya menemukan pula  beberapa batu tulis di antara reruntuhan Bendungan itu. Dengan demikian  bertambah yakinlah mereka bahwa dahulu kala di sebelah Selatan Yaman  telah berdiri sebuah kerajaan yang maju, makmur dan tinggi peradaban dan  kebudayaannya. Pada ayat ini Allah menerangkan sekelumit tentang kaum  Saba' yang mendiami daerah sebelah selatan Yaman itu. Mereka menempati  sebuah wadi (lembah) yang luas dan subur berkat pengairan yang teratur  dari Bendungan Ma'rib. Di kiri kanan daerah mereka terbentang  kebun-kebun yang amat luas dan subur yang menghasilkan bahan makanan dan  buah-buahan yang melimpah ruah. Negeri ini karena subur dan makmurnya  di bawah lindungan Allah Yang Maha Pengampun". Kaum Saba' pada mulanya  menyembah matahari. Setelah pimpinan kerajaan sampai ke tangan ratu  Balqis mereka menjadi kaum yang beriman dengan tunduknya ratu itu kepada  Sulaiman as. Hal ini diceritakan dalam Alquran sebagai berikut:
 
 
 
 فمكث  غير بعيد فقال أحطت بما لم تحط به وجئتك من سبإ بنبإ يقين إني وجدت امرأة  تملكهم وأوتيت من كل شيء ولها عرش عظيم وجدتها وقومها يسجدون للشمس من دون  الله وزين لهم الشيطان أعمالهم فصدهم عن السبيل فهم لا يهتدون Artinya: Maka  tidak lama kemudian (datanglah hud-hud) lalu ia berkata: "Aku telah  mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu  dari negeri Saba' suatu berita penting yang diyakini. Sesungguhnya aku  menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka dan dia dianugerahi  segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar Aku mendapati dia  dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan setan telah menjadikan  mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka, lalu menghalangi  mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk. (Q.S.  An Naml: 22-24)
 Tetapi lama kelamaan kaum Saba' itu menjadi sombong  dan takabur dan lupa bahwa nikmat kekayaan dan kemakmuran yang mereka  miliki itu adalah anugerah dari Yang Maha Kuasa dan Maha Pemurah. Allah  dengan perantaraan Rasul-Nya memerintahkan agar mereka mensyukuri-Nya  atas segala nikmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada mereka.  Negeri mereka berkat karunia Allah menjadi subur dan makmur sedang Dia  Maha Pengampun melindungi mereka dari segala macam bahaya dan  malapetaka.
 |  | 
   | 16 | Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan  kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan  dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl  dan sedikit dari pohon Sidr.(QS. 34:16) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Saba' 16 
 
 فَأَعْرَضُوا  فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ وَبَدَّلْنَاهُمْ  بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَيْ أُكُلٍ خَمْطٍ وَأَثْلٍ وَشَيْءٍ  مِنْ سِدْرٍ قَلِيلٍ (16 Tetapi mereka menolak seruan Allah itu dan  berpaling darinya, bahkan mereka menghalangi orang-orang yang insaf  beriman kepada Allah, maka Allah menimpakan siksaan kepada mereka dengan  membobolkan Bendungan Ma'rib dan terjadilah malapetaka yang hebat.  Negeri mereka dilanda banjir yang deras, menghanyutkan semua yang  menghalangi arusnya sehingga musnahlah semua kebun-kebun yang berada di  kiri kanan negeri itu dan hanyutlah semua binatang ternak. Korban  manusia pun tidak terhitung banyaknya sehingga hanya sedikit orang saja  yang masih tetap hidup. Hanya beberapa kelompok kecil dari mereka yang  selamat dari malapetaka yang dahsyat itu. Mereka yang selamat ini pun  tidak dapat tinggal dengan senang di tempat mereka semula sebagian  mereka hijrah ke tempat lain yang subur karena tidak ada lagi  kebun-kebun yang bisa mereka tanami dengan baik dan tidak seberapa lagi  binatang-binatang ternak yang akan mereka pelihara. Tanah-tanah yang  dahulu subur telah menjadi tandus, karena semua air yang tersimpan di  dalam bendungan telah tertumpah ke padang pasir yang dapat menelan air  berapapun banyaknya. Yang tumbuh di bekas kebun-kebun mereka hanya  tumbuhan yang tidak banyak gunanya, pahit buahnya pohon atal (sejenis  pohon cemara) dan sedikit pohon sidr (sejenis pohon bidara). Bila mereka  ingin bercocok tanam yang mereka harapkan hanya air hujan yang turun  dari langit saja.
 |  | 
   | 17 | Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka  karena kekafiran mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian  itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir.(QS. 34:17) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Saba' 17 
 
 ذَلِكَ جَزَيْنَاهُمْ بِمَا كَفَرُوا وَهَلْ نُجَازِي إِلَّا الْكَفُورَ (17 Demikianlah  Sunah Allah telah berlaku terhadap kaum Saba' sebagaimana telah berlaku  pula pada umat-umat yang sombong dan durhaka, tidak mau menerima  kebenaran, selalu menolak dan membangkang terhadap ajaran Allah yang  dibawa oleh para Rasul-Nya. Demikianlah Allah tidak akan menimpakan azab  dan malapetaka, kecuali kepada kaum kafir yang mengingkari dan tidak  bersyukur atas nikmat yang dikaruniakan kepada mereka.
 |  | 
   | 18 | Dan Kami jadikan antara mereka dan antara  negeri-negeri yang Kami limpahkan berkat kepadanya, beberapa negeri yang  berdekatan dan Kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak)  perjalanan. Berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam dan siang hari  dengan aman.(QS. 34:18) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Saba' 18 
 
 وَجَعَلْنَا  بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ الْقُرَى الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا قُرًى ظَاهِرَةً  وَقَدَّرْنَا فِيهَا السَّيْرَ سِيرُوا فِيهَا لَيَالِيَ وَأَيَّامًا  آمِنِينَ (18 Kaum yang masih tinggal itu walaupun mereka mengalami  kesulitan hidup karena negeri mereka telah menjadi lekang dan tandus  tetapi mereka dapat mengadakan perjalanan untuk berdagang dari suatu  negeri ke negeri yang lain, terutama ke negeri-negeri yang agak besar  seperti ke Yaman sebelah utara, Mekah dan Syam. Negeri-negeri tersebut  pada waktu itu termasuk negeri yang makmur yang menjadi pusat  perdagangan. Perjalanan di antara ketiga negeri itu mudah dan aman  karena adanya kampung-kampung tempat singgah para musafir bila kemalaman  kehabisan bekal atau merasa letih dan payah. Hal itu tersebut dalam  firman Allah dalam menerangkan nikmat-Nya kepada kaum Quraisy:
 
 
 
 لإيلاف قريش إيلافهم رحلة الشتاء والصيف فليعبدوا رب هذا البيت الذي أطعمهم من جوع وءامنهم من خوف Artinya: Karena  kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada  musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan  Pemilik rumah ini (Kakbah). Yang telah memberi makanan kepada mereka  untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan. (Q.S.  Quraisy: 1-4)
 Dengan demikian mereka dapat bertahan hidup di negeri  mereka dan dapat pula bercocok tanam sekadarnya pada waktu musim hujan  dan juga memelihara binatang ternak di padang-padang rumput ketika di  sana masih banyak rumput-rumput. Ini adalah suatu nikmat dari Allah  kepada mereka walaupun tidak sebesar nikmat yang dianugerahkannya ketika  Bendungan Ma'rib belum hancur dan musnah. Allah menyuruh mereka  mempergunakan nikmat itu dengan sebaik-baiknya dan berjalan dengan  membawa barang dagangan di antara negeri-negeri dengan aman, walaupun  jarak yang ditempuh mereka kadang-kadang amat jauh. Mereka dapat singgah  di kampung-kampung yang ada di sekitar kota-kota besar itu bila merasa  lelah. Bila mereka kemalaman mereka dapat berhenti di kampung yang  terdekat dan demikianlah seterusnya. Tetapi bagaimanakah sambutan mereka  terhadap nikmat dan karunia Allah itu? Mereka menjadi sombong dan  takabur. Mereka menganggap perjalanan yang menyenangkan itu membosankan  mereka. Mereka ingin supaya kesusahan dan kesulitan dalam perjalanan dan  dengan demikian mereka akan merasakan senang bila kembali ke tempat  mereka setelah mengalami penderitaan.
 |  | 
   | 19 | Maka mereka berkata: `Ya Tuhan kami jauhkanlah  jarak perjalanan kami, dan mereka menganiaya diri mereka sendiri; maka  Kami jadikan mereka buah mulut dan Kami hancurkan mereka  sehancur-hancurnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar  terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi setiap orang yang sabar lagi  bersyukur.(QS. 34:19) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Saba' 19 
 
 فَقَالُوا  رَبَّنَا بَاعِدْ بَيْنَ أَسْفَارِنَا وَظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ  فَجَعَلْنَاهُمْ أَحَادِيثَ وَمَزَّقْنَاهُمْ كُلَّ مُمَزَّقٍ إِنَّ فِي  ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ (19 Oleh karena itu mereka  meminta kepada Allah supaya jarak perjalanan antara suatu negeri dengan  negeri lain jarak yang jauh tak ada tempat singgah untuk beristirahat,  perjalanan harus dilnjutkan walaupun akan menderita berbagai macam  kesulitan. beginilah watak mereka dan watak orang-orang yang sombong,  sudah dapat yang mudah dan menyenangkan mereka menginginkan yang susah  dan penuh kesulitan serta penderitaan. Tak ubahnya seperti Bani Israel  yang telah diberikan Allah makanan yang baik yaitu Manna dan Salwa, lalu  mereka meminta makanan biasa tersebut dalam firman-Nya:
 
 
 
 وإذ  قلتم ياموسى لن نصبر على طعام واحد فادع لنا ربك يخرج لنا مما تنبت الأرض  من بقلها وقثائها وفومها وعدسها وبصلها قال أتستبدلون الذي هو أدنى بالذي  هو خير اهبطوا مصرا فإن لكم ما سألتم وضربت عليهم الذلة والمسكنة وباءوا  بغضب من الله Artinya: "Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai  Musa kami tidak sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu  mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami  dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu sayur-mayurnya, ketimunnya bawang  putihnya, kacang adasnya dan bawang merahnya". Musa berkata "Maukah kamu  mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik?  Pergilah kamu ke suatu kota pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta".  Lalu ditimpakanlah kepada mereka nista dan kehinaan serta mereka  mendapat kemurkaan dari Allah. (Q.S. Al Baqarah: 61)
 Sebenarnya  dengan permintaan itu kaum Saba' telah menganiaya diri sendiri dan tidak  puas dengan karunia yang dianugerahkan Allah kepada mereka dan mereka  tidak mensyukurinya. Mereka telah lupa bahwa Allah telah menghancurkan  negeri mereka yang subur dan makmur tiada lain sebabnya melainkan karena  tidak mau beriman dan bersyukur atas karunia Allah. Oleh sebab itu  Allah melaksanakan permintaan mereka dengan meniadakan tempat-tempat  dalam perjalanan mereka, sehingga amat sulitlah bagi mereka melakukan  perdagangan mereka, dan morat-maritlah kehidupan mereka. Karena itu  mereka harus meninggalkan negeri mereka hijrah ke negeri lain  berpencar-pencar di sana-sini. Kabilah Jafnah bin Amr terpaksa tinggal  di negeri Syam, Aus dan Khazraj di Madinah, Azad (Uman) tinggal di Oman  demikian pula kabilah-kabilah yang lain. Hilanglah wujud mereka sebagai  suatu umat yang dahulunya sangat termasyhur sebagai suatu umat yang  mulia yang mempunyai peradaban dan kebudayaan yang tinggi. Yang tinggal  hanya cerita-cerita yang diriwayatkan dari mulut ke mulut dan jadilah  kemasyhuran dan kemegahan mereka sebagai bahan penghibur, dibicarakan di  waktu mereka berjaga di malam hari. Sesungguhnya yang dialami kaum  Saba' ini patut menjadi pelajaran bagi setiap orang yang sabar dan tahu  berterima kasih serta bersyukur alas setiap nikmat yang diterimanya dari  Allah Yang Maha Adil dan Maha Pemurah. Setiap hamba harus bersyukur  kepada Allah atas segala nikmat-Nya dan bersabar menerima cobaan-Nya,  bahkan ia harus bersyukur kepada-Nya walaupun mendapat cobaan dari  pada-Nya.
 Diriwayatkan oleh Saad bin Abi Waqas bahwa Rasulullah saw  bersabda: "Aku mengagumi ketetapan Allah untuk seorang mukmin. Bila ia  mendapat kebaikan ia memuji-Nya dan tetap bersyukur kepada-Nya. Bila ia  ditimpa musibah ia memuji-Nya dan tetap bersyukur kepada-Nya, orang  mukmin mendapat pahala dalam segala hal walaupun ia hanya memberikan  sesuap makanan untuk istrinya".
 |  | 
   | 20 | Dan sesungguhnya iblis telah dapat membuktikan  kebenaran sangkaannya terhadap mereka lalu mereka mengikutinya, kecuali  sebahagian orang-orang yang beriman.(QS. 34:20) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Saba' 20 
 
 وَلَقَدْ صَدَّقَ عَلَيْهِمْ إِبْلِيسُ ظَنَّهُ فَاتَّبَعُوهُ إِلَّا فَرِيقًا مِنَ الْمُؤْمِنِينَ (20 Pada  ayat ini Allah menerangkan bahwa Iblis menyangka bahwa kaum Saba' yang  telah dibinasakan Allah beserta negeri mereka telah mengikutinya dan  dengan penuh kepatuhan melaksanakan tipu dayanya sehingga mereka  mendurhakai Allah dan tidak bersyukur atas segala nikmat yang  dikaruniakan-Nya kepada mereka, kecuali sebagian dari orang-orang yang  beriman yang tetap imannya dan tidak menerima tipu daya itu. Dengan  demikian Iblis menyangka bahwa dia dapat menguasai manusia dan membawa  mereka ke jalan kesesatan sebagaimana yang diikrarkan di hadapan Allah.  Hal ini tersebut dalam firman-Nya:
 
 
 
 قال فبعزتك لأغوينهم أجمعين إلا عبادك منهم المخلصين Artinya: Iblis  menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya,  kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka. (Q.S. Sad: 82-83)
 |  | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar