| 1 | Demi (rombongan) yang bershaf-shaf dengan sebenar-benarnya,(QS. 37:1) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ash Shaaffaat 1 
 
 وَالصَّافَّاتِ صَفًّا (1 Dalam  ayat ini Allah berfirman: "Demi (rombongan malaikat) yang  berbaris-baris dengan lurusnya". Maksudnya: demi malaikat-malaikat yang  berbaris dalam saf-saf yang lurus dan teratur, dalam melakukan ibadah.  Atau: malaikat-malaikat yang berbaris lurus mengembangkan sayap-sayapnya  menanti perintah dari Allah SWT untuk melakukan suatu tugas.
 |  | 
   | 2 | dan demi (rombongan) yang melarang dengan sebenar-benarnya (dari perbuatan perbuatan maksiat),(QS. 37:2) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ash Shaaffaat 2 
 
 فَالزَّاجِرَاتِ زَجْرًا (2 Pada  ayat ini Allah bersumpah dengan menyebut para malaikat yang menghardik  untuk melarang makhluk sedemikian rupa dari perbuatan-perbuatan maksiat.  Malaikat adalah makhluk Allah yang sangat patuh dan taat kepada  perintah-perintah dan larangan Allah. Sebab itu mereka tidak senang  melihat makhluk lain yang berbuat kemaksiatan, melanggar larangan Allah  dan tidak melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya. Sebab itu mereka  menghardik, seperti seorang gembala yang menghardik untuk menghalau  ternaknya.
 |  | 
   | 3 | dan demi (rombongan) yang membaca pelajaran.(QS. 37:3) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ash Shaaffaat 3 
 
 فَالتَّالِيَاتِ ذِكْرًا (3 Dalam  ayat ini Allah bersumpah dengan menyebutkan malaikat yang senantiasa  membacakan zikir atau ayat-ayat Allah. Maksudnya ialah bahwa Alquran  diturunkan kepada Nabi Muhammad saw adalah dengan perantaraan malaikat.  Demikian pula wahyu Allah yang diturunkan kepada para Rasul sebelum Nabi  Muhammad, juga disampaikan dengan perantaraan malaikat.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ash Shaaffaat 3
 
 
 فَالتَّالِيَاتِ ذِكْرًا (3 (Dan  demi rombongan yang membacakan) maksudnya para pembaca Alquran yang  sedang membacakannya sebagai (peringatan) lafal Dzikran menjadi Mashdar  dari makna Fi'il At-Taaliyaat. Maksudnya, demi para qari yang membacakan  peringatan atau Alquran.
 |  | 
   | 4 | Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Esa.(QS. 37:4) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ash Shaaffaat 4 
        إِنَّ إِلَهَكُمْ لَوَاحِدٌ(4
 (Sesungguhnya Tuhan kalian) hai penduduk Mekah (benar-benar Esa.)
 |  | 
   | 5 | Tuhan langit dan bumi dan apa yang berada di antara keduanya dan Tuhan tempat-tempat terbit matahari.(QS. 37:5) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ash Shaaffaat 5 
 
 رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَرَبُّ الْمَشَارِقِ (5 Kata-kata  sumpah yang terdapat pada ayat-ayat yang lalu, diikuti dengan  keterangan dan pembuktian tentang kekuasaan Allah. Maka pada ayat ini  Allah menegaskan bahwa Dia adalah Tuhan yang menciptakan dan memelihara  semua langit dan bumi, serta segala apa yang berada di antara langit dan  bumi itu. Dan Dia pulalah yang menguasai seluruh penjuru alam ini,  antara lain tempat-tempat terbitnya matahari setiap hari sepanjang  tahun. Ini semuanya menunjukkan kekuasaan dan kebesaran-Nya, serta  keindahan dari semua ciptaan-Nya yang tak dapat ditiru oleh siapapun  juga.
 |  | 
   | 6 | Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang.(QS. 37:6) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ash Shaaffaat 6 
 
 إِنَّا زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِزِينَةٍ الْكَوَاكِبِ (6 Selanjutnya  dalam ayat ini Allah menambahkan lagi bukti-bukti tentang  kekuasaan-Nya, yaitu bahwa Dia telah menghias langit dengan  planet-planet yang demikian indah. Barangsiapa memandang langit di waktu  malam yang cerah dan penuh bintang, serta bulan yang bersinar lemah,  pastilah merasa sangat takjub dan dari mulutnya akan terlahir ucapan  "Allahu Akbar", Allah Maha Besar.
 |  | 
   | 7 | Dan (telah memeliharanya) sebenar-benarnya dari setiap syaitan yang sangat durhaka,(QS. 37:7) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ash Shaaffaat 7 
 
 وَحِفْظًا مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ مَارِدٍ (7 (Dan  sebagai pemelihara) lafal Hifzhan dinashabkan oleh Fi'il yang  diperkirakan keberadaannya pada sebelumnya, yakni Kami memelihara langit  dengan bintang-bintang atau meteor-meteor (dari setiap) lafal ayat ini  berta'alluq kepada Fi'il yang diperkirakan keberadaannya (setan yang  durhaka) setan yang membangkang atau tidak mau taat.
 |  | 
   | 8 | syaitan-syaitan itu tidak dapat mendengar-dengarkan (pembicaraan) para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru.(QS. 37:8) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ash Shaaffaat 8 
 
 لَا يَسَّمَّعُونَ إِلَى الْمَلَإِ الْأَعْلَى وَيُقْذَفُونَ مِنْ كُلِّ جَانِبٍ (8 (Mereka  tidak dapat mendengar-dengarkan) maksudnya setan-setan itu tidak dapat  mendengar-dengarkan apa yang telah dipelihara oleh-Nya. Lafal ayat ini  merupakan jumlah Isti'naf (pembicaraan para malaikat) yang berada di  langit. Lafal Yasma'uuna dimuta'addikan dengan huruf Ilaa karena  pengertiannya mengandung makna seperti apa yang terdapat di dalam lafal  Al-Ishghaa. Menurut suatu qiraat dibaca La Yassamma'uuna dengan memakai  Tasydid pada huruf Mim dan Sin-nya, berasal dari lafal Yatasamma'uuna,  kemudian huruf Ta diidgamkan kepada huruf Sin, sehingga jadilah  Yassamma'uuna (Dan mereka dilempari) yakni setan-setan itu dengan  meteor-meteor (dari segala penjuru) langit.
 |  | 
   | 9 | Untuk mengusir mereka dan bagi mereka siksaan yang kekal.(QS. 37:9) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ash Shaaffaat 9 
 
 دُحُورًا وَلَهُمْ عَذَابٌ وَاصِبٌ (9 (Untuk  mengusir mereka) lafal Duhuuran bentuk Mashdar dari lafal Daharahu,  artinya dia mengusir mereka dan menjauhkan mereka, juga menjadi Maf'ul  Lah (dan bagi mereka) di akhirat kelak (azab yang kekal) yang abadi.
 |  | 
   | 10 | Akan tetapi barangsiapa (di antara mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan); maka ia dikejar oleh suluh api yang cemerlang.(QS. 37:10) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ash Shaaffaat 10 
 
 إِلَّا مَنْ خَطِفَ الْخَطْفَةَ فَأَتْبَعَهُ شِهَابٌ ثَاقِبٌ (10 (Terkecuali  setan yang mencuri-curi -pembicaraan malaikat- dengan sekali curi)  lafal Al-Khathfah adalah Mashdar Marrah dan yang diistitsnakan atau yang  dikecualikan adalah dhamir yang terkandung di dalam lafal Laa  Yasma'uuna. Maksudnya, tiada yang dapat mendengarkan pembicaraan para  malaikat kecuali hanya setan yang dapat mencuri-curinya dengan cepat  (maka ia dikejar oleh meteor) yakni bintang yang bercahaya (yang  melubanginya) yang menembus tubuh setan-setan itu, atau membakarnya,  atau membuatnya cacat.
 |  | 
   | 11 | Maka tanyakanlah kepada mereka (musyrik  Mekah): `Apakah mereka yang lebih kukuh kejadiannya ataukah apa yang  telah Kami ciptakan itu?` Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka  dari tanah liat.(QS. 37:11) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ash Shaaffaat 11 - 12 
 
 فَاسْتَفْتِهِمْ  أَهُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمْ مَنْ خَلَقْنَا إِنَّا خَلَقْنَاهُمْ مِنْ  طِينٍ لَازِبٍ (11) بَلْ عَجِبْتَ وَيَسْخَرُونَ (12 Dalam ayat ini  Allah menyuruh Nabi Muhammad saw menanyakan kepada orang-orang yang  mengingkari adanya kebangkitan dari kubur, tentang mana yang lebih sukar  antara menjadikan manusia termasuk orang-orang yang ingkar tadi dengan  menjadikan malaikat, langit, bumi dan segala isinya, yang ujudnya lebih  besar dan lebih beraneka ragam.
 Allah SWT memerintahkan Rasul-Nya  supaya mengajukan pertanyaan kepada mereka dimaksudkan sebagai celaan  terhadap sikap kepala batu mereka itu, karena sebenarnya mereka sendiri  mengakui bahwa penciptaan langit, bumi dan segala isinya yang besar itu  lebih sukar dari menciptakan manusia. Maka bagaimana mereka dapat  mengingkari kebangkitan itu, padahal mereka menyaksikan suatu yang lebih  sukar dari apa yang mereka ingkari itu.
 Firman Allah:
 
 
 
 أوليس الذي خلق السموات والأرض بقادر على أن يخلق مثلهم Artinya: Dan  tidakkah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu, berkuasa  menciptakan kembali jasad-jasad mereka yang sudah hancur itu. (Q.S.  Yasin : 81)
 Dalam ayat lain Allah berfirman:
 
 
 
 لخلق السموات والأرض أكبر من خلق الناس ولكن أكثر الناس لا يعلمون Artinya: Sesungguhnya  penciptaan langit dan bumi lebih besar dari penciptaan manusia, akan  tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Q.S. Al Mu'min: 57)
 Untuk  menjelaskan perbandingan ini Allah memberikan tambahan penjelasan  dengan menyebutkan kejadian nenek moyang mereka, yaitu Adam dari tanah  liat. Proses kejadian Adam itu menunjukkan kepada mereka tentang  kesederhanaan penciptaannya jika dibandingkan dengan penciptaan alam  semesta yang maha besar ini. Bila mana Allah SWT kuasa menciptakan alam  ini tentulah lebih kuasa lagi menghidupkan kembali anak cucu Adam pada  Hari Kiamat.
 Rasulullah saw kemudian diperingatkan Allah SWT agar  jangan terlalu mengharapkan iman mereka yang berkepala batu itu. Tidak  ada manfaat keterangan dan peringatan itu karena mereka tidak tertarik.  Bahkan orang-orang kafir itu memperolok-olokkan Rasul dan terhadap hal  ini Rasulullah saw sendiri merasa heran.
 Sesungguhnya hati mereka  telah tertutup, dan jiwa mereka tidak dapat menjangkau keyakinan yang  seperti itu. Mereka tidak mampu lagi melihat keterangan-keterangan dan  tanda-tanda yang dapat menunjukkan kebangkitan dari kubur. Bahkan  kesombongan dan pembangkangan mereka telah sampai ke puncaknya. Mereka  memperolok-olokan apa yang telah diucapkan oleh Nabi Muhammad saw. dan  meremehkan kesungguhan beliau supaya mereka meyakini terhadap hari  kebangkitan itu.
 
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ash Shaaffaat 11
 
 
 
 فَاسْتَفْتِهِمْ أَهُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمْ مَنْ خَلَقْنَا إِنَّا خَلَقْنَاهُمْ مِنْ طِينٍ لَازِبٍ (11 (Maka  tanyakanlah kepada mereka) kepada orang-orang kafir Mekah, kalimat ayat  ini mengandung makna Taqrir atau Taubikh, yakni mengandung nada  menetapkan atau celaan, ("Apakah mereka yang lebih kukuh kejadiannya  ataukah yang telah Kami ciptakan itu?") yakni para malaikat, langit,  bumi dan semua apa yang ada di antara keduanya. Didatangkannya lafal Man  mengandung pengertian memprioritaskan makhluk yang berakal.  (Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka) asal mereka, yaitu Nabi  Adam (dan tanah liat) tanah yang melekat di tangan bilamana dipegang.  Maksudnya, kejadian mereka adalah dari sesuatu yang lemah, karena itu  janganlah mereka bersikap takabur dan sombong, yakni mengingkari Nabi  saw. dan Alquran, yang hal ini dengan mudah dapat mengakibatkan mereka  terjerumus ke dalam jurang kebinasaan.
 |  | 
   | 12 | Bahkan kamu menjadi heran (terhadap keingkaran mereka) dan mereka menghinakan kamu.(QS. 37:12) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ash Shaaffaat 11 - 12 
 
 فَاسْتَفْتِهِمْ  أَهُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمْ مَنْ خَلَقْنَا إِنَّا خَلَقْنَاهُمْ مِنْ  طِينٍ لَازِبٍ (11) بَلْ عَجِبْتَ وَيَسْخَرُونَ (12 Dalam ayat ini  Allah menyuruh Nabi Muhammad saw menanyakan kepada orang-orang yang  mengingkari adanya kebangkitan dari kubur, tentang mana yang lebih sukar  antara menjadikan manusia termasuk orang-orang yang ingkar tadi dengan  menjadikan malaikat, langit, bumi dan segala isinya, yang ujudnya lebih  besar dan lebih beraneka ragam.
 Allah SWT memerintahkan Rasul-Nya  supaya mengajukan pertanyaan kepada mereka dimaksudkan sebagai celaan  terhadap sikap kepala batu mereka itu, karena sebenarnya mereka sendiri  mengakui bahwa penciptaan langit, bumi dan segala isinya yang besar itu  lebih sukar dari menciptakan manusia. Maka bagaimana mereka dapat  mengingkari kebangkitan itu, padahal mereka menyaksikan suatu yang lebih  sukar dari apa yang mereka ingkari itu.
 Firman Allah:
 
 
 
 أوليس الذي خلق السموات والأرض بقادر على أن يخلق مثلهم Artinya: Dan  tidakkah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu, berkuasa  menciptakan kembali jasad-jasad mereka yang sudah hancur itu. (Q.S.  Yasin : 81)
 Dalam ayat lain Allah berfirman:
 
 
 
 لخلق السموات والأرض أكبر من خلق الناس ولكن أكثر الناس لا يعلمون Artinya: Sesungguhnya  penciptaan langit dan bumi lebih besar dari penciptaan manusia, akan  tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Q.S. Al Mu'min: 57)
 Untuk  menjelaskan perbandingan ini Allah memberikan tambahan penjelasan  dengan menyebutkan kejadian nenek moyang mereka, yaitu Adam dari tanah  liat. Proses kejadian Adam itu menunjukkan kepada mereka tentang  kesederhanaan penciptaannya jika dibandingkan dengan penciptaan alam  semesta yang maha besar ini. Bila mana Allah SWT kuasa menciptakan alam  ini tentulah lebih kuasa lagi menghidupkan kembali anak cucu Adam pada  Hari Kiamat.
 Rasulullah saw kemudian diperingatkan Allah SWT agar  jangan terlalu mengharapkan iman mereka yang berkepala batu itu. Tidak  ada manfaat keterangan dan peringatan itu karena mereka tidak tertarik.  Bahkan orang-orang kafir itu memperolok-olokkan Rasul dan terhadap hal  ini Rasulullah saw sendiri merasa heran.
 Sesungguhnya hati mereka  telah tertutup, dan jiwa mereka tidak dapat menjangkau keyakinan yang  seperti itu. Mereka tidak mampu lagi melihat keterangan-keterangan dan  tanda-tanda yang dapat menunjukkan kebangkitan dari kubur. Bahkan  kesombongan dan pembangkangan mereka telah sampai ke puncaknya. Mereka  memperolok-olokan apa yang telah diucapkan oleh Nabi Muhammad saw. dan  meremehkan kesungguhan beliau supaya mereka meyakini terhadap hari  kebangkitan itu.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ash Shaaffaat 12
 
 
 بَلْ عَجِبْتَ وَيَسْخَرُونَ (12 (Bahkan)  lafal Bal di sini menunjukkan arti Intiqal, yakni perpindahan dari  suatu topik pembicaraan kepada pembicaraan yang lain, yaitu pembahasan  mengenai keadaan Nabi Muhammad dan orang-orang kafir Mekah (kamu heran)  pembicaraan ayat ini ditujukan kepada Nabi saw. yakni kamu heran akan  keingkaran mereka terhadapmu (dan) mereka (menghinakan kamu) karena  keherananmu itu.
 |  | 
   | 13 | Dan apabila mereka diberi pelajaran mereka tiada mengingatnya.(QS. 37:13) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ash Shaaffaat 13 - 15 
 
 وَإِذَا  ذُكِّرُوا لَا يَذْكُرُونَ (13) وَإِذَا رَأَوْا آيَةً يَسْتَسْخِرُونَ  (14) وَقَالُوا إِنْ هَذَا إِلَّا سِحْرٌ مُبِينٌ (15 Dalam ayat ini  Allah menegaskan bahwa karena kekerasan hati orang-orang yang ingkar  tadi, maka apabila mereka di beri nasihat tidak ada manfaatnya. Karena  jiwa mereka telah dikotori tingkah laku dan perbuatan mereka sendiri.
 Bilamana  diperlihatkan kepada mereka dalil-dalil dan mukjizat-mukjizat yang  menunjukkan kebenaran Nabi, maka merekapun menertawakan dan  memperolok-olokkannya serta menuduh Nabi sebagai seorang tukang sihir  yang telah memperdayakan pikiran mereka dan ingin menjauhkan mereka dari  sembahan-sembahan nenek moyang mereka. Mereka juga mengatakan bahwa  segala dalil-dalil kenabian yang beliau sampaikan kepada mereka  dipandang sebagai permainan sihir. Mereka mengatakan bahwa semua  bukti-bukti kebenaran yang dibawa Nabi itu tidak ada artinya sama  sekali. Karena itu mereka menghindari seruan Nabi itu dan tetap  berpegang kepada agama nenek moyang yang sudah dianut mereka  berabad-abad lamanya.
 |  | 
   | 14 | Dan apabila mereka melihat sesuatu tanda kebesaran Allah, mereka sangat menghinakan.(QS. 37:14) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ash Shaaffaat 14 
 
 وَإِذَا رَأَوْا آيَةً يَسْتَسْخِرُونَ  (14  (Dan apabila mereka melihat sesuatu tanda kebesaran Allah) seperti terbelahnya bulan (mereka sangat menghinakan) mereka menghina dan mengejeknya.
 |  | 
   | 15 | Dan mereka berkata: `Ini tiada lain hanyalah sihir yang nyata.(QS. 37:15) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ash Shaaffaat 15 
 وَقَالُوا إِنْ هَذَا إِلَّا سِحْرٌ مُبِينٌ (15
 (Dan mereka berkata) sehubungan dengan adanya tanda kebesaran Allah itu, ("Tiada lain) tidak lain (ini hanyalah sihir yang nyata") jelas sihirnya. Kemudian mereka berkata seraya mengingkari adanya hari berbangkit:
 |  | 
   | 16 | Apakah apabila kami telah mati dan telah  menjadi tanah serta menjadi tulang belulang, apakah benar-benar kami  akan dibangkitkan (kembali)?(QS. 37:16) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ash Shaaffaat 16 - 17 
 
 أَئِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَعِظَامًا أَئِنَّا لَمَبْعُوثُونَ (16) أَوَآبَاؤُنَا الْأَوَّلُونَ (17 Dalam  ayat ini Allah menunjukkan keingkaran kaum musyrikin terhadap  peristiwa-peristiwa pada Hari Kiamat. Kejadian-kejadian pada Hari Kiamat  itu membingungkan akal mereka. Mereka sama sekali tidak dapat mengerti  apa yang dikatakan Nabi Muhammad saw bahwa tulang belulang yang  berserakan dan sudah menjadi tanah dapat dihidupkan kembali. Lebih  mengherankan mereka lagi adalah kebangkitan nenek moyang mereka yang  sudah lama dalam bumi, yang tidak ada lagi bekas-bekasnya, sehingga  dengan demikian nenek moyang mereka tidak dapat hidup kembali. Semuanya  ini ditanyakan mereka kepada Nabi saw.
 |  | 
   | 17 | Dan apakah bapak-bapak kami yang telah terdahulu (akan dibangkitkan pula)`?(QS. 37:17) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ash Shaaffaat 17 
 أَوَآبَاؤُنَا الْأَوَّلُونَ (17
 (Dan apakah bapak-bapak kami yang telah dahulu) kalau dibaca Au berarti huruf 'Athaf, jika dibaca Awa, berarti huruf Istifham, Wawu-nya adalah huruf 'Athaf, sedangkan Ma'thuf 'Alaihnya adalah Inna dan Isimnya secara Mahall, atau di'athafkan kepada Dhamir yang terkandung di dalam lafal Lamab'uutsuuna, Hamzah Istifham sebagai pemisahnya. Maksudnya, apakah bapak-bapak kami yang telah dahulu akan dibangkitkan pula?
 |  | 
   | 18 | Katakanlah: `Ya, dan kamu akan terhina`.(QS. 37:18) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ash Shaaffaat 18 - 19 
 
 قُلْ نَعَمْ وَأَنْتُمْ دَاخِرُونَ (18) فَإِنَّمَا هِيَ زَجْرَةٌ وَاحِدَةٌ فَإِذَا هُمْ يَنْظُرُونَ (19 Dalam  ayat ini Allah SWT menyuruh Nabi Muhammad saw agar menjawab secara  tegas pertanyaan mereka itu, bahwa benar mereka dan nenek moyang mereka  akan dibangkitkan kembali sesudah menjadi tanah. Mereka yang ingkar itu  menjadi hina di hadapan Allah Yang Maha Tinggi. Sebagaimana Allah  berfirman:
 
 
 
 إن الذين يستكبرون عن عبادتي سيدخلون جهنم داخرين Artinya: Sesungguhnya  orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka  Jahanam dalam keadaan hina dina. (Q.S. Al Muu'min: 60)
 Dan ada ayat lain Allah SWT berfirman:
 
 
 
 وكل أتوه داخرين Artinya: Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri. (Q.S. An Naml: 87)
 Terjadinya  Hari Kiamat sangatlah mudah bagi Allah SWT. Dengan satu teriakan saja  yang ditiupkan dari sangkakala manusia akan bangkit dari kubur dan hidup  kembali. Pada waktu itu mereka akan menyaksikan terlaksananya ancaman  Allah SWT.
 |  | 
   | 19 | Maka sesungguhnya kebangkitan itu hanya dengan satu teriakan saja; maka tiba-tiba mereka melihatnya.(QS. 37:19) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ash Shaaffaat 19 
 
  فَإِنَّمَا هِيَ زَجْرَةٌ وَاحِدَةٌ فَإِذَا هُمْ يَنْظُرُونَ (19 (Maka sesungguhnya kebangkitan itu hanyalah dengan) dhamir pada ayat ini bersifat Mubham, kurang jelas, lalu ditafsirkan oleh ayat selanjutnya (suatu teriakan) atau satu hardikan saja (maka tiba-tiba mereka) yakni makhluk semuanya, menjadi hidup kembali seraya (melihat) apa yang dilakukan terhadap diri mereka.
 |  | 
   | 20 | Dan mereka berkata: `Aduhai celakalah kita!` Inilah hari pembalasan.(QS. 37:20) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ash Shaaffaat 20 - 21 
 
 وَقَالُوا يَا وَيْلَنَا هَذَا يَوْمُ الدِّينِ (20) هَذَا يَوْمُ الْفَصْلِ الَّذِي كُنْتُمْ بِهِ تُكَذِّبُونَ (21 Dalam  ayat ini, Allah menjelaskan keluhan orang-orang yang ingkar akan Hari  Kiamat Ketika mereka melihat azab yang akan menimpa mereka, mereka  menjadi sadar akan ancaman Allah kepada mereka melalui lisan para Rasul  dan hukuman yang akan mereka terima pada hari itu atas perbuatan mereka  ketika di dunia. Mereka memperolok-olokkan dan mendustakan para Rasul  serta mengingkari kebenaran ajaran yang dibawanya. Pada Hari Kiamat  mereka menyesali atas perbuatan dan kata-kata demikian itu terhadap diri  sendiri. Mereka sadar bahwa hari pembalasan sudah datang. Lalu mereka  saling menyalahkan satu sama lain karena mendustakan Hari Kiamat yang  benar-benar terjadi.
 Pada Hari Kiamat itu akan jelas perbedaan  antara orang yang baik dan kebaikan yang dibuatnya dengan orang-orang  jelek dengan kejahatan yang dilakukannya.
 Orang-orang yang telah  berbuat baik akan dimasukkan ke surga Na'im. Sedang orang-orang yang  telah berbuat fasik dan durhaka akan dimasukkan ke neraka Saqar. Firman  Allah:
 
 
 
 وما أدراك ما سقر لا تبقي ولا تذر Artinya: Tahukah kamu apa (neraka) Saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan. (Q.S. Al Muddassir: 27-28)
 |  | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar