Minggu, 14 Juli 2013

TAFSIR AL QUR'AN SURAH AL-ANFAAL 41 - 60 (03 )



Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR]: AL-ANFAAL
Ayat [75]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:3/4
41 Ketahuilah, sesungguhnya apa saya yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.(QS. 8:41)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 41 

وَاعْلَمُوا أَنَّمَا غَنِمْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَأَنَّ لِلَّهِ خُمُسَهُ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ إِنْ كُنْتُمْ آمَنْتُمْ بِاللَّهِ وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (41

Dalam ayat ini Allah swt. menjelaskan cara pembagian barang rampasan itu sesuai dengan syariat Islam. Jumhur ulama berpendapat bahwa ayat ini diturunkan pada perang Badar dan permulaan pembagian harta rampasan adalah sesudah perang Badar. Allah swt. menjelaskan, bahwa semua ganimah yang diperoleh kaum Muslimin dari orang-orang kafir dalam peperangan, maka pertama-tama harus diambil seperlimanya untuk Allah dan Rasul, yaitu untuk soal-soal yang berhubungan dengan ketuhanan, seperti kemaslahatan agama dalam berdakwah, mendirikan syiar-syiar agama, untuk memelihara Kakbah, membuat kelambunya dan sebagainya dan untuk keperluan Rasulullah saw. dan rumah tangganya selama satu tahun. Kemudian harus diberikan pula kepada kerabat-kerabatnya. Dalam hal ini yang diberi bagian dari kerabat Rasulullah saw. itu hanya Bani Hasyim dan Bani Muttalib dan tidak kepada Bani Syam dan Bani Naufal. Kemudian diberikan pula kepada kaum Muslimin yang memerlukan bantuan seperti anak-anak yatim, fakir miskin dan ibnussabil.
Yang empat perlima lagi dibagikan kepada tentara yang ikut berperang. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Mut'im bin Jubair dari Bani Naufal, dia berkata: "Saya dengan Usman bin Affan dari kabilah Bani Abdisysyam bersama-sama datang kepada Rasulullah saw., lalu kami bertanya kepada beliau: "Wahai Rasulullah, engkau telah memberi ganimah kepada kabilah Bani Muttalib dan membiarkan kami tidak dapat bagian, padahal kami dengan mereka sederajat?" Rasulullah saw. menjawab: "Sesungguhnya kabilah Bani Muttalib dan Bani Hasyim merupakan satu kesatuan." Jawaban Rasulullah ini adalah sebagai sindiran kepada Bani Syam dan Bani Naufal, bahwa mereka tidak dapat dipersamakan dengan Bani Muttalib dan Bani Hasyim yang selalu berjuang mendampingi Rasulullah saw. dan tidak pernah memusuhinya. Mujahid, seorang ahli tafsir, mengatakan bahwa Allah mengetahui di antara kabilah Bani Hasyim dan Bani Muttalib banyak yang miskin. Karena itu mereka diberi bagian dari ganimah, sebab mereka tidak boleh menerima zakat.
Perbedaan ini jika akan diselidiki sebab-sebabnya harus dikembalikan kepada sejarah, yaitu ketika orang Quraisy menulis sebuah risalah yang menentukan sikap mereka terhadap Nabi Muhammad saw. untuk memboikot sahabat-sahabat Nabi. Maka orang Quraisy mengusir Bani Hasyim dari Mekah yang menempatkan mereka di syi'ib (lembah) Bani Hasyim, karena mereka selalu melindungi Nabi Muhammad saw. Kemudian datang pula kabilah Bani Muttalib bergabung dengan mereka, sedang kabilah Abdisysyams dan Bani Naufal tetap berada di luar tidak ikut diboikot oleh orang-orang Quraisy. Abu Sufyan dari keturunan Bani Umaiyah sering pula memerangi Nabi Muhammad saw. bersama-sama kaum musyrikin dan orang Yahudi sampai negeri Mekah dikuasai oleh Nabi Muhammad saw. dan baru ketika itulah Abu Sufyan masuk Islam.
Adapun hikmah dari pembagian ganimah itu untuk Allah dan Rasul ialah karena pemerintahan Islam dalam mengurus umatnya perlu mempunyai perbendaharaan untuk dipergunakan bagi kemaslahatan umum, untuk menegakkan syiar-syiar agama dan untuk pertahanan. Semuanya itu diambil dari seperlima untuk Allah. Kemudian untuk kepentingan kepala negara diberikan bagian Rasulullah dan rumah tangganya. Kemudian diberi pula karib-kerabatnya yang berdekatan dengan beliau, yaitu Bani Hasyim dan Bani Muttalib sebagai penghargaan atas bantuannya untuk perjuangan Nabi. Kemudian juga kepada orang-orang yang memerlukan bantuan, yaitu di antara umat Islam yang lemah ekonominya. Cara pembagian ini senantiasa dipraktekkan di sebagian besar negara-negara Islam walaupun ada sedikit perbedaan dalam praktek menghadapi keperluan masyarakat dan rakyatnya. Cara pembagian itu wajib dilaksanakan jika kaum Muslimin sungguh-sungguh beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan-Nya, kemenangan bagi kaum muslimin dengan bantuan berupa malaikat.
Hari perang Badar ini diberi nama "Hari Furqan" (hari bertemu dua pasukan), yaitu pasukan Nabi Muhammad saw. bertemu dengan pasukan Quraisy di bawah pimpinan Abu Jahal dan kawan-kawannya. Hari Furqan itu ialah hari yang memisahkan antara keimanan dan kekafiran, dan perang Badar itu adalah kemenangan yang pertama bagi kaum Muslimin terhadap kaum musyrikin walaupun jumlah mereka tiga kali lipat banyaknya dari kaum Muslimin. Allah swt. Maha Kuasa atas segala sesuatu, Kuasa memberi kemenangan kepada kaum Muslimin sesuai dengan janjinya.


42 (Yaitu di hari) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada di bawah kamu. Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), pastilah kamu tidak sependapat dalam menentukan hari pertempuran itu, akan tetapi (Allah mempertemukan dua pasukan itu) agar Dia melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan, yaitu agar orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidupnya dengan keterangan yang nyata (pula). Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,(QS. 8:42)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 42 

إِذْ أَنْتُمْ بِالْعُدْوَةِ الدُّنْيَا وَهُمْ بِالْعُدْوَةِ الْقُصْوَى وَالرَّكْبُ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَوْ تَوَاعَدْتُمْ لَاخْتَلَفْتُمْ فِي الْمِيعَادِ وَلَكِنْ لِيَقْضِيَ اللَّهُ أَمْرًا كَانَ مَفْعُولًا لِيَهْلِكَ مَنْ هَلَكَ عَنْ بَيِّنَةٍ وَيَحْيَا مَنْ حَيَّ عَنْ بَيِّنَةٍ وَإِنَّ اللَّهَ لَسَمِيعٌ عَلِيمٌ (42

Dalam ayat ini Allah memperlihatkan rahmat-Nya kepada kaum Muslimin ketika terjadi Perang Badar. Kaum Muslimin menempati tempat yang sangat strategis, sangat memungkinkan untuk memperoleh kemenangan, yaitu memilih tempat yang berada di pinggir lembah yang dekat Madinah, sedang kaum musyrikin berada di ujung lembah yang jauh dari kafilah unta yang membawa barang dagangan yang dipimpin oleh Abu Sufyan di tepi pantai, kira-kira lima mil dari Badar. Kaum Muslimin berada di pinggir lembah yang terdekat ke Madinah, di mana baru saja turun hujan sehingga mereka mempunyai persediaan air minum yang cukup, sedang kaum musyrikin berada di ujung lembah yang jauh yang kering karena tidak mendapatkan air hujan dan tanah yang diinjak oleh kaum musyrikin adalah tanah yang mengandung debu sehingga kaki mereka mudah terperosok.
Seandainya kaum Muslimin mengadakan persetujuan untuk menentukan hari pertempuran, niscaya mereka tidak sependapat dalam menentukan hari pertempuran itu, akan tetapi karena Allah telah menentukan jalannya pertempuran, maka saatnya pun tidak direncanakan oleh kaum Muslimin sendiri apalagi jika melihat jumlah tentara kaum Muslimin amat sedikit dibanding dengan jumlah tentara kaum musyrikin dan persenjataan mereka pun tidak lengkap.
Maksud kaum Muslimin pertama-tama ialah untuk menguasai kafilah unta yang penuh dengan barang dagangan yang dibawa dari Syam di bawah pimpinan Abu Sufyan. Semula kaum musyrikin tidak merasa gentar menghadapi kaum Muslimin yang dipimpin oleh Rasulullah saw. Tetapi setelah mereka mengetahui posisi dan keadaan mereka, maka mereka merasa gentar menghadapi kaum muslimin. Mereka ke Badar hanya sekedar untuk menyelamatkan kafilah unta dan barang dagangan yang dikhawatirkan akan dirampas oleh kaum muslimin.
Allah Taala mempertemukan dua pasukan itu tanpa adanya persetujuan dari kedua belah pihak untuk menentukan pertempuran. Allah Taala menghendaki akan melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan, yaitu memberi kemenangan kepada kaum Muslimin dan menghancurkan kaum musyrikin, supaya orang-orang yang hidupnya beriman mencapai kemenangan berdasarkan bukti-bukti yang nyata pula. Semuanya itu dapat disaksikan oleh mata sebagai bukti kebenaran Islam, dan sebagai bukti bahwa Allah telah melaksanakan janji-Nya kepada Nabi-Nya dan kaum muslimin sehingga lenyaplah keragu-raguan dan kemenangan terakhir pasti berada di tangan kaum muslimin.
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui segala yang diucapkan oleh orang-orang kafir dan orang-orang mukmin dan pasti akan memberikan balasan pula sesuai dengan apa yang didengar dan diketahui-Nya.


43 (yaitu) ketika Allah menampakkan mereka kepadamu di dalam mimpimu (berjumlah) sedikit. Dan sekiranya Allah memperlihatkan mereka kepada kamu (berjumlah) banyak tentu saja kamu menjadi gentar dan tentu saja kamu akan berbantah-bantahan dalam urusan itu, akan tetapi Allah telah menyelamatkan kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati.(QS. 8:43)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 43

إِذْ يُرِيكَهُمُ اللَّهُ فِي مَنَامِكَ قَلِيلًا وَلَوْ أَرَاكَهُمْ كَثِيرًا لَفَشِلْتُمْ وَلَتَنَازَعْتُمْ فِي الْأَمْرِ وَلَكِنَّ اللَّهَ سَلَّمَ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ (43

Allah Taala mengetahui apa yang diucapkan oleh sahabat-sahabat Nabi dan mengetahui pula apa yang tersimpan dalam hatinya ketika Dia memperlihatkan kepada Nabi dalam mimpi bahwa bilangan musuh itu sedikit. Setelah Nabi memberitahukan kepada sahabat-sahabatnya tentang mimpinya itu, maka tenanglah hati mereka dan bertambah besarlah harapan mereka untuk mencapai kemenangan sehingga mimpi itu memberikan dorongan dan semangat kepada mereka menghadapi medan pertempuran.
Seandainya Allah memperlihatkan kepada Nabi-Nya jumlah kaum musyrikin itu banyak akan timbullah ketakutan dalam hati mereka, mereka gentar menghadapi musuh dan tentu akan menimbulkan pertentangan hebat di kalangan kaum muslimin yang tidak setuju untuk melangsungkan peperangan, karena di kalangan kaum muslimin ada yang kuat imannya dan ingin patuh melaksanakan perintah Rasul untuk berperang dan ada pula yang lemah imannya ingin menghindari peperangan. Allah menyelamatkan kaum muslimin daripada ketakutan dan perselisihan itu yang dapat mengakibatkan kelemahan dan kehancuran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam hatinya, yaitu perasaan takut dan cemas dari sebagian yang lemah imannya dan keberanian untuk maju ke medan juang dari sebagian yang kuat imannya yang penuh tawakal kepada Allah.


44 Dan ketika Allah menampakkan mereka kepada kamu sekalian, ketika kamu berjumpa dengan mereka berjumlah sedikit pada penglihatan matamu dan kamu ditampakkan-Nya berjumlah sedikit pada penglihatan mata mereka, karena Allah hendak melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan. Dan hanya kepada Allahlah dikembalikan segala urusan.(QS. 8:44)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 44 

وَإِذْ يُرِيكُمُوهُمْ إِذِ الْتَقَيْتُمْ فِي أَعْيُنِكُمْ قَلِيلًا وَيُقَلِّلُكُمْ فِي أَعْيُنِهِمْ لِيَقْضِيَ اللَّهُ أَمْرًا كَانَ مَفْعُولًا وَإِلَى اللَّهِ تُرْجَعُ الْأُمُورُ (44

Dalam ayat ini Allah memerintahkan Nabi-Nya supaya mensyukuri nikmat-Nya, ketika Dia menampakkan musuh sedikit pada penglihatan Nabi dan para sahabat, demikian pula Allah menampakkan jumlah tentara kaum Muslimin sedikit pada penglihatan mata musuhnya agar supaya kedua belah pihak maju ke depan dengan harapan dapat mencapai kemenangan. Kaum Muslimin berperang dengan penuh semangat karena hatinya penuh dengan keimanan dan kepercayaan atas janji Allah bahwa mereka akan mencapai kemenangan dan akan dibantu oleh malaikat. Orang-orang kafir maju ke depan karena terdorong oleh perasaan sombong dan menipu diri sendiri, sehingga Abu Jahal berkata: "Jumlah tentara Muhammad sedikit, cukup diberi makan dengan seekor unta saja." Karena masing-masing golongan mempunyai harapan untuk menang, maka terjadilah pertempuran sengit yang berakhir sesuai dengan ketentuan Allah yaitu kemenangan di pihak kaum muslimin.


45 Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.(QS. 8:45)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 45 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوا وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (45

Dalam ayat ini Allah Taala memerintahkan kepada kaum Muslimin, bila mereka menjumpai segolongan dari pasukan musuh supaya meneguhkan hati dan selalu menyebut nama Allah dengan banyak berzikir agar mereka mencapai kejayaan, ketabahan hati dalam pertempuran dan tidak lari dari musuh. Hal ini merupakan suatu pokok kekuatan yang menyebabkan kemenangan dalam setiap perjuangan, baik sebagai perorangan maupun sebagai tentara. Dalam arena adu tinju atau gulat kedua orang petinju atau pegulat itu setelah bergumul beberapa lama, tentu akan merasa letih dan lemah dan masing-masing menanti-nantikan suatu saat atau kesempatan dapat merobohkan lawannya. Akan tetapi kadang-kadang terlintas pula dalam hatinya bahwa lawannya itu akan dihinggapi ketakutan, sehingga ia bertahan memelihara ketabahan hati hingga pada saat ronde terakhir dinyatakan sebagai pemenang walaupun hanya dengan angka. Demikian pula dalam setiap pertempuran antara pasukan dengan pasukan, yang menyebabkan keunggulan itu ialah ketabahan hati dari tentaranya dan tidak ada sifat putus asa. Ketabahan hati itu sangat berguna dalam tiap-tiap perjuangan. Demikian pula Allah memerintahkan kaum Muslimin supaya memperbanyak zikir kepada Allah dalam menghadapi peperangan dengan selalu mengingat kekuasaan dan janji-Nya akan memberi pertolongan kepada Rasul-Nya dan kaum Muslimin. Setiap pejuang muslim harus yakin bahwa kemenangan itu berada di tangan Allah dan Allah akan memberikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Berzikir itu ialah dengan membaca takbir "allahu akbar" atau memanjatkan doa dengan ikhlas serta meyakini bahwa Allah Maha Kuasa dan dapat memberi kemenangan. Ketabahan hati dan banyak zikir kepada Allah itu adalah dua perkara yang sangat penting untuk mencapai kejayaan.


46 Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.(QS. 8:46)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 46 

وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ (46

Dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada kaum Muslimin supaya tetap menaati Allah dan Rasul-Nya terutama dalam peperangan. Ketaatan kepada Rasul itu dengan pengertian bahwa beliau itu harus dipandang sebagai komandan tertinggi dalam peperangan yang akan melaksanakan perintah Allah dengan ucapan dan perbuatan. Ketaatan kepada Rasul itu mempunyai pengertian berdisiplin kepada perintahnya dan siasatnya dan menjadi syarat mutlak untuk mencapai kemenangan. Allah memerintahkan pula supaya jangan ada perselisihan di antara sesama tentara karena perselisihan itu membawa kelemahan dan akan menjurus kepada kehancuran sehingga akhirnya dikalahkan oleh musuh.
Berbantah itu menyebabkan kaum Muslimin menjadi gentar dan hilang kekuatannya. Kaum Muslimin diperintahkan supaya berlaku sabar karena Tuhan selalu bersama orang-orang yang sabar.
Sabar itu ada lima macam:
(1) Sabar menjalankan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.
(2) Sabar menjauhi larangan-Nya.
(3) Sabar tidak mengeluh ketika menerima cobaan.
(4) Sabar dalam perjuangan, yaitu mempertahankan sampai tetes darah yang penghabisan.
(5) Sabar menjauhkan diri dari kemewahan dan perbuatan yang tidak berguna dengan melaksanakan hidup sederhana.


47 Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. Dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka kerjakan.(QS. 8:47)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 47

وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ خَرَجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ بَطَرًا وَرِئَاءَ النَّاسِ وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَاللَّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ (47

Dalam ayat ini Allah melarang kaum Muslimin agar tidak bersikap seperti orang-orang kafir Quraisy yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dengan maksud riya pada manusia serta menghalangi orang lain dari jalan Allah. Mereka keluar dengan penuh ketakaburan karena banyak membawa tentara dan perlengkapan. Mereka berlaku angkuh dan sombong terhadap manusia yang melihatnya dan mereka selalu memuji-muji tentaranya dengan menonjolkan sikap-sikap keperwiraan dan keberaniannya. Mereka bermaksud pula untuk menghalang-halangi manusia dari Agama Islam dengan membangkitkan permusuhan terhadap Nabi Muhammad saw. dan berpaling daripada dakwahnya dan menyiksa para sahabat yang mengikuti jejak Nabinya. Allah memberi peringatan, bahwa Dia Maha Mengetahui apa saja yang mereka kerjakan dan memberi ancaman dengan azab yang setimpal dengan kejahatannya.
Menurut Imam Bukhari, ayat itu diturunkan sehubungan dengan peristiwa kaum musyrikin Quraisy, ketika mereka meninggalkan negeri Mekah dan bergerak menuju Badar. Ketika Rasulullah berhadapan dengan tentara musyrikin itu beliau munajat dengan berkata: "Ya Allah, inilah kaum Quraisy telah datang dengan kesombongan dan kecongkakannya, mereka ingkar kepada-Mu dan mendustakan utusan-Mu, maka berikanlah pertolongan kepada kami yang Engkau telah janjikan kepada kami." Ketika Abu Sufyan yang memimpin kafilah unta niaga itu melihat, bahwa untanya telah selamat dibawa menyusur pantai, maka ia berkata kepada Abu Jahal yang memimpin pasukan Quraisy: "Kedatangan kamu itu hanya sekedar untuk menyelamatkan kafilah unta jangan sampai dirampas oleh sahabat-sahabat Muhammad, maka sekarang kafilah unta itu telah selamat. Karena itu pulanglah kamu kembali ke negeri Mekah." Abu Jahal berkata: "Demi Allah, kami tidak akan kembali sebelum sampai ke Badar." Kebetulan pada waktu itu di Badar ada pasar besar yang banyak menghimpun barang dagangan setiap tahun. Abu Jahal berkata: "Kami akan tinggal di Badar selama tiga hari sehingga sempat minum arak dengan puas, memakan hidangan yang enak, menyembelih unta dan menghibur diri dengan berbagai lagu dan kesenian. Biarlah semua bangsa Arab mengetahui dan menyaksikan, bahwa kaum Quraisy selalu berada dalam kebesaran dan kejayaan." Karena itu Allah Taala melarang hamba-hambanya kaum Muslimin berlaku seperti mereka itu, bahkan sebaliknya harus tetap memelihara keikhlasan hati, ketabahan, kesabaran dan ketaatan kepada Rasulullah saw.


48 Dan ketika syaitan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan: `Tidak ada seorang manusiapun yang dapat menang terhadap kamu pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu`. Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling lihat melihat (berhadapan), syaitan itu balik ke belakang seraya berkata: `Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kamu; sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut kepada Allah`. Dan Allah sangat keras siksa-Nya.(QS. 8:48)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 48

وَإِذْ زَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ وَقَالَ لَا غَالِبَ لَكُمُ الْيَوْمَ مِنَ النَّاسِ وَإِنِّي جَارٌ لَكُمْ فَلَمَّا تَرَاءَتِ الْفِئَتَانِ نَكَصَ عَلَى عَقِبَيْهِ وَقَالَ إِنِّي بَرِيءٌ مِنْكُمْ إِنِّي أَرَى مَا لَا تَرَوْنَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَاللَّهُ شَدِيدُ الْعِقَابِ (48

Dalam ayat ini Allah menyuruh kaum Muslimin supaya memperhatikan peristiwa yang dialami oleh kaum musyrikin dengan setan pada waktu perang Badar, yaitu ketika setan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dengan mengatakan bahwa tidak ada seorang manusia pun yang dapat mengalahkan kamu pada hari ini dan saya pun tetap akan memberikan bantuan yang diperlukan. Setan membayangkan kepada kaum musyrikin Quraisy bahwa mereka pasti menang, tidak ada suatu golongan yang dapat mengalahkan mereka, karena jumlah tentaranya yang banyak dan perlengkapannya yang sempurna. Setan itu meniup kewas-wasan hati kepada pengikut-pengikutnya bahwa perjuangan mereka itu betul-betul suatu perjuangan yang suci dan setan sendiri akan tetap berdampingan dengan mereka sebagai kawan yang setia, sehingga orang-orang Quraisy itu berdoa yaitu: "Ya Tuhan berilah pertolongan kepada salah satu daripada keduanya."
Ketika pasukan-pasukan itu sudah berhadap-hadapan sehingga masing-masing melihat keadaan lawannya dengan jelas, maka sebelum terjadi peperangan setan itu berbalik ke belakang seraya berkata: "Aku berlepas diri dari kamu karena aku dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihatnya." Yang dilihat oleh setan itu ialah bala bantuan Allah Taala kepada kaum Muslimin, yaitu pasukan malaikat yang jumlahnya tidak kurang daripada 1.000 (seribu) malaikat. Setan berkata selanjutnya: "Saya takut kepada Allah, dan Allah sangat keras siksaan-Nya."
Ketakutan setan itu ialah disebabkan dia melihat malaikat yang diturunkan dari langit untuk membantu perjuangan umat Islam. Setan dan malaikat itu adalah dua golongan yang sangat bertentangan dan tidak dapat berkumpul. Seandainya kedua-duanya berkumpul maka pastilah golongan yang kuat ialah malaikat akan membinasakan golongan yang lemah yaitu setan dan kawan-kawannya. Ketakutan setan itu ialah kekhawatirannya jangan sampai kawan-kawannya binasa karena berhadapan dengan pasukan malaikat.


49 (Ingatlah), ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata: `Mereka itu (orang-orang mukmin) ditipu oleh agamanya`. (Allah berfirman): `Barangsiapa yang tawakkal kepada Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana`.(QS. 8:49)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 49 

إِذْ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ غَرَّ هَؤُلَاءِ دِينُهُمْ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (49

Dalam ayat ini Allah menyuruh kaum Muslimin supaya memperingatkan pula, ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata demikian: "Apakah gerangan yang mendorong sahabat-sahabat Muhammad untuk maju ke medan pertempuran di Badar padahal jumlah mereka hanya sedikit, lebih kurang 300 (tiga ratus) orang dan jumlah musuhnya banyak sekali, keberanian mereka itu tidak lain hanya karena ditipu oleh agamanya." Allah membantah ucapan mereka itu dengan firman-Nya yang mengatakan: "Barang siapa yang tawakal kepada Allah dan beriman kepada-Nya dengan hati yang ikhlas dan tabah, maka Allah pasti memberikan pertolongan kepadanya dan tidak ada yang dapat mencegah kehendak Allah itu karena Dia adalah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.


50 Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): `Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar`, (tentulah kamu akan merasa ngeri).(QS. 8:50)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 50 

وَلَوْ تَرَى إِذْ يَتَوَفَّى الَّذِينَ كَفَرُوا الْمَلَائِكَةُ يَضْرِبُونَ وُجُوهَهُمْ وَأَدْبَارَهُمْ وَذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ (50

Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa seandainya Rasulullah saw. melihat dengan mata kepala sendiri hal-ihwal orang-orang kafir Quraisy ketika dicabut jiwanya oleh para malaikat, sambil memukul muka dan belakangnya, tentulah Rasulullah saw. akan merasa ngeri melihat azab itu. Di samping azab-azab yang dirasakan oleh tubuhnya, mereka menderita kesakitan pula karena hardikan dari malaikat yang berkata: "Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar." Sebenarnya yang diterangkan Allah pada ayat ini adalah persoalan yang termasuk perkara gaib, manusia tidak dapat melihat dan menyaksikan azab itu. Seandainya mereka dapat melihat dan menyaksikan-Nya tentulah mereka akan menyaksikan suatu kejadian yang hebat dan dahsyat, sehingga dapat menjadikan orang kafir kembali dari kekafirannya dan orang-orang zalim berhenti dari kezalimannya karena takut akan akibat-akibatnya. Menurut suatu riwayat, maksud ayat ialah: "Mereka memukul muka mereka dari depan, sedang para malaikat memukul mereka dari belakang."


51 Demikian itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-Nya,(QS. 8:51)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 51 

ذَلِكَ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيكُمْ وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ (51

Azab yang mereka rasakan itu adalah sebagai akibat perbuatan tangan mereka sendiri, yaitu kekafiran dan kezalimannya, baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan. Disebut "tangan" yang mengadakan perbuatan itu, padahal sesuatu perbuatan itu kadang-kadang dilaksanakan dengan tangan atau kaki, panca indra atau akal ialah oleh karena menurut kebiasaan bahwa sebagian besar amal perbuatan manusia itu dengan tangan. Allah tidak akan berbuat zalim kepada siapa saja di antara hamba-hamba-Nya. Allah tidak akan menyiksa seseorang pun, kecuali (sebab) dosa-dosa dan pelanggaran yang dibuatnya sendiri. Diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Zar, bahwa Nabi Muhammad saw. berkata demikian: "Sesungguhnya Allah berfirman: "Wahai hamba-hamba Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku sendiri dan telah mengharamkan pula kezaliman itu di antara kamu. Oleh karena itu kamu jangan sekali-kali berbuat zalim. Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya amal-amalmu saja yang akan Aku perhitungkan bagimu. Barangsiapa yang mendapat kebaikan, maka hendaklah ia memuji Allah dan barangsiapa yang mendapat kejelekan, maka janganlah dia mencela, kecuali dirinya sendiri."


52 (keadaan mereka) serupa dengan keadaan Firaun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Amat Keras siksaan-Nya.(QS. 8:52)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 52 

كَدَأْبِ آلِ فِرْعَوْنَ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ كَفَرُوا بِآيَاتِ اللَّهِ فَأَخَذَهُمُ اللَّهُ بِذُنُوبِهِمْ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ شَدِيدُ الْعِقَابِ (52

Keadaan orang-orang musyrikin Quraisy itu serupa dengan keadaan Firaun dan pengikut-pengikutnya dan orang-orang kafir sebelumnya. Mereka itu mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah membalas dengan menyiksa mereka disebabkan karena dosa-dosanya dengan siksaan yang ditimpakan Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Perkasa. Telah menjadi sunnatullah bahwa Allah menyiksa orang-orang kafir disebabkan dosa-dosanya, maka demikian pulalah yang terjadi ketika perang Badar. Allah memberikan pertolongan kepada Rasul-Nya dan kaum muslimin, dan menghancurkan orang-orang kafir disebabkan dosa-dosanya. Allah adalah Maha Kuasa lagi keras siksa-Nya. Tidak ada seorang pun dapat meloloskan diri daripada azab-Nya yang telah ditentukan-Nya. Diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah dari sahabat Abu Musa Al-Asyari bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda: "Sesungguhnya Allah Taala memberikan tempo (tidak segera menyiksa) kepada orang yang zalim, akan tetapi bilamana akan menyiksanya, maka dia tidak akan lolos dari siksa-Nya."


53 Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada sesuatu kaum, hingga kaum itu merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,(QS. 8:53)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 53 

ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَى قَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَأَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (53

Kejadian ini yaitu menyiksa orang-orang Quraisy adalah karena mereka mengingkari nikmat-nikmat Allah, ketika Allah mengutus seorang rasul dari kalangan mereka sendiri yang membacakan ayat-ayat-Nya, lalu mereka mendustakan, bahkan mengusirnya dari negerinya, lalu memerangi secara bertubi-tubi. Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Yang demikian ini membuktikan sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu. Allah tidak merubah suatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada sesuatu kaum, sehingga kaum itu merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri. Ayat ini mengandung isyarat, bahwa nikmat-nikmat pemberian Allah itu yang diberikan kepada umat atau perorangan, selalu dikaitkan kelangsungannya dengan akhlak dan amal mereka itu sendiri. Jika akhlak dan perbuatan mereka terpelihara baik, maka nikmat pemberian Allah itu pun tetap berada bersama mereka dan tidak akan dicabut. Allah tidak akan mencabutnya, tanpa kezaliman dan pelanggaran daripada mereka. Akan tetapi manakala mereka sudah merubah nikmat-nikmat itu yang berbentuk akidah akhlak dan perbuatan baik, maka Allah Taala akan merubah keadaan mereka dan akan mencabut nikmat pemberian-Nya dari mereka sehingga yang kaya jadi miskin, yang mulia jadi hina dan yang kuat jadi lemah. Dan bukanlah sekali-kali kebahagiaan umat itu dikaitkan dengan kekayaan atau jumlah bilangan yang banyak seperti disangka oleh sebagian besar kaum musyrikin yang diceritakan oleh Allah dengan firman-Nya.


وَقَالُوا نَحْنُ أَكْثَرُ أَمْوَالًا وَأَوْلَادًا وَمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِينَ (35
Artinya:
Dan mereka berkata: "Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak (daripada kamu), dan kami sekali-kali tidak akan diazab.
(Q.S Saba': 35)
Demikianlah bahwa keluhuran sesuatu umat tidak dikaitkan dengan keturunannya atau kelebihan nenek moyangnya, seperti yang diakui oleh orang-orang Yahudi. Mereka tertipu dengan keangkuhannya bahwa mereka dijadikan Allah sebagai umat pilihan melebihi umat-umat yang lain, karena dikaitkan kepada kemuliaan Nabi Musa a.s. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengelahui apa yang diucapkan oleh orang-orang yang mendustakan rasul-rasul itu. Dia Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan, apa yang mereka tinggalkan dan pasti akan memberi balasan yang setimpal dengan perbuatannya.


54 (keadaan mereka) serupa dengan keadaan Firaun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mendustakan ayat-ayat Tuhannya maka Kami membinasakan mereka disebabkan dosa-dosanya dan Kami tenggelamkan Firaun dan pengikut-pengikutnya; dan kesemuanya adalah orang-orang yang zalim.(QS. 8:54)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 54

كَدَأْبِ آلِ فِرْعَوْنَ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ كَذَّبُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ فَأَهْلَكْنَاهُمْ بِذُنُوبِهِمْ وَأَغْرَقْنَا آلَ فِرْعَوْنَ وَكُلٌّ كَانُوا ظَالِمِينَ (54

Mereka itu merubah nikmat Allah yang ada pada dirinya seperti tingkah laku Firaun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang kafir sebelumnya. Pertama mereka mengingkari ayat-ayat yang dibawa oleh para rasul tentang keesaan Allah dan tentang kewajiban menyembah hanya kepada Allah, dan tentang adanya azab Allah di akhirat, dan kedua mereka mendustakan ayat-ayat Allah itu dan mengingkari nikmat-nikmat pemberian padahal Allah itulah yang menciptakan segala-galanya. Allah membinasakan mereka disebabkan dosa-dosanya dan telah menenggelamkan Firaun bersama pengikut-pengikutnya karena mereka kesemuanya adalah orang-orang yang zalim.


55 Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang kafir, karena mereka itu tidak beriman.(QS. 8:55)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 55 

إِنَّ شَرَّ الدَّوَابِّ عِنْدَ اللَّهِ الَّذِينَ كَفَرُوا فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ (55

Sesungguhnya sejahat-jahatnya binatang (makhluk) yang melata di bumi menurut pandangan Allah ialah orang-orang kafir yang mempunyai dua sifat. Yaitu sifat pertama: Keadaan mereka terus-menerus dalam kekafiran dan berketetapan hati untuk selama-lamanya berada dalam keingkaran kepada Nabi sehingga tidak dapat diharapkan iman dari mereka, baik mengenai perorangannya maupun mengenai kaumnya. Mereka itu ada yang kedudukannya sebagai pemimpin yang selalu dengki kepada Rasulullah saw., membantah setiap ayat yang dalam Taurat yang menjadi saksi atas kebenarannya, padahal mereka dalam hati kecilnya meyakini bahwa Muhammad itu betul-betul utusan Allah, sehingga mengenal Nabi Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan yang menjadi pengikut-pengikut mereka adalah orang-orang yang dalam keadaan membabi buta mengikuti saja pemimpin-pemimpinnya dan tidak mau melihat bukti-bukti yang tersebut dalam kitab mereka. Dalam ayat ini Allah menyamakan mereka itu dengan binatang, bahkan lebih sesat dari binatang karena binatang-binatang itu ada manfaatnya bagi manusia, sedang mereka itu sama sekali tidak ada manfaatnya bagi dirinya maupun bagi orang lain. Hal ini dijelaskan Allah dalam firman-Nya:


أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ إِنْ هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا (44
Artinya:
Apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka tidak lain hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).
(Q.S Al Furqan; 44)
Sifat kedua dari orang-orang Yahudi itu ialah suka melanggar perjanjian. Setelah Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, maka dia adakan perjanjian dengan orang-orang Yahudi di Madinah di mana dalam perjanjian itu mereka dibiarkan menetap di Madinah dengan memeluk agamanya, dan mereka diberi jaminan keamanan bagi dirinya dan harta bendanya. Tetapi masing-masing kabilah Yahudi itu melanggar perjanjiannya. Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas, bahwa orang-orang Yahudi Madinah itu yang melanggar janji adalah kabilah Bani Quraizah. Mereka telah melanggar janjinya kepada Rasulullah saw. karena memberi bantuan senjata kepada orang-orang kafir Quraisy waktu perang Badar. Kemudian mereka berkata: "Kami terlupa dan merasa berbuat kesalahan." Lalu Rasulullah saw. mengadakan perjanjian kedua, tetapi oleh mereka dilanggar pula dengan menghasut orang supaya memerangi Rasulullah ketika terjadi perang Khandak. Salah seorang kepalanya sengaja datang ke Mekah mengadakan perjanjian dengan orang-orang Quraisy untuk bersama-sama memerangi Nabi Muhammad saw.


56 (Yaitu) orang-orang yang kamu telah mengambil perjanjian dari mereka, sesudah itu mereka mengkhianati janjinya pada setiap kalinya, dan mereka tidak takut (akibat-akibatnya).(QS. 8:56)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 56 

الَّذِينَ عَاهَدْتَ مِنْهُمْ ثُمَّ يَنْقُضُونَ عَهْدَهُمْ فِي كُلِّ مَرَّةٍ وَهُمْ لَا يَتَّقُونَ (56

Orang-orang Yahudi itu telah beberapa kali mengadakan perjanjian dengan kaum Muslimin tetapi mereka selalu mengkhianati janjinya itu dan mereka tidak takut kepada Allah menghadapi akibat-akibat pengkhianatan itu.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Anfaal 56 

الَّذِينَ عَاهَدْتَ مِنْهُمْ ثُمَّ يَنْقُضُونَ عَهْدَهُمْ فِي كُلِّ مَرَّةٍ وَهُمْ لَا يَتَّقُونَ (56

(Yaitu orang-orang yang kamu telah mengambil perjanjian dari mereka) hendaknya mereka jangan membantu orang-orang musyrik (sesudah itu mereka mengkhianati janjinya pada setiap kalinya) di mana mereka melakukan perjanjian (dan mereka tidak takut) kepada Allah sewaktu mereka berbuat khianat.


57 Jika kamu menemui mereka dalam peperangan, maka cerai beraikanlah orang-orang yang di belakang mereka dengan (menumpas) mereka, supaya mereka mengambil pelajaran.(QS. 8:57)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 57 

فَإِمَّا تَثْقَفَنَّهُمْ فِي الْحَرْبِ فَشَرِّدْ بِهِمْ مَنْ خَلْفَهُمْ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ (57

Pada ayat ini Allah menjelaskan apa yang harus diperbuat kaum Muslimin setelah berkali-kali terjadi pelanggaran janji dari orang-orang Yahudi itu. Allah menjelaskan bahwa jika kaum Muslimin menemui mereka dalam peperangan, mereka harus dicerai-beraikan, dan demikian pula orang-orang yang ada di belakang mereka harus ditumpas pula agar mereka mengambil pelajaran daripada tindakan kaum Muslimin ini. Tindakan yang tegas dari kaum Muslimin pada mereka itu harus dapat menimbulkan kesan yang menakutkan bagi orang-orang yang berada di belakang mereka sehingga mereka tidak berani melanggar janjinya lagi.
Dalam ayat ini Allah memberi peringatan pula kepada kaum Muslimin supaya jangan tertipu untuk kedua kalinya setelah dikhianati pertama kali dan mereka memohon maaf. Mungkin timbul rasa belas kasihan di kalangan kaum Muslimin, jika mereka mohon diadakan perdamaian. Maka Allah dengan tegas menjelaskan bahwa kaum Muslimin tidak usah ragu-ragu untuk mengadakan tindakan yang tegas supaya pelanggaran-pelanggaran semacam itu tidak terulang kembali di belakang hari dan agar supaya orang-orang yang berada di belakang mereka mengambil pelajaran daripadanya.
Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, bahwa Nabi Muhammad saw. pernah berkhutbah di muka para sahabat dalam menghadapi pertempuran sebagai berikut: "Wahai sekalian manusia, janganlah kamu mencita-citakan (menginginkan) berjumpa dengan musuh dan mohonlah keselamatan kepada Allah. Akan tetapi bilamana kamu berjumpa dengan mereka, maka bertahanlah dengan kesabaran (dalam pertempuran) dan ketahuilah bahwa surga itu berada di bawah bayangan pedang." Kemudian beliau menambah dengan doa: "Ya Allah yang menurunkan Alquran, dan yang menjalankan awan di langit, hancurkanlah golongan-golongan musuh ini, cerai-beraikanlah mereka dan berilah pertolongan kepada kami untuk mengalahkan mereka."


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Anfaal 57 

فَإِمَّا تَثْقَفَنَّهُمْ فِي الْحَرْبِ فَشَرِّدْ بِهِمْ مَنْ خَلْفَهُمْ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ (57
(Jika) lafal immaa merupakan gabungan dari in syarthiyyah dan maa zaidah, kemudian keduanya diidgamkan sehingga jadilah immaa (kamu menemui mereka) menjumpai mereka (dalam peperangan, maka cerai-beraikanlah) hancurkanlah (orang-orang yang di belakang mereka dengan menumpas mereka) yang berada dalam barisan depan dengan membasmi dan menghukum mereka (supaya) orang-orang yang berada di belakang mereka (mengambil pelajaran) menjadikannya sebagai pelajaran buat mereka.


58 Dan jika kamu mengetahui pengkhianatan dari suatu golongan, maka kembalikanlah perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat.(QS. 8:58)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 58

وَإِمَّا تَخَافَنَّ مِنْ قَوْمٍ خِيَانَةً فَانْبِذْ إِلَيْهِمْ عَلَى سَوَاءٍ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْخَائِنِينَ (58

Jika kaum Muslimin merasa ada gejala-gejala pengkhianatan dari satu golongan musuh, maka haruslah dikembalikan perjanjian itu kepada mereka dan hendaklah mereka berusaha untuk menghalangi pengkhianatan itu sebelum terjadi dengan jalan mengembalikan perjanjian itu secara jujur disertai peringatan bahwa setelah adanya pengkhianatan itu pihak kaum muslimin tidak terikat lagi dengan janji-janji apa pun terhadap mereka. Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat, dan juga tidak membolehkan pengkhianatan secara mutlak.
Kaum Muslimin dilarang memerangi mereka sebelum ada pengumuman, bahwa perjanjian antara mereka dengan pihak lawan tidak berlaku lagi, karena adanya pengkhianatan. Hal ini perlu diumumkan supaya tidak ada tuduhan dari pihak musuh bahwa kaum Muslimin yang melanggar perjanjian. Setelah itu Allah swt. memberi peringatan pula kepada orang-orang yang berkhianat itu dengan azab yang akan menimpa diri mereka sebagai akibat daripada pengkhianatannya.


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Anfaal 58 

وَإِمَّا تَخَافَنَّ مِنْ قَوْمٍ خِيَانَةً فَانْبِذْ إِلَيْهِمْ عَلَى سَوَاءٍ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْخَائِنِينَ (58

(Dan jika kamu merasa khawatir dari suatu kaum) yang telah mengadakan perjanjian denganmu (akan perbuatan khianat) terhadap janjinya melalui tanda-tanda yang terlihat jelas olehmu (maka kembalikanlah perjanjian itu) lemparkanlah perjanjian mereka itu (kepada mereka dengan cara yang jujur) lafal sawaaun menjadi kata keterangan, artinya: secara adil antara kamu dan mereka, supaya kedua belah pihak mengetahui bersama siapakah yang merusak perjanjian terlebih dahulu. Yaitu dengan cara kamu memberitahukan kepada mereka tentang pelanggaran tersebut, supaya mereka tidak menuduhmu berbuat khianat bila kamu mengadakan tindakan. (Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat).


59 Dan janganlah orang-orang yang kafir itu mengira, bahwa mereka akan dapat lolos (dari kekuasaan Allah). Sesungguhnya mereka tidak dapat melemahkan (Allah).(QS. 8:59)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 59 

وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَبَقُوا إِنَّهُمْ لَا يُعْجِزُونَ (59

Dan janganlah orang-orang kafir itu mengira bahwa mereka dapat lolos dari akibat kekuasaan Allah, dan dapat selamat dari akibat kejahatan dan pengkhianatan mereka, karena sesungguhnya mereka sama sekali tidak dapat melemahkan Allah. Sebaliknya Allah akan memberi balasan kepada mereka di dunia dengan dikalahkan oleh Rasulullah dan kaum muslimin, sehingga mereka merasakan akibat pengkhianatannya, dan di akhirat pun mereka akan merasakan azab dari Allah yang lebih menghinakan.


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Anfaal 59

وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَبَقُوا إِنَّهُمْ لَا يُعْجِزُونَ (59

Ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang yang merasa dirinya dapat lolos dari kekuasaan Allah (Dan janganlah mengira) engkau hai Muhammad (orang-orang yang kafir itu bahwa mereka dapat lolos) dari kekuasaan Allah. (Sesungguhnya mereka tidak dapat melemahkan Allah) artinya mereka justru tidak dapat meloloskan diri dari Allah. Menurut suatu qiraat dibaca tahsabanna, maf'ul pertamanya tidak disebutkan, yakni lafal anfusahum artinya: janganlah engkau mengira diri mereka hai Muhammad. Menurut qiraat yang lain, innahum dibaca annahum, dengan mentakdirkan lam lengkapnya liannahum.


60 Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya.(QS. 8:60)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 60 

وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ (60

Untuk menghadapi pengkhianatan kaum Yahudi dan persekongkolan mereka dengan kaum musyrikin karena ingin menghancurkan kaum Muslimin Allah memerintahkan pada ayat ini agar kaum Muslimin menyiapkan kekuatan guna menghadapi musuh-musuh Islam, baik musuh yang nyata yang telah mereka ketahui, maupun yang belum menyatakan permusuhannya secara terang-terangan. Pertama-tama sekali yang harus dibina ialah kekuatan iman yang akan menjadikan mereka percaya dan berkeyakinan bahwa mereka adalah pembela kebenaran, penegak kalimat Allah di muka bumi dan mereka pasti menang dalam menghadapi dan membasmi kezaliman dan keangkaramurkaan. Kekuatan iman yang sempurna inilah yang dapat membina kekuatan mental yang selalu ditanamkan pada hati segenap rakyat agar mereka benar-benar menjadi bangsa yang tangguh dan perkasa dalam menghadapi berbagai macam kesulitan dan cobaan. Bangsa yang kuat mentalnya tidak akan dapat dikalahkan oleh bangsa lain bagaimana pun sempurnanya peralatan dan senjata mereka. Hal ini telah dibuktikan dalam perang Badar di mana tentara kaum musyrikin jauh lebih besar jumlah dan persenjataannya. Mereka dapat dipukul mundur oleh tentara Islam yang sedikit jumlahnya dan amat kurang persenjataannya tetapi kuat mental dan teguh imannya.
Di samping kekuatan mental harus pula dipersiapkan kekuatan fisik karena kedua kekuatan ini harus digabung menjadi satu, kekuatan fisik saja akan kurang keampuhannya bila tidak disertai dengan kekuatan mental. Demikian pula sebaliknya kekuatan mental saja tidak akan berdaya bila tidak ditunjang oleh kekuatan fisik.
Dalam ayat ini Allah memerintahkan supaya kaum muslimin mempersiapkan tentara berkuda yang ditempatkan pada tempat strategis, siap untuk menggempur dan menghancurkan setiap serangan musuh dari mana pun datangnya. Pada masa Nabi pasukan berkuda inilah yang amat tinggi nilainya dan amat besar keampuhannya. Suatu negeri yang mempunyai pasukan berkuda yang besar akan disegani oleh negeri-negeri lain, dan negeri lain itu akan berpikir-pikir lebih dulu bila akan menyerang negeri itu. Pada masa sekarang pasukan berkuda itu (kavaleri) telah digantikan oleh pasukan tank baja, malah peperangan di masa kini sudah lain corak dan bentuknya dari peperangan masa dulu. Alat senjata yang dipergunakan sudah bermacam pula, berupa armada udara, armada laut, bahkan sampai mempergunakan roket-roket berkepala nuklir. Jika di masa Nabi Muhammad saw. Allah memerintahkan supaya mempersiapkan pasukan berkuda, maka pada masa sekarang haruslah kaum muslimin mempersiapkan berbagai senjata modern untuk mempertahankan negaranya dari serangan musuh. Sebagaimana diketahui senjata-senjata modern sekarang ini adalah hasil dari kemajuan tekhnologi. Maka wajiblah umat Islam berusaha mencapai ilmu pengetahuan setinggi-tingginya dan menguasai tekhnologi dan selalu mengikuti perkembangan dan kemajuannya. Untuk mencapai ilmu tekhnologi yang tinggi kita memerlukan biaya yang tidak tanggung-tanggung besarnya. Maka wajiblah pula kita mempercepat kemajuan ekonomi dan memperbesar penghasilan rakyat. Dengan demikian akan mudahlah bagi rakyat menafkahkan sebagian hartanya untuk kepentingan dan pertahanan negaranya.
Suatu negara yang kuat mentalnya, kuat pertahanannya dan kuat pula perekonomiannya pasti akan disegani oleh negara lain dan mereka tidak berani memusuhinya apalagi menyerangnya. Inilah yang dituntut Allah dari kaum muslimin di masa sekarang sekalipun kita belum melihat siapa musuh kita yang akan menghancurkan kita, tetapi siapa tahu yang kita anggap bukan musuh karena tidak ada tanda-tanda permusuhan, dialah yang menjadi musuh utama kita. Allahlah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu.
Anjuran menafkahkan harta fi sabilillah karena sangat pentingnya terdapat dalam beberapa ayat dalam Alquran di antaranya firman Allah:


وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (195
Artinya:
Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
(Q.S Al Baqarah; 195)
Dan firman Allah swt.:


وَمَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللَّهِ وَتَثْبِيتًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍ بِرَبْوَةٍ أَصَابَهَا وَابِلٌ فَآتَتْ أُكُلَهَا ضِعْفَيْنِ فَإِنْ لَمْ يُصِبْهَا وَابِلٌ فَطَلٌّ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (265

Artinya:
Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka seperti sebuah kebun yang terletak di daratan tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiramnya, maka hujan gerimis pun memadai. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.
(Q.S Al Baqarah: 265)
Allah menjanjikan pahala yang besar kepada setiap orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, dan juga Dia akan menyempurnakan balasan bagi orang yang menafkahkan, dan dia tidak akan dirugikan sedikit pun disebabkan bernafkah itu. Sebab dengan bernafkah ia akan mendapat pahala yang berlipat ganda. Dan di samping itu negerinya akan terhindar dari kekejaman dan pemerasan musuh karena kuatnya pertahanan negara. Dengan demikian dia akan hidup aman sentosa dalam suatu negara yang makmur, kuat dan tangguh, diridai dan dilindungi oleh Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Pengampun.


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Anfaal 60 

وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ (60

(Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka) untuk memerangi mereka (kekuatan apa saja yang kalian sanggupi) Rasulullah saw. menjelaskan, bahwa yang dimaksud dengan kekuatan adalah ar-ramyu atau pasukan pemanah. Demikianlah menurut hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (dan dari kuda-kuda yang ditambat) lafal ribath berbentuk mashdar, artinya kuda-kuda yang sengaja disediakan untuk berperang di jalan Allah (untuk membuat takut) kalian membuat gentar (dengan adanya persiapan itu musuh Allah dan musuh kalian) artinya orang-orang kafir Mekah (dan orang-orang yang selain mereka) terdiri dari orang-orang munafik atau orang-orang Yahudi (yang kalian tidak mengetahuinya sedangkan Allah mengetahuinya. Apa saja yang kalian nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalaskan kepada kalian dengan balasan yang cukup) yakni pahalanya (dan kalian tidak akan dianiaya) tidak akan dikurangi sedikit pun dari pahala kalian.


Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [4]
Ayat 41 s/d 60 dari [75]


Sumber Tafsir dari :

1. Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalain Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Edy_Hari_Yanto's  album on Photobucket
TPQ NURUDDIN NEWS : Terima kasih kepada donatur yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk pembangunan TPQ Nuruddin| TKQ-TPQ "NURUDDIN" MENERIMA SANTRI DAN SANTRIWATI BARU | INFORMASI PENDAFTARAN DI KANTOR TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN-WONOAYU