Kamis, 09 Mei 2013

SURAT/SURAH AN-NISAA 10




AL FATIHAH,AL BAQARAH, AN NISAA,AL MAIDAH,AL-AN'AM,AL-A'RAF,AL-ANFAAL,AT-TAUBAH,YUNUS,HUUD,YUSUF,AR-RA'D,IBRAHIM,AL-HIJR,AN-NAHL,AL-ISRAA',AL-KAHFI,MARYAM,THAAHAA,AL-ANBIYAA,AL-HAJJ,AL-MU'MINUUN,AN-NUUR,AL-FURQAAN,ASY-SYU'ARAA,AN-NAML,AL-QASHASH,AL-ANKABUUT,AR-RUUM,LUQMAN,AS-SAJDAH,AL-AHZAB,SABA',FATHIR,YAA SIIN,ASH-SHAAFFAT,SHAAD,AZ-ZUMAR,AL-MU'MIN,FUSHSHILAT,ASY-SYURAA,AZ-ZUKHRUF,AD-DUKHAAN,AL-JAATSIYAH,AL-AHQAAF,MUHAMMAD,AL-FATH,AL-HUJURAAT,QAAF,ADZ-DZAARIYAT,ATH-THUURAN-NAJM,AL-QAMAR,AR-RAHMAN,AL-WAAQI'AH,AL-HADIID,AL-MUJADDILAH,AL-HASYR,AL-MUMTAHANAH,ASH-SHAFF,AL-JUMUAH,AL-MUNAFIQUN,AT-TAGHAABUN,ATH-THALAAQ,AT-TAHRIIM,AL-MULK,AL-QALAM,AL-HAAQQAH,AL-MA'AARIJ,NUH,AL-JIN,AL-MUZZAMMIL,AL-MUDDATSTSIR,AL-QIYAAMAH'AL-INSAAN,AL-MURSALAAT,AN-NABA',AN-NAZI'AAT,'ABASA,AT-TAKWIIR,AL-INFITHAAR,AL-MUTHAFFIF,AL-INSYIQAAQ,AL-BURUUJ,ATH-THARIQ,AL-A'LAA,AL-GHAASYIYAH,AL-FAJR,AL-BALAD,ASY-SYAMS,AL-LAIL,ADH-DHUHAA,ALAM NASYRAH,AT-TIIN,AL-'ALAQ,AL-QADAR,AL-BAYYINAH,AZ-ZAZALAH,AL-'AADIYAAT,AL-QAARI'AH,AT-TAKAATSUR,AL-'ASHR,AL-HUMUZAH,AL-FIIL,QURAISY,AL-MAA'UUN,AL-KAUTSAR,AL-KAFIRUUN,AN-NASHR,AL-LAHAB,AL-IKHLAS,AL-FALAQ,AN-NAAS

An-Nisaa, 176 ayat

surah / surat : An-Nisaa Ayat : 91
سَتَجِدُونَ
kelak kamu akan dapati
ءَاخَرِينَ
(golongan) yang lain
يُرِيدُونَ
mereka menghendaki
أَن
bahwa
يَأْمَنُوكُمْ
mereka aman dari kamu
وَيَأْمَنُوا۟
dan mereka aman
قَوْمَهُمْ
kaum mereka
كُلَّ
setiap
مَا
apa/kali
رُدُّوٓا۟
mereka diajak kembali
إِلَى
kepada
ٱلْفِتْنَةِ
fitnah
أُرْكِسُوا۟
mereka terjerumus
فِيهَا
didalamnya
فَإِن
maka jika
لَّمْ
tidak
يَعْتَزِلُوكُمْ
mereka membiarkan kamu
وَيُلْقُوٓا۟
dan mengemukakan
إِلَيْكُمُ
kepadamu
ٱلسَّلَمَ
perdamaian
وَيَكُفُّوٓا۟
dan mereka menahan
أَيْدِيَهُمْ
tangan-tangan mereka
فَخُذُوهُمْ
maka tawanlah mereka
وَٱقْتُلُوهُمْ
dan bunuhlah mereka
حَيْثُ
dimana saja
ثَقِفْتُمُوهُمْ
kamu dapati mereka
وَأُو۟لَٰٓئِكُمْ
dan mereka itu
جَعَلْنَا
Kami jadikan
لَكُمْ
untukmu
عَلَيْهِمْ
atas mereka
سُلْطَٰنًا
kekuasaan
مُّبِينًا
nyata

satajiduuna aakhariina yuriiduuna an ya/manuukum waya/manuu qawmahum kulla maa rudduu ilaa alfitnati urkisuu fiihaa fa-in lam ya'taziluukum wayulquu ilaykumu alssalama wayakuffuu aydiyahum fakhudzuuhum wauqtuluuhum haytsu tsaqiftumuuhum waulaa-ikum ja'alnaa lakum 'alayhim sulthaanan mubiinaan
91. Kelak kamu akan dapati (golongan-golongan) yang lain, yang bermaksud supaya mereka aman dari pada kamu dan aman (pula) dari kaumnya. Setiap mereka diajak kembali kepada fitnah (syirik), merekapun terjun kedalamnya. Karena itu jika mereka tidak membiarkan kamu dan (tidak) mau mengemukakan perdamaian kepadamu, serta (tidak) menahan tangan mereka (dari memerangimu), maka tawanlah mereka dan bunuhlah mereka dan merekalah orang-orang yang Kami berikan kepadamu alasan yang nyata (untuk menawan dan membunuh) mereka.
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 92
وَمَا
dan tidak
كَانَ
boleh
لِمُؤْمِنٍ
bagi seorang mukmin
أَن
??
يَقْتُلَ
membunuh
مُؤْمِنًا
seorang mukmin
إِلَّا
kecuali
خَطَـًٔا
bersalah
وَمَن
dan barang siapa
قَتَلَ
membunuh
مُؤْمِنًا
seorang mukmin
خَطَـًٔا
bersalah
فَتَحْرِيرُ
maka hendaklah memerdekakan
رَقَبَةٍ
hamba sahaya
مُّؤْمِنَةٍ
yang beriman
وَدِيَةٌ
dan membayar diyat/ganti rugi
مُّسَلَّمَةٌ
diserahkan
إِلَىٰٓ
kepada
أَهْلِهِۦٓ
keluarganya
إِلَّآ
kecuali
أَن
akan
يَصَّدَّقُوا۟
mereka memberikan
فَإِن
maka jika
كَانَ
ada
مِن
dari
قَوْمٍ
kaum
عَدُوٍّ
permusuhan
لَّكُمْ
bagimu
وَهُوَ
dan ia
مُؤْمِنٌ
seorang mukmin
فَتَحْرِيرُ
maka hendaklah memerdekakan
رَقَبَةٍ
hamba sahaya
مُّؤْمِنَةٍ
yang beriman
وَإِن
dan jika
كَانَ
ada
مِن
dari
قَوْمٍۭ
kaum
بَيْنَكُمْ
diantara kamu
وَبَيْنَهُم
dan diantara mereka
مِّيثَٰقٌ
perjanjian
فَدِيَةٌ
maka membayar diyat/ganti rugi
مُّسَلَّمَةٌ
diserahkan
إِلَىٰٓ
kepada
أَهْلِهِۦ
keluarganya
وَتَحْرِيرُ
dan memerdekakan
رَقَبَةٍ
hamba sahaya
مُّؤْمِنَةٍ
yang beriman
فَمَن
maka barang siapa
لَّمْ
tidak
يَجِدْ
mendapatkan
فَصِيَامُ
maka berpuasa
شَهْرَيْنِ
dua bulan
مُتَتَابِعَيْنِ
berturut-turut
تَوْبَةً
taubat
مِّنَ
dari
ٱللَّهِ
Allah
وَكَانَ
dan adalah
ٱللَّهُ
Allah
عَلِيمًا
Maha Mengetahui
حَكِيمًا
Maha Bijaksana

wamaa kaana limu/minin an yaqtula mu/minan illaa khatha-an waman qatala mu/minan khatha-an fatahriiru raqabatin mu/minatin wadiyatun musallamatun ilaa ahlihi illaa an yashshaddaquu fa-in kaana min qawmin 'aduwwin lakum wahuwa mu/minun fatahriiru raqabatin mu/minatin wa-in kaana min qawmin baynakum wabaynahum miitsaaqun fadiyatun musallamatun ilaa ahlihi watahriiru raqabatin mu/minatin faman lam yajid fashiyaamu syahrayni mutataabi'ayni tawbatan mina allaahi wakaana allaahu 'aliiman hakiimaan
92. Dan tidak layak bagi seorang mu'min membunuh seorang mu'min (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja) [334], dan barangsiapa membunuh seorang mu'min karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat [335] yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah [336]. Jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Barangsiapa yang tidak memperolehnya [337], maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut untuk penerimaan taubat dari pada Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

[334] Seperti : menembak burung terkena seorang mu'min. [335] "Diat" ialah pembayaran sejumlah harta karena sesuatu tindak pidana terhadap sesuatu jiwa atau anggota badan. [336] Bersedekah di sini maksudnya : membebaskan si pembunuh dari pembayaran diat. [337] Maksudnya : tidak mempunyai hamba; tidak memperoleh hamba sahaya yang beriman atau tidak mampu membelinya untuk dimerdekakan. Menurut sebagian ahli tafsir, puasa dua bulan berturut-turut itu adalah sebagai ganti dari pembayaran diat dan memerdekakan hamba sahaya.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Jarir mengetengahkan dari Ikrimah, katanya, "Harits bin Yazid dari Bani Amir bin Luai bersama Abu Jahal menyiksa Iyasy bin Abu Rabiah. Kemudian Harits ini pergi berhijrah kepada Nabi saw. Ia bertemu dengan Iyasy di Harrah kemudian Iyasy menghunus pedangnya karena menduga bahwa Harits masih kafir lalu datanglah Nabi saw. menceritakan keadaan sebenarnya, maka turunlah ayat, 'Tidak sepatutnya seorang mukmin membunuh seorang mukmin lainnya kecuali karena bersalah...'sampai akhir ayat." (Q.S. An-Nisa 92). Dan dikeluarkannya pula yang sama dengan itu dari Mujahid dan Suda. Diketengahkan pula oleh Ibnu Ishak, Abu Ya`la dan Harits bin Abu Usamah dan Abu Muslim Al-Kajji dari Qasim bin Muhammad yang serupa dengan itu, sementara Ibnu Abu Hatim mengeluarkannya pula dan jalur Said bin Jubair dari Ibnu Abbas.
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 93
 
وَمَن
dan barang siapa
يَقْتُلْ
membunuh
مُؤْمِنًا
seorang mukmin
مُّتَعَمِّدًا
dengan sengaja
فَجَزَآؤُهُۥ
maka balasannya
جَهَنَّمُ
neraka Jahanam
خَٰلِدًا
kekal
فِيهَا
di dalamnya
وَغَضِبَ
dan murka
ٱللَّهُ
Allah
عَلَيْهِ
atasnya
وَلَعَنَهُۥ
dan mengutuknya
وَأَعَدَّ
dan Dia menyediakan
لَهُۥ
baginya
عَذَابًا
siksa
عَظِيمًا
besar

waman yaqtul mu/minan muta'ammidan fajazaauhu jahannamu khaalidan fiihaa waghadhiba allaahu 'alayhi wala'anahu wa-a'adda lahu 'adzaaban 'azhiimaan
93. Dan barangsiapa yang membunuh seorang mu'min dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Jarir mengetengahkan dari jalur Ibnu Juraij dari Ikrimah bahwa seorang laki-laki Ansar membunuh saudara dari Maqis bin Shababah. Maka Nabi saw. pun memberinya diat yang diterimanya dengan baik. Tetapi kemudian Maqis menerjang orang yang membunuh saudaranya itu lalu dibunuhnya pula. Sabda Nabi saw., "Saya tak ingin menjamin keamanan dirinya, baik di tanah halal atau di tanah haram," dan ternyata ia dibunuh di waktu pembebasan. Kata Ibnu Juraij, "Mengenainyalah turunnya ayat, 'Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin...' sampai akhir ayat." (Q.S. An-Nisa 93)
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 94
يَٰٓأَيُّهَا
wahai
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
ءَامَنُوٓا۟
beriman
إِذَا
apabila
ضَرَبْتُمْ
kamu berperang
فِى
pada
سَبِيلِ
jalan
ٱللَّهِ
Allah
فَتَبَيَّنُوا۟
maka teliti olehmu
وَلَا
dan jangan
تَقُولُوا۟
kamu mengatakan
لِمَنْ
kepada orang yang
أَلْقَىٰٓ
menjatuhkan/mengatakan
إِلَيْكُمُ
kepadamu
ٱلسَّلَٰمَ
salam
لَسْتَ
kamu bukan
مُؤْمِنًا
seorang mukmin
تَبْتَغُونَ
kamu mencari
عَرَضَ
harta benda
ٱلْحَيَوٰةِ
kehidupan
ٱلدُّنْيَا
dunia
فَعِندَ
maka disisi
ٱللَّهِ
Allah
مَغَانِمُ
rampasan perang
كَثِيرَةٌ
yang banyak
كَذَٰلِكَ
demikianlah
كُنتُم
kamu adalah
مِّن
dari
قَبْلُ
sebelum/dahulu
فَمَنَّ
maka menganugerahkan nikmat
ٱللَّهُ
Allah
عَلَيْكُمْ
atasmu
فَتَبَيَّنُوٓا۟
maka telitilah olehmu
إِنَّ
sesungguhnya
ٱللَّهَ
Allah
كَانَ
adalah
بِمَا
dengan/terhadap apa
تَعْمَلُونَ
kamu kerjakan
خَبِيرًا
Maha Mengetahui

yaa ayyuhaa alladziina aamanuu idzaa dharabtum fii sabiili allaahi fatabayyanuu walaa taquuluu liman alqaa ilaykumu alssalaama lasta mu/minan tabtaghuuna 'aradha alhayaati alddunyaa fa'inda allaahi maghaanimu katsiiratun kadzaalika kuntum min qablu famanna allaahu 'alaykum fatabayyanuu inna allaaha kaana bimaa ta'maluuna khabiiraan
94. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan "salam" kepadamu [338] : "Kamu bukan seorang mu'min" (lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, karena di sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah keadaan kamu dahulu [339], lalu Allah menganugerahkan ni'mat-Nya atas kamu, maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

[338] Dimaksud juga dengan orang yang mengucapkan kalimat : "laa ilaaha illallah". [339] Maksudnya : orang itu belum nyata keislamannya oleh orang ramai kamupun demikian pula dahulu.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Bukhari, Tirmizi, Hakim dan lain-lain meriwayatkan dari Ibnu Abbas, katanya, "Seorang laki-laki dari Bani Salim lewat pada para sahabat Nabi saw. sambil menghalau kambingnya. Ia memberi salam kepada mereka, tetapi jawab mereka, 'Ia memberi salam itu tidak lain hanyalah untuk melindungkan dirinya kepada kita.' Mereka pun mendatanginya lalu membunuhnya, dan membawa kambing-kambingnya kepada Nabi saw. Maka turunlah ayat, 'Hai orang-orang yang beriman! Apabila kamu pergi berperang di jalan Allah...' sampai akhir ayat." (Q.S. An-Nisa 94) Bazzar mengetengahkan dari jalur lain dari Ibnu Abbas, katanya, "Rasulullah saw. mengirim suatu ekspedisi tentara yang di dalamnya terdapat Miqdad. Ketika mereka sampai pada tempat yang dituju, mereka dapati orang-orangnya telah cerai-berai dan hanya tinggal seorang laki-laki dengan harta yang banyak. Kata laki-laki itu, 'Asyhadu allaa ilaaha illallaah.' Tetapi Miqdad tetap membunuhnya, maka sabda Nabi saw., 'Apa katamu nanti terhadap ucapan syahadatnya itu?' Dan dalam pada itu turunlah ayat tersebut." Ahmad, Thabrani dan lain-lain mengetengahkan dari Abdullah bin Abu Hudud Al-Aslami, katanya, "Kami dikirim oleh Rasulullah saw. bersama satu rombongan kaum muslimin di mana di dalamnya terdapat Abu Qatadah dan Mahlam bin Jatsamah. Kebetulan lewatlah di hadapan kami Amir bin Adhbath Al-Asyja'i lalu ia memberi salam kepada kami. Tetapi Mahlam menyerangnya lalu membunuhnya. Dan tatkala kami sampai di tempat Nabi saw. lalu menceritakan peristiwa itu, turunlah pada kami ayat, 'Hai orang-orang yang beriman! Apabila kamu pergi berperang di jalan Allah...' sampai akhir ayat." (Q.S. An-Nisa 94) Juga Ibnu Jarir mengetengahkan yang sama dengan itu dari hadis Ibnu Umar. Dan diriwayatkan oleh Tsa'labi dari jalur Kalbi dari Abu Shalih dari Ibnu Abbas bahwa nama orang yang terbunuh itu ialah Mirdas bin Nuhaik dari warga Fadak, dan bahwa nama si pembunuhnya itu ialah Usamah bin Zaid sedangkan nama pemimpin ekspedisi itu Ghalib bin Fudhalah Al-Laitsi. Tatkala kaumnya telah kalah, tinggallah Mirdas seorang diri dan maksudnya hendak melindungi kambingnya ke sebuah bukit. Maka sewaktu berjumpa dengan kaum muslimin itu dibacanyalah laa ilaaha illallaah muhammadur rasuulullaah dan assalaamu`alaikum. Tetapi Usamah bin Zaid membunuhnya, dan ketika mereka telah kembali turunlah ayat di atas. Ibnu Jarir mengetengahkan pula yang serupa dengan itu dari jalur Suda, sedangkan Abdun dari jalur Qatadah. Dan Ibnu Abu Hatim mengeluarkan dari jalur Ibnu Luhaiah dari Abu Zubair dari Jabir, katanya, "Ayat berikut ini, 'Dan janganlah kamu katakan kepada orang yang mengucapkan salam kepadamu...' (Q.S. An-Nisa 94) diturunkan mengenai Mirdas, dan ia adalah seorang syahid yang baik." Ibnu Mandah mengetengahkan dari Juzin bin Hadrajan, katanya, "Saudara saya, Miqdad, berangkat menemui Nabi saw. sebagai seorang utusan dari Yaman. Kebetulan ia berjumpa dengan utusan Nabi saw. Maka katanya, 'Saya ini seorang mukmin.' Tetapi mereka tak mau menerimanya, hingga membunuhnya. Berita itu sampai ke telinga saya, maka pergilah saya menghadap Rasulullah saw. maka turunlah ayat, 'Hai orang-orang yang beriman! Jika kamu pergi berperang di jalan Allah, maka selidikilah lebih dulu...' (Q.S. An-Nisa 94) Maka Nabi saw. memberi saya diat dari saudara saya itu."
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 95
لَّا
tidaklah
يَسْتَوِى
sama
ٱلْقَٰعِدُونَ
orang-orang yang duduk
مِنَ
dari/diantara
ٱلْمُؤْمِنِينَ
orang-orang mukmin
غَيْرُ
tidak/bukan
أُو۟لِى
mempunyai
ٱلضَّرَرِ
uzur
وَٱلْمُجَٰهِدُونَ
dan orang-orang yang berjihad
فِى
pada
سَبِيلِ
jalan
ٱللَّهِ
Allah
بِأَمْوَٰلِهِمْ
dengan harta benda mereka
وَأَنفُسِهِمْ
dan jiwa mereka
فَضَّلَ
melebihkan
ٱللَّهُ
Allah
ٱلْمُجَٰهِدِينَ
orang-orang yang berjihad
بِأَمْوَٰلِهِمْ
dengan harta benda mereka
وَأَنفُسِهِمْ
dan jiwa mereka
عَلَى
atas
ٱلْقَٰعِدِينَ
orang-orang yang duduk
دَرَجَةً
satu derajat
وَكُلًّا
dan masing-masing
وَعَدَ
menjanjikan
ٱللَّهُ
Allah
ٱلْحُسْنَىٰ
kebaikan
وَفَضَّلَ
dan melebihkan
ٱللَّهُ
Allah
ٱلْمُجَٰهِدِينَ
orang-orang yang berjihad
عَلَى
atas
ٱلْقَٰعِدِينَ
orang-orang yang duduk
أَجْرًا
pahala
عَظِيمًا
besar

laa yastawii alqaa'iduuna mina almu/miniina ghayru ulii aldhdharari waalmujaahiduuna fii sabiili allaahi bi-amwaalihim wa-anfusihim fadhdhala allaahu almujaahidiina bi-amwaalihim wa-anfusihim 'alaa alqaa'idiina darajatan wakullan wa'ada allaahu alhusnaa wafadhdhala allaahu almujaahidiina 'alaa alqaa'idiina ajran 'azhiimaan
95. Tidaklah sama antara mu'min yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk [340] satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk [341] dengan pahala yang besar,

[340] Maksudnya : yang tidak berperang karena uzur. [341] Maksudnya : yang tidak berperang tanpa alasan. Sebagian ahli tafsir mengartikan "qaa'idiin" di sini sama dengan arti "qaa'idiin" pada not 340.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Bukhari meriwayatkan dari Barra', katanya, "Ketika turun ayat, 'Tidaklah sama orang-orang yang duduk di antara orang-orang mukmin...' (Q.S. An-Nisa 95) bersabdalah Nabi saw., 'Panggillah si Anu!' Maka datanglah dia membawa tinta, papan dan alketip, lalu sabda Nabi saw., 'Tulislah! Tidaklah sama orang-orang yang duduk di antara orang-orang mukmin dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah,' sedangkan Nabi meninggalkan dan tidak membawa serta Ibnu Ummi Maktum, maka katanya, 'Saya ini cacat wahai Rasulullah.' Maka turunlah sebagai ganti ayat tadi, 'Tidaklah sama orang-orang yang duduk yang tidak mempunyai uzur di antara orang-orang mukmin...'" (Q.S. An-Nisa 95) Bukhari dan lain-lain meriwayatkan dari hadis Zaid bin Tsabit, Thabrani dari Zaid bin Arqam dan Ibnu Hibban dari Fultan bin Ashim yang serupa dengan itu. Diriwayatkan pula oleh Tirmizi yang sama dengan itu dari Ibnu Abbas di mana disebutkan bahwa Abdullah bin Jahsy dan Ibnu Ummi Maktum mengatakan, "Kami ini orang-orang buta." Hadis-hadis mereka itu telah saya kemukakan dalam kitab Turjumanul Quran. Ibnu Jarir meriwayatkan pula hadis-hadis mursal yang isinya sama dengan itu dari jalur yang tidak sedikit.
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 96
دَرَجَٰتٍ
beberapa derajat
مِّنْهُ
daripadaNya
وَمَغْفِرَةً
dan ampunan
وَرَحْمَةً
dan rahmat
وَكَانَ
dan adalah
ٱللَّهُ
Allah
غَفُورًا
Maha Pengampun
رَّحِيمًا
Maha Penyayang

darajaatin minhu wamaghfiratan warahmatan wakaana allaahu ghafuuran rahiimaan
96. (yaitu) beberapa derajat dari pada-Nya, ampunan serta rahmat. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 97
إِنَّ
sesungguhnya
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
تَوَفَّىٰهُمُ
mewafatkan mereka
ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ
Malaikat
ظَالِمِىٓ
(keadaan) menganiaya
أَنفُسِهِمْ
diri mereka
قَالُوا۟
mereka berkata
فِيمَ
bagaimana
كُنتُمْ
kamu adalah/keadaanmu
قَالُوا۟
mereka berkata
كُنَّا
kami adalah
مُسْتَضْعَفِينَ
orang-orang yang tertindas
فِى
di
ٱلْأَرْضِ
bumi/negeri
قَالُوٓا۟
mereka berkata
أَلَمْ
bukankah/tidakkah
تَكُنْ
adalah
أَرْضُ
bumi
ٱللَّهِ
Allah
وَٰسِعَةً
luas
فَتُهَاجِرُوا۟
maka kamu berpindah-pindah
فِيهَا
di dalamnya
فَأُو۟لَٰٓئِكَ
maka mereka itu
مَأْوَىٰهُمْ
tempat mereka
جَهَنَّمُ
neraka Jahanam
وَسَآءَتْ
dan seburuk-buruk
مَصِيرًا
tempat kembali

inna alladziina tawaffaahumu almalaa-ikatu zhaalimii anfusihim qaaluu fiima kuntum qaaluu kunnaa mustadh'afiina fii al-ardhi qaaluu alam takun ardhu allaahi waasi'atan fatuhaajiruu fiihaa faulaa-ika ma/waahum jahannamu wasaa-at mashiiraan
97. Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri [342], (kepada mereka) malaikat bertanya : "Dalam keadaan bagaimana kamu ini ?". Mereka menjawab : "Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)". Para malaikat berkata : "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu ?". Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali,

[342] Yang dimaksud dengan orang yang menganiaya diri sendiri di sini, ialah orang-orang muslimin Mekah yang tidak mau hijrah bersama Nabi sedangkan mereka sanggup. Mereka ditindas dan dipaksa oleh orang-orang kafir ikut bersama mereka pergi ke perang Badar; akhirnya di antara mereka ada yang terbunuh dalam peperangan itu.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa beberapa orang kaum muslimin ikut bersama orang-orang musyrik mendapat upah dari mereka dalam menghadapi Rasulullah saw. di perang Badar. Maka adakalanya datang anak panah yang dilepaskan hingga menimpa salah seorang di antara mereka dan menewaskannya, atau ia terkena pukulan hingga membawa ajalnya. Maka Allah pun menurunkan, "Sesungguhnya orang yang diwafatkan oleh malaikat dalam keadaan aniaya terhadap diri mereka...sampai akhir ayat." (Q.S. An-Nisa 97) Ibnu Murdawaih mengetengahkan bahkan tidak lupa menyebutkan beberapa nama dalam riwayatnya, yaitu Qais bin Walid bin Mughirah, Abu Qais bin Fakihah bin Mughirah, Walid bin Utbah bin Rabi'ah, Amar bin Umayah bin Sufyan dan Ali bin Umayah bin Khalaf lalu diceritakannya peristiwa mereka bahwa mereka berangkat ke medan perang Badar. Dan tatkala melihat sedikitnya jumlah kaum muslimin, hati mereka pun dimasuki keragu-raguan, kata mereka, "Rupanya mereka tertipu oleh agama mereka." Dan riwayat mereka ini pun berakhir dengan kematian, terbunuh, di perang Badar ini. Ibnu Abu Hatim mengetengahkan dengan menambahkan kepada nama-nama tadi Harits bin Zam'ah bin Aswad dan Ash bin Munabbih bin Hajjaj. Thabrani mengetengahkan dari Ibnu Abbas, katanya, "Ada suatu kaum di Mekah yang telah masuk Islam. Tatkala Rasulullah saw. hijrah, mereka takut dan keberatan untuk pindah. Maka Allah pun menurunkan, 'Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan oleh malaikat dalam keadaan aniaya terhadap diri mereka...' sampai dengan firman-Nya, '....kecuali mereka yang tertindas.'" (Q.S. An-Nisa 97-98). Ibnu Mundzir dan Ibnu Jarir mengetengahkan dari Ibnu Abbas, katanya, "Ada suatu golongan di Mekah yang telah masuk Islam tetapi keislaman itu mereka sembunyikan. Maka di waktu perang Badar, mereka dipaksa keluar oleh orang-orang musyrik dan ikut mereka hingga sebagian di antara mereka mendapat kecelakaan. Kata kaum muslimin, 'Mereka itu sebenarnya beragama Islam, tetapi dipaksa oleh musuh,' lalu mereka mohonkan ampun buat mereka. Maka turunlah ayat, 'Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan oleh malaikat...sampai akhir ayat.' (Q.S. An-Nisa 97). Ayat itu mereka tulis lalu mereka kirimkan kepada orang-orang Islam yang masih berada di Mekah dengan catatan bahwa tak ada maaf untuk mereka. Orang-orang yang di Mekah itu pun keluarlah dan pergi menuju Madinah, tetapi orang-orang musyrik menyusul dan mengancam mereka, hingga mereka pun kembali, maka turunlah ayat, 'Di antara manusia ada yang mengatakan, 'Kami beriman kepada Allah lalu apabila ia disakiti di jalan Allah, maka dianggapnya fitnah manusia seperti siksa Allah.' (Q.S. Al-Ankabut 10) Maka ayat itu ditulis oleh kaum muslimin dan mereka kirim ke Mekah, hingga mereka pun berduka-cita, kemudian turunlah pula ayat, 'Kemudian sesungguhnya Tuhanmu pelindung terhadap orang-orang yang berhijrah setelah mereka menerima fitnah...sampai akhir ayat.' (Q.S. An-Nahl 110.) Ayat itu pun mereka susulkan pula ke Mekah dan mendengar itu orang-orang Islam di Mekah berangkat kembali untuk hijrah. Tetapi orang-orang musyrik menyusul mereka, dan kesudahannya orang-orang yang lolos selamat, dan yang tidak menemui ajalnya. Dan diketengahkan pula oleh Ibnu Jarir yang serupa dengan ini dari jalur yang banyak."
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 98
إِلَّا
kecuali
ٱلْمُسْتَضْعَفِينَ
orang-orang yang tertindas
مِنَ
dari
ٱلرِّجَالِ
laki-laki
وَٱلنِّسَآءِ
dan perempuan
وَٱلْوِلْدَٰنِ
dan anak-anak
لَا
tidak
يَسْتَطِيعُونَ
mereka mampu/kuasa
حِيلَةً
daya upaya
وَلَا
dan tidak
يَهْتَدُونَ
mereka mendapat petunjuk
سَبِيلًا
jalan

illaa almustadh'afiina mina alrrijaali waalnnisaa-i waalwildaani laa yastathii'uuna hiilatan walaa yahtaduuna sabiilaan
98. kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah),
SEBAB TURUNNYA AYAT: Thabrani mengetengahkan dari Ibnu Abbas, katanya, "Ada suatu kaum di Mekah yang telah masuk Islam. Tatkala Rasulullah saw. hijrah, mereka takut dan keberatan untuk pindah. Maka Allah pun menurunkan, 'Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan oleh malaikat dalam keadaan aniaya terhadap diri mereka...' sampai dengan firman-Nya, '....kecuali mereka yang tertindas.'" (Q.S. An-Nisa 97-98).
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 99
فَأُو۟لَٰٓئِكَ
maka mereka itu
عَسَى
mudah-mudahan
ٱللَّهُ
Allah
أَن
akan
يَعْفُوَ
memaafkan
عَنْهُمْ
dari mereka
وَكَانَ
dan adalah
ٱللَّهُ
Allah
عَفُوًّا
Maha Pemaaf
غَفُورًا
Maha Pengampun

faulaa-ika 'asaa allaahu an ya'fuwa 'anhum wakaana allaahu 'afuwwan ghafuuraan
99. mereka itu, mudah-mudahan Allah mema'afkannya. Dan adalah Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun.
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 100
وَمَن
dan barang siapa
يُهَاجِرْ
berhijrah
فِى
di
سَبِيلِ
jalan
ٱللَّهِ
Allah
يَجِدْ
ia mendapat
فِى
di
ٱلْأَرْضِ
muka bumi
مُرَٰغَمًا
tempat perlindungan
كَثِيرًا
banyak
وَسَعَةً
dan luas
وَمَن
dan barang siapa
يَخْرُجْ
keluar
مِنۢ
dari
بَيْتِهِۦ
rumahnya
مُهَاجِرًا
berhijrah
إِلَى
kepada
ٱللَّهِ
Allah
وَرَسُولِهِۦ
dan RasulNya
ثُمَّ
kemudian
يُدْرِكْهُ
menemuinya
ٱلْمَوْتُ
kematian
فَقَدْ
maka sungguh
وَقَعَ
telah tetap
أَجْرُهُۥ
pahalanya
عَلَى
atas
ٱللَّهِ
Allah
وَكَانَ
dan adalah
ٱللَّهُ
Allah
غَفُورًا
Maha Pengampun
رَّحِيمًا
Maha Penyayang

waman yuhaajir fii sabiili allaahi yajid fii al-ardhi muraaghaman katsiiran wasa'atan waman yakhruj min baytihi muhaajiran ilaa allaahi warasuulihi tsumma yudrik-hu almawtu faqad waqa'a ajruhu 'alaa allaahi wakaana allaahu ghafuuran rahiimaan
100. Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Abu Hatim dan Abu Ya'la mengetengahkan dengan sanad yang cukup baik dari Ibnu Abbas, katanya, "Dhamrah bin Jundub keluar dari rumahnya untuk berhijrah. Katanya kepada keluarganya, 'Bawalah saya dan keluarkan dari bumi musyrik ini kepada Rasulullah saw.' Kebetulan di tengah jalan, sebelum bertemu dengan Rasulullah ia meninggal dunia. Maka turunlah wahyu, 'Barang siapa yang keluar dari rumahnya dengan maksud untuk berhijrah...sampai akhir ayat.'" (Q.S. An-Nisa 100) Ibnu Abu Hatim mengetengahkan dari Said bin Jubair dari Abu Dhamrah Ar-Rizqi yang ketika itu berada di Mekah, "Tatkala turun ayat, '...kecuali golongan yang lemah, baik laki-laki maupun wanita atau anak-anak yang tidak mampu berupaya...' (Q.S. An-Nisa 98) maka katanya, 'Saya ini mampu dan saya mempunyai upaya,' lalu ia mengadakan persiapan untuk menemui Nabi saw. Tetapi di Tan`im ia menemui ajalnya. Maka turunlah ayat ini, 'Dan barangsiapa yang keluar dari rumahnya dengan maksud untuk berhijrah kepada Allah dan rasul-Nya...' sampai akhir ayat." (Q.S. An-Nisa 100). Ibnu Jarir mengetengahkan seperti demikian dari beberapa jalur, yakni dari Said bin Jubair, Ikrimah, Qatadah, As-Saddiy, Dhahhak dan lain-lain. Pada sebagian disebutkan Dhamrah bin Aish atau Aish bin Dhamrah dan pada sebagian yang lain lagi, Jundab bin Dhamrah Al-Junda'i atau adh-Dhamri. Ada pula yang menyebutkan seorang laki-laki dari Bani Dhamrah, seorang laki-laki dari Khuza'ah, seorang laki-laki dari Bani Laits, dari Bani Kinanah dan ada lagi dari Bani Bakr. Diketengahkan pula oleh Ibnu Saad dalam Ath-Thabaqat, yakni dari Yazid bin Abdillah bin Qisth bahwa Junda' bin Dhamrah Adh-Dhamri berada di Mekah dan kemudian jatuh sakit. Maka katanya kepada putra-putranya, "Keluarkan saya dari Mekah ini, kerisauannya telah membunuh saya." Jawab mereka, "Ke mana?" Maka diisyaratkannya dengan tangannya ke Madinah, maksudnya berhijrah lalu mereka membawanya keluar. Tatkala sampai di mata air Bani Ghaffar, ia pun wafat. Maka Allah pun menurunkan, "Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dengan maksud untuk berhijrah...sampai akhir ayat." (Q.S. An-Nisa 100) Ibnu Abu Hatim, Ibnu Mandah dan Barudi mengetengahkan dari golongan sahabat dari Hisyam bin Urwah dari bapaknya bahwa Zubair bin Awwam mengatakan, "Khalid bin Haram berhijrah ke Habsyi, kebetulan dalam perjalanan ia dipatuk ular hingga wafat, maka turunlah ayat, 'Dan barangsiapa yang keluar dari rumahnya dengan maksud untuk berhijrah...sampai akhir ayat.'" (Q.S. An-Nisa 100) Dalam buku Al-Maghazi Al-Umawi mengetengahkan dari Abdul Malik bin Umair, katanya, "Tatkala sampai ke telinga Aktsam bin Shaifi hijrahnya Nabi saw. ia pun bermaksud hendak menemuinya. Tetapi kaumnya berkeberatan untuk memanggilnya, maka kata Aktsam, 'Carilah yang akan membawa pesan dari saya kepadanya, dan yang akan membawanya daripadanya kepada saya.' Demikianlah tampil dua orang utusan, lalu mendatangi Nabi saw. Kata mereka, 'Kami ini adalah utusan dari Aktsam Shaifi yang hendak menanyakan kepada Anda, siapakah Anda ini, tugas atau jabatan apakah yang Anda pegang, dan apa yang Anda bawa?' Jawabnya, 'Saya ini adalah Muhammad bin Abdullah, dan tugas saya ialah menjadi hamba Allah dan utusan-Nya.' Kemudian dibacakan ayat yang artinya, 'Sesungguhnya Allah menyuruh agar berlaku adil dan berbuat baik...sampai akhir ayat.' (An-Nahl 90). Kedua utusan itu pun kembali kepada Aktsam lalu menceritakan apa yang mereka dengar. Kata Aktsam, 'Manalah kaumku! Ternyata orang ini menyuruh kepada akhlak mulia dan melarang pekerti durjana. Maka hendaklah dalam urusan ini kalian menjadi kepala atau pemuka, dan janganlah menjadi ekor atau sekedar embel-embel belaka.' Kemudian dinaikinya untanya hendak menuju Madinah, tetapi dalam perjalanan itu ajalnya sampai. Maka diturunkanlah di sini, 'Dan barangsiapa yang keluar dari rumahnya dengan maksud untuk berhijrah...sampai akhir ayat." (Q.S. An-Nisa 100). Hadis ini mursal dan isnadnya lemah. Dan diketengahkan oleh Hatim dalam buku Al-Muammarain dari dua buah jalur dari Ibnu Abbas, bahwa ia ditanyai orang tentang ayat ini, maka jawabnya, "Ia diturunkan tentang Aktsam bin Shaifi." Lalu ditanyakan orang, "Kalau begitu di mana Laitsi?" Jawabnya, "Ini pada saat sebelum Laitsi, dan ia dapat umum dan dapat pula khusus."





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Edy_Hari_Yanto's  album on Photobucket
TPQ NURUDDIN NEWS : Terima kasih kepada donatur yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk pembangunan TPQ Nuruddin| TKQ-TPQ "NURUDDIN" MENERIMA SANTRI DAN SANTRIWATI BARU | INFORMASI PENDAFTARAN DI KANTOR TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN-WONOAYU