|
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 1 |
|
|
خَلَقَكُم |
Dia menciptakan kamu |
وَخَلَقَ |
dan Dia menciptakan |
زَوْجَهَا |
isterinya/jodohnya |
وَبَثَّ |
dan Dia kembang-biakkan |
وَٱتَّقُوا۟ |
dan bertakwalah |
تَسَآءَلُونَ |
kamu saling meminta |
وَٱلْأَرْحَامَ |
dan hubungan keluarga |
عَلَيْكُمْ |
atas/pada kamu |
رَقِيبًا |
Penjaga dan Pengawas |
|
|
yaa ayyuhaa alnnaasu ittaquu rabbakumu alladzii khalaqakum min nafsin waahidatin wakhalaqa minhaa zawjahaa wabatstsa minhumaa rijaalan katsiiran wanisaa-an waittaquu allaaha alladzii tasaa-aluuna bihi waal-arhaama inna allaaha kaana 'alaykum raqiiban |
1. Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya [263] Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain [264], dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.
[263] Maksud 'dari padanya' menurut jumhur mufassirin ialah dari bagian tubuh (tulang rusuk) Adam a.s. berdasarkan hadis riwayat Bukhari dan Muslim. Di samping itu ada pula yang menafsirkan 'dari padanya' ialah dari unsur yang serupa ya'ni tanah yang dari padanya Adam a.s. diciptakan. [264] Menurut kebiasaan orang Arab, apabila mereka menanyakan sesuatu atau memintanya kepada orang lain mereka mengucapkan nama Allah seperti :"As aluka billah" artinya saya bertanya atau meminta kepadamu dengan nama Allah. |
|
|
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 2 |
|
|
وَءَاتُوا۟ |
dan berikanlah |
ٱلْيَتَٰمَىٰٓ |
anak-anak yatim |
أَمْوَٰلَهُمْ |
harta-harta mereka |
تَتَبَدَّلُوا۟ |
kamu menukar |
بِٱلطَّيِّبِ |
dengan yang baik |
أَمْوَٰلَهُمْ |
harta-harta mereka |
إِنَّهُۥ |
sesungguhnya ia/hal itu |
|
|
waaatuu alyataamaa amwaalahum walaa tatabaddaluu alkhabiitsa bialththhayyibi walaa ta/kuluu amwaalahum ilaa amwaalikum innahu kaana huuban kabiiraan |
2. Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah balig) harta mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu, adalah dosa yang besar. |
|
|
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 3 |
|
|
تُقْسِطُوا۟ |
kamu berlaku adil |
ٱلْيَتَٰمَىٰ |
anak-anak yatim |
فَٱنكِحُوا۟ |
maka nikahilah |
ٱلنِّسَآءِ |
perempuan-perempuan |
تَعْدِلُوا۟ |
kamu berlaku adil |
فَوَٰحِدَةً |
maka satu saja |
أَيْمَٰنُكُمْ |
tangan kananmu/budakmu |
تَعُولُوا۟ |
kamu berbuat aniaya |
|
|
wa-in khiftum allaa tuqsithuu fii alyataamaa fainkihuu maa thaaba lakum mina alnnisaa-i matsnaa watsulaatsa warubaa'a fa-in khiftum allaa ta'diluu fawaahidatan aw maa malakat aymaanukum dzaalika adnaa allaa ta'uuluu |
3. Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil [265], maka (kawinilah) seorang saja [266], atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.
[265] Berlaku adil ialah perlakuan yang adil dalam meladeni isteri seperti pakaian, tempat, giliran dan lain-lain yang bersifat lahiriyah. [266] Islam memperbolehkan poligami dengan syarat-syarat tertentu. Sebelum turun ayat ini poligami sudah ada, dan pernah pula dijalankan oleh para Nabi sebelum Nabi Muhammad SAW Ayat ini membatasi poligami sampai empat orang saja. |
|
|
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 4 |
|
|
وَءَاتُوا۟ |
dan berikanlah |
ٱلنِّسَآءَ |
perempuan-perempuan |
صَدُقَٰتِهِنَّ |
maskawin mereka |
طِبْنَ |
mereka baik hati/menyerahkan |
شَىْءٍ |
sesuatu (sebagian) |
مِّنْهُ |
daripadanya (maskawin) |
نَفْسًا |
sendirian/senang hati |
فَكُلُوهُ |
maka makanlah ia |
|
|
waaatuu alnnisaa-a shaduqaatihinna nihlatan fa-in thibna lakum 'an syay-in minhu nafsan fakuluuhu hanii-an marii-aan |
4. Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan [267]. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.
[267] Pemberian itu ialah maskawin yang besar kecilnya ditetapkan atas persetujuan kedua pihak, karena pemberian itu harus dilakukan dengan ikhlas. |
|
|
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 5 |
|
|
ٱلسُّفَهَآءَ |
orang-orang bodoh/belum sempurna akalnya |
وَٱرْزُقُوهُمْ |
dan mereka belanja |
فِيهَا |
darinya (hasil harta itu) |
وَٱكْسُوهُمْ |
dan pakaian mereka |
وَقُولُوا۟ |
dan berkatalah |
|
|
walaa tu/tuu alssufahaa-a amwaalakumu allatii ja'ala allaahu lakum qiyaaman waurzuquuhum fiihaa wauksuuhum waquuluu lahum qawlan ma'ruufaan |
5. Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya [268], harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik.
[268] Orang yang belum sempurna akalnya ialah anak yatim yang belum balig atau orang dewasa yang tidak dapat mengatur harta bendanya. |
|
|
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 6 |
|
|
وَٱبْتَلُوا۟ |
dan periksa/ujilah |
ٱلْيَتَٰمَىٰ |
anak-anak yatim |
بَلَغُوا۟ |
mereka sampai/cukup umur |
ءَانَسْتُم |
kamu anggap/melihat |
مِّنْهُمْ |
dari/diantara mereka |
فَٱدْفَعُوٓا۟ |
maka serahkanlah |
أَمْوَٰلَهُمْ |
harta-harta mereka |
تَأْكُلُوهَآ |
kamu memakannya |
إِسْرَافًا |
lebih dari batas |
وَبِدَارًا |
dan tergesa-gesa |
فَلْيَسْتَعْفِفْ |
maka hendaklah ia menahan diri |
فَلْيَأْكُلْ |
maka boleh ia memakan |
بِٱلْمَعْرُوفِ |
dengan baik/sepatutnya |
دَفَعْتُمْ |
kamu menyerahkan |
أَمْوَٰلَهُمْ |
harta-harta mereka |
فَأَشْهِدُوا۟ |
maka adakan saksi-saksi |
بِٱللَّهِ |
dengan/pada Allah |
حَسِيبًا |
pengawas/mempunyai perhitungan |
|
|
waibtaluu alyataamaa hattaa idzaa balaghuu alnnikaaha fa-in aanastum minhum rusydan faidfa'uu ilayhim amwaalahum walaa ta/kuluuhaa israafan wabidaaran an yakbaruu waman kaana ghaniyyan falyasta'fif waman kaana faqiiran falya/kul bialma'ruufi fa-idzaa dafa'tum ilayhim amwaalahum fa-asyhiduu 'alayhim wakafaa biallaahi hasiibaan |
6. Dan ujilah [269] anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. Dan janganlah kamu makan harta anak yatim lebih dari batas kepatutan dan (janganlah kamu) tergesa-gesa (membelanjakannya) sebelum mereka dewasa. Barang siapa (di antara pemelihara itu) mampu, maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan barangsiapa yang miskin, maka bolehlah ia makan harta itu menurut yang patut. Kemudian apabila kamu menyerahkan harta kepada mereka, maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi (tentang penyerahan itu) bagi mereka. Dan cukuplah Allah sebagai Pengawas (atas persaksian itu).
[269] Yakni : mengadakan penyelidikan terhadap mereka tentang keagamaan, usaha-usaha mereka, kelakuan dan lain-lain sampai diketahui bahwa anak itu dapat dipercayai. |
|
|
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 7 |
|
|
لِّلرِّجَالِ |
bagi orang laki-laki |
تَرَكَ |
meninggalkan/peninggalan |
ٱلْوَٰلِدَانِ |
kedua orang tua |
وَٱلْأَقْرَبُونَ |
dan kerabat mereka |
وَلِلنِّسَآءِ |
dan bagi orang wanita |
تَرَكَ |
meninggalkan/peninggalan |
ٱلْوَٰلِدَانِ |
kedua orang tua |
وَٱلْأَقْرَبُونَ |
dan kerabat mereka |
مِمَّا |
dari apa (peninggalan) |
مَّفْرُوضًا |
yang telah ditetapkan |
|
|
lilrrijaali nashiibun mimmaa taraka alwaalidaani waal-aqrabuuna walilnnisaa-i nashiibun mimmaa taraka alwaalidaani waal-aqrabuuna mimmaa qalla minhu aw katsura nashiiban mafruudaan |
7. Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan. |
|
SEBAB TURUNNYA AYAT: Abu Syaikh dan oleh Ibnu Hibban mengetengahkan dalam Kitabul Faraaidh dari jalur Kalbi dari Abu Saleh dari Ibnu Abbas, "Orang-orang jahiliah biasanya tidak mewariskan harta kepada kaum wanita dan anak laki-laki yang masih kecil sebelum balig. Kebetulan seorang laki-laki Ansar bernama Aus bin Tsabit mati meninggalkan dua orang anak perempuan dan seorang anak laki-laki yang masih kecil. Maka datanglah dua orang saudara sepupu mereka yang bernama Khalid dan yang menjadi ashabah, lalu mengambil semua harta itu. Maka datanglah istrinya, menemui Rasulullah saw. lalu menceritakan hal itu kepadanya. Jawabnya, 'Saya belum tahu apa yang harus saya katakan', maka turunlah ayat, 'Bagi laki-laki ada hak dari harta peninggalan ibu bapak...' sampai akhir ayat." (Q.S. An-Nisa 7)
|
|
|
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 8 |
|
|
ٱلْقِسْمَةَ |
pembagian itu |
وَٱلْيَتَٰمَىٰ |
dan anak-anak yatim |
وَٱلْمَسَٰكِينُ |
dan orang-orang miskin |
فَٱرْزُقُوهُم |
maka berilah mereka rezki |
مِّنْهُ |
dari padanya/harta |
وَقُولُوا۟ |
dan katakanlah |
مَّعْرُوفًا |
yang baik/patut |
|
|
wa-idzaa hadhara alqismata uluu alqurbaa waalyataamaa waalmasaakiinu faurzuquuhum minhu waquuluu lahum qawlan ma'ruufaan |
8. Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat [270], anak yatim dan orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu [271] (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.
[270] Kerabat di sini maksudnya : kerabat yang tidak mempunyai hak warisan dari harta benda pusaka. [271] Pemberian sekedarnya itu tidak boleh lebih dari sepertiga harta warisan. |
|
|
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 9 |
|
|
وَلْيَخْشَ |
dan hendaklah takut |
ٱلَّذِينَ |
orang-orang yang |
خَلْفِهِمْ |
belakang mereka |
ذُرِّيَّةً |
keturunan/anak-anak |
فَلْيَتَّقُوا۟ |
maka bertakwalah |
وَلْيَقُولُوا۟ |
dan hendaklah mereka mengatakan |
|
|
walyakhsya alladziina law tarakuu min khalfihim dzurriyyatan dhi'aafan khaafuu 'alayhim falyattaquu allaaha walyaquuluu qawlan sadiidaan |
9. Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. |
|
|
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 10 |
|
|
ٱلَّذِينَ |
orang-orang yang |
يَأْكُلُونَ |
(mereka) memakan |
إِنَّمَا |
sesungguhnya/hanyalah |
يَأْكُلُونَ |
mereka memakan/menelan |
بُطُونِهِمْ |
mereka meninggalkan |
وَسَيَصْلَوْنَ |
dan mereka akan masuk |
سَعِيرًا |
neraka yang menyala-nyala |
|
|
inna alladziina ya/kuluuna amwaala alyataamaa zhulman innamaa ya/kuluuna fii buthuunihim naaran wasayashlawna sa'iiraan |
10. Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). |
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar