| 
 | 
| 
| surah / surat : An-Nisaa Ayat : 21 |  |  | 
| 
| تَأْخُذُونَهُۥ |  | kamu mengambilnya kembali |  
| بَعْضٍ |  | sebagian yang lain |  
| وَأَخَذْنَ |  | dan mereka telah mengambil |  | 
| 
  | 
| wakayfa ta/khudzuunahu waqad afdaa ba'dhukum ilaa ba'dhin wa-akhadzna minkum miitsaaqan ghaliizhaan | 
| 21. Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu  telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami-isteri. Dan  mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat. | 
| 
 | 
| 
 | 
| 
| surah / surat : An-Nisaa Ayat : 22 |  |  | 
| 
| ءَابَآؤُكُم |  | bapak-bapakmu |  
| ٱلنِّسَآءِ |  | wanita-wanita |  
| إِنَّهُۥ |  | sesungguhnya itu |  
| وَسَآءَ |  | dan seburuk-buruk |  | 
| 
  | 
| walaa tankihuu maa nakaha aabaaukum mina alnnisaa-i illaa maa qad salafa innahu kaana faahisyatan wamaqtan wasaa-a sabiilaan | 
| 22. Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh  ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan  itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh). | 
|  | 
| 
SEBAB TURUNNYA AYAT:  Ibnu Abu Hatim, Faryabi dan Thabrani mengetengahkan dari Adi bin Tsabit  dari seorang laki-laki Ansar, katanya, "Abu Qais bin Aslat wafat, dan  ia termasuk di antara orang-orang Ansar yang saleh. Lalu putranya yang  bernama Qais meminang istrinya, jawabnya, 'Bagi saya kamu ini hanyalah  anak, dan kamu termasuk orang-orang yang saleh pada kaummu!' Lalu wanita  itu datang mendapatkan Nabi saw. dan menyampaikan berita itu. Maka  jawab Nabi saw., 'Kembalilah ke rumahmu,' kemudian turunlah ayat, 'Dan  janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh bapakmu  kecuali yang telah berlalu.'" (Q.S. An-Nisa 22) Ibnu Saad dari Muhammad  bin Kaab Al-Qurazhi mengetengahkan, katanya, "Biasanya jika seorang  laki-laki mati dengan meninggalkan istri, maka anaknyalah yang lebih  berhak mengawini istrinya yakni jika tidak merupakan ibu kandungnya,  atau kalau tidak, dikawinkannya dengan laki-laki lain yang disukainya.  Maka ketika Abu Qais bin Aslat meninggal, bangkitlah putranya Muhshin  dan bermaksud untuk mengawini ibu tirinya itu serta tidak memberinya  harta warisan sedikit pun. Janda itu datang menemui Nabi saw. maka  beliau bersabda, 'Pulanglah! Semoga Allah menurunkan sesuatu mengenai  dirimu!', maka turunlah ayat ini, 'Janganlah kamu kawini wanita-wanita  yang telah dikawini oleh bapakmu...' (Q.S. An-Nisa 22) dan turun pula,  'Tidak halal bagi kamu mewarisi wanita-wanita itu secara paksa....'  sampai akhir ayat." (Q.S. An-Nisa 19) Diketengahkan pula dari Zuhri,  katanya, "Ayat ini diturunkan mengenai beberapa orang dari golongan  Ansar, yang mempunyai kebiasaan jika ada laki-laki yang meninggal di  antara mereka, maka walinyalah yang lebih berhak memiliki istrinya yang  akan menguasainya sampai matinya wanita itu." | 
| 
 | 
| 
 | 
| 
| surah / surat : An-Nisaa Ayat : 23 |  |  | 
| 
| وَبَنَاتُكُمْ |  | dan anak-anak perempuanmu |  
| وَأَخَوَٰتُكُمْ |  | dan saudara-saudara perempuanmu |  
| وَعَمَّٰتُكُمْ |  | dan saudara-saudara perempuan bapakmu |  
| وَخَٰلَٰتُكُمْ |  | dan saudara-saudara perempuan ibumu |  
| وَبَنَاتُ |  | dan anak-anak perempuan |  
| ٱلْأَخِ |  | saudaramu laki-laki |  
| وَبَنَاتُ |  | dan anak-anak perempuan |  
| ٱلْأُخْتِ |  | saudaramu perempuan |  
| وَأُمَّهَٰتُكُمُ |  | dan ibu-ibumu |  
| أَرْضَعْنَكُمْ |  | menyusui kamu |  
| وَأَخَوَٰتُكُم |  | dan saudara-saudara perempuanmu |  
| وَرَبَٰٓئِبُكُمُ |  | dan anak-anak isterimu |  
| حُجُورِكُم |  | pemeliharaanmu |  
| نِّسَآئِكُمُ |  | isteri-isteri kamu |  
| دَخَلْتُم |  | kamu masuki/campuri |  
| دَخَلْتُم |  | kamu masuki/campuri |  
| وَحَلَٰٓئِلُ |  | dan isteri-isteri |  
| أَبْنَآئِكُمُ |  | anak-anakmu |  
| أَصْلَٰبِكُمْ |  | tulang rusukmu/anak kandungmu |  
| تَجْمَعُوا۟ |  | kamu menghimpun |  
| ٱلْأُخْتَيْنِ |  | dua perempuan bersaudara |  | 
| 
  | 
| hurrimat 'alaykum ummahaatukum wabanaatukum wa-akhawaatukum wa'ammaatukum wakhaalaatukum wabanaatu al-akhi wabanaatu al-ukhti waummahaatukumu allaatii ardha'nakum wa-akhawaatukum mina alrradaa'ati waummahaatu nisaa-ikum warabaa-ibukumu allaatii fii hujuurikum min nisaa-ikumu allaatii dakhaltum bihinna fa-in lam takuunuu dakhaltum bihinna falaa junaaha 'alaykum wahalaa-ilu abnaa-ikumu alladziina min ashlaabikum wa-an tajma'uu bayna al-ukhtayni illaa maa qad salafa inna allaaha kaana ghafuuran rahiimaan | 
| 23. Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang  perempuan [281]; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara  bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak  perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan  dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu;  saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak  isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri,  tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu  ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu)  isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam  perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi  pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 
 [281] Maksud ibu di sini ialah ibu, nenek dan seterusnya ke atas. Dan  yang dimaksud dengan anak perempuan ialah anak perempuan, cucu perempuan  dan seterusnya ke bawah, demikian juga yang lain-lainnya. Sedang yang  dimaksud dengan "anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu", menurut  jumhur ulama termasuk juga anak tiri yang tidak dalam pemeliharaannya.
 | 
|  | 
| 
SEBAB TURUNNYA AYAT:  Ibnu Jarir dari Ibnu Juraij mengetengahkan, katanya, "Saya tanyakan  kepada Atha' mengenai, '...dan diharamkan bagimu istri-istri anak  kandungmu.' (Q.S. An-Nisa 23) Jawabnya, 'Menurut pembicara kami ia  diturunkan mengenai Nabi Muhammad saw. yakni ketika beliau mengawini  janda dari Zaid bin Haritsah. Orang-orang musyrik mengecamnya,' maka  turunlah ayat, 'Dan diharamkan bagimu istri-istri anak kandungmu.' (Q.S.  An-Nisa 23) dan turun pula ayat, 'Dan tidaklah Allah menjadikan  anak-anak angkatmu sebagai anak-anak kandungmu sendiri.' (Q.S. Al-Ahzab  4) Demikian pula ayat, 'Bukanlah Muhammad itu bapak dari salah seorang  laki-laki kamu, tetapi...' sampai akhir ayat." (Al-Ahzab 40). | 
| 
 | 
| 
 | 
| 
| surah / surat : An-Nisaa Ayat : 24 |  |  | 
| 
| وَٱلْمُحْصَنَٰتُ |  | dan wanita yang bersuami |  
| أَيْمَٰنُكُمْ |  | tangan kananmu/budak-budakmu |  
| وَرَآءَ |  | dibelakang (selain) |  
| بِأَمْوَٰلِكُم |  | dengan hartamu |  
| مُّحْصِنِينَ |  | untuk dikawini |  
| مُسَٰفِحِينَ |  | untuk berzina |  
| ٱسْتَمْتَعْتُم |  | telah kamu nikmati |  
| بِهِۦ |  | dengannya (wanita itu) |  
| مِنْهُنَّ |  | dari/diantara mereka |  
| فَـَٔاتُوهُنَّ |  | maka berikan kepada mereka |  
| أُجُورَهُنَّ |  | mahar/maskawin |  
| فَرِيضَةً |  | suatu kewajiban |  
| عَلَيْكُمْ |  | atas/bagi kamu |  
| فِيمَا |  | terhadap apa (sesuatu) |  
| تَرَٰضَيْتُم |  | kamu saling merelakan |  
| بِهِۦ |  | dengannya (wanita itu) |  | 
| 
  | 
| waalmuhsanaatu mina alnnisaa-i illaa maa malakat aymaanukum kitaaba allaahi 'alaykum wauhilla lakum maa waraa-a dzaalikum an tabtaghuu bi-amwaalikum muhsiniina ghayra musaafihiina famaa istamta'tum bihi minhunna faaatuuhunna ujuurahunna fariidhatan walaa junaaha 'alaykum fiimaa taraadaytum bihi min ba'di alfariidhati inna allaaha kaana 'aliiman hakiimaan | 
| 24. dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali  budak-budak yang kamu miliki [282] (Allah telah menetapkan hukum itu)  sebagai ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang  demikian [283] (yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk  dikawini bukan untuk berzina. Maka isteri-isteri yang telah kamu ni'mati  (campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan  sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan tiadalah mengapa bagi kamu  terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan  mahar itu [284]. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha  Bijaksana. 
 [282] Maksudnya : budak-budak yang dimiliki yang suaminya tidak ikut  tertawan bersama-samanya. [283] Ialah : selain dari macam-macam wanita  yang tersebut dalam ayat 23 dan 24 surat An Nisaa'. [284] Ialah :  menambah, mengurangi atau tidak membayar sama sekali maskawin yang telah  ditetapkan.
 | 
|  | 
| 
SEBAB TURUNNYA AYAT:  Muslim, Abu Daud, Tirmizi meriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri,  katanya, "Kami beroleh wanita-wanita tawanan dari Bani Authas yang masih  mempunyai suami. Mereka tidak bersedia kami campuri disebabkan masih  bersuami itu. Lalu kami tanyakan hal itu kepada Nabi saw., maka turunlah  ayat, 'Dan diharamkan mengawini wanita-wanita yang bersuami kecuali  hamba sahaya yang menjadi milikmu.' (Q.S. An-Nisa 24) maksudnya kecuali  yang diberikan Allah kepadamu sebagai orang-orang tawanan, maka dengan  ayat itu halallah bagi kami kehormatan mereka." Thabrani dari Ibnu Abbas  mengetengahkan, katanya, "Ayat itu turun di waktu perang Hunain tatkala  kaum muslimin diberi kemenangan oleh Allah di perang Hunain, mereka  mendapatkan beberapa orang wanita dari kalangan Ahli Kitab yang masih  mempunyai suami. Jika salah seorang di antara mereka hendak dicampuri  maka jawabnya, 'Saya ini bersuami', maka turunlah ayat, 'Dan diharamkan  pula kamu mengawini wanita-wanita yang bersuami...' sampai akhir ayat."  (Q.S. An-Nisa 24) Ibnu Jarir mengetengahkan dari Muammar bin Sulaiman,  dari bapaknya, katanya, "Seorang laki-laki dari Hadramaut mengajukan  soal, 'Bagaimana bila suami-suami telah menetapkan maskawin lalu siapa  tahu mereka ditimpa oleh kesulitan', maka turunlah ayat, 'Dan kamu tidak  berdosa mengenai sesuatu yang telah saling kamu relakan, setelah mahar  ditetapkan itu.'" (Q.S. An-Nisa 24) | 
| 
 | 
| 
 | 
| 
| surah / surat : An-Nisaa Ayat : 25 |  |  | 
| 
| مِنكُمْ |  | dari/di antara kamu |  
| طَوْلًا |  | perbelanjaan/nafkah |  
| ٱلْمُحْصَنَٰتِ |  | wanita-wanita merdeka |  
| ٱلْمُؤْمِنَٰتِ |  | yang beriman |  
| أَيْمَٰنُكُم |  | tangan kananmu/budakmu |  
| فَتَيَٰتِكُمُ |  | pemudi-pemudimu/wanitamu |  
| ٱلْمُؤْمِنَٰتِ |  | yang beriman |  
| أَعْلَمُ |  | lebih mengetahui |  
| بِإِيمَٰنِكُم |  | dengan keimananmu |  
| فَٱنكِحُوهُنَّ |  | maka nikahilah mereka |  
| أَهْلِهِنَّ |  | ahlinya/tuannya |  
| وَءَاتُوهُنَّ |  | dan berilah mereka |  
| أُجُورَهُنَّ |  | mahar mereka |  
| بِٱلْمَعْرُوفِ |  | dengan/menurut yang patut |  
| مُحْصَنَٰتٍ |  | wanita-wanita merdeka/yang memelihara diri |  
| مُسَٰفِحَٰتٍ |  | wanita-wanita pezina |  
| مُتَّخِذَٰتِ |  | wanita yang mengambil laki-laki lain |  
| أُحْصِنَّ |  | mereka telah menjaga diri |  
| أَتَيْنَ |  | mereka mendatangi/melakukan |  
| بِفَٰحِشَةٍ |  | dengan perbuatan keji |  
| فَعَلَيْهِنَّ |  | maka atas mereka |  
| ٱلْمُحْصَنَٰتِ |  | wanita-wanita yang merdeka |  
| ٱلْعَنَتَ |  | sulit menjaga diri |  
| مِنكُمْ |  | dari/di antara kamu |  
| تَصْبِرُوا۟ |  | kamu bersabar |  | 
| 
  | 
| waman lam yastathi' minkum thawlan an yankiha almuhsanaati almu/minaati famin maa malakat aymaanukum min fatayaatikumu almu/minaati waallaahu a'lamu bi-iimaanikum ba'dhukum min ba'dhin fainkihuuhunna bi-idzni ahlihinna waaatuuhunna ujuurahunna bialma'ruufi muhsanaatin ghayra masaafihaatin walaa muttakhidzaati akhdaanin fa-idzaa uhsinna fa-in atayna bifaahisyatin fa'alayhinna nishfu maa 'alaa almuhsanaati mina al'adzaabi dzaalika liman khasyiya al'anata minkum wa-an tashbiruu khayrun lakum waallaahu ghafuurun rahiimun | 
| 25. Dan barangsiapa diantara kamu (orang merdeka) yang tidak cukup  perbelanjaannya untuk mengawini wanita merdeka lagi beriman, ia boleh  mengawini wanita yang beriman, dari budak-budak yang kamu miliki. Allah  mengetahui keimananmu; sebahagian kamu adalah dari sebahagian yang lain  [285], karena itu kawinilah mereka dengan seizin tuan mereka, dan  berilah maskawin mereka menurut yang patut, sedang merekapun  wanita-wanita yang memelihara diri, bukan pezina dan bukan (pula) wanita  yang mengambil laki-laki lain sebagai piaraannya; dan apabila mereka  telah menjaga diri dengan kawin, kemudian mereka melakukan perbuatan  yang keji (zina), maka atas mereka separo hukuman dari hukuman  wanita-wanita merdeka yang bersuami. (Kebolehan mengawini budak) itu,  adalah bagi orang-orang yang takut kepada kemasyakatan menjaga diri  (dari perbuatan zina) di antara kamu, dan kesabaran itu lebih baik  bagimu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 
 [285] Maksudnya : orang merdeka dan budak yang dikawininya itu adalah sama-sama keturunan Adam dan Hawa dan sama-sama beriman.
 | 
| 
 | 
| 
 | 
| 
| surah / surat : An-Nisaa Ayat : 26 |  |  | 
| 
| لِيُبَيِّنَ |  | untuk Dia menerangkan |  
| وَيَهْدِيَكُمْ |  | dan Dia memberi petunjuk kepadamu |  
| ٱلَّذِينَ |  | orang-orang yang |  
| وَيَتُوبَ |  | dan Dia hendak menerima taubat |  | 
| 
  | 
| yuriidu allaahu liyubayyina lakum wayahdiyakum sunana alladziina min qablikum wayatuuba 'alaykum waallaahu 'aliimun hakiimun | 
| 26. Allah hendak menerangkan (hukum syari'at-Nya) kepadamu, dan  menunjukimu kepada jalan-jalan orang yang sebelum kamu (para nabi dan  shalihin) dan (hendak) menerima taubatmu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi  Maha Bijaksana. | 
| 
 | 
| 
 | 
| 
| surah / surat : An-Nisaa Ayat : 27 |  |  | 
| 
| يَتُوبَ |  | Dia menerima taubat |  
| وَيُرِيدُ |  | dan/sedang menghendaki |  
| ٱلَّذِينَ |  | orang-orang yang |  
| يَتَّبِعُونَ |  | (mereka) mengikuti |  
| تَمِيلُوا۟ |  | kamu berpaling |  
| عَظِيمًا |  | besar/sejauh-jauhnya |  | 
| 
  | 
| waallaahu yuriidu an yatuuba 'alaykum wayuriidu alladziina yattabi'uuna alsysyahawaati an tamiiluu maylan 'azhiiman | 
| 27. Dan Allah hendak menerima taubatmu, sedang orang-orang yang  mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya  (dari kebenaran). | 
| 
 | 
| 
 | 
| 
| surah / surat : An-Nisaa Ayat : 28 |  |  | 
| 
| يُخَفِّفَ |  | Dia memberi keringanan |  | 
| 
  | 
| yuriidu allaahu an yukhaffifa 'ankum wakhuliqa al-insaanu dha'iifaan | 
| 28. Allah hendak memberikan keringanan kepadamu [286], dan manusia dijadikan bersifat lemah. 
 [286] Yaitu dalam syari'at di antaranya boleh menikahi budak bila telah cukup syarat-syaratnya.
 | 
| 
 | 
| 
 | 
| 
| surah / surat : An-Nisaa Ayat : 29 |  |  | 
| 
| ٱلَّذِينَ |  | orang-orang yang |  
| تَأْكُلُوٓا۟ |  | kamu memakan |  
| بَيْنَكُم |  | diantara/sesamamu |  
| بِٱلْبَٰطِلِ |  | dengan jalan yang batil |  
| تِجَٰرَةً |  | (dengan jalan) perniagaan |  
| مِّنكُمْ |  | dari/diantara kamu |  
| تَقْتُلُوٓا۟ |  | kamu membunuh |  | 
| 
  | 
| yaa ayyuhaa alladziina aamanuu laa ta/kuluu amwaalakum baynakum bialbaathili illaa an takuuna tijaaratan 'an taraadin minkum walaa taqtuluu anfusakum inna allaaha kaana bikum rahiimaan | 
| 29. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kami saling memakan harta  sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang  berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu  membunuh dirimu [287]; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang  kepadamu. 
 [287] Larangan membunuh diri sendiri mencakup juga larangan membunuh  orang lain, sebab membunuh orang lain berarti membunuh diri sendiri,  karena umat merupakan suatu kesatuan.
 | 
| 
 | 
| 
 | 
| 
| surah / surat : An-Nisaa Ayat : 30 |  |  | 
| 
| عُدْوَٰنًا |  | bermusuhan/melanggar hak |  
| نُصْلِيهِ |  | Kami masukkan ia |  | 
| 
  | 
| waman yaf'al dzaalika 'udwaanan wazhulman fasawfa nushliihi naaran wakaana dzaalika 'alaa allaahi yasiiraan | 
| 30. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya,  maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu  adalah mudah bagi Allah. | 
| 
 | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar