Riwayat Sejarah Kisah Nabi Saleh AS
Kisah Nabi Saleh AS, baik kawan inilah bahasan tentang kisah Nabi Saleh AS pada zaman rasul. Kawan kita lanjut cerita ke nabi kita Shaleh As.Tsamud
 adalah nama suatu suku yang oleh sementara ahli sejarah dimasukkan 
bagian dari bangsa Arab dan ada pula yang menggolongkan mereka ke dalam 
bangsa Yahudi. Mereka bertempat tinggal di suatu dataran bernama ” 
Alhijir ” terletak antara Hijaz dan Syam yang dahulunya termasuk jajahan
 dan dikuasai suku Aad yang telah habis binasa disapu angin taufan yang 
di kirim oleh Allah sebagai pembalasan atas pembangkangan dan 
pengingkaran mereka terhadap dakwah dan risalah Nabi Hud A.S.
Kemakmuran
 dan kemewahan hidup serta kekayaan alam yang dahulu dimiliki dan 
dinikmati oleh kaum Aad telah diwarisi oleh kaum Tsamud.Tanah-tanah yang
 subur yang memberikan hasil berlimpah ruah, binatang-binatang perahan 
dan lemak yang berkembang biak, kebun-kebun bunga yag indah-indah, 
bangunan rumah-rumah yang didirikan di atas tanah yang datar dan 
dipahatnya dari gunung. Semuanya itu menjadikan mereka hidup tenteram , 
sejahtera dan bahgia, merasa aman dari segala gangguan alamiah dan bahwa
 kemewahan hidup mereka akan kekal bagi mereka dan anak keturunan 
mereka.
Kaum
 Tsamud tidak mengenal Tuhan. Tuhan Mereka adalah berhala-berhala yang 
mereka sembah dan puja, kepadanya mereka berqurban, tempat merekaminta 
perlindungan dari segala bala dan musibah dan mengharapkan kebaikan 
serta kebahagiaan. Mereka tidak dpt melihat atau memikirkan lebih jauh 
dan apa yang dpt mrk jangkau dengan pancaindera.
Nabi Saleh Berdakwah Kepada Kaum Tsamud
Allah
 Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak akan membiarkan 
hamba-hamba_Nya berada dalam kegelapan terus-menerus tanpa diutusnya 
nabi pesuruh disisi-Nya untuk memberi penerangan dan memimpin 
mereka keluar dari jalan yang sesat ke jalan yang benar. Demikian pula 
Allah tidak akan menurunkan azab dan seksaan kepada suatu umat sebelum 
mereka diperingatkan dan diberi petunjukkan oleh-Nya dengan perantara 
seorang yang dipilih untuk menjadi utusan dan rasul-Nya. Sunnatullah ini
 berlaku pula kepada kaum Tsamud, yang kepada mrk telah diutuskan Nabi 
Saleh seorang yang telah dipilih-Nya dari suku mereka sendiri, dari 
keluarga yang terpandang dan dihormati oleh kaumnya, terkenal tangkas, 
cerdik pandai, rendah hati dan ramah-tamah dalam pergaulan.
Nabi
 Shaleh memperkenalkan kepada Tuhan yang sepatut mereka sembah, Tuhan 
Allah Yang Maha Esa, yang telah mencipta mereka, menciptakan alam 
sekitar mereka, menciptakan tanah-tanah yang subur yang menghasilkan 
bahan keperluan hidup mereka, mencipta binatang-binatang yang memberi 
manfaat dan berguna bagi mereka dan dengan demikian memberi kepada 
mereka kenikmatan dan kemewahan hidup dan kebahagiaan lahir dan 
batin.Tuhan Yang Esa itulah yang harus mereka sembah dan bukan 
patung-patung yang mereka pahat sendiri dari batu-batu gunung yang tidak
 berkuasa memberi sesuatu kepada mereka atau melindungi mereka dari 
ketakutan dan bahaya.
Nabi
 Shaleh memperingatkan mereka bahwa ia adalah seorang daripada mereka , 
terjalin antara dirinya dan mereka ikatan keluarga dan darah. Mereka 
adalah kaumnya dan sanak keluarganya dan dia adalah seketurunan dan 
sesuku dengan mereka.Ia mengharapkan kebaikan dan kebajikan bagi mereka 
dan sesekali tidak akan menjerumuskan mereka ke dalam hal-hal yang akan 
membawa kerugian, kesengsaraan dan kebinasaan bagi mereka. Ia 
menerangkan kepada mereka bahwa ianya adalah pesuruh dan utusan Allah, 
dan apa yang diajarkan dan didakwahkan kepada mereka adalah amanat Allah
 yang harus dia sampaikan kepada mereka untuk kebaikan mereka semasa 
hidup mereka dan sesudah mereka mati di akhirat kelak. Ia mengharapkan 
kaumnya mempertimbangkan dan memikirkan sungguh-sungguh apa yang ia 
serukan dan anjurkan dan agar meeka segera meninggalkan persembahan 
kepada berhala-berhala itu dan percaya beriman kepada Allah Yang Maha 
Esa seraya bertaubat dan mohon ampun kepada-Nya atas dosa dan perbuatan 
syirik yang selama ini telah mereka lakukan.Allah maha dekat kepada 
mereka mendengarkan doa mereka dan memberi ampun kepada yang salah bila 
dimintanya.
Terperanjatlah
 kaum Shaleh mendengar seruan dan dakwahnya yang bagi mereka merupakan 
hal yang baru yang tidak diduga akan datang dari saudara atau anak 
mereka sendiri.Maka serentak ditolaklah ajakan Nabi Shaleh itu seraya 
berkata mereka kepadanya:”Wahai Shaleh ! Kami mengenalmu seorang yang 
pandai, tangkas dan cerdas, fikiranmu tajam dan pendapat serta semua 
pertimbangan mu selalu tepat. Pada dirimu kami melihat tanda-tanda 
kebajikan dan sifat-sifat yang terpuji. Kami mengharapkan dari engkau 
sebetulnya untuk memimpin kami menyelesaikan hal-hal yang rumit yang 
kami hadapi, memberi petunjuk dalam soal-soal yang gelap bagi kami dan 
menjadi ikutan dan kepercayaan kami di kala kami menghadapi krisis dan 
kesusahan.Akan tetapi segala harapan itu menjadi meleset dan kepercayaan
 kami kepadamu tergelincir hari ini dengan tingkah lakumu dan tindak 
tandukmu yang menyalahi adat-istiadat dan tatacara hidup kami. Apakah 
yang engkau serukan kepada kami? Enkau menghendaki agar kami 
meninggalkan persembahan kami dan nenek moyang kami, persembahan dan 
agama yang telah menjadi darah daging kami menjadi sebahagian hidup kami
 sejak kami dilahirkan dan tetap menjadi pegangan untuk 
selama-lamanya.Kami sesekali tidak akan meninggalkannya karena seruanmu 
dan kami tidak akan mengikutimu yang sesat itu.Kami tidak mempercayai 
ucapan kosongmu bahkan meragukan kenabianmu. Kami tidak akan mendurhakai
 nenek moyang kami dengan meninggalkan persembahan mereka dan mengikuti 
jejakmu.”
Nabi
 Saleh memperingatkan mereka agar jangan menentangnya dan agar mengikuti
 ajakannya beriman kepada Allah yang telah mengurniai mereka rezeki yang
 luas dan penghidupan yang sejahtera. Diceritakan kepada mereka kisah 
kaum-kaum yang mendapat seksa dan azab dari Allah karena menentang 
rasul-Nya dan mendustakan risalah-Nya. Hal yang serupa itu dapat terjadi
 di atas mereka, jika mereka tidak mau menerima dakwahnya dan mendengar 
nasihatnya, yang diberikannya secara ikhlas dan jujur sebagai seorang 
anggota dari keluarga besar mereka dan yang tidak mengharapkan atau 
menuntut upah daripada mereka atas usahanya itu. Ia hanya menyampaikan 
amanat Allah yang ditugaskan kepadanya dan Allahlah yang akan memberinya
 upah dan ganjaran untuk usahanya memberi pimpinan dan tuntutan kepada 
mereka.
Sekelompok
 kecil dari kaum Tsamud yang kebanyakkannya terdiri dari orang-orang 
yang kedudukan sosial lemah menerima dakwah Nabi Saleh dan beriman 
kepadanya sedangkan sebahagian yang terbesar terutamanya mrk yang 
tergolong orang-orang kaya dan berkedudukan tetap berkeras kepala dan 
menyombongkan diri menolak ajakan Nabi Shaleh dan mengingkari 
kenabiannya dan berkata kepadanya:” Wahai Shaleh! Kami kira bahwa engkau
 telah kerasukan syaitan dan terkena sihir.Engkau telah menjadi sinting 
dan menderita sakit gila. Akalmu sudah berubah dan fikiranmu sudah kacau
 sehingga engkau dengan tidak sedar telah mengeluarkan kata-kata ucapan 
yang tidak masuk akal dan mungkin engkau sendiri tidak memahaminya. 
Engkau mengaku bahwa engkau telah diutuskan oleh Tuhanmu sebagai nabi 
dan rasul-Nya. Apakah kelebihanmu daripada kami semua sehingga engkau 
dipilih menjadi rasul, padahal ada orang-orang di antara kami yang lebih
 patut dan lebih cekap untuk menjadi nabi atau rasul daripada engkau. 
Tujuanmu dengan bercakap kosong dan kata-katamu hanyalah untuk mengejar 
kedudukan dan ingin diangkat menjadi kepala dan pemimpin bagi 
kaummu.Jika engkau merasa bahwa engkau sehat badan dan sihat fikiran dan
 mengaku bahwa engkau tidak mempunyai arah dan tujuan yang terselubung 
dalam dakwahmu itu maka hentikanlah usahamu menyiarkan agama barumu 
dengan mencerca persembahan kami dan nenek moyangmu sendiri.Kami tidak 
akan mengikuti jalanmu dan meninggalkan jalan yang telah ditempuh oleh 
orang-orang tua kami lebih dahulu.
Nabi
 Saleh menjawab: ” Aku telah berulang-ulang mengatakan kepadamu bahwa 
aku tidak mengharapkan sesuatu apapun daripadamu sebagai imbalan atas 
usahaku memberi tuntunan dan penerangan kepada kamu. Aku tidak 
mengharapkan upah atau mendambakan pangkat dan kedudukan bagi usahaku 
ini yang aku lakukan semata-mata atas perintah Allah dan daripada-Nya 
kelak aku harapkan balasan dan ganjaran untuk itu. Dan bagaimana aku 
dapat mengikutimu dan menterlantarkan tugas dan amanat Tuhan kepadaku, 
padahal aku talah memperoleh bukti-bukti yang nyata atas kebenaran 
dakwahku.
Janganlah
 sesekali kamu harapkan bahawa aku akan melanggar perintah Tuhanku dan 
melalaikan kewajibanku kepada-Nya hanya semata-mata untuk melanjutkan 
persembahan nenek moyang kamu yang bathil itu. Siapakah yang akan 
melindungiku dari murka dan azab Tuhan jika aku berbuat demikian? 
Sesungguhnya kamu hanya akan merugikan dan membinasakan aku dengan 
seruanmu itu.”
Setelah
 gagal dan berhasil menghentikan usaha dakwah Nabi Saleh dan dilihatnya 
ia bahkan makin giat menarik orang-orang mengikutinya dan berpihak 
kepadanya. Para pemimpin dan pemuka kaum Tsamud berusaha hendak 
membendung arus dakwahnya, yang makin lama makin mendapat perhatian 
terutama dari kalangan bawahan menengah dalam masyarakat. Mereka 
menentang Nabi Shaleh dan untuk membuktikan kebenaran kenabiannya dengan
 suatu bukti mukjizat dalam bentuk benda atau kejadian luar biasa yang 
berada di luar kekuasaan manusia.
Allah Memberi Mukjizat Kepada Nabi Shaleh A.S.
Nabi
 Shaleh sedar bahawa tentangan kaumnya yang menuntut bukti daripanya 
berupa mukjizat itu adalah bertujuan hendak menghilangkan pengaruhnya 
dan mengikis habis kewibawaannya di mata kaumnya terutama para 
pengikutnya bila ia gagal memenuhi tentangan dan tuntutan mereka. Nabi 
Saleh membalas tentangan mereka dengan menuntut janji dengan mereka bila
 ia berhasil mendatangkan mukjizat yang mereka minta bahwa mereka akan 
meninggalkan agama dan persembahan mereka dan akan mengikuti Nabi Shaleh
 dan beriman kepadanya.
Sesuai
 dengan permintaan dan petunjuk pemuka-pemuka kaum Tsamud berdoalah Nabi
 Shaleh memohon kepada Allah agar memberinya suatu mukjizat untuk 
membuktikan kebenaran risalahnya dan sekaligus mematahkan perlawanan dan
 tentangan kaumnya yang masih berkeras kepala itu. Ia memohon dari Allah
 dengan kekuasaan-Nya menciptakan seekor unta betina dikeluarkannya dari
 perut sebuah batu karang besar yang terdpt di sisi sebuah bukit yang 
mereka tunjuk.
Maka sejurus kemudian dengan izin Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Pencipta terbelahlah batu karang yang ditunjuk itu dan keluar dari perutnya seekor unta betina.
Maka sejurus kemudian dengan izin Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Pencipta terbelahlah batu karang yang ditunjuk itu dan keluar dari perutnya seekor unta betina.
Dengan menunjuk kepada unta yang baru keluar dari perut batu besar itu berkatalah Nabi Saleh kepada mereka:” Inilah dia unta Allah,
 janganlah kamu ganggu dan biarkanlah ia mencari makanannya sendiri di 
atas bumi Allah ia mempunyai giliran untuk mendptkan air minum dan kamu 
mempunyai giliran untuk mendapatkan minum bagimu dan bagi ternakanmu 
juga dan ketahuilah bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya bila kamu 
sampai mengganggu binatang ini.”Kemudian berkeliaranlah unta di 
ladang-ladang memakan rumput sesuka hatinya tanpa mendapat gangguan. Dan
 ketika giliran minumnya tiba pergilah unta itu ke sebuah perigi yang 
diberi nama perigi unta dan minumlah sepuas hatinya. Dan pada hari-hari 
giliran unta Nabi Shaleh itu datang minum tiada seekor binatang lain 
berani menghampirinya, hal mana menimbulkan rasa tidak senang pada 
pemilik-pemilik binatang itu yang makin hari makin merasakan bahwa 
adanya unta Nabi Shaleh di tengah-tengah mereka itu merupakan gangguan 
laksana duri yang melintang di dalam kerongkong.
Dengan
 berhasilnya Nabi Saleh mendatangkan mukjizat yang mereka tuntut 
gagallah para pemuka kaum Tsamud dalam usahanya untuk menjatuhkan 
kehormatan & menghilangkan pegaruh Nabi Shaleh bahkan sebaliknya 
telah menambah tebal kepercayaan para pengikutnya dan menghilang banyak 
keraguan dari kaumnya. Maka dihasutlah oleh mereka pemilik-pemilik 
ternakan yang merasa jengkel dan tidak senang dengan adanya unta Nabi 
Shaleh yang merajalela di ladang dan kebun-kebun mereka serta ditakuti 
oleh binatang-binatang peliharaannya.
Unta Nabi Saleh Dibunuh
Persekongkolan
 diadakan oleh orang-orang dari kaum Tsamud untuk mengatur rancangan 
pembunuhan unta Nabi Shaleh. Dan selagi orang masih dibayangi oleh rasa 
takut dari azab yang diancam oleh Nabi Shaleh bila untanya diganggu di 
samping adanya dorongan keinginan yang kuat untuk melenyapkan binatang 
itu dari atas bumi mereka, muncullah tiba-tiba seorang janda bangsawan 
yang kaya raya menawarkan akan menyerahkan dirinya kepada siapa yang 
dapat membunuh unta Shaleh. Di samping janda itu ada seorang wanita lain
 yang mempunyai beberapa puteri cantik-cantik menawarkan akan 
menghadiahkan salah seorang dari puteri-puterinya kepada orang yang 
berhasil membunuh unta itu.
Dua
 macam hadiah yyang menggiurkan dari kedua wanita itu di samping hasutan
 para pemuka Tsamud mengundang dua orang lelaki bernama Mushadda’ bin 
Muharrij dan Gudar bin Salif berkemas-kemas akan melakukan pembunuhan 
bagi meraih hadiah yang dijanjikan di samping sanjungan dan pujian yang 
akan diterimanya dari para kafir suku Tsamud bila unta Nabi Shaleh telah
 mati dibunuh.
Dengan bantuan tujuh orang lelaki, bersembunyilah kumpulan itu di suatu tempat di mana biasanya di lalui oleh unta dalam perjalanannya ke perigi tempatminum. Dan begitu unta-unta yang tidak berdosa itu lalu segeralah dipanah betisnya oleh Musadda’ yang disusul oleh Gudar dengan menikamkan pedangnya di perutnya.
Dengan bantuan tujuh orang lelaki, bersembunyilah kumpulan itu di suatu tempat di mana biasanya di lalui oleh unta dalam perjalanannya ke perigi tempatminum. Dan begitu unta-unta yang tidak berdosa itu lalu segeralah dipanah betisnya oleh Musadda’ yang disusul oleh Gudar dengan menikamkan pedangnya di perutnya.
Dengan
 perasaan megah dan bangga pergilah para pembunuh unta itu ke ibu kota 
menyampaikan berita matinya unta Nabi Shaleh yang mendapat sambutan 
sorak-sorai dan teriakan gembira dari pihak musyrikin seakan-akan mereka
 kembali dari medan perang dengan membawa kemenangan yang gilang 
gemilang.
Mereka berkata kepada Nabi Shaleh:” Wahai Shaleh! Untamu telah amti dibunuh, cubalah datangkan akan apa yang engkau katakan dulu akan ancamannya bila unta itu diganggu, jika engkau betul-betul termasuk orang-orang yang terlalu benar dalam kata-katanya.”
Nabi Saleh menjawab:” Aku telah peringatkan kamu, bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya atas kamu jika kamu mengganggu unta itu. Maka dengan terbunuhnya unta itu maka tunggulah engkau akan tibanya masa azab yang Allah talah janjikan dan telah aku sampaikan kepada kamu. Kamu telah menentang Allah dan terimalah kelak akibat tentanganmu kepada-Nya. Janji Allah tidak akan meleset .Kamu boleh bersuka ria dan bersenang-senang selama tiga hari ini kemudian terimalah ganjaranmu yang setimpal pada hari keempat. Demikianlah kehendak Allah dan taqdir-Nya yang tidak dapat ditunda atau dihalang.”
Mereka berkata kepada Nabi Shaleh:” Wahai Shaleh! Untamu telah amti dibunuh, cubalah datangkan akan apa yang engkau katakan dulu akan ancamannya bila unta itu diganggu, jika engkau betul-betul termasuk orang-orang yang terlalu benar dalam kata-katanya.”
Nabi Saleh menjawab:” Aku telah peringatkan kamu, bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya atas kamu jika kamu mengganggu unta itu. Maka dengan terbunuhnya unta itu maka tunggulah engkau akan tibanya masa azab yang Allah talah janjikan dan telah aku sampaikan kepada kamu. Kamu telah menentang Allah dan terimalah kelak akibat tentanganmu kepada-Nya. Janji Allah tidak akan meleset .Kamu boleh bersuka ria dan bersenang-senang selama tiga hari ini kemudian terimalah ganjaranmu yang setimpal pada hari keempat. Demikianlah kehendak Allah dan taqdir-Nya yang tidak dapat ditunda atau dihalang.”
Ada
 kemungkinan menurut sementara ahli tafsir bahwa Allah melalui rasul-Nya
 Nabi Shaleh memberi waktu tiga hari itu untuk memberi kesempatan, 
kalau-kalau mereka sedar akan dosanya dan bertaubat minta ampun serta 
beriman kepada Nabi Shaleh kepada risalahnya.
Akan tetapi dalam kenyataannya tempoh tiga hari itu bahkan menjadi bahan ejekan kepada Nabi Shaleh yang ditentangnya untuk mempercepat datangnya azab itu dan tidak usah ditangguhkan tiga hari lagi.
Akan tetapi dalam kenyataannya tempoh tiga hari itu bahkan menjadi bahan ejekan kepada Nabi Shaleh yang ditentangnya untuk mempercepat datangnya azab itu dan tidak usah ditangguhkan tiga hari lagi.
Turunnya Azab Allah Yang Dijanjikan
Nabi
 Shaleh memberitahu kaumnya bahwa azab Allah yang akan menimpa di atas 
mereka akan didahului dengan tanda-tanda, iaitu pada hari pertama bila 
mereka terbangun dari tidurnya akan menemui wajah mereka menjadi kuning 
dan berubah menjadi merah pada hari kedua dan hitam pada hari ketiga dan
 pada hari keempat turunlah azab Allah yang pedih.
Mendengar ancaman azab yang diberitahukan oleh Nabi Saleh kepada kaumnya kelompok sembilan orang ialah kelompok pembunuh unta merancang pembunuhan atas diri Nabi Shaleh mendahului tibanya azab yang diancamkan itu.Mereka mengadakan pertemuan rahsia dan bersumpah bersama akan melaksanakan rancangan pembunuhan itu di waktu malam, di saat orang masih tidur nyenyak untuk menghindari tuntutan balas darah oleh keluarga Nabi Shaleh, jika diketahui identiti mereka sebagai pembunuhnya. Rancangan mereka ini dirahsiakan sehingga tidak diketahui dan didengar oleh siapa pun kecuali kesembilan orang itu sendiri.
Mendengar ancaman azab yang diberitahukan oleh Nabi Saleh kepada kaumnya kelompok sembilan orang ialah kelompok pembunuh unta merancang pembunuhan atas diri Nabi Shaleh mendahului tibanya azab yang diancamkan itu.Mereka mengadakan pertemuan rahsia dan bersumpah bersama akan melaksanakan rancangan pembunuhan itu di waktu malam, di saat orang masih tidur nyenyak untuk menghindari tuntutan balas darah oleh keluarga Nabi Shaleh, jika diketahui identiti mereka sebagai pembunuhnya. Rancangan mereka ini dirahsiakan sehingga tidak diketahui dan didengar oleh siapa pun kecuali kesembilan orang itu sendiri.
Ketika
 mereka datang ke tempat Nabi Shaleh bagi melaksanakan rancangan 
jahatnya di malam yang gelap-gulita dan sunyi-senyap berjatuhanlah di 
atas kepala mereka batu-batu besar yang tidak diketahui dari arah mana 
datangnya dan yang seketika merebahkan mereka di atas tanah dalam 
keadaan tidak bernyawa lagi. Demikianlah Allah telah melindingi 
rasul-Nya dari perbuatan jahat hamba-hamba-Nya yang kafir. Satu hari 
sebelum hari turunnya azab yang telah ditentukan itu, dengan izin Allah 
berangkatlah Nabi Shaleh bersama para mukminin pengikutnya menuju 
Ramlah, sebuah tempat di Palestin, meninggalkan Hijir dan penghuninya, 
kaum Tsamud habis binasa, ditimpa halilintar yang dahsyat beriringan 
dengan gempa bumi yang mengerikan
Nabi Shaleh Wafat
Nabi
 Saleh dan orang-orang yang beriman bersamanya diselamatkan dari azab 
tersebut. Al-Alusi menceritakan orang yang selamat bersama Nabi Saleh 
sebanyak 120 orang, sementara yang binasa 5000 orang. baginda Wafat di 
Nawahiyir Rimlah di Palestina
Kisah Nabi Shaleh Dalam Al-Quran
Kisah
 Nabi Shaleh diceritakan oleh 72 ayat dalam 11 surah di antaranya surah 
Al-A’raaf, ayat 73 hingga 79, surah ” Hud ” ayat 61 sehingga ayat 68 dan
 surah ” Al-Qamar ” ayat 23 sehingga ayat 32.
Pelajaran Dari Kisah Nabi Shaleh A.S.
Pengajaran
 yang menonjol yang dapat dipetik dari kisah Nabi Saleh ini ialah bahwa 
dosa dan perbuatan mungkar yang dilakukan oleh sekelompok kecil warga 
masyarakat dapat berakibat negatif yang membinasakan masyarakat itu 
seluruhnya.
Lihatlah betapa kaum Tsamud menjadi binasa, hancur dan bahkan tersapu bersih dari atas bumi karena dosa dan pelanggaran perintah Allah yang dilakukan oleh beberapa gelintir orang pembunuh unta Nabi Saleh A.S.
Di sinilah letaknya hikmah perintah Allah agar kita melakukan amar makruf nahi mungkar. Karena dengan melakukan tugas amar makruf nahi mungkar yang menjadi fardu kifayah itu, setidak-tidaknya kalau tidak berhasil mencegah kemungkaran yang terjadi di dalam masyarakat dan lindungan kita ,kita telah membebaskan diri dari dosa menyetujui atau merestui perbuatan mungkar itu
Lihatlah betapa kaum Tsamud menjadi binasa, hancur dan bahkan tersapu bersih dari atas bumi karena dosa dan pelanggaran perintah Allah yang dilakukan oleh beberapa gelintir orang pembunuh unta Nabi Saleh A.S.
Di sinilah letaknya hikmah perintah Allah agar kita melakukan amar makruf nahi mungkar. Karena dengan melakukan tugas amar makruf nahi mungkar yang menjadi fardu kifayah itu, setidak-tidaknya kalau tidak berhasil mencegah kemungkaran yang terjadi di dalam masyarakat dan lindungan kita ,kita telah membebaskan diri dari dosa menyetujui atau merestui perbuatan mungkar itu
Bersikap
 pasif acuh tak acuh terhadap maksiat dan kemungkaran yang berlaku di 
depan mata dapat diertikan sebagai persetujuan dan penyekutuan terhadap 
perbuatan mungkar itu.
demikian kisah Nabi Saleh AS semoga bermanfaat.
demikian kisah Nabi Saleh AS semoga bermanfaat.
 








 
 
 



Tidak ada komentar:
Posting Komentar