| 1 | Seseorang telah meminta kedatangan azab yang akan menimpa,(QS. 70:1) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Ma'aarij 1 - 2 
 
 سَأَلَ سَائِلٌ بِعَذَابٍ وَاقِعٍ (1) لِلْكَافِرِينَ لَيْسَ لَهُ دَافِعٌ (2 Diriwayatkan  bahwa An-Nadar bin Haris, seorang musyrik telah memperolok-olok Nabi  Muhammad SAW, agar Allah SWT. segera menimpakan azab kepada mereka,  sebagaimana telah diancamkan itu. Permintaan itu disebutkan dalam firman  Allah surah ke-8 (Al Anfal) ayat 32. Maka turunlah ayat ini yang  menyatakan bahwa azab yang dijanjikan itu pasti datang dan kedatangan  azab itu tidak dapat ditangguhkan atau ditolak oleh siapapun. Ayat-ayat  ini menerangkan bahwa orang-orang musyrik Mekah seperti An Nadar bin  Haris meminta kepada Nabi Muhammad agar segera menimpakan azab yang  telah dijanjikan itu kepada mereka, seandainya ancaman itu adalah  ancaman yang benar-benar berasal dari Allah SWT; dan seandainya Muhammad  itu benar-benar seorang Rasul yang diutus Allah.
 Permintaan itu  dijawab oleh ayat ini dengan menyatakan bahwa azab yang dijanjikan itu  pasti menimpa orang-orang kafir baik diminta atau tidak diminta. Karena  telah menjadi sunatullah bahwa azab itu pasti ditimpakan kepada setiap  orang-orang kafir.
 |  | 
   | 2 | orang-orang kafir, yang tidak seorangpun dapat menolaknya.(QS. 70:2) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Ma'aarij 1 - 2 
 
 سَأَلَ سَائِلٌ بِعَذَابٍ وَاقِعٍ (1) لِلْكَافِرِينَ لَيْسَ لَهُ دَافِعٌ (2 Diriwayatkan  bahwa An-Nadar bin Haris, seorang musyrik telah memperolok-olok Nabi  Muhammad SAW, agar Allah SWT. segera menimpakan azab kepada mereka,  sebagaimana telah diancamkan itu. Permintaan itu disebutkan dalam firman  Allah surah ke-8 (Al Anfal) ayat 32. Maka turunlah ayat ini yang  menyatakan bahwa azab yang dijanjikan itu pasti datang dan kedatangan  azab itu tidak dapat ditangguhkan atau ditolak oleh siapapun. Ayat-ayat  ini menerangkan bahwa orang-orang musyrik Mekah seperti An Nadar bin  Haris meminta kepada Nabi Muhammad agar segera menimpakan azab yang  telah dijanjikan itu kepada mereka, seandainya ancaman itu adalah  ancaman yang benar-benar berasal dari Allah SWT; dan seandainya Muhammad  itu benar-benar seorang Rasul yang diutus Allah.
 Permintaan itu  dijawab oleh ayat ini dengan menyatakan bahwa azab yang dijanjikan itu  pasti menimpa orang-orang kafir baik diminta atau tidak diminta. Karena  telah menjadi sunatullah bahwa azab itu pasti ditimpakan kepada setiap  orang-orang kafir.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Ma'aarij 2
 
 
 لِلْكَافِرِينَ لَيْسَ لَهُ دَافِعٌ (2 (Untuk  orang-orang kafir, yang tidak seorang pun dapat menolaknya) dia adalah  Nadhr bin Haris, ia mengatakan di dalam permintaannya, sebagaimana yang  disitir oleh firman-Nya, "Ya Allah, jika betul (Alquran) ini, dialah  yang benar dari sisi Engkau..." (Q.S. Al-Anfal 32)
 |  | 
   | 3 | (Yang datang) dari Allah, Yang mempunyai tempat-tempat naik.(QS. 70:3) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Ma'aarij 3 
 
 مِنَ اللَّهِ ذِي الْمَعَارِجِ (3 Diterangkan  bahwa azab itu datang dari Allah pada waktu yang ditentukan-Nya, dan  jika datang tidak seorangpun yang dapat menolaknya. Yang dimaksud dengan  perkataan "zil ma'arij" (mempunyai tangga), dalam ayat ini, yaitu azab  itu datang dari Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Sempurna, tidak ada  sifat kekurangan sedikitpun pada-Nya dan kedatangan azab itu semata-mata  atas kehendak dan keputusan-Nya, bukan berdasarkan permintaan  makhluk-Nya, seperti yang dilakukan oleh An-Nadar bin Haris itu.
 Dari  ayat ini dipahami bahwa seakan-akan orang-orang musyrik itu tidak  mengetahui kemuliaan dan kebesaran Allah SWT. Seakan-akan kepada Allah  SWT. dapat dimintakan seluruh kehendak dan keinginan mereka, sebagaimana  yang mereka lakukan terhadap berhala-berhala, mereka meminta segala  sesuatu yang mereka inginkan.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Ma'aarij 3
 
 
 مِنَ اللَّهِ ذِي الْمَعَارِجِ (3 (Yang  datang dari Allah) lafal minallaah ini berkaitan erat dengan lafal  Waaqi' yang ada di akhir ayat pertama (yang mempunyai tempat-tempat  naik) tempat-tempat naik bagi para malaikat, yaitu langit.
 |  | 
   | 4 | Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun.(QS. 70:4) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Ma'aarij 4 
 
 تَعْرُجُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ (4 Ayat-ayat  ini menerangkan bahwa malaikat-malaikat dan Jibril menghadap Allah  memakan waktu yang sangat singkat dan jika dilakukan manusia akan  memakan waktu lima puluh ribu tahun.
 Perkataan 50.000 tahun yang  disebutkan dalam ayat ini bukanlah bilangan yang sebenarnya, tetapi  untuk menerangkan bahwa Arasy Allah itu sangat jauh dan tinggi, tidak  akan dapat dicapai oleh hamba-hamba-Nya yang manapun. Di sini ada  beberapa makhluk Tuhan yang lain yang berbeda-beda tingkat dan  kemampuannya.
 Dalam firman Allah yang lain, diterangkan bahwa Dia  mengatur urusan dari langit ke bumi dalam suatu saat yang kadarnya sama  dengan seribu tahun menurut perhitungan manusia. Allah SWT berfirman:
 
 
 
 يُدَبِّرُ  الْأَمْرَ مِنَ السَّمَاءِ إِلَى الْأَرْضِ ثُمَّ يَعْرُجُ إِلَيْهِ فِي  يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ أَلْفَ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ (5 Artinya: Dia  mengatur urusan dari langit ke bumi kemudian (urusan) itu naik  kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun  menurut perhitunganmu. (Q.S. As Sajdah: 5)
 Sebenarnya persoalan  berapa lama umur dunia ini, berapa lama waktu yang diperlukan malaikat  naik kepada Allah kemudian turun kembali ke dunia ini melaksanakan  perintah-perintah-Nya, termasuk perkara gaib; hanya Allah saja yang  mengetahui dengan pasti. Bagi kita sebagai hamba Allah, cukup percaya  bahwa ada azab Allah yang akan ditimpakan kepada orang-orang kafir pada  Hari Kiamat
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Ma'aarij 4
 
 
 تَعْرُجُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ (4 (Naiklah)  dapat dibaca ta`ruju dan ya`ruju (malaikat-malaikat dan Jibril)  Malaikat Jibril (kepada-Nya) kepada tempat turun bagi perintah-Nya di  langit (dalam sehari) lafal fii yaumin bertaalluq kepada lafal yang  tidak disebutkan, azab menimpa orang-orang kafir pada hari kiamat (yang  kadarnya lima puluh ribu tahun) ini menurut apa yang dirasakan oleh  orang kafir, karena penderitaan dan kesengsaraan yang mereka temui di  hari itu. Adapun orang yang beriman merasakan hal itu amat pendek,  bahkan lebih pendek daripada satu kali salat fardu yang dilakukan  sewaktu di dunia. Demikianlah menurut keterangan yang disebutkan di  dalam hadis.
 |  | 
   | 5 | Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik.(QS. 70:5) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Ma'aarij 5 
 
 فَاصْبِرْ صَبْرًا جَمِيلًا (5 Dalam  ayat ini, Allah SWT. memerintahkan agar Rasulullah saw. bersabar  terhadap sikap orang-orang musyrik itu yang selalu memperolok-oloknya.  Hendaklah bersabar, jangan sekali-kali merasa gelisah oleh sikap mereka  itu karena urusan azab itu adalah urusan Allah dan Allah-lah yang  mengetahui kapan azab itu akan ditimpakan kepada mereka.
 |  | 
   | 6 | Sesungguhnya mereka memandang siksaan itu jauh (mustahil).(QS. 70:6) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Ma'aarij 6 
 
 إِنَّهُمْ يَرَوْنَهُ بَعِيدًا (6 Orang-orang  musyrik memandang bahwa azab itu mustahil terjadi, karena mereka  terpedaya kepada kesenangan dunia yang sifatnya sementara, dan karena  ilmu mereka amat Sedikit serta tidak mengindahkan petunjuk Allah.
 |  | 
   | 7 | Sedangkan Kami memandangnya dekat (mungkin terjadi).(QS. 70:7) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Ma'aarij 7 
 
 وَنَرَاهُ قَرِيبًا (7 Sedang  itu pasti terjadi, karena Dia-lah yang menentukan segala suatu. Tidak  ada sesuatu pun yang sukar bagi Allah. Jika Dia menghendaki terjadinya  maka sesuatu itu akan terjadi pada saat dikehendaki-Nya. Tidak ada  sesuatu pun yang dapat melawan kehendaknya.
 |  | 
   | 8 | Pada hari ketika langit menjadi seperti luluhan perak.(QS. 70:8) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Ma'aarij 8 
 
 يَوْمَ تَكُونُ السَّمَاءُ كَالْمُهْلِ (8 Allah  SWT menerangkan saat-saat kedatangan azab itu serta keadaan manusia  waktu itu. Azab tu datang kepada orang-orang kafir pada waktu langit  hancur luluh, seperti luluhan perak yang mencair karena dipanaskan
 |  | 
   | 9 | Dan gunung-gunung menjadi seperti bulu (yang berterbangan),(QS. 70:9) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Ma'aarij 9 
 
 وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ (9 Pada saat gunung-gunung hancur bertaburan, seakan-akan bulu-bulu burung yang sedang beterbangan karena hembusan angin.
 |  | 
   | 10 | Dan tidak ada seorang teman akrabpun menanyakan temannya,(QS. 70:10) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Ma'aarij 10 
 
 وَلَا يَسْأَلُ حَمِيمٌ حَمِيمًا (10 Dalam  ayat ini, diterangkan kebingunan dan penderitaan yang dihadapi manusia  waktu itu. Masing-masing tidak dapat menolong orang lain. Tidak seorang  pun teman akrab yang menanyakan temannya, sedangkan mereka melihat dan  mengetahui penderitaan temannya itu.
 |  | 
   | 11 | sedang mereka saling melihat. Orang kafir  ingin kalau sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari azab hari itu  dengan anak-anaknya,(QS. 70:11) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Ma'aarij 11 - 14 
 
 يُبَصَّرُونَهُمْ  يَوَدُّ الْمُجْرِمُ لَوْ يَفْتَدِي مِنْ عَذَابِ يَوْمِئِذٍ بِبَنِيهِ  (11) وَصَاحِبَتِهِ وَأَخِيهِ (12) وَفَصِيلَتِهِ الَّتِي تُؤْوِيهِ (13)  وَمَنْ فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ يُنْجِيهِ (14 Dalam ayat ini  Allah menerangkan bahwa orang-orang kafir mengharapkan pada hari itu  agar terlepas dari azab yang mereka derita itu dengan menebus diri  dengan anak-anak yang mereka banggakan, dengan istri-istri yang mereka  cintai, dengan saudara-saudata mereka yang biasa membantu selama hidup  di dunia, dengan kaum mereka yang selalu membantu dan melindungi mereka  dan dengan semua man usia yang ada di muka bumi. Karena demikianlah yang  biasa mereka lakukan di dunia; menolong teman, keluarga dan anak-anak  mereka wa1aupun teman keluarga dan anak mereka itu melakukan perbuatan  jahat dan zalim.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Ma'aarij 11
 
 
 يُبَصَّرُونَهُمْ يَوَدُّ الْمُجْرِمُ لَوْ يَفْتَدِي مِنْ عَذَابِ يَوْمِئِذٍ بِبَنِيهِ (11 (Sedangkan  mereka saling melihat) sebagian teman-teman akrab itu saling melihat  kepada sebagian yang lain, dan mereka saling mengenal antara yang satu  dengan yang lainnya akan tetapi mereka tiada berkata barang sepatah pun.  Jumlah ayat ini merupakan kalimat baru atau jumlah isti'naf. (Orang  kafir ingin) ia berharap (kalau sekiranya) lafal lau di sini bermakna  an, yakni bahwasanya (dia dapat menebus dirinya dari azab hari itu)  dapat dibaca yaumi'idzin dan yauma'idzin (dengan anak-anaknya.)
 |  | 
   | 12 | Dan isterinya dan saudaranya,(QS. 70:12) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Ma'aarij 12 
 
  وَصَاحِبَتِهِ وَأَخِيهِ (12  (Dan istrinya) atau teman hidupnya (dan saudaranya.)
 |  | 
   | 13 | Dan kaum familinya yang melindunginya (di dunia).(QS. 70:13) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Ma'aarij 13 
 
 وَفَصِيلَتِهِ الَّتِي تُؤْوِيهِ (13 (Dan kaum familinya) atau famili-familinya, mereka dinamakan fashiilah  karena orang yang bersangkutan terpisah hubungannya dengan mereka (yang  melindunginya) yang pernah mengasuhnya.
 |  | 
   | 14 | Dan orang-orang di atas bumi seluruhnya, kemudian (mengharapkan) tebusan itu dapat menyelamatkannya.(QS. 70:14) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Ma'aarij 14 
 
   وَمَنْ فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ يُنْجِيهِ (14 (Dan orang-orang di atas bumi seluruhnya, kemudian mengharapkan tebusan  itu dapat menyelamatkannya) dapat membebaskannya dari azab itu. Lafal  ayat ini diathafkan kepada lafal yaftadii.
 |  | 
   | 15 | Sekali-kali tidak dapat, sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergejolak,(QS. 70:15) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Ma'aarij 15 - 18 
 
 كَلَّا إِنَّهَا لَظَى (15) نَزَّاعَةً لِلشَّوَى (16) تَدْعُو مَنْ أَدْبَرَ وَتَوَلَّى (17) وَجَمَعَ فَأَوْعَى (18 dalam  ayat ini, Allah SWT menegaskan bahwa tidak akan diterima tebusan apapun  dari perbuatan dosa yang telah dikerjakan orang-orang kafir itu. Allah  tidak memerlukan tebusan sedikit pun karena Dia Maha Kaya lagi tidak  memerlukan sesuatu pun.
 Ayat yang lain yang sesuai dengan ayat ini, ialah firman Allah SWT:
 
 
 
 إِنَّ  الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْ  أَحَدِهِمْ مِلْءُ الْأَرْضِ ذَهَبًا وَلَوِ افْتَدَى بِهِ أُولَئِكَ  لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ (91 Artinya: Sesungguhnya  orang-orang yang kafir dan mati, sedang mereka tetap dalam  kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang di antara  mereka emas sepenuh bumi, walaupun ia menebus dirinya dengan emas (yang  sebanyak) itu. Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali  mereka tidak memperoleh penolong. (Q.S. Ali Imran: 910
 Azab yang  disediakan bagi orang-orang kafir itu ialah neraka Jahanam, yang apinya  menyala-nyala, tidak ada seorang pun yang selamat dan dapat melepaskan  diri dari azabnya. Neraka itu mengazab orang-orang kafir dengan  menghanguskan seluruh badannya, mengelupaskan kulit-kulit kepala dan  membakarnya. Kemudian setelah hangus dan menjadi abu, dikembalikan  seperti semula, seperti mereka belum pernah kena azab. Setelah itu  mereka diazab lagi. Demikianlah keadaannya terjadi berulang-ulang tidak  putus-putusnya.
 Neraka itu memanggil orang-orang kafir untuk  diazabnya, begitu juga orang-orang yang membelakang dan lari dari  kebenaran, suka berbuat curang atau jahat dan orang-orang yang suka  mengumpulkan harta, tetapi tidak mau mengeluarkan hak-hak Allah,  sebagaimana yang telah ditetapkan-Nya.
 Ayat ini bukanlah melarang  kaum muslimin mengumpulkan harta, melainkan melarang mengumpulkan harta  tanpa mengeluarkan hak-hak Allah yang ada dalam harta yang telah  dikumpulkannya itu.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Ma'aarij 15
 
 
 كَلَّا إِنَّهَا لَظَى (15 (Sekali-kali  tidak dapat) lafal ini merupakan sanggahan terhadap apa yang dia  harapkan itu (sesungguhnya neraka ini) neraka yang mereka saksikan itu  (adalah api yang bergejolak) lafal lazhaa adalah nama lain dari neraka  Jahanam, dinamakan demikian karena apinya bergejolak membakar  orang-orang kafir.
 |  | 
   | 16 | yang mengelupaskan kulit kepala,(QS. 70:16) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Ma'aarij 16 
 
 نَزَّاعَةً لِلشَّوَى (16 (Yang mengelupaskan kulit kepala) asy-syawaa bentuk jamak dari lafal syawaatun, artinya kulit kepala.
 |  | 
   | 17 | yang memanggil orang yang membelakang dan yang berpaling (dari agama).(QS. 70:17) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Ma'aarij 17 
 
 تَدْعُو مَنْ أَدْبَرَ وَتَوَلَّى (17 (Yang  memanggil orang yang membelakang dan yang berpaling) dari iman; sebab  neraka Jahanam itu mengatakan kepada mereka kemarilah, kemarilah.
 |  | 
   | 18 | Serta mengumpulkan (harta benda) lalu menyimpannya.(QS. 70:18) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Ma'aarij 15 - 18 
 
 كَلَّا إِنَّهَا لَظَى (15) نَزَّاعَةً لِلشَّوَى (16) تَدْعُو مَنْ أَدْبَرَ وَتَوَلَّى (17) وَجَمَعَ فَأَوْعَى (18 dalam  ayat ini, Allah SWT menegaskan bahwa tidak akan diterima tebusan apapun  dari perbuatan dosa yang telah dikerjakan orang-orang kafir itu. Allah  tidak memerlukan tebusan sedikit pun karena Dia Maha Kaya lagi tidak  memerlukan sesuatu pun.
 Ayat yang lain yang sesuai dengan ayat ini, ialah firman Allah SWT:
 
 
 
 إِنَّ  الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْ  أَحَدِهِمْ مِلْءُ الْأَرْضِ ذَهَبًا وَلَوِ افْتَدَى بِهِ أُولَئِكَ  لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ (91Artinya: Sesungguhnya  orang-orang yang kafir dan mati, sedang mereka tetap dalam  kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang di antara  mereka emas sepenuh bumi, walaupun ia menebus dirinya dengan emas (yang  sebanyak) itu. Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali  mereka tidak memperoleh penolong. (Q.S. Ali Imran: 910
 Azab yang  disediakan bagi orang-orang kafir itu ialah neraka Jahanam, yang apinya  menyala-nyala, tidak ada seorang pun yang selamat dan dapat melepaskan  diri dari azabnya. Neraka itu mengazab orang-orang kafir dengan  menghanguskan seluruh badannya, mengelupaskan kulit-kulit kepala dan  membakarnya. Kemudian setelah hangus dan menjadi abu, dikembalikan  seperti semula, seperti mereka belum pernah kena azab. Setelah itu  mereka diazab lagi. Demikianlah keadaannya terjadi berulang-ulang tidak  putus-putusnya.
 Neraka itu memanggil orang-orang kafir untuk  diazabnya, begitu juga orang-orang yang membelakang dan lari dari  kebenaran, suka berbuat curang atau jahat dan orang-orang yang suka  mengumpulkan harta, tetapi tidak mau mengeluarkan hak-hak Allah,  sebagaimana yang telah ditetapkan-Nya.
 Ayat ini bukanlah melarang  kaum muslimin mengumpulkan harta, melainkan melarang mengumpulkan harta  tanpa mengeluarkan hak-hak Allah yang ada dalam harta yang telah  dikumpulkannya itu.
 |  | 
   | 19 | Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.(QS. 70:19) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Ma'aarij 19 
 
 إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا (19  Pada  ayat ini ditegaskan bahwa manusia itu bersifat suka berkeluh kesah dan  kikir. Namun, sifat ini dapat diubah jika dituruti petunjuk Tuhan yang  dinyatakan-Nya dalam ayat 22 s.d. 24. Manusia yang menghindari petunjuk  Tuhan dan seruan Rasul; mereka adalah orang-orang yang sesat.
 Firman Allah sebagai berikut:
 
 
 
 وَمَا أَكْثَرُ النَّاسِ وَلَوْ حَرَصْتَ بِمُؤْمِنِينَ (103Artinya: Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman, walaupun kamu sangat menginginkannya. (Q.S. Yusuf: 103)
 Manusia  sampai sesat dari jalan Allah karena ia bersifat tergesa-gesa, gelisah  dan kikir itu, bukanlah merupakan ketentuan dari Allah terhadapnya,  tetapi mereka menjadi mukmin atau menjadi kafir itu adalah karena usaha  dan pilihan mereka sendiri. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT.:
 
 
 
 هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ فَمِنْكُمْ كَافِرٌ وَمِنْكُمْ مُؤْمِنٌ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (2Artinya: Dialah  yang menciptakan kamu maka di antara kamu ada yang kikir dan di antara  kamu ada yang beriman Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."  (Q.S. At Taghabun: 2)
 Kepada manusia dibentangkan jalan yang lurus  yang menuju kepada keridaan Allah dan kebahagiaan hidup di dunia dan di  akhirat sebagaimana yang disampaikan Rasulullah yang termuat dalam  Alquran dan hadis. Di samping itu terbentang pula jalan yang sesat,  jalan yang dimurkai-Nya yang menuju kepada tempat yang penuh derita dan  sengsara di akhirat nanti. Manusia boleh memilih sa1ah satu dari kedua  jalan itu; jalan mana yang akan ditempuhnya, apakah jalan yang lurus  atau jalan yang sesat. Kemudian mereka diberi balasan nanti sesuai  dengan pilihan mereka itu.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Ma'aarij 19
 
 
 إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا (19 (Sesungguhnya  manusia diciptakan bersifat keluh-kesah) lafal haluu`an merupakan hal  atau kata keterangan keadaan dari lafal yang tidak disebutkan, dan  sekaligus sebagai penafsirnya.
 |  | 
   | 20 | Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah,(QS. 70:20) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Ma'aarij 20 - 21 
 
 إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا (20) وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا (21 Dalam  ayat-ayat ini, diterangkan bahwa jika manusia itu ditimpa kesusahan,  mereka tidak sabar dan tabah, kadang-kadang ia berputus-asa; sedangkan  jika ia memperoleh rezeki dan karunia yang banyak dari Allah ia menjadi  kikir.
 Timbulnya kegelisahan dan kekikiran pada diri manusia  lantaran mereka tidak beriman dengan sungguh-sungguh kepada Allah,  seakan-akan dirinya merasa terpencil, tidak ada sesuatupun yang dapat  menolongnya dalam kesukaran itu. Bila mereka mendapat rezeki, ia merasa  bahwa rezeki itu diperolehnya semata-mata karena usaha dirinya sendiri,  tanpa pertolongan dari orang lain. Mereka beranggapan, bahwa rezeki dan  karunia yang diperolehnya itu bukan karunia dari Allah SWT. Karena itu  timbullah sifat kikir dalam dirinya.
 Lain halnya dengan orang-orang  yang beriman. Ia percaya bahwa segala sesuatu yang datang kepadanya,  merupakan ujian dan cobaan Allah kepadanya, baik yang datang itu berupa  penderitaan maupun berupa kesenangan. Cobaan itu diberikan kepadanya  untuk menguji dan menambah kuat iman mereka. Karena itu ia tetap tabah  dan sabar dalam menerima semua cobaan itu. Jika Ia memperoleh kesukaran  ia selidiki dirinya sendiri, apa ada larangan Allah yang telah  dilanggarnya atau perbuatan mungkar yang telah dilakukannya dan  sebagainya. Kemudian ia berlaku sabar dan tabah serta bertobat kepada  Allah dengan tobat yang sesungguhnya. Sebaliknya jika ia menerima rahmat  dan karunia dari Allah ia bersyukur kepadanya dan merasa dirinya  terikat dengan rahmat itu. Kemudian dikeluarkannya hak orang lain atau  hak Allah yang ada dalam hartanya itu, sebagaimana yang telah dilakukan  Nabi Ayub A.S. yang disebutkan dalam firman Allah SWT.:
 
 
 
 وَأَيُّوبَ  إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ  الرَّاحِمِينَ فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ  وَءَاتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا  وَذِكْرَى لِلْعَابِدِينَ Artinya: Dan (ingatlah) kisah Ayub  ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah  ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara  semua yang penyayang". Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu  Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya  kepadanya dan Kami lipat gandakan bilangan mereka sebagai suatu rahmat  dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah  Allah." (Q.S. Al-Anbiya': 83, 84)
 Orang yang beriman tidak akan  bersedih hati dan putus asa terhadap urusan dunia yang luput darinya;  tidak akan berpengaruh pada jiwanya, karena ia yakin kepada Kada dan  Kadar Allah. Belum tentu yang dikira buruk itu, buruk pula di sisi  Allah; dan yang dikira baik itu, baik pula di sisi-Nya. Mungkin  sebaliknya, yang dikira buruk itu, baik di sisi Allah dan yang  kelihatannya baik itu adalah buruk di sisi Allah ia yakin benar hal yang  demikian, karena dinyatakan Allah SWT, dalam firman-Nya:
 
 
 
 فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا Artinya: Kemudian  bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu  tidak menyukai sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang  banyak (Q.S. An Nisa': 19)
 Adapun orang-orang kafir tidak mempunyai  kepercayaan yang demikian. Mereka tidak percaya bahwa suka dan duka yang  didatangkan Allah kepada seseorang, yang merupakan cobaan Allah  kepadanya, merupakan malapetaka baginya. Ketika dalam keadaan senang dan  gembira, mereka hanya melihat seakan-akan diri mereka sajalah yang ada,  sedangkan yang lain tidak ada; sebagaimana firman Allah SWT:
 
 
 
 لَا  يَسْأَمُ الْإِنْسَانُ مِنْ دُعَاءِ الْخَيْرِ وَإِنْ مَسَّهُ الشَّرُّ  فَيَئُوسٌ قَنُوطٌ (49) وَلَئِنْ أَذَقْنَاهُ رَحْمَةً مِنَّا مِنْ بَعْدِ  ضَرَّاءَ مَسَّتْهُ لَيَقُولَنَّ هَذَا لِي وَمَا أَظُنُّ السَّاعَةَ  قَائِمَةً وَلَئِنْ رُجِعْتُ إِلَى رَبِّي إِنَّ لِي عِنْدَهُ لَلْحُسْنَى  فَلَنُنَبِّئَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِمَا عَمِلُوا وَلَنُذِيقَنَّهُمْ  مِنْ عَذَابٍ غَلِيظٍ (50 Artinya: Manusia tidak jemu memohon  kebaikan dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi  putus harapan, Dan jika kamu merasakan kepadanya suatu rahmat dari Kami  sesudah dia ditimpa kesusahan, pastilah dia berkata, "Ini adalah hakku  dan aku tidak yakin bahwa Hari Kiamat itu akan datang. Dan jika aku  dikembalikan kepada Tuhanku maka sesungguhnya aku akan memperoleh  kebaikan pada sisi Nya". Maka Kami benar-benar akan memberitakan kepada  orang-orang kafir apa yang telah mereka kerjakan dan akan Kami rasakan  kepada mereka azab yang keras. (Q.S. Fussilat: 49, 50)
 |  | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar