| 1 | Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada  kaumnya (dengan memerintahkan): `Berilah kaummu peringatan sebelum  datang kepadanya azab yang pedih`.(QS. 71:1) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Nuh 1 
 
 إِنَّا أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَى قَوْمِهِ أَنْ أَنْذِرْ قَوْمَكَ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (1 Ayat  ini menerangkan bahwa Allah SWT telah mengutus Nabi Nuh A.S. kepada  kaumnya untuk menyampaikan agama-Nya supaya mereka takut kepada azab  Allah yang dahsyat sebelum tiba saatnya, agar mereka mendapat petunjuk  dan mencari keridaan-Nya.
 Nabi Nuh A.S. adalah Nabi dan Rasul Allah  yang ketiga setelah Adam A.S. dan Idris A.S. Beliau diutus kepada  kaumnya, karena kaumnya adalah penyembah-penyembah berhala, melakukan  perbuatan-perbuatan maksiat yang dilarang Allah. Karena itu Allah SWT  memerintahkan Nuh A.S. agar memberi peringatan kepada kaumnya itu agar  beriman kepada Allah dan menghentikan perbuatan-perbuatan maksiat yang  selalu mereka kerjakan itu.
 Jika tidak mengindahkan peringatan itu,  mereka akan ditimpa azab yang dahsyat sebagai akibat keingkaran mereka  itu. Azab yang dahsyat yang akan menimpa mereka itu berupa banjir besar  yang melanda mereka disertai topan yang sangat kencang.
 |  | 
   | 2 | Nuh berkata: `Hai kaumku, sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu,(QS. 71:2) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Nuh 2 
 
 قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّي لَكُمْ نَذِيرٌ مُبِينٌ (2 Nuh  berkata kepada kaumnya dalam rangka melaksanakan tugas kerasulannya  itu, "wahai kaumku; aku peringatkan kepadamu bahwa telah menjadi Sunah  Allah bahwa siksaan-Nya akan menimpa setiap orang yang ingkar  kepada-Nya. Karena itu, seandainya kamu sekalian tidak mau meninggalkan  penyembahan berhala dan masih mengerjakan perbuatan-perbuatan maksiat  serta mengingkari seruanku, pasti sunah-Nya itu akan berlaku pula  kepadamu. Kamu akan ditimpa melapetaka yang dahsyat".
 |  | 
   | 3 | (yaitu) sembahlah olehmu Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku,(QS. 71:3) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Nuh 3 
 
 أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاتَّقُوهُ وَأَطِيعُونِ (3 Dalam ayat ini, diterangkan isi peringatan itu, yaitu:
 1.  Hendaklah mereka menyembah Allah saja, Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada  Tuhan selain Dia. Dalam perintah menyembah Allah SWT yang disampaikan  Nuh itu terkandung seluruh syariat yang disampaikan Nuh, yaitu  mengerjakan segala yang wajib, segala yang sunah; baik berupa gerakan  dan ketetapan hati, maupun yang berupa perbuatan anggota badan. Juga  mencakup perintah menghentikan segala yang diharamkan dan  dimakruhkan-Nya. Dari perintah Allah, agar mereka menyembah Allah saja,  dipahami pula bahwa agama yang dianut kaum Nuh itu adalah agama syirik.
 2.  Hendaklah bertakwa kepada Allah, yaitu berusaha menjauhkan diri dari  azab neraka dengan melaksanakan semua yang diperintahkan dan menjauhkan  segala yang dilarang-Nya.
 3. Menaati segala yang diperintahkan dan  dilarang Nuh, melaksanakan semua yang dinasihatkannya, karena ia adalah  utusan Allah kepada mereka, untuk menyampaikan agama-Nya; bukan untuk  menyampaikan keinginan-keinginan dirinya. Menaati Nuh berarti menaati  Allah.
 |  | 
   | 4 | niscaya Allah akan mengampuni sebagian  dosa-dosamu dan menangguhkan kamu sampai kepada waktu yang ditentukan.  Sesungguhnya ketetapan Allah apabila telah datang tidak dapat  ditangguhkan, kalau kamu mengetahui`.(QS. 71:4) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Nuh 4 
 
 يَغْفِرْ لَكُمْ  مِنْ ذُنُوبِكُمْ وَيُؤَخِّرْكُمْ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى إِنَّ أَجَلَ  اللَّهِ إِذَا جَاءَ لَا يُؤَخَّرُ لَوْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (4 Dalam ayat ini , disebutkan janji Allah kepada kaum Nuh, seandainya mereka mengikuti seruan Nuh dengan ikhlas, yaitu:
 1.  Allah akan mengampuni segala dosa mereka. Dengan arti hapusnya  dosa-dosa yang pernah mereka lakukan, seakan-akan mereka tidak pernah  berbuat dosa. Karena dengan berimannya mereka dan mengikuti agama yang  dibawa Nuh, berarti mereka telah berbuat, dan kembali ke jalan yang  benar.
 2. Allah SWT akan memanjangkan umur mereka. Maksudnya ialah,  sekalipun menurut takdir Allah umur mereka telah ditentukan dan  terbatas, namun jika mereka beriman, Allah akan memanjangkan umur mereka  dengan menghentikan kedatangan azab yang dijanjikan itu. Melakukan yang  demikian itu adalah mudah bagi Allah. karena Dia Maha Kuasa dan Maha  Menentukan segala sesuatu menurut yang dikehendaki-Nya.
 Sehubungan  dengan masalah menangguhkan kedatangan ajal, yakni memanjangkan umur  yang disebut dalam ayat ini, sebagian ahli tafsir menyatakan bahwa Allah  akan mengubah takdir yang telah ditentukan-Nya, jika Dia  menghendakinya. Karena itu taat kepada Allah dan melakukan  perbuatan-perbuatan takwa serta menghubungkan silaturahmi dapat  memanjangkan umur manusia, Nabi Muhammad SAW bersabda:
 
 
 
 صلة الرحم تزيد في العمر Artinya: "Mempererat hubungan silaturahmi itu menambah panjangnya umur" (lihat Tafsir Al Maragi, hal. 80, juz 29, jilid X)
 Jika  hal ini dihubungkan dengan ilmu jiwa akan lebih jelas pemahamannya.  Menurut ilmu jiwa, ada hubungan timbal balik antara jasmani seseorang  dengan jiwa (rohani) nya. Kesehatan rohani besar pengaruhnya kepada  kesehatan jasmani; begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, maka orang  yang sehat adalah orang yang sehat jasmani dan rohaninya. Pada umumnya  orang yang tekun mengerjakan amal saleh dan menghubungkan silaturahmi  adalah orang yang sehat jasmaninya. Dengan perkataan lain, bahwa takwa  kepada Allah dapat menghilangkan penyakit-penyakit rohani. Jika rohani  sehat tentulah jasmani sehat pula dan umurpun akan panjang.
 Pada  akhir ayat ini Allan SWT menegaskan bahwa Dia telah menetapkan ajal  semua manusia, yang terdapat di Ummul Kitab (Lohmahfuz). Jika ajal itu  telah datang sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan, maka  kedatangannya itu tidak dapat ditangguhkan atau tidak pula dapat  dipercepat walau sesaat pun. Kemudian Allah SWT menegaskan, "Hai  orang-orang kafir, jika kamu mempunyai ilmu tentulah kamu akan meyakini  bahwa ketentuan ajal itu hanyalah di tangan Allah. Sebaliknya jika kamu  tidak mempunyai ilmu, tentulah kamu tidak akan mempercayai bahwa  ketentuan ajal itu di tangan Allah, dan seterusnya kamu tetap tidak  beriman kepada Allah dan tetap tidak menaati Rasul-Nya".
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Nuh 4
 
 
 يَغْفِرْ  لَكُمْ مِنْ ذُنُوبِكُمْ وَيُؤَخِّرْكُمْ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى إِنَّ  أَجَلَ اللَّهِ إِذَا جَاءَ لَا يُؤَخَّرُ لَوْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (4 (Niscaya  Allah akan mengampuni sebagian dosa-dosa kalian) huruf min di sini  dapat dianggap sebagai huruf zaidah, karena sesungguhnya Islam itu  mengampuni semua dosa yang terjadi sebelumnya; yakni semua dosa kalian.  Sebagaimana dapat pula dianggap sebagai min yang mengandung makna  sebagian, hal ini karena mengecualikan hak-hak yang bersangkutan dengan  orang lain (dan menangguhkan kalian) tanpa diazab (sampai kepada waktu  yang ditentukan) yaitu ajal kematiannya. (Sesungguhnya ketetapan Allah)  yang memutuskan untuk mengazab kalian, jika kalian tidak beriman  kepada-Nya (apabila telah datang tidak dapat ditangguhkan, kalau kalian  mengetahui) seandainya kalian mengetahui hal tersebut, niscaya kalian  beriman kepada-Nya.
 |  | 
   | 5 | Nuh berkata: `Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang,(QS. 71:5) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Nuh 5 - 6 
 
 قَالَ رَبِّ إِنِّي دَعَوْتُ قَوْمِي لَيْلًا وَنَهَارًا (5) فَلَمْ يَزِدْهُمْ دُعَائِي إِلَّا فِرَارًا (6 Dalam  ayat-ayat ini, diterangkan bahwa Nuh mengadukan sikap kaumnya kepada  Allah dengan menyatakan, "Wahai Tuhanku; aku telah melaksanakan tugasku  sesuai dengan kesanggupanku setiap saat, siang dan malam, tetapi mereka  tidak menghiraukannya. Semakin aku seru mereka, semakin mereka  menjauhiku dan lari dari kebenaran.
 |  | 
   | 6 | maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran).(QS. 71:6) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Nuh 5-6 
 
 قَالَ رَبِّ إِنِّي دَعَوْتُ قَوْمِي لَيْلًا وَنَهَارًا (5) فَلَمْ يَزِدْهُمْ دُعَائِي إِلَّا فِرَارًا (6 
 (Nuh berkata, "Ya Rabbku! Sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang) terus-menerus tanpa mengenal waktu.
 
 (Maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari) dari iman.
 |  | 
   | 7 | Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru  mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan  anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (ke mukanya)  dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat.(QS. 71:7) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Nuh 7 
 
 وَإِنِّي كُلَّمَا  دَعَوْتُهُمْ لِتَغْفِرَ لَهُمْ جَعَلُوا أَصَابِعَهُمْ فِي آذَانِهِمْ  وَاسْتَغْشَوْا ثِيَابَهُمْ وَأَصَرُّوا وَاسْتَكْبَرُوا اسْتِكْبَارًا (7 Nuh A.S. mengadukan, "Wahai Tuhanku, setiap kali aku menyeru mereka  agar mengakui ke-Esaan Engkau, tidak lagi menyembah tuhan-tuhan yang  lain selain Engkau, sehingga dengan demikian Engkau mengampuni dosa-dosa  mereka, merekapun menyumbatkan anak jari ke lubang telinga mereka agar  mereka tidak mendengar seruanku. Bahkan mereka menutup muka mereka  sebagai pernyataan benci melihatku. Setiap kali aku menyeru mereka,  semakin bertambah kesombongannya dan kecongkakan mereka kepadaku.
 |  | 
   | 8 | Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan,(QS. 71:8) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Nuh 8 - 9 
 
 ثُمَّ إِنِّي دَعَوْتُهُمْ جِهَارًا (8) ثُمَّ إِنِّي أَعْلَنْتُ لَهُمْ وَأَسْرَرْتُ لَهُمْ إِسْرَارًا (9 Nuh  A.S. mengadu kepada Allah, "Wahai Tuhanku segala macam cara telah aku  lakukan untuk menyeru mereka ke jalan Engkau. Adakalanya aku menghubungi  tiap-tiap mereka seorang-seorang tanpa yang lain mengetahuinya.  Adakalanya dengan terang-terangan di hadapan umum dan adakalanya kedua  cara itu aku lakukan bersamaan; tetapi mereka tetap menampiknya,  seakan-akan usahaku itu tidak bermanfaat bagi mereka sedikitpun.
 Dari  ayat ini dipahami bahwa Nuh A.S. telah melaksanakan tugas tanpa  menghiraukan bahaya yang mungkin mengancam jiwanya, untuk mencari  keridaan Allah. Dipahami pula bahwa Nuh A.S. sangat cinta kepada  kaumnya. Ia ingin kaumnya mengikuti jalan yang lurus, sehingga terhindar  dari azab Allah. Ia melaksanakan tugasnya dengan taat dan penuh  mengabdikan kepada Allah disertai keimanan yang kuat terhunjam di dalam  dadanya.
 |  | 
   | 9 | kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan dan dengan diam-diam,(QS. 71:9) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Nuh 8-9 
 
 ثُمَّ إِنِّي دَعَوْتُهُمْ جِهَارًا (8) ثُمَّ إِنِّي أَعْلَنْتُ لَهُمْ وَأَسْرَرْتُ لَهُمْ إِسْرَارًا (9 
 (Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka dengan terang-terangan) dengan sekuat suaraku.
 
 (Kemudian sesungguhnya aku telah mengeraskan kepada mereka) suaraku  (dan pula telah membisikkan) suaraku atau seruanku (kepada mereka  dengan sangat rahasia.)
 |  | 
   | 10 | maka aku katakan kepada mereka:` Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun,(QS. 71:10) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Nuh 10 
 
 فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا (10 Nuh  A.S. menyeru kepada kaumnya agar beriman kepada Allah, karena dengan  pernyataan iman kepada-Nya itu berarti memohonkan ampun kepada-Nya.
 Dengan  beriman, berarti mereka telah meninggalkan agama syirik, agama yang  berlawanan dengan agama tauhid dan bertentangan dengan naluri manusia.
 Dalam  ayat ini diterangkan bahwa Nuh A.S. telah menyampaikan kepada kaumnya  bahwa Tuhan yang disembah itu adalah Tuhan Yang Maha Pengampun terhadap  hamba-Nya. Karena itu dengan berimannya mereka sekalian; Allah akan  mengampuni dosa-dosa mereka.
 |  | 
   | 11 | niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,(QS. 71:11) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Nuh 11 - 12 
 
 يُرْسِلِ  السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا (11) وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ  وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا (12 Dalam  ayat ini, diterangkan bahwa Nuh A.S. telah menyampaikan kepada kaumnya  janji Allah seandainya mereka beriman kepada-Nya, yaitu:
 1. Dia akan  menurunkan hujan yang lebat, yang dapat menyuburkan tanah-tanah mereka,  sehingga menghasilkan tanaman-tanaman dan buah-buahan yang mereka  perlukan serta mendatangkan kebahagiaan kepada mereka.
 2. Dia akan menganugerahkan kepada mereka harta kekayaan yang banyak, yang beraneka rupa dan ragamnya.
 3. Dia akan menganugerahkan anak-anak yang akan melanjutkan keturunan mereka, sehingga mereka tidak punah.
 4. Dia akan menyuburkan tanah-tanah mereka, sehingga kebun-kebun menjadi dan dapat memberi manfaat kepada mereka.
 5.  Dia akan mengadakan sungai-sungai yang mengalir, yang dengan mudah  mengairi kebun-kebun mereka, sehingga tanam-tanaman hidup subur dan  menghijau.
 Janji Allah SWT yang diberikan-Nya kepada kaum Nuh,  seandainya mereka beriman adalah janji yang sesuai dengan keadaan kaum  Nuh waktu itu. Kaum Nuh adalah kaum yang termasuk cikal bakal umat  manusia sekarang ini. Perkembangan kebudayaan mereka masih taraf  permulaan belum berkembang seperti yang sekarang ini. Tetapi janji itu  tidak menarik hati mereka sedikit pun. Hal ini menunjukkan keingkaran  mereka yang sangat dalam memperkenankan seruan Nuh A.S.
 Dalam janji  itu terkandung sesuatu pengertian bahwa Allah SWT., menyuruh mereka  mempergunakan akal pikiran mereka. Mereka seakan-akan disuruh memikirkan  faedah hujan bagi mereka. Hujan akan menyuburkan bumi tempat mereka  berdiam, menghasilkan tanam-tanaman dan buah-buahan yang mereka  perlukan. Sebagian hasil pertanian mereka jual dan sebagian mereka makan  sendiri, sehingga menambah kekayaan mereka. Hujan akan mengalirkan air  di sungai-sungai, yang bermanfaat bagi mereka. Jika mereka mau  menggunakan pikiran mereka dengan cara yang demikian. tentulah mereka  akan sampai kepada kesimpulan tentang siapa yang menurunkan hujan itu,  sehingga bumi menjadi subur dan siapa yang menyuburkan bumi sehingga  menghasilkan keperluan-keperluan hidup mereka. Akhirnya. mereka sampai  kepada suatu kesimpulan yang sama dengan seruan yang disampaikan Nuh  A.S. kepada mereka, yaitu beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa yang  menciptakan semua keperluan-keperluan mereka itu.
 |  | 
   | 12 | dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan  mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu  sungai-sungai.(QS. 71:12) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Nuh 11-12 
 
 
 يُرْسِلِ   السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا (11) وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ   وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا (12 
 (Niscaya Dia akan mengirimkan hujan) pada saat itu mereka sedang  mengalami kekeringan karena terlalu lama tidak ada hujan (kepada kalian  dengan lebat) dengan deras.
 
 (Dan membanyakkan harta dan anak-anak kalian dan mengadakan untuk  kalian kebun-kebun) ladang-ladang (dan mengadakan pula bagi kalian  sungai-sungai) yang mengalir di dalamnya.
 |  | 
   | 13 | Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?(QS. 71:13) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Nuh 13 
 
 مَا لَكُمْ لَا تَرْجُونَ لِلَّهِ وَقَارًا (13 Pada  ayat ini kaum Nuh diperingatkan lagi akan kebesaran Tuhan yang  menciptakan semua keperluan mereka itu. Apakah mereka tidak pernah  merasa khawatir, seandainya nikmat-nikmat yang telah dilimpahkan kepada  mereka itu dihentikan, dapatkah mereka menciptakannya sendiri, tanpa  pertolongan Allah kepada mereka. Bagaimana seandainya Tuhan Yang Kuasa  yang wajib disembah itu marah kepada mereka, sehingga Dia menimpakan  azab-Nya.
 |  | 
   | 14 | Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian.(QS. 71:14) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Nuh 14 
 
 وَقَدْ خَلَقَكُمْ أَطْوَارًا (14 Dalam  ayat ini kaum Nuh diingatkan lagi akan kebesaran dan kekuasaan Allah.  Agar mereka melihat kepada diri sendiri. Mereka selaku manusia mengalami  tahap-tahap kejadian. Mula-mula dari setetes air mani, kemudian menjadi  segumpal darah, kemudian manjadi segumpal daging. Setelah sempurna  kejadian mereka, merekapun dilahirkan. Mulai dari seorang bayi yang  tidak tahu sesuatupun sampai menjadi manusia yang dewasa, kemudian  menurunkan keturunan. Akhirnya mereka meninggal dunia.
 Mengenai tahap-tahap kejadian manusia ini diterangkan pula dalam firman Allah SWT:
 
 
 
 هو  الذي خلقكم من تراب ثم من نطفة ثم من علقة ثم يخرجكم طفلا ثم لتبلغوا  أشدكم لتكونوا شيوخا ومنكم من يتوفى من قبل ولتبلغوا أجلا مسمى ولعلكم  تعقلون Artinya: Dialah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian  dari setetes air mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian  dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup)  supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup  lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami  perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan  supaya kamu memahaminya. (Q.S. Al-Mu'minun: 67)
 |  | 
   | 15 | Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat?(QS. 71:15) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Nuh 15 
 
 أَلَمْ تَرَوْا كَيْفَ خَلَقَ اللَّهُ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا (15 Dalam  ayat ini Nuh A.S. menyuruh kaumnya memperhatikan langit yang terdiri  atas tujuh tingkat. Ayat ini dapat berarti khusus untuk kaum Nuh dan  dapat pula berarti umum (untuk seluruh manusia); karena dalam ayat ini  terdapat perkataan "alam tarau" (tidakkah kamu perhatikan)  Memperhatikan, di sini dengan akal, dengan mempergunakan otak Karena itu  cara memperhatikan yang diperintahkan itu adalah dengan cara yang lazim  digunakan dalam dunia ilmu pengetahuan.
 Ayat ini khusus berhubungan  dengan kaum Nuh, yang tingkat pengetahuan mereka belum seperti tingkat  pengetahuan manusia sekarang. Mereka, dalam memperhatikan segala sesuatu  belum lagi mempunyai alat, belum mempunyai metode penyelidikan yang  tinggi. Mereka baru mempergunakan pancaindra mereka. Dengan mata mereka  melihat langit yang biru kehijau-hijauan yang dipenuhi oleh  bintang-bintang yang berserakan, yang berbeda tinggi rendahnya.
 Mereka baru mengetahui bahwa langit itu bertingkat-tingkat, seakan-akan bintang-bintang itu merupakan tingkat-tingkatnya.
 Ayat  ini juga berarti umum, ialah bahwa ayat ini ditujukan kepada umat Nabi  Muhammad yang telah mempunyai tingkat kebudayaan dan ilmu pengetahuan  yang jauh melebihi kaum Nuh. Kepada manusia sekarangpun diperintahkan  merenungkan dan memikirkan kebesaran dan kekuasaan Tuhan yang ada di  langit dan di bumi, agar dapat menambah kuat iman kepada Allah SWT.
 Dalam ayat lain Allah SWT berfirman:
 
 
 
 أو لم ير الذين كفروا أن السماوات والأرض كانتا رتقا ففتقناهما وجعلنا من الماء كل شيء حي أفلا يؤمنون Artinya: Dan  apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan  bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan  antara keduanya. Dan dari air. Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.  Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?". (Q.S. Al-Anbiya': 30)
 Dari  ayat ini, dipahami bahwa perintah memikirkan dan merenungkan kekuasaan  dan kebesaran Allah itu tertuju kepada seluruh manusia, baik yang tinggi  tingkat pengetahuannya maupun yang rendah tingkat pengetahuannya.  Seluruh manusia sanggup dan mampu melakukannya, sehingga dengan  memperhatikan itu menambah kuat imannya kepada Allah. Tuhan Yang Maha  Esa Ayat ini juga mengajarkan kepada manusia bagaimana cara menentukan  agama yang diridai Allah di antara agama-agama yang ada. Caranya ialah  dengan merenungkan kejadian alam ini kita akan sampai kepada  penciptanya. Pencipta alam ini adalah Yang Maha Tahu, dan Maha Kuasa.  Mustahil pencipta alam ini bodoh, tidak mengetahui mana yang mudarat,  mana yang manfaat. Dialah yang menentukan segala sesuatu. Dia adalah Zat  yang Maha Esa, tidak berserikat dengan sesuatupun. Karena Dia Maha  Mengetahui segala sesuatu, maka agama yang benar adalah agama yang  mengakui keesaan Tuhan dan mengakui bahwa ibadat yang benar ialah ibadat  yang langsung ditujukan kepada-Nya, tidak menggunakan perantara,  seperti minta rezeki kepada Allah dengan perantaraan kuburan seseorang  keramat, dan sebagainya.
 |  | 
   | 16 | Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita?(QS. 71:16) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Nuh 16 
 
 وَجَعَلَ الْقَمَرَ فِيهِنَّ نُورًا وَجَعَلَ الشَّمْسَ سِرَاجًا (16 Nabi  Nuh telah menerangkan kepada kaumnya bahwa Allah SWT yang hendak  disembah itu menciptakan bulan sebagai cahaya bagi manusia dan matahari  sebagai pelita.
 Dari susunan ini dipahami bahwa:
 1. Keadaan matahari berbeda dengan keadaan bulan; baik kedudukannya di antara planet, sifat cahayanya, maupun faedah cahayanya.
 2.  Matahari termasuk induk planet, yang mempunyai anak-anak planet dan  bulan termasuk anak planet matahari yang beredar mengitarinya.
 3.  Matahari memancarkan sinar sendiri, sedang bulan mendapat cahaya dari  matahari. Cahaya yang dipancarkan bulan berasal dari sinar matahari yang  lebih dipantulkannya ke bumi. Karena itu sinar matahari lebih keras dan  terang dari cahaya bulan.
 4. Kedua sinar itu mempunyai faedah bagi manusia. tetapi bentuk faedahnya berbeda-beda.
 Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman:
 
 
 
 هو الذي جعل الشمس ضياء والقمر نورا وقدره منازل لتعلموا عدد السنين والحساب ما خلق الله ذلك إلا بالحق يفصل الآيات لقوم يعلمون Artinya: Dialah  yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan  ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan  itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).  Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia  menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang yang mengetahui"
 |  | 
   | 17 | Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya,(QS. 71:17) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Nuh 17 
 
 وَاللَّهُ أَنْبَتَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ نَبَاتًا (17 Nabi  Nuh A.S. telah menerangkan kepada kaumnya bahwa Allah SWT Yang Maha Esa  dan wajib disembah itu adalah Tuhan yang menumbuhkan mereka seperti  juga manusia yang lain -dari tanah. Yakni manusia termasuk mereka  diciptakan dari nutfah (air mani), dan nutfah itu dari darah, sedang  darah berasal dari sari makanan. Makanan itu adalah dari tumbuh-tumbuhan  yang berasal dari zat-zat yang berbeda dalam tanah atau dari daging  hewan. Sedang makanannya dari tumbuh-tumbuhan pula.
 Dari nutfah yang  berasal dari tanah itulah mereka tumbuh menjadi manusia yang dalam  perlengkapan tubuhnya dan perjalanan hidupnya serupa dengan tanaman.  Yakni tanaman atau pohon mempunyai batang, dahan, ranting dan daun.  Demikian pula manusia. Manusia mempunyai badan, kepala, tangan dan kaki.  Tanaman mempunyai alat-alat untuk mengatur pernapasan dan peredaran  makanan. demikian pula manusia. Tanaman dalam perjalanan hidupnya  mengalami berbagai macam proses dan perubahan. Dia tumbuh. Berkembang  biak kemudian mati. demikian pula manusia. Manusia juga hidup. tumbuh,  berketurunan, kemudian mati. Tanam-tanaman dalam perjalanan hidupnya ada  yang mengalami nasib yang baik dan ada yang mengalami nasib yang buruk,  ada yang subur dan ada pula yang merana. ada yang cepat berbuah dan ada  pula yang lambat: demikian pula manusia. Manusia dan tumbuh-tumbuhan  sama-sama memerlukan makanan, minuman dan sinar matahari. Akan tetapi  kaum Nuh tidak mengambil pelajaran dari proses penciptaan manusia itu.  Oleh karena itu mereka mengingkari Tuhan dan tidak mempercayai  kebesaran-Nya. Dan inilah yang diingatkan oleh Nabi Nuh A.S. kepada  mereka dalam ayat ini.
 |  | 
   | 18 | kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu (daripadanya pada hari kiamat) dengan sebenar-benarnya.(QS. 71:18) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Nuh 18 
 
 ثُمَّ يُعِيدُكُمْ فِيهَا وَيُخْرِجُكُمْ إِخْرَاجًا (18 Dalam  ayat ini, Nuh A.S. menerangkan kepada kaumnya bahwa mereka tidak  memperhatikan tumbuh-tumbuhan atau tanaman itu. Semula ia berwujud biji  yang kemudian tumbuh di tanah yang subur, mulai dari kecil sampai kepada  besar kemudian mati. Ada yang panjang umurnya dan ada pula yang pendek.  Demikian pulalah halnya dengan manusia. Ia lahir, kemudian tumbuh  menjadi besar dan tua bangka, setelah itu mereka diwafatkan oleh Allah,  bersatu kembali dengan tanah di dalam kubur dan sebagainya. Pada Hari  Kiamat mereka dibangkitkan kembali untuk perhitungan amal dan perbuatan  mereka.
 |  | 
   | 19 | Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan,(QS. 71:19) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Nuh 19 - 20 
 
 وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ بِسَاطًا (19) لِتَسْلُكُوا مِنْهَا سُبُلًا فِجَاجًا (20 Allah  SWT menegaskan lagi nikmat yang telah dilimpahkan-Nya kepada manusia,  yaitu Dia telah menciptakan bumi sedemikian rupa, luas dan terhampar  sehingga mudah bagi mereka melaksanakan kehidupan. Dimudahkan Nya bagi  manusia membuat jalan-jalan yang dapat mereka lalui, mendatangi  negeri-negeri yang berjauhan letaknya.
 |  | 
   | 20 | supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi itu `.(QS. 71:20) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Nuh 19 - 20 
 
 وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ بِسَاطًا (19) لِتَسْلُكُوا مِنْهَا سُبُلًا فِجَاجًا (20 Allah  SWT menegaskan lagi nikmat yang telah dilimpahkan-Nya kepada manusia,  yaitu Dia telah menciptakan bumi sedemikian rupa, luas dan terhampar  sehingga mudah bagi mereka melaksanakan kehidupan. Dimudahkan Nya bagi  manusia membuat jalan-jalan yang dapat mereka lalui, mendatangi  negeri-negeri yang berjauhan letaknya.
 |  | 
 
Marilah kita semua berjiwa seperti nabi Nuh yang sabar dan mempunyai perinsif/pendirian beriman, coba sekiranya tidak ada kejadian seperti nuh maka ayat ini tidak diturunkan, nah mau cepat punya anak, cepat dapat rezeki, mau cepat dapat hujan maka amalkan surah nuh ayat 10 s.d 12.
BalasHapus