| 1 | Tentang apakah mereka saling bertanya tanya?(QS. 78:1) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naba' 1 - 5 
 
 عَمَّ يَتَسَاءَلُونَ (1) عَنِ النَّبَإِ الْعَظِيمِ (2) الَّذِي هُمْ فِيهِ    مُخْتَلِفُونَ (3) كَلَّا سَيَعْلَمُونَ (4) ثُمَّ كَلَّا سَيَعْلَمُونَ (5)    Orang-orang Musyrik Quraisy ketika berkumpul  dalam gedung pertemuan mereka yang berada di dekat Baitullah, sering  membicarakan keadaan Nabi Muhammad SAW. dan Kitab Alquran yang dibawanya. Mereka  sering bertanya satu sama lain. "Apakah Muhammad itu seorang tukang sihir atau  penyair atau seorang dukun tukang tenung yang terkena pengaruh buruk oleh  berhala-hala mereka?". Dan mereka bertanya-tanya pula tentang Alquran, "Apakah  dia itu sihir atau syair atau mantera-mantera saja?". Dan masing-masing  mengemukakan pendapatnya yang sesuai dengan hawa nafsunya, sedangkan Nabi  Muhammad SAW. sendiri dengan sikap yang tenang menyampaikan seruannya  berdasarkan ayat-ayat Alquran yang memberi sinar penerangan kepada manusia pada  jalan kebenaran.Selain itu mereka sering bercakap-cakap tentang hari  berbangkit sehingga sering menimbulkan perdebatan, sebab di antara mereka ada  yang mengingkarinya dan beranggapan bahwa setelah mati habislah urusan mereka.
 Mereka berpendapat bahwa, manusia itu lahir ke dunia  setelah itu ia mati dan ditelan bumi karena tidak ada yang membinasakan mereka  kecuali masa atau waktu saja. Dan ada pula di antara mereka yang berpendapat  bahwa, yang dibangkitkan itu hanya arwah mereka saja dan bukan jasad mereka yang  telah habis dimakan bumi. Dan ada pula di antara mereka yang menjumpai salah  seorang sahabat Nabi dan menanyakan tentang hal itu dengan sikap mencemoohkan.
 Maka berhubungan dengan sikap mereka yang demikian  itulah diturunkan surah ini, untuk menolak keingkaran mereka dan untuk  menegakkan argumen yang nyata bahwa Allah Taala benar-benar Maha Kuasa  membangkitkan mereka kembali setelah mati; walaupun mereka telah jadi tanah,  telah dimakan binatang buas, atau telah ditelan oleh ikan di laut, atau telah  terbakar oleh api dan dihamburkan oleh angin, atau oleh yang lain-lain.
 Dalam ayat ini Allah SWT mencela perselisihan  orang-orang musyrik Quraisy mengenai hari berbangkit sebagai berikut: "Tentang  apakah orang-orang musyrik di kalangan penduduk Mekah itu saling  bertanya-tanya?".
 Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwa beliau berkata,  "orang-orang Quraisy ketika turun Alquran sering bertanya-tanya satu sama lain.  Di antara mereka ada yang membenarkan dan di antara mereka ada pula yang  mendustakan. Maka turunlah ayat ini".
 Allah menjawab pertanyaan mereka itu dengan firman-Nya.  Yang dimaksud dengan berita yang sangat besar dalam ayat ini ialah berita  tentang Hari Kiamat. Disebut berita yang sangat besar karena Hari Kiamat itu  amat besar huru-haranya dan menjadi pembicaraan yang luas di kalangan  orang-orang Quraisy. Di antara mereka ada yang berkata bahwa kejadian Kiamat itu  mustahil, sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah.
 
 
 
 إن هي إلا حياتنا الدنيا نموت ونحيا وما نحن بمبعوثين  Artinya: Kehidupan itu tidak lain hanyalah kehidupan kita di  dunia ini, kita mati dan kita hidup dan sekali-kali tidak akan dibangkitkan  lagi.
 (Q.S. Al-Mu'minun: 37)
 Dan ada pula yang meragukan sebagaimana tercantum dalam  firman Allah:
 
 
 
 ما ندري ما الساعة إن نظن إلا ظنا وما نحن بمستيقنين  Artinya: Kami tidak tahu apakah Hari Kiamat itu. Kami  sekali-kali tidak lain hanyalah menduga-duga saja dan kami sekali-kali tidak  meyakini(nya).
 (Q.S. Al-Jatsiyah: 32)
 Adapun hikmah Ilahi menyampaikan persoalan ini dalam  bentuk pertanyaan dan jawaban adalah agar lebih mendekatkan kepada pengertian  dan penjelasan, seperti tercantum dalam firman Allah:
 
 
 
 لمن الملك اليوم لله الواحد القهار  Artinya: "Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?"  Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.
 (Q.S. Al-Mu'minun: 16)
 Kemudian Allah menjawab pertanyaan mereka dengan ada  ancaman:
 "Sekali-kali tidak. Jauh sekali dari kebenaran apa  yang mereka anggap itu. Nanti mereka akan mengetahui. di waktu mereka  menyaksikan keadaan yang sebenarnya pada Hari Kiamat yang mereka selalu  mengingkarinya".
 Sebaliknya mereka jangan memperolok-olokan karena mereka  kelak pasti akan mengetahui keadaan yang sebenarnya, dan bahwa apa-apa yang  mereka ragukan itu pasti akan mereka alami. Allah menguatkan firman-Nya itu  dengan tekanan, sekali lagi.
 Kemudian Allah menguatkan lagi bahwa; kelak mereka akan  mengetahui keadaan Hari Kiamat yang sebenarnya.
 Kemudian Allah menerangkan kekuasaan-Nya yang Maha Agung  dan tanda-tanda rahmat-Nya yang sering dilupakan oleh mereka itu. Padahal  tanda-tanda itu nampak jelas di hadapan matanya. Allah mengemukakan sembilan  perkara yang oleh mereka dapat disaksikan oleh mata sebagai bukti-bukti yang  menunjukkan kekuasaan-Nya, seperti tersebut pada ayat-ayat berikut, yaitu ayat 6  sampai dengan 14.
 |  | 
   | 2 | Tentang berita yang besar,(QS. 78:2) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naba' 1 - 5 
 
 عَمَّ  يَتَسَاءَلُونَ (1) عَنِ النَّبَإِ الْعَظِيمِ (2) الَّذِي هُمْ فِيهِ  مُخْتَلِفُونَ (3) كَلَّا سَيَعْلَمُونَ (4) ثُمَّ كَلَّا سَيَعْلَمُونَ  (5 Orang-orang Musyrik Quraisy ketika berkumpul dalam gedung  pertemuan mereka yang berada di dekat Baitullah, sering membicarakan  keadaan Nabi Muhammad SAW. dan Kitab Alquran yang dibawanya. Mereka  sering bertanya satu sama lain. "Apakah Muhammad itu seorang tukang  sihir atau penyair atau seorang dukun tukang tenung yang terkena  pengaruh buruk oleh berhala-hala mereka?". Dan mereka bertanya-tanya  pula tentang Alquran, "Apakah dia itu sihir atau syair atau  mantera-mantera saja?". Dan masing-masing mengemukakan pendapatnya yang  sesuai dengan hawa nafsunya, sedangkan Nabi Muhammad SAW. sendiri dengan  sikap yang tenang menyampaikan seruannya berdasarkan ayat-ayat Alquran  yang memberi sinar penerangan kepada manusia pada jalan kebenaran.
 Selain  itu mereka sering bercakap-cakap tentang hari berbangkit sehingga  sering menimbulkan perdebatan, sebab di antara mereka ada yang  mengingkarinya dan beranggapan bahwa setelah mati habislah urusan  mereka.
 Mereka berpendapat bahwa, manusia itu lahir ke dunia setelah  itu ia mati dan ditelan bumi karena tidak ada yang membinasakan mereka  kecuali masa atau waktu saja. Dan ada pula di antara mereka yang  berpendapat bahwa, yang dibangkitkan itu hanya arwah mereka saja dan  bukan jasad mereka yang telah habis dimakan bumi. Dan ada pula di antara  mereka yang menjumpai salah seorang sahabat Nabi dan menanyakan tentang  hal itu dengan sikap mencemoohkan.
 Maka berhubungan dengan sikap  mereka yang demikian itulah diturunkan surah ini, untuk menolak  keingkaran mereka dan untuk menegakkan argumen yang nyata bahwa Allah  Taala benar-benar Maha Kuasa membangkitkan mereka kembali setelah mati;  walaupun mereka telah jadi tanah, telah dimakan binatang buas, atau  telah ditelan oleh ikan di laut, atau telah terbakar oleh api dan  dihamburkan oleh angin, atau oleh yang lain-lain.
 Dalam ayat ini  Allah SWT mencela perselisihan orang-orang musyrik Quraisy mengenai hari  berbangkit sebagai berikut: "Tentang apakah orang-orang musyrik di  kalangan penduduk Mekah itu saling bertanya-tanya?".
 Diriwayatkan  oleh Ibnu Abbas bahwa beliau berkata, "orang-orang Quraisy ketika turun  Alquran sering bertanya-tanya satu sama lain. Di antara mereka ada yang  membenarkan dan di antara mereka ada pula yang mendustakan. Maka  turunlah ayat ini".
 Allah menjawab pertanyaan mereka itu dengan  firman-Nya. Yang dimaksud dengan berita yang sangat besar dalam ayat ini  ialah berita tentang Hari Kiamat. Disebut berita yang sangat besar  karena Hari Kiamat itu amat besar huru-haranya dan menjadi pembicaraan  yang luas di kalangan orang-orang Quraisy. Di antara mereka ada yang  berkata bahwa kejadian Kiamat itu mustahil, sebagaimana dijelaskan dalam  firman Allah.
 
 
 
 إن هي إلا حياتنا الدنيا نموت ونحيا وما نحن بمبعوثين Artinya: Kehidupan  itu tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, kita mati dan kita  hidup dan sekali-kali tidak akan dibangkitkan lagi.
 (Q.S. Al-Mu'minun: 37)
 Dan ada pula yang meragukan sebagaimana tercantum dalam firman Allah:
 
 
 
 ما ندري ما الساعة إن نظن إلا ظنا وما نحن بمستيقنين Artinya: Kami  tidak tahu apakah Hari Kiamat itu. Kami sekali-kali tidak lain hanyalah  menduga-duga saja dan kami sekali-kali tidak meyakini(nya).
 (Q.S. Al-Jatsiyah: 32)
 Adapun  hikmah Ilahi menyampaikan persoalan ini dalam bentuk pertanyaan dan  jawaban adalah agar lebih mendekatkan kepada pengertian dan penjelasan,  seperti tercantum dalam firman Allah:
 
 
 
 لمن الملك اليوم لله الواحد القهار Artinya: "Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?" Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.
 (Q.S. Al-Mu'minun: 16)
 Kemudian Allah menjawab pertanyaan mereka dengan ada ancaman:
 "Sekali-kali  tidak. Jauh sekali dari kebenaran apa yang mereka anggap itu. Nanti  mereka akan mengetahui. di waktu mereka menyaksikan keadaan yang  sebenarnya pada Hari Kiamat yang mereka selalu mengingkarinya".
 Sebaliknya  mereka jangan memperolok-olokan karena mereka kelak pasti akan  mengetahui keadaan yang sebenarnya, dan bahwa apa-apa yang mereka  ragukan itu pasti akan mereka alami. Allah menguatkan firman-Nya itu  dengan tekanan, sekali lagi.
 Kemudian Allah menguatkan lagi bahwa; kelak mereka akan mengetahui keadaan Hari Kiamat yang sebenarnya.
 Kemudian  Allah menerangkan kekuasaan-Nya yang Maha Agung dan tanda-tanda  rahmat-Nya yang sering dilupakan oleh mereka itu. Padahal tanda-tanda  itu nampak jelas di hadapan matanya. Allah mengemukakan sembilan perkara  yang oleh mereka dapat disaksikan oleh mata sebagai bukti-bukti yang  menunjukkan kekuasaan-Nya, seperti tersebut pada ayat-ayat berikut,  yaitu ayat 6 sampai dengan 14.
 |  | 
   | 3 | yang mereka perselisihkan tentang ini.(QS. 78:3) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Naba' 3 
 
 الَّذِي هُمْ فِيهِ  مُخْتَلِفُونَ (3 (Yang mereka perselisihkan tentang ini) orang-orang yang beriman mempercayainya, sedangkan orang-orang kafir mengingkarinya.
 |  | 
   | 4 | Sekali-kali tidak; kelak mereka mengetahui,(QS. 78:4) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Naba' 4 
 
  كَلَّا سَيَعْلَمُونَ (4 (Sekali-kali tidak) kata ini merupakan sanggahan yang ditujukan  kepada orang-orang kafir tadi (kelak mereka mengetahui) apa yang bakal  menimpa mereka sebagai akibat daripada keingkaran mereka kepada Alquran.
 |  | 
   | 5 | kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui.(QS. 78:5) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Naba' 5 
 
 ثُمَّ كَلَّا سَيَعْلَمُونَ  (5  (Kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka mengetahui) ayat ini  merupakan pengukuh dari ayat sebelumnya; dan pada ayat ini dipakai kata  Tsumma untuk memberikan pengertian, bahwa ancaman yang kedua lebih keras  dan lebih berat daripada ancaman yang dikandung pada ayat sebelumnya.  Selanjutnya Allah swt. memberikan isyarat yang menunjukkan tentang  kekuasaan-Nya untuk membangkitkan makhluk semuanya; untuk itu Dia  berfirman:
 |  | 
   | 6 | Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?,(QS. 78:6) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naba' 6 
 
 أَلَمْ نَجْعَلِ الْأَرْضَ مِهَادًا (6 Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan yang mudah didiami oleh manusia dan binatang ternak.
 |  | 
   | 7 | Dan gunung-gunung sebagai pasak?,(QS. 78:7) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naba' 7 
 
 وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا (7 Dan  Kami jadikan gunung-gunung sebagai pasak untuk mengolah bumi, sehingga  tidak bergoyang karena dengan guncangan-guncangan yang berada di  bawahnya.
 |  | 
   | 8 | Dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan,(QS. 78:8) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naba' 8 
 
 وَخَلَقْنَاكُمْ أَزْوَاجًا (8 Dan  Kami jadikan kamu berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan, agar  timbul kecintaan dan kesayangan di antara suami istri untuk menempuh  hidup bahagia dan memelihara keturunan yang baik, mempertahankan  kelangsungan jenis manusia sehingga tidak punah.
 Ayat ini seperti yang tercantum dalam firman Allah:
 
 
 
 ومن أياته أن خلق لكم من أنفسكم أزواجا لتسكنوا إليها وجعل بينكم مودة ورحمة Artinya: Dan  di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan untukmu  istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa  tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.
 (Q.S. Ar Rum: 21)
 |  | 
   | 9 | dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat,(QS. 78:9) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naba' 9 
 
 وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا (9 Dan  Kami jadikan tidurmu pada malam hari untuk beristirahat dari kesibukan  pekerjaan pada siang hari, agar menghasilkan berbagai-bagai mata  pencaharian, supaya dengan istirahat waktu tidur itu, kamu dapat  mengembalikan daya dan kekuatan untuk melangsungkan pekerjaanmu pada  keesokan harinya. Seandainya tidak diselingi oleh istirahat tidur tentu  kekuatanmu akan merosot sehingga tidak dapat melangsungkan tugas  sehari-hari.
 |  | 
   | 10 | dan Kami jadikan malam sebagai pakaian,(QS. 78:10) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naba' 10 
 
 وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ لِبَاسًا (10 Dan  Kami jadikan malam sebagai pakaian. Maksudnya malam itu gelap menutupi  permukaan bumi sebagaimana pakaian menutup tubuh manusia. Hal itu  berarti bahwa malam itu berfungsi sebagai pakaian bagi manusia yang  dapat menutupi aurat manusia di waktu tidur dari pandangan orang-orang  yang mungkin melihatnya. Demikian pula sebagai pakaian, maka gelap malam  itu dapat melindungi dan menyembunyikan seseorang yang tidur dari  bahaya atau musuh yang sedang mengancam.
 |  | 
   | 11 | dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan,(QS. 78:11) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naba' 11 
 
 وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا (11 Dan Kami jadikan siang untuk berusaha dan mencari rezeki yang diperlukan dalam kehidupan dan untuk hidup bermasyarakat.
 |  | 
   | 12 | dan Kami bina di atas kamu tujuh buah (langit) yang kokoh,(QS. 78:12) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naba' 12 
 
 وَبَنَيْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعًا شِدَادًا (12 Dan Kami bina di atasmu tujuh lapis langit yang kokoh tanpa bertiang yang tunduk kepada hukum Allah.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Naba' 12
 
 
 وَبَنَيْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعًا شِدَادًا (12 (Dan  Kami bina di atas kalian tujuh lapis) maksudnya langit yang berlapis  tujuh (yang kokoh) lafal Syidaadan adalah bentuk jamak dari lafal  Syadidatun, artinya sangat kuat lagi sangat rapi yang tidak terpengaruh  oleh berlalunya zaman.
 |  | 
   | 13 | dan Kami jadikan pelita yang amat terang (matahari),(QS. 78:13) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Naba' 13 
 
 وَجَعَلْنَا سِرَاجًا وَهَّاجًا (13 (Dan Kami jadikan pelita) yang menerangi (yang amat terang) yang dimaksud adalah matahari.
 |  | 
   | 14 | dan Kami turunkan dari awan air yang tercurah,(QS. 78:14) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Naba' 14 
 
 وَأَنزَلْنَا مِنَ ٱلْمُعْصِرَٰتِ مَآءًۭ  ثَجَّاجًۭا(14  (Dan Kami turunkan dari awan yang tebal) yaitu awan yang banyak  mengandung air dan sudah saatnya menurunkan air yang dikandungnya,  sebagaimana halnya seorang gadis yang sudah masanya untuk berhaid (air  yang tercurah) artinya bagaikan air yang dicurahkan..
 |  | 
   | 15 | supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan,(QS. 78:15) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Naba' 15 
    لِّنُخْرِجَ بِهِۦ حَبًّۭا  وَنَبَاتًۭا(15
 (Supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian) seperti biji gandum (dan tumbuh-tumbuhan) seperti buah Tin.
 |  | 
   | 16 | dan kebun-kebun yang lebat?(QS. 78:16) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Naba' 16 
 
 (16) وَجَنَّٰتٍ أَلْفَافًا (Dan kebun-kebun) atau taman-taman (yang lebat) tumbuh-tumbuhannya;  lafal Alfaafan bentuk jamak dari lafal Lafiifun, wazannya sama dengan  lafal Syariifun yang bentuk jamaknya adalah Asyraafun
 |  | 
   | 17 | Sesungguhnya Hari Keputusan adalah suatu waktu yang ditetapkan,(QS. 78:17) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naba' 17 
 
 إِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ كَانَ مِيقَاتًا (17 Dalam  ayat ini Allah menerangkan bahwa hari itu pasti terjadi pada waktu yang  telah ditetapkan dan pada hari itu diputuskan siksa yang akan diterima  orang yang kafir di dalam neraka dan pahala yang akan diterima  orang-orang mukmin di dalam surga, baik bagi orang-orang yang terdahulu.  orang-orang sekarang dan orang-orang kemudian. Di sana akan sangat jauh  beda nasib dan kehidupan mereka sesuai dengan derajat amal perbuatan  mereka ketika di dunia. Allah telah menjadikan hari itu sebagai batas  antara dunia dari akhirat tempat seluruh makhluk akan dihimpun di padang  mahsyar agar masing-masing dapat melihat dan menyaksikan apa yang telah  mereka perbuat selama hidup di dunia, sehingga orang yang berbuat  kebaikan akan menerima pahalanya dan orang yang berbuat kejahatan akan  menerima siksaan. Kemudian Allah menerangkan tanda-tanda hari itu dan  kedahsyatan dengan firman-Nya dalam ayat berikut ini.
 |  | 
   | 18 | yaitu suatu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala lalu kamu datang berkelompok-kelompok,(QS. 78:18) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naba' 18 
 
 يَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَتَأْتُونَ أَفْوَاجًا (18 Yaitu  Hari Kiamat yang pada waktu itu ditiup sangkakala oleh malaikat Israfil  yang menyebabkan seluruh makhluk akan dihidupkan kembali, bangkit dari  kuburnya masing-masing dan berkumpul di padang Mahsyar dan tiap-tiap  umat dipimpin oleh Rasulnya, sehingga datang berkelompok-kelompok  seperti dalam firman Allah:
 
 
 
 يوم ندعوا كل أناس بإمامهم Artinya: (Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya.
 (Q.S. Al-Isra': 71)
 |  | 
   | 19 | dan dibukakan langit, maka terdapatlah beberapa pintu,(QS. 78:19) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naba' 19 
 
 وَفُتِحَتِ السَّمَاءُ فَكَانَتْ أَبْوَابًا (19 Dalam  ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa pada hari keputusan itu langit  terbuka dan mempunyai pintu-pintu yang memisahkan satu dengan bahagian  yang lain. Maksudnya langit itu terbelah-belah, sehingga mempunyai  celah-celah seakan-akan terbuka dan mempunyai pintu-pintu. Hal ini  dijelaskan oleh ayat-ayat yang lain ialah firman Allah:
 
 
 
 إذا السماء انشقت Artinya: Apabila langit terbelah.
 (Q.S. Al-Insyiqaq: 1)
 Dan firman-Nya:
 
 
 
 إذا السماء انفطرت Artinya: Apabila langit terbelah.
 (Q.S. Al-Infithar: 1)
 Yang  demikian itu terjadi karena timbulnya perubahan besar dalam susunan  planet-planet di angkasa yang menyebabkan perubahan dalam daya tarik dan  perjalanan orbitnya, yang menjurus ke arah kehancuran alam angkasa, dan  juga kehancuran alam dunia.
 |  | 
   | 20 | dan dijalankanlah gunung-gunung maka menjadi fatamorganalah ia.(QS. 78:20) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naba' 20 
 
 وَسُيِّرَتِ الْجِبَالُ فَكَانَتْ سَرَابًا (20 Dan  gunung-gunung pada hari itu, tidak lagi seperti sediakala, akan tetapi  akan diguncangkan sehingga hancur lebur seperti kabut yang dari jauh  kelihatan seperti bayangan air tetapi jika didekati ternyata tidak ada  apa-apa karena bagian-bagiannya telah terpecah belah, dihancurkan dan  beterbangan ke mana-mana.
 Dalam firman Allah:
 
 
 
 وحملت الأرض والجبال فدكتا دكة واحدة Artinya: Dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung Ialu dibenturkan keduanya sekali bentur.
 (Q.S. Al-Haqqah: 14)
 Kemudian dalam ayat yang lain Allah berfirman:
 
 
 
 وتكون الجبال كالعهن Artinya: Dan gunung-gunung menjadi seperti bulu (yang beterbangan).
 (Q.S. Al-Ma'arij: 9)
 Kemudian gunung-gunung itu akan dihancur-leburkan seperti debu yang beterbangan seperti dijelaskan dalam firman Allah:
 
 
 
 وبست الجبال بسا فكانت هباء منبثا Artinya: Dan gunung-gunung dihancur-luluhkan sehancur-hancurnya, maka jadilah dia debu yang beterbangan.
 (Q.S. Al-Waqi'ah: 5, 6)
 Kemudian Allah akan menjadikan gunung-gunung itu seperti awan yang berjalan di langit seperti dalam firman-Nya:
 
 
 
 وترى الجبال تحسبها جامدة وهي تمر مر السحاب Artinya: Dan kamu lihat gunung-gunung itu; kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan.
 (Q.S. An Naml: 88)
 Kemudian dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa gunung-gunung itu akan hilang sama sekali seperti fatamorgana.
 |  | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar