Sabtu, 08 Maret 2014

TAFSIR AL QUR'AN SURAH AL-QIYAAMAH AYAT 21 - 40 ( 02 )

Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR] : AL-QIYAAMAH
Ayat [40]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:2/2
21 dan meninggalkan (kehidupan) akhirat.(QS. 75:21)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qiyaamah 21

وَتَذَرُونَ الْآخِرَةَ (21

Terpengaruh dengan kehidupan duniawi biasanya dibarengi dengan sikap mendustai wahyu, melupakan kehidupan hari esok bahkan tidak percaya dengan kedatangan hari berbangkit itu.
22 Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri.(QS. 75:22)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qiyaamah 22 - 23

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ (22) إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ (23

Ayat ini menerangkan sebagian hal ihwal manusia pada hari berbangkit saat wajah-wajah orang beriman pada waktu itu berseri seri. Golongan yang gembira dan berwajah ceria inilah calon penghuni surga. Merekalah yang berwajah cerah yang mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya.
Di manapun mereka melihat-Nya. Artinya mereka langsung memandang kepada Allah tanpa dinding pembatas (hijab). Demikian kesimpulan pendapat ulama ahli sunah berdasarkan hadis-hadis sahih yang menerangkan lebih lanjut tentang makna melihat Tuhan yang disebutkan dalam ayat ini. Dikatakan bahwa orang yang beriman yang beruntung melihat Allah dengan mata kepalanya sendiri pada hari akhirat sebagaimana mereka melihat bulan purnama yang bersinar terang benderang yang tidak ada awan di bawahnya. Hadis Bukhari yang menyebutkan hal itu berbunyi:


إنكم سترون ربكم عيانا.
Artinya:
Sesungguhnya kamu akan melihat Tuhanmu dengan mata kepalamu sendiri (terang-terang).
(H.R. Bukhari)
Sekalipun ada keterangan yang jelas dari ayat 22 ini yang diperkuat dengan beberapa hadis di atas yang menegaskan bahwa manusia mukmin nanti melihat sendiri wajah Allah itu, namun sebagian dari ulama salaf mencoba menakwilkan (memalingkan) pengertian ayat dan hadis-hadis tersebut. Mujahid (seorang tabiin yang terkenal) berpendapat bahwa arti melihat Allah di dalam surga adalah "melihat pahala yang ada di sisi Allah". Namun hal demikian dianggap tidak berdasarkan alasan yang kuat, sebab kata-kata "nazara" (melihat) dalam bahasa Arab betul-betul berarti melihat dengan mata kepala sendiri bukan melihat dengan mata hati dan sebagainya.
Demikianlah masalah "apakah manusia nanti melihat Allah pada Hari Kiamat atau tidak?" menjadi persoalan yang diperselisihkan (khilafiah) sejak dari dahulu. Ulama ahli sunah tetap berpendirian bahwa orang mukmin pasti melihat Allah berdasarkan ayat di atas, ditambah keterangan dari berbagai hadis sahih. Sebaliknya ulama-ulama Muktazilah menegaskan tidak mungkin manusia melihat wajah dan zat Allah sama sekali berdasarkan bunyi ayat ke 103 Surah Al An'am (Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan).
Ayat ini menurut mereka (Muktazilah) terbatas pengertiannya "melihat nikmat", keridaan dan pahala yang disediakan Allah. Persoalan akhirat adalah gaib tidak dapat kita ukur dalam perbandingan dengan apa yang ada sekarang.
Jalan yang ringkas dan selamat serta tidak terlibat dalam pertikaian yang berlarut-larut itu adalah "mengimani sepenuhnya apa yang diberitakan ayat tanpa membahasnya lagi, bagaimana pengertian yang sesungguhnya kita serahkan kepada Allah saja. Masih banyak lapangan ijtihad (pemikiran) yang lain bila seseorang ingin mendalami maksud ayat-ayat suci Alquran.
Berikut ini kita kutip beberapa hadis tentang masalah ini, yakni:
1.


قالوا يا رسول الله صلى الله عليه وسلم هل نرى ربنا يوم القيامة فقال هل تضارون في رؤية الشمس والقمر ليس دونهما سحاب قالوا: لا, قال فإنكم ترون ربكم كذلك.
Artinya:
Orang-orang bertanya kepada Rasulullah SAW: "Wahai Rasulullah apakah kami melihat Tuhan kami di Hari Kiamat kelak?" Beliau menjawab: "Apakah sulit bagi kalian melihat matahari dan bulan yang tidak dihalangi oleh awan?" Mereka menjawab: "Tidak". Beliau bersabda lagi: "Demikian pula kamu melihat Tuhanmu".
(H.R. Bukhari dan Muslim)
2.


إذا دخل أهل الجنة الجنة يقول الله تعالى: تريدون شيئا أزيدكم? فيقولون: ألم تبيض وجوهنا, ألم تدخلنا الجنة وتنجنا من النار? قال فيكشف الحجاب فما أعطوا شيئا أحب إلهم من النظر إلى ربهم وهي زيادة, ثم تلا هذه الآية.
Artinya:
Bila penduduk surga telah masuk ke dalam surga, Allah berfirman: "Apakah engkau ingin lagi sesuatu yang hendak Aku tambahkan?" Mereka menjawab: "Bukankah Engkau sudah cerahkan wajah kami bukankah kami telah Engkau masukkan ke dalam surga. Dan kami telah Engkau lepaskan dari api neraka?" Allah menjawab dan kemudian hijabpun tersingkap, maka tiadalah sesuatu pemberian yang lebih mereka senangi selain daripada melihat Tuhan. Itulah suatu nikmat tambahan" Kemudian beliau membaca ayat ini:


للذين أحسنوا الحسنى وزيادة
Artinya:
Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya.
(Q.S. Yunus: 26)
23 Kepada Tuhannyalah mereka melihat.(QS. 75:23)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Qiyaamah 23

إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ (23

(Kepada Rabbnyalah mereka melihat) mereka akan melihat Allah swt. di akhirat.
24 Dan wajah-wajah (orang kafir) pada hari itu muram,(QS. 75:24)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qiyaamah 24 - 25 

وَوُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ بَاسِرَةٌ (24) تَظُنُّ أَنْ يُفْعَلَ بِهَا فَاقِرَةٌ (25

Ayat berikut ini menjelaskan keadaan wajah orang-orang kafir dan orang-orang yang beriman. Wajah-wajah orang kafir pada hari itu muram. Mereka bermuram durja, berwajah masam melambangkan kesedihan dan ketakutan yang luar biasa. Karena mereka yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang dahsyat, sebagaimana firman Allah SWT:


يوم تبيض وجوه وتسود وجوه فأما الذين اسودت وجوههم أكفرتم بعد إيمانكم فذوقوا العذاب بما كنتم تكفرون
Artinya:
Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu".
(Q.S. Ali Imran: 106)
Adapun orang-orang yang menjadi putih berseri mukanya, maka mereka dalam rahmat Allah (surga); mereka kekal di dalamnya, sebagaimana firman Allah SWT:


وجوه يومئذ مسفرة ضاحكة مستبشرة ووجوه يومئذ عليها غبرة ترهقها قترة أولئك هو الكفرة الفجرة
Artinya:
Banyak muka pada hari itu berseri-seri, tertawa dan gembira ria, dan banyak (pula) muka pada hari itu tertutup debu, dan ditutup lagi oleh kegelapan. Mereka itulah orang-orang kafir lagi durhaka.
(Q.S. 'Abasa: 38-42)
25 mereka yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang amat dahsyat.(QS. 75:25)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Qiyaamah 25

تَظُنُّ أَنْ يُفْعَلَ بِهَا فَاقِرَةٌ (25

(Mereka yakin) merasa yakin (bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang amat dahsyat) bencana yang sangat besar, yang dapat meremukkan tulang-tulang punggung.
26 Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke kerongkongan,(QS. 75:26)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qiyaamah 26 

كَلَّا إِذَا بَلَغَتِ التَّرَاقِيَ (26

Dalam ayat ini Allah menyerukan manusia supaya sekali-kali jangan melengahkan akhirat. Apabila nafas seseorang telah mendesak sampai ke kerongkongan. Jangan sekali-kali terpengaruh dengan kehidupan duniawi dan ingatlah bahwa pada saatnya manusia itu jiwanya akan dicabut oleh malaikat maut. Bila nyawa bercerai dengan tubuh maka putus pulalah hubungan manusia dengan segala apa yang dimilikinya dan ia akan menghadapi babak baru dari kehidupannya yang kekal dan abadi.
Ayat lain yang semakna dengan ini berbunyi:


فلولا إذا بلغت الحلقوم وأنتم حينئذ تنظرون
Artinya:
Maka mengapa ketika nyawa sampai ke kerongkongan padahal kamu ketika itu melihat,
(Q.S. Al-Waqi'ah: 83, 84)
27 dan dikatakan (kepadanya): `Siapakah yang dapat menyembuhkan?`,(QS. 75:27)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qiyaamah 27

وَقِيلَ مَنْ رَاقٍ (27

Ayat ini menggambarkan suasana orang yang dalam sekarat maut, ketika familinya bertanya-tanya: "Siapakah yang dapat menyembuhkan?" Memanglah pada umumnya pada saat orang sedang sekarat maut kaum famili dan sanak keluarganya ditimpa oleh kegelisahan: "Siapa dan dokter mana gerangan yang dapat menyembuhkan dia dari sakitnya?". Artinya usaha-usaha pengobatan tetap dilakukan namun orang harus yakin kalau memang sudah ajal tiada seorangpun yang dapat menyelamatkan dia dari ketentuan Allah itu. Semuanya tanpa pandang bulu, bahkan semua yang fana ini pasti akan hancur, melainkan Allah sendiri saja yang tidak hancur.
Oleh Ibnu `Abbas ayat ini diartikan: "Siapakah gerangan yang mencabut nyawanya, apakah malaikat azab atau malaikat rahmat". Pokoknya terjadi saling bertanya, apakah si mayit berbahagia atau celaka dengan kematiannya ini?
28 Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan dunia),(QS. 75:28)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qiyaamah 28 - 29 

وَظَنَّ أَنَّهُ الْفِرَاقُ (28) وَالْتَفَّتِ السَّاقُ بِالسَّاقِ (29

Ayat-ayat ini menggambarkan selanjutnya bahwa orang yang sekarat itu yakin bahwa itulah saat perpisahan dengan dunia. Artinya di saat kematian seseorang barulah dia merasa yakin bahwa telah tiba saatnya berpisah buat selama-lamanya dengan dunia ini, dengan harta, keluarga dan sanak familinya.
Sengaja Allah menyebutkan kata-kata "zanna" (yang sebenarnya berarti menyangka), ialah oleh karena pada saat jiwa akan melayang itu pun, dia masih sangat ingin hidup lagi karena begitu cintanya dia dengan kehidupan yang fana ini. Dia belum begitu yakin akan kematiannya sendiri tetapi umumnya masih punya harapan dan masih ada waktu untuk hidup lagi.
Sedangkan betis kirinya telah bertaut dengan betis kanan. Artinya tidak dapat lagi dia menggerakkan kedua betisnya (kaki)nya, bahkan juga tidak dapat lagi digerakkan batang tubuhnya karena organ dan jaringan tubuh telah berhenti bekerja.
Kata-kata "iltaffa" (bertaut dia) oleh Ibnu 'Abbas diartikan sebagai "bertautlah (di saat kematian) itu antara beratnya meninggalkan dunia ini dengan ketakutan yang luar biasa menghadapi akhirat". Bertautlah bala dengan bala, dan di situlah letaknya siksaan sekarat maut yang hanya dapat dirasakan oleh yang bersangkutan.
29 dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan),(QS. 75:29)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Qiyaamah 29

وَالْتَفَّتِ السَّاقُ بِالسَّاقِ (29

(Dan bertaut betis dengan betis) betis kanan dan betis kirinya bertaut ketika ia mati. Atau makna yang dimaksud ialah saling bertaut antara sakit berpisah dengan dunia dan sakit menghadapi akhirat di dalam dirinya.
30 kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau.(QS. 75:30)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qiyaamah 30 

إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمَسَاقُ (30

Ayat ini menegaskan bahwa pada hari itu manusia dihalau kepada Tuhannya, yakni dikembalikan apakah dia akan ditempatkan di neraka atau di dalam surga.
Menurut Ibnu 'Abbas, ayat ini merupakan pemberitaan tentang orang kafir yang tidak diterima di sisi Allah, roh yang dahulunya tidak pernah mau beriman dan hanya berbuat menurut apa yang disukainya saja. Pengertian ayat ini dikaitkan dengan ayat lain:


وهو القاهر فوق عباده ويرسل عليكم حفظة حتى إذا جاء أحدكم الموت توفته رسلنا وهم لا يفرطون ثم ردوا إلى الله مولاهم الحق ألا له الحكم وهو أسرع الحاسبين
Artinya:
Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya. Kemudian mereka (hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah, bahwa segala hukum (pada hari itu) kepunyaan-Nya. Dan Dia lah Pembuat perhitungan yang paling cepat.
(Q.S. Al-An'am: 61, 62)
31 Dan ia tidak mau membenarkan (Rasul dan Al quran) dan tidak mau mengerjakan shalat,(QS. 75:31)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qiyaamah 31 - 32 

فَلَا صَدَّقَ وَلَا صَلَّى (31) وَلَكِنْ كَذَّبَ وَتَوَلَّى (32

Ayat-ayat ini menerangkan orang kafir yang tidak mau membenarkan, malah mendustakan Rasul dan berpaling dari kebenaran serta tidak mau mengerjakan salat. Maksudnya orang yang selalu mendustakan Rasul dan Alquran, tidak mau mengesakan melainkan tetap saja menyekutukan Tuhan dan meyakinkan Tuhan itu berbilang. Tambahan lagi tidak mau mengerjakan salat dan mengerjakan kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepadanya, melainkan menentang dan berpaling dari mematuhi perintah Tuhan, terpengaruh oleh kesenangan duniawi.
32 tetapi ia mendustakan (Rasul) dan berpaling (dari kebenaran),(QS. 75:32)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qiyaamah 31 - 32

فَلَا صَدَّقَ وَلَا صَلَّى (31) وَلَكِنْ كَذَّبَ وَتَوَلَّى (32

Ayat-ayat ini menerangkan orang kafir yang tidak mau membenarkan, malah mendustakan Rasul dan berpaling dari kebenaran serta tidak mau mengerjakan salat. Maksudnya orang yang selalu mendustakan Rasul dan Alquran, tidak mau mengesakan melainkan tetap saja menyekutukan Tuhan dan meyakinkan Tuhan itu berbilang. Tambahan lagi tidak mau mengerjakan salat dan mengerjakan kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepadanya, melainkan menentang dan berpaling dari mematuhi perintah Tuhan, terpengaruh oleh kesenangan duniawi.
33 kemudian ia pergi kepada ahlinya dengan berlagak (sombong).(QS. 75:33)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qiyaamah 33 

ثُمَّ ذَهَبَ إِلَى أَهْلِهِ يَتَمَطَّى (33

Ayat ini selanjutnya menjelaskan bahwa orang kafir itu pergi kepada ahlinya dengan berlagak (sombong). Artinya betapa celakanya orang tersebut tidak hanya terbatas menantang dan tidak mau patuh kepada Allah, bahkan dia mendatangi keluarga dan sanak familinya dengan menceritakan segala sikapnya itu dengan sombong dan angkuh.
Ringkasnya, orang-orang yang mengingkari Allah selalu bersikap mendustakan kebenaran Ilahi dengan hatinya, berbuat dan bertindak sehari-hari dengan sikap itu. Lebih dari itu dia merasa bangga dan sombong terhadap apa yang dikerjakannya. Juga tiada sedikit pun kebaikan menurut pandangan Allah yang melekat pada diri orang ini, lahiriah maupun batiniah.
34 Kecelakaanlah bagimu (hai orang kafir) dan kecelakaanlah bagimu,(QS. 75:34)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qiyaamah 34 

أَوْلَى لَكَ فَأَوْلَى (34

Ayat ini menegaskan bahwa Allah dengan nada mengancam menyeru kepada orang kafir, akan datangnya kecelakaan baginya. Ucapan ini berarti suatu ancaman dan peringatan keras. Merekalah yang paling patut dan pantas menerima siksaan. Orang Arab mengucapkan kalimat ini kepada seseorang yang mengerjakan perbuatan tercela.
35 kemudian kecelakaanlah bagimu (hai orang kafir) dan kecelakaanlah bagimu.(QS. 75:35)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qiyaamah 35 

ثُمَّ أَوْلَى لَكَ فَأَوْلَى (35

Ancaman ini diulang sekali lagi untuk memperkuatnya: "Kecelakaanlah bagi orang kafir dan kecelakaan baginya". Diriwayatkan oleh ahli-ahli tafsir dari Qatadah, bahwa pada suatu hari Rasulullah SAW memegang erat-erat tangan Abu Jahal sambil menghardik musuh Allah itu, "Celaka engkau hai Abu Jahal celaka engkau!" Dia menjawab dengan pongahnya, "Muhammad, engkau mengancamku? Demi Allah tak sanggup engkau berbuat sesuatu terhadapku, bahkan Tuhan yang engkau sembah juga tidak! Demi Allah saya ini lebih perkasa dari segala orang yang berjalan antara bukit ini, dari segala penduduk Mekah ini".
Tetapi di hari pertempuran Badar, Allah membinasakan Abu Jahal dengan kematian yang amat buruk sekali. Ketika berita tewasnya Abu Jahal disampaikan kepada Rasulullah, beliau bersabda, "Sesungguhnya setiap umat itu ada Firaunnya (ada orang yang paling sombong), maka Firaun dari umat ini adalah Abu Jahal".
Said bin Jubair bertanya kepada Ibnu 'Abbas tentang lafal "aula laka fa aula" ini, apakah sesuatu yang diucapkan Nabi ini berasal dari dirinya atau memang Allah yang menyuruhnya? Ibnu 'Abbas menjawab, "Benar beliau yang mengucapkannya, kemudian Allah menurunkan wahyu sama dengan ucapan beliau itu".
Ringkasnya kutukan Allah ini berlaku bagi orang yang berwatak seperti Abu Jahal tersebut yang mesti akan muncul sepanjang masa.
36 Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungan jawab)?(QS. 75:36)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qiyaamah 36 

أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى (36

Ayat selanjutnya mengemukakan dua dalil tentang kebenaran hari berbangkit, yaitu:
Apakah manusia dijadikan percuma begitu saja (tanpa pertanggungjawaban? Maksudnya apakah manusia diciptakan kemudian dibiarkan hidup seenaknya, tanpa ada perintah dan larangan dari Allah SWT yang harus ditaatinya? Apakah setelah ia mati Allah tidak meminta pertanggungjawaban hidupnya, di alam kubur dan di padang mahsyar kelak?
Beberapa ayat lain mempertegas pengertian ayat ini, yakni:


إن الساعة آتية أكاد أخفيها لتجزى كل نفس بما تسعى
Artinya:
Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan.
(Q.S. Thaha: 15)
Dan firman Allah SWT:


وما خلقنا السماء والأرض وما بينهما باطلا ذلك ظن الذين كفروا فويل للذين كفروا من النار
Artinya:
Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.
(Q.S. Shad: 27)
Dalil yang terdapat di balik pengertian ayat ini adalah meyakinkan kepada manusia yang masih ragu tentang adanya hari berbangkit dan menolak atau membantah dengan keras orang yang mengingkarinya, baik karena kebodohan, karena sikap keras kepala atau hanya cuma karena ingin mempermainkan ayat-ayat suci.
37 Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim),(QS. 75:37)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qiyaamah 37 - 39 

أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِنْ مَنِيٍّ يُمْنَى (37) ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ فَسَوَّى (38) فَجَعَلَ مِنْهُ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالْأُنْثَى (39

Dalam ayat-ayat ini Allah mengingatkan kembali tentang asal mula penciptaan manusia, yakni:
Bukankah dahulu di (ciptakan) dari setetes air mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim)? Kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya dan menyempurnakannya. Lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang laki-laki dan perempuan.
Ayat ini mengingatkan manusia yang masih ingkar bagaimana air mani itu diciptakan Allah menjadi daging yang dengan daging itu diciptakan manusia sempurna melalui proses kehamilan. Demikian pula mudah bagi Dia menghidupkan manusia, kemudian mematikannya dan kemudian menghidupkannya kembali.
Sperma laki-laki dan sel telur perempuan yang tercampur menjadi satu maka terciptalah manusia yang sempurna, lengkap dengan penglihatan dan pendengaran, baik dari jenis laki-laki maupun perempuan. Maka apakah manusia tidak pernah memikirkan bahwa sang Pencipta dari segala proses kejadian itu mampu pula menghancurkan dunia ini kemudian menciptakan Hari Kiamat serta manusia yang telah mati dibangkitkan hidup kembali? Ini suatu perbandingan bagi manusia yang mau berpikir andai kata masih ragu-ragu tentang kekuasaan Allah untuk menghidupkan kembali manusia yang telah mati.
38 kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya,(QS. 75:38)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qiyaamah 37 - 39 

أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِنْ مَنِيٍّ يُمْنَى (37) ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ فَسَوَّى (38) فَجَعَلَ مِنْهُ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالْأُنْثَى (39

Dalam ayat-ayat ini Allah mengingatkan kembali tentang asal mula penciptaan manusia, yakni:
Bukankah dahulu di (ciptakan) dari setetes air mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim)? Kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya dan menyempurnakannya. Lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang laki-laki dan perempuan.
Ayat ini mengingatkan manusia yang masih ingkar bagaimana air mani itu diciptakan Allah menjadi daging yang dengan daging itu diciptakan manusia sempurna melalui proses kehamilan. Demikian pula mudah bagi Dia menghidupkan manusia, kemudian mematikannya dan kemudian menghidupkannya kembali.
Sperma laki-laki dan sel telur perempuan yang tercampur menjadi satu maka terciptalah manusia yang sempurna, lengkap dengan penglihatan dan pendengaran, baik dari jenis laki-laki maupun perempuan. Maka apakah manusia tidak pernah memikirkan bahwa sang Pencipta dari segala proses kejadian itu mampu pula menghancurkan dunia ini kemudian menciptakan Hari Kiamat serta manusia yang telah mati dibangkitkan hidup kembali? Ini suatu perbandingan bagi manusia yang mau berpikir andai kata masih ragu-ragu tentang kekuasaan Allah untuk menghidupkan kembali manusia yang telah mati.
39 lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang; laki-laki dan perempuan.(QS. 75:39)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qiyaamah 37 - 39

أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِنْ مَنِيٍّ يُمْنَى (37) ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ فَسَوَّى (38) فَجَعَلَ مِنْهُ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالْأُنْثَى (39

Dalam ayat-ayat ini Allah mengingatkan kembali tentang asal mula penciptaan manusia, yakni:
Bukankah dahulu di (ciptakan) dari setetes air mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim)? Kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya dan menyempurnakannya. Lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang laki-laki dan perempuan.
Ayat ini mengingatkan manusia yang masih ingkar bagaimana air mani itu diciptakan Allah menjadi daging yang dengan daging itu diciptakan manusia sempurna melalui proses kehamilan. Demikian pula mudah bagi Dia menghidupkan manusia, kemudian mematikannya dan kemudian menghidupkannya kembali.
Sperma laki-laki dan sel telur perempuan yang tercampur menjadi satu maka terciptalah manusia yang sempurna, lengkap dengan penglihatan dan pendengaran, baik dari jenis laki-laki maupun perempuan. Maka apakah manusia tidak pernah memikirkan bahwa sang Pencipta dari segala proses kejadian itu mampu pula menghancurkan dunia ini kemudian menciptakan Hari Kiamat serta manusia yang telah mati dibangkitkan hidup kembali? Ini suatu perbandingan bagi manusia yang mau berpikir andai kata masih ragu-ragu tentang kekuasaan Allah untuk menghidupkan kembali manusia yang telah mati.
40 Bukankah (Allah berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati?(QS. 75:40)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qiyaamah 40

أَلَيْسَ ذَلِكَ بِقَادِرٍ عَلَى أَنْ يُحْيِيَ الْمَوْتَى (40

Ayat ini merupakan jawaban dari semua itu, yakni "Bukankah Allah yang berbuat demikian, berkuasa pula menghidupkan orang yang telah mati?"
Maksudnya apakah Zat yang menciptakan makhluk yang sempurna dari setetes air mani itu tidak sanggup mengembalikan orang yang sudah meninggal? Justru yang demikian itu lebih mudah bagi-Nya. Begitulah Allah menegaskan dalam ayat lain:


وهو الذي يبدء الخلق ثم يعيده وهو أهون عليه وله المثل الأعلى في السموات والأرض وهو العزيز الحكيم
Artinya:
Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan)nya kembali dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya Dan bagi-Nya-lah sifat yang Maha Tinggi di langit dan di bumi; dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(Q.S. Ar Rum: 27)
Dalam beberapa hadis disebutkan bahwa Rasulullah SAW bila selesai membaca surah ini beliau berdoa:


سبحانك اللهم وبلى.
Artinya:
Maha Suci Engkau ya Allah dan bahkan (memang demikian!)
Demikian pula bila selesai membaca surah At Tin, beliau berdoa:


بلى وأنا على ذلكم من الشاهدين.
Artinya:
"Memang benar demikian, dan saya atas yang demikian itu termasuk orang yang menyaksikan".
(H.R. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Mardawaih, dan Hakim)
Dan bila selesai membaca surah Al Mursalat, Katakanlah:


آمنا بالله
Artinya:
Kami beriman dengan Allah.
q(lihat Tafsir Al Maragi, Hal. 158, juz 29, jilid X)

Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [2]
Ayat 21 s/d 40 dari [40]


Sumber Tafsir dari :

1. Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalin Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Edy_Hari_Yanto's  album on Photobucket
TPQ NURUDDIN NEWS : Terima kasih kepada donatur yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk pembangunan TPQ Nuruddin| TKQ-TPQ "NURUDDIN" MENERIMA SANTRI DAN SANTRIWATI BARU | INFORMASI PENDAFTARAN DI KANTOR TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN-WONOAYU