| 21 | dan meninggalkan (kehidupan) akhirat.(QS. 75:21) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qiyaamah 21 
 
 وَتَذَرُونَ الْآخِرَةَ (21 Terpengaruh  dengan kehidupan duniawi biasanya dibarengi dengan sikap mendustai  wahyu, melupakan kehidupan hari esok bahkan tidak percaya dengan  kedatangan hari berbangkit itu.
 |  | 
   | 22 | Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri.(QS. 75:22) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qiyaamah 22 - 23 
 
 وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ (22) إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ (23 Ayat  ini menerangkan sebagian hal ihwal manusia pada hari berbangkit saat  wajah-wajah orang beriman pada waktu itu berseri seri. Golongan yang  gembira dan berwajah ceria inilah calon penghuni surga. Merekalah yang  berwajah cerah yang mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya.
 Di  manapun mereka melihat-Nya. Artinya mereka langsung memandang kepada  Allah tanpa dinding pembatas (hijab). Demikian kesimpulan pendapat ulama  ahli sunah berdasarkan hadis-hadis sahih yang menerangkan lebih lanjut  tentang makna melihat Tuhan yang disebutkan dalam ayat ini. Dikatakan  bahwa orang yang beriman yang beruntung melihat Allah dengan mata  kepalanya sendiri pada hari akhirat sebagaimana mereka melihat bulan  purnama yang bersinar terang benderang yang tidak ada awan di bawahnya.  Hadis Bukhari yang menyebutkan hal itu berbunyi:
 
 
 
 إنكم سترون ربكم عيانا. Artinya: Sesungguhnya kamu akan melihat Tuhanmu dengan mata kepalamu sendiri (terang-terang).
 (H.R. Bukhari)
 Sekalipun  ada keterangan yang jelas dari ayat 22 ini yang diperkuat dengan  beberapa hadis di atas yang menegaskan bahwa manusia mukmin nanti  melihat sendiri wajah Allah itu, namun sebagian dari ulama salaf mencoba  menakwilkan (memalingkan) pengertian ayat dan hadis-hadis tersebut.  Mujahid (seorang tabiin yang terkenal) berpendapat bahwa arti melihat  Allah di dalam surga adalah "melihat pahala yang ada di sisi Allah".  Namun hal demikian dianggap tidak berdasarkan alasan yang kuat, sebab  kata-kata "nazara" (melihat) dalam bahasa Arab betul-betul berarti  melihat dengan mata kepala sendiri bukan melihat dengan mata hati dan  sebagainya.
 Demikianlah masalah "apakah manusia nanti melihat Allah  pada Hari Kiamat atau tidak?" menjadi persoalan yang diperselisihkan  (khilafiah) sejak dari dahulu. Ulama ahli sunah tetap berpendirian bahwa  orang mukmin pasti melihat Allah berdasarkan ayat di atas, ditambah  keterangan dari berbagai hadis sahih. Sebaliknya ulama-ulama Muktazilah  menegaskan tidak mungkin manusia melihat wajah dan zat Allah sama sekali  berdasarkan bunyi ayat ke 103 Surah Al An'am (Dia tidak dapat dicapai  oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan).
 Ayat  ini menurut mereka (Muktazilah) terbatas pengertiannya "melihat  nikmat", keridaan dan pahala yang disediakan Allah. Persoalan akhirat  adalah gaib tidak dapat kita ukur dalam perbandingan dengan apa yang ada  sekarang.
 Jalan yang ringkas dan selamat serta tidak terlibat dalam  pertikaian yang berlarut-larut itu adalah "mengimani sepenuhnya apa  yang diberitakan ayat tanpa membahasnya lagi, bagaimana pengertian yang  sesungguhnya kita serahkan kepada Allah saja. Masih banyak lapangan  ijtihad (pemikiran) yang lain bila seseorang ingin mendalami maksud  ayat-ayat suci Alquran.
 Berikut ini kita kutip beberapa hadis tentang masalah ini, yakni:
 1.
 
 
 
 قالوا  يا رسول الله صلى الله عليه وسلم هل نرى ربنا يوم القيامة فقال هل تضارون  في رؤية الشمس والقمر ليس دونهما سحاب قالوا: لا, قال فإنكم ترون ربكم  كذلك. Artinya: Orang-orang bertanya kepada Rasulullah SAW:  "Wahai Rasulullah apakah kami melihat Tuhan kami di Hari Kiamat kelak?"  Beliau menjawab: "Apakah sulit bagi kalian melihat matahari dan bulan  yang tidak dihalangi oleh awan?" Mereka menjawab: "Tidak". Beliau  bersabda lagi: "Demikian pula kamu melihat Tuhanmu".
 (H.R. Bukhari dan Muslim)
 2.
 
 
 
 إذا  دخل أهل الجنة الجنة يقول الله تعالى: تريدون شيئا أزيدكم? فيقولون: ألم  تبيض وجوهنا, ألم تدخلنا الجنة وتنجنا من النار? قال فيكشف الحجاب فما  أعطوا شيئا أحب إلهم من النظر إلى ربهم وهي زيادة, ثم تلا هذه الآية. Artinya: Bila  penduduk surga telah masuk ke dalam surga, Allah berfirman: "Apakah  engkau ingin lagi sesuatu yang hendak Aku tambahkan?" Mereka menjawab:  "Bukankah Engkau sudah cerahkan wajah kami bukankah kami telah Engkau  masukkan ke dalam surga. Dan kami telah Engkau lepaskan dari api  neraka?" Allah menjawab dan kemudian hijabpun tersingkap, maka tiadalah  sesuatu pemberian yang lebih mereka senangi selain daripada melihat  Tuhan. Itulah suatu nikmat tambahan" Kemudian beliau membaca ayat ini:
 
 
 
 للذين أحسنوا الحسنى وزيادة Artinya: Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya.
 (Q.S. Yunus: 26)
 |  | 
   | 23 | Kepada Tuhannyalah mereka melihat.(QS. 75:23) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Qiyaamah 23 
 
 إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ (23  (Kepada Rabbnyalah mereka melihat) mereka akan melihat Allah swt. di akhirat.
 |  | 
   | 24 | Dan wajah-wajah (orang kafir) pada hari itu muram,(QS. 75:24) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qiyaamah 24 - 25 
 
 وَوُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ بَاسِرَةٌ (24) تَظُنُّ أَنْ يُفْعَلَ بِهَا فَاقِرَةٌ (25 Ayat  berikut ini menjelaskan keadaan wajah orang-orang kafir dan orang-orang  yang beriman. Wajah-wajah orang kafir pada hari itu muram. Mereka  bermuram durja, berwajah masam melambangkan kesedihan dan ketakutan yang  luar biasa. Karena mereka yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya  malapetaka yang dahsyat, sebagaimana firman Allah SWT:
 
 
 
 يوم تبيض وجوه وتسود وجوه فأما الذين اسودت وجوههم أكفرتم بعد إيمانكم فذوقوا العذاب بما كنتم تكفرون Artinya: Pada  hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka  yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada  mereka dikatakan): "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu  rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu".
 (Q.S. Ali Imran: 106)
 Adapun  orang-orang yang menjadi putih berseri mukanya, maka mereka dalam  rahmat Allah (surga); mereka kekal di dalamnya, sebagaimana firman Allah  SWT:
 
 
 
 وجوه يومئذ مسفرة ضاحكة مستبشرة ووجوه يومئذ عليها غبرة ترهقها قترة أولئك هو الكفرة الفجرة Artinya: Banyak  muka pada hari itu berseri-seri, tertawa dan gembira ria, dan banyak  (pula) muka pada hari itu tertutup debu, dan ditutup lagi oleh  kegelapan. Mereka itulah orang-orang kafir lagi durhaka.
 (Q.S. 'Abasa: 38-42)
 |  | 
   | 25 | mereka yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang amat dahsyat.(QS. 75:25) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Qiyaamah 25 
 
 تَظُنُّ أَنْ يُفْعَلَ بِهَا فَاقِرَةٌ (25  (Mereka yakin) merasa yakin (bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka  yang amat dahsyat) bencana yang sangat besar, yang dapat meremukkan  tulang-tulang punggung.
 |  | 
   | 26 | Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke kerongkongan,(QS. 75:26) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qiyaamah 26 
 كَلَّا إِذَا بَلَغَتِ التَّرَاقِيَ (26
 
 Dalam  ayat ini Allah menyerukan manusia supaya sekali-kali jangan melengahkan  akhirat. Apabila nafas seseorang telah mendesak sampai ke kerongkongan.  Jangan sekali-kali terpengaruh dengan kehidupan duniawi dan ingatlah  bahwa pada saatnya manusia itu jiwanya akan dicabut oleh malaikat maut.  Bila nyawa bercerai dengan tubuh maka putus pulalah hubungan manusia  dengan segala apa yang dimilikinya dan ia akan menghadapi babak baru  dari kehidupannya yang kekal dan abadi.
 Ayat lain yang semakna dengan ini berbunyi:
 
 
 
 فلولا إذا بلغت الحلقوم وأنتم حينئذ تنظرون Artinya: Maka mengapa ketika nyawa sampai ke kerongkongan padahal kamu ketika itu melihat,
 (Q.S. Al-Waqi'ah: 83, 84)
 |  | 
   | 27 | dan dikatakan (kepadanya): `Siapakah yang dapat menyembuhkan?`,(QS. 75:27) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qiyaamah 27 
 
 وَقِيلَ مَنْ رَاقٍ (27 Ayat  ini menggambarkan suasana orang yang dalam sekarat maut, ketika  familinya bertanya-tanya: "Siapakah yang dapat menyembuhkan?" Memanglah  pada umumnya pada saat orang sedang sekarat maut kaum famili dan sanak  keluarganya ditimpa oleh kegelisahan: "Siapa dan dokter mana gerangan  yang dapat menyembuhkan dia dari sakitnya?". Artinya usaha-usaha  pengobatan tetap dilakukan namun orang harus yakin kalau memang sudah  ajal tiada seorangpun yang dapat menyelamatkan dia dari ketentuan Allah  itu. Semuanya tanpa pandang bulu, bahkan semua yang fana ini pasti akan  hancur, melainkan Allah sendiri saja yang tidak hancur.
 Oleh Ibnu  `Abbas ayat ini diartikan: "Siapakah gerangan yang mencabut nyawanya,  apakah malaikat azab atau malaikat rahmat". Pokoknya terjadi saling  bertanya, apakah si mayit berbahagia atau celaka dengan kematiannya ini?
 |  | 
   | 28 | Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan dunia),(QS. 75:28) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qiyaamah 28 - 29 
 
 وَظَنَّ أَنَّهُ الْفِرَاقُ (28) وَالْتَفَّتِ السَّاقُ بِالسَّاقِ (29 Ayat-ayat  ini menggambarkan selanjutnya bahwa orang yang sekarat itu yakin bahwa  itulah saat perpisahan dengan dunia. Artinya di saat kematian seseorang  barulah dia merasa yakin bahwa telah tiba saatnya berpisah buat  selama-lamanya dengan dunia ini, dengan harta, keluarga dan sanak  familinya.
 Sengaja Allah menyebutkan kata-kata "zanna" (yang  sebenarnya berarti menyangka), ialah oleh karena pada saat jiwa akan  melayang itu pun, dia masih sangat ingin hidup lagi karena begitu  cintanya dia dengan kehidupan yang fana ini. Dia belum begitu yakin akan  kematiannya sendiri tetapi umumnya masih punya harapan dan masih ada  waktu untuk hidup lagi.
 Sedangkan betis kirinya telah bertaut dengan  betis kanan. Artinya tidak dapat lagi dia menggerakkan kedua betisnya  (kaki)nya, bahkan juga tidak dapat lagi digerakkan batang tubuhnya  karena organ dan jaringan tubuh telah berhenti bekerja.
 Kata-kata  "iltaffa" (bertaut dia) oleh Ibnu 'Abbas diartikan sebagai "bertautlah  (di saat kematian) itu antara beratnya meninggalkan dunia ini dengan  ketakutan yang luar biasa menghadapi akhirat". Bertautlah bala dengan  bala, dan di situlah letaknya siksaan sekarat maut yang hanya dapat  dirasakan oleh yang bersangkutan.
 |  | 
   | 29 | dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan),(QS. 75:29) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Qiyaamah 29 
 
  وَالْتَفَّتِ السَّاقُ بِالسَّاقِ (29  (Dan bertaut betis dengan betis) betis kanan dan betis kirinya bertaut  ketika ia mati. Atau makna yang dimaksud ialah saling bertaut antara  sakit berpisah dengan dunia dan sakit menghadapi akhirat di dalam  dirinya.
 |  | 
   | 30 | kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau.(QS. 75:30) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qiyaamah 30 
 
 إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمَسَاقُ (30 Ayat  ini menegaskan bahwa pada hari itu manusia dihalau kepada Tuhannya,  yakni dikembalikan apakah dia akan ditempatkan di neraka atau di dalam  surga.
 Menurut Ibnu 'Abbas, ayat ini merupakan pemberitaan tentang  orang kafir yang tidak diterima di sisi Allah, roh yang dahulunya tidak  pernah mau beriman dan hanya berbuat menurut apa yang disukainya saja.  Pengertian ayat ini dikaitkan dengan ayat lain:
 
 
 
 وهو القاهر فوق  عباده ويرسل عليكم حفظة حتى إذا جاء أحدكم الموت توفته رسلنا وهم لا يفرطون  ثم ردوا إلى الله مولاهم الحق ألا له الحكم وهو أسرع الحاسبين Artinya: Dan  Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan  diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang  kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh  malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan  kewajibannya. Kemudian mereka (hamba Allah) dikembalikan kepada Allah,  Penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah, bahwa segala hukum (pada  hari itu) kepunyaan-Nya. Dan Dia lah Pembuat perhitungan yang paling  cepat.
 (Q.S. Al-An'am: 61, 62)
 |  | 
   | 31 | Dan ia tidak mau membenarkan (Rasul dan Al quran) dan tidak mau mengerjakan shalat,(QS. 75:31) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qiyaamah 31 - 32 
 
 فَلَا صَدَّقَ وَلَا صَلَّى (31) وَلَكِنْ كَذَّبَ وَتَوَلَّى (32 Ayat-ayat  ini menerangkan orang kafir yang tidak mau membenarkan, malah  mendustakan Rasul dan berpaling dari kebenaran serta tidak mau  mengerjakan salat. Maksudnya orang yang selalu mendustakan Rasul dan  Alquran, tidak mau mengesakan melainkan tetap saja menyekutukan Tuhan  dan meyakinkan Tuhan itu berbilang. Tambahan lagi tidak mau mengerjakan  salat dan mengerjakan kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepadanya,  melainkan menentang dan berpaling dari mematuhi perintah Tuhan,  terpengaruh oleh kesenangan duniawi.
 |  | 
   | 32 | tetapi ia mendustakan (Rasul) dan berpaling (dari kebenaran),(QS. 75:32) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qiyaamah 31 - 32 
 
 فَلَا صَدَّقَ وَلَا صَلَّى (31) وَلَكِنْ كَذَّبَ وَتَوَلَّى (32 Ayat-ayat  ini menerangkan orang kafir yang tidak mau membenarkan, malah  mendustakan Rasul dan berpaling dari kebenaran serta tidak mau  mengerjakan salat. Maksudnya orang yang selalu mendustakan Rasul dan  Alquran, tidak mau mengesakan melainkan tetap saja menyekutukan Tuhan  dan meyakinkan Tuhan itu berbilang. Tambahan lagi tidak mau mengerjakan  salat dan mengerjakan kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepadanya,  melainkan menentang dan berpaling dari mematuhi perintah Tuhan,  terpengaruh oleh kesenangan duniawi.
 |  | 
   | 33 | kemudian ia pergi kepada ahlinya dengan berlagak (sombong).(QS. 75:33) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qiyaamah 33 
 
 ثُمَّ ذَهَبَ إِلَى أَهْلِهِ يَتَمَطَّى (33 Ayat  ini selanjutnya menjelaskan bahwa orang kafir itu pergi kepada ahlinya  dengan berlagak (sombong). Artinya betapa celakanya orang tersebut tidak  hanya terbatas menantang dan tidak mau patuh kepada Allah, bahkan dia  mendatangi keluarga dan sanak familinya dengan menceritakan segala  sikapnya itu dengan sombong dan angkuh.
 Ringkasnya, orang-orang yang  mengingkari Allah selalu bersikap mendustakan kebenaran Ilahi dengan  hatinya, berbuat dan bertindak sehari-hari dengan sikap itu. Lebih dari  itu dia merasa bangga dan sombong terhadap apa yang dikerjakannya. Juga  tiada sedikit pun kebaikan menurut pandangan Allah yang melekat pada  diri orang ini, lahiriah maupun batiniah.
 |  | 
   | 34 | Kecelakaanlah bagimu (hai orang kafir) dan kecelakaanlah bagimu,(QS. 75:34) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qiyaamah 34 
 
 أَوْلَى لَكَ فَأَوْلَى (34 Ayat  ini menegaskan bahwa Allah dengan nada mengancam menyeru kepada orang  kafir, akan datangnya kecelakaan baginya. Ucapan ini berarti suatu  ancaman dan peringatan keras. Merekalah yang paling patut dan pantas  menerima siksaan. Orang Arab mengucapkan kalimat ini kepada seseorang  yang mengerjakan perbuatan tercela.
 |  | 
   | 35 | kemudian kecelakaanlah bagimu (hai orang kafir) dan kecelakaanlah bagimu.(QS. 75:35) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qiyaamah 35 
 
 ثُمَّ أَوْلَى لَكَ فَأَوْلَى (35 Ancaman  ini diulang sekali lagi untuk memperkuatnya: "Kecelakaanlah bagi orang  kafir dan kecelakaan baginya". Diriwayatkan oleh ahli-ahli tafsir dari  Qatadah, bahwa pada suatu hari Rasulullah SAW memegang erat-erat tangan  Abu Jahal sambil menghardik musuh Allah itu, "Celaka engkau hai Abu  Jahal celaka engkau!" Dia menjawab dengan pongahnya, "Muhammad, engkau  mengancamku? Demi Allah tak sanggup engkau berbuat sesuatu terhadapku,  bahkan Tuhan yang engkau sembah juga tidak! Demi Allah saya ini lebih  perkasa dari segala orang yang berjalan antara bukit ini, dari segala  penduduk Mekah ini".
 Tetapi di hari pertempuran Badar, Allah  membinasakan Abu Jahal dengan kematian yang amat buruk sekali. Ketika  berita tewasnya Abu Jahal disampaikan kepada Rasulullah, beliau  bersabda, "Sesungguhnya setiap umat itu ada Firaunnya (ada orang yang  paling sombong), maka Firaun dari umat ini adalah Abu Jahal".
 Said  bin Jubair bertanya kepada Ibnu 'Abbas tentang lafal "aula laka fa aula"  ini, apakah sesuatu yang diucapkan Nabi ini berasal dari dirinya atau  memang Allah yang menyuruhnya? Ibnu 'Abbas menjawab, "Benar beliau yang  mengucapkannya, kemudian Allah menurunkan wahyu sama dengan ucapan  beliau itu".
 Ringkasnya kutukan Allah ini berlaku bagi orang yang berwatak seperti Abu Jahal tersebut yang mesti akan muncul sepanjang masa.
 |  | 
   | 36 | Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungan jawab)?(QS. 75:36) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qiyaamah 36 
 
 أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى (36 Ayat selanjutnya mengemukakan dua dalil tentang kebenaran hari berbangkit, yaitu:
 Apakah  manusia dijadikan percuma begitu saja (tanpa pertanggungjawaban?  Maksudnya apakah manusia diciptakan kemudian dibiarkan hidup seenaknya,  tanpa ada perintah dan larangan dari Allah SWT yang harus ditaatinya?  Apakah setelah ia mati Allah tidak meminta pertanggungjawaban hidupnya,  di alam kubur dan di padang mahsyar kelak?
 Beberapa ayat lain mempertegas pengertian ayat ini, yakni:
 
 
 
 إن الساعة آتية أكاد أخفيها لتجزى كل نفس بما تسعى Artinya: Sesungguhnya  hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya  tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan.
 (Q.S. Thaha: 15)
 Dan firman Allah SWT:
 
 
 
 وما خلقنا السماء والأرض وما بينهما باطلا ذلك ظن الذين كفروا فويل للذين كفروا من النار Artinya: Dan  Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya  tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka  celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.
 (Q.S. Shad: 27)
 Dalil  yang terdapat di balik pengertian ayat ini adalah meyakinkan kepada  manusia yang masih ragu tentang adanya hari berbangkit dan menolak atau  membantah dengan keras orang yang mengingkarinya, baik karena kebodohan,  karena sikap keras kepala atau hanya cuma karena ingin mempermainkan  ayat-ayat suci.
 |  | 
   | 37 | Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim),(QS. 75:37) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qiyaamah 37 - 39 
 
 أَلَمْ  يَكُ نُطْفَةً مِنْ مَنِيٍّ يُمْنَى (37) ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ  فَسَوَّى (38) فَجَعَلَ مِنْهُ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالْأُنْثَى (39 Dalam ayat-ayat ini Allah mengingatkan kembali tentang asal mula penciptaan manusia, yakni:
 Bukankah  dahulu di (ciptakan) dari setetes air mani yang ditumpahkan (ke dalam  rahim)? Kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah  menciptakannya dan menyempurnakannya. Lalu Allah menjadikan daripadanya  sepasang laki-laki dan perempuan.
 Ayat ini mengingatkan manusia yang  masih ingkar bagaimana air mani itu diciptakan Allah menjadi daging  yang dengan daging itu diciptakan manusia sempurna melalui proses  kehamilan. Demikian pula mudah bagi Dia menghidupkan manusia, kemudian  mematikannya dan kemudian menghidupkannya kembali.
 Sperma laki-laki  dan sel telur perempuan yang tercampur menjadi satu maka terciptalah  manusia yang sempurna, lengkap dengan penglihatan dan pendengaran, baik  dari jenis laki-laki maupun perempuan. Maka apakah manusia tidak pernah  memikirkan bahwa sang Pencipta dari segala proses kejadian itu mampu  pula menghancurkan dunia ini kemudian menciptakan Hari Kiamat serta  manusia yang telah mati dibangkitkan hidup kembali? Ini suatu  perbandingan bagi manusia yang mau berpikir andai kata masih ragu-ragu  tentang kekuasaan Allah untuk menghidupkan kembali manusia yang telah  mati.
 |  | 
   | 38 | kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya,(QS. 75:38) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qiyaamah 37 - 39 
 
 أَلَمْ  يَكُ نُطْفَةً مِنْ مَنِيٍّ يُمْنَى (37) ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ  فَسَوَّى (38) فَجَعَلَ مِنْهُ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالْأُنْثَى (39 Dalam ayat-ayat ini Allah mengingatkan kembali tentang asal mula penciptaan manusia, yakni:
 Bukankah  dahulu di (ciptakan) dari setetes air mani yang ditumpahkan (ke dalam  rahim)? Kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah  menciptakannya dan menyempurnakannya. Lalu Allah menjadikan daripadanya  sepasang laki-laki dan perempuan.
 Ayat ini mengingatkan manusia yang  masih ingkar bagaimana air mani itu diciptakan Allah menjadi daging  yang dengan daging itu diciptakan manusia sempurna melalui proses  kehamilan. Demikian pula mudah bagi Dia menghidupkan manusia, kemudian  mematikannya dan kemudian menghidupkannya kembali.
 Sperma laki-laki  dan sel telur perempuan yang tercampur menjadi satu maka terciptalah  manusia yang sempurna, lengkap dengan penglihatan dan pendengaran, baik  dari jenis laki-laki maupun perempuan. Maka apakah manusia tidak pernah  memikirkan bahwa sang Pencipta dari segala proses kejadian itu mampu  pula menghancurkan dunia ini kemudian menciptakan Hari Kiamat serta  manusia yang telah mati dibangkitkan hidup kembali? Ini suatu  perbandingan bagi manusia yang mau berpikir andai kata masih ragu-ragu  tentang kekuasaan Allah untuk menghidupkan kembali manusia yang telah  mati.
 |  | 
   | 39 | lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang; laki-laki dan perempuan.(QS. 75:39) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qiyaamah 37 - 39 
 
 أَلَمْ  يَكُ نُطْفَةً مِنْ مَنِيٍّ يُمْنَى (37) ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ  فَسَوَّى (38) فَجَعَلَ مِنْهُ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالْأُنْثَى (39 Dalam ayat-ayat ini Allah mengingatkan kembali tentang asal mula penciptaan manusia, yakni:
 Bukankah  dahulu di (ciptakan) dari setetes air mani yang ditumpahkan (ke dalam  rahim)? Kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah  menciptakannya dan menyempurnakannya. Lalu Allah menjadikan daripadanya  sepasang laki-laki dan perempuan.
 Ayat ini mengingatkan manusia yang  masih ingkar bagaimana air mani itu diciptakan Allah menjadi daging  yang dengan daging itu diciptakan manusia sempurna melalui proses  kehamilan. Demikian pula mudah bagi Dia menghidupkan manusia, kemudian  mematikannya dan kemudian menghidupkannya kembali.
 Sperma laki-laki  dan sel telur perempuan yang tercampur menjadi satu maka terciptalah  manusia yang sempurna, lengkap dengan penglihatan dan pendengaran, baik  dari jenis laki-laki maupun perempuan. Maka apakah manusia tidak pernah  memikirkan bahwa sang Pencipta dari segala proses kejadian itu mampu  pula menghancurkan dunia ini kemudian menciptakan Hari Kiamat serta  manusia yang telah mati dibangkitkan hidup kembali? Ini suatu  perbandingan bagi manusia yang mau berpikir andai kata masih ragu-ragu  tentang kekuasaan Allah untuk menghidupkan kembali manusia yang telah  mati.
 |  | 
   | 40 | Bukankah (Allah berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati?(QS. 75:40) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qiyaamah 40 
 
 أَلَيْسَ ذَلِكَ بِقَادِرٍ عَلَى أَنْ يُحْيِيَ الْمَوْتَى (40 Ayat  ini merupakan jawaban dari semua itu, yakni "Bukankah Allah yang  berbuat demikian, berkuasa pula menghidupkan orang yang telah mati?"
 Maksudnya  apakah Zat yang menciptakan makhluk yang sempurna dari setetes air mani  itu tidak sanggup mengembalikan orang yang sudah meninggal? Justru yang  demikian itu lebih mudah bagi-Nya. Begitulah Allah menegaskan dalam  ayat lain:
 
 
 
 وهو الذي يبدء الخلق ثم يعيده وهو أهون عليه وله المثل الأعلى في السموات والأرض وهو العزيز الحكيم Artinya: Dan  Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian  mengembalikan (menghidupkan)nya kembali dan menghidupkan kembali itu  adalah lebih mudah bagi-Nya Dan bagi-Nya-lah sifat yang Maha Tinggi di  langit dan di bumi; dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
 (Q.S. Ar Rum: 27)
 Dalam beberapa hadis disebutkan bahwa Rasulullah SAW bila selesai membaca surah ini beliau berdoa:
 
 
 
 سبحانك اللهم وبلى. Artinya: Maha Suci Engkau ya Allah dan bahkan (memang demikian!)
 Demikian pula bila selesai membaca surah At Tin, beliau berdoa:
 
 
 
 بلى وأنا على ذلكم من الشاهدين. Artinya: "Memang benar demikian, dan saya atas yang demikian itu termasuk orang yang menyaksikan".
 (H.R. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Mardawaih, dan Hakim)
 Dan bila selesai membaca surah Al Mursalat, Katakanlah:
 
 
 
 آمنا بالله Artinya: Kami beriman dengan Allah.
 q(lihat Tafsir Al Maragi, Hal. 158, juz 29, jilid X)
 |  | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar