| 21 | Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai,(QS. 69:21) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Haaqqah 21 
 
 فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ (21 Pada  ayat ini, diterangkan balasan yang diterima orang-orang yang menerima  catatan amalnya di tangan kanannya itu, yaitu mereka berada dalam  kehidupan yang diridai. Hidup yang diridai itu adalah hidup yang  dicita-citakan oleh setiap orang-orang yang beriman, yaitu hidup yang  diridai Allah, diridai oleh seluruh manusia, bahkan oleh seluruh makhluk  Allah, Tuhan semesta alam. Tidak ada sesuatupun yang menaruh iri,  dengki, dendam kesumat dan benci kepadanya, sehingga segala sesuatu yang  dihadapinya adalah baik dan menimbulkan kebaikan kepada dirinya. Tidak  ada suara yang meyakinkan hatinya; tidak ada perbuatan atau sikap yang  menyinggung perasaannya, semuanya enak didengar dan dirasakannya.
 Dalam  firman Allah SWT yang lain diterangkan bahwa jiwa yang tenang adalah  jiwa yang hidup dalam kehidupan yang diridai dan termasuk kelompok  hamba-hamba Allah:
 
 
 
 يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ  (27) ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً (28) فَادْخُلِي فِي  عِبَادِي (29) وَادْخُلِي جَنَّتِي (30 Artinya: Hai jiwa yang  tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya  Maka masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba Ku, dan masuklah ke dalam  surga Nya. (Q.S Al Fajr: 27-30)
 |  | 
   | 22 | dalam syurga yang tinggi,(QS. 69:22) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Haaqqah 22 - 23 
 
 فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٍ (22) قُطُوفُهَا دَانِيَةٌ (23 Ayat  ini menerangkan keadaan tempat yang disediakan bagi orang-orang yang  beriman di akhirat nanti, yakni suatu tempat yang indah, dan nyaman  dengan kebun-kebun dan taman-taman yang menyenangkan hati orang yang  memandangnya, dan pohon-pohon yang berbuah rendah, mudah dipetik oleh  siapa saja yang menghendakinya, baik sambil berdiri, sambil duduk maupun  sambil berbaring. Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman
 
 
 
 مُتَّكِئِينَ  فِيهَا عَلَى الْأَرَائِكِ لَا يَرَوْنَ فِيهَا شَمْسًا وَلَا  زَمْهَرِيرًا (13) وَدَانِيَةً عَلَيْهِمْ ظِلَالُهَا وَذُلِّلَتْ  قُطُوفُهَا تَذْلِيلًا (14 Artinya: Di dalamnya mereka duduk  bertelekan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya)  matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan. Dan naungan  (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan  memetiknya dengan semudah-mudahnya. (Q.S Al Insan: 13-14)
 |  | 
   | 23 | buah-buahannya dekat,(QS. 69:23) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Haaqqah 23 
 
  قُطُوفُهَا دَانِيَةٌ (23  (Buah-buahannya) buah-buahan yang dipetiknya (dekat) sangat dekat yaitu  dapat dicapai oleh orang yang berdiri, orang yang duduk, dan malah orang  yang berbaring.
 |  | 
   | 24 | (kepada mereka dikatakan):` Makan dan minumlah  dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari  yang telah lalu `.(QS. 69:24) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Haaqqah 24 
 
 كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الْأَيَّامِ الْخَالِيَةِ (24 Allah  SWT dan para malaikat berkata kepada orang-orang yang menerima catatan  amalnya di tangan kanannya di dalam surga, "Makanlah segala macam jenis  buah-buahan dan segala rupa makanan yang ditemukan di dalam surga ini,  dan minum pulalah sepuas hati minuman-minuman yang enak dan menyegarkan,  tidak ada sesuatupun yang dapat melarang kamu mengambilnya, semuanya  itu disediakan untuk kamu sekalian".
 Semuanya itu disediakan karena  kamu sekalian telah beriman kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh  tunduk dan menyerahkan diri kepadanya, selama kamu hidup, di dunia  dahulu.
 Dari perkataan "bima aslaftum" (disebabkan amal yang telah  kamu kerjakan dahulu), dipahami bahwa pahala yang diterima di akhirat  nanti sebagai balasan dari hasil iman dan amal perbuatan yang dilakukan  selama hidup di dunia. Hal ini berarti bahwa mustahil seseorang hamba  memperoleh pahala dari Allah SWT jika ia tidak beriman dan beramal.
 Dari  perkataan Hani-an (dengan sedap), dipahami bahwa makanan dan minuman  yang diberikan di dalam surga adalah makanan dan minuman yang luar biasa  enak rasanya, dan tidak pernah ada makanan dan minuman yang seenak itu  dirasakan selama hidup dunia.
 |  | 
   | 25 | Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya  dari sebelah kirinya, maka dia berkata:` Wahai alangkah baiknya kiranya  tidak diberikan kepadaku kitabku (ini),(QS. 69:25) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Haaqqah 25 
 
 وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِشِمَالِهِ فَيَقُولُ يَا لَيْتَنِي لَمْ أُوتَ كِتَابِيَهْ (25 Ayat  ini menerangkan keadaan orang yang kafir di akhirat nanti, sewaktu  mereka menerima catatan amal perbuatan mereka yang mereka kerjakan  selama hidup di dunia. Dikatakan bahwa orang-orang yang disampaikan  kepadanya catatan amal perbuatannya dari sebelah kiri dan menerimanya  dengan tangan kiri, lalu membaca catatan amalnya itu, timbullah  ketakutan dalam hatinya karena berdasarkan catatan itu, pasti ia  dimasukkan ke dalam neraka. Ia berkata, "Alangkah jeleknya perbuatanku  dan alangkah bahagianya aku seandainya amalku yang berisi seperti ini  tidak diberikan kepadaku, aku tidak menyangka bahwa semua perbuatanku di  dunia tercatat dalam kitab ini.
 Keadaan orang-orang kafir waktu  menerima catatan amalnya adalah dalam keadaan ketakutan yang sangat,  seakan-akan mereka telah ditimpa azab yang sangat. Padahal mereka belum  ditimpakan azab tersebut. Hal ini memberi pengertian bahwa azab rohani  itu lebih berat dari azab jasmani.
 |  | 
   | 26 | dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku,(QS. 69:26) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Haaqqah 26 
 
 وَلَمْ أَدْرِ مَا حِسَابِيَهْ (26 Pernyataan  bahwa azab rohani itu lebih berat dirasakan dari azab jasmani diperkuat  oleh perkataan orang-orang kafir itu: "Alangkah bahagianya aku, jika  aku tidak mengetahui catatan amalku, sehingga aku tidak mengetahui azab  yang akan ditimpakan kepadaku nanti di dalam neraka.
 |  | 
   | 27 | wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu.(QS. 69:27) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Haaqqah 27 
 
 يَا لَيْتَهَا كَانَتِ الْقَاضِيَةَ (27 Ayat  ini seakan-akan memberi pengertian bahwa orang-orang kafir itu tidak  mengetahui sedikit pun bahwa akan terjadi hari kiamat, akan terjadi  kehidupan setelah kematian, yang waktu itu amal baik dibalasi pahala  yang berlipat ganda sedang perbuatan jahat dibalasi dengan siksa yang  pedih. Oleh karena itu mereka mengatakan, "Alangkah baiknya seandainya  mati yang telah menimpa diriku di dunia dahulu, merupakan akhir seluruh  kehidupanku, tidak dibangkitkan lagi seperti sekarang ini, sehingga aku  tidak menemui hari yang sangat berat penderitaannya ini".
 Tetapi  sebenarnya orang-orang kafir itu telah mengetahui dengan yakin selama  mereka hidup di dunia akan adanya hari yang seperti ini. Memang  demikianlah sifat-sifat orang kafir yang selalu mengingkari keyakinan  mereka, sebagaimana firman Allah SWT:
 
 
 
 وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ  بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى  أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا  يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ (172 Artinya: Dan  (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari  sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya  berfirman) "Bukankah Aku ini Tuhanmu? "Mereka menjawab: "Betul (Engkau  Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar  di hari kiamat kamu tidak mengatakan "Sesungguhnya kami (Bani Adam)  adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (ke Esaan Tuhan).(Q.S Al  A'raf: 172)
 Mereka mengharapkan yang demikian itu yakni dengan  kematian itu selesailah urusan mereka semata-mata karena takut disiksa,  bukan karena mereka tidak mengetahui bahwa akan ada nanti hari kiamat  dan hari berhisab.
 |  | 
   | 28 | Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku.(QS. 69:28) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Haaqqah 28 - 29 
 
 مَا أَغْنَى عَنِّي مَالِيَهْ (28) هَلَكَ عَنِّي سُلْطَانِيَهْ (29 Ayat  ini menerangkan jalan pikiran orang-orang kafir sewaktu mereka hidup di  dunia, yaitu menurut mereka yang menentukan keadaan dan derajat  seseorang itu ialah pangkat, kekuasaan, dan harta. Dengan harta mereka  akan dapat memperoleh segala yang mereka inginkan dan dengan pangkat dan  kekuasaan mereka dapat memuaskan hawa nafsu mereka. Setelah mereka  berada di akhirat nyatalah bagi mereka kekeliruan jalan pikiran semacam  itu, sehingga terucap juga di mulut mereka perasaan hati mereka di waktu  itu dengan mengatakan: "Harta yang aku miliki sewaktu berada di dunia  dahulu tidak dapat menolong dan menolak dari siksa Allah, demikian pula  kekuasaan yang telah aku miliki di dunia telah lenyap pada saat ini,  sehingga aku tidak mempunyai seorang penolong pun".
 Anggapan  orang-orang kafir waktu di dunia bahwa yang menentukan segala sesuatu  itu adalah harta dan kekuasaan, diterangkan dalam firman Allah SWT:
 
 
 
 وَكَانَ لَهُ ثَمَرٌ فَقَالَ لِصَاحِبِهِ وَهُوَ يُحَاوِرُهُ أَنَا أَكْثَرُ مِنْكَ مَالًا وَأَعَزُّ نَفَرًا (34Artinya: Dan  dia mempunyai kekayaan yang besar, maka ia berkata kepada kawannya  (yang mukmin) ketika ia bercakap-cakap dengan dia: "Harta, lebih banyak  daripada hartamu dan pengikut-pengikutku lebih kuat. (Q.S Al Kahfi: 34)
 Dan firman Allah SWT:
 
 
 
 وَقَالُوا نَحْنُ أَكْثَرُ أَمْوَالًا وَأَوْلَادًا وَمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِينَ (35 Artinya: Dan  mereka berkata: "Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak (dari  kamu) dan kami sekali-kali tidak akan diazab". (Q.S Saba' :35)
 |  | 
   | 29 | Telah hilang kekuasaanku daripadaku `.(QS. 69:29) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Haaqqah 29 
 
   هَلَكَ عَنِّي سُلْطَانِيَهْ (29 (Telah hilang kekuasaanku dariku") kekuatanku dan argumentasi atau  hujahku. Huruf Ha yang terdapat dalam lafal kitabiyah, hisabiyah,  maliyah, dan sulthaniyah, semuanya adalah ha saktah yang tetap dibaca  baik dalam keadaan Waqaf maupun dalam keadaan Washal. Demikian itu  karena mengikut mushhaf imam/induk dan karena mengikut dalil naqli. Akan  tetapi sekali pun demikian, ada pula sebagian ulama yang tidak  membacakannya bila diwashalkan.
 |  | 
   | 30 | (Allah berfirman):` Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya.(QS. 69:30) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Haaqqah 30 - 32 
 
 خُذُوهُ فَغُلُّوهُ (30) ثُمَّ الْجَحِيمَ صَلُّوهُ (31) ثُمَّ فِي سِلْسِلَةٍ ذَرْعُهَا سَبْعُونَ ذِرَاعًا فَاسْلُكُوهُ (32 Karena  sikap orang-orang kafir yang demikian itu dan berdasarkan catatan  amalnya, maka Allah SWT berkata kepada malaikat Zabaniyah, agar  dilaksanakan hukuman kepada orang-orang kafir itu:
 1. Agar memegang mereka dan membelenggu tangannya ke lehernya.
 2. Dalam keadaan demikian, lemparkanlah mereka ke dalam neraka.
 3. Dalam neraka itu belitkanlah ke badan mereka rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta.
 Dari  ayat ini boleh jadi terpahami adanya kemungkinan orang-orang kafir itu  akan lari, sehingga mereka harus dibelenggu, seakan-akan Allah  memerlukan yang demikian agar mereka tidak melarikan diri. Maksudnya  bukan demikian tetapi untuk menunjukkan bahwa pada waktu kiamat itu  mereka dalam keadaan menderita, terhina dan tidak dapat melepaskan diri  sedikitpun dari keadaan yang demikian, kemudian di dalam neraka  penderitaannya ditambah lagi yaitu dengan membelenggu mereka. Hal ini  memberi pengertian bahwa orang-orang kafir itu di dalam neraka nanti  tidak mempunyai suatu carapun untuk mengurangi dan meringankan rasa azab  yang pedih itu.
 |  | 
   | 31 | Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala.(QS. 69:31) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Haaqqah 31 
 
  ثُمَّ الْجَحِيمَ صَلُّوهُ (31  ("Kemudian ke dalam neraka Jahanam) neraka yang apinya menyala-nyala (masukkanlah dia") jebloskanlah dia ke dalamnya.
 |  | 
   | 32 | Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta.(QS. 69:32) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Haaqqah 32 
 
   ثُمَّ فِي سِلْسِلَةٍ ذَرْعُهَا سَبْعُونَ ذِرَاعًا فَاسْلُكُوهُ (32 
 ("Kemudian dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta) menurut  ukuran hasta malaikat (belitlah dia") lilitlah dia dengan rantai itu  sesudah ia dimasukkan ke dalam neraka. Huruf fa di sini tidak dapat  mencegah hubungan antara fi'il dan zharaf yang mendahuluinya.
 |  | 
   | 33 | Sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada Allah Yang Maha Besar.(QS. 69:33) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Haaqqah 33 - 34 
 
 إِنَّهُ كَانَ لَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ الْعَظِيمِ (33) وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ (34 Ayat-ayat ini menerangkan beberapa sebab yang menyebabkan orang-orang kafir ditimpa azab yang sangat pedih itu, yaitu karena:
 1.  Mereka tidak beriman kepada Allah, Tuhan Yang Maha Agung. Mereka  mempersekutukan Allah dengan makhluk-Nya, melakukan larangan-larangan  Allah, enggan beribadat dan menyerahkan diri kepada-Nya.
 2. Mereka tidak mendorong dirinya dan orang lain untuk memberi makan fakir miskin.
 Dalam  ayat ini, disebut keharusan memberi makan fakir miskin setelah seorang  beriman kepada Allah SWT. Hal ini menunjukkan betapa tingginya nilai  perbuatan memberi makan fakir miskin di sisi Allah, sehingga dalam  firman Allah yang lain dinyatakan bahwa orang yang tidak memberi makan  fakir miskin itu adalah orang yang mendustakan agama.
 Allah SWT berfirman:
 
 
 
 أَرَأَيْتَ  الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ (1) فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ  (2) وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ (3 Artinya: Tahukah  kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak  yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. (Q.S Al Ma'un:  1-3)
 Atau dengan perkataan lain dapat dikatakan bahwa tanda seorang  yang benar benar beriman kepada Allah, ialah ia senang berusaha  membantu orang-orang fakir miskin, karena usaha itu merupakan perwujudan  dari imannya.
 |  | 
   | 34 | Dan juga dia tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang miskin.(QS. 69:34) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Haaqqah 34 
 
  وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ (34 
 ("Dan juga dia tidak mendorong untuk memberi makan orang miskin.")
 |  | 
   | 35 | Maka tiada seorang temanpun baginya pada hari ini di sini.(QS. 69:35) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Haaqqah 35 - 36 
 
 فَلَيْسَ لَهُ الْيَوْمَ هَا هُنَا حَمِيمٌ (35) وَلَا طَعَامٌ إِلَّا مِنْ غِسْلِينٍ (36 Dalam ayat-ayat ini diterangkan keadaan penghidupan orang musyrik di dalam neraka yang menyala-nyala, yaitu:
 1.  Mereka tidak mempunyai seorang teman atau seorang penolong pun.  Sebagaimana diketahui bahwa manusia itu adalah makhluk sosial. Hidup  manusia yang berbahagia adalah jika mereka dapat memenuhi kepentingan  pribadinya dan kepentingan hidup dalam pergaulan bermasyarakat. Jika  manusia di dunia dalam keadaan biasa merasa tersiksa hidup sendirian  tentu di akhirat mereka lebih tersiksa lagi.
 2. Makanan mereka adakah darah dan nanah suatu makanan yang tidak termakan oleh orang yang selama mereka hidup di dunia.
 |  | 
   | 36 | Dan tiada (pula) makanan sedikitpun (baginya) kecuali dari darah dan nanah.(QS. 69:36) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Haaqqah 36 
 
   وَلَا طَعَامٌ إِلَّا مِنْ غِسْلِينٍ (36 (Dan tiada pula makanan sedikit pun baginya kecuali dari darah dan  nanah) yaitu nanah dan darah ahli neraka, atau shadiid, yaitu nama  sejenis pohon yang ada di dalam neraka.
 |  | 
   | 37 | Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa.(QS. 69:37) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Haaqqah 37 
 
 لَا يَأْكُلُهُ إِلَّا الْخَاطِئُونَ (37 Pada  ayat ini, dinyatakan bahwa makanan yang dimakan oleh orang-orang kafir  yang terdiri dari darah dan nanah itu adalah makanan yang sangat jijik  dan tiada termakan oleh siapa pun. Hal ini menunjukkan gambaran  kehidupan neraka yang penuh kehinaan.
 |  | 
   | 38 | Maka Aku bersumpah dengan apa yang kamu lihat.(QS. 69:38) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Haaqqah 38 - 40 
 
 فَلَا أُقْسِمُ بِمَا تُبْصِرُونَ (38) وَمَا لَا تُبْصِرُونَ (39) إِنَّهُ لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ (40 Menurut  Muqatil bahwa ayat-ayat ini diturunkan berhubungan dengan sikap  pembesar-pembesar Quraisy ketika mendengar bacaan ayat-ayat Alquran,  seperti perkataan Al Walid bin Mugirah "Sesungguhnya Muhammad seorang  tukang sihir", perkataan Abu Jahal: "Muhammad seorang penyair", dan  perkataan Uqbah: "Muhammad seorang tukang tenung" Maka turunlah ayat ini  membantah perkataan-perkataan itu.
 Allah SWT menegaskan kepada  orang-orang musyrik Mekah dengan bersumpah dengan makhluk-Nya, baik yang  dapat dilihat, diketahui dan dirasakan dengan pancaindera maupun  makhluk-Nya yang tidak nampak, tidak diketahui dan dirasakan dengan  pancaindera bahwa Alquran yang diturunkan kepada Muhammad itu  benar-benar berasal dari-Nya, bukan perkataan Muhammad atau perkataan  yang diada-adakan Muhammad kemudian dikatakan sebagai firman Allah.
 Dari  perkataan "bima tubsirun' (segala yang dapat kamu lihat) dipahami  sebenarnya orang-orang musyrik Quraisy berdasarkan pengetahuan yang ada  pada mereka seperti pengetahuan mereka tentang Muhammad, pengetahuan  mereka tentang gaya bahasa, dan keindahan bahasa Arab yang terdapat  dalam Alquran, dan isi Alquran itu sendiri, seharusnya dapat meyakinkan  bahwa Alquran itu berasal dari Allah SWT, bukan buatan Muhammad. Dan  dari petkataan "wama la tubsirun" (dan apa yang tidak kamu lihat)  dipahami bahwa banyak hal-hal yang tidak diketahui oleh orang-orang  musyrik Mekah, jika mereka mengetahui yang demikian itu tentu akan dapat  menambah keyakinan dan kepercayaan mereka kepada Muhammad.
 |  | 
   | 39 | Dan dengan apa yang tidak kamu lihat.(QS. 69:39) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Haaqqah 39 
 
  وَمَا لَا تُبْصِرُونَ (39 
 (Dan dengan apa yang tidak kalian lihat) di antara makhluk-makhluk itu.
 |  | 
   | 40 | Sesungguhnya Al quran itu adalah benar-benar wahyu (Allah yang diturunkan kepada) Rasul yang mulia,(QS. 69:40) | 
   |  | 
   |  | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Haaqqah 40 
 
   إِنَّهُ لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ (40 
 (Sesungguhnya dia) yakni Alquran itu (adalah benar-benar perkataan utusan yang mulia) yang disampaikan oleh malaikat
 Jibril dari Allah swt.
 |  |