| 41 | yaitu hari yang seorang karib tidak dapat  memberi manfaat kepada karibnya sedikitpun, dan mereka tidak akan  mendapat pertolongan,(QS. 44:41) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ad Dukhaan 41 
 
 يَوْمَ لَا يُغْنِي مَوْلًى عَنْ مَوْلًى شَيْئًا وَلَا هُمْ يُنْصَرُونَ (41 Pada  hari itu juga, terputuslah hubungan antara orang seorang dengan yang  lain; bahkan tidak ada lagi hubungan anak dengan bapaknya, hubungan  anggota keluarga dengan anggota keluarga, apalagi hubungan teman dengan  teman. Yang dapat menolong dan menentukan nasib manusia hanyalah amal  perbuatannya sendiri yang telah dikerjakannya selama hidup di dunia.  Barang siapa yang banyak menanam amal kebaikan, tentu akan mendapat  hasil yang berlimpah-limpah dari amal kebaikannya itu. Sebaliknya,  barangsiapa yang mengikuti keinginan hawa nafsunya, tentulah akan  mendapat azab neraka. Tidak ada suatupun yang dapat mengurangi azab  mereka pada dirinya walaupun itu anak-anak kandung, kerabat, atau handai  taulan.
 Allah SWT berfirman:
 
 
 
 فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ فَلَا أَنْسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَلَا يَتَسَاءَلُونَ (101Artinya: Apabila  sangkakala ditiup, maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara  mereka pada hari itu dan tidak dapat pula mereka saling bertanya. (Q.S.  Al Mu'min: 101)
 Dan firman Allah SWT:
 
 
 
 وَلَا يَسْأَلُ حَمِيمٌ حَمِيمًا يُبَصَّرُونَهُمْ Artinya: Dan tidak ada seorang teman akrab pun menanyakan temannya, sedang mereka saling melihat. (Q.S. Al Ma'arij: 10-11)
 Pada  bahagian akhir ayat ini, Allah SWT menandaskan bahwa orang-orang kafir  Quraisy yang tetap hidup bergelimang dalam kemusyrikan dan kesesatan.  Pada hari pembalasan nanti mereka tidak dapat pertolongan dari siapapun  juga.
 |  | 
   | 42 | kecuali orang yang diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.(QS. 44:42) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ad Dukhaan 42 
 
 إِلَّا مَنْ رَحِمَ اللَّهُ إِنَّهُ هُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ (42 Allah  SWT menyebutkan hamba-hamba-Nya yang tidak akan mengalami azab yang  mengerikan yaitu orang-orang yang mendapat limpahan rahmat-Nya, dan  mereka adalah orang-orang yang selalu mensyukuri nikmat-Nya, menaati  semua perintah dan menghentikan semua larangan-Nya. Mereka itu tidak  memerlukan pembela dan penolong untuk menyelamatkan diri mereka dari  siksaan Allah karena amal salehnya telah cukup menjadi jaminan bahwa  mereka adalah hamba-hamba Allah yang tidak sepantasnya mendapat siksaan  neraka.
 Kemudian Allah SWT menyatakan bahwa Dia adalah Maha Penguasa  terhadap segala musuh-musuh-Nya, tidak ada sesuatupun yang dapat  melawan-Nya dan dalam pada itu Dia Maha Penyayang terhadap penegak  agama-Nya dan para hamba-Nya yang selalu tunduk dan patuh kepada-Nya.
 |  | 
   | 43 | Sesungguhnya pohon zaqqum itu,(QS. 44:43) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ad Dukhaan 43 - 46 
 
 إِنَّ شَجَرَةَ الزَّقُّومِ (43) طَعَامُ الْأَثِيمِ (44) كَالْمُهْلِ يَغْلِي فِي الْبُطُونِ (45) كَغَلْيِ الْحَمِيمِ (46 Allah  SWT menggambarkan bagaimana siksaan yang disediakan bagi orang-orang  kafir penghuni neraka dalam ayat yang lain, digambarkan keadaan pohon  zaqqum itu yaitu mayangnya saja menakutkan orang yang melihatnya.
 Allah SWT. berfirman:
 
 
 
 طَلْعُهَا كَأَنَّهُ رُءُوسُ الشَّيَاطِينِ (65) فَإِنَّهُمْ لَآكِلُونَ مِنْهَا فَمَالِئُونَ مِنْهَا الْبُطُونَ (66 Artinya: Mayangnya  seperti kepala setan-setan. Maka sesungguhnya mereka benar-benar  memakan sebagian dan pohon itu, maka mereka memenuhi perutnya dengan  pohon zaqqum itu. (Q.S. As Syaffat: 65-66)
 Betapa ngeri dan perihnya  perut orang yang memakan buah zaqqum itu digambarkan seperti rasa yang  ditangguhkan seseorang yang meminum kotoran minyak yang sedang mendidih,  panasnya diumpamakan seperti panas air yang sedang mendidih yang dapat  melumatkan dan menghancurkan perut orang yang meminumnya.
 Sesudah  memakan pohon zaqqum itu orang-orang kafir akan dipaksa lagi meminum  minuman air yang sangat panas, Allah SWT berfirman:
 
 
 
 ثُمَّ إِنَّ لَهُمْ عَلَيْهَا لَشَوْبًا مِنْ حَمِيمٍ (67Artinya: Kemudian  sesudah makan buah pohon zaqqum itu pasti mereka mendapat minuman yang  bercampur dengan air yang sangat panas. (Q.S. As Syaffat: 67)
 Demikianlah perasaan orang kafir pada saat mereka makan dan pada saat-saat mereka minum.
 |  | 
   | 44 | makanan orang yang banyak berdosa.(QS. 44:44) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ad Dukhaan 44 
 
  طَعَامُ الْأَثِيمِ (44 (Makanan orang yang banyak dosa) seperti Abu Jahal dan teman-temannya
 |  | 
   | 45 | (Ia) sebagai kotoran minyak yang mendidih di dalam perut,(QS. 44:45) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ad Dukhaan 45 
 
  كَالْمُهْلِ يَغْلِي فِي الْبُطُونِ (45  (Ia bagaikan kotoran minyak) yakni hitam pekat bagaikan kotoran minyak; lafal ayat ini menjadi Khabar kedua (yang mendidih di dalam perut) jika dibaca Taghli berarti menjadi Khabar ketiga, jika dibaca Yaghli berarti menjadi Hal atau kata keterangan keadaan bagi lafal Al-Muhli
 |  | 
   | 46 | seperti mendidihnya air yang sangat panas.(QS. 44:46) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ad Dukhaan 46 
 
 كَغَلْيِ الْحَمِيمِ (46 (Seperti mendidihnya air yang amat panas) panasnya bagaikan air yang sangat panas.
 |  | 
   | 47 | Peganglah dia kemudian seretlah dia ketengah-tengah neraka.(QS. 44:47) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ad Dukhaan 47 - 48 
 
 خُذُوهُ فَاعْتِلُوهُ إِلَى سَوَاءِ الْجَحِيمِ (47) ثُمَّ صُبُّوا فَوْقَ رَأْسِهِ مِنْ عَذَابِ الْحَمِيمِ (48 Kemudian  Allah SWT menerangkan apa yang harus dilakukan malaikat kepada penghuni  neraka itu. Allah SWT memerintahkan kepada malaikat Zabaniyah merenggut  dan menyeret penghuni-penghuni neraka itu dan melemparkannya ke  tengah-tengah nyala api yang sedang berkobar-kobar sehingga mereka  hangus terbakar. Ungkapan ini merupakan gambaran bagi manusia, bagaimana  berat dan kerasnya siksa yang akan dialami penduduk neraka nanti.
 Setelah  malaikat Zabaniyah itu mencampakkan penghuni-penghuni neraka ke  tengah-tengah api yang menyala-nyala itu, maka ia pun menyiram mereka  dengan cairan panas yang mendidih. Siksaan seperti itu adalah siksaan  yang paling berat yang akan mereka rasakan dan terasa lebih merata ke  seluruh badan mereka.
 Dalam ayat yang lain diterangkan pula siksaan yang seperti itu. Allah SWT berfirman:
 
 
 
 هَذَانِ  خَصْمَانِ اخْتَصَمُوا فِي رَبِّهِمْ فَالَّذِينَ كَفَرُوا قُطِّعَتْ  لَهُمْ ثِيَابٌ مِنْ نَارٍ يُصَبُّ مِنْ فَوْقِ رُءُوسِهِمُ الْحَمِيمُ  (19) يُصْهَرُ بِهِ مَا فِي بُطُونِهِمْ وَالْجُلُودُ (20) وَلَهُمْ  مَقَامِعُ مِنْ حَدِيدٍ (21Artinya: Maka orang kafir akan  dibuatkan pakaian-pakaian dari api neraka, Disiramkannya air yang sedang  mendidih ke atas kepala mereka. Dengan air itu, dihancur luluhkan  segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit mereka. Dan untuk  mereka cambuk-cambuk dari besi. (Q.S. Al Hajj: 19-21)
 |  | 
   | 48 | Kemudian tuangkanlah di atas kepalanya siksaan (dari) air yang amat panas(QS. 44:48) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ad Dukhaan 48 
 
 ثُمَّ صُبُّوا فَوْقَ رَأْسِهِ مِنْ عَذَابِ الْحَمِيمِ (48 (Kemudian tuangkanlah di atas kepalanya siksaan dari air yang amat panas) sehingga azab tiada henti-hentinya menimpa mereka dan tidak pernah berpisah darinya. Pengertian ayat ini lebih keras daripada apa yang diungkapkan dalam ayat lain, yaitu, "Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka..." (Q.S. Al-Hajj, 19).
 |  | 
   | 49 | Rasakanlah, sesungguhnya kamu orang yang perkasa lagi mulia.(QS. 44:49) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ad Dukhaan 49 
 
 ذُقْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْكَرِيمُ (49 Allah  SWT menggambarkan hardikan dan cemoohan yang diucapkan malaikat  Zabaniyah kepada penghuni-penghuni neraka. Para malaikat mengatakan  kepada mereka itu, "Rasakanlah hal orang yang mengaku perkasa dan mulia  ini, rasakanlah olehmu pembalasan dari dosa yang telah kamu kerjakan  selama hidup di dunia; seakan-akan kamulah yang menentukan segala  sesuatu, tidak ada orang yang lebih berkuasa dari kamu.
 Mereka  berpendapat bahwa kesenangan duniawi itu adalah kesenangan yang  sebenarnya. Karena itu mereka gunakan seluruh hidup dan kehidupan mereka  untuk mendapatkan kesenangan itu. Mereka hanya mementingkan diri  sendiri dan tidak mau tahu bahwa sebenarnya hidup mereka bergantung pada  manusia yang lain. Bahkan mereka berpendapat bahwa semua yang mereka  peroleh itu adalah semata-mata hasil jerih payah mereka sendiri, mereka  lupa bahwa semuanya itu adalah berasal dari Allah Yang Maha Pengasih  Lagi Maha Penyayang. Tindakan mereka menunjukkan bahwa mereka merasa  dirinya berkuasa lagi perkasa. Tetapi apa yang mereka alami pada hari  pembalasan adalah kebalikan dari apa yang mereka duga sebelumnya. Mereka  merasakan siksaan yang pedih dan derita yang maha berat. Mereka merasa  tidak ada nilai harga dirinya di hadapan para malaikat yang sedang  menyiksa mereka. Mereka menyesali diri mereka tiada putus-putusnya.
 Dalam  Suatu riwayat diterangkan sebab turunnya ayat ini Al Amawy meriwayatkan  dalam kitabnya "Al Magazi" bahwa Ikrimah mengatakan, "Rasulullah saw  pernah menemui Abu Jahal dan mengatakan kepadanya, "Celakalah kamu"  Umpatan ini di ulangi beliau tiga kali.
 Kemudian Abu Jahal menarik  tangannya dari tangan Rasulullah saw dan berkata, "Apa yang engkau  ancamkan kepadaku. Engkau dan Tuhanmu tidak akan mampu melakukan  tindakan apapun terhadap aku. Sebenarnya, jika engkau mengetahui, akulah  orang yang paling perkasa dan paling mulia di lembah (Mekah) ini,  Engkau telah mengetahui bahwa akulah yang paling perkasa di antara  penduduk negeri Batha' atas kaumnya. Kemudian Abu Jahal mati dalam  perang Badar dalam keadaan hina. Maka turunlah ayat ini seakan-akan  menyindir perkataan Abu Jahal yang juga merupakan perkataan orang-orang  Kafir Mekah di waktu itu.
 |  | 
   | 50 | Sesungguhnya ini adalah azab yang dahulu kamu selalu meragu-ragukannya.(QS. 44:50) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ad Dukhaan 50 
 
 إِنَّ هَذَا مَا كُنْتُمْ بِهِ تَمْتَرُونَ (50 Allah  SWT menerangkan bahwa orang-orang kafir semasa hidup di dunia tidak  yakin bahwa mereka benar-benar akan diazab di akhirat nanti, mereka  ragu-ragu terhadap azab itu. Keragu-raguan ini tergambar dalam perkataan  dan tindakan mereka. Mereka membantah adanya hari berbangkit dan adanya  hari pembalasan. Mereka mengingkari kebenaran Alquran, bahkan mereka  mengatakan Alquran itu buatan Muhammad dan Muhammad itu bukan Rasul  Allah, melainkan seorang tukang tenung dan tukang sihir. Akan tetapi  setelah mereka dibangkitkan kembali dan digiring ke padang mahsyar untuk  ditimbang perbuatan-perbuatan mereka dan dilemparkan ke dalam api yang  menyala-nyala, barulah mereka sadar akan akibat kesombongan dan sikap  kepala batu mereka selama hidup di dunia. Timbullah penyesalan yang  tidak putus-putusnya pada diri mereka walaupun mereka mengetahui, bahwa  penyesalan pada waktu itu tidak ada gunanya lagi. Dalam ayat yang lain  Allah SWT berfirman:
 
 
 
 يَوْمَ يُدَعُّونَ إِلَى نَارِ جَهَنَّمَ دَعًّا (13) هَذِهِ النَّارُ الَّتِي كُنْتُمْ بِهَا تُكَذِّبُونَ (14Artinya: Pada  hari mereka didorong ke neraka Jahanam dengan sekuat-kuatnya (Dikatakan  kepada mereka), "Inilah neraka yang dahulu selalu kamu dustakan". (Q.S.  At Tur: 13-14)
 |  | 
   | 51 | Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada dalam tempat yang aman,(QS. 44:51) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ad Dukhaan 51 - 55 
 
 إِنَّ  الْمُتَّقِينَ فِي مَقَامٍ أَمِينٍ (51) فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ (52)  يَلْبَسُونَ مِنْ سُنْدُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ مُتَقَابِلِينَ (53) كَذَلِكَ  وَزَوَّجْنَاهُمْ بِحُورٍ عِينٍ (54) يَدْعُونَ فِيهَا بِكُلِّ فَاكِهَةٍ  آمِنِينَ (55 Sebagai perbandingan antara pahala yang diperoleh  orang-orang yang beriman dengan azab yang diterima oleh orang-orang  kafir, maka dalam ayat-ayat berikut digambarkan kenikmatan dan  kebahagiaan yang diperoleh oleh orang-orang yang beriman. Kenikmatan dan  kebahagiaan yang mereka peroleh antara lain ialah:
 1. Mereka  mendapat tempat kembali yang baik di sisi Tuhan mereka. Di tempat itu  mereka aman dari segala macam gangguan baik berupa gangguan keamanan  diri mereka maupun dari gangguan keamanan jiwa mereka. Mereka berada  dalam perlindungan Allah, tidak ada sesuatupun yang dapat menggoyahkan  perlindungan Allah itu. Tidak ada kata-kata yang menyakitkan hati tidak  ada sikap orang lain yang dapat mengguncangkan perasaan, semuanya enak  di dengar, indah dilihat, menyejukkan hati dan menentramkan perasaan.  Tempatnya yang indah, udaranya yang nyaman, mata air yang jernih  memancarkan air yang mengasyikkan orang yang tinggal di dalamnya.
 2.  Di dalam surga itu, orang-orang yang beriman diberi pakaian yang  terbuat dari sutera, baik sutera yang halus lagi lembut memuaskan hati  orang yang memakainya maupun sutera tebal yang beraneka warna dan  menghangatkan badan.
 3. Mereka duduk berbincang-bincang,  berhadap-hadapan di tempat-tempat duduk yang menyenangkan. Dan  wajah-wajah mereka, yang terbayang hanyalah rasa kebahagiaan yang tiada  taranya dan rasa kepuasan terhadap pahala yang diberikan Allah SWT  kepada mereka.
 4. Mereka dianugerahi tempat hidup yang mendampingi  mereka, berupa jodoh atau pasangan yang serasi dan sesuai pula dengan  keinginan mereka. Jodoh mereka itu tidak ada cacat celanya dan belum  pernah hatinya tertambat kepada orang lain.
 5. Mereka disuguhi  buah-buahan yang beraneka ragam macamnya dan makanan yang enak, tidak  habis-habisnya dan tidak pernah membosankan.
 Demikian kesenangan dan  kebahagiaan yang akan diperoleh ahli surga nanti. Sebenarnya  kebahagiaan dan kesenangan itu tidak dapat dibayangkan manusia karena  tidak ada bandingannya dalam kehidupan ini.
 |  | 
   | 52 | (yaitu) di dalam taman-taman dan mata-air-mata-air;,(QS. 44:52) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ad Dukhaan 52 
 
 فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ (52 (Yaitu di dalam taman-taman) kebun-kebun (dan mata air-mata air.
 |  | 
   | 53 | mereka memakai sutera yang halus dan sutera yang tebal,(duduk) berhadap-hadapan,(QS. 44:53) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ad Dukhaan 53 
 
    يَلْبَسُونَ مِنْ سُنْدُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ مُتَقَابِلِينَ (53  053. (Mereka memakai sutera yang halus dan sutera yang tebal) (seraya berhadap-hadapan) lafal Mutaqaabiliina adalah Hal atau kata keterangan keadaan, yakni, sebagian dari mereka tidak dapat melihat tengkuk sebagian yang lain, karena dipan-dipan tempat mereka duduk berbentuk bundar.
 
 
 |  | 
   | 54 | demikianlah. Dan Kami berikan kepada mereka bidadari.(QS. 44:54) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ad Dukhaan 54 
 
 كَذَلِكَ   وَزَوَّجْنَاهُمْ بِحُورٍ عِينٍ (54  054. (Demikianlah) sebelum lafal ini diperkirakan adanya lafal Al-Amru, yakni perkaranya demikianlah. (Dan Kami kawinkan mereka) dijodohkan atau mereka dibuat senang (dengan bidadari-bidadari) dengan wanita yang putih kulitnya dan jeli matanya serta sangat cantik rupanya.
 
 
 |  | 
   | 55 | Di dalamnya mereka meminta segala macam buah-buahan dengan aman (dari segala kekhawatiran),,(QS. 44:55) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ad Dukhaan 55 
 
 يَدْعُونَ فِيهَا بِكُلِّ فَاكِهَةٍ   آمِنِينَ (55 055. (Mereka meminta) meminta kepada para pelayan surga (di dalamnya) di dalam surga, supaya para pelayan itu mendatangkan buat mereka (segala macam buah-buahan) surga (dengan aman) dari kehabisan dan dari kemudaratannya, serta aman dari segala kekhawatiran. Lafal Aaminiina berkedudukan menjadi Hal atau kata keterangan keadaan.
 |  | 
   | 56 | mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya kecuali mati di dunia. Dan Allah memelihara mereka dari azab neraka,,(QS. 44:56) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ad Dukhaan 56 
 
 لَا يَذُوقُونَ فِيهَا الْمَوْتَ إِلَّا الْمَوْتَةَ الْأُولَى وَوَقَاهُمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ (56 Dalam  ayat ini, Allah SWT menerangkan kenikmatan lain yang dianugerahkan-Nya  di dalam surga nanti, yaitu mereka tidak akan merasakan mati seperti  yang mereka rasakan di dunia. Mereka akan hidup kekal di surga nanti.  Hal ini berarti bahwa penghuni surga itu tetap dalam keadaan sehat  walafiat jasmani dan rohani dan mereka telah naik ke suatu martabat yang  tidak dianugerahkan Allah kepada makhluk yang lain, kecuali malaikat  ialah hidup kekal penuh kebahagiaan.
 Dalam hadis Rasulullah saw yang diriwayatkan Muslim digambarkan keadaan penghuni-penghuni surga itu. Bunyi hadis itu:
 
 
 
 وَ  رَوَى أَبُو هُرَيْرَةَ وَأَبُوسَعِيْدٍ أَنَّ رِسُولُ اللَّهِ صَلَّى  اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فَيَقُولُ لِأَهْلِ الْجَنَّةِ: إِنَّ لَكُمْ  أَنْ تَصِحُّوا فَلَا تَسْقَمُونَ أَبَدًا وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَعِيْشُوا  فَلَا تَمُوْتُوْنَ أَبَدًا وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَنَعَّمُوا فَلَا  تَيْأَسُوْنَ أَبَدًا وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَشِبُّوا فَلَا تَهْرَمُونَ  أَبَدًا Artinya: "Diriwayatkan oleh Abu Hurairah dari Abu Said  bahwasanya Rasulullah saw bersabda, Ada orang yang mengatakan (dengan  seruan) kepada penghuni surga, "Sesungguhnya kamu akan selalu sehat,  karena itu kamu tidak akan menderita sakit selama-lamanya; sesungguhnya  kamu akan tetap hidup dan tidak akan mati selama-lamanya, dan  sesungguhnya kamu akan merasa nikmat dan tidak akan menderita  selama-lamanya dan sesungguhnya kamu akan tetap muda dan tidak akan  pernah mengalami ketuaan selama-lamanya".
 Pada akhir ayat ini Allah  SWT menegaskan bahwa para penghuni surga itu terpelihara dari siksa  neraka. Terpelihara dari siksa itu termasuk salah satu dari kenikmatan  yang sangat berharga karena apabila seseorang terlepas dari suatu bahaya  atau melihat orang lain menderita sedangkan ia sendiri terlepas dari  bahaya dan penderitaan itu, maka ia akan merasakan suatu nikmat dan  merasa bahwa, ia tidak pernah berbuat suatu kejahatan sehingga ia tidak  mengalami penderitaan.
 |  | 
   | 57 | sebagai karunia dari Rabbmu. Yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar.(QS. 44:57) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ad Dukhaan 57 
 
 فَضْلًا مِنْ رَبِّكَ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (57 Segala  nikmat yang diterima penghuni surga itu adalah karunia Allah yang  diberikan sebagai tanda bahwa Dia meridai perbuatan-perbuatan yang  mereka lakukan selama hidup di dunia, dan sebagai bukti bahwa mereka  mengikuti petunjuk wahyu yang disampaikan Allah kepada Rasul-Nya, taat  kepada perintah-perintah yang harus mereka lakukan dan menjauhkan semua  larangan yang harus mereka hentikan. Yang demikian itu mereka terima  sebagai hasil jerih payah yang telah mereka lakukan dan imbalan dari  keimanan mereka Hasil yang mereka peroleh itu adalah hasil yang tiada  bandingnya jika dibandingkan dengan hasil yang pernah dicapai seseorang  selama hidup di dunia menikmati hasil cucuran keringat sendiri yang  merupakan suatu kenikmatan tersendiri pula.
 |  | 
   | 58 | Sesungguhnya Kami mudahkan al-Quran itu dengan bahasamu supaya mereka mendapat pelajaran.(QS. 44:58) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ad Dukhaan 58 
 
 فَإِنَّمَا يَسَّرْنَاهُ بِلِسَانِكَ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ (58 Allah  SWT menjelaskan petunjuk dan peringatan yang telah disampaikan Muhammad  saw, berupa wahyu-Nya yang diturunkan dengan bahasa yang sudah mereka  pahami yaitu bahasa mereka sendiri, bahasa Arab. Hal itu dimaksudkan  agar kaum musyrik Quraisy dapat dengan mudah mengambil petunjuk dan  pelajaran dari pokok-pokok agama Islam, tamsil ibarat dan kisah-kisah  umat yang dahulu yang terdapat di dalam Alquran, wahyu yang telah  diturunkan itu. Dengan membaca Alquran mereka akan merenungkan ayat-ayat  yang menyuruh agar manusia memperhatikan tanda-tanda kekuasaan dan  kebesaran Allah SWT yang terdapat dalam kejadian langit dan bumi beserta  apa yang ada antara keduanya, demikian pula bukti-bukti adanya hari  kebangkitan.
 Dengan bimbingan dan peringatan itu, diharapkan mereka  mau bertobat, kembali ke jalan yang benar, mau mengakui dan mencari  kebenaran yang hakiki dengan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan nenek  moyang yang mereka telah nyata kesesatannya, akan tetapi lantaran  kebekuan hati mereka karena kesombongan dan keangkuhan mereka, maka  petunjuk dan kebenaran yang dikemukakan Alquran kepada mereka tidak  dapat mereka terima, sehingga mereka tetap dalam kegelapan dan  kesesatan.
 |  | 
   | 59 | Maka tunggulah; sesungguhnya mereka itu menunggu (pula).(QS. 44:59) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ad Dukhaan 59 
 
 فَارْتَقِبْ إِنَّهُمْ مُرْتَقِبُونَ (59 Itulah  sebabnya Allah SWT membiarkan orang-orang musyrik Mekah sesat di dalam  kesyirikannya, membiarkan mereka menunggu ketentuan Allah pada saat yang  telah ditentukan, dan mereka pasti akan menyaksikan sendiri siapakah  yang benar nanti, mereka yang selalu memperserikatkan Tuhan dan berbuat  dosa ataukah orang-orang yang beriman yang mengikuti ajaran wahyu yang  disampaikan Muhammad saw.
 Seandainya mereka mau mengakui kebenaran  Alquran, tentulah mereka akan yakin bahwa kemenangan itu pasti diperoleh  oleh orang-orang yang mengikuti agama tauhid yang berjuang dan beramal  untuk mencari keridaan Allah SWT.
 Allah SWT berfirman:
 
 
 
 إِنَّا  لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا  وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ (51) يَوْمَ لَا يَنْفَعُ الظَّالِمِينَ  مَعْذِرَتُهُمْ وَلَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ (52 Artinya: Sesungguhnya  Kami menolong Rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam  kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari Kiamat)  (yaitu) hari yang tidak berguna bagi orang-orang zalim permintaan  maafnya dan bagi merekalah laknat serta bagi merekalah tempat tinggal  yang buruk. (Q.S. Al Mu'min: 51-52)
 Selama menunggu ketentuan dari  Allah itu, terdapat perbedaan sikap dan keyakinan antara para pengikut  Rasul dengan orang-orang musyrik Mekah. Para pengikut Rasul menunggu  janji kemenangan dari Allah dengan bersabar dan tawakal. Mereka yakin  bahwa Allah SWT pasti menepati janji-Nya yaitu memenangkan Islam dan  kaum Muslimin di dunia dan melimpahkan kenikmatan dan kebahagiaan abadi  di akhirat nanti. Karena itu, mereka tidak pernah gentar dan takut, mati  dan hidup bagi mereka sama saja karena semua yang ada pada mereka, jiwa  maupun raga, harta dan nyawa mereka telah mereka serahkan kepada Allah.  Sebaliknya, orang-orang musyrik menunggu dengan perasaan khawatir dan  takut. Mereka sangat khawatir akan dihancurkan oleh kaum Muslimin.  Setiap mereka melihat perkembangan, kemajuan, dan kemenangan kaum  Muslimin atas mereka, semakin bertambah pula kekhawatiran pada diri  mereka. Mereka sangat takut akan pembalasan dendam kaum Muslimin kepada  mereka. Karena itu mereka berusaha sekuat tenaga dan mencurahkan segala  yang ada pada mereka untuk mengatasi kemajuan dan kemenangan kaum  Muslimin.
 Hal ini terlihat pada usaha-usaha mereka itu sebagaimana  yang telah mereka usahakan di Perang Ahzab pada perjanjian Hudaibiyah  dan sebagainya. Dalam pada itu sebenarnya dalam hati mereka terbayang  kebenaran sesungguhnya, namun kesombongan dan keangkuhan mereka, tetap  menjauhkan mereka dari kebenaran Alquran.
 |  | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar