| 21 | dan jika kamu tidak beriman kepadaku maka biarkanlah aku (memimpin Bani Israil)`.(QS. 44:21) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ad Dukhaan 21 
 
 وَإِنْ لَمْ تُؤْمِنُوا لِي فَاعْتَزِلُونِ (21 Dan  kalaulah mereka tidak mau menerima apa yang dia bawa dan dia serukan  kepada mereka. Musa as mengharapkan agar mereka itu membiarkannya saja  dan tidak akan membalas sikap mereka itu.
 |  | 
   | 22 | Kemudian Musa berdoa kepada Rabbnya: `Sesungguhnya mereka ini adalah kaum yang berdosa (segerakanlah azab kepada mereka)`.(QS. 44:22) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ad Dukhaan 22 
 
 فَدَعَا رَبَّهُ أَنَّ هَؤُلَاءِ قَوْمٌ مُجْرِمُونَ (22 Setelah  persoalan antara Musa as dan Firaun bersama kaumnya berlarut-larut,  yang sekalipun kepada mereka telah diberikan bukti-bukti yang nyata,  tetapi mereka tetap saja membangkang, bahkan membunuhnya, Musa berdoa  dan mengadu kepada Allah SWT bahwa mereka itu tetap saja mempersekutukan  Nya dan mendustakan Rasul Nya.
 Sejalan dengan ayat ini firman Allah SWT:
 
 
 
 وَقَالَ  مُوسَى رَبَّنَا إِنَّكَ آتَيْتَ فِرْعَوْنَ وَمَلَأَهُ زِينَةً  وَأَمْوَالًا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا رَبَّنَا لِيُضِلُّوا عَنْ  سَبِيلِكَ رَبَّنَا اطْمِسْ عَلَى أَمْوَالِهِمْ وَاشْدُدْ عَلَى  قُلُوبِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُوا حَتَّى يَرَوُا الْعَذَابَ الْأَلِيمَ (88Artinya: Musa  berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberikan kepada  Firaun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam  kehidupan dunia; Ya Tuhan kami, akibatnya, mereka menyesatkan (manusia)  dari jalan Engkau. Ya Tuhan Kami; binasakanlah harta benda mereka dan  kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka  melihat siksaan yang pedih". (Q.S. Yunus: 88)
 |  | 
   | 23 | (Allah berfirman): `Maka berjalanlah kamu dengan membawa hamba-hamba-Ku pada malam hari, sesungguhnya kamu akan dikejar,,(QS. 44:23) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ad Dukhaan 23 
 
 فَأَسْرِ بِعِبَادِي لَيْلًا إِنَّكُمْ مُتَّبَعُونَ (23 Allah  SWT memerintahkan Musa as, supaya pergi meninggalkan Mesir malam hari  dan membawa serta Bani Israel dan orang-orang yang beriman kepadanya  dari bangsa Qibti', tanpa setahu Firaun. Ia diberitahu oleh Allah SWT  bahwa Firaun dan kaumnya akan mengejarnya, tetapi tidak akan tersusul  oleh mereka.
 Dalam ayat lain Allah SWT berfirman:
 
 
 
 وَلَقَدْ  أَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنْ أَسْرِ بِعِبَادِي فَاضْرِبْ لَهُمْ  طَرِيقًا فِي الْبَحْرِ يَبَسًا لَا تَخَافُ دَرَكًا وَلَا تَخْشَى (77 Artinya: Dan  sesungguhnya telah kami wahyukan kepada Musa: "Pergilah dengan  hamba-hamba-Ku (Bani Israel) di malam hari, maka buatlah untuk mereka ke  jalan yang kering di laut itu; kamu tak usah khawatir akan tersusul dan  tidak usah takut (akan tenggelam).(Q.S. Taha: 77)
 |  | 
   | 24 | dan biarkanlah laut itu tetap terbelah. Sesungguhnya mereka adalah tentara yang akan ditenggelamkan.(QS. 44:24) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ad Dukhaan 24 
 
 وَاتْرُكِ الْبَحْرَ رَهْوًا إِنَّهُمْ جُنْدٌ مُغْرَقُونَ (24 Allah  SWT memerintahkan Musa agar dia dan kaumnya meninggalkan laut yang  dilaluinya itu dalam keadaan terbelah seperti halnya ketika dia  memasukinya, hingga Firaun dan tentaranya memasukinya pula, kemudian  Allah SWT mempertautkan kembali laut terbelah tadi hingga tenggelamlah  Firaun dan segenap tentaranya, sedangkan Musa as. dan orang-orang yang  bersama dia selamat sampai ke daratan, sebagaimana dinyatakan di dalam  firman Allah SWT:
 
 
 
 وَأَنْجَيْنَا مُوسَى وَمَنْ مَعَهُ أَجْمَعِينَ (65) ثُمَّ أَغْرَقْنَا الْآخَرِينَ (66 Artinya: Dan  Kami selamatkan Musa dan orang-orang bersamanya semuanya. Dan Kami  tenggelamkan golongan yang lain itu (Firaun dan tentaranya). (Q.S. As  Syu'ara: 65-66)
 Diriwayatkan bahwa Musa as ingin ketika melintasi  laut itu memukul tongkatnya ke laut agar laut yang terbelah itu bertaut  kembali karena dia takut dikejar oleh Firaun dan tentaranya, maka  diperintahkan oleh Allah agar Musa membiarkan laut itu dalam keadaan  terbelah hingga Firaun dan tentaranya memasukinya.
 |  | 
   | 25 | Alangkah banyaknya taman dan mata air yang mereka tinggalkan,(QS. 44:25) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ad Dukhaan 25 - 26 
 
 كَمْ تَرَكُوا مِنْ جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ (25) وَزُرُوعٍ وَمَقَامٍ كَرِيمٍ (26 Alangkah  banyaknya kekayaan yang ditinggalkan Firaun dan tentaranya yang telah  tenggelam ke dasar laut itu, berupa taman-taman yang penuh dengan  bunga-bungaan yang menjadikan hawa sejuk menyenangkan, dan mata air yang  mengalir dengan indahnya. Demikian pula kebun-kebun yang menghijau  penuh dengan pohon-pohon yang berbuah dengan lebatnya, tempat tempat  yang berpemandangan indah, bangunan yang megah dan istana yang menjulang  tinggi.
 |  | 
   | 26 | dan kebun-kebun serta tempat-tempat yang indah-indah,(QS. 44:26) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ad Dukhaan 25 - 26 
 
 كَمْ تَرَكُوا مِنْ جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ (25) وَزُرُوعٍ وَمَقَامٍ كَرِيمٍ (26 Alangkah  banyaknya kekayaan yang ditinggalkan Firaun dan tentaranya yang telah  tenggelam ke dasar laut itu, berupa taman-taman yang penuh dengan  bunga-bungaan yang menjadikan hawa sejuk menyenangkan, dan mata air yang  mengalir dengan indahnya. Demikian pula kebun-kebun yang menghijau  penuh dengan pohon-pohon yang berbuah dengan lebatnya, tempat tempat  yang berpemandangan indah, bangunan yang megah dan istana yang menjulang  tinggi.
 |  | 
   | 27 | dan kesenangan-kesenangan yang mereka menikmatinya,(QS. 44:27) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ad Dukhaan 27 
 
 وَنَعْمَةٍ كَانُوا فِيهَا فَاكِهِينَ (27 Semula  mereka hidup dengan penuh ketenangan dengan penghidupan yang serba  cukup dan lengkap, rezeki berlimpah-limpah, kegembiraan yang selalu  dinikmati. Semuanya itu dilimpahkan Allah SWT kepada mereka, tetapi  mereka itu tidak mau sadar. bahwa kejahatan dan kekafiran mereka  bertambah-tambah karenanya lalu Allah membinasakan mereka. Kekayaan  mereka tidak bermanfaat bagi mereka dan tidak dapat menolong mereka.  Firman Allah SWT.:
 
 
 
 وَمَا يُغْنِي عَنْهُ مَالُهُ إِذَا تَرَدَّى (11Artinya: Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa. (Q.S. Al Lail: 11)
 |  | 
   | 28 | demikianlah. Dan Kami wariskan semua itu kepada kaum yang lain.(QS. 44:28) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ad Dukhaan 28 
 
 كَذَلِكَ وَأَوْرَثْنَاهَا قَوْمًا آخَرِينَ (28 Demikianlah  Allah SWT membinasakan kaum yang mendustakan Rasul-rasul-Nya yang  selalu menyalahi perintah-Nya dan melanggar larangan-Nya. Negeri yang  penuh kekayaan yang berlimpah-limpah dialihkan Allah SWT kepada kaum  yang lain yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan mereka baik  hubungan kekeluargaan maupun agama. Maka berganti-gantilah bangsa bangsa  menguasai Mesir. Demikianlah Allah SWT memberikan kekayaan kepada orang  yang dikehendaki-Nya dan mencabut kerajaan dari orang yang Dia  kehendaki, memuliakan yang Dia kehendaki, dan menghinakan yang Dia  kehendaki pula. Firman Allah SWT:
 
 
 
 قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ  الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ  تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ  إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (26Artinya: Katakanlah:  "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan. Engkau berikan kerajaan kepada  orang yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang  Engkau kehendaki, Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau  hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala  kebaikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". (Q.S. Ali  Imran: 26)
 |  | 
   | 29 | Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka dan merekapun tidak diberi tangguh.(QS. 44:29) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ad Dukhaan 29 
 
 فَمَا بَكَتْ عَلَيْهِمُ السَّمَاءُ وَالْأَرْضُ وَمَا كَانُوا مُنْظَرِينَ (29 Langit  dan bumi tidak menangisi kepergian dan kehancuran Firaun dan kaumnya.  Tidak sesuatu pun baik di langit maupun di bumi yang menghiraukan  kematian Firaun dan kaumnya yang jahat dan durjana itu. Mereka tidak  diberi kesempatan bertobat memperbaiki kesalahan-kesalahan mereka, malah  azab mereka disegerakan tanpa ada penangguhan.
 |  | 
   | 30 | Dan sesungguhnya telah mi selamatkan Bani Israil dari siksaan yang menghinakan,(QS. 44:30) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ad Dukhaan 30 - 31 
 
 وَلَقَدْ  نَجَّيْنَا بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنَ الْعَذَابِ الْمُهِينِ (30) مِنْ  فِرْعَوْنَ إِنَّهُ كَانَ عَالِيًا مِنَ الْمُسْرِفِينَ (31 Allah SWT  menyelamatkan Bani Israel dari siksaan Firaun dan kaumnya yang telah  menghinakan mereka. Mereka (kaum Firaun) tidak tanggung-tanggung  menghancurkan musuh mereka, membunuh anak laki-laki, membiarkan  wanita-wanita hidup menanggung malu, dan memaksakan pekerjaan yang  berat. Firaun itu adalah seorang yang sombong dan herbuat melampaui  batas di luar perikemanusiaan.
 Firman Allah SWT
 
 
 
 إِنَّ  فِرْعَوْنَ عَلَا فِي الْأَرْضِ وَجَعَلَ أَهْلَهَا شِيَعًا يَسْتَضْعِفُ  طَائِفَةً مِنْهُمْ يُذَبِّحُ أَبْنَاءَهُمْ وَيَسْتَحْيِي نِسَاءَهُمْ  إِنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ (4 Artinya:
 Sesungguhnya  Firaun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan  penduduknya berpecah belah dengan menindas segolongan dari mereka,  menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak  perempuan mereka, sesungguhnya Firaun termasuk golongan orang-orang yang  berbuat kerusakan. (Q.S. Al Qasas: 4)
 |  | 
   | 31 | dari (azab) Firaun. Sesungguhnya dia adalah orang yang sombong, salah seorang dari orang-orang yang melampaui batas.(QS. 44:31) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ad Dukhaan 31 
 
  مِنْ  فِرْعَوْنَ إِنَّهُ كَانَ عَالِيًا مِنَ الْمُسْرِفِينَ (31  (Dari siksaan Firaun) menurut suatu pendapat menjadi Badal dari lafal Al'Adzaabi yang ada pada ayat sebelumnya dengan memperkirakan adanya Mudhaf sebelumnya, yaitu lafal 'Adzaabi, lengkapnya Min 'Adzaabi Firaun, artinya: dari siksaan Firaun. Tetapi menurut pendapat lain ia menjadi Hal atau kata keterangan keadaan dari lafal Al 'Adzaabi (sesungguhnya dia adalah orang yang sombong lagi salah seorang dari orang-orang yang melampaui batas.)
 |  | 
   | 32 | Dan sesungguhnya telah Kami pilih mereka dengan pengetahuan (Kami) atas bangsa-bangsa.(QS. 44:32) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ad Dukhaan 32 
 
 وَلَقَدِ اخْتَرْنَاهُمْ عَلَى عِلْمٍ عَلَى الْعَالَمِينَ (32 Allah  SWT menerangkan bahwa Dia telah memilih Bani Israel atas orang-orang  pandai pada zaman mereka, menurunkan kepada mereka kitab-kitab Samawi,  mengutus pada mereka Rasul-rasul karena Dia Maha Mengetahui kesanggupan  dan kemampuan mereka.
 |  | 
   | 33 | Dan Kami telah memberikan kepada mereka di  antara tanda-tanda kekuasaan (Kami) sesuatu yang di dalamnya terdapat  nikmat yang nyata.`(QS. 44:33) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ad Dukhaan 33 
 
 وَآتَيْنَاهُمْ مِنَ الْآيَاتِ مَا فِيهِ بَلَاءٌ مُبِينٌ (33 Allah  SWT telah menganugerahkan kepada Bani Israel urusan-urusan penting yang  menunjukkan kemuliaan mereka di sisi Allah yang dapat menjadi pelajaran  bagi orang yang memperhatikannya. Maka Allah SWT menyelamatkan mereka  dari musuh mereka, menaungi mereka dengan awan di atas mereka,  menurunkan kepada mereka manna dan salwa dan lain-lain sebagainya.
 Berkata  Al Hasan dan Qatadah, yang dimaksud dengan kata-kata: "Al Balaul Mubin"  ialah nikmat yang nyata seperti firman Allah SWT:
 
 
 
 وَلِيُبْلِيَ الْمُؤْمِنِينَ مِنْهُ بَلَاءً حَسَنًا Artinya: Dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin dengan, kemenanga yang baik. (Q.S. Al Anfal: 17)
 dan firman-Nya:
 Artinya:
 
 
 
 وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ Dan Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenarnya). (Q.S. Al Anbiya: 35) |  | 
   | 34 | Sesungguhnya mereka (kaum musyrik) itu benar-benar berkata,(QS. 44:34) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ad Dukhaan 34 - 35 
 
 إِنَّ هَؤُلَاءِ لَيَقُولُونَ (34) إِنْ هِيَ إِلَّا مَوْتَتُنَا الْأُولَى وَمَا نَحْنُ بِمُنْشَرِينَ (35 Allah  SWT menjelaskan bahwa orang-orang kafir Quraisy tidak mempercayai  adanya hari kebangkitan karena menurut keyakinan mereka mustahil orang  yang sudah mati itu dapat hidup kembali. Timbulnya kepercayaan yang  demikian itu karena pikiran mereka telah dilumuri oleh noda-noda  kemusyrikan; semakin lama noda itu semakin tebal sehingga telah menutupi  seluruh hati dan pikiran mereka. Maka timbullah rasa sombong takabur  dalam hati mereka disertai dengan keingkaran tanpa alasan. Mereka  berpendapat apa yang dipandang benar oleh nenek moyang mereka adalah  benar pula menurut mereka meskipun pendirian nenek moyang mereka itu  semata-mata berdasarkan dugaan yang tidak ada dasar kebenarannya.  Keadaan mereka adalah seperti orang yang terlanjur melemparkan  kata-kata, kemudian kata-kata itu dibelanya mati-matian tanpa  memperhatikan lagi apakah yang dikatakannya itu benar atau salah. Mereka  tidak lagi menggunakan pikiran yang sehat dalam menilai perkataan itu  akan tetapi semata-mata menuruti hawa nafsu mereka.
 Sikap dan  keyakinan mereka itu tercetus dalam perkataan mereka: "Kematian itu  hanyalah kematian di dunia ini saja, hanya satu kali, tidak dua kali,  dan kami sekali-kali tidak akan dibangkitkan kembali. Dengan perkataan  itu, berarti mereka telah menolak keterangan wahyu yang mengatakan bahwa  mati itu dua kali. Allah SWT berfirman:
 
 
 
 كَيْفَ تَكْفُرُونَ  بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ  يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (28 Artinya:
 Mengapa  kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah  menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan Nya kembali,  kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan? (Q.S. Al Baqarah: 28)
 Ayat  ini menerangkan bahwa manusia itu sebelum hidup di dunia adalah sebagai  makhluk yang mati, lalu mereka dilahirkan sebagai makhluk yang hidup.  Setelah itu, mereka menemui ajalnya dan mengalami kematian yang kedua.
 Kemudian  mereka akan dibangkitkan kembali dari kubur, hidup untuk kedua kalinya.  Dalam ayat ini, diterangkan bahwa orang-orang musyrik mengakui satu  kali kehidupan dan satu kali kematian, tidak mempercayai adanya  kehidupan sesudak mati. Keingkaran mereka terhadap hari kebangkitan itu  tidak beralasan karena pikiran mereka tidak sampai kepada ketentuan:  Jika Allah Maha Kuasa menciptakan semua kehidupan ini, tentu Dia Maha  Kuasa pula mengembalikan kehidupan itu sesudah kematian dan menghisab  semua amal perbuatan.
 |  | 
   | 35 | tidak ada kematian selain kematian di dunia ini. Dan kami sekali-kali tidak akan dibangkitkan,(QS. 44:35) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ad Dukhaan 35 
 
   إِنْ هِيَ إِلَّا مَوْتَتُنَا الْأُولَى وَمَا نَحْنُ بِمُنْشَرِينَ (35 ("Tidak ada kematian) yang sesudahnya ada kehidupan lagi (selain kematian di dunia ini) sewaktu mereka masih dalam keadaan berupa air mani. (Dan kami sekali-kali tidak akan dibangkitkan) tidak akan dihidupkan kembali sesudah kematian yang pertama tadi.
 |  | 
   | 36 | maka datangkanlah (kembali) bapak-bapak kami jika kamu memang orang-orang yang benar(QS. 44:36) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ad Dukhaan 36 
 
 فَأْتُوا بِآبَائِنَا إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (36 Allah  SWT menerangkan tantangan orang-orang musyrik Mekah kepada Rasulullah.  Seandainya yang dikatakan itu benar, yaitu adanya hari kebangkitan  hendaklah dia mengemukakan suatu bukti kebenaran dan hendaklah dia  menghidupkan kembali nenek moyang mereka yang telah mati dahulu. Menurut  mereka, seandainya Rasulullah dapat membangkitkan (dari kubur)  menghidupkan kembali nenek moyang mereka tentu hal ini dapat menjadi  bukti bahwa akan ada nanti hari kebangkitan itu.
 Allah SWT kuasa  mengumpulkan zat-zat yang berserakan, sejak dari benda padat, benda  cair, dan udara, dari atom yang paling kecil sampai kepada  molekul-molekul, semua dikumpulkan menjadi satu sehingga berupa seorang  manusia. Tahukah manusia dari mana asal makanan yang dimakannya, pakaian  yang dipakainya, alat rumah tangga yang mereka gunakan, dan sebagainya.  Semua datang dari penjuru dunia yang berjauhan, kemudian dikumpulkan  Tuhan pada suatu tempat untuk memenuhi keperluan dan keinginan seorang  manusia. Jika hal yang demikian itu dapat dilakukan Allah, tentu  mengumpulkan kembali tulang yang berserakan, daging yang telah hancur  luluh menjadi tanah, dan rekaman perbuatan-perbuatan yang telah  dilakukan seseorang lebih mudah dilakukan-Nya, mengulang membuat sesuatu  jauh lebih mudah dari membuatnya-pada pertama kalinya. Dan keterangan  demikian, dapat disimpulkan bahwa hari kebangkitan itu pasti terjadi.  Hanya saja waktunya belum diketahui dan hanya Allah saja yang  mengetahuinya. Yang jelas, hari kebangkitan itu akan terjadi setelah  seluruh jagad raya mengalami kehancuran total termasuk semua isinya.
 Itulah  sebabnya Allah SWT tidak melayani tantangan orang-orang musyrik untuk  menutupi isi dan keinginan hati mereka. Dikabulkan atau tidak permintaan  mereka itu, mereka tidak juga akan beriman.
 |  | 
   | 37 | Apakah mereka (kaum musyrikin) yang lebih baik  ataukah kaum Tubba dan orang-orang yang sebelum mereka. Kami telah  membinasakan mereka karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang  berdosa.(QS. 44:37) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ad Dukhaan 37 
 
 أَهُمْ خَيْرٌ أَمْ قَوْمُ تُبَّعٍ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ أَهْلَكْنَاهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا مُجْرِمِينَ (37 Kemudian  Allah SWT mengingatkan mereka kepada peristiwa yang telah terjadi  dahulu, yaitu kepada kaum yang telah ditimpa malapetaka dan azab Allah,  karena mereka durhaka dan tidak mengindahkan seruan para Rasul yang  diutus kepada mereka. Hendaklah mereka menjaga diri mereka, jangan  sampai Allah mengazab mereka seperti yang telah dialami kaum yang  terdahulu itu. Allah SWT menyatakan bahwa keadaan mereka tidaklah lebih  baik dari kaum Tubba'.
 Tubba' adalah sebutan bagi raja-raja Himyar  di. Yaman. Kaumnya disebut kaum Tubba'. Mereka berbuat dosa yang  melampaui batas sehingga negeri mereka dihancurkan Allah. Karena itu,  sebahagian kaumnya masih hidup memencar dan mengembara ke negeri-negeri  sekitarnya. Pada mulanya mereka adalah kaum yang mempunyai kemampuan dan  mempunyai ilmu yang cukup tinggi serta mempunyai balatentara yang cukup  kuat. Kalau dibandingkan dengan orang Tubba', maka orang-orang Quraisy  bukanlah apa-apa dan jauh ketinggalan dari orang Tubba'. Juga Allah SWT  menyatakan bahwa orang-orang Quraisy itu tidak lebih baik keadaannya  dari kaum `Ad dan Tsamud. Kedua kaum ini juga dibinasakan Allah SWT  karena kesombongan mereka dan pengingkaran mereka terhadap adanya hari  berbangkit.
 Pada akhir ayat ini, Allah SWT menandaskan bahwa pada  umat-umat terdahulu itu telah berlaku Sunah Allah. Mereka semua  dibinasakan karena mereka telah tenggelam dalam lumpur kemaksiatan dan  kejadian itu sebenarnya telah cukup bagi orang-orang Quraisy menjadi  iktibar dan pelajaran seandainya mereka mau mengambil pelajaran. Dalam  ayat yang lain, Allah SWT menegaskan Sunah-Nya ini. Dia berfirman:
 
 
 
 سُنَّةَ اللَّهِ فِي الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلُ وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَبْدِيلًا (62 Artinya: Sebagai  Sunah Allah yang berlaku atas orang-orang yang telah terdahulu  sebelum(mu) dan kamu sekali-kali tidak akan mendapati perubahan pada  Sunah Allah. (Q.S. Al Ahzab: 62)
 |  | 
   | 38 | Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan bermain-main.(QS. 44:38) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ad Dukhaan 38 
 
 وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لَاعِبِينَ (38 Allah  SWT menjelaskan bahwa langit dan bumi beserta segala isinya tidaklah  diciptakan dengan sia-sia dan secara kebetulan tanpa maksud dan tujuan,  tetapi semuanya itu diciptakan sesuai dengan rencana dan kehendak Allah.  Apabila diperhatikan dengan seksama dan teliti setiap kehidupan yang  ada di bumi dan segala kejadian di langit tentulah akan diketahui baik  makhluk yang bernyawa maupun yang tidak bernyawa dari berbagai macam  tingkatan dari tingkat terendah sampai dengan tingkat yang tertinggi,  masing-masing ada guna dan faedahnya, ada ketentuan-ketentuan yang  berlaku baginya, dan ada pula waktu yang ditentukan untuk kehidupannya.
 Ambil  saja sebagai contoh seekor burung. Ia ditetaskan dari sebuah telor yang  berasal dari induknya. Setelah dierami dalam waktu tertentu, keluar  anak burung yang kecil tanpa bulu dari telor itu. Dari hari ke hari  burung itu dicarikan makan oleh induknya, sehingga anak burung itu  tumbuh berangsur-angsur, badannya menjadi besar dan ditumbuhi bulu,  sayapnya bertambah kuat. Kemudian diajar oleh induknya terbang, ia  terbang dari dahan ke dahan dibimbing induknya mencari makanan dan  minuman. Setelah dewasa mulailah ia melaksanakan tugas hidupnya, mencari  pasangan untuk mengembangkan keturunan. Bila telah sampai ajalnya,  iapun mati seperti burung-burung yang lain.
 Jika diperhatikan lagi,  seakan-akan ada misi kehidupan burung-burung itu. Ditakdirkan Allah  bahwa makanan burung itu adalah serangga, serangga itu memakan dan  merusak tanam-tanaman yang ditanam oleh manusia. Seolah-olah burung itu  membantu usaha dan kehidupan manusia. Burung dengan bunyinya yang merdu  menyegarkan dan menyejukkan hati orang yang mendengarnya. Bakteri,  semacam binatang yang halus dan kecil, dan juga cacing seakan-akan tidak  ada gunanya sama sekali. Jika diperhatikan maka bakteri dan cacing itu  memakan sampah dan kotoran, baik yang berasal dan manusia maupun yang  berasal dari makhluk yang lain. Jika bakteri dan cacing itu tidak ada,  maka sampah dan kotoran akan menumpuk karena tidak akan membusuk  sehingga terjadilah polusi yang membahayakan kehidupan manusia. Semakin  dalam direnungkan dan diperhatikan alam dan kejadiannya ini, semakin  banyak pula diketahui hikmah, guna dan tujuan penciptaannya; semakin  terasa pula kasih sayang dan tujuan Allah SWT menjadikan manusia sebagai  khalifah di muka bumi. Hanya kebanyakan manusia tidak tahu diri dan  merasa dirinya yang paling kuasa dan yang paling mampu
 Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman:
 
 
 
 أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ (115Artinya: Maka  apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara  main-main (saja) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?  (Q.S. Al Mu'minun: 115)
 Dan firman-Nya:
 
 
 
 وَمَا خَلَقْنَا  السَّمَاءَ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا بَاطِلًا ذَلِكَ ظَنُّ الَّذِينَ  كَفَرُوا فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ كَفَرُوا مِنَ النَّارِ (27Artinya: "Dan  Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya  tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka  celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka". (Q.S.  Sad: 27)
 |  | 
   | 39 | Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.(QS. 44:39) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ad Dukhaan 39 
 
 مَا خَلَقْنَاهُمَا إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ (39 Kemudian  Allah SWT menegaskan bahwa langit dan bumi serta isinya tidak  diciptakan, kecuali (sebagai makhluk) tunduk kepada ketentuan-ketentuan  yang benar dari Allah. Semuanya wajib tunduk kepada ketentuan-ketentuan  yang berlaku dan yang telah ditetapkan. Jika salah satu makhluk Tuhan  menyimpang atau tidak melaksanakan ketentuan-ketentuan itu, maka ia akan  merasakan akibat dan penyimpangan itu. Seperti pohon pisang termasuk  tanaman yang tumbuh di tempat yang cukup air. Jika tumbuh di tanah  kering atau padang pasir, ia akan mati. Demikian pula halnya dengan  ikan; ia ditetapkan hidup dalam air. Jika ia meloncat ke darat, ia pun  akan mati. Demikian hukum Allah yang berlaku bagi seluruh makhluk-Nya.
 Dari  keragaman hukum-hukum itu, dapat diambil kesimpulan bahwa penciptanya  adalah zat yang Maha Esa lagi Maha Kuasa dan Maha Bijaksana, karena itu  segala makhluk ciptaan-Nya wajib tunduk dan patuh kepada hukum-hukum-Nya  itu baik secara sadar maupun terpaksa. Karena semua makhluk itu  diciptakan berdasarkan iradah-Nya, maka berdasarkan iradah-Nya pulalah  makhluk itu kembali kepada-Nya nanti. Yang demikian itu terjadi karena  ke Maha Agungan dan ke Maha Perkasaan-Nya.
 Makhluk Allah SWT yang  beraneka ragam dan tidak terhitung banyaknya itu merupakan tanda-tanda  kekuasaan yang dapat dijadikan bahan pemikiran bagi orang yang ingin  mencari kebenaran. Dengan memperhatikan tanda-tanda kekuasaan-Nya itu,  orang dapat mengenal dan mengetahui betapa agung dan betapa luasnya ilmu  penciptanya. Dalam hadis Qudsy disebutkan:
 
 
 
 كُنْتُ كَنْزًا مَخْفِيًّا فَأَرَدْتُ أَنْ أُعْرَفَ فَخَلَقْتُ الْخَلْقَ فَبِيْ عَرَفُوْنِي Artinya: Aku  adalah simpanan yang tersembunyi, maka Aku bermaksud supaya Aku  dikenal; karena itu Aku menciptakan makhluk. Dengan mengenal ciptaan-Ku  itulah makhluk-makhluk itu mengenal Aku. (Hadis Qudsi)
 Kemudian  Allah menyayangkan sikap orang-rang musyrik yang tidak mau memahami  tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah yang ada di alam ini. Sikap  mereka nampak di waktu mereka mendustakan kenabian Muhammad saw dan  mengingkari hari kebangkitan sikap itu timbul karena kesombongan dan  ketakaburan yang ada pada diri mereka sehingga menutupi kejernihan  pikiran mereka. Akibatnya, mereka bertambah jauh dari rahmat Allah dan  semakin tenggelam dalam. lembah kedurhakaan.
 |  | 
   | 40 | Sesungguhnya hari keputusan (hari kiamat) itu adalah hari yang dijanjikan bagi mereka semuanya,(QS. 44:40) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ad Dukhaan 40 
 
 إِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ مِيقَاتُهُمْ أَجْمَعِينَ (40 Dalam  ayat ini Allah SWT menjelaskan peristiwa yang terjadi pada hari hisab  dengan menegaskan bahwa hari itu adalah hari yang telah ditetapkan Allah  SWT untuk memberikan keputusan kepada semua makhluk tentang balasan  perbuatan yang telah dilakukannya yang baik atau yang buruk. Pada hari  keputusan itu, orang-orang musyrik takut dan tercengang melihat  kenyataan bahwa dugaan mereka sewaktu hidup di dunia dahulu adalah  dugaan yang tidak mengandung kebenaran sedikitpun. Mereka dahulu  mengingkari akan adanya hari keputusan itu, tetapi kenyataannya sekarang  benar-benar terjadi.
 Pada hari itu, semua makhluk dihalau ke padang  mahsyar dan berkumpul untuk menerima keputusan yang adil dari Allah.  Pada waktu itu, terbukti pula bahwa berhala-berhala yang mereka sembah  dan mohon pertolongan kepadanya semasa hidup di dunia tidak dapat  memberinya manfaat dan pertolongan kepada mereka, bahkan berhala-berhala  itu dimasukkan ke dalam neraka bersama-sama mereka bahkan anak-anak  serta keluarga yang mereka bangga-banggakan dahulu tidak ada gunanya  lagi dan tidak dapat menolong mereka menghindarkan diri dari azab Allah.  Allah SWT berfirman:
 
 
 
 لَنْ تَنْفَعَكُمْ أَرْحَامُكُمْ وَلَا  أَوْلَادُكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَفْصِلُ بَيْنَكُمْ وَاللَّهُ بِمَا  تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (3Artinya: Karib kerabat dan anak-anakmu  sekali-kali tidak bermanfaat bagimu pada Hari Kiamat. Dia akan  memisahkan diri dari kamu. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu  kerjakan. (Q.S. Muhammad: 3)
 Dan firman-Nya:
 
 
 
 إِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ كَانَ مِيقَاتًا (17 Artinya: Sesungguhnya Hari keputusan itu adalah suatu waktu yang ditetapkan. (Q.S. An Naba: 160)
 |  | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar