| 61 | dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus.(QS. 36:61) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 61 
 
 وَأَنْاعْبُدُونِيهَذَاصِرَاطٌمُّسْتَقِيمٌ  (Dan hendaklah kalian menyembah-Ku) yakni esakanlah Aku dan taatilah Aku. (Inilah jalan) maksudnya tuntunan (yang lurus.)
 |  | 
   | 62 | Sesungguhnya syaitan itu telah menyesatkan sebahagian besar di antaramu. Maka apakah kamu tidak memikirkan?(QS. 36:62) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 62 
 
 وَلَقَدْ أَضَلَّ مِنْكُمْ جِبِلًّا كَثِيرًا أَفَلَمْ تَكُونُوا تَعْقِلُونَ (62 Ayat  ini menerangkan pengaruh dan akibat godaan setan kepada manusia, yaitu  mereka ingkar dan tidak menaati Allah, bahkan banyak di antara mereka  yang mempersekutukan Nya.
 Alangkah lemahnya hati manusia, sehingga  mereka dapat tergoda oleh setan. Padahal mereka telah dianugerahi akal,  pikiran, perasaan, kemampuan jasmani dan rohani, demikian pula taufik  dan hidayah berupa agama yang disampaikan Rasul kepada mereka.  Sebenarnya dengan semua anugerah yang diberikan itu manusia dapat  membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mana jalan yang lurus  dan mana jalan yang Sesat, mana perbuatan dosa dan mana amal yang saleh.  Tetapi mereka lalai dan selalu memperturutkan hawa nafsunya.
 
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 62
 
 
 وَلَقَدْ أَضَلَّ مِنْكُمْ جِبِلًّا كَثِيرًا أَفَلَمْ تَكُونُوا تَعْقِلُونَ (62 (Sesungguhnya  setan itu telah menyesatkan sebagian besar di antara kalian) lafal  Jibillan adalah bentuk jamak dari Jabiilun seperti wazan Qadiimun,  artinya makhluk. Menurut qiraat yang lain dibaca Jibullan dengan harakat  Dhammah pada huruf Ba. (Maka apakah kalian tidak memikirkan?) tentang  permusuhan setan dan penyesatannya; atau azab yang bakal menimpa mereka,  yang karenanya mereka lalu mau beriman. Dikatakan kepada mereka di  akhirat nanti:
 |  | 
   | 63 | Inilah Jahannam yang dahulu kamu di ancam (dengannya).(QS. 36:63) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 63 
 
 هَذِهِ جَهَنَّمُ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ (63 Allah  SWT menyatakan kepada orang-orang kafir itu : "Hai orang-orang kafir,  inilah neraka Jahanam yang pernah Aku janjikan kepadamu dan janji itu  telah disampaikan oleh Rasul yang telah diutus kepadamu semasa hidup di  dunia dahulu. Tetapi kamu tidak mempercayainya, bahkan kamu ingkar dan  durhaka kepada Ku dart menyembah Tuhan selain Ku.
 |  | 
   | 64 | Masuklah ke dalamnya pada hari ini disebabkan kamu dahulu mengingkarinya.(QS. 36:64) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 64 
 
 اصْلَوْهَا الْيَوْمَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ (64 Hal  orang-orang kafir masukan dan rasakanlah pada hari ini kepanasan api  neraka itu. Tetaplah di dalamnya sebagai balasan dari keingkaran dan  perbuatan dosa yang telah kamu kerjakan dahulu.
 Dari ayat-ayat ini  dipahami, seakan-akan Allah memperingatkan kepada orang-orang kafir yang  sedang diazab itu bahwa mereka tidak perlu lagi menyesal, putus asa  dart bersedih hati karena azab yang sedang mereka alami. Azab itu  diberikan kepada mereka, merupakan ketetapan Tuhan yang tidak mungkin  dirubah lagi. Karena kepada mereka sewakatu hidup di dunia telah  disampaikan bermacam-macam peringatan dan bermacam-macam cobaan, tetapi  mereka tetap ingkar. Karena itu dan terimalah azab yang sedang  ditimpakan itu.
 |  | 
   | 65 | Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan  berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki  mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.(QS. 36:65) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 65 
 
 الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (65 Ayat  ini menyatakan bahwa orang-orang kafir pada hari mereka menerima azab  dalam neraka itu mengingkari semua perbuatan-perbuatan jahat yang telah  mereka lakukan selama hidup di dunia, bahkan mereka bersumpah bahwa  mereka tidak pernah melakukan perbuatan-perbuatan itu, sebagaimana  diterangkan dalam firman Allah:
 
 Artinya:قالوا والله ربنا ما كنا مشركين
 Mereka mengatakan: "Demi Allah, Tuhan kami tiadalah kami mempersekutukan Allah". (Q.S. Al An'am: 23)
 Dan dalam firman Allah:
 
 Artinya:إنا أنذرناكم عذابا قريبا يوم ينظر المرء ما قدمت يداه ويقول الكافر ياليتني كنت ترابا
 Sesungguhnya  Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat,  pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya;  dan orang kafir berkata: "Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah  tanah". (Q.S. An Naba': 40)
 Karena itu Allah SWT mengunci mati  mulut-mulut mereka sehingga mereka tidak dapat mengucapkan sepatah  katapun dan Allah SWT memerintahkan agar seluruh anggota badan mereka,  seperti tangan, kaki mereka, dan sebagainya menjadi saksi atas perbuatan  itu dan semua anggota badan mereka itu menerangkan dengan  sejelas-jelasnya.
 Ada riwayat yang menerangkan bahwa pada waktu itu  orang-orang kafir mengingkari dengan sangat segala perbuatan jahat yang  telah mereka lakukan di dunia. Karena itu tetangga-tetangga keluarga  mereka dart sanak famili mereka menyatakan persaksian mereka dengan  sumpah bahwa mereka benar-benar telah melakukan perbuatan jahat dan dosa  selama hidup di dunia, seperti mempersekutukan Allah dan sebagainya.  Mendengar persaksian itu mereka berkata: "Aku tidak akan menerima  persaksian dari siapa pun selain dari persaksian yang aku sendiri yang  menyatakannya". Maka Allah pun menutup mulut mereka dan memerintahkan  kepada anggota-anggota tubuh mereka: "Berbicaralah engkau". Malta  anggota-anggota tubuh mereka itu menuturkan semua yang telah mereka  kerjakan itu.
 Banyak ayat-ayat Alquran yang menerangkan tentang  persaksian anggota tubuh manusia terhadap perbuatan-perbuatan yang telah  mereka lakukan selama hidup di dunia ini, di antaranya ialah firman  Allah SWT:
 
 Artinya:يوم تشهد عليهم ألسنتهم وأيديهم وأرجلهم بما كانوا يعملون
 Pada  hari (ketika) lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka  terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. (Q.S. an Nur: 24)
 Adapun  Allah menjadikan tangan dan kaki berbicara sebagai saksi, adalah karena  tanganlah yang mengerjakan perbuatan itu, sedang kaki ikut menyaksikan  apa yang dikerjakan oleh tangan itu. Jadi perbuatan tangan merupakan  suatu ikrar atau pengakuan sedangkan perkataan kaki merupakan  persaksian.
 Jika semua perbuatan buruk seorang manusia dibukakan dan  diungkapkan selama hidup di dunia dan diketahui oleh orang banyak maka  mereka merasa malu dan merasa sukar menyembunyikan muka mereka. Bahkan  banyak pula di antara manusia yang membunuh dirinya karena tidak sanggup  menahan rasa malu itu. Di akhirat nanti mereka akan mengalami apa yang  mereka tidak sanggup mengalami dart menanggungnya semasa hidup di dunia.
 Di samping anggota jasmani menjadi saksi di akhirat nanti maka roh  dan jiwapun akan menjadi saksi pada hari itu. Persaksian roh dart jiwa  akan lebih lengkap dari persaksian anggota badan, karena roh dart jiwa  itu di samping mengetahui apa yang diketahui anggota, juga ia merasakan  apa yang tidak sanggup anggota badan merasakannya.
 Persaksian roh dan jiwa ini dipahami dari firman Allah SWT:
 
 Artinya:اقرأ كتابك كفى بنفسك اليوم عليك حسيبا
 Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu. (Q.S. Al Isra': 14)
 |  | 
   | 66 | Dan jikalau Kami menghendaki pastilah Kami  hapuskan penglihatan mata mereka; lalu mereka berlomba-lomba (mencari)  jalan. Maka betapakah mereka dapat melihat (nya).(QS. 36:66) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 66 
 
 وَلَوْنَشَاءلَطَمَسْنَاعَلَىأَعْيُنِهِمْفَاسْتَبَقُواالصِّرَاطَفَأَنَّىيُبْصِرُونَ  (Dan jika Kami menghendaki pastilah Kami hapuskan penglihatan mereka) Kami jadikan penglihatan mereka buta sama sekali (lalu mereka berlomba-lomba) bersegera (-mencari- jalan) untuk pergi sebagaimana kebiasaan mereka. (Maka betapakah) bagaimanakah (mereka dapat melihat) jalan itu, jika mereka dalam keadaan buta? Yakni mereka pasti tidak akan dapat melihat jalan itu.
 |  | 
   | 67 | Dan jikalau Kami menghendaki pastilah Kami  robah mereka di tempat mereka berada; maka mereka tidak sanggup berjalan  lagi dan tidak (pula) sanggup kembali.(QS. 36:67) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 67 
 
 وَلَوْنَشَاءلَمَسَخْنَاهُمْعَلَى مَكَانَتِهِمْفَمَااسْتَطَاعُوامُضِيًّا وَلَايَرْجِعُونَ  (Dan jika Kami menghendaki pastilah Kami ubah mereka) diubah menjadi kera, babi atau batu (di tempat mereka berada) menurut qiraat yang lain lafal Makanatihim dibaca dalam bentuk jamak, yaitu Makaanaatihim, yaitu di tempat-tempat mereka (maka mereka tidak sanggup berjalan dan tidak pula sanggup kembali) yakni mereka tidak dapat pergi dan tidak dapat pulang kembali.
 |  | 
   | 68 | Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya  niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian (nya). Maka apakah mereka  tidak memikirkan?(QS. 36:68) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 68 
 
 وَمَنْ نُعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِي الْخَلْقِ أَفَلَا يَعْقِلُونَ (68 Orang-orang  kafir berkata: "Jika umur kami dipanjangkan Tuhan, tentulah kami  berbuat segala macam kebaikan yang diperintahkan Allah". Allah SWT  menjawab ucapan mereka itu dengan mengatakan: "Semakin panjang umur  orang-orang kafir itu, maka semakin lemahlah ia dan semakin tidak  berdaya melakukan apa yang dikatakannya itu".
 Apakah orang-orang  kafir tidak mempergunakan akalnya bahwa semakin panjang dan tua umur  seseorang semakin lemahlah ia baik jasmani maupun rohaninya dan semakin  tidak mampu ia berbuat. Allah telah memberinya umur yang cukup kepada  mereka, yang dengan umur itu sebenarnya mereka telah dapat berbuat  banyak, dapat beramal saleh, dapat menuntut ilmu yang cukup, dapat  beribadat dengan baik dan sebagainya. Tetapi mereka tidak mempergunakan  umur mereka itu dengan sebaik-baiknya. Allah mengutus para Rasul kepada  mereka yang membawa petunjuk ke jalan yang lurus, tetapi mereka tidak  mengikuti Rasul dan petunjuk itu bahkan mereka mendustakan dan  mengingkarinya.
 |  | 
   | 69 | Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya  (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah layak baginya. Al quran itu tidak  lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan,(QS. 36:69) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 69 
 
 وَمَا عَلَّمْنَاهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْبَغِي لَهُ إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ وَقُرْآنٌ مُبِينٌ (69 Dalam  ayat ini, Allah membantah tuduhan kaum kafir yang mengatakan bahwa  Alquran adalah syair yang diciptakan oleh Nabi Muhammad sendiri. Dengan  demikian. menurut tuduhan mereka, Muhammad adalah seorang penyair. Hal  ini dibantah keras dalam ayat ini, karena Alquran wahyu Allah yang  membawa kebenaran. Sedang Nabi Muhammad menyampaikannya kepada umat  manusia.
 Alquran jauh berbeda dengan syair yang berkembang di tanah Arab ketika itu.
 Pertama  Karena syair mementingkan khayal, sehingga apa yang tersebut dalam  syair itu kadang-kadang benar dart kadang-kadang merupakan hal-hal yang  tidak benar, hanya sekadar menyenangkan hati orang-orang yang  mendengarnya. Sehingga timbullah ucapan yang mengatakan bahwa "syair"  yang paling baik ialah yang paling bohong". Sedang Alquran membawa  ajaran-ajaran yang seluruhnya benar, karena ia berfungsi sebagai  petunjuk bagi manusia, membimbing mereka kepada kebahagiaan dunia dan  akhirat.
 Kedua Bahwa dekat sebelum diutusnya Muhammad saw, menjadi  Nabi dan Rasul, di antara penyair menggunakan syair-syair tersebut  sebagai mata pencaharian. Mereka menciptakan syair-syair untuk memuji  orang-orang yang berkuasa. Semakin senang hati yang dipuji itu karena  syair tersebut, semakin besar pula hadiah yang akan mereka terima.  Dengan demikian, prinsip mereka menciptakan syair tersebut adalah "asal  Bapak senang". Mereka tak segan-segan memutar balikkan kenyataan. Yang  salah, mereka katakan benar. Yang buruk mereka katakan baik. Sedang Nabi  Muhammad jauh sekali dari sifat semacam itu. Beliau menyampaikan  Alquran tanpa mengharapkan upah apapun dari manusia. Yang benar  ditegakkan, yang salah dibasmi. Ditegaskannya mana yang halal, dan mana  yang batil. Dengan demikian, Alquran bukanlah syair, dan Nabi Muhammad  bukanlah penyair. Bahkan, kedudukan sebagai penyair suatu hal yang tidak  patut bagi seorang Nabi dan Rasul Allah.
 Allah SWT menegaskan,  bahwa ia tidak mengajarkan syair kepada Muhammad. Ia hanyalah mewahyukan  Alquran kepadanya, untuk disampaikan kepada umat manusia. Tuduhan kaum  musyrik dart kaum kafir bahwa Muhammad adalah penyair, adalah tuduhan  yang tidak patut dart tidak diterima akal yang sehat.
 Kemudian Allah  menegaskan lagi, bahwa Alquran yang disampaikan oleh Muhammad saw  adalah pelajaran dan kitab suci yang memberikan penerangan kepada umat  manusia untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin, dunia dan akhirat.
 Kaum  musyrik mengatakan Alquran itu syair, karena kata-kata dart  kalimat-kalimat yang terdapat dalam Alquran demikian indah dan itu.  Bahkan kadang-kadang mereka mengatakan Alquran adalah sihir, karena  kata-kata dan susunan kalimat Alquran memang mempesona siapa saja yang  mendengarnya. Akan tetapi tuduhan mereka ini sama sekali tidak benar.  Namun demikian, Alquran bukanlah sihir. Dan bukan pula syair, karena  syair, adalah susunan yang terikat kepada pola-pola tertentu, sedang  Alquran tidaklah demikian.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 69
 
 
 وَمَا عَلَّمْنَاهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْبَغِي لَهُ إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ وَقُرْآنٌ مُبِينٌ (69 (Dan  Kami tidak mengajarkan kepadanya) yakni kepada Nabi saw. (tentang  syair) ayat ini diturunkan sebagai sanggahan terhadap perkataan  orang-orang kafir, karena mereka telah mengatakan, bahwa sesungguhnya  Alquran yang didatangkan olehnya adalah syair (dan bersyair itu tidak  layak) tidak mudah (baginya.) (Alquran itu tiada lain) apa yang  diturunkan kepadanya, tiada lain (hanyalah pelajaran) nasihat (dan Kitab  yang memberi penerangan) yang menjelaskan tentang hukum-hukum dan  lain-lainnya.
 |  | 
   | 70 | supaya dia (Muhammad) memberi peringatan  kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan supaya pastilah (ketetapan  azab) terhadap orang-orang kafir.(QS. 36:70) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 70 
 
 لِيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا وَيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكَافِرِينَ (70 Dalam  ayat ini, selanjutnya Allah SWT menjelaskan, bahwa fungsi Alquran  antara lain untuk memberikan peringatan kepada umat manusia yang hati  dan pikirannya hidup, di samping itu menerangkan kepastian adanya  kelelapan azab terhadap orang-orang kafir.
 Orang-orang yang hati,  pikiran dan semangatnya tetap hidup pastilah mengambil Alquran sebagai  pedomannya yang utama, karena Alquran membawa ajaran yang melenyapkan  kebodohan dan kebekuan, menyembuhkan penyakit-penyakit mental yang  merusak hidup manusia, lahir dan batin. Ia menjadi rahmat bagi  orang-orang yang bertakwa.
 Sebaliknya orang-orang yang hati, pikiran  dan semangatnya sudah mati dan membeku, tak man mengambil pelajaran dan  bimbingan dari Alquran karena godaan setan sudah membelenggu demikian  rupa.
 Di samping itu, di antara pemuka-pemuka kaum kafir dan musyrik  itu dalam hati mereka telah mengakui kebenaran dan kemukjizatan  Alquran, akan tetapi mereka tidak berani mengemukakan pengakuan itu,  karena takut akan kehilangan pengaruh di antara kaumnya, atau kehilangan  sumber penghasilan mereka.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 70
 
 
 لِيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا وَيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكَافِرِينَ (70 (Supaya  dia memberi peringatan) dengan Alquran itu; lafal Liyundzira dapat pula  dibaca Litundzira artinya supaya kamu memberi peringatan dengan Alquran  itu (kepada orang-orang yang hidup) hatinya, maksudnya tanggap terhadap  apa-apa yang dinasihatkan kepada mereka; mereka adalah orang-orang  mukmin (dan supaya pastilah ketetapan) azab (terhadap orang-orang kafir)  mereka diserupakan orang mati, karena mereka tidak tanggap terhadap  apa-apa yang dinasihatkan kepada mereka.
 |  | 
   | 71 | Dan apakah mereka tidak melihat bahwa  sesungguhnya Kami telah menciptakan binatang ternak untuk mereka yaitu  sebahagian dari apa yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan Kami  sendiri, lalu mereka menguasainya?(QS. 36:71) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 71 
 
 أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّا خَلَقْنَا لَهُمْ مِمَّا عَمِلَتْ أَيْدِينَا أَنْعَامًا فَهُمْ لَهَا مَالِكُونَ (71 (Dan  apakah mereka tidak melihat) tidak memperhatikan, Istifham di sini  mengandung makna Taqrir dan huruf Wau yang masuk kepadanya merupakan  huruf 'Athaf (bahwa Kami telah menciptakan untuk mereka) ini ditujukan  kepada segolongan manusia (dari apa yang telah Kami ciptakan dengan  kekuasaan Kami) dari hasil ciptaan Kami tanpa sekutu dan tanpa pembantu  (yaitu berupa binatang ternak) unta, sapi, dan kambing lalu mereka  menguasainya?) dapat memeliharanya.
 |  | 
   | 72 | Dan Kami tundukkan binatang-binatang itu untuk  mereka; maka sebahagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebahagiannya  mereka makan.(QS. 36:72) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 71 - 73 
 
 أَوَلَمْ  يَرَوْا أَنَّا خَلَقْنَا لَهُمْ مِمَّا عَمِلَتْ أَيْدِينَا أَنْعَامًا  فَهُمْ لَهَا مَالِكُونَ (71) وَذَلَّلْنَاهَا لَهُمْ فَمِنْهَا  رَكُوبُهُمْ وَمِنْهَا يَأْكُلُونَ (72) وَلَهُمْ فِيهَا مَنَافِعُ  وَمَشَارِبُ أَفَلَا يَشْكُرُونَ (73 Dalam ayat ini Allah  memperingatkan kembali kepada kaum kafir tentang sifat dan rahmat yang  telah dikaruniakan Nya kepada mereka yang sepatutnya mereka syakuri.  Rahmat yang dikaruniakan itu lalu mereka kuasai dan mereka ambil  manfaatnya sedemikian rupa. Tetapi mereka tidak pernah bersyukur. bahkan  mengingkari rahmat tersebut.
 Di antara rahmat dart karunia Allah  adalah bermacam-macam hewan dan binatang ternak yang telah diciptakan  Allah dan disediakan Nya untuk manusia. Sebagian dari hewan tersebut  mereka jadikan kendaraan untuk mengangkut mereka serta barang-barang  dari suatu tempat yang lain. Dan dari hewan itu pula mereka memperoleh  bahan makanan, minuman, pakaian dan alat-alat keperluan lainnya. Namun  mereka tidak bersyukur kepada Allah SWT yang telah menciptakan dan  menyediakan semuanya itu untuk kepentingan mereka.
 |  | 
   | 73 | Dan mereka memperoleh padanya manfaat dan minuman. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?(QS. 36:73) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 73 
 
 وَلَهُمْ فِيهَا مَنَافِعُ  وَمَشَارِبُ أَفَلَا يَشْكُرُونَ (73  (Dan mereka memperoleh padanya manfaat-manfaat) yakni dari bulu unta, kambing, dan dombanya (dan minuman) dari air susunya, lafal Masyaarib adalah bentuk jamak dari lafal Masyrab yang bermakna Asy-Syurb atau minuman, makna yang dimaksud adalah tempat minum. (Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?) kepada Allah Yang telah melimpahkan nikmatnikmat itu kepada mereka, lalu karenanya mereka mau beriman. Makna yang dimaksud ialah mereka tidak mensyukurinya.
 |  | 
   | 74 | Mereka mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar mereka mendapat pertolongan.(QS. 36:74) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 74 - 75 
 
 وَاتَّخَذُوا  مِنْ دُونِ اللَّهِ آلِهَةً لَعَلَّهُمْ يُنْصَرُونَ (74) لَا  يَسْتَطِيعُونَ نَصْرَهُمْ وَهُمْ لَهُمْ جُنْدٌ مُحْضَرُونَ (75 Allah  SWT menerangkan dalam ayat ini, bahwa kaum kafir itu telah menguasai  dan mengambil manfaat sedemikian rupa dari rahmat yang diciptakan dan  dikaruniakan Allah, jangankan mereka bersyukur kepada Nya, bahkan  sebaliknya mereka bertuhan kepada selain Allah, dengan harapan bahwa  mereka akan segera mendapat pertolongan. Mereka menyembah patung dan  berhala, atau benda-benda lainnya ciptaan Allah, padahal semuanya itu  tidak dapat memberikan pertolongan apa-apa. Bahkan tak dapat menolong  diri sendiri. Dengan demikian, mereka mengharapkan sesuatu yang  mustahil, yang tidak dibenarkan oleh pikiran yang sehat. Mereka meminta  sisik dari lele, atau tanduk dari kuda. Mereka membuat patung dan  berhala untuk melindungi mereka dari malapetaka. Tetapi patung dan  berhala itu tidak dapat berbuat apa-apa untuk mereka.
 |  | 
   | 75 | Berhala-berhala itu tiada dapat menolong  mereka; padahal berhala-berhala itu menjadi tentara yang disiapkan untuk  menjaga mereka.(QS. 36:75) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 75 
 
 لَا  يَسْتَطِيعُونَ نَصْرَهُمْ وَهُمْ لَهُمْ جُنْدٌ مُحْضَرُونَ (75  (Berhala-berhala itu tidak akan dapat) yakni sesembahan-sesembahan mereka itu tidak dapat menolong. Ungkapan kata berhala memakai jamak untuk orang yang berakal hanyalah sebagai kata kiasan saja, yakni mereka dianggap sebagai makhluk
 |  | 
   | 76 | Maka janganlah ucapan mereka menyedihkan kamu.  Sesungguhnya Kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang  mereka nyatakan.(QS. 36:76) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 76 
 
 فَلَا يَحْزُنْكَ قَوْلُهُمْ إِنَّا نَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ (76 Akhirnya,  pada ayat ini Allah SWT menghibur Nabi Muhammad saw dari tingkah laku  dan perbuatan kaum kafir dan musyrik itu, yaitu Nabi tidak merasa sedih  mendengarkan ucapan dan tuduhan mereka yang bukan-bukan, yang ditujukan  kepadanya dan kepada Alquran, karena Allah Maha Mengetahui semua  perbuatan mereka, baik yang dilakukan dengan terang-terangan maupun yang  mereka rahasiakan. Semuanya itu akan dimintakan pertanggungjawabannya  kepada mereka kelak di Han Kiamat dan mereka pasti akan menerima  balasannya, berupa azab yang pedih.
 |  | 
   | 77 | Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa  Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi  penantang yang nyata!(QS. 36:77) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 77 
 
 أَوَلَمْ يَرَ الْإِنْسَانُ أَنَّا خَلَقْنَاهُ مِنْ نُطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُبِينٌ (77 Karena  adanya sebagian manusia tidak percaya tentang adanya hari berbangkit,  maka dalam ayat ini Allah SWT mengingatkan mereka kepada kekuasaan Nya  dalam menciptakan manusia, sebagai bagian dari seluruh makhluk Nya. Ini  dikemukakan dengan nada keheranan atas sikap sebagian manusia itu.  Yaitu: apakah manusia itu tidak memikirkan dan tidak memperhatikan bahwa  Allah telah menciptakannya dari setetes air mani, tetapi kemudian  setelah ia lahir ke dunia dan menjadi dewasa, tiba-tiba lalu menjadi  orang yang bersikap memusuhi Allah dan Rasul Nya? Sikap semacam ini  benar-benar tidak dapat diterima oleh pikiran yang sehat.
 Apabila  manusia menginsafi bahwa Allah kuasa menciptakannya, bahkan dari setetes  air mani, kemudian menjadikan makhluk yang paling baik di bumi ini,  pastilah ia yakin, bahwa Allah kuasa pula mengembalikannya kepada asal  kejadiannya itu, dan Ia kuasa pula untuk mengulangi kembali penciptaan  Nya itu, yakni pada hari berbangkit.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 77
 
 
 أَوَلَمْ يَرَ الْإِنْسَانُ أَنَّا خَلَقْنَاهُ مِنْ نُطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُبِينٌ (77 (Apakah  manusia tidak memperhatikan) apakah ia tidak mengetahui, orang yang  dimaksud adalah Ashi bin Wail (bahwa Kami menciptakannya dari setitik  air) yakni air mani, hingga Kami jadikan ia besar dan kuat (maka  tiba-tiba ia menjadi penentang) yakni sangat memusuhi Kami (yang nyata)  jelas menentangnya, tidak mau percaya kepada adanya hari berbangkit.
 |  | 
   | 78 | Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia  lupa kepada kejadiannya; ia berkata: `Siapakah yang dapat menghidupkan  tulang-belulang, yang telah hancur luluh?`(QS. 36:78) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 78 
 
 وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَنَسِيَ خَلْقَهُ قَالَ مَنْ يُحْيِي الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيمٌ (78 Dalam  suatu riwayat disebutkan bahwa beberapa orang dari kalangan kaum  musyrik antara lain Ubay bin Khalaf dan Al`As bin Wail As Sahmy, datang  kepada Rasulullah, dan mereka membawa sepotong tulang yang sudah lapuk.  Lalu seorang di antara mereka berkata kepada Rasulullah dengan sikap  menantang: "Hai Muhammad, apakah engkau berpendapat bahwa Allah dapat  menghidupkan kembali tulang yang sudah lapuk ini? Maka Rasulullah saw  menjawab: "Tentu, Allah akan membangkitkanmu kembali, dan akan  memasukkanmu ke dalam neraka".
 Maka turunlah ayat ini yang menyebut  bahwa orang musyrik yang berkata kepada Rasulullah itu telah  mengemukakan sesuatu yang menurut pendapatnya merupakan sesuatu yang  tidak akan dapat dijawab oleh Rasulullah, karena tulang belulang yang  telah lapuk itu tak mungkin lagi menjadi manusia yang hidup dan utuh.  Sebab itu ia mengemukakan pertanyaan: "Siapakah yang dapat menghidupkan  kembali tulang yang sudah lapuk ini?".
 Mereka berpendapat demikian  adalah karena mereka telah melupakan asal kejadian mereka masing-masing.  Allah telah menciptakan mereka dari setetes air mani, sehingga mereka  lahir berwujud manusia yang hidup dan utuh. Jika seandainya mereka  mengingat dan menyadari hal ini, pastilah mereka yakin, bahwa Allah juga  kuasa menghidupkannya kembali sesudah mati, walaupun tulang belulang  mereka sudah remuk.
 Bagi manusia sendiri, mengulang suatu perbuatan  lebih mudah daripada melakukannya pertama kali. Akan tetapi bagi Allah  menciptakan sesuatu pertama kali sama saja mudahnya dengan  mengulanginya, karena Allah Maha Kuasa.
 |  | 
   | 79 | Katakanlah: `Ia akan dihidupkan oleh Tuhan  yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang  segala makhluk,(QS. 36:79) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 79 
 
 قُلْ يُحْيِيهَا الَّذِي أَنْشَأَهَا أَوَّلَ مَرَّةٍ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيمٌ (79 Maka  pada akhir ayat ini Allah menyuruh Nabi Muhammad untuk menjawab  pertanyaan orang tersebut di atas, dengan menegaskan bahwa yang akan  menghidupkan tulang-tulang lapuk itu kembali menjadi manusia yang hidup  dan utuh adalah Allah yang dahulu telah menciptakannya pada kali yang  pertama, dari tidak ada menjadi ada, dan Allah Maha Mengetahui segala  sesuatu.
 |  | 
   | 80 | yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu.`(QS. 36:80) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 80 
 
 الَّذِي جَعَلَ لَكُمْ مِنَ الشَّجَرِ الْأَخْضَرِ نَارًا فَإِذَا أَنْتُمْ مِنْهُ تُوقِدُونَ (80 Pada  ayat ini disebutkan bahwa Allah juga memerintahkan Rasul Nya untuk  menjelaskan kepada orang-orang musyrik tersebut bahwa yang akan  menghidupkan kembali tulang-tulang lapuk tersebut adalah Allah yang  telah menciptakan untuk mereka api yang menyala dari kayu yang semula  merupakan pohon yang basah dan hijau tetapi kemudian kayu itu menjadi  kering sehingga dapat menyalakan api.
 Percontohan ini merupakan hal  yang cukup jelas bagi mereka yang sehari-hari menggunakan kayu api.  Mereka mengira, bahwa tulang-tulang yang sudah lapuk itu telah menjadi  dingin dart kering tidak dapat lagi menerima kehidupan. Dan kehidupan  ini memerlukan adanya panas. Padahal sehari-hari mereka menyaksikan  bahwa kayu yang sudah lapuk dan dingin dapat menimbulkan panas dan  menghidupkan api. Bahkan kayu yang masih basah dan berdaun ada juga yang  dapat menyalakan api.
 Dengan demikian tepatlah Allah memberikan  contoh, bahkan bukan hanya kayu yang kering saja dapat menyalakan api  tetapi kayu yang masih hijau dan basahpun dapat juga dijadikan kayu api.  Sebaliknya, tulang-tulang yang dapat menerima kehidupan bukan hanya  tulang-tulang yang segar, tetapi tulang yang sedan lapukpun dapat pula  menerima kehidupan dengan kekuasaan Allah SWT.
 |  | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar