| 21 | Berkatalah orang-orang yang tidak  menanti-nanti pertemuan (nya) dengan Kami:` Mengapakah tidak diturunkan  kepada kita malaikat atau (mengapa) kita (tidak) melihat Tuhan kita?  `Sesungguhnya mereka memandang besar tentang diri mereka benar-benar  telah melampaui batas (dalam melakukan) kezaliman.(QS. 25:21) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Furqaan 21 
 
 وَقَالَ  الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا لَوْلَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا  الْمَلَائِكَةُ أَوْ نَرَى رَبَّنَا لَقَدِ اسْتَكْبَرُوا فِي أَنْفُسِهِمْ  وَعَتَوْا عُتُوًّا كَبِيرًا (21 Orang-orang yang mengingkari dan  tidak percaya hari kebangkitan pada Hari Kiamat bahwa mereka akan  dihadapkan ke hadirat Allah untuk diadili segala amal perbuatannya di  dunia, mereka berkata dengan penuh kesombongan: "Mengapa tidak  diturunkan kepada kita malaikat yang menjadi saksi atas kebenaran  Muhammad, sehingga dapat menghilangkan keragu-raguan kita tentang  kebenaran wahyu yang diturunkan kepadanya atau jika hal itu sulit untuk  dilaksanakan, mengapa kita tidak langsung saja melihat Tuhan kita yang  dengan nyata menerangkan kepada kita bahwa Muhammad itu benar-benar  diutus oleh-Nya untuk menyampaikan kabar gembira dan memberi peringatan,  dan jika yang demikian itu dilaksanakan, niscaya kita semuanya akan  beriman kepada Muhammad". Mereka mengucapkan yang demikian itu tidak  lain hanyalah karena kesombongan mereka sendiri, dan karena kelaliman  mereka dengan mendustakan seorang utusan Allah. Mereka sama sekali tidak  menghiraukan mukjizat besar dan nyata yang telah dikemukakan oleh  Rasulullah saw kepada mereka, dan setiap orang yang berakal sehat pasti  tercengang mendengar ucapan-ucapan mereka itu dan menilainya seperti  ucapan orang yang sinting sebagaimana tercantum dalam firman Allah:
 
 
 
 أم تأمرهم أحلامهم بهذا أم هم قوم طاغون Artinya: Apakah  mereka diperintah oleh pikiran-pikiran mereka untuk mengucapkan  tuduhan-tuduhan ini ataukah mereka kaum yang melampaui batas?. (Q.S. At  Tur: 32)
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Furqaan 21
 
 وَقَالَ  الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا لَوْلَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا  الْمَلَائِكَةُ أَوْ نَرَى رَبَّنَا لَقَدِ اسْتَكْبَرُوا فِي أَنْفُسِهِمْ  وَعَتَوْا عُتُوًّا كَبِيرًا (21
 
 (Berkatalah orang-orang yang tidak  menanti-nanti pertemuannya dengan Kami,) yakni orang-orang yang tidak  takut kepada adanya hari berbangkit dan hari pembalasan ("Mengapakah  tidak) (diturunkan kepada kita malaikat) yang menjadi Rasul-rasul kepada  kita (atau mengapa kita tidak melihat Rabb kita?") kemudian kita diberi  tahu, bahwa Muhammad adalah Rasul-Nya. Lalu Allah berfirman,  ("Sesungguhnya mereka memandang besar) merasa besar (tentang diri mereka  dan mereka telah melampaui batas) berlaku sangat kurang ajar (dengan  kelewat batas yang sangat besar) disebabkan mereka berani meminta  melihat Allah swt. di dunia. Lafal 'Atauw dengan memakai huruf Wau  sesuai dengan kata asalnya, berbeda dengan lafal 'Ataa yang huruf  akhirnya telah diganti menjadi Ya, seperti dalam surah Maryam.
 |  | 
   | 22 | Pada hari mereka melihat-malaikat di hari itu  tidak ada kabar gembira bagi orang-orang yang berdosa dan mereka  berkata:` Hijraan mahjuura `(QS. 25:22) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Furqaan 22 
 
 يَوْمَ يَرَوْنَ الْمَلَائِكَةَ لَا بُشْرَى يَوْمَئِذٍ لِلْمُجْرِمِينَ وَيَقُولُونَ حِجْرًا مَحْجُورًا (22 Pada  hari orang-orang kafir itu melihat malaikat maka pada hari itu tidak  ada kabar gembira bagi orang-orang yang berdosa, ketika mereka berkata:  "hijran mahjura", yang artinya diharamkan kepada kamu menerima kabar  baik yaitu akan dapat ampunan atau masuk surga, karena keduanya itu  hanya diperuntukkan bagi mereka yang beriman kepada Allah dan  membenarkan Rasul-Nya". Kemudian Allah SWT menjelaskan sebab-sebab  kemalangan dan kerugian orang kafir itu pada ayat berikutnya.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Furqaan 22
 
 
 يَوْمَ يَرَوْنَ الْمَلَائِكَةَ لَا بُشْرَى يَوْمَئِذٍ لِلْمُجْرِمِينَ وَيَقُولُونَ حِجْرًا مَحْجُورًا (22 (Pada  hari mereka melihat Malaikat) di antara makhluk-makhluk Allah yang  lainnya, yaitu pada hari kiamat. Lafal Yauma dinashabkan oleh lafal  Udzkur, yang keberadaannya diperkirakan sebelumnya; maksudnya, ingatlah  pada hari mereka melihat Malaikat (di hari itu tidak ada kabar gembira  bagi orang-orang yang berdosa) yakni orang-orang kafir, berbeda  keadaannya dengan orang-orang Mukmin, bagi mereka kabar gembira yaitu  mendapatkan surga (dan mereka berkata: 'Hijran mahjuuran'") sebagaimana  kebiasaan mereka di dunia apabila mereka tertimpa kesengsaraan, artinya:  lindungilah kami di tempat perlindungan. Mereka pada hari itu meminta  perlindungan kepada Malaikat. Kemudian Allah berfirman,
 |  | 
   | 23 | Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.(QS. 25:23) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Furqaan 23 
 
 وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا (23 Allah  akan memperlihatkan segala kebaikan yang pernah dikerjakan orang kafir  selama hidup di dunia seperti; menghubungkan silaturahmi, menolong orang  yang menderita, memberikan derma untuk meringankan bencana alam,  memberi bantuan kepada rumah sakit, yatim piatu, membebaskan atau  menebus orang-orang tawanan dan sebagainya. Kebaikan-kebaikan itu  walaupun besarnya laksana gunung, mereka hanya dapat melihat saja, lalu  Kami jadikan amal itu bagaikan debu yang beterbangan di angkasa. Mereka  sedikitpun tidak dapat mengambil manfaat darinya, sehingga mereka duduk  termenung penuh dengan penyesalan. Itulah yang mereka rasakan sebagai  akibat kekafiran dan kesombongan mereka. Jauh berbeda sekali dengan  nasib orang-orang yang beriman.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Furqaan 23
 
 
 وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا (23 ("Dan  Kami hadapi) kami hadapkan (segala amal yang mereka kerjakan) amal  kebaikan seperti sedekah, menghubungkan silaturahmi, menjamu tamu dan  menolong orang yang memerlukan pertolongan sewaktu di dunia (lalu Kami  jadikan amal itu bagaikan debu yang beterbangan.") amal perbuatan mereka  tidak bermanfaat sama sekali pada hari itu, tidak ada pahalanya sebab  syaratnya tak terpenuhi, yaitu iman, akan tetapi mereka telah  mendapatkan balasannya selagi mereka di dunia.
 |  | 
   | 24 | Penghuni-penghuni syurga pada hari itu paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya.(QS. 25:24) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Furqaan 24 
 
 أَصْحَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَئِذٍ خَيْرٌ مُسْتَقَرًّا وَأَحْسَنُ مَقِيلًا (24 Kaum  mukmin penghuni surga, pada hari itu paling baik tempat tinggalnya  dibanding dengan tempat kediaman kaum musyrikin di dunia yang oleh  mereka selalu dijadikan kemegahan dan kemewahan. Tempat kediaman ahli  surga, adalah merupakan tempat istirahat yang paling indah. Kenikmatan  di dunia hanya sebentar dapat dirasakan yaitu selama hidup saja dan  kesenangannyapun hanya memperdayakan belaka, seperti tersebut dalam  firman Allah SWT:
 
 
 
 كل نفس ذائقة الموت وإنما توفون أجوركم يوم القيامة فمن زحزح عن النار وأدخل الجنة فقد فاز وما الحياة الدنيا إلا متاع الغرور Artinya: Tiap-tiap  yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat  sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan  dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan  dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (Q.S. Ali  Imran: 185)
 
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Furqaan 24
 
 
 أَصْحَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَئِذٍ خَيْرٌ مُسْتَقَرًّا وَأَحْسَنُ مَقِيلًا (24 (Penghuni-penghuni  surga pada hari itu) di hari kiamat (paling baik tempat tinggalnya)  lebih baik daripada tempat tinggal orang-orang kafir sewaktu di dunia  (dan paling indah tempat istirahatnya) lebih indah daripada tempat  istirahat mereka sewaktu di dunia. Lafal Maqiila artinya tempat untuk  beristirahat di tengah hari yang panas. Kemudian dari pengertian ini  dapat diambil kesimpulan makna tentang selesainya masa perhitungan amal  perbuatan, yaitu di waktu tengah hari, hanya memakan waktu setengah  hari, seperti yang telah disebutkan di dalam hadis.
 |  | 
   | 25 | Dan (ingatlah) hari (ketika) langit pecah belah mengeluarkan kabut putih dan diturunkanlah malaikat bergelombang-gelombang.(QS. 25:25) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Furqaan 25 
 
 وَيَوْمَ تَشَقَّقُ السَّمَاءُ بِالْغَمَامِ وَنُزِّلَ الْمَلَائِكَةُ تَنْزِيلًا (25 Pada  ayat ini Allah memerintahkan kepada Muhammad supaya memberi peringatan  kepada kaumnya tentang kedahsyatan hari kiamat, di mana langit akan  pecah, dan semua benda angkasa yang berada di dalamnya akan hancur  bagaikan kabut yang beterbangan, akibat benturan planet-planet dan  bintang-bintang yang tidak berjalan lagi menurut ketentuan orbitnya  masing-masing, sebagaimana dalam firman Allah:
 
 
 
 وفتحت السماء فكانت أبوابا وسيرت الجبال فكانت سرابا Artinya: Dan  dibukalah langit, maka terdapatlah beberapa pintu, dan dijalankanlah  gunung-gunung maka menjadi fatamorganalah ia. (Q.S. An Naba: 19-20)
 Dan seperti firman Allah:
 
 
 
 إذا الشمس كورت وإذا النجوم انكدرت وإذا الجبال سيرت .... .... علمت نفس ما أحضرت Artinya: Apabila  matahari digulung, dan apabila bintang-bintang berjatuhan, dan apabila  gunung-gunung dihancurkan .. maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa  yang telah dikerjakannya. (Q.S. At Takwir: 1,2,3 dan 14)
 Maka pada  hari yang dahsyat itu diturunkanlah malaikat secara bergelombang sambil  membawa kitab-kitab yang berisi catatan semua amal hamba-hamba Allah  yang mereka saksikan ketika mereka masih hidup di dunia untuk dijadikan  bahan bukti ketika diadili Allah di padang mahsyar.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Furqaan 25
 
 
 وَيَوْمَ تَشَقَّقُ السَّمَاءُ بِالْغَمَامِ وَنُزِّلَ الْمَلَائِكَةُ تَنْزِيلًا (25 (Dan  ingatlah di hari ketika langit pecah) yaitu semua langit (mengeluarkan  kabut) seraya mengeluarkan kabut yang berwarna putih (dan diturunkan  Malaikat) dari setiap lapisan langit (bergelombang-gelombang) pada hari  kiamat itu. Dinashabkannya lafal Yauma karena pada sebelumnya  diperkirakan ada lafal Udzkur. Menurut qiraat yang lain lafal Tasyaqqaqu  dibaca Tasysyaqqaqu dengan ditasydidkannya huruf Syin yang diambil dari  asal kata Tatasyaqqaqu. Kemudian huruf Ta yang kedua diganti menjadi  Syin lalu diidgamkan kepada Syin yang kedua sehingga menjadi  Tasysyaqqaqu. Sedangkan menurut qiraat yang lainnya lagi lafal Nuzzila  dibaca Nunzilu dan lafal Al Malaaikatu dibaca Al Malaaikata, sehingga  bacaan lengkapnya menurut qiraat ini menjadi Nunzilul Malaaikata,  artinya, Kami menurunkan Malaikat-malaikat.
 |  | 
   | 26 | Kerajaan yang hak pada hari itu adalah  kepunyaan Tuhan Yang Maha Pemurah. Dan adalah (hari itu), satu hari yang  penuh kesukaran bagi orang-orang kafir.(QS. 25:26) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Furqaan 26 
 
 الْمُلْكُ يَوْمَئِذٍ الْحَقُّ لِلرَّحْمَنِ وَكَانَ يَوْمًا عَلَى الْكَافِرِينَ عَسِيرًا (26 Kerajaan  yang hak pada hari kiamat itu adalah kepunyaan Allah Yang Maha Pemurah.  Dia-lah Yang mempunyai kekuasaan yang menentukan yang akan mengadili  sekalian hamba-Nya dengan penuh keadilan dan memperlakukan  hamba-hamba-Nya yang beriman dengan penuh kasih sayang. Pada hari itu  terasa benar akibat kekafiran dan keingkaran orang-orang musyirikin,  yaitu hari yang penuh kesukaran bagi orang-orang kafir, karena tidak ada  yang memberi syafaat atau pertolongan kepada mereka yang telah putus  asa itu.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Furqaan 26
 
 الْمُلْكُ يَوْمَئِذٍ الْحَقُّ لِلرَّحْمَنِ وَكَانَ يَوْمًا عَلَى الْكَافِرِينَ عَسِيرًا (26
 
 (Kerajaan  yang hak pada hari itu adalah kepunyaan Allah Yang Maha Pemurah) tiada  seorang pun yang menyaingi-Nya dalam hal ini. (Dan adalah) hari itu  (satu hari yang penuh kesukaran bagi orang-orang kafir) berbeda dengan  keadaan orang-orang yang beriman.
 |  | 
   | 27 | Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang  zalim menggigit dua tangannya seraya berkata:` Aduhai kiranya (dulu) aku  mengambil jalan bersama-sama Rasul. `(QS. 25:27) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Furqaan 27 
 
 وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا (27 Pada  hari itu orang-orang yang zalim akan menggigit jari mereka dengan penuh  penyesalan karena telah melalaikan kewajiban-kewajibannya selama hidup  di dunia, dan dengan sombong, mereka telah berpaling dari kebenaran yang  dibawa oleh utusan Allah kepada mereka. Mereka menangis tersedu-sedu  mengharapkan kiranya dulu ketika hidup di dunia mereka mengikuti ajakan  Rasulullah kepada jalan yang lurus yang membawa keselamatan dunia dan  akhirat. Mereka berkata dengan penuh penyesalan: "Kiranya aku di dunia  mengikuti Muhammad, aduhai kiranya dulu aku bersama-sama beliau  mengambil jalan yang benar. Aduhai, kiranya aku dulu dapat menahan  kesombongan sehingga dengan tulus ikhlas memeluk agama Islam". Hanya  sayang keluhan itu tidak berguna lagi. Dan mereka mengeluh pula karena  keliru mencari kawan.
 
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Furqaan 27
 
 
 وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا (27 (Dan  ingatlah hari ketika itu orang yang zalim) orang musyrik, yaitu Uqbah  bin Mu'ith yang pernah membaca dua kalimat syahadat, kemudian ia menjadi  murtad demi mengambil hati Ubay bin Khalaf (menggigit dua tangannya)  karena menyesal dan kecewa, di hari kiamat (seraya berkata, "Aduhai!)  huruf Ya menunjukkan makna penyesalan (Kiranya dahulu aku mengambil  bersama Rasul) yakni Nabi Muhammad (jalan) petunjuk.
 |  | 
   | 28 | Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab (ku).(QS. 25:28) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Furqaan 28 
 
 يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا (28 Inilah  kecelakaan yang besar pula. Kiranya aku dulu tidak menjadikan si fulan  itu teman akrabku yang telah menjerumuskan aku ke dalam kesesatan".  Memang yang menjerumuskan manusia ke dalam kecelakaan dan kesesatan itu  ada kalanya setan sendiri atau setan yang berbentuk manusia, seperti  seorang musyrik Arab yang bernama Ubay bin Khalaf.
 Diriwayatkan  dalam sebuah hadis bahwa seorang yang bernama 'Uqbah bin Abu Mu'it  sering duduk menghadiri pengajian Nabi Muhammad saw, sehingga karena  dipandang sebagai kenalannya, maka pada suatu hari ia mengundang Nabi  saw makan di rumahnya. Setelah makanan disiapkan, Nabi saw tidak mau  makan, melainkan setelah tuan rumah mengucapkan dua kalimat syahadat.  Maka 'Uqbah mengucapkan kalimat syahadat, dan pada hari itu ia sudah  dipandang memeluk agama Islam.
 Berita tentang 'Uqbah masuk Islam itu  setelah sampai kepada Ubay bin Khalaf teman akrabnya membangkitkan  kemarahannya, sampai ia berkata kepada 'Uqbah: "Apa betul engkau telah  meninggalkan agama nenek moyangmu dan memeluk agama Muhammad?" Uqbah  menjawab: "Demi Allah, tidak. Muhammad hanya datang ke rumahku. Aku  sodorkan makanan kepadanya, tetapi ia tidak mau makan kecuali bila aku  sudah mengucapkan dua kalimah syahadat. Oleh karena aku malu, jika ada  tamu tidak mau makan makananku, maka aku mengucapkan dua kalimat  syahadat itu, dan sekali-kali bukan dengan maksud masuk Islam". Ubay bin  Khalaf berkata: "Jika benar ucapanmu itu, bahwa kamu hanya berpura-pura  saja, maka saya tidak suka bersahabat lagi dengan kamu kecuali kamu  harus berani menginjak Muhammad dan meludahi wajahnya". Pada suatu hari  Uqbah menjumpai Muhammad saw sedang salat di Darun Nadwah, dekat  Baitullah, lalu dikerjakan perbuatannya yang terkutuk itu dan Nabi saw  berkata: "Awas hai Uqbah, bila aku menjumpai nanti di luar kota Mekah,  Insya Allah pasti aku akan memukulmu dengan pedang pada lehermu". Maka  pada waktu perang Badar Uqbah ditawan dan Nabi menyuruh Ali bin Abu  Talib memotong lehernya. Itulah akibat yang diderita oleh Uqbah bin Abu  Mu'it, karena murtadnya dan perbuatannya yang sangat terkutuk terhadap  Nabi ketika beliau sedang salat di muka Baitullah itu. Pantaslah jika ia  pada hari kiamat nanti mengeluarkan keluhannya yang penuh dengan  penyesalan itu.
 Adapun nasib yang menimpa Ubay bin Khalaf, ialah  ketika terjadi perang Uhud, Nabi saw melemparkan sebuah tombak kepadanya  yang tepat mengenai tenggorokannya. Ia tidak banyak mengeluarkan darah,  karena darahnya terbendung dalam kerongkongannya. Ia hanya  meraung-raung saja menderita kesakitan, sehingga dengan cara sempoyongan  ia kembali kepada kaumnya, yang tidak dapat menolong lagi dan iapun  mati beberapa hari kemudian dalam keadaan yang sangat menyedihkan. Oleh  karena itu Nabi saw memberi pedoman supaya selalu mencari sahabat atau  teman yang akrab yang baik. Sabda beliau:
 
 
 
 الرجل على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل. Artinya: Manusia  akan dikumpulkan di padang mahsyar bersama teman se agamanya. Oleh  karena itu, perhatikanlah olehmu siapa yang dijadikan teman akrabmu itu.  (H.R. Abu Daud dan Tirmizi)
 Dan sabda Rasulullah saw:
 
 
 
 لا تصاحب إلا مؤمنا ولا يأكل طعامك إلا تقي Artinya: Jangan  bersahabat melainkan dengan orang yang beriman, dan jangan memakan  hidanganmu melainkan orang yang bertakwa. (H.R. Abu Daud dan Tirmizi)
 Dan Sabda Rasulullah saw:
 
 
 
 إنما  مثل الجليس الصالح وجليس السوء كحامل المسك ونافخ الكير فحامل المسك إما  أن يحذيك وإما أن تبتاع منه وإما أن تجد منه ريحا طيبة ونافخ الكير إما أن  يحرق ثيابك وإما أن تجد منه ريحا منتنة Artinya: Perumpamaan teman  duduk yang baik dan yang jahat, ialah seperti pembawa minyak kasturi  dan pandai besi. Pembawa minyak kasturi itu adakalanya kamu menerima  atau membeli minyak daripadanya. Dan paling sedikit kamu mendapatkan bau  harum daripadanya. Adapun pandai besi kadang-kadang ia membakar  pakaianmu karena semburan apinya atau paling sedikit kamu menjumpai bau  keringatnya yang busuk". (H.R. Syaikhani dari Abu Musa Al Asy'ari)
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Furqaan 28
 
 
 يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا (28 (Kecelakaan  besar bagiku) huruf Alif dari lafal Yaa Wailataa merupakan pergantian  Ya Idhafah, asalnya adalah Yaa Wailatii maknanya alangkah binasanya aku  (kiranya aku dahulu tidak menjadikan si Polan itu) yakni Ubay bin Khalaf  yang dijilatnya tadi (teman akrab).
 |  | 
   | 29 | Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al  quran ketika Al quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu  tidak mau menolong manusia.(QS. 25:29) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Furqaan 29 
 
 لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا (29 Orang-orang  kafir itu berkata: "Si Fulan itu telah menyesatkan aku dari ajaran  Alquran dan dari beriman kepada Muhammad setelah petunjuk itu datang  kepadaku. Dan adalah kebiasaan setan itu menipu manusia dan  memalingkannya dari kebenaran dan tidak mau menolong manusia yang telah  disesatkannya itu.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Furqaan 29
 
 
 لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا (29 (Sesungguhnya  dia telah menyesatkan aku dari peringatan) Alquran (sesudah peringatan  itu datang kepadaku") karena dialah yang menjadikan aku murtad dan tidak  beriman lagi kepada Alquran. Kemudian Allah berfirman, ("Dan adalah  setan itu terhadap manusia) yang kafir (selalu membuat kecewa.") karena  ia akan meninggalkannya begitu saja, cuci tangan bilamana manusia  tertimpa malapetaka.
 |  | 
   | 30 | Berkatalah Rasul:` Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al quran ini suatu yang tidak diacuhkan `.(QS. 25:30) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Furqaan 30 
 
 وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا (30 .  Rasulullah saw berkata, seraya mengadu kepada Allah SWT: "Ya Tuhanku,  sesungguhnya kaumku yang aku diutus untuk mengajak mereka kepada  ketauhidan menjadikan Alquran ini sesuatu yang tidak dihiraukan lagi.  Mereka tidak beriman kepadanya, tidak memperhatikan janjinya dan  peringatan-peringatannya: Bahkan berpaling dari mendengarnya dan  mengikutinya. Kemudian Allah menyuruh Rasul-Nya berlaku sabar menghadapi  persoalan-persoalan yang berat itu.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Furqaan 30
 
 
 وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا (30 (Berkatalah  Rasul) Nabi Muhammad, ("Ya Rabbku! Sesungguhnya kaumku) kabilah Quraisy  (menjadikan Alquran ini suatu yang diasingkan") ditinggal begitu saja.  Maka Allah swt. berfirman,
 |  | 
   | 31 | Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi  tiap-tiap nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa. Dan cukuplah  Tuhanmu menjadi Pemberi petunjuk dan Penolong.(QS. 25:31) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Furqaan 31 
 
 وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ وَكَفَى بِرَبِّكَ هَادِيًا وَنَصِيرًا (31 Dan  seperti itulah telah Kami adakan bagi tiap-tiap Nabi musuh dari  orang-orang yang berdosa yang selalu mencemoohkan kesucian agama dan  meremehkan petunjuk yang dibawa oleh Rasul-rasul kepada mereka. Oleh  karena itu janganlah engkau berputus asa ataupun merasa sendirian  menghadapi tantangan-tantangan seperti itu, karena cukuplah Tuhanmu  menjadi Pemimpin dan Penolongmu. Sesuai dengan firman Allah:
 
 
 
 وكذلك جعلنا لكل نبي عدوا شياطين الإنس والجن يوحي بعضهم إلى بعض زخرف القول غرورا Artinya: Dan  demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh yaitu  setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka  membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang  indah-indah untuk menipu (manusia). (Q.S. Al An'am: 112)
 
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Furqaan 31
 
 
 وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ وَكَفَى بِرَبِّكَ هَادِيًا وَنَصِيرًا (31 ("Dan  seperti itulah) sebagaimana Kami telah menjadikan bagimu musuh dari  kalangan orang-orang musyrik kaummu sendiri (Kami adakan bagi tiap-tiap  Nabi) sebelum kamu (musuh dari orang-orang yang berdosa) yakni  orang-orang musyrik maka bersabarlah sebagaimana mereka bersabar. (Dan  cukuplah Rabbmu menjadi Pemberi petunjuk) bagimu (dan Penolong") yang  menolong kamu terhadap musuh-musuhmu.
 |  | 
   | 32 | Berkatalah orang-orang yang kafir:` Mengapa Al  quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja? `; Demikianlah  supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya kelompok  demi kelompok.(QS. 25:32) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Furqaan 32 
 
 وَقَالَ  الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ جُمْلَةً  وَاحِدَةً كَذَلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلًا  (32 Orang-orang Yahudi berkata: "Mengapa Alquran itu tidak  diturunkan kepada Muhammad sekali turun saja?". Seperti kitab-kitab dari  Allah sebelumnya. Kitab Taurat kepada Musa dan Zabur kepada Daud.  Anggapan orang-oranag Yahudi bahwa kitab-kitab sebelum Alquran  diturunkan kepada Rasul-rasul-Nya secara sekaligus adalah anggapan yang  salah. Sebab kitab Taurat sendiri diturunkan dalam 18 tahun seperti  diterangkan dalam beberapa nas dalam kitab Taurat. Maka Allah menolak  anggapan mereka itu dan menerangkan apa sebab-sebabnya mengapa Alquran  diturunkan secara berangsur-angsur. Demikianlah supaya Kami perkuat  hatimu dengan diturunkannya Alquran secara berangsur-angsur dan agar  mudah dihafalkannya.
 Tersebut dalam firman Allah:
 
 
 
 وقرآنا فرقناه لتقرأه على الناس على مكث ونزلناه تنزيلا Artinya: Dan  Alquran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu  membacakannya perlahan-lahan kepada manusia, dan Kami menurunkannya  bagian demi bagian. (Q.S. Al Isra': 106)
 Turunnya Alquran secara berangsur-angsur memang mengandung banyak hikmah:
 1.  Karena Nabi Muhammad saw tidak dapat membaca dan menulis (ummi) maka  seandainya Alquran itu diturunkan kepadanya sekaligus, tentulah menjadi  kesulitan baginya untuk menghafalnya dan menjaganya dari kesalahan dan  kekhilafan.
 2. Supaya hafalannya lebih sempurna dan terhindar dari segala kealpaan.
 3.  Seandainya Alquran itu diturunkan sekaligus, tentu  syariat-syariatnyapun diturunkan sekaligus; dan yang demikian itu pasti  mengakibatkan banyak kesulitan, tetapi karena turunnya berangsur-angsur  maka datangnya syariatpun berangsur-angsur sehingga mudah dilaksanakan.
 4.  Karena turunnya Alquran itu berangsur-angsur, maka Nabi Muhammad saw.  sering berjumpa dengan malaikat Jibril sehingga banyak menerima nasihat  guna menambah semangat. kesabaran dan ketabahan dalam menunaikan  risalah-Nya.
 5. Karena turunnya Alquran banyak berkaitan dengan  sebab-sebab turunnya seperti adanya pertanyaan-pertanyaan;  peristiwa-peristiwa, kejadian, maka yang demikian itu lebih membekas  dalam hati para sahabat karena merupakan pengalaman.
 6. Dengan  turunnya Alquran secara berangsur-angsur mereka tidak mampu meniru  Alquran walaupun satu ayat, apalagi jika Alquran itu diturunkan secara  sekaligus.
 7. Sebagian hukum syariat Islam pada permulaannya  diturunkan disesuaikan dengan adat-istiadat kaum Muslimin pada waktu  itu, yang kemudian setelah mereka tambah cerdas dan bertambah tebal  keimanannya baru diterapkan syariat Islam yang lebih sempurna dengan  ayat-ayat Alquran yang turun kemudian. Seandainya Alquran itu  diturunkannya sekaligus tentu hal demikian itu tidak mungkin terjadi.  Dan kami menurunkannya dan membacakannya dengan perantaraan Jibril  kelompok demi kelompok.
 
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Furqaan 32
 
 
 وَقَالَ  الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ جُمْلَةً  وَاحِدَةً كَذَلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلًا  (32 (Berkatalah orang-orang yang kafir, "Mengapa tidak) (diturunkan  kepadanya Alquran sekali turun saja?") sebagaimana kitab Taurat, kitab  Injil dan kitab Zabur. Allah menjawab melalui firman-Nya, "Kami sengaja  menurunkannya (demikian) secara terpisah-pisah (supaya Kami perkuat  hatimu dengannya) Kami menguatkan kalbumu dengan Alquran (dan Kami  membacakannya kelompok demi kelompok") Kami menurunkannya tahap demi  tahap secara perlahan dan tidak tergesa-gesa, supaya mudah dipahami dan  dihafal.
 |  | 
   | 33 | Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu  (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu  yang benar dan yang paling baik penjelasannya.(QS. 25:33) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Furqaan 33 
 
 وَلَا يَأْتُونَكَ بِمَثَلٍ إِلَّا جِئْنَاكَ بِالْحَقِّ وَأَحْسَنَ تَفْسِيرًا (33 Dan  tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu membawa sesuatu yang  batil yang mereka ada-adakan untuk menodai kerasulanmu, melainkan Kami  datangkan kepadamu suatu yang benar yang dapat menolak tuduhan mereka  dan Kami berikan penjelasan yanag paling baik.
 Hal seperti ini tersebut pula dalam firman Allah:
 
 
 
 بل نقذف بالحق على الباطل فيدمغه فإذا هو زاهق Artinya: Sebenarnya  Kami melontarkan yang hak kepada yang batil, lalu yang hak itu  menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap. (Q.S.  Al anbiya: 18)
 
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Furqaan 33
 
 
 وَلَا يَأْتُونَكَ بِمَثَلٍ إِلَّا جِئْنَاكَ بِالْحَقِّ وَأَحْسَنَ تَفْسِيرًا (33 (Tidaklah  orang-orang kafir itu datang kepadamu membawa sesuatu yang ganjil)  untuk membatalkan perkaramu (melainkan Kami datangkan kepadamu suatu  yang benar) yang menolak dan membantahnya (dan yang paling baik  penjelasannya) untuk menjelaskan perkara yang sebenarnya kepada mereka.
 |  | 
   | 34 | Orang-orang yang dihimpunkan ke neraka  Jahannam dengan diseret atas muka-muka mereka, mereka itulah orang yang  paling buruk tempatnya dan paling sesat jalannya.(QS. 25:34) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Furqaan 34 
 
 الَّذِينَ يُحْشَرُونَ عَلَى وُجُوهِهِمْ إِلَى جَهَنَّمَ أُولَئِكَ شَرٌّ مَكَانًا وَأَضَلُّ سَبِيلًا (34 Orang-orang  yang dihimpun ke neraka Jahanam, dengan diseret atas muka mereka dengan  rantai-rantai dan belenggu, ialah orang-orang yang paling buruk  tempatnya dan paling sesat jalannya. Nabi Muhammad disuruh Allah  mengucapkan kata-kata ini kepada orang-orang kafir yang mengemukakan  beberapa sifat yang ganjil dengan maksud untuk menodai kerasulannya,  seolah-olah beliau ini menyuruh mereka untuk mengadakan perbandingan  siapakah di antara mereka itu yang mendapat petunjuk dan siapa yang  berada dalam kesesatan. Sesuai dengan firman Allah:
 
 
 
 وإنا وإياكم لعلى هدى أو في ضلال مبين Artinya: Dan  sesungguhnya Kami atau kamu(orang-orang musyrik), pasti berada dalam  kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata. (Q.S. Saba: 24)
 Juga tersebut dalam hadis Rasulullah saw:
 
 
 
 يحشر  الناس يوم القيامة ثلاثة أصناف صنفا مشاة وصنفا ركبانا وصنفا على وجوههم  قيل يا رسول الله كيف يمشون على وجوههم? قال إن +الذي أمشاهم على أقدامهم  قادر على أن يمشيهم على وجوههم أما إنهم يتقون بوجوههم كل حدب وشوك Artinya: "Akan  dikumpulkan manusia pada hari kiamat dalam tiga golongan. segolongan  jalan kaki, segolongan lagi berkendaraan dan segolongan lagi berjalan di  atas wajahnya. Rasulullah ditanya: "Bagaimana mereka berjalan di atas  wajahnya?". Beliau menjawab: "Sesungguhnya Tuhan yang dapat menjalankan  mereka di atas kedua kakinya mampu pula menjalankan mereka di atas  wajahnya". Sesungguhnya mereka akan dapat menjaga wajahnya setiap yang  menonjol dan berduri". (H.R. Tirmizi dari abu Hurairah)
 Yang dimaksud di sini bahwa malaikat menyeret mereka atas wajah-wajahnya ke dalam neraka.
 |  | 
   | 35 | Dan sesungguhnya Kami telah memberikan Al  Kitab (Taurat) kepada Musa dan Kami telah menjadikan Harun saudaranya,  menyertai dia sebagai wazir (pembantu).(QS. 25:35) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Furqaan 35 
 
 وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَجَعَلْنَا مَعَهُ أَخَاهُ هَارُونَ وَزِيرًا (35 Pada  ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa Dia telah menurunkan kitab Taurat  kepada Musa seperti Kami telah menurunkan Alquran kepadamu dan Kami  telah menjadikan Harun saudaranya menyertai dia sebagai seorang wazir  (pembantu) yang selalu diajak musyawarah untuk diminta pendapatnya.  Dalam ayat lain diterangkan bahwa Harun itu diperbantukannya kepada Musa  sebagai seorang Nabi. Dan hal ini tidak bertentangan karena walaupun  Harun adalah seorang Nabi tetapi dalam bidang syariatnya mengikuti  syariat Musa dan mengikuti petunjuk-petunjuk-Nya. Kemudian Allah  menjelaskan bahwa Musa dan Harun diperintahkan supaya menyampaikan  risalahnya kepada Firaun dengan jaminan bahwa kemenangan terakhir pasti  berada pada sisi mereka. |  | 
   | 36 | Kemudian Kami berfirman kepada keduanya:`  Pergilah kamu berdua kepada kaum yang mendustakan ayat-ayat Kami `. Maka  Kami membinasakan mereka sehancur-hancurnya.(QS. 25:36) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Furqaan 36 
 
 فَقُلْنَا اذْهَبَا إِلَى الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَدَمَّرْنَاهُمْ تَدْمِيرًا (36 Kemudian  Allah memerintahkan kepada Musa dan Harun "pergilah kamu berdua kepada  Firaun dan kaumnya yang telah mendustakan tanda-tanda ke Essan Allah  yang berada di seluruh alam. Setelah mereka menunaikan tugasnya yaitu  menyampaikan risalahnya, dengan lemah lembut ternyata sikap Firaun tetap  mendustakan sehingga Allah membinasakan mereka sehancur-hancurnya.  Seperti tersebut dalam firman Allah:
 
 
 
 دمر الله عليهم وللكافرين أمثالها Artinya: Allah  telah menimpakan kebinasaan atas mereka dan orang-orang kafir akan  menerima (akibat-akibat) seperti itu. (Q.S. Muhammad: 10)
 Dan pada  peristiwa ini Allah menghibur Nabi Muhammad saw dan supaya berlaku  sabar, karena beliau bukanlah Nabi pertama yang didustakan oleh kaumnya.
 |  | 
   | 37 | Dan (telah Kami binasakan) kaum Nuh tatkala  mereka mendustakan rasul-rasul Kami tenggelamkan mereka dan Kami jadikan  (cerita) mereka itu pelajaran bagi manusia. Dan Kami telah menyediakan  bagi orang-orang zalim azab yang pedih;(QS. 25:37) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Furqaan 37 
 
 وَقَوْمَ  نُوحٍ لَمَّا كَذَّبُوا الرُّسُلَ أَغْرَقْنَاهُمْ وَجَعَلْنَاهُمْ  لِلنَّاسِ آيَةً وَأَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ عَذَابًا أَلِيمًا (37 Dan  demikian pula Allah telah bertindak (membinasakan) kaum Nuh yang telah  mendustakan para Rasul, di mana Nuh telah menunaikan risalahnya dengan  melaksanakan dakwah kepada kaumnya sedangkan yang beriman kepadanya  hanya sedikit sekali, lalu Allah menenggelamkan mereka dalam sebuah  topan besar yang membinasakan semua manusia dan binatang selain binatang  air kecuali yang berada dalam kapal Nabi Nuh itu. Dan Allah menjadikan  ceritera mereka itu (peristiwa itu) jadi pelajaran bagi umat manusia  supaya mereka selalu mengingati dan mensyukuri nikmat-nikmat Allah yang  telah menyelamatkan mereka dari bahaya topan. Hal ini sesuai dengan  firman Allah:
 
 
 
 إنا لما طغا الماء حملناكم في الجارية لنجعلها لكم تذكرة وتعيها أذن واعية Artinya: Sesungguhnya  Kami tatkala air telah naik (sampai ke gunung) Kami bawa (nenek moyang)  kamu ke dalam bahtera, agar Kami jadikan peristiwa itu peringatan bagi  kamu dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar. (Q.S. Al  Haqqah: 11-12)
 Lalu Allah menerangkan akibat orang-orang yang  mendustakan risalah Nuh dengan firman-Nya "dan kami telah menyediakan  bagi orang-orang zalim siksa yang pedih". Dan ayat ini mengandung  peringatan pada orang-orang Quraisy supaya mereka jangan sampai  mendustakan Nabi Muhammad karena besar kemungkinan merekapun akan  ditimpa azab seperti umat-umat terdahulu yang telah mendustakan  Rasul-rasul-Nya.
 
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Furqaan 37
 
 
 وَقَوْمَ  نُوحٍ لَمَّا كَذَّبُوا الرُّسُلَ أَغْرَقْنَاهُمْ وَجَعَلْنَاهُمْ  لِلنَّاسِ آيَةً وَأَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ عَذَابًا أَلِيمًا (37 (Dan)  ingatlah (kaum Nuh tatkala mereka mendustakan Rasul-rasul) mereka  mendustakan Nabi Nuh, mengingat Nabi Nuh tinggal bersama mereka dalam  kurun waktu yang lama sekali, maka diungkapkan dalam ayat ini  seolah-olah Nabi Nuh menduduki tempat Rasul-rasul. Atau karena dengan  mendustakan Nabi Nuh maka seolah-olah mereka mendustakan Rasul-rasul  lainnya yang membawa risalah yang sama dengan apa yang dibawa oleh Nabi  Nuh, yaitu ajaran Tauhid (Kami tenggelamkan mereka) lafal ayat ini  menjadi jawab dari Lamma (dan Kami jadikan cerita mereka bagi manusia)  sesudah mereka (sebagai tanda) pelajaran (dan Kami telah menyediakan) di  akhirat (untuk orang-orang yang zalim) yakni orang-orang kafir (azab  yang pedih) siksaan yang sangat menyakitkan di samping azab yang telah  mereka rasakan sewaktu hidup di dunia.
 |  | 
   | 38 | dan (Kami binasakan) kaum Aad dan Tsamud dan penduduk Rass dan banyak (lagi) generasi-generasi di antara kaum-kaum tersebut.(QS. 25:38) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Furqaan 38 
 
 وَعَادًا وَثَمُودَ وَأَصْحَابَ الرَّسِّ وَقُرُونًا بَيْنَ ذَلِكَ كَثِيرًا (38 Pada  ayat ini Allah menerangkan bahwa Dia telah membinasakan kaum Ad, kaum  Nabi Hud as dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang; dan Samud  kaum Nabi Saleh as dengan suara yang keras mengguntur dan membinasakan  pul penduduk Rass yang ada di negeri Yamamah yang telah membunuh  Nabinya. Dan telah banyak pula generasi-generasi yang lain kaum-kaum  tersebut yang telah dibinasakan.
 
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Furqaan 38
 
 
 وَعَادًا وَثَمُودَ وَأَصْحَابَ الرَّسِّ وَقُرُونًا بَيْنَ ذَلِكَ كَثِيرًا (38 (Dan)  ingatlah (kaum Ad) yakni kaum Nabi Hud (dan Tsamud) kaum Nabi Saleh  (dan penduduk Rass) nama sebuah sumur; Nabi mereka menurut suatu  pendapat adalah Nabi Syuaib, tetapi menurut pendapat yang lain bukan  Nabi Syuaib. Mereka tinggal di sekitar sumur itu, kemudian sumur itu  amblas berikut orang-orang yang tinggal di sekitarnya dan rumah-rumah  mereka pun ikut amblas (dan banyak lagi generasi-generasi) kaum-kaum (di  antara kaum-kaum tersebut) yakni antara kaum Ad dan penduduk Rass.
 |  | 
   | 39 | Dan Kami jadikan bagi masing-masing mereka  tamsil ibarat; dan masing-masing mereka itu benar-benar telah Kami  binasakan dengan sehancur-hancurnya.(QS. 25:39) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Furqaan 39 
 
 وَكُلًّا ضَرَبْنَا لَهُ الْأَمْثَالَ وَكُلًّا تَبَّرْنَا تَتْبِيرًا (39 Pada  ayat ini Allah menerangkan agar kisah umat dahulu itu diajarkan sebagai  tamsil/ibarat, dan menjelaskan kepada mereka dalil-dalil ke Esaan-Nya.  Tetapi ternyata mereka terus menerus mendustakan dan mengingkarinya  sehingga Allah membinasakan mereka sampai hancur lebur. Kemudian Allah  memerintahkan kepada Muhammad agar mengingatkan kepada orang-orang  musyrik Mekah, ketika mereka dalam perjalanan dagangnya selalu melalui  tempat-tempat kaum yang telah dibinasakan itu, agar mereka dapat  mengambil tamsil pelajaran sebagai tamsil/ibarat.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Furqaan 39
 
 
 وَكُلًّا ضَرَبْنَا لَهُ الْأَمْثَالَ وَكُلًّا تَبَّرْنَا تَتْبِيرًا (39 (Dan  Kami jadikan bagi masing-masing mereka tamsil) untuk menegakkan hujah  terhadap mereka, oleh karenanya tidak sekali-kali Kami membinasakan  mereka melainkan sesudah mereka Kami beri peringatan (dan masing-masing  mereka itu benar-benar telah Kami binasakan dengan sehancur-hancurnya)  yakni Kami tumpas mereka hingga binasa, disebabkan mereka telah  mendustakan nabi-nabi mereka.
 |  | 
   | 40 | Dan sesungguhnya mereka (kaum musyrik Mekah)  telah melalui sebuah negeri (Sadum) yang (dulu) dihujani dengan hujan  yang sejelek-jeleknya (hujan batu). Maka apakah mereka tidak menyaksikan  runtuhan itu; bahkan adalah mereka itu tidak mengharapkan akan  kebangkitan.(QS. 25:40) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Furqaan 40 
 
 وَلَقَدْ  أَتَوْا عَلَى الْقَرْيَةِ الَّتِي أُمْطِرَتْ مَطَرَ السَّوْءِ أَفَلَمْ  يَكُونُوا يَرَوْنَهَا بَلْ كَانُوا لَا يَرْجُونَ نُشُورًا (40 Sesungguhnya  kaum musyrikin Mekah sering melalui negeri Sodom yang dahulu pernah  dihujani dengan hujan batu yang sederas-derasnya dan bekas kediaman Nabi  Lut as yang terkenal dengan perbuatan homosexual. Maka apakah mereka  tidak menyaksikan bekas runtuhan itu sebagai azab akibat mendustakan  seorang utusan Allah. Kemudian Allah menjelaskan bahwa sebab utama yang  menutup mata hati mereka tentang turunnya azab itu bukannya mereka tidak  melihat tetapi oleh karena mereka tidak percaya akan adanya hari  kebangkitan pada hari kiamat, sesudah mereka mati.
 
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Furqaan 40
 
 
 وَلَقَدْ  أَتَوْا عَلَى الْقَرْيَةِ الَّتِي أُمْطِرَتْ مَطَرَ السَّوْءِ أَفَلَمْ  يَكُونُوا يَرَوْنَهَا بَلْ كَانُوا لَا يَرْجُونَ نُشُورًا (40 (Dan  sesungguhnya mereka telah melalui) yakni orang-orang kafir Mekah itu  sering melewati (sebuah negeri yang dihujani dengan hujan yang  sejelek-jeleknya) lafal As Sau' adalah bentuk Mashdar dari lafal Saa-a.  Maksudnya mereka telah dihujani dengan batu-batu; negeri tempat tinggal  mereka adalah suatu kota yang paling besar bagi kaum Nabi Luth, kemudian  Allah membinasakan mereka sebab mereka gemar melakukan perbuatan yang  keji. (Maka apakah mereka tidak menyaksikan bekas-bekasnya) di dalam  perjalanan mereka menuju ke negeri Syam, kemudian mereka mengambil  pelajaran darinya? Istifham atau kata tanya pada ayat ini mengandung  makna Taqrir, maksudnya, hendaklah mereka mengambil pelajaran dari  bekas-bekas itu (bahkan adalah mereka itu tidak mengharapkan) mereka  tidak takut sama sekali (akan kebangkitan) maksudnya hari mereka  dihidupkan kembali, mereka sama sekali tidak beriman kepadanya.
 |  | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar