Minggu, 11 Agustus 2013

TAFSIR AL QUR'AN SURAH AN-NUUR AYAT 41 - 60 ( 03 )

Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR] : AN-NUUR
Ayat [64]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:3/4
41 Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah, kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masingnya telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.(QS. 24:41)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 41

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُسَبِّحُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالطَّيْرُ صَافَّاتٍ كُلٌّ قَدْ عَلِمَ صَلَاتَهُ وَتَسْبِيحَهُ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ (41

Pada ayat ini Allah mengarahkan pikiran Nabi Muhammad saw pada khususnya dun pikiran manusia pada umumnya untuk memperhatikan alam, baik di langit maupun di bumi agar dia menginsafi bahwa di samping manusia sebagai makhluk Allah, banyak lagi bermacam-macam makhluk Nya yang bila diperhatikan pasti akan membawa kepada kepercayaan akan kekuasaan Khaliknya dan kebijaksaan Nya mengatur segala sesuatu dengan rapi dan seimbang. Semua makhluk itu walaupun tidak disadari oleh manusia tunduk patuh dun bertasbih menyucikan Nya menurut segala ketentuan yang telah ditetapkan Nya. Kalaulah ada sebuah bintang saja keluar dari garis edarnya dan tidak mematuhi tata tertib yang telah ditetapkan Allah, tentulah akan terjadi pembenturan di antara bintang-bintang yang mengakibatkan rusaknya susunan alam yang harmonis itu dan hancurlah sebagian dari bintang-bintang itu dan tidak mustahil bumi kita akan terkena malapetaka besar. Tetapi nyatanya tak pernah ada kejadian seperti itu dun yakinlah bahwa semua makhluk Allah itu senantiasa mematuhi semua tata tertib yang telah ditetapkan Nya. Allah menyuruh manusia memperhatikan setiap makhluk Nya yang kecil lagi lemah, yaitu burung yang dapat terbang melayang di udara dan kadang-kadang kelihatan seakan-akan dia berhenti sejenak di awang-awang sedang menurut undang-undang alam yaitu daya tarik bumi setiap barang yang mempunyai berat pasti akan jatuh ke bumi. Tetapi burung-burung itu sekalipun demikian tetap bermain-main di udara dengan aman tanpa ada sedikit pun kekhawatiran akan jatuh ke bumi. Hal ini karena Allah telah mengatur bentuk burung-burung itu dilengkapi dengan sayap dan dapat dikembangkan dan diketupkan. Maka dengan bentuk dan susunan seperti itu dia dapat mengatasi kaidah tarikan bumi terhadap sesuatu yang berbobot dan mempunyai berat. Kita tak dapat melihat bahwa burung-burung itu sedang menikmati karunia Allah kepadanya dan bersyukur dan bertasbih kepada Khalik penciptanya. Bertasbih bagi makhluk selain manusia bukanlah seperti kita bertasbih dengan berzikir dengan menyebut nama Nya tetapi bagi mereka ada cara-cara tertentu yang tak dapat kita ketahui. Allah lah Yang Maha Mengetahui bagaimana cara mereka bertasbih dan salat. Bila kita sadari bahwa semua makhluk Allah semenjak dari yang sekecil-kecilnya sampai kepada yang sebesar-besarnya bertasbih menyucikan nama Nya dan mensyukuri nikmat dan karunia Nya, sungguh amat mengherankan kenapa di antara manusia yang telah dianugerahi Nya akal pikiran dan perasaan, masih ingkar dan durhaka kepada Nya. Masih ada di antara mereka yang menyembah selain Nya dan mempersekutukan Nya dengan berhala atau manusia ciptaan Nya. Mereka tidak pernah bertasbih kepada Nya, menyucikan Nya dan mensyukuri nikmat Nya.
Alangkah bodoh dan dungunya orang-orang seperti itu pada hal makhluk yang tidak berakal selalu bertasbih menyucikan nama Nya. Pada suatu ketika pernah pernah Nabi Muhammad saw dengan rahmat Tuhannya mendengar batu kerikil di bawah telapak kakinya bertasbih kepada Allah. Pernah pula ketika Nabi Daud meniup serulingnya Allan memerintahkan kepada gunung-gunung dan burung-burung supaya bertasbih bersama Nabi Daud menyucikan nama Nya seperti tersebut dalam firman Nya:


ولقد آتينا داود منا فضلا يا جبال أوبى معه والطير وألنا له الحديد
Artinya:
Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud karunia dari Kami (Kami berfirman), "Hai gunung-gunung dan burung-burung bertasbihlah, berulang-ulang bersama Daud", dan Kami telah melunakkan besi untuknya". (Q.S. Saba: 10)


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nuur 41

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُسَبِّحُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالطَّيْرُ صَافَّاتٍ كُلٌّ قَدْ عَلِمَ صَلَاتَهُ وَتَسْبِيحَهُ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ (41

(Tidakkah kamu melihat, bahwasanya Allah kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi) dan termasuk ke dalam pengertian bertasbih adalah salat (dan juga burung-burung) lafal Thair adalah bentuk jamak dari lafal Ath Thaair, yakni makhluk yang terbang antara bumi dan langit (dengan mengembangkan sayapnya) lafal Shaaffaatin adalah Hal atau kata keterangan keadaan dari burung-burung tadi, yaitu burung-burung itu membaca tasbih dengan mengembangkan sayapnya. (Masing-masingnya telah diketahui) oleh Allah (cara salat dan bertasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan). Di dalam ungkapan ini, semuanya dianggap sebagai makhluk yang berakal.
42 Dan kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan kepada Allah-lah kembali (semua makhluk).(QS. 24:42)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 42 

وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ (42

Allah menegaskan pada ayat ini bahwa Dia lah yang mempunyai langit dan bumi Dia lah Yang mengatur dan Berkuasa atas segala yang ada di antara keduanya. Kepada Nyalah nanti semua makhluk ciptaan Nya akan kembali. Oleh sebab itu hendaklah manusia tunduk dan patuh kepada Nya dan selalu bersyukur memuji Nya atas segala nikmat dan karunia Nya. Hendaklah manusia memikirkan dan merenungkan kebesaran dan kekuasaan Nya yang dapat dibuktikan dengan memperhatikan dan menyelidiki ciptaan Nya di langit dan di bumi.
43 Tidakkah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian) nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar-xx dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.(QS. 24:43)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 43 

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُزْجِي سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهُ ثُمَّ يَجْعَلُهُ رُكَامًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَالِهِ وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ جِبَالٍ فِيهَا مِنْ بَرَدٍ فَيُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَصْرِفُهُ عَنْ مَنْ يَشَاءُ يَكَادُ سَنَا بَرْقِهِ يَذْهَبُ بِالْأَبْصَارِ (43

Pada ayat ini Allah mengarahkan pula perhatian Nabi saw dan manusia agar merenungkan bagaimana Dia menghalau awan dengan kekuasaan Nya dari suatu tempat ke tempat yang lain kemudian mengumpulkan awan-awan yang berarak itu pada suatu daerah, sehingga terjadilah tumpukan awan yang berat berwarna hitam, seakan-akan awan itu gunung-gunung besar yang berjalan di angkasa. Dengan demikian turunlah hujan lebat di daerah itu dun kadang-kadang hujan itu bercampur dengan es. Bagi kita di bumi ini jarang sekali melihat awan tebal yang berarak seperti gunung-gunung, tetapi bila kita naik kapal udara akan terlihatlah di bawah awan-awan yang bergerak pelan-pelan itu memang seperti gunung-gunung yang menjulang di sana sini dan bila awan itu menurunkan hujan nampak pula dengan jelas sebagaimana air itu turun ke bumi. Dengan hujun lebat itu kadang-kadang manusia di bumi mendapat rahmat dan keuntungan yang besar, karena sawah dan ladang yang sudah kering akibat musim kemarau, menjadi subur kembali dun tumbuhlah berbagai macam tanaman dengan suburnya sehingga manusia dapat memetik hasilnya dengan senang dan gembira.
Tetapi ada pula hujan yang lebat dan terus menerus turunnya dan menyebabkan terjadinya banjir di mana-mana sehingga terendamlah sawah ladang itu bahkan terendamlah suatu kampung seluruhnya, maka hujan lebat itu menjadi malapetaka bagi orang yang ditimpanya bukan sebagai rahmat yang menguntungkan. Semua itu terjadi adalah menurut iradah dan kehendak Nya, dan sampai sekarang belum ada suatu ilmupun yang dapat mengatur perkisaran angin dan perjalanan awan sehingga tidak akan terjadi banjir dan malapetaka itu. Di mana-mana terjadi topan dan hujan lebat yang membahayakan tetapi para ahli ilmu pengetahuan tetap mengangkat bahu karena tidak dapat mengatasinya. Semua ini menunjukkan kekuasaan Allah, ditimpakan rahmat dan nikmat kepada siapa yang dikehendaki Nya, dan ditimpakan Nya musibah dan malapetaka kepada siapa yang dikehendaki Nya.
Di antara keanehan alam yang dapat dilihat manusia ialah terjadinya kilat yang sambung-bersambung di waktu langit mendung dan dekat dengan turunnya hujan, kejadiannya guruh dan petir yang dahsyat dan bergemuruh. Meskipun ahli ilmu pengetahuan dapat menganalisa sebab musababnya kejadian itu, tetapi mereka tidak dapat menguasai dan mengendalikannya. Bukahkah ini suatu bukti pula bagi kekuasaan Allah.


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nuur 43 

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُزْجِي سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهُ ثُمَّ يَجْعَلُهُ رُكَامًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَالِهِ وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ جِبَالٍ فِيهَا مِنْ بَرَدٍ فَيُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَصْرِفُهُ عَنْ مَنْ يَشَاءُ يَكَادُ سَنَا بَرْقِهِ يَذْهَبُ بِالْأَبْصَارِ (43

(Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan) menggiringnya secara lembut (kemudian mengumpulkan antara bagian-bagiannya) dengan menghimpun sebagiannya dengan sebagian yang lain, sehingga yang tadinya tersebar kini menjadi satu kumpulan (kemudian menjadikannya bertindih-tindih) yakni sebagiannya di atas sebagian yang lain (maka kelihatanlah olehmu air) hujan (keluar dari celah-celahnya) yakni melalui celah-celahnya (dan Allah juga menurunkan dari langit). Huruf Min yang kedua ini berfungsi menjadi Shilah atau kata penghubung (yakni dari gunung-gunung yang menjulang padanya) menjulang ke langit; Min Jibaalin menjadi Badal daripada lafal Minas Samaa-i dengan mengulangi huruf Jarrnya (berupa es) sebagiannya terdiri dari es (maka ditimpakannya es tersebut kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Hampir-hampir) hampir saja (kilauan kilat awan itu) yakni cahayanya yang berkilauan (menghilangkan penglihatan) mata yang memandangnya, karena silau olehnya.
44 Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran yang besar bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan.(QS. 24:44)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 44 

يُقَلِّبُ اللَّهُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَعِبْرَةً لِأُولِي الْأَبْصَارِ (44

Di antara hal-hal yang menunjukkan kekuasaan Allah ialah beralihnya siang menjadi malam dan malam menjadi siang. Para ahli falak, hanya dapat menganalisa sebab terjadinya malam di suatu daerah demikian pula siang. Hal ini berpokok pangkal dari perjalanan matahari dan perputaran bumi. Tetapi mereka tidak mampu sama sekali untuk merubah ketentuan dan ketetapan Allah. Mereka tidak dapat memperpanjang atau memperpendek siang atau malam di suatu daerah. Hal ini harus mereka terima saja karena memang perputaran malam dan siang itu suatu ketentuan dari yang Maha Kuasa. Semua ini seharusnya menjadi perhatian dan pelajaran bagi orang-orang yang berpikir bahwa manusia sebagai makhluk Allah, dengan ilmunya yang sedikit hanya dapat menganalisa kejadian-kejadian dalam alam ini tetapi mereka tidak dapat menguasainya karena kekuasaan yang sebenarnya adalah di tangan Allah SWT.
45 Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.(QS. 24:45)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 45 

وَاللَّهُ خَلَقَ كُلَّ دَابَّةٍ مِنْ مَاءٍ فَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَى بَطْنِهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَى رِجْلَيْنِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَى أَرْبَعٍ يَخْلُقُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (45

Pada ayat ini Allah mengarahkan perhatian manusia supaya memperhatikan bintang-bintang yang bermacam-macam jenis dan bentuknya. Dia telah menciptakan semua jenis binatang itu dari air. Ternyata memang air itulah yang menjadi pokok bagi kehidupan binatang dan sebagian besar dari unsur-unsur yang ada dalam tubuhnya adalah air, dan tidak akan dapat bertahan dalam hidupnya tanpa air. Di antara binatang-binatang itu ada yang melata yang bergerak dan berjalan dengan perutnya seperti ular. Di antaranya ada yang berjalan dengan dua kaki dan ada pula yang berjalan dengan empat kaki, bahkan kita lihat pula di antara binatang-binatang itu yang banyak kakinya, tetapi tidak disebutkan dalam ayat ini karena Allah menerangkan bahwa Dia menciptakan apa yang dikehendaki Nya bukan saja binatang-binatang yang berkaki banyak tetapi mencakup semua binatang dengan berbagai macam bentuk. Masing-masing binatang itu diberinya naluri anggota dan alat-alat pertahanan agar ia dapat menjaga kelestarian hidupnya. Ahli-ahli ilmu hewan merasa kagum memperhatikan susunan tubuh anggota masing-masing hewan itu sehingga ia dapat bertahan atau menghindarkan diri dari musuhnya yang hendak membinasakannya. Hal itu semua menunjukkan kekuasaan Allah dan atas ketelitian dan kekokohan ciptaan Nya. Memang tidaklah dapat manusia bagaimanapun tinggi ilmu dan teknologinya menciptakan sesuatu seperti ciptaan Allah sebagaimana tersebut dalam firman Nya:


صنع الله الذي اتقن كل شيء إنه خبير بما تفعلون
Artinya:
(Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. An Naml: 88)
46 Sesungguhnya Kami telah menurunkan ayat-ayat yang menjelaskan. Dan Allah memimpin siapa yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.(QS. 24:46)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 46 

لَقَدْ أَنْزَلْنَا آيَاتٍ مُبَيِّنَاتٍ وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (46

Semua yang tersebut pada ayat-ayat sebelum ini dimulai dari ayat 41 menunjukkan kepada kekuasaan Nya dan kesempurnaan ciptaan Nya. Bagi ahli-ahli ilmu pengetahuan dalam segala bidang terbuka lapangan yang seluas-luasnya untuk meneliti dan menyelidiki berbagai macam ciptaan Allah, dan mengagumi bagaimana kokoh dan sempurnanya ciptaan itu. Sesungguhnya yang demikian itu terdapat bukti-bukti yang nyata tentang adanya Maha Pencipta, namun banyak juga di antara manusia walaupun ia mengagumi semua ciptaan Allah itu, tidak mengambil manfaat dari penelitiannya kecuali sekadar penelitian saja dan tidak membawa kepada keimanan. Memang demikianlah halnya, karena Allah hanya menunjukkan siapa yang dikehendaki Nya kepada jalan yang lurus.
47 Dan mereka berkata: `Kami telah beriman kepada Allah dan rasul, dan kami mentaati (keduanya).` Kemudian sebagian dari mereka berpaling sesudah itu, sekali-kali mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman.(QS. 24:47)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 47 

وَيَقُولُونَ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالرَّسُولِ وَأَطَعْنَا ثُمَّ يَتَوَلَّى فَرِيقٌ مِنْهُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ وَمَا أُولَئِكَ بِالْمُؤْمِنِينَ (47

Muqatil berkata mengenai turunnya ayat ini sebagai berikut, "Ayat ini turun mengenai seorang munafik yang bernama Bisyr dia diajak seorang Yahudi pergi bertahkim kepada Rasulullah saw untuk memberi keputusan dalam suatu perkara yang mereka perselisihkan. Sedang Bisyr sendiri mengajak orang Yahudi bertahkim kepada Ka'ab bin Asyraf. Rasulullah memenangkan orang Yahudi itu dalam perkara tersebut. Bisyr merasa tidak senang dengan putusan Rasulullah maka ia mengajak orang Yahudi itu bertahkim kepada Umar bin Khattab. Ketika mereka berhadapan dengan Umar, orang Yahudi itu menceritakan kepada Umar bahwa mereka telah bertahkim kepada Rasulullah dan Rasulullah memenangkannya dalam perkara itu. Maka Umar berkata kepada Bisyr yang munafik itu, benarkah demikian? Bisyr menjawab benar. Umar berkata, "tunggulah sebentar sampai saya datang lagi". Umar langsung pergi ke rumahnya mengambil pedang dan kembali kepada kedua orang yang berselisih itu lalu memukul leher Bisyr dengan pedangnya. Kemudian Umar berkata: Demikianlah aku memberi hukuman kepada orang (yang mengaku Islam) tetapi tidak mau menerima putusan Rasulullah saw. Demikianlah sifat orang-orang munafik, mereka selalu mengatakan kami beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, tetapi mereka selalu mengerjakan hal-hal yang bertentangan dengan Islam dan tidak pernah patuh dan taat kepada hukum Allah dan Rasul-Nya. Sebenarnya mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman. Iman mereka hanya di mulut saja tetapi hati mereka tetap kafir, dan dipenuhi oleh kekotoran hawa nafsu. Bila ada sesuatu yang menguntungkan mereka, mereka berani bersumpah bahwa mereka benar-benar orang-orang yang beriman. Tetapi bila ada sesuatu yang merugikan dengan pernyataan beriman itu mereka lari berpihak kepada musuh-musuh Islam.


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nuur 47 

وَيَقُولُونَ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالرَّسُولِ وَأَطَعْنَا ثُمَّ يَتَوَلَّى فَرِيقٌ مِنْهُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ وَمَا أُولَئِكَ بِالْمُؤْمِنِينَ (47

(Dan mereka berkata) maksudnya orang-orang munafik, ("Kami telah beriman) Kami telah percaya (kepada Allah) dengan mengesakan-Nya (dan Rasul) yaitu Nabi Muhammad (dan Kami menaati") apa yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya. (Kemudian berpalinglah) memalingkan diri (sebagian dari mereka sesudah itu) dari apa yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya (sekali-kali mereka itu bukanlah) orang-orang yang berpaling itu (orang-orang yang beriman) sejati, yang hati dan lisan mereka bersesuaian.
48 Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya, agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka menolak untuk datang.(QS. 24:48)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 48 

وَإِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ إِذَا فَرِيقٌ مِنْهُمْ مُعْرِضُونَ (48

Di antara sifat-sifat orang-orang munafik itu, bila mereka dipanggil untuk menerima ketetapan Allah dan Rasul-Nya mereka berpaling tak mau menerima ketetapan itu. Mereka lebih senang menerima ketetapan siapa saja selain Allah dan Rasul-Nya asal saja ketetapan itu menguntungkan mereka. Mereka tegas-tegas menolak ketetapan Allah dan Rasul-Nya walaupun ketetapan itu nyata-nyata berdasarkan keadilan dan kebenaran dan dikuatkan pula( oleh bukti-bukti yang jelas. Dalam ayat lain Allah berfirman menjelaskan sifat orang munafik itu.


ألم تر إلى الذين يزعمون أنهم ءامنوا بما أنزل إليك وما أنزل من قبلك يريدون أن يتحاكموا إلى الطاغوت وقد أمروا أن يكفروا به ويريد الشيطان أن يضلهم ضلالا بعيدا وإذا قيل لهم تعالوا إلى ما أنزل الله وإلى الرسول رأيت المنافقين يصدون عنك صدودا
Artinya:
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengatakan dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada tagut padahal mereka telah diperintah mengingkari tagut itu. Dan setan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. Apabila dikatakan kepada mereka. "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu. (Q.S. An Nisa: 60-61)


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nuur 48 

وَإِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ إِذَا فَرِيقٌ مِنْهُمْ مُعْرِضُونَ (48

(Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya) yang menyampaikan kepada mereka (agar Rasul menghukum/mengadili di antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka berpaling) menolak untuk datang memenuhi seruan Rasul.
49 Tetapi jika keputusan itu untuk (kemaslahatan) mereka, mereka datang pada rasul dengan patuh.(QS. 24:49)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 49 

وَإِنْ يَكُنْ لَهُمُ الْحَقُّ يَأْتُوا إِلَيْهِ مُذْعِنِينَ (49

Apabila mereka dimenangkan dalam suatu perkara mereka patuh dan tunduk menerima putusan Rasul, karena putusan itu menguntungkan mereka, bukan karena putusan Rasul benar dan adil. Jadi tunduk dan patuh mereka bukanlah karena keyakinan bahwa Rasul tidak akan memutuskan suatu perkara kecuali berdasarkan kebenaran dan keadilan, tetapi semata-mata karena melihat ada keuntungan bagi mereka dan sesuai dengan keinginan hawa nafsu mereka.
50 Apakah (ketidak datangan mereka itu karena) dalam hati mereka ada penyakit, atau (karena) mereka ragu-ragu ataukah (karena) takut kalau-kalau Allah dan rasul-Nya berlaku zalim kepada mereka? Sebenarnya, mereka itulah orang-orang yang zalim.(QS. 24:50)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 50 

أَفِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ أَمِ ارْتَابُوا أَمْ يَخَافُونَ أَنْ يَحِيفَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَرَسُولُهُ بَلْ أُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ (50

Kemudian Allah mengemukakan pertanyaan mengenai sebab-sebab yang membawa orang-orang munafik itu bersifat demikian. Apakah karena memang dalam hati mereka ada penyakit sehingga mereka selalu ragu dan syak wasangka terhadap segala putusan yang merugikan mereka walaupun bukti-bukti dan dalil-dalil menguatkan putusan itu? Ataukah memang mereka pada dasarnya ragu-ragu terhadap kerasulan dan kenabian Muhammad saw. Ataukah memang khawatir Allah dan Rasul-Nya akan berlaku zalim terhadap mereka? Memang demikian akhlak dan tingkah laku mereka dan demikianlah sifat-sifat mereka. Demikianlah sifat-sifat orang-orang yang telah sesat, tidak mau menerima kebenaran bila akan merugikan mereka. Itulah sifat-sifat orang-orang kafir yang telah tersesat sejauh-jauhnya. Mereka itulah orang-orang yang zalim yang suka merugikan orang lain dan zalim pula terhadap diri mereka sendiri. Bukan demikian sifat-sifat orang-orang yang benar beriman.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nuur 50 

أَفِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ أَمِ ارْتَابُوا أَمْ يَخَافُونَ أَنْ يَحِيفَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَرَسُولُهُ بَلْ أُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ (50

(Apakah di dalam hati mereka ada penyakit) yakni kekafiran (atau karena mereka ragu-ragu) mereka meragukan kenabiannya (ataukah karena mereka takut kalau-kalau Allah dan Rasul-Nya berlaku zalim kepada mereka?) di dalam peradilan, yakni mereka diperlakukan secara aniaya di dalamnya. Tidak (sebenarnya, mereka itulah orang-orang yang zalim) karena mereka berpaling dari peradilan itu.
51 Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan:-Xx `Kami mendengar, dan kami kami patuh.` Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.(QS. 24:51)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 51 

إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (51

Orang-orang yang benar-benar beriman apabila diajak bertahkim kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka tunduk dan patuh menerima putusan, baik putusan itu menguntungkan atau merugikan mereka. Mereka yakin dengan sepenuh hati tidak akan merasa ragu sedikitpun bahwa putusan itulah yang benar, karena putusan itu adalah putusan Allah dan Rasul-Nya. Putusan siapa lagi yang patut diterima dan dipercayai kebenaran dan keadilannya selain putusan Allah dan Rasul-Nya? Demikianlah sifat-sifat orang-orang yang beriman benar-benar percaya kepada Allah dan Rasul-Nya dan yakin sepenuhnya bahwa Allah Yang Maha Benar dan Maha Adil.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nuur 51 

إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (51

(Sesungguhnya jawaban orang-orang Mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul mengadili di antara mereka) maka jawaban yang pantas mereka katakan (ialah ucapan, "Kami mendengar dan Kami patuh") yakni mengiakan secara spontan. (Dan mereka) sejak saat itu (adalah orang-orang yang beruntung) artinya orang-orang yang selamat di dunia dan akhirat.
52 Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan.(QS. 24:52)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 52 

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ (52

Barang siapa yang menaati semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya karena meyakini bahwa mengerjakan perintah Allah itulah yang akan membawa kepada kebahagiaan hidup di dunia dan di ahkirat, menghentikan semua larangan-Nya, akan menjauhkan mereka dari bahaya dan malapetaka di dunia dan di akhirat dan selalu bertakwa kepada-Nya dan berbuat baik terhadap sesama manusia, maka mereka itu termasuk golongan orang-orang yang mencapai keridaan Ilahi dan bebas dari segala siksaan-Nya di akhirat nanti.
53 Dan mereka bersumpah dengan nama Allah sekuat-kuat sumpah, jika kamu suruh mereka berperang, pastilah mereka akan pergi. Katakanlah: `Janganlah kamu bersumpah, (karena ketaatan yang diminta ialah) ketaatan yang sebenarnya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.`(QS. 24:53)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 53 

وَأَقْسَمُوا بِاللَّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ لَئِنْ أَمَرْتَهُمْ لَيَخْرُجُنَّ قُلْ لَا تُقْسِمُوا طَاعَةٌ مَعْرُوفَةٌ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (53

Pada ayat ini Allah kembali menerangkan tingkah laku orang-orang munafik yaitu mereka dengan gampang saja mengucapkan janji-janji yang muluk-muluk dan dikuatkan pula dengan sumpah tetapi tidak pernah mereka tepati. Mereka bersumpah dengan menyebut nama Allah bahwa bila mereka diminta untuk ikut berperang bersama orang-orang mukmin mereka pasti akan ikut dan tidak akan menolak, bagaimanapun keadaan dan situasi mereka dan tidak akan memikirkan apa yang akan terjadi dalam peperangan itu, seakan-akan mereka yakin benar bahwa perintah berperang itu adalah untuk kepentingan bersama dan untuk menegakkan agama Allah. Tetapi Allah mengetahui apa yang tersimpan dalam hati mereka, bahwa mereka bila benar-benar diajak untuk berperang melawan musuh, mereka akan mencari dalih dan alasan agar mereka tidak ikut pergi dan tinggal saja di Madinah. Oleh sebab itu Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw agar melarang mereka bersumpah. karena sumpah seperti itu berat resikonya. Tak usahlah kamu bersumpah karena Kami sudah mengetahui bahwa ketaatan dan kepatuhan kamu itu hanya di mulut saja dan tidak timbul dari hati nurani yang bersih. Senada dengan ayat ini Allah berfirman:


يحلفون لكم لترضوا عنهم فإن ترضوا عنهم فإن الله لا يرضى عن القوم الفاسقين
Artinya:
Mereka akan bersumpah kepadamu, agar kamu rida kepada mereka. Tetapi jika sekiranya kamu rida kepada mereka, maka sesungguhnya Allah tidak rida kepada orang-orang yang fasik. (Q.S. At Taubah: 96)
Dan firman-Nya:


ويحلفون بالله أنهم لمنكم وما هم منكم ولكنهم قوم يفرقون
Artinya:
Dan mereka (orang-orang munafik) bersumpah dengan (nama) Allah bahwa sesungguhnya mereka termasuk golonganmu padahal mereka bukanlah dari golonganmu, akan tetapi mereka adalah orang-orang yang sangat takut (kepadamu). (Q.S. At Taubah: 56)
Oleh karena itu Allah memperingatkan mereka terhadap sumpah palsu yang mereka ucapkan itu dan mengancam akan menimpakan balasan yang setimpal atas perbuatan mereka yang jahat itu dan menjelaskan bahwa Dia mengetahui segala tingkah laku mereka dan niat jahat mereka serta tipu daya yang mereka atur untuk menipu kaum Muslimin.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nuur 53 

 وَأَقْسَمُوا بِاللَّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ لَئِنْ أَمَرْتَهُمْ لَيَخْرُجُنَّ قُلْ لَا تُقْسِمُوا طَاعَةٌ مَعْرُوفَةٌ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (53

(Dan mereka bersumpah dengan nama Allah sekuat-kuat sumpah) dengan sekuatnya (jika kalian suruh mereka) untuk pergi berjihad (pastilah mereka akan pergi. Katakanlah!) kepada mereka ("Janganlah kalian bersumpah, karena ketaatan yang diminta ialah ketaatan yang sebenarnya) maksudnya taat yang sebenarnya kepada Nabi adalah lebih baik daripada sumpah kalian yang tidak kalian tunaikan. (Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan") berupa ketaatan kalian secara lisan, padahal kalian bertentangan dalam prakteknya.
54 Katakanlah: `taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.`(QS. 24:54)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 54 

قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُمْ مَا حُمِّلْتُمْ وَإِنْ تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ (54

Kemudian Allah memerintahkan lagi kepada Nabi Muhammad saw agar mengatakan kepada mereka, "Taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya" dengan benar-benar dun janganlah kamu selalu berpura-pura beriman tetapi perbuatan dan tingkah lakumu bertentangan dengan kata-kata yang kamu ucapkan itu. Ini adalah sebagai peringatan terakhir kepada mereka. Bila mereka tetap juga berpaling dari kebenaran dan melakukan hal-hal yang merugikan perjuangan kaum Muslimin maka katakanlah kepada mereka, bahwa dosa perbuatanmu itu akan dipikulkan di atas pundakmu sendiri dan tidak akan membahayakan sedikitpun terhadap Nabi dan kaum Muslimin Kamu akan mendapat kemurkaan Allah dan siksaan-Nya. Dan bila kamu benar-benar taat dan keluar dari kesesatanmu dengan menerima petunjuk Allah dan Rasul-Nya niscaya kamu akan termasuk golongan orang-orang yang beruntung. Kewajiban Rasul hanya menyampaikan petunjuk dan nasihat, terserahlah kepadamu menerima atau menolaknya.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nuur 54 

قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُمْ مَا حُمِّلْتُمْ وَإِنْ تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ (54

(Katakanlah! "Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul dan jika kalian berpaling) dari taat kepadanya. Lafal Tawallau asalnya adalah Tatawallau; maksudnya pembicaraan ini ditujukan kepada mereka (maka sesungguhnya kewajiban Rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya) yaitu menyampaikan risalah (dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepada kalian) yakni untuk taat kepadanya (dan jika kalian taat kepadanya, niscaya kalian mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan amanat Allah dengan terang") yaitu secara jelas dan gamblang.
55 Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah janji itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.(QS. 24:55)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 55 

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ (55

Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi akan menjadikan agama mereka, agama yang kokoh dan kuat, dan akan memberikan kepada mereka nikmat keamanan dan kesejahteraan. ltulah janji Allah dan janji itu adalah janji yang pasti terlaksana karena mustahil Allah memungkiri janji-Nya selama mereka berpegang teguh kepada perintah dan ajaran-Nya. Memang janji itu telah terlaksana dengan kemenangan beruntun yang dicapai kaum Muslimin di masa Nabi saw dan di masa sahabatnya Khulafaurrasyidin. Di masa Nabi Muhammad, kaum Muslimin telah dapat menaklukkan kota Mekah, Khaibar, Bahrain seluruh Jazirah Arab dan sebahagian dari wilayah kerajaan Romawi, bahkan raja Rum, Muqauqis di Mesir dan Najasyi (Negus)di Ethiopia pernah mengirimkan hadiah kepada Muhammad saw.
Sesudah Nabi saw wafat dan pemerintahan dikendalikan oleh para sahabat (Khulafaurrasyidin) mereka selalu mengikuti jejak Rasulullah saw dalam segala urusan. Dengan demikian kekuasaan mereka meluas ke mana-mana baik ke Timur, ke Barat, ke Utara dan ke Selatan, maka tersebarlah agama Islam dengan pesatnya serta dianut oleh penduduk negeri-negeri yang dikuasai dengan penuh kesadaran tanpa paksaan dan ancaman, dan mereka benar-benar menikmati keamanan dan kesejahteraan karena mereka benar-benar kuat, disegani oleh kawan dan lawan.
Rabi' bin Anas pernah berkata mengenai ayat ini, "Nabi Muhammad saw berada di Mekah selama sepuluh tahun menyeru orang-orang kafir Mekah kepada agama tauhid, menyembah Allah tanpa mempersekutukan-Nya dengan cara sembunyi-sembunyi sedang orang-orang yang beriman selalu berada dalam ketakutan dan kekhawatiran. Mereka belum diperintah untuk berperang. Kemudian mereka disuruh hijrah ke Madinah lalu mereka datang ke sana dan turunlah perintah berperang. Mereka selalu berada dalam ketakutan dan kekhawatiran, tetapi menyandang senjata pagi dan petang, dan mereka tetap tabah dan sabar. Kemudian datanglah seorang sahabat menemui Nabi dan berkata: Ya Rasulullah apakah untuk selama-lamanya kita harus berada dalam kekhawatiran dan kewaspadaan ini? Kapankah akan datang waktunya kita dapat merasa aman dan bebas dari memanggul senjata? Maka Rasulullah saw menjawab: Kamu tidak akan lama bersabar menunggu keadaan itu. dan tidak lama lagi akan tiba waktunya di mana seorang dapat duduk di suatu pertemuan besar yang tidak ada sepotong senjata pun terdapat dalam pertemuan itu. Lalu turunlah ayat ini. Allah telah mengingatkan kaum Muslimin yang telah sukses mencapai kemenangan, keamanan dan kesejahteraan itu dengan firman-Nya:


واذكروا إذ أنتم قليل مستضعفون في الأرض تخافون أن يتخطفكم الناس فأواكم وأيدكم بنصره ورزقكم من الطيبات لعلكم تشكرون
Artinya:
Dan ingatlah (hai para Muhajirin) ketika kamu masih berjumlah sedikit, lagi tertindas di muka bumi (Mekah), kamu takut orang-orang (Mekah) akan menculik kamu, maka Allah memberi kamu tempat menetap (Madinah) dan dijadikan-Nya kamu kuat dengan pertolongan-Nya dan diberi-Nya kamu rezeki dari yang baik-baik agar kamu bersyukur. (Q.S. Al Anfal: 26)
Demikianlah kaum Muslimin tetap kuat dan disegani, menikmati keamanan dan kesejahteraan di masa Khalifah Abu Bakar, Umar, Usman, sampai timbul pertentangan yang hebat antara kaum Muslimin semenjak pemerintahan Ali bin Abu Talib dan terjadilah perang saudara antara sesama mereka pada hal perang sesama Muslimin itu sangat bertentangan dengan firman Allah:


واعتصموا بحبل الله جميعا ولا تفرقوا واذكروا نعمة الله عليكم إذ كنتم اعداء فألف بين قلوبكم فأصبحتم بنعمته إخوانا
Artinya:
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada (tali) agama Allah dan jangan kamu bercerai-berai dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara. (Q.S. Ali Imran: 103)
Dan firman-Nya


ولا تكونوا كالذين تفرقوا واختلفوا من بعد ما جاءهم البينات وأولئك لهم عذاب عظيم
Artinya:
Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat. (Q.S. Ali Imran: 105)
Semenjak itu terjadilah pasang surut dalam pemerintahan Islam. Pada suatu waktu mereka jaya dan mulia dan di waktu yang lain mereka lemah tak berdaya menjadi mangsa bagi kaum yang lain sesuai dengan keadaan dan kondisi mereka dalam mempraktekkan ajaran Islam, menaati perintah Allah dan Rasul-Nya. menegakkan keadilan dan kebenaran dan menjaga kesatuan umat agar jangan berpecah belah.


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nuur 55 

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ (55

(Dan Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal yang saleh, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi) sebagai ganti dari orang-orang kafir (sebagaimana Dia telah menjadikan berkuasa) dapat dibaca Kamastakhlafa dan Kamastukhlifa (orang-orang yang sebelum mereka) sebagaimana yang dialami oleh kaum Bani Israel sebagai pengganti dari orang-orang yang lalim dan angkara murka (dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka) yaitu agama Islam; seumpamanya Dia akan memenangkannya di atas agama-agama yang lain, kemudian Dia meluaskan bagi mereka daerah-daerah mereka dan mereka menjadi para pemiliknya (dan Dia benar-benar akan menukar keadaan mereka) dapat dibaca Takhfif yaitu menjadi walayubdilannahum, dapat pula dibaca Tasydid yaitu menjadi Walayubaddilannahum (sesudah mereka berada dalam ketakutan) dari perlakuan orang-orang kafir (menjadi aman sentosa) dan Allah telah menunaikan janji-Nya kepada mereka, yaitu memberikan kepada mereka apa yang telah disebutkan tadi, kemudian Dia memuji mereka melalui firman-Nya, (Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku) ayat ini merupakan jumlah Isti'naf atau kalimat baru, akan tetapi statusnya disamakan sebagai Illat. (Dan barang siapa yang tetap kafir sesudah janji itu) sesudah pemberian nikmat kepada mereka, yaitu keamanan tadi (maka mereka itulah orang-orang yang fasik) dan orang-orang yang mula-mula kafir sesudah itu adalah para pembunuh Khalifah Usman r.a. kemudian mereka menjadi orang-orang yang saling membunuh padahal sebelumnya mereka berteman.
56 Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat.(QS. 24:56)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 56

وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (56

Pada ayat ini Allah mengiringi janji akan mencapai kemenangan itu dengan perintah mendirikan salat, menunaikan zakat dan mentaati Allah dan Rasul-Nya. Itulah syarat-syarat untuk mencapai kemenangan dan memeliharanya. Kadang-kadang mencapai sesuatu tidaklah begitu berat, tetapi memelihara kelestarian apa yang telah dicapai itu lebih berat dari pada mencapainya. Oleh sebab itu kaum Muslimin harus memperkuat diri dan memupuk pertahanan dengan tiga macam senjata yang sangat ampuh itu yaitu pertama yang menguatkan batin dengan selalu berhubungan dengan Yang Maha Kuasa, kedua zakat yang membersihkan dari dari sifat bakhil dan kikir, sehingga apabila tiba saatnya seseorang tidak segan-segan mengorbankan hartanya tenaganya bahkan jiwanya bila keadaan menghendaki dan ketiga taat dan patuh kepada Allah dan Rasul-Nya di mana segala tindak tanduknya disesuaikan dengan ajaran-Nya dan bila terdapat perbedaan pendapat hendaklah dikembalikan kepada hukum Allah dan Rasul-Nya. Itulah yang menjadi pedoman bagi segala gerak dan langkah. Dengan memenuhi ketiga syarat itu akan dapat dibina kekuatan umat dan ketahanannya terhadap segala bahaya yang mengancam dan dapat dipertahankan dan dipelihara kejayaan yang telah dicapai.
57 Janganlah kamu kira bahwa orang-orang yang kafir itu dapat melemahkan (Allah dari mengazab mereka) di bumi ini, sedang tempat tinggal mereka (di akhirat) adalah neraka. Dan sungguh amat jeleklah tempat tinggal itu.(QS. 24:57)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 57 

لَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مُعْجِزِينَ فِي الْأَرْضِ وَمَأْوَاهُمُ النَّارُ وَلَبِئْسَ الْمَصِيرُ (57

Pada ayat ini Allah menegaskan kepada Nabi Muhammad bahwa orang-orang kafir itu tidak akan dapat menghindarkan diri dari siksaan Allah bila Allah menghendaki kebinasaan mereka atau keruntuhan kekuasaan mereka. Oleh sebab itu janganlah terlalu berat memperhitungkan kekuatan mereka selama kaum Muslimin tetap memelihara kondisi mereka dengan ketiga syarat yang dikemukakan pada ayat 56. Mereka pasti menemui akibat kedurhakaan dan keingkaran mereka baik di dunia maupun di akhirat. Di akhirat mereka akan ditempatkan dalam neraka Jahanam dan itu seburuk-buruk tempat.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nuur 57 

لَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مُعْجِزِينَ فِي الْأَرْضِ وَمَأْوَاهُمُ النَّارُ وَلَبِئْسَ الْمَصِيرُ (57

(Janganlah kamu kira) dapat dibaca Tahsabanna dan Yahsabanna, yang menjadi Fa'il atau subyeknya adalah Rasulullah (bahwa orang-orang yang kafir itu dapat melemahkan) Kami (di bumi ini) yakni selamat dari azab Kami (sedangkan tempat tinggal mereka) yaitu tempat mereka kembali (adalah neraka. Dan sungguh sejelek-jelek tempat kembali adalah neraka) maksudnya tempat kembali yang paling buruk.
58 Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu sebelum sembahyang subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar) mu di tengah hari dan sesudah sembahyang Isya. (Itulah) tiga aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha bijaksana.(QS. 24:58)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 58 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِيَسْتَأْذِنْكُمُ الَّذِينَ مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ وَالَّذِينَ لَمْ يَبْلُغُوا الْحُلُمَ مِنْكُمْ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ مِنْ قَبْلِ صَلَاةِ الْفَجْرِ وَحِينَ تَضَعُونَ ثِيَابَكُمْ مِنَ الظَّهِيرَةِ وَمِنْ بَعْدِ صَلَاةِ الْعِشَاءِ ثَلَاثُ عَوْرَاتٍ لَكُمْ لَيْسَ عَلَيْكُمْ وَلَا عَلَيْهِمْ جُنَاحٌ بَعْدَهُنَّ طَوَّافُونَ عَلَيْكُمْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَعْضٍ كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ (58

Sebagaimana kita ketahui, di masa kini sebuah rumah tangga biasanya terdiri atas beberapa kamar, dan tiap-tiap kamar ditempati oleh anggota-anggota dan orang lain yang ada di dalam rumah itu. Ada kamar untuk kepala keluarga dan nyonya, ada kamar untuk anak-anak dan kamar untuk pembantu dan lain sebagainya. Biasanya masing-masing anggota keluarga dapat masuk ke kamar yang bukan kamarnya bila ada keperluan dan tidak perlu minta izin kepada penghuni kamar itu. Memang demikianlah halnya, tetapi Islam memberikan batas-batas waktu untuk kebebasan memasuki kamar-kamar itu. Maka para hamba sahaya, dan anak-anak yang belum balig tidak dibenarkan memasuki kamar tuan rumah atau kamar anggota keluarga yang sudah dewasa dan berkeluarga di waktu-waktu yang ditentukan kecuali minta izin lebih dahulu, seperti dengan mengetok pintu dan sebagainya. Bila ada jawaban dari dalam "silahkan masuk", barulah mereka boleh masuk. Waktu-waktu yang ditentukan itu ialah pertama di waktu pagi hari sebelum salat Subuh, kedua di waktu sesudah Zuhur, dan ketiga di waktu sesudah salat Isyak. Waktu-waktu itu disebut dalam ayat ini "aurat", karena pada waktu-waktu itu biasanya orang belum mengenakan pakaiannya dun aurat mereka belum ditutupi semua dengan pakaian. Di pagi hari sebelum bangun untuk salat subuh biasa orang masih bercelana dalam saja demikian pula halnya di waktu istirahat sesudah Zuhur, istirahat panjang sesudah Isyak. Meskipun di waktu-waktu istirahat seperti itu suami istri melakukan hal-hal yang tidak pantas dilihat oleh orang lain atau pembantu dan anak-anak. Adapun di luar tiga waktu yang telah ditentukan itu maka amat beratlah rasanya kalau diwajibkan pula meminta izin, karena para pembantu dan anak-anak sudah sewajarnya bergerak bebas dalam rumah karena banyak yang akan diurus dan banyak pula yang perlu diambil dari kamar-kamar. Para pembantu biasa memasuki kamar untuk membersihkan perabot-perabot atau untuk mengambil sesuatu yang diperintahkan oleh tuan atau nyonya rumah dan demikian pula halnya dengan anak-anak.
Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw menyuruh seorang anak dari kaum Ansar bernama Mudlij pergi ke rumah Umar bin Khattab untuk suatu keperluan. Umar di waktu itu sedang istirahat tidur. Anak itu mengetok pintu dan langsung masuk kekamar Umar. Umar terbangun dan segera duduk tetapi belum sempai menutupi auratnya. Maka kelihatanlah oleh anak itu apa yang tidak pantas dilihatnya. Umar sangat menyesal atas kejadian itu dan berkata: Alangkah baiknya kalau Allah SWT menurunkan ayat melarang para bapak, anak-anak dan pembantu memasuki ke kamar kita pada waktu seperti ini kecuali setelah meminta izin lebih dahulu. Lalu Umar pergi ke rumah Rasulullah bersama anak itu. Dia mengetahui dari Rasulullah bahwa ayat mengenai itu sudah turun. Dengan serta merta Umar tersungkur sujud karena turunnya ayat ini. Ini adalah salah satu di antara pendapat Umar yang dibenarkan oleh wahyu Ilahi. Demikianlah Allah menjelaskan adab sopan santun dalam rumah tangga yang harus dipatuhi dan dilaksanakan. Para ahli ilmu jiwa setelah mengadakan penelitian yang mendalam berpendapat bahwa anak-anak di bawah umur (sebelum balig) tidak boleh melihat hal-hal yang belum patut dilihatnya karena akan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa mereka dan mungkin akan menimbulkan berbagai macam penyakit jiwa dan saraf. Amat besarlah hikmah adab sopan santun ini bagi ketenteraman rumah tangga, dan memang demikianlah halnya karena adab ini diperintahkan oleh Allah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijakasana.


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nuur 58 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِيَسْتَأْذِنْكُمُ الَّذِينَ مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ وَالَّذِينَ لَمْ يَبْلُغُوا الْحُلُمَ مِنْكُمْ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ مِنْ قَبْلِ صَلَاةِ الْفَجْرِ وَحِينَ تَضَعُونَ ثِيَابَكُمْ مِنَ الظَّهِيرَةِ وَمِنْ بَعْدِ صَلَاةِ الْعِشَاءِ ثَلَاثُ عَوْرَاتٍ لَكُمْ لَيْسَ عَلَيْكُمْ وَلَا عَلَيْهِمْ جُنَاحٌ بَعْدَهُنَّ طَوَّافُونَ عَلَيْكُمْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَعْضٍ كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ (58

(Hai orang-orang yang beriman, hendaklah meminta izin kepada kalian budak-budak yang kalian miliki) baik yang laki-laki maupun yang perempuan (dan orang-orang yang belum balig di antara kalian) maksudnya dari kalangan orang-orang yang merdeka dan belum mengetahui perihal kaum wanita (sebanyak tiga kali) yaitu dalam tiga waktu untuk seharinya (yaitu sebelum salat subuh dan ketika kalian menanggalkan pakaian luar kalian di tengah hari) yakni waktu salat Zuhur (dan sesudah salat Isyak. Itulah tiga aurat bagi kalian) kalau dibaca Rafa' menjadi Tsalaatsu 'Auraatin, berarti menjadi Khabar dari Mubtada yang diperkirakan keberadaannya, dan sebelum Khabar terdapat Mudhaf, kemudian kedudukan Mudhaf yang diperkirakan itu diganti oleh Mudhaf ilaih yaitu lafal Tsalaatsun itu sendiri. Makna selengkapnya ialah, Ketentuan tersebut adalah tiga waktu yang ketiga-tiganya merupakan aurat bagi kalian. Jika dibaca Nashab menjadi Tsalaatsa Auraatin Lakum, dengan memperkirakan adanya lafal Auraatin yang dinashabkan, juga karena menjadi Badal secara Mahal dari lafal sebelumnya, kemudian Mudhaf ilaih menggantikan kedudukannya. Dikatakan demikian karena pada saat-saat tersebut, yaitu ketiga waktu itu, orang-orang membuka pakaian luar mereka untuk istirahat sehingga auratnya kelihatan. (Tidak ada atas kalian dan tidak pula atas mereka) atas budak-budak yang kalian miliki dan anak-anak kecil (dosa) untuk masuk menemui kalian tanpa izin (selain dari tiga waktu itu) yakni sesudah ketiga waktu tadi, sedangkan mereka (melayani kalian) meladeni kalian (sebagian kalian) yakni pelayan itu mempunyai keperluan (kepada sebagian yang lain) kalimat ini berkedudukan mengukuhkan makna sebelumnya. (Demikianlah) sebagaimana apa yang telah disebutkan tadi (Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kalian) yakni menjelaskan hukum-hukum-Nya. (Dan Allah Maha Mengetahui) tentang semua urusan makhluk-Nya (lagi Maha Bijaksana) di dalam mengatur kepentingan mereka. Ayat yang menyangkut masalah meminta izin ini menurut suatu pendapat telah dinasakh. Akan tetapi menurut pendapat yang lain tidak dinasakh, hanya saja orang-orang meremehkan masalah meminta izin ini, sehingga banyak dari mereka yang tidak memakainya lagi.
59 Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur balig, maka hendaklah mereka meminta izin, seperti orang-orang yang sebelum mereka minta izin. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.(QS. 24:59)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 59 

وَإِذَا بَلَغَ الْأَطْفَالُ مِنْكُمُ الْحُلُمَ فَلْيَسْتَأْذِنُوا كَمَا اسْتَأْذَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ (59

Adapun bila anak-anak itu sudah balig maka mereka diperlakukan seperti orang dewasa lainnya bila hendak memasuki kamar harus meminta izin lebih dahulu bukan pada waktu yang ditentukan itu saja tetap untuk setiap waktu. Kemudian Allah mengulangi lagi penjelasan-Nya bahwa petunjuk dalam ayat ini adalah ketetapan-Nya yang mengandung hikmah dan manfaat bagi keharmonisan dalam rumah tangga. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu dan Maha Bijakasana.
60 Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haidh dan mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi), tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian (zzzz) mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan, dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(QS. 24:60)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 60 

وَالْقَوَاعِدُ مِنَ النِّسَاءِ اللَّاتِي لَا يَرْجُونَ نِكَاحًا فَلَيْسَ عَلَيْهِنَّ جُنَاحٌ أَنْ يَضَعْنَ ثِيَابَهُنَّ غَيْرَ مُتَبَرِّجَاتٍ بِزِينَةٍ وَأَنْ يَسْتَعْفِفْنَ خَيْرٌ لَهُنَّ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (60

Bagi wanita-wanita yang sudah tua tidak mempunyai keinginan bersenggama dan tak ada pula daya tariknya lagi diizinkan menanggalkan sebahagian pakaiannya yang dipakai wanita-wanita biasa untuk menutupi seluruh aurat seperti hauscoat (pakaian lapang yang menutupi seluruh badan) dan lain sebagainya. Tetapi tidak boleh membiarkan aurat yang biasa tertutup rapi seperti dada betis paha dan lain-lainnya. Bila wanita tua itu tetap ingin berpakaian lengkap seperti biasa maka hal itu lebih baik baginya, walau bagaimanapun seorang wanita meskipun telah tua lebih terhormat nampaknya bila dia masih memperhatikan dan mementingkan apa yang baik baginya sebagai wanita. Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui semua tingkah laku hambanya dan apa yang tersimpan dalam hatinya.


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nuur 60 

وَالْقَوَاعِدُ مِنَ النِّسَاءِ اللَّاتِي لَا يَرْجُونَ نِكَاحًا فَلَيْسَ عَلَيْهِنَّ جُنَاحٌ أَنْ يَضَعْنَ ثِيَابَهُنَّ غَيْرَ مُتَبَرِّجَاتٍ بِزِينَةٍ وَأَنْ يَسْتَعْفِفْنَ خَيْرٌ لَهُنَّ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (60

(Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti) dari haid dan dari mempunyai anak disebabkan telah lanjut umurnya (yang tiada ingin kawin lagi) bagi yang demikian itu (tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian mereka) yakni jilbab mereka, atau selendang mereka, atau penutup yang ada di atas kerudung mereka (dengan tidak bermaksud menampakkan) yakni menonjolkan (perhiasan)-nya yang tersembunyi seperti kalung, gelang tangan dan gelang kaki (dan berlaku terhormat) tidak melepaskannya (adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar) perkataan kalian (lagi Maha Mengetahui) apa yang tersimpan di dalam kalbu kalian.

Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [4]
Ayat 41 s/d 60 dari [64]


Sumber Tafsir dari :

1. Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalain Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Edy_Hari_Yanto's  album on Photobucket
TPQ NURUDDIN NEWS : Terima kasih kepada donatur yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk pembangunan TPQ Nuruddin| TKQ-TPQ "NURUDDIN" MENERIMA SANTRI DAN SANTRIWATI BARU | INFORMASI PENDAFTARAN DI KANTOR TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN-WONOAYU