| 41 | Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah,  kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung  dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masingnya telah mengetahui (cara)  sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka  kerjakan.(QS. 24:41) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 41 
 
 أَلَمْ تَرَ  أَنَّ اللَّهَ يُسَبِّحُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ  وَالطَّيْرُ صَافَّاتٍ كُلٌّ قَدْ عَلِمَ صَلَاتَهُ وَتَسْبِيحَهُ  وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ (41 Pada ayat ini Allah  mengarahkan pikiran Nabi Muhammad saw pada khususnya dun pikiran manusia  pada umumnya untuk memperhatikan alam, baik di langit maupun di bumi  agar dia menginsafi bahwa di samping manusia sebagai makhluk Allah,  banyak lagi bermacam-macam makhluk Nya yang bila diperhatikan pasti akan  membawa kepada kepercayaan akan kekuasaan Khaliknya dan kebijaksaan Nya  mengatur segala sesuatu dengan rapi dan seimbang. Semua makhluk itu  walaupun tidak disadari oleh manusia tunduk patuh dun bertasbih  menyucikan Nya menurut segala ketentuan yang telah ditetapkan Nya.  Kalaulah ada sebuah bintang saja keluar dari garis edarnya dan tidak  mematuhi tata tertib yang telah ditetapkan Allah, tentulah akan terjadi  pembenturan di antara bintang-bintang yang mengakibatkan rusaknya  susunan alam yang harmonis itu dan hancurlah sebagian dari  bintang-bintang itu dan tidak mustahil bumi kita akan terkena malapetaka  besar. Tetapi nyatanya tak pernah ada kejadian seperti itu dun yakinlah  bahwa semua makhluk Allah itu senantiasa mematuhi semua tata tertib  yang telah ditetapkan Nya. Allah menyuruh manusia memperhatikan setiap  makhluk Nya yang kecil lagi lemah, yaitu burung yang dapat terbang  melayang di udara dan kadang-kadang kelihatan seakan-akan dia berhenti  sejenak di awang-awang sedang menurut undang-undang alam yaitu daya  tarik bumi setiap barang yang mempunyai berat pasti akan jatuh ke bumi.  Tetapi burung-burung itu sekalipun demikian tetap bermain-main di udara  dengan aman tanpa ada sedikit pun kekhawatiran akan jatuh ke bumi. Hal  ini karena Allah telah mengatur bentuk burung-burung itu dilengkapi  dengan sayap dan dapat dikembangkan dan diketupkan. Maka dengan bentuk  dan susunan seperti itu dia dapat mengatasi kaidah tarikan bumi terhadap  sesuatu yang berbobot dan mempunyai berat. Kita tak dapat melihat bahwa  burung-burung itu sedang menikmati karunia Allah kepadanya dan  bersyukur dan bertasbih kepada Khalik penciptanya. Bertasbih bagi  makhluk selain manusia bukanlah seperti kita bertasbih dengan berzikir  dengan menyebut nama Nya tetapi bagi mereka ada cara-cara tertentu yang  tak dapat kita ketahui. Allah lah Yang Maha Mengetahui bagaimana cara  mereka bertasbih dan salat. Bila kita sadari bahwa semua makhluk Allah  semenjak dari yang sekecil-kecilnya sampai kepada yang sebesar-besarnya  bertasbih menyucikan nama Nya dan mensyukuri nikmat dan karunia Nya,  sungguh amat mengherankan kenapa di antara manusia yang telah  dianugerahi Nya akal pikiran dan perasaan, masih ingkar dan durhaka  kepada Nya. Masih ada di antara mereka yang menyembah selain Nya dan  mempersekutukan Nya dengan berhala atau manusia ciptaan Nya. Mereka  tidak pernah bertasbih kepada Nya, menyucikan Nya dan mensyukuri nikmat  Nya.
 Alangkah bodoh dan dungunya orang-orang seperti itu pada hal  makhluk yang tidak berakal selalu bertasbih menyucikan nama Nya. Pada  suatu ketika pernah pernah Nabi Muhammad saw dengan rahmat Tuhannya  mendengar batu kerikil di bawah telapak kakinya bertasbih kepada Allah.  Pernah pula ketika Nabi Daud meniup serulingnya Allan memerintahkan  kepada gunung-gunung dan burung-burung supaya bertasbih bersama Nabi  Daud menyucikan nama Nya seperti tersebut dalam firman Nya:
 
 
 
 ولقد آتينا داود منا فضلا يا جبال أوبى معه والطير وألنا له الحديد Artinya: Dan  sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud karunia dari Kami (Kami  berfirman), "Hai gunung-gunung dan burung-burung bertasbihlah,  berulang-ulang bersama Daud", dan Kami telah melunakkan besi untuknya".  (Q.S. Saba: 10)
 
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nuur 41
 
 
 أَلَمْ  تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُسَبِّحُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ  وَالطَّيْرُ صَافَّاتٍ كُلٌّ قَدْ عَلِمَ صَلَاتَهُ وَتَسْبِيحَهُ  وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ (41 (Tidakkah kamu melihat,  bahwasanya Allah kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi)  dan termasuk ke dalam pengertian bertasbih adalah salat (dan juga  burung-burung) lafal Thair adalah bentuk jamak dari lafal Ath Thaair,  yakni makhluk yang terbang antara bumi dan langit (dengan mengembangkan  sayapnya) lafal Shaaffaatin adalah Hal atau kata keterangan keadaan dari  burung-burung tadi, yaitu burung-burung itu membaca tasbih dengan  mengembangkan sayapnya. (Masing-masingnya telah diketahui) oleh Allah  (cara salat dan bertasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka  kerjakan). Di dalam ungkapan ini, semuanya dianggap sebagai makhluk yang  berakal.
 |  | 
   | 42 | Dan kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan kepada Allah-lah kembali (semua makhluk).(QS. 24:42) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 42 
 
 وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ (42 Allah  menegaskan pada ayat ini bahwa Dia lah yang mempunyai langit dan bumi  Dia lah Yang mengatur dan Berkuasa atas segala yang ada di antara  keduanya. Kepada Nyalah nanti semua makhluk ciptaan Nya akan kembali.  Oleh sebab itu hendaklah manusia tunduk dan patuh kepada Nya dan selalu  bersyukur memuji Nya atas segala nikmat dan karunia Nya. Hendaklah  manusia memikirkan dan merenungkan kebesaran dan kekuasaan Nya yang  dapat dibuktikan dengan memperhatikan dan menyelidiki ciptaan Nya di  langit dan di bumi.
 |  | 
   | 43 | Tidakkah kamu melihat bahwa Allah mengarak  awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian) nya, kemudian  menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar-xx  dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es  dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti)  gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa  yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang  dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan  penglihatan.(QS. 24:43) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 43 
 
 أَلَمْ تَرَ  أَنَّ اللَّهَ يُزْجِي سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهُ ثُمَّ يَجْعَلُهُ  رُكَامًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَالِهِ وَيُنَزِّلُ مِنَ  السَّمَاءِ مِنْ جِبَالٍ فِيهَا مِنْ بَرَدٍ فَيُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ  وَيَصْرِفُهُ عَنْ مَنْ يَشَاءُ يَكَادُ سَنَا بَرْقِهِ يَذْهَبُ  بِالْأَبْصَارِ (43 Pada ayat ini Allah mengarahkan pula perhatian  Nabi saw dan manusia agar merenungkan bagaimana Dia menghalau awan  dengan kekuasaan Nya dari suatu tempat ke tempat yang lain kemudian  mengumpulkan awan-awan yang berarak itu pada suatu daerah, sehingga  terjadilah tumpukan awan yang berat berwarna hitam, seakan-akan awan itu  gunung-gunung besar yang berjalan di angkasa. Dengan demikian turunlah  hujan lebat di daerah itu dun kadang-kadang hujan itu bercampur dengan  es. Bagi kita di bumi ini jarang sekali melihat awan tebal yang berarak  seperti gunung-gunung, tetapi bila kita naik kapal udara akan  terlihatlah di bawah awan-awan yang bergerak pelan-pelan itu memang  seperti gunung-gunung yang menjulang di sana sini dan bila awan itu  menurunkan hujan nampak pula dengan jelas sebagaimana air itu turun ke  bumi. Dengan hujun lebat itu kadang-kadang manusia di bumi mendapat  rahmat dan keuntungan yang besar, karena sawah dan ladang yang sudah  kering akibat musim kemarau, menjadi subur kembali dun tumbuhlah  berbagai macam tanaman dengan suburnya sehingga manusia dapat memetik  hasilnya dengan senang dan gembira.
 Tetapi ada pula hujan yang lebat  dan terus menerus turunnya dan menyebabkan terjadinya banjir di  mana-mana sehingga terendamlah sawah ladang itu bahkan terendamlah suatu  kampung seluruhnya, maka hujan lebat itu menjadi malapetaka bagi orang  yang ditimpanya bukan sebagai rahmat yang menguntungkan. Semua itu  terjadi adalah menurut iradah dan kehendak Nya, dan sampai sekarang  belum ada suatu ilmupun yang dapat mengatur perkisaran angin dan  perjalanan awan sehingga tidak akan terjadi banjir dan malapetaka itu.  Di mana-mana terjadi topan dan hujan lebat yang membahayakan tetapi para  ahli ilmu pengetahuan tetap mengangkat bahu karena tidak dapat  mengatasinya. Semua ini menunjukkan kekuasaan Allah, ditimpakan rahmat  dan nikmat kepada siapa yang dikehendaki Nya, dan ditimpakan Nya musibah  dan malapetaka kepada siapa yang dikehendaki Nya.
 Di antara  keanehan alam yang dapat dilihat manusia ialah terjadinya kilat yang  sambung-bersambung di waktu langit mendung dan dekat dengan turunnya  hujan, kejadiannya guruh dan petir yang dahsyat dan bergemuruh. Meskipun  ahli ilmu pengetahuan dapat menganalisa sebab musababnya kejadian itu,  tetapi mereka tidak dapat menguasai dan mengendalikannya. Bukahkah ini  suatu bukti pula bagi kekuasaan Allah.
 
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nuur 43
 
 
 أَلَمْ  تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُزْجِي سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهُ ثُمَّ  يَجْعَلُهُ رُكَامًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَالِهِ  وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ جِبَالٍ فِيهَا مِنْ بَرَدٍ فَيُصِيبُ  بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَصْرِفُهُ عَنْ مَنْ يَشَاءُ يَكَادُ سَنَا بَرْقِهِ  يَذْهَبُ بِالْأَبْصَارِ (43 (Tidaklah kamu melihat bahwa Allah  mengarak awan) menggiringnya secara lembut (kemudian mengumpulkan antara  bagian-bagiannya) dengan menghimpun sebagiannya dengan sebagian yang  lain, sehingga yang tadinya tersebar kini menjadi satu kumpulan  (kemudian menjadikannya bertindih-tindih) yakni sebagiannya di atas  sebagian yang lain (maka kelihatanlah olehmu air) hujan (keluar dari  celah-celahnya) yakni melalui celah-celahnya (dan Allah juga menurunkan  dari langit). Huruf Min yang kedua ini berfungsi menjadi Shilah atau  kata penghubung (yakni dari gunung-gunung yang menjulang padanya)  menjulang ke langit; Min Jibaalin menjadi Badal daripada lafal Minas  Samaa-i dengan mengulangi huruf Jarrnya (berupa es) sebagiannya terdiri  dari es (maka ditimpakannya es tersebut kepada siapa yang  dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya.  Hampir-hampir) hampir saja (kilauan kilat awan itu) yakni cahayanya yang  berkilauan (menghilangkan penglihatan) mata yang memandangnya, karena  silau olehnya.
 |  | 
   | 44 | Allah mempergantikan malam dan siang.  Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran yang besar bagi  orang-orang yang mempunyai penglihatan.(QS. 24:44) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 44 
 
 يُقَلِّبُ اللَّهُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَعِبْرَةً لِأُولِي الْأَبْصَارِ (44 Di  antara hal-hal yang menunjukkan kekuasaan Allah ialah beralihnya siang  menjadi malam dan malam menjadi siang. Para ahli falak, hanya dapat  menganalisa sebab terjadinya malam di suatu daerah demikian pula siang.  Hal ini berpokok pangkal dari perjalanan matahari dan perputaran bumi.  Tetapi mereka tidak mampu sama sekali untuk merubah ketentuan dan  ketetapan Allah. Mereka tidak dapat memperpanjang atau memperpendek  siang atau malam di suatu daerah. Hal ini harus mereka terima saja  karena memang perputaran malam dan siang itu suatu ketentuan dari yang  Maha Kuasa. Semua ini seharusnya menjadi perhatian dan pelajaran bagi  orang-orang yang berpikir bahwa manusia sebagai makhluk Allah, dengan  ilmunya yang sedikit hanya dapat menganalisa kejadian-kejadian dalam  alam ini tetapi mereka tidak dapat menguasainya karena kekuasaan yang  sebenarnya adalah di tangan Allah SWT.
 |  | 
   | 45 | Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan  dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas  perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang  lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang  dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.(QS. 24:45) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 45 
 
 وَاللَّهُ  خَلَقَ كُلَّ دَابَّةٍ مِنْ مَاءٍ فَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَى بَطْنِهِ  وَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَى رِجْلَيْنِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَى  أَرْبَعٍ يَخْلُقُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ  قَدِيرٌ (45 Pada ayat ini Allah mengarahkan perhatian manusia  supaya memperhatikan bintang-bintang yang bermacam-macam jenis dan  bentuknya. Dia telah menciptakan semua jenis binatang itu dari air.  Ternyata memang air itulah yang menjadi pokok bagi kehidupan binatang  dan sebagian besar dari unsur-unsur yang ada dalam tubuhnya adalah air,  dan tidak akan dapat bertahan dalam hidupnya tanpa air. Di antara  binatang-binatang itu ada yang melata yang bergerak dan berjalan dengan  perutnya seperti ular. Di antaranya ada yang berjalan dengan dua kaki  dan ada pula yang berjalan dengan empat kaki, bahkan kita lihat pula di  antara binatang-binatang itu yang banyak kakinya, tetapi tidak  disebutkan dalam ayat ini karena Allah menerangkan bahwa Dia menciptakan  apa yang dikehendaki Nya bukan saja binatang-binatang yang berkaki  banyak tetapi mencakup semua binatang dengan berbagai macam bentuk.  Masing-masing binatang itu diberinya naluri anggota dan alat-alat  pertahanan agar ia dapat menjaga kelestarian hidupnya. Ahli-ahli ilmu  hewan merasa kagum memperhatikan susunan tubuh anggota masing-masing  hewan itu sehingga ia dapat bertahan atau menghindarkan diri dari  musuhnya yang hendak membinasakannya. Hal itu semua menunjukkan  kekuasaan Allah dan atas ketelitian dan kekokohan ciptaan Nya. Memang  tidaklah dapat manusia bagaimanapun tinggi ilmu dan teknologinya  menciptakan sesuatu seperti ciptaan Allah sebagaimana tersebut dalam  firman Nya:
 
 
 
 صنع الله الذي اتقن كل شيء إنه خبير بما تفعلون Artinya: (Begitulah)  perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu.  Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. An  Naml: 88)
 |  | 
   | 46 | Sesungguhnya Kami telah menurunkan ayat-ayat  yang menjelaskan. Dan Allah memimpin siapa yang dikehendaki-Nya kepada  jalan yang lurus.(QS. 24:46) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 46 
 
 لَقَدْ أَنْزَلْنَا آيَاتٍ مُبَيِّنَاتٍ وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (46 Semua  yang tersebut pada ayat-ayat sebelum ini dimulai dari ayat 41  menunjukkan kepada kekuasaan Nya dan kesempurnaan ciptaan Nya. Bagi  ahli-ahli ilmu pengetahuan dalam segala bidang terbuka lapangan yang  seluas-luasnya untuk meneliti dan menyelidiki berbagai macam ciptaan  Allah, dan mengagumi bagaimana kokoh dan sempurnanya ciptaan itu.  Sesungguhnya yang demikian itu terdapat bukti-bukti yang nyata tentang  adanya Maha Pencipta, namun banyak juga di antara manusia walaupun ia  mengagumi semua ciptaan Allah itu, tidak mengambil manfaat dari  penelitiannya kecuali sekadar penelitian saja dan tidak membawa kepada  keimanan. Memang demikianlah halnya, karena Allah hanya menunjukkan  siapa yang dikehendaki Nya kepada jalan yang lurus.
 |  | 
   | 47 | Dan mereka berkata: `Kami telah beriman kepada  Allah dan rasul, dan kami mentaati (keduanya).` Kemudian sebagian dari  mereka berpaling sesudah itu, sekali-kali mereka itu bukanlah  orang-orang yang beriman.(QS. 24:47) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 47 
 
 وَيَقُولُونَ  آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالرَّسُولِ وَأَطَعْنَا ثُمَّ يَتَوَلَّى فَرِيقٌ  مِنْهُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ وَمَا أُولَئِكَ بِالْمُؤْمِنِينَ (47 Muqatil  berkata mengenai turunnya ayat ini sebagai berikut, "Ayat ini turun  mengenai seorang munafik yang bernama Bisyr dia diajak seorang Yahudi  pergi bertahkim kepada Rasulullah saw untuk memberi keputusan dalam  suatu perkara yang mereka perselisihkan. Sedang Bisyr sendiri mengajak  orang Yahudi bertahkim kepada Ka'ab bin Asyraf. Rasulullah memenangkan  orang Yahudi itu dalam perkara tersebut. Bisyr merasa tidak senang  dengan putusan Rasulullah maka ia mengajak orang Yahudi itu bertahkim  kepada Umar bin Khattab. Ketika mereka berhadapan dengan Umar, orang  Yahudi itu menceritakan kepada Umar bahwa mereka telah bertahkim kepada  Rasulullah dan Rasulullah memenangkannya dalam perkara itu. Maka Umar  berkata kepada Bisyr yang munafik itu, benarkah demikian? Bisyr menjawab  benar. Umar berkata, "tunggulah sebentar sampai saya datang lagi". Umar  langsung pergi ke rumahnya mengambil pedang dan kembali kepada kedua  orang yang berselisih itu lalu memukul leher Bisyr dengan pedangnya.  Kemudian Umar berkata: Demikianlah aku memberi hukuman kepada orang  (yang mengaku Islam) tetapi tidak mau menerima putusan Rasulullah saw.  Demikianlah sifat orang-orang munafik, mereka selalu mengatakan kami  beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, tetapi mereka selalu mengerjakan  hal-hal yang bertentangan dengan Islam dan tidak pernah patuh dan taat  kepada hukum Allah dan Rasul-Nya. Sebenarnya mereka itu bukanlah  orang-orang yang beriman. Iman mereka hanya di mulut saja tetapi hati  mereka tetap kafir, dan dipenuhi oleh kekotoran hawa nafsu. Bila ada  sesuatu yang menguntungkan mereka, mereka berani bersumpah bahwa mereka  benar-benar orang-orang yang beriman. Tetapi bila ada sesuatu yang  merugikan dengan pernyataan beriman itu mereka lari berpihak kepada  musuh-musuh Islam.
 
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nuur 47
 
 
 وَيَقُولُونَ  آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالرَّسُولِ وَأَطَعْنَا ثُمَّ يَتَوَلَّى فَرِيقٌ  مِنْهُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ وَمَا أُولَئِكَ بِالْمُؤْمِنِينَ (47 (Dan  mereka berkata) maksudnya orang-orang munafik, ("Kami telah beriman)  Kami telah percaya (kepada Allah) dengan mengesakan-Nya (dan Rasul)  yaitu Nabi Muhammad (dan Kami menaati") apa yang telah ditetapkan oleh  Allah dan Rasul-Nya. (Kemudian berpalinglah) memalingkan diri (sebagian  dari mereka sesudah itu) dari apa yang telah ditetapkan oleh Allah dan  Rasul-Nya (sekali-kali mereka itu bukanlah) orang-orang yang berpaling  itu (orang-orang yang beriman) sejati, yang hati dan lisan mereka  bersesuaian.
 |  | 
   | 48 | Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah dan  rasul-Nya, agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, tiba-tiba  sebagian dari mereka menolak untuk datang.(QS. 24:48) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 48 
 
 وَإِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ إِذَا فَرِيقٌ مِنْهُمْ مُعْرِضُونَ (48 Di  antara sifat-sifat orang-orang munafik itu, bila mereka dipanggil untuk  menerima ketetapan Allah dan Rasul-Nya mereka berpaling tak mau  menerima ketetapan itu. Mereka lebih senang menerima ketetapan siapa  saja selain Allah dan Rasul-Nya asal saja ketetapan itu menguntungkan  mereka. Mereka tegas-tegas menolak ketetapan Allah dan Rasul-Nya  walaupun ketetapan itu nyata-nyata berdasarkan keadilan dan kebenaran  dan dikuatkan pula( oleh bukti-bukti yang jelas. Dalam ayat lain Allah  berfirman menjelaskan sifat orang munafik itu.
 
 
 
 ألم تر إلى الذين  يزعمون أنهم ءامنوا بما أنزل إليك وما أنزل من قبلك يريدون أن يتحاكموا إلى  الطاغوت وقد أمروا أن يكفروا به ويريد الشيطان أن يضلهم ضلالا بعيدا وإذا  قيل لهم تعالوا إلى ما أنزل الله وإلى الرسول رأيت المنافقين يصدون عنك  صدودا Artinya: Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang  mengatakan dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan  kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada  tagut padahal mereka telah diperintah mengingkari tagut itu. Dan setan  bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.  Apabila dikatakan kepada mereka. "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum  yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat  orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari  (mendekati) kamu. (Q.S. An Nisa: 60-61)
 
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nuur 48
 
 
 وَإِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ إِذَا فَرِيقٌ مِنْهُمْ مُعْرِضُونَ (48 (Dan  apabila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya) yang menyampaikan  kepada mereka (agar Rasul menghukum/mengadili di antara mereka,  tiba-tiba sebagian dari mereka berpaling) menolak untuk datang memenuhi  seruan Rasul.
 |  | 
   | 49 | Tetapi jika keputusan itu untuk (kemaslahatan) mereka, mereka datang pada rasul dengan patuh.(QS. 24:49) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 49 
 
 وَإِنْ يَكُنْ لَهُمُ الْحَقُّ يَأْتُوا إِلَيْهِ مُذْعِنِينَ (49 Apabila  mereka dimenangkan dalam suatu perkara mereka patuh dan tunduk menerima  putusan Rasul, karena putusan itu menguntungkan mereka, bukan karena  putusan Rasul benar dan adil. Jadi tunduk dan patuh mereka bukanlah  karena keyakinan bahwa Rasul tidak akan memutuskan suatu perkara kecuali  berdasarkan kebenaran dan keadilan, tetapi semata-mata karena melihat  ada keuntungan bagi mereka dan sesuai dengan keinginan hawa nafsu  mereka.
 |  | 
   | 50 | Apakah (ketidak datangan mereka itu karena)  dalam hati mereka ada penyakit, atau (karena) mereka ragu-ragu ataukah  (karena) takut kalau-kalau Allah dan rasul-Nya berlaku zalim kepada  mereka? Sebenarnya, mereka itulah orang-orang yang zalim.(QS. 24:50) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 50 
 
 أَفِي  قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ أَمِ ارْتَابُوا أَمْ يَخَافُونَ أَنْ يَحِيفَ اللَّهُ  عَلَيْهِمْ وَرَسُولُهُ بَلْ أُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ (50 Kemudian  Allah mengemukakan pertanyaan mengenai sebab-sebab yang membawa  orang-orang munafik itu bersifat demikian. Apakah karena memang dalam  hati mereka ada penyakit sehingga mereka selalu ragu dan syak wasangka  terhadap segala putusan yang merugikan mereka walaupun bukti-bukti dan  dalil-dalil menguatkan putusan itu? Ataukah memang mereka pada dasarnya  ragu-ragu terhadap kerasulan dan kenabian Muhammad saw. Ataukah memang  khawatir Allah dan Rasul-Nya akan berlaku zalim terhadap mereka? Memang  demikian akhlak dan tingkah laku mereka dan demikianlah sifat-sifat  mereka. Demikianlah sifat-sifat orang-orang yang telah sesat, tidak mau  menerima kebenaran bila akan merugikan mereka. Itulah sifat-sifat  orang-orang kafir yang telah tersesat sejauh-jauhnya. Mereka itulah  orang-orang yang zalim yang suka merugikan orang lain dan zalim pula  terhadap diri mereka sendiri. Bukan demikian sifat-sifat orang-orang  yang benar beriman.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nuur 50
 
 
 أَفِي  قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ أَمِ ارْتَابُوا أَمْ يَخَافُونَ أَنْ يَحِيفَ اللَّهُ  عَلَيْهِمْ وَرَسُولُهُ بَلْ أُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ (50 (Apakah  di dalam hati mereka ada penyakit) yakni kekafiran (atau karena mereka  ragu-ragu) mereka meragukan kenabiannya (ataukah karena mereka takut  kalau-kalau Allah dan Rasul-Nya berlaku zalim kepada mereka?) di dalam  peradilan, yakni mereka diperlakukan secara aniaya di dalamnya. Tidak  (sebenarnya, mereka itulah orang-orang yang zalim) karena mereka  berpaling dari peradilan itu.
 |  | 
   | 51 | Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila  mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum  (mengadili) di antara mereka ialah ucapan:-Xx `Kami mendengar, dan kami  kami patuh.` Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.(QS. 24:51) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 51 
 
 إِنَّمَا  كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ  لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ  هُمُ الْمُفْلِحُونَ (51 Orang-orang yang benar-benar beriman  apabila diajak bertahkim kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka tunduk dan  patuh menerima putusan, baik putusan itu menguntungkan atau merugikan  mereka. Mereka yakin dengan sepenuh hati tidak akan merasa ragu  sedikitpun bahwa putusan itulah yang benar, karena putusan itu adalah  putusan Allah dan Rasul-Nya. Putusan siapa lagi yang patut diterima dan  dipercayai kebenaran dan keadilannya selain putusan Allah dan Rasul-Nya?  Demikianlah sifat-sifat orang-orang yang beriman benar-benar percaya  kepada Allah dan Rasul-Nya dan yakin sepenuhnya bahwa Allah Yang Maha  Benar dan Maha Adil.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nuur 51
 
 
 إِنَّمَا  كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ  لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ  هُمُ الْمُفْلِحُونَ (51 (Sesungguhnya jawaban orang-orang Mukmin,  bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul mengadili di  antara mereka) maka jawaban yang pantas mereka katakan (ialah ucapan,  "Kami mendengar dan Kami patuh") yakni mengiakan secara spontan. (Dan  mereka) sejak saat itu (adalah orang-orang yang beruntung) artinya  orang-orang yang selamat di dunia dan akhirat.
 |  | 
   | 52 | Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan  rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka  adalah orang-orang yang mendapat kemenangan.(QS. 24:52) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 52 
 
 وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ (52 Barang  siapa yang menaati semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya  karena meyakini bahwa mengerjakan perintah Allah itulah yang akan  membawa kepada kebahagiaan hidup di dunia dan di ahkirat, menghentikan  semua larangan-Nya, akan menjauhkan mereka dari bahaya dan malapetaka di  dunia dan di akhirat dan selalu bertakwa kepada-Nya dan berbuat baik  terhadap sesama manusia, maka mereka itu termasuk golongan orang-orang  yang mencapai keridaan Ilahi dan bebas dari segala siksaan-Nya di  akhirat nanti.
 |  | 
   | 53 | Dan mereka bersumpah dengan nama Allah  sekuat-kuat sumpah, jika kamu suruh mereka berperang, pastilah mereka  akan pergi. Katakanlah: `Janganlah kamu bersumpah, (karena ketaatan yang  diminta ialah) ketaatan yang sebenarnya. Sesungguhnya Allah Maha  Mengetahui apa yang kamu kerjakan.`(QS. 24:53) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 53 
 
 وَأَقْسَمُوا  بِاللَّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ لَئِنْ أَمَرْتَهُمْ لَيَخْرُجُنَّ قُلْ  لَا تُقْسِمُوا طَاعَةٌ مَعْرُوفَةٌ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا  تَعْمَلُونَ (53 Pada ayat ini Allah kembali menerangkan tingkah  laku orang-orang munafik yaitu mereka dengan gampang saja mengucapkan  janji-janji yang muluk-muluk dan dikuatkan pula dengan sumpah tetapi  tidak pernah mereka tepati. Mereka bersumpah dengan menyebut nama Allah  bahwa bila mereka diminta untuk ikut berperang bersama orang-orang  mukmin mereka pasti akan ikut dan tidak akan menolak, bagaimanapun  keadaan dan situasi mereka dan tidak akan memikirkan apa yang akan  terjadi dalam peperangan itu, seakan-akan mereka yakin benar bahwa  perintah berperang itu adalah untuk kepentingan bersama dan untuk  menegakkan agama Allah. Tetapi Allah mengetahui apa yang tersimpan dalam  hati mereka, bahwa mereka bila benar-benar diajak untuk berperang  melawan musuh, mereka akan mencari dalih dan alasan agar mereka tidak  ikut pergi dan tinggal saja di Madinah. Oleh sebab itu Allah  memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw agar melarang mereka bersumpah.  karena sumpah seperti itu berat resikonya. Tak usahlah kamu bersumpah  karena Kami sudah mengetahui bahwa ketaatan dan kepatuhan kamu itu hanya  di mulut saja dan tidak timbul dari hati nurani yang bersih. Senada  dengan ayat ini Allah berfirman:
 
 
 
 يحلفون لكم لترضوا عنهم فإن ترضوا عنهم فإن الله لا يرضى عن القوم الفاسقين Artinya: Mereka  akan bersumpah kepadamu, agar kamu rida kepada mereka. Tetapi jika  sekiranya kamu rida kepada mereka, maka sesungguhnya Allah tidak rida  kepada orang-orang yang fasik. (Q.S. At Taubah: 96)
 Dan firman-Nya:
 
 
 
 ويحلفون بالله أنهم لمنكم وما هم منكم ولكنهم قوم يفرقون Artinya: Dan  mereka (orang-orang munafik) bersumpah dengan (nama) Allah bahwa  sesungguhnya mereka termasuk golonganmu padahal mereka bukanlah dari  golonganmu, akan tetapi mereka adalah orang-orang yang sangat takut  (kepadamu). (Q.S. At Taubah: 56)
 Oleh karena itu Allah  memperingatkan mereka terhadap sumpah palsu yang mereka ucapkan itu dan  mengancam akan menimpakan balasan yang setimpal atas perbuatan mereka  yang jahat itu dan menjelaskan bahwa Dia mengetahui segala tingkah laku  mereka dan niat jahat mereka serta tipu daya yang mereka atur untuk  menipu kaum Muslimin.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nuur 53
 
 
  وَأَقْسَمُوا  بِاللَّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ لَئِنْ أَمَرْتَهُمْ لَيَخْرُجُنَّ قُلْ  لَا تُقْسِمُوا طَاعَةٌ مَعْرُوفَةٌ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا  تَعْمَلُونَ (53 (Dan mereka bersumpah dengan nama Allah sekuat-kuat  sumpah) dengan sekuatnya (jika kalian suruh mereka) untuk pergi  berjihad (pastilah mereka akan pergi. Katakanlah!) kepada mereka  ("Janganlah kalian bersumpah, karena ketaatan yang diminta ialah  ketaatan yang sebenarnya) maksudnya taat yang sebenarnya kepada Nabi  adalah lebih baik daripada sumpah kalian yang tidak kalian tunaikan.  (Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan") berupa  ketaatan kalian secara lisan, padahal kalian bertentangan dalam  prakteknya.
 |  | 
   | 54 | Katakanlah: `taatlah kepada Allah dan taatlah  kepada rasul; dan jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban rasul  itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian  adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu taat  kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban  rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.`(QS. 24:54) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 54 
 
 قُلْ  أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا  عَلَيْهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُمْ مَا حُمِّلْتُمْ وَإِنْ تُطِيعُوهُ  تَهْتَدُوا وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ (54 Kemudian  Allah memerintahkan lagi kepada Nabi Muhammad saw agar mengatakan  kepada mereka, "Taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya" dengan benar-benar  dun janganlah kamu selalu berpura-pura beriman tetapi perbuatan dan  tingkah lakumu bertentangan dengan kata-kata yang kamu ucapkan itu. Ini  adalah sebagai peringatan terakhir kepada mereka. Bila mereka tetap juga  berpaling dari kebenaran dan melakukan hal-hal yang merugikan  perjuangan kaum Muslimin maka katakanlah kepada mereka, bahwa dosa  perbuatanmu itu akan dipikulkan di atas pundakmu sendiri dan tidak akan  membahayakan sedikitpun terhadap Nabi dan kaum Muslimin Kamu akan  mendapat kemurkaan Allah dan siksaan-Nya. Dan bila kamu benar-benar taat  dan keluar dari kesesatanmu dengan menerima petunjuk Allah dan  Rasul-Nya niscaya kamu akan termasuk golongan orang-orang yang  beruntung. Kewajiban Rasul hanya menyampaikan petunjuk dan nasihat,  terserahlah kepadamu menerima atau menolaknya.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nuur 54
 
 
 قُلْ  أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا  عَلَيْهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُمْ مَا حُمِّلْتُمْ وَإِنْ تُطِيعُوهُ  تَهْتَدُوا وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ (54 (Katakanlah!  "Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul dan jika kalian  berpaling) dari taat kepadanya. Lafal Tawallau asalnya adalah  Tatawallau; maksudnya pembicaraan ini ditujukan kepada mereka (maka  sesungguhnya kewajiban Rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya)  yaitu menyampaikan risalah (dan kewajiban kamu sekalian adalah  semata-mata apa yang dibebankan kepada kalian) yakni untuk taat  kepadanya (dan jika kalian taat kepadanya, niscaya kalian mendapat  petunjuk. Dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan  amanat Allah dengan terang") yaitu secara jelas dan gamblang.
 |  | 
   | 55 | Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang  yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa  Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana  Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan  sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya  untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah  mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap  menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan  barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah janji itu, maka mereka itulah  orang-orang yang fasik.(QS. 24:55) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 55 
 
 وَعَدَ  اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ  لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ  قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ  وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا  يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ  الْفَاسِقُونَ (55 Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman  dan beramal saleh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi akan  menjadikan agama mereka, agama yang kokoh dan kuat, dan akan memberikan  kepada mereka nikmat keamanan dan kesejahteraan. ltulah janji Allah dan  janji itu adalah janji yang pasti terlaksana karena mustahil Allah  memungkiri janji-Nya selama mereka berpegang teguh kepada perintah dan  ajaran-Nya. Memang janji itu telah terlaksana dengan kemenangan beruntun  yang dicapai kaum Muslimin di masa Nabi saw dan di masa sahabatnya  Khulafaurrasyidin. Di masa Nabi Muhammad, kaum Muslimin telah dapat  menaklukkan kota Mekah, Khaibar, Bahrain seluruh Jazirah Arab dan  sebahagian dari wilayah kerajaan Romawi, bahkan raja Rum, Muqauqis di  Mesir dan Najasyi (Negus)di Ethiopia pernah mengirimkan hadiah kepada  Muhammad saw.
 Sesudah Nabi saw wafat dan pemerintahan dikendalikan  oleh para sahabat (Khulafaurrasyidin) mereka selalu mengikuti jejak  Rasulullah saw dalam segala urusan. Dengan demikian kekuasaan mereka  meluas ke mana-mana baik ke Timur, ke Barat, ke Utara dan ke Selatan,  maka tersebarlah agama Islam dengan pesatnya serta dianut oleh penduduk  negeri-negeri yang dikuasai dengan penuh kesadaran tanpa paksaan dan  ancaman, dan mereka benar-benar menikmati keamanan dan kesejahteraan  karena mereka benar-benar kuat, disegani oleh kawan dan lawan.
 Rabi'  bin Anas pernah berkata mengenai ayat ini, "Nabi Muhammad saw berada di  Mekah selama sepuluh tahun menyeru orang-orang kafir Mekah kepada agama  tauhid, menyembah Allah tanpa mempersekutukan-Nya dengan cara  sembunyi-sembunyi sedang orang-orang yang beriman selalu berada dalam  ketakutan dan kekhawatiran. Mereka belum diperintah untuk berperang.  Kemudian mereka disuruh hijrah ke Madinah lalu mereka datang ke sana dan  turunlah perintah berperang. Mereka selalu berada dalam ketakutan dan  kekhawatiran, tetapi menyandang senjata pagi dan petang, dan mereka  tetap tabah dan sabar. Kemudian datanglah seorang sahabat menemui Nabi  dan berkata: Ya Rasulullah apakah untuk selama-lamanya kita harus berada  dalam kekhawatiran dan kewaspadaan ini? Kapankah akan datang waktunya  kita dapat merasa aman dan bebas dari memanggul senjata? Maka Rasulullah  saw menjawab: Kamu tidak akan lama bersabar menunggu keadaan itu. dan  tidak lama lagi akan tiba waktunya di mana seorang dapat duduk di suatu  pertemuan besar yang tidak ada sepotong senjata pun terdapat dalam  pertemuan itu. Lalu turunlah ayat ini. Allah telah mengingatkan kaum  Muslimin yang telah sukses mencapai kemenangan, keamanan dan  kesejahteraan itu dengan firman-Nya:
 
 
 
 واذكروا إذ أنتم قليل مستضعفون في الأرض تخافون أن يتخطفكم الناس فأواكم وأيدكم بنصره ورزقكم من الطيبات لعلكم تشكرون Artinya: Dan  ingatlah (hai para Muhajirin) ketika kamu masih berjumlah sedikit, lagi  tertindas di muka bumi (Mekah), kamu takut orang-orang (Mekah) akan  menculik kamu, maka Allah memberi kamu tempat menetap (Madinah) dan  dijadikan-Nya kamu kuat dengan pertolongan-Nya dan diberi-Nya kamu  rezeki dari yang baik-baik agar kamu bersyukur. (Q.S. Al Anfal: 26)
 Demikianlah  kaum Muslimin tetap kuat dan disegani, menikmati keamanan dan  kesejahteraan di masa Khalifah Abu Bakar, Umar, Usman, sampai timbul  pertentangan yang hebat antara kaum Muslimin semenjak pemerintahan Ali  bin Abu Talib dan terjadilah perang saudara antara sesama mereka pada  hal perang sesama Muslimin itu sangat bertentangan dengan firman Allah:
 
 
 
 واعتصموا بحبل الله جميعا ولا تفرقوا واذكروا نعمة الله عليكم إذ كنتم اعداء فألف بين قلوبكم فأصبحتم بنعمته إخوانا Artinya: Dan  berpeganglah kamu semuanya kepada (tali) agama Allah dan jangan kamu  bercerai-berai dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu  dahulu (masa jahiliah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan  hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang  bersaudara. (Q.S. Ali Imran: 103)
 Dan firman-Nya
 
 
 
 ولا تكونوا كالذين تفرقوا واختلفوا من بعد ما جاءهم البينات وأولئك لهم عذاب عظيم Artinya: Dan  janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan  berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka  itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat. (Q.S. Ali Imran: 105)
 Semenjak itu terjadilah pasang surut dalam pemerintahan Islam. Pada  suatu waktu mereka jaya dan mulia dan di waktu yang lain mereka lemah  tak berdaya menjadi mangsa bagi kaum yang lain sesuai dengan keadaan dan  kondisi mereka dalam mempraktekkan ajaran Islam, menaati perintah Allah  dan Rasul-Nya. menegakkan keadilan dan kebenaran dan menjaga kesatuan  umat agar jangan berpecah belah.
 
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nuur 55
 
 
 وَعَدَ  اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ  لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ  قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ  وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا  يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ  الْفَاسِقُونَ (55 (Dan Allah telah menjanjikan kepada orang-orang  yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal yang saleh,  bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi)  sebagai ganti dari orang-orang kafir (sebagaimana Dia telah menjadikan  berkuasa) dapat dibaca Kamastakhlafa dan Kamastukhlifa (orang-orang yang  sebelum mereka) sebagaimana yang dialami oleh kaum Bani Israel sebagai  pengganti dari orang-orang yang lalim dan angkara murka (dan sungguh Dia  akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka)  yaitu agama Islam; seumpamanya Dia akan memenangkannya di atas  agama-agama yang lain, kemudian Dia meluaskan bagi mereka daerah-daerah  mereka dan mereka menjadi para pemiliknya (dan Dia benar-benar akan  menukar keadaan mereka) dapat dibaca Takhfif yaitu menjadi  walayubdilannahum, dapat pula dibaca Tasydid yaitu menjadi  Walayubaddilannahum (sesudah mereka berada dalam ketakutan) dari  perlakuan orang-orang kafir (menjadi aman sentosa) dan Allah telah  menunaikan janji-Nya kepada mereka, yaitu memberikan kepada mereka apa  yang telah disebutkan tadi, kemudian Dia memuji mereka melalui  firman-Nya, (Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan  sesuatu apa pun dengan Aku) ayat ini merupakan jumlah Isti'naf atau  kalimat baru, akan tetapi statusnya disamakan sebagai Illat. (Dan barang  siapa yang tetap kafir sesudah janji itu) sesudah pemberian nikmat  kepada mereka, yaitu keamanan tadi (maka mereka itulah orang-orang yang  fasik) dan orang-orang yang mula-mula kafir sesudah itu adalah para  pembunuh Khalifah Usman r.a. kemudian mereka menjadi orang-orang yang  saling membunuh padahal sebelumnya mereka berteman.
 |  | 
   | 56 | Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat.(QS. 24:56) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 56 
 
 وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (56 Pada  ayat ini Allah mengiringi janji akan mencapai kemenangan itu dengan  perintah mendirikan salat, menunaikan zakat dan mentaati Allah dan  Rasul-Nya. Itulah syarat-syarat untuk mencapai kemenangan dan  memeliharanya. Kadang-kadang mencapai sesuatu tidaklah begitu berat,  tetapi memelihara kelestarian apa yang telah dicapai itu lebih berat  dari pada mencapainya. Oleh sebab itu kaum Muslimin harus memperkuat  diri dan memupuk pertahanan dengan tiga macam senjata yang sangat ampuh  itu yaitu pertama yang menguatkan batin dengan selalu berhubungan dengan  Yang Maha Kuasa, kedua zakat yang membersihkan dari dari sifat bakhil  dan kikir, sehingga apabila tiba saatnya seseorang tidak segan-segan  mengorbankan hartanya tenaganya bahkan jiwanya bila keadaan menghendaki  dan ketiga taat dan patuh kepada Allah dan Rasul-Nya di mana segala  tindak tanduknya disesuaikan dengan ajaran-Nya dan bila terdapat  perbedaan pendapat hendaklah dikembalikan kepada hukum Allah dan  Rasul-Nya. Itulah yang menjadi pedoman bagi segala gerak dan langkah.  Dengan memenuhi ketiga syarat itu akan dapat dibina kekuatan umat dan  ketahanannya terhadap segala bahaya yang mengancam dan dapat  dipertahankan dan dipelihara kejayaan yang telah dicapai.
 |  | 
   | 57 | Janganlah kamu kira bahwa orang-orang yang  kafir itu dapat melemahkan (Allah dari mengazab mereka) di bumi ini,  sedang tempat tinggal mereka (di akhirat) adalah neraka. Dan sungguh  amat jeleklah tempat tinggal itu.(QS. 24:57) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 57 
 
 لَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مُعْجِزِينَ فِي الْأَرْضِ وَمَأْوَاهُمُ النَّارُ وَلَبِئْسَ الْمَصِيرُ (57 Pada  ayat ini Allah menegaskan kepada Nabi Muhammad bahwa orang-orang kafir  itu tidak akan dapat menghindarkan diri dari siksaan Allah bila Allah  menghendaki kebinasaan mereka atau keruntuhan kekuasaan mereka. Oleh  sebab itu janganlah terlalu berat memperhitungkan kekuatan mereka selama  kaum Muslimin tetap memelihara kondisi mereka dengan ketiga syarat yang  dikemukakan pada ayat 56. Mereka pasti menemui akibat kedurhakaan dan  keingkaran mereka baik di dunia maupun di akhirat. Di akhirat mereka  akan ditempatkan dalam neraka Jahanam dan itu seburuk-buruk tempat.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nuur 57
 
 
 لَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مُعْجِزِينَ فِي الْأَرْضِ وَمَأْوَاهُمُ النَّارُ وَلَبِئْسَ الْمَصِيرُ (57 (Janganlah  kamu kira) dapat dibaca Tahsabanna dan Yahsabanna, yang menjadi Fa'il  atau subyeknya adalah Rasulullah (bahwa orang-orang yang kafir itu dapat  melemahkan) Kami (di bumi ini) yakni selamat dari azab Kami (sedangkan  tempat tinggal mereka) yaitu tempat mereka kembali (adalah neraka. Dan  sungguh sejelek-jelek tempat kembali adalah neraka) maksudnya tempat  kembali yang paling buruk.
 |  | 
   | 58 | Hai orang-orang yang beriman, hendaklah  budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang  belum balig di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam  satu hari) yaitu sebelum sembahyang subuh, ketika kamu menanggalkan  pakaian (luar) mu di tengah hari dan sesudah sembahyang Isya. (Itulah)  tiga aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka  selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu  (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah  menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha  bijaksana.(QS. 24:58) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 58 
 
 يَا أَيُّهَا  الَّذِينَ آمَنُوا لِيَسْتَأْذِنْكُمُ الَّذِينَ مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ  وَالَّذِينَ لَمْ يَبْلُغُوا الْحُلُمَ مِنْكُمْ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ مِنْ  قَبْلِ صَلَاةِ الْفَجْرِ وَحِينَ تَضَعُونَ ثِيَابَكُمْ مِنَ الظَّهِيرَةِ  وَمِنْ بَعْدِ صَلَاةِ الْعِشَاءِ ثَلَاثُ عَوْرَاتٍ لَكُمْ لَيْسَ  عَلَيْكُمْ وَلَا عَلَيْهِمْ جُنَاحٌ بَعْدَهُنَّ طَوَّافُونَ عَلَيْكُمْ  بَعْضُكُمْ عَلَى بَعْضٍ كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ  وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ (58 Sebagaimana kita ketahui, di masa  kini sebuah rumah tangga biasanya terdiri atas beberapa kamar, dan  tiap-tiap kamar ditempati oleh anggota-anggota dan orang lain yang ada  di dalam rumah itu. Ada kamar untuk kepala keluarga dan nyonya, ada  kamar untuk anak-anak dan kamar untuk pembantu dan lain sebagainya.  Biasanya masing-masing anggota keluarga dapat masuk ke kamar yang bukan  kamarnya bila ada keperluan dan tidak perlu minta izin kepada penghuni  kamar itu. Memang demikianlah halnya, tetapi Islam memberikan  batas-batas waktu untuk kebebasan memasuki kamar-kamar itu. Maka para  hamba sahaya, dan anak-anak yang belum balig tidak dibenarkan memasuki  kamar tuan rumah atau kamar anggota keluarga yang sudah dewasa dan  berkeluarga di waktu-waktu yang ditentukan kecuali minta izin lebih  dahulu, seperti dengan mengetok pintu dan sebagainya. Bila ada jawaban  dari dalam "silahkan masuk", barulah mereka boleh masuk. Waktu-waktu  yang ditentukan itu ialah pertama di waktu pagi hari sebelum salat  Subuh, kedua di waktu sesudah Zuhur, dan ketiga di waktu sesudah salat  Isyak. Waktu-waktu itu disebut dalam ayat ini "aurat", karena pada  waktu-waktu itu biasanya orang belum mengenakan pakaiannya dun aurat  mereka belum ditutupi semua dengan pakaian. Di pagi hari sebelum bangun  untuk salat subuh biasa orang masih bercelana dalam saja demikian pula  halnya di waktu istirahat sesudah Zuhur, istirahat panjang sesudah  Isyak. Meskipun di waktu-waktu istirahat seperti itu suami istri  melakukan hal-hal yang tidak pantas dilihat oleh orang lain atau  pembantu dan anak-anak. Adapun di luar tiga waktu yang telah ditentukan  itu maka amat beratlah rasanya kalau diwajibkan pula meminta izin,  karena para pembantu dan anak-anak sudah sewajarnya bergerak bebas dalam  rumah karena banyak yang akan diurus dan banyak pula yang perlu diambil  dari kamar-kamar. Para pembantu biasa memasuki kamar untuk membersihkan  perabot-perabot atau untuk mengambil sesuatu yang diperintahkan oleh  tuan atau nyonya rumah dan demikian pula halnya dengan anak-anak.
 Diriwayatkan  bahwa Rasulullah saw menyuruh seorang anak dari kaum Ansar bernama  Mudlij pergi ke rumah Umar bin Khattab untuk suatu keperluan. Umar di  waktu itu sedang istirahat tidur. Anak itu mengetok pintu dan langsung  masuk kekamar Umar. Umar terbangun dan segera duduk tetapi belum sempai  menutupi auratnya. Maka kelihatanlah oleh anak itu apa yang tidak pantas  dilihatnya. Umar sangat menyesal atas kejadian itu dan berkata:  Alangkah baiknya kalau Allah SWT menurunkan ayat melarang para bapak,  anak-anak dan pembantu memasuki ke kamar kita pada waktu seperti ini  kecuali setelah meminta izin lebih dahulu. Lalu Umar pergi ke rumah  Rasulullah bersama anak itu. Dia mengetahui dari Rasulullah bahwa ayat  mengenai itu sudah turun. Dengan serta merta Umar tersungkur sujud  karena turunnya ayat ini. Ini adalah salah satu di antara pendapat Umar  yang dibenarkan oleh wahyu Ilahi. Demikianlah Allah menjelaskan adab  sopan santun dalam rumah tangga yang harus dipatuhi dan dilaksanakan.  Para ahli ilmu jiwa setelah mengadakan penelitian yang mendalam  berpendapat bahwa anak-anak di bawah umur (sebelum balig) tidak boleh  melihat hal-hal yang belum patut dilihatnya karena akan sangat besar  pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa mereka dan mungkin akan  menimbulkan berbagai macam penyakit jiwa dan saraf. Amat besarlah hikmah  adab sopan santun ini bagi ketenteraman rumah tangga, dan memang  demikianlah halnya karena adab ini diperintahkan oleh Allah Yang Maha  Mengetahui dan Maha Bijakasana.
 
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nuur 58
 
 
 يَا  أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِيَسْتَأْذِنْكُمُ الَّذِينَ مَلَكَتْ  أَيْمَانُكُمْ وَالَّذِينَ لَمْ يَبْلُغُوا الْحُلُمَ مِنْكُمْ ثَلَاثَ  مَرَّاتٍ مِنْ قَبْلِ صَلَاةِ الْفَجْرِ وَحِينَ تَضَعُونَ ثِيَابَكُمْ  مِنَ الظَّهِيرَةِ وَمِنْ بَعْدِ صَلَاةِ الْعِشَاءِ ثَلَاثُ عَوْرَاتٍ  لَكُمْ لَيْسَ عَلَيْكُمْ وَلَا عَلَيْهِمْ جُنَاحٌ بَعْدَهُنَّ  طَوَّافُونَ عَلَيْكُمْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَعْضٍ كَذَلِكَ يُبَيِّنُ  اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ (58 (Hai  orang-orang yang beriman, hendaklah meminta izin kepada kalian  budak-budak yang kalian miliki) baik yang laki-laki maupun yang  perempuan (dan orang-orang yang belum balig di antara kalian) maksudnya  dari kalangan orang-orang yang merdeka dan belum mengetahui perihal kaum  wanita (sebanyak tiga kali) yaitu dalam tiga waktu untuk seharinya  (yaitu sebelum salat subuh dan ketika kalian menanggalkan pakaian luar  kalian di tengah hari) yakni waktu salat Zuhur (dan sesudah salat Isyak.  Itulah tiga aurat bagi kalian) kalau dibaca Rafa' menjadi Tsalaatsu  'Auraatin, berarti menjadi Khabar dari Mubtada yang diperkirakan  keberadaannya, dan sebelum Khabar terdapat Mudhaf, kemudian kedudukan  Mudhaf yang diperkirakan itu diganti oleh Mudhaf ilaih yaitu lafal  Tsalaatsun itu sendiri. Makna selengkapnya ialah, Ketentuan tersebut  adalah tiga waktu yang ketiga-tiganya merupakan aurat bagi kalian. Jika  dibaca Nashab menjadi Tsalaatsa Auraatin Lakum, dengan memperkirakan  adanya lafal Auraatin yang dinashabkan, juga karena menjadi Badal secara  Mahal dari lafal sebelumnya, kemudian Mudhaf ilaih menggantikan  kedudukannya. Dikatakan demikian karena pada saat-saat tersebut, yaitu  ketiga waktu itu, orang-orang membuka pakaian luar mereka untuk  istirahat sehingga auratnya kelihatan. (Tidak ada atas kalian dan tidak  pula atas mereka) atas budak-budak yang kalian miliki dan anak-anak  kecil (dosa) untuk masuk menemui kalian tanpa izin (selain dari tiga  waktu itu) yakni sesudah ketiga waktu tadi, sedangkan mereka (melayani  kalian) meladeni kalian (sebagian kalian) yakni pelayan itu mempunyai  keperluan (kepada sebagian yang lain) kalimat ini berkedudukan  mengukuhkan makna sebelumnya. (Demikianlah) sebagaimana apa yang telah  disebutkan tadi (Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kalian) yakni  menjelaskan hukum-hukum-Nya. (Dan Allah Maha Mengetahui) tentang semua  urusan makhluk-Nya (lagi Maha Bijaksana) di dalam mengatur kepentingan  mereka. Ayat yang menyangkut masalah meminta izin ini menurut suatu  pendapat telah dinasakh. Akan tetapi menurut pendapat yang lain tidak  dinasakh, hanya saja orang-orang meremehkan masalah meminta izin ini,  sehingga banyak dari mereka yang tidak memakainya lagi.
 |  | 
   | 59 | Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur  balig, maka hendaklah mereka meminta izin, seperti orang-orang yang  sebelum mereka minta izin. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya.  Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.(QS. 24:59) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 59 
 
 وَإِذَا  بَلَغَ الْأَطْفَالُ مِنْكُمُ الْحُلُمَ فَلْيَسْتَأْذِنُوا كَمَا  اسْتَأْذَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ  آيَاتِهِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ (59 Adapun bila anak-anak itu  sudah balig maka mereka diperlakukan seperti orang dewasa lainnya bila  hendak memasuki kamar harus meminta izin lebih dahulu bukan pada waktu  yang ditentukan itu saja tetap untuk setiap waktu. Kemudian Allah  mengulangi lagi penjelasan-Nya bahwa petunjuk dalam ayat ini adalah  ketetapan-Nya yang mengandung hikmah dan manfaat bagi keharmonisan dalam  rumah tangga. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu dan Maha  Bijakasana.
 |  | 
   | 60 | Dan perempuan-perempuan tua yang telah  terhenti (dari haidh dan mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi),  tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian (zzzz) mereka dengan  tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan, dan berlaku sopan adalah lebih  baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(QS. 24:60) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 60 
 
 وَالْقَوَاعِدُ  مِنَ النِّسَاءِ اللَّاتِي لَا يَرْجُونَ نِكَاحًا فَلَيْسَ عَلَيْهِنَّ  جُنَاحٌ أَنْ يَضَعْنَ ثِيَابَهُنَّ غَيْرَ مُتَبَرِّجَاتٍ بِزِينَةٍ  وَأَنْ يَسْتَعْفِفْنَ خَيْرٌ لَهُنَّ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (60 Bagi  wanita-wanita yang sudah tua tidak mempunyai keinginan bersenggama dan  tak ada pula daya tariknya lagi diizinkan menanggalkan sebahagian  pakaiannya yang dipakai wanita-wanita biasa untuk menutupi seluruh aurat  seperti hauscoat (pakaian lapang yang menutupi seluruh badan) dan lain  sebagainya. Tetapi tidak boleh membiarkan aurat yang biasa tertutup rapi  seperti dada betis paha dan lain-lainnya. Bila wanita tua itu tetap  ingin berpakaian lengkap seperti biasa maka hal itu lebih baik baginya,  walau bagaimanapun seorang wanita meskipun telah tua lebih terhormat  nampaknya bila dia masih memperhatikan dan mementingkan apa yang baik  baginya sebagai wanita. Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui semua  tingkah laku hambanya dan apa yang tersimpan dalam hatinya.
 
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nuur 60
 
 
 وَالْقَوَاعِدُ  مِنَ النِّسَاءِ اللَّاتِي لَا يَرْجُونَ نِكَاحًا فَلَيْسَ عَلَيْهِنَّ  جُنَاحٌ أَنْ يَضَعْنَ ثِيَابَهُنَّ غَيْرَ مُتَبَرِّجَاتٍ بِزِينَةٍ  وَأَنْ يَسْتَعْفِفْنَ خَيْرٌ لَهُنَّ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (60 (Dan  perempuan-perempuan tua yang telah terhenti) dari haid dan dari  mempunyai anak disebabkan telah lanjut umurnya (yang tiada ingin kawin  lagi) bagi yang demikian itu (tiadalah atas mereka dosa menanggalkan  pakaian mereka) yakni jilbab mereka, atau selendang mereka, atau penutup  yang ada di atas kerudung mereka (dengan tidak bermaksud menampakkan)  yakni menonjolkan (perhiasan)-nya yang tersembunyi seperti kalung,  gelang tangan dan gelang kaki (dan berlaku terhormat) tidak  melepaskannya (adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar)  perkataan kalian (lagi Maha Mengetahui) apa yang tersimpan di dalam  kalbu kalian.
 |  | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar