Sabtu, 20 Juli 2013

MUTIARA RAMADHAN : PARADOKS PUASA

Paradoks Puasa


PUASA seyogyanya membangun keintiman seorang makhluk dengan Sang Khaliq, mencapai ketaqwaan, memompa produktifitas, menyehatkan, mensejahterakan, dan membangun solidaritas. Sebab saat ibadah puasa, seseorang berinteraksi secara langsung, jujur dan spesial dengan Allah SWT, sehingga mendapat ridhanya.
     Saat berpuasa seseorang mengurangi jadwal dan jumlah  konsumsi, sehingga lebih sehat. Perut lebih stabil, banyak waktu berkarya dan dapat merasakan betapa penderitaan menahan lapar dan haus, sehingga terketuk hatinya untuk berbagi sebagai rasa solidaritas kemanusiaan.
     Nyatanya fenomena puasa sering berlawanan dan paradoks antara nilai dan realitanya. Acapkali orang berpuasa hanya rutinitas keagamaan tahunan, tidak makan, tidak minum dan tidak bersetubuh di siang hari.Tapi perilakunya tidak ada perubahan, pikiran dan hatinya tidak dibersihkan dari rasa hasud, sehingga puasa tidak memberi efek perubahan dalam hidupnya.
Saat Ramadhan seyogyanya bahan pokok lebih murah dan lebih banyak persediaan, karena puasa mengurangi kebutuhan konsumsi. Nyatanya harga bahan pokok dan kebutuhan lain beranjak naik. Ini menunjukkan permintaan bahan pokok meningkat, sehingga menimbulkan kenaikan harga. Artinya pelaksanaan puasa tidak membuat pengurangan konsumsi, tapi malah meningkat.
     Puasa sering menjadi alasan untuk tidak melakukan banyak aktivitas, seperti jam kantor dikurangi dua jam, sudah begitu masih banyak pegawai datang terlambat karena alasan puasa, sehingga banyak pekerjaan tertunda bahkan terbengkalai. Padahal, sebenarnya saat orang berpuasa lebih banyak waktu, karena saat berpuasa telah menghilangkan jadwal makan pagi dan siang. Bahkan mau cepat-cepat pulang ke rumahpun masih menunggu maghrib untuk makan malam.
     Puasa menambah produktivitas, tapi kenapa sering menjadi alasan menghentikan banyak aktivitas karena alasan PUASA..??? Padahal saat berpuasa seseorang menstabilkan konsumsi, memperbanyak gerak dengan banyak beribadah sehingga tubuh dan rohani dibersihkan. Akan tetapi acapkali orang yang berbuka malah balas dendam dengan mengkonsumsi makanan beraneka ragam dan berlebihan. Saat puasa tak ubahnya hanya mengubah jadwal makan di siang hari, tidak berkurang sedikitpun bahkan bertambah.
     Puasa seyogyanya menyehatkan karena ada proses pencernaan yang membersihkan dan menghancurkan racun-racun dalam tubuh. Tapi nyatanya acapkali terjadi yang sebaliknya, saat berpuasa tubuhnya lemas dan banyak tidur. Rosululloh SAW bersabda : "Cairkan makanan kalian dengan berdzikir kepada Alloh SWT dan sholat, serta janganlah kalian langsung tidur selesai makan, karena dapat membuat hati kalian menjadi keras." (HR. Abu Nu'aim).
Puasa seyogyanya dapat membangkitkan rsa solidaritas. Sebab saat berpuasa dapat merasakan pedihnya menahan lapar dan haus yang diderita oleh orang tidak mampu. Nyatanya acapkali orang yang berpuasa berlebihan mengkonsumsi saat berbuka dan saat sahur, bahkan banyak makan basi dan terbuang.
     Ibadah puasa seyogyanya makin hari semakin meningkat hingga di 10 hari terakhir di bulan Ramadhan untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar. Nyatanya acapkali saat Ramadhan hanya semangat di awal dan makin hari makin menyusut semangatnya. Bahkan saat 10 hari terakhir Ramadhan lebih sibuk berburu diskon dan belanja di pasar untuk keperluan lebaran.
"Pada sepuluh terakhir Ramadhan Rosululloh SAW  lebih giat beribadah melebihi hari-hari selainnya." (HR. Muslim).
     Tuntutan puasa acapkali tak sesuai pelaksanaannya, sehingga nilai puasa tak terinternalisasi dalam kehidupan. Maka puasa tak memberi efek dalam mengubah karakter dan pencapaian kesejatian diri manusia. Lebaran yang seyogyanya menjadi simbol kemenangan melawan hawa nafsu, nyatanya hanya simbolis belaka. Sebab yang berubah dan baru hanya baju atau pakaian. Puasa hanya menahan lapar dan haus, tak menuntun perubahan dan menggapai fitrah.
     Puasa seharusnya dilakun seluruh organ tubuh, pikiran dan hatinya menyatu dengan Sang Pencipta. Jabir bin Abdillah ra berkata : "Jika kamu berpuasa hendanya berpuasa pula pendengaranmu, penglihatanmu dan lisanmu dari nista dan dosa-dosa. Tinggalkan menyakiti tetangga, dan hendaknya kamu senantiasa bersikap tenang pada hari kamu berpuasa. Jangan pula kamu jadikan hari berbukamu sama dengan hari kamu berpuasa."
  
Demikian sekilas mutiara ramadhan kali ini semoga bermanfaat dan Allah selalu menjadikan kita orang yang selalu dalam lindungannya... Amin Yaa Rabbal Alamin...


____________________________________


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Edy_Hari_Yanto's  album on Photobucket
TPQ NURUDDIN NEWS : Terima kasih kepada donatur yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk pembangunan TPQ Nuruddin| TKQ-TPQ "NURUDDIN" MENERIMA SANTRI DAN SANTRIWATI BARU | INFORMASI PENDAFTARAN DI KANTOR TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN-WONOAYU