Jumat, 31 Januari 2014

TAFSIR AL QUR'AN SURAH AL-HADIID AYAT 21 - 29 ( 02 )

Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR] : AL-HAADID
Ayat [29]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:2/2
21 Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.(QS. 57:21)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hadiid 21 

 
سَابِقُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ (21)

Pada ayat ini Allah SWT memerintahkan supaya manusia itu bersegera dan berlomba-lomba mengerjakan amal saleh untuk dapat memperoleh ampunan dari Allah SWT dan mendapat surga di akhirat kelak, yang luasnya seluas langit dan bumi, yang dipersiapkan bagi orang-orang yang beriman, kepada Allah dan Rasul-rasul Nya, mengakui keesaan Allah SWT membenarkan Rasul-rasul Nya.
Semua yang dipersiapkan Allah bagi mereka, adalah karunia, rahmat dan anugerah dari pada Nya.
Di dalam hadis yang diriwayatkan Imam Muslim dari sahabat Abu Zar dijelaskan sebagai berikut:
"Segolongan sahabat Rasulullah berkata kepada Nabi saw., "Wahai Rasulullah! Orang-orang kaya tentu mendapat banyak pahala, mereka salat seperti kami salat, mereka berpuasa seperti kami juga berpuasa dan (merupakan kelebihan mereka dari kami) ialah mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka." Jawab Rasulullah, "Bukankah Allah telah menyediakan untukmu sesuatu yang dapat kamu jadikan sedekah?". Tiap-tiap tasbih (Subhanallah) yang diucapkan adalah sedekah. Tiap-tiap takbir (Allahu Akbar) sedekah. Tiap-tiap tahlil (La ilaha illallah) sedekah. Tiap-tiap tahmid (Alhamdulillah) sedekah, menyuruh berbuat baik adalah sedekah. Melarang berbuat mungkar adalah sedekah. Pada budu (alat fital) istrimu sedekah." Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah ! Kalau seseorang menuruti kemauan syahwatnya, berpahala jugakah dia?" Jawab Rasulullah: "Tidakkah kamu ketahui, bila seseorang menuruti syahwatnya pada yang haram, dia itu berdosa? Begitu pula apabila seseorang melaksanakan kehendak syahwatnya pada yang halal, maka baginya pahala."
Ayat (21) ini ditutup dengan ketegasan bahwa Allah itu amat luas pemberian-Nya, besar karunia Nya. Dia memberikan orang yang dikehendaki Nya apa saja menurut kehendak Nya; di lapangkan rezekinya di dunia, dianugerahi bermacam-macam nikmat, diberitahu di mana ia harus bersyukur, kemudian dibalas di akhirat kelak dengan balasan yang menyenangkan yaitu surga Jannatun na'im.
22 Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.(QS. 57:22)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hadiid 22

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (22

Ayat ini menerangkan bahwa semua bencana dan malapetaka yang menimpa permukaan bumi, seperti gempa bumi, banjir dan bencana alam yang lain serta bencana yang menimpa manusia, seperti kecelakaan, penyakit dan sebagainya telah ditetapkan akan terjadi sebelumnya dan tertulis di Lohmahfuz, sebelum Allah SWT menciptakan makhluk Nya.
Hal ini berarti tidak ada suatupun yang terjadi di alam ini yang luput dari pengetahuan Allah dan tidak tertulis di Lohmahfuz.
Menetapkan segala sesuatu yang akan terjadi itu adalah sangat mudah bagi Allah, karena Dia Maha Mengetahui segala sesuatu, baik yang telah ada maupun yang akan ada nanti, baik yang besar maupun yang kecil, yang tampak dan yang tidak tampak.
Ditakhrijkan oleh Al Hakim dan dinyatakan sebagai hadis sahih dari Abu Hasan bahwa telah datang dua orang kepada Aisyah, mengatakan, bahwa Abu Hurairah menyampaikan bahwa Nabi Muhammad saw pernah bersabda: "Nasib itu hanyalah ditentukan oleh wanita, binatang melata, dan rumah". Aisyah menjawab; "Demi Tuhan Yang menurunkan Alquran kepada Abu Qasim saw, tidak pernah ia mengatakan yang seperti ini, ia hanya pernah mengatakan: "Orang-orang Arab Jahiliah dahulu mengatakan, 'Nasib itu hanyalah ditentukan oleh wanita, binatang melata dan rumah'". Kemudian `Aisyah membaca ayat ini.
Ayat ini memperingatkan sebahagian kaum muslimin yang masih percaya kepada tenung, suka meminta sesuatu kepada kuburan yang dianggap keramat, menanyakan sesuatu yang akan terjadi kepada dukun dan sebagainya. Hendaklah mereka hanya percaya kepada Allah saja, karena hanyalah Dia yang menentukan segala sesuatu. Mempercayai adanya kekuatan-kekuatan gaib yang lain selain dari kekuatan Allah termasuk memperserikatkan Nya dengan makhluk ciptaan Nya dan berarti tidak percaya kepada tauhid rububiyah yang ada pada Allah.
23 (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri,(QS. 57:23)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hadiid 23 

لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ (23

Pada ayat ini Allah SWT menyatakan sebab Dia mengatakan seperti tersebut ayat di atas yaitu menetapkan segala sesuatu peristiwa atau kejadian sebelum wujudnya, agar manusia bersabar menerima cobaan Allah. Cobaan Allah itu adakalanya berupa kesengsaraan dan malapetaka, adakalanya berupa kesenangan dan kegembiraan. Karena itu janganlah terlalu bersedih hati menerima kesengsaraan dan malapetaka yang menimpa diri, sebaliknya jangan pula terlalu bersenang hati dan bergembira menerima Sesuatu yang menyenangkan hati. Sikap yang paling baik ialah bersabar menerima bencana dan malapetaka yang menimpa serta bersyukur kepada Allah atas setiap menerima nikmat yang dianugerahkan Nya.
Ayat ini bukanlah maksudnya melarang kaum Muslimin bergembira dan bersedih hati, tetapi maksudnya ialah melarang kaum Muslimin bergembira dan bersedih hati dengan berlebih-lebihan.
Berkata 'Ikrimah: "Tidak ada seorang pun melainkan ia dalam keadaan sedih dan gembira, tetapi hendaklah ia menjadikan kegembiraan itu sebagai tanda bersyukur kepada Allah dan kesedihan itu sebagai tanda bersabar".
Pada akhir ayat ini ditegaskan bahwa orang yang terlalu gembira menerima sesuatu yang menyenangkan hatinya dan terlalu bersedih hati menerima bencana yang menimpanya adalah orang yang pada dirinya terdapat tanda-tanda bakhil dan angkuh, seakan-akan ia hanya memikirkan kepentingan dirinya saja. Dan Allah SWT menyatakan bahwa Dia tidak menyukai orang-orang yang mempunyai sifat-sifat bakhil dan angkuh itu.
24 (yaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh manusia berbuat kikir. Dan barangsiapa yang berpaling (dari perintah-perintah Allah) maka sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Kaya lagi Maha terpuji.(QS. 57:24)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hadiid 24 

الَّذِينَ يَبْخَلُونَ وَيَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ وَمَنْ يَتَوَلَّ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ (24

Orang-orang yang mempunyai sifat-sifat sombong dan angkuh itu adalah orang yang bila memperoleh sesuatu nikmat, kesenangan atau harta, maka ia berpendapat bahwa semuanya itu diperolehnya semata-mata karena kesanggupan dan kepandaiannya sendiri. Karena ia berusaha, maka ia memperolehnya, bukan karena pertolongan dan anugerah Allah kepadanya.
Kemudian setan membisik-bisikkan ke telinganya bahwa ia adalah orang yang kuat dan mampu, tidak memerlukan pertolongan dari orang lain. Karena yakin akan kemampuan dirinya itu, ia merasa tidak megindahkan orang lain dan memberi orang lain. Jika ia memberi dan mengindahkan orang lain ia akan menjadi miskin. Keyakinan itu disampaikan pula kepada orang lain dan menganjurkan orang lain itu berkeyakinan sepertinya pula, yaitu berlaku kikir agar tidak menjadi fakir.
Pada ayat ini ditegaskan bahwa orang yang mempunyai sifat-sifat seperti sifat-sifat di atas adalah orang-orang yang berpaling dari perintah-perintah Allah SWT. Allah SWT memerintahkan agar manusia bersifat rendah hati, suka menolong sesamanya, membantu fakir miskin, berinfak di jalan Allah dan sebagainya, tetapi mereka menganjurkan dan berbuat sebaliknya, Allah SWT menyatakan bahwa sikap dan tindakan mereka yang demikian itu tidak akan merugikan Allah sedikit pun, melainkan akan merugikan diri mereka sendiri, karena Allah SWT tidak memerlukan sedikit pun harta dan pemberian mereka itu, tetapi merekalah yang memerlukannya. Allah Maha Terpuji karena Dialah yang melimpahkan nikmat kepada seluruh makhluk Nya.
Ayat lain yang sama artinya dengan ayat ini, ialah:


وإن تكفروا فإن لله ما في السموات وما في الأرض وكان الله غنيا حميدا
Artinya:
Tetapi jika kamu kafir, maka (ketahuilah) sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.
(Q.S. An Nisa': 131)
25 Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.(QS. 57:25)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hadiid 25 

لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ وَرُسُلَهُ بِالْغَيْبِ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ (25

Allah SWT menerangkan bahwa Dia telah mengutus para Rasul kepada umat-umat Nya dengan membawa bukti-bukti yang kuat untuk membuktikan kebenaran risalah Nya. Di antara bukti-bukti itu, ialah mukjizat-mukjizat yang diberikan kepada para Rasul itu, seperti tidak terbakar oleh api sebagai mukjizat Nabi Ibrahim as, mimpi yang benar sebagai mukjizat Nabi Yusuf as, Tongkat sebagai mukjizat Nabi Musa as. Alquran sebagai mukjizat Nabi Muhammad saw dan sebagainya.
Dalam pada itu setiap Rasul yang diutus itu bertugas menyampaikan agama Allah kepada umatnya. Ajaran agama itu adakalanya tertulis dalam sahifah-sahifah dan adakalanya termuat dalam suatu kitab, seperti Taurat, Zabur, Injil dan Alquran. Ajaran agama itu berupa petunjuk bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Sebagai dasar mengatur dan membina masyarakat, maka setiap agama yang dibawa oleh para Rasul itu mempunyai asas "keadilan". Keadilan ini wajib ditegakkan oleh para Rasul dan pengikut-pengikutnya dalam masyarakat, yaitu keadilan penguasa terhadap rakyatnya, keadilan suami sebagai kepala rumah tangga, keadilan pemimpin atas yang dipimpinnya dan sebagainya, sehingga seluruh anggota masyarakat sama kedudukannya dalam hukum, sikap dan perlakuan.
Di samping itu Allah SWT menganugerahkan kepada manusia "besi" suatu karunia yang tidak terhingga nilai dan manfaatnya. Dengan besi dapat dibuat berbagai macam keperluan manusia, sejak dari yang besar sampai kepada yang kecil, seperti berbagai macam kendaraan di darat, di laut dan di udara, keperluan rumah tangga dan sebagainya. Dengan besi pula manusia dapat membina kekuatan bangsa dan negaranya, karena dari besi dibuat segala macam alat perlengkapan pertahanan dan keamanan negeri, seperti senapan, kendaraan perang dan sebagainya. Tentu saja semuanya itu hanya diizinkan Allah menggunakannya untuk menegakkan agama Nya, menegakkan keadilan dan menjaga keamanan negeri.
Allah SWT menerangkan bahwa Dia melakukan yang demikian itu agar Dia mengetahui siapa di antara hamba-hamba Nya yang mengikuti dan menolong agama yang disampaikan para Rasul yang diutus Nya dan siapa yang mengingkarinya. Dengan anugerah itu Allah SWT ingin menguji manusia dan mengetahui sikap manusia terhadap nikmat Nya itu. Manusia yang taat dan tunduk kepada Allah akan melakukan semua yang disampaikan para Rasul itu, karena ia yakin bahwa semua perbuatan, sikap dan isi hatinya diketahui Allah, walaupun ia tidak melihat Allah mengawasi dirinya.
Sehubungan dengan kegunaan besi ini diterangkan dalam hadis:


عن ابن عمر قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم. بعثت بالسيف بين يدي الساعة حتى يعبد الله وحده لا شريك له وجعل دزقي تحت ظل رمحي, وجعل الذلة والصغار على من خالف أمري ومن تشبه بقوم فهو منهم
Artinya:
Dari Ibnu Umar, ia berkata, "Bersabda Rasulullah saw: "Aku diutus dengan pedang (besi) sebelum kedatangan Hari Kiamat (akhir zaman), sehingga orang menyembah Allah saja, tidak ada syerikat bagi Nya dan Allah menjadikan rezekiku di bawah naungan tombakku dan menjadikan hina dan rendah orang yang menyalahi perintahku, dan barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk kaum itu".
(H.R. Ahmad dan Abu Daud)
Pada akhir ayat ini Allah SWT menegaskan kepada manusia bahwa Dia Mahakuat, tidak ada sesuatu pun yang mengalahkan Nya, bahwa Dia Mahaperkasa dan tidak seorang pun yang dapat mengelakkan diri dari hukuman yang telah ditetapkan Nya.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Hadiid 25 

لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ وَرُسُلَهُ بِالْغَيْبِ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ (25

(Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami) yaitu malaikat-malaikat-Nya kepada nabi-nabi (dengan membawa bukti-bukti yang nyata) hujah-hujah yang jelas dan akurat (dan telah Kami turunkan bersama mereka Alkitab) lafal Alkitab ini sekalipun bentuknya mufrad tetapi makna yang dimaksud adalah jamak, yakni al-kutub (dan neraca) yakni keadilan (supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi) maksudnya Kami keluarkan besi dari tempat-tempat penambangannya (yang padanya terdapat kekuatan yang hebat) yakni dapat dipakai sebagai alat untuk berperang (dan berbagai manfaat bagi manusia, dan supaya Allah mengetahui) supaya Allah menampilkan; lafal waliya'lamallaahu diathafkan pada lafal liyaquman-naaasu (siapa yang menolong-Nya) maksudnya siapakah yang menolong agama-Nya dengan memakai alat-alat perang yang terbuat dari besi dan lain-lainnya itu (dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya) lafal bil-ghaibi menjadi hal atau kata keterangan keadaan dari dhamir ha yang terdapat pada lafal yanshuruhu. Yakni sekalipun Allah tidak terlihat oleh mereka di dunia ini. Ibnu Abbas r.a. memberikan penakwilannya, mereka menolong agama-Nya padahal mereka tidak melihat-Nya. (Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa) artinya Dia tidak memerlukan pertolongan siapa pun, akan tetapi perbuatan itu manfaatnya akan dirasakan sendiri oleh orang yang mengerjakannya.
26 Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh dan Ibrahim dan Kami jadikan kepada keturunan keduanya kenabian dan Al Kitab, maka di antara mereka ada yang menerima petunjuk dan banyak di antara mereka fasik.(QS. 57:26)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hadiid 26 

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا وَإِبْرَاهِيمَ وَجَعَلْنَا فِي ذُرِّيَّتِهِمَا النُّبُوَّةَ وَالْكِتَابَ فَمِنْهُمْ مُهْتَدٍ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ (26

Allah SWT menerangkan bahwa Dia telah mengutus Nuh as sebagai Rasul kepada kaumnya, kemudian Dia mengutus Ibrahim sebagai Rasul kepada kaum yang lain. Diterangkan pula bahwa para Rasul yang datang kemudian setelah kedua orang Rasul itu, semuanya berasal dari keturunan mereka berdua, tidak ada seorang pun dari para Rasul yang diutus Allah yang bukan dari keturunan mereka berdua.
Hal ini dapat dibuktikan kebenarannya Sampai kepada Rasul terakhir, Nabi Muhammad saw.
Diterangkan bahwa tidak semua keturunan Nuh dan Ibrahim beriman kepada Allah, di antara mereka ada yang beriman, tetapi kebanyakan dari mereka tidak beriman, mereka adalah orang-orang yang fasik, yang mengurangi, menambah dan merubah agama yang dibawa oleh para Rasul sesuai dengan keinginan hawa nafsu mereka.
Dari ayat ini dipahamkan bahwa belum tentu seseorang hamba yang saleh, anaknya menjadi hamba yang saleh pula, tetapi banyak tergantung kepada bagaimana cara seseorang mendidik dan membesarkan anaknya itu. Ayat ini juga merupakan peringatan keras dari Allah SWT kepada orang-orang yang telah beriman dan mengikuti para Rasul yang diutus kepada mereka, tetapi mereka tidak mengikuti ajaran yang dibawa para Rasul itu.
27 Kemudian Kami iringi di belakang mereka dengan rasul-rasul Kami dan Kami iringi (pula) dengan Isa putra Maryam; dan Kami berikan kepadanya Injil dan Kami jadikan dalam hati orang-orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang. Dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah padahal kami tidak mewajibkannya kepada mereka tetapi (mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari keridhaan Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya. Maka Kami berikan kepada orang-orang yang beriman di antara mereka pahalanya dan banyak di antara mereka orang-orang fasik.(QS. 57:27)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hadiid 27 

ثُمَّ قَفَّيْنَا عَلَى آثَارِهِمْ بِرُسُلِنَا وَقَفَّيْنَا بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ وَآتَيْنَاهُ الْإِنْجِيلَ وَجَعَلْنَا فِي قُلُوبِ الَّذِينَ اتَّبَعُوهُ رَأْفَةً وَرَحْمَةً وَرَهْبَانِيَّةً ابْتَدَعُوهَا مَا كَتَبْنَاهَا عَلَيْهِمْ إِلَّا ابْتِغَاءَ رِضْوَانِ اللَّهِ فَمَا رَعَوْهَا حَقَّ رِعَايَتِهَا فَآتَيْنَا الَّذِينَ آمَنُوا مِنْهُمْ أَجْرَهُمْ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ (27

Demikianlah Allah SWT mengutus para Rasul, kemudian diiringi pula oleh Rasul-rasul yang sesudahnya, untuk menyampaikan agama Nya kepada manusia, sehingga tidak ada alasan bagi manusia di akhirat nanti dengan mengatakan, "Kenapa mereka diazab padahal kepada mereka tidak diutus seorang Rasulpun?".
Dalam ayat ini Allah SWT mengkhususkan keterangan tentang Isa as karena banyak pengikut-pengikutnya di Jazirah Arab yang fasik, yaitu mengubah-ubah, menambah dan mengurangi ajaran-ajaran yang disampaikan Isa as. Diterangkan bahwa Isa as adalah putra Maryam, diberikan kepadanya Kitab Injil, berisi pokok ajaran yang disampaikannya agar ajaran itu dijadikan petunjuk oleh kaumnya dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat dan sebagai penyempurnaan ajaran Allah yang terdapat dalam kitab Taurat yang telah diturunkan kepada Nabi Musa sebelumnya.
Kemudian diterangkan sifat-sifat pengikut Nabi Isa as:
1. Allah SWT menjadikan dalam hati mereka rasa saling menyantuni sesama mereka, mereka berusaha menghindarkan kebinasaan yang datang kepada mereka dan saudara-saudara mereka serta berusaha memperbaiki kebinasaan yang terjadi pada mereka.
2. Antara sesama mereka terdapat hubungan kasih sayang dan menginginkan kebaikan pada diri mereka.
Sekalipun mereka telah mempunyai sifat-sifat terpuji dan baik seperti yang diajarkan Nabi Isa as, tetapi mereka melakukan kefasikan, yaitu mengada-adakan rahbaniah, dengan menetapkan ketentuan larangan kawin bagi pendeta-pendeta mereka, padahal perkawinan termasuk sunah Allah yang ditetapkan bagi makhluk Nya. Mereka menetapkan rahbaniah itu dengan maksud mendekatkan diri kepada Allah, tetapi Allah SWT tidak pernah menetapkannya. Karena itu mereka adalah orang yang suka mengada-adakan sesuatu yang bertentangan dengan sunah Allah, yaitu tidak mensyariatkan perkawinan bagi pendeta-pendeta mereka yang tujuannya untuk melanjutkan keturunan dan menjaga kelangsungan hidup manusia.
Perbuatan fasik yang lain yang mereka lakukan, ialah mereka telah mengubah, menambah dan mengurangi agama yang dibawa Nabi Isa as, yang terdapat dalam Injil, karena memperturutkan hawa nafsu mereka.
Pada akhir ayat ini Allah SWT menegaskan bahwa Dia akan memberikan pahala yang berlipat ganda kepada orang-orang yang beriman, mengikuti syariat yang dibawa para Rasul, tidak mengada-adakan yang bukan-bukan dan tidak pula manambah dan mengubah kitab-kitab Nya. Sedang kepada orang-orang fasik itu akan ditimpakan azab yang sangat berat.
28 Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS. 57:28)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hadiid 28 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَآمِنُوا بِرَسُولِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيَجْعَلْ لَكُمْ نُورًا تَمْشُونَ بِهِ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ (28

Allah SWT memerintahkan kepada Bani Israel yang telah beriman kepada Isa bin Maryam sebagai Rasul dan utusan Nya, beriman pula kepada Muhammad saw yang datang sesudah itu; mengikuti perintah-perintah dan menghentikan larangan-larangan Nya yang terdapat di dalam Alquran dan Hadis. Perintah ini pada hakikatnya menguatkan perintah Allah SWT yang terdapat dalam Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa as.
Jika Bani Israel mengikuti perintah Allah SWT itu, maka Allah menjanjikan kepada mereka pahala dua kali lipat dari pahala yang akan diterima orang-orang yang beriman kepada Nabi Muhammad saja. Di samping itu akan mengampuni dosa-dosa mereka, karena Dia mengampuni dosa-dosa orang-orang yang dikehendaki Nya.
Jadi yang dijanjikan Allah kepada pengikut Nabi Isa as dan mereka beriman pula kepada Muhammad ialah:
1. Mereka akan dianugerahi pahala dua kali lipat.
2. Mereka akan diterangi cahaya petunjuk dalam menghadapi kesengsaraan dan malapetaka di Hari Kiamat dan dalam menuju surga yang penuh kenikmatan.
3. Allah SWT mengampuni dosa-dosa yang telah mereka perbuat.
Dalam hadis di bawah ini diterangkan orang-orang yang akan memperoleh pahala dua kali lipat, yaitu:


روى الشعبي عن أبي بردة عن أبيه أبي موسى الأشعري قال: قال رسول الله صلى عليه وسلم: ثلاثة يؤتون أجرهم مرتين: رجل من أهل الكتاب آمن بنبيه وآمن به فله آجران وعبد مملوك أدى حق لله وحق مواليه فله آجران ورجل أدب أمته فأحسن تأديبها ثم أعتقها وتزوجها فله آجران
Artinya:
Diriwayatkan oleh Asy Sya'bi dari Abu Burdah dari bapaknya Abu Musa Al Asy'ari, ia berkata: "Berkata Rasulullah saw: "Tiga macam orang yang diberikan Allah pahala kepadanya dua kali lipat, yaitu orang-orang ahli kitab yang beriman kepada nabinya dan beriman pula kepadaku, maka baginya dua pahala, budak yang menunaikan hak Allah dan hak tuannya maka baginya dua pahala, dan orang yang mendidik dan memelihara budak perempuannya dengan baik kemudian dimerdekakannya dan dikawininya, maka baginya dua pahala pula".
(H.R. Bukhari dan Muslim)
29 (Kami terangkan yang demikian itu) supaya ahli Kitab mengetahui bahwa mereka tiada mendapat sedikitpun akan karunia Allah (jika mereka tidak beriman kepada Muhammad), dan bahwasanya karunia itu adalah di tangan Allah. Dia berikan karunia itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.(QS. 57:29)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hadiid 29 

لِئَلَّا يَعْلَمَ أَهْلُ الْكِتَابِ أَلَّا يَقْدِرُونَ عَلَى شَيْءٍ مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَأَنَّ الْفَضْلَ بِيَدِ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ (29

Pada ayat ini Allah SWT menolak pendapat Bani Israel yang mengatakan bahwa Rasul-rasul dan Nabi-nabi itu hanyalah diangkat dari keturunan mereka saja. Allah SWT menyatakan bahwa Dia mengangkat Nabi Muhammad saw bukan dan keturunan Bani Israel, agar mereka mengetahui bahwa hanya Dia yang menentukan segala sesuatu dan yang akan memperoleh pahala dua kali lipat itu hanyalah ahli kitab yang beriman kepada Muhammad saw saja, jika mereka tidak beriman kepada Nabi Muhammad saw mereka tidak akan mendapat pahala sedikit pun.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim bahwa ayat ini diturunkan berhubungan dengan para ahli kitab yang membanggakan diri kepada para sahabat Rasulullah, mereka mengatakan: "Bagi kami dua pahala, sedang bagi kamu satu pahala". Para sahabat Nabi merasa berat dengan perkataan mereka itu. Maka turunlah ayat 28 dan 29 ini.
Pada akhir ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa Dia mempunyai karunia yang tidak terhingga banyaknya, yang akan dianugerahkan kepada orang-orang yang dikehendaki Nya.

Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [2]
Ayat 21 s/d 29 dari [29]


Sumber Tafsir dari :

1. Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalain Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Edy_Hari_Yanto's  album on Photobucket
TPQ NURUDDIN NEWS : Terima kasih kepada donatur yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk pembangunan TPQ Nuruddin| TKQ-TPQ "NURUDDIN" MENERIMA SANTRI DAN SANTRIWATI BARU | INFORMASI PENDAFTARAN DI KANTOR TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN-WONOAYU