| 61 | Untuk kemenangan serupa ini hendaklah berusaha orang-orang yang bekerja`.(QS. 37:61) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ash Shaaffaat 58 - 61 
 
 أَفَمَا  نَحْنُ بِمَيِّتِينَ (58) إِلَّا مَوْتَتَنَا الْأُولَى وَمَا نَحْنُ  بِمُعَذَّبِينَ (59) إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (60)  لِمِثْلِ هَذَا فَلْيَعْمَلِ الْعَامِلُونَ (61 Dalam ayat ini Allah  SWT menjelaskan pernyataan penghuni surga itu bahwa mereka sangat puas  terhadap nikmat dan kebahagiaan mereka di dalam surga. Mereka merasakan  keadaan hidup dalam surga, tidak akan mengalami kematian lagi dan tidak  pula akan menderita azab. Satu-satunya kematian yang mereka alami ialah  kematian pertama, yaitu kematian yang meninggalkan kehidupan dunia.  Berbeda halnya dengan orang-orang kafir di dalam neraka. Meskipun mereka  sudah mengalami kematian pertama, namun mereka masih menginginkan  kematian kedua kalinya untuk mengakhiri penderitaan yang bersangkutan di  neraka Jahanam.
 Adapun penghuni surga tidak pernah meragukan  keabadian hidup di surga, karena keraguan itu menimbulkan kegelisahan  dan kegelisahan adalah penderitaan. Penghuni surga menyatakan lagi  dengan penuh kesungguhan bahwa segala kenikmatan yang mereka peroleh,  kelezatan makanan dan minuman dan segala kepuasan rohaniah di dalam  surga itu adalah kemenangan yang besar. Dan untuk mencapai kemenangan  yang besar menurut mereka, diperlukan usaha yang sungguh-sungguh penuh  keikhlasan dan pengabdian kepada Allah SWT di dunia.
 |  | 
   | 62 | (Makanan syurga) itukah hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum.(QS. 37:62) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ash Shaaffaat 62 - 63 
 
 أَذَلِكَ خَيْرٌ نُزُلًا أَمْ شَجَرَةُ الزَّقُّومِ (62) إِنَّا جَعَلْنَاهَا فِتْنَةً لِلظَّالِمِينَ (63 Dalam  ayat ini Allah SWT memperingatkan kepada orang-orang kafir tentang azab  yang mereka alami di neraka. Kepada mereka dikemukakan pertanyaan  tentang hidangan yang lebih baik apakah rezeki yang diberikan kepada  penghuni surga sebagai telah disebutkan ataukah buah pohon zaqqum yang  pahit lagi menjijikkan.
 Pertanyaan itu adalah sebagai ejekan kepada  mereka. Namun kemudian mereka mempertanyakan tentang pohon zaqqum itu.  Mungkinkah dia tumbuh dalam neraka, padahal neraka itu membakar  segalanya. Bagi mereka pohon zaqqum itu merupakan ujian dan cobaan dan  di akhirat akan dijadikan bahan siksaan. Allah SWT berfirman:
 
 Artinya:وما جعلنا الرؤيا التي أريناك إلا فتنة للناس والشجرة الملعونة في القرآن ونخوفهم فما يزيدهم إلا طغيانا كبيرا
 Dan  kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu  melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon kayu yang  terkutuk dalam Alquran. Dan Kami menakut-nakuti mereka tetapi yang  demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka. (Q.S. Al Isra':  60)
 |  | 
   | 63 | Sesungguhnya Kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai siksaan bagi orang-orang zalim.(QS. 37:63) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ash Shaaffaat 62 - 63 
 
 أَذَلِكَ خَيْرٌ نُزُلًا أَمْ شَجَرَةُ الزَّقُّومِ (62) إِنَّا جَعَلْنَاهَا فِتْنَةً لِلظَّالِمِينَ (63  (Apakah yang demikian itu) hal-hal yang telah disebutkan bagi ahli surga itu (merupakan hidangan yang lebih baik) suguhan atau hidangan yang diperuntukkan menjamu tamu atau orang yang menginap (ataukah pohon zaqqum) yang disediakan buat ahli neraka; pohon zaqqum adalah pohon yang paling buruk dan sangat pahit rasanya, tempat asalnya adalah Tihamah. Allah menumbuhkan pohon itu di dalam neraka Jahim, sebagaimana yang akan diterangkan nanti.
 
 063. (Sesungguhnya Kami menjadikan pohon zaqqum itu) artinya  ditumbuhkannya pohon tersebut di dalam neraka (sebagai fitnah bagi orang-orang yang lalim) yakni orang-orang kafir Mekah,  karena mereka telah mengatakan, bahwa api itu membakar pohon, mana  mungkin di dalam neraka dapat ditumbuhkan pohon.
 |  | 
   | 64 | Sesungguhnya dia adalah sebatang pohon yang ke luar dari dasar neraka yang menyala,(QS. 37:64) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ash Shaaffaat 64 - 65 
 
 إِنَّهَا شَجَرَةٌ تَخْرُجُ فِي أَصْلِ الْجَحِيمِ (64) طَلْعُهَا كَأَنَّهُ رُءُوسُ الشَّيَاطِينِ (65 Allah  SWT dalam ayat ini menegaskan bahwa pohon zaqqum itu tumbuh dari dasar  neraka yang menyala-nyala. Dahan-dahannya menjulang tinggi setinggi  nyala api neraka. Pohon itu tumbuh dari api dan dari api pula dia  dijadikan. Mayangnya seperti kepala setan sangat buruk dan menjijikkan.  Orang Arab dalam menggambarkan sesuatu yang sangat buruk dan menjijikkan  mengumpamakannya dengan setan, misalnya seperti kepala setan. Tetapi  wujud setan itu tidak ada yang mengetahui.
 Hanya saja khayalan  manusia menggambarkannya sangat buruk. Sebaliknya dalam menggambarkan  sesuatu yang indah, mereka mengumpamakannya dengan malaikat, Karena itu  Tuhan mempergunakan kata malaikat dalam menggambarkan kebagusan Yusuf as  dalam firman-Nya:
 
 Artinya:ما هذا بشرا إن هذا إلا ملك كريم
 Ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia. (Q.S. Yusuf: 31)
 |  | 
   | 65 | mayangnya seperti kepala syaitan-syaitan.(QS. 37:65) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ash Shaaffaat 64 - 65 
 
 
 إِنَّهَا شَجَرَةٌ تَخْرُجُ فِي أَصْلِ الْجَحِيمِ (64) طَلْعُهَا كَأَنَّهُ رُءُوسُ الشَّيَاطِينِ (65  
 064. (Sesungguhnya dia adalah sebatang pohon yang keluar dari dasar neraka yang menyala) yakni dari dasar neraka Jahanam, dan ranting-rantingnya mencuat sampai ke relung-relungnya.
 065. (Mayangnya) diserupakan dengan mayang pohon kurma (seperti kepala setan-setan) maksudnya, seperti ular-ular yang sangat buruk dan menjijikkan tampangnya.
 
 |  | 
   | 66 | Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu, maka mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqum itu.(QS. 37:66) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ash Shaaffaat 66 - 68 
 
 فَإِنَّهُمْ  لَآكِلُونَ مِنْهَا فَمَالِئُونَ مِنْهَا الْبُطُونَ (66) ثُمَّ إِنَّ  لَهُمْ عَلَيْهَا لَشَوْبًا مِنْ حَمِيمٍ (67) ثُمَّ إِنَّ مَرْجِعَهُمْ  لَإِلَى الْجَحِيمِ (68 Kemudian Allah SWT menjelaskan bahwa makanan  penghuni neraka itu buah pohon zaqqum. Walaupun mereka mengetahui  baunya yang busuk dan rasanya yang pahit tetapi karena sangat lapar dan  makanan lain tidak ada terpaksalah mereka memakannya sampai penuh perut  mereka. Allah berfirman:
 
 Artinya:ليس لهم طعام إلا من ضريع لا يسمن ولا يغني من جوع
 Mereka  tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak  menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar. (Q.S. Al Gasyiah: 6-7)
 Sehabis  makan buah zaqqum itu tentulah mereka memerlukan minuman. Maka kepada  mereka disediakan minuman yang bercampur dari air yang sangat panas yang  menghanguskan muka mereka, sebagaimana dilukiskan Allah SWT dalam  firman-Nya:
 
 Artinya:إنا أعتدنا للظالمين نارا أحاط بهم سرادقها وإن يستغيثوا يغاثوا بماء كالمهل يشوي الوجوه
 Sesungguhnya  Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka yang gejolaknya  mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan  diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan  muka. (Q.S. Al Kahfi: 29)
 Setelah mereka makan dan minum maka mereka dikembalikan ke neraka jahim, tempat asal mula mereka.
 |  | 
   | 67 | Kemudian sesudah makan buah pohon zaqqum itu pasti mereka mendapat minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas.(QS. 37:67) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ash Shaaffaat 67 
 
 
 ثُمَّ إِنَّ  لَهُمْ عَلَيْهَا لَشَوْبًا مِنْ حَمِيمٍ (67
 
 (Kemudian sesudah makan buah pohon zaqqum itu pasti mereka mendapat minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas) yang mereka minum, hingga bercampur di dalam perut mereka apa yang mereka makan dan apa yang mereka minum itu.
 |  | 
   | 68 | Kemudian sesungguhnya tempat kembali mereka benar-benar ke neraka Jahim.(QS. 37:68) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ash Shaaffaat  68 
 
 
 ثُمَّ إِنَّ مَرْجِعَهُمْ  لَإِلَى الْجَحِيمِ (68
 
 (Kemudian sesungguhnya tempat kembali mereka benar-benar ke neraka Jahim) ayat ini memberikan pengertian, bahwa mereka keluar dahulu dari dalam neraka untuk meminum air hamim atau air yang sangat panas itu, dan bahwasanya air yang sangat panas itu adanya di luar neraka.
 |  | 
   | 69 | Karena sesungguhnya mereka mendapati bapak-bapak mereka dalam keadaan sesat.(QS. 37:69) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ash Shaaffaat 69 - 70 
 
 إِنَّهُمْ أَلْفَوْا آبَاءَهُمْ ضَالِّينَ (69) فَهُمْ عَلَى آثَارِهِمْ يُهْرَعُونَ (70 Dalam  ayat ini Allah SWT menerangkan sebabnya orang-orang kafir itu  terjerumus ke dalam penderitaan azab yang sangat berat. Yaitu bahwa  mereka sesudah mendengar seruan yang disampaikan Nabi Muhammad saw,  benar-benar mengetahui dan menyadari kesesatan nenek moyang mereka tanpa  mengindahkan peringatan Rasulullah saw. Mereka terlalu terburu-buru  mengikut nenek moyang sehingga pikiran yang sehat dikesampingkan,  seolah-olah mereka tidak sempat merenungkan peringatan-peringatan Rasul  itu.
 Kelakuan demikian itu sangat tercela karena tidak saja  merugikan bagi pelakunya tetapi juga angkatan-angkatan yang hidup  berikutnya. Kemunduran dan kehancuran akan menimpa umat, bilamana daya  berpikir dan berprakarsa tidak berkembang pada mereka. Kebahagiaan akan  dapat dicapai bilamana umat itu terus menerus mengembangkan daya  berpikir mereka dengan pengamatan dan penelitian kehidupan spiritual dan  material.
 |  | 
   | 70 | Lalu mereka sangat tergesa-gesa mengikuti jejak orang-orang tua mereka itu.(QS. 37:70) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ash Shaaffaat 70 
 
   فَهُمْ عَلَى آثَارِهِمْ يُهْرَعُونَ (70 (Lalu mereka sangat tergesa-gesa mengikuti jejak orang-orang tua mereka itu) atau terburu-buru mengikutinya, oleh karenanya mereka tergesa-gesa mengikuti kesesatan bapak-bapak mereka, tanpa berpikir lebih jauh lagi.
 |  | 
   | 71 | Dan sesungguhnya telah sesat sebelum mereka (Quraisy) sebagian besar dari orang-orang yang dahulu,(QS. 37:71) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ash Shaaffaat 71 
 
 وَلَقَدْ ضَلَّ قَبْلَهُمْ أَكْثَرُ الْأَوَّلِينَ (71 Dalam  ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa sebagian besar umat-umat zaman  dahulu sebelum zaman Nabi Muhammad saw, telah sesat. Mereka menyembah  berhala dan mempersekutukannya dengan Tuhan dan seringkali berbuat  kerusakan di atas bumi dengan mengadakan peperangan-peperangan. Hidup  mereka didasarkan atas hawa nafsu dan angkara murka. Pemimpin-pemimpin  mereka dan pembesar-pembesar negara berlaku aniaya dan menindas rakyat  dengan kerja paksa membangun istana-istana dan kuil-kuil tempat  penyembahan berhala dan makam-makam raja. Bahkan ada di antara mereka  yang mengaku Tuhan dan rakyat dipaksa menyembah mereka. Demikianlah  kisah-kisah umat-umat zaman dahulu seperti kaum 'Ad, Samud, raja Namruz,  Firaun dan lain-lainnya.
 |  | 
   | 72 | dan sesungguhnya telah Kami utus pemberi-pemberi peringatan (rasul-rasul) di kalangan mereka.(QS. 37:72) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ash Shaaffaat 72 
 
 وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا فِيهِمْ مُنْذِرِينَ (72 Lalu  Allah SWT mengutus kepada umat-umat dahulu itu Nabi-nabi dan  Rasul-rasul untuk menegakkan agama tauhid, menjalankan amar makruf nahi  mungkar. Nabi-nabi itu merupakan kekuatan moral yang berjuang untuk  meluruskan jalan hidup manusia yang menyimpang dari fitrah kejadiannya.  Mereka menunjukkan kepada kaumnya jalan yang hak dan yang batil, jalan  yang baik dan yang buruk, serta mengingatkan kepada mereka azab yang  akan menimpa mereka bila mereka tidak mau surut dari kesesatan dan tidak  mau tunduk kepada kebenaran yang dibawa Rasul-rasul.
 Tetapi  Nabi-nabi dan Rasul-rasul itu ditentang, didustakan dan dimusuhi, bahkan  ada di antara mereka yang dianiaya sampai dibunuh. Kehadiran para Rasul  di tengah-tengah mereka itu dipandangnya sebagai gangguan bagi  kemantapan kehidupan mereka, karena itu mereka tetap dalam kesesatan dan  kegelapan. Kesudahannya datanglah azab Tuhan menimpa mereka sebagaimana  diterangkan Allah SWT dalam firman-Nya:
 
 Artinya:فأما ثمود فأهلكوا بالطاغية وأما عاد فأهلكوا بريح صرصر عاتية
 Adapun  kaum Samud, maka mereka telah dibinasakan dengan kejadian yang luar  biasa. Adapun kaum 'Ad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang  sangat dingin, lagi amat kencang. (Q.S. Al Haqqah: 5-6)
 |  | 
   | 73 | Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu.(QS. 37:73) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ash Shaaffaat 73 - 74 
 
 فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُنْذَرِينَ (73) إِلَّا عِبَادَ اللَّهِ الْمُخْلَصِينَ (74 Dalam  ayat ini Allah SWT menyerukan kepada Rasulullah saw dan umatnya untuk  memperhatikan nasib kaum-kaum yang mendustakan Rasul-rasul itu.  Bekas-bekas kehancuran mereka itu masih dapat disaksikan berupa  peninggalan purbakala. Dengan memperhatikan sejarah umat dahulu itu,  mereka akan memperoleh pelajaran untuk merenungkan peringatan-peringatan  yang disampaikan oleh Nabi Muhammad saw.
 Tidaklah semua orang yang  berada dalam kaum itu mengingkari utusan Tuhan yang datang kepada mereka  dan mengalami siksaan sebagai balasan terhadap keingkaran kaum itu.  Tetapi di antara terdapat hamba-hamba Allah yang beriman kepada-Nya  dengan setulus-tulus hati beramal saleh, menaati segala perintah dan  larangan-Nya. Mereka diselamatkan dari siksaan dan dianugerahi  kebahagiaan dunia dan akhirat.
 |  | 
   | 74 | Tetapi hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa tidak akan diazab).(QS. 37:74) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ash Shaaffaat 74 
 
  إِلَّا عِبَادَ اللَّهِ الْمُخْلَصِينَ (74  (Kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan -dari dosa-dosa-) yakni kaum mukminin, sesungguhnya mereka selamat dari azab, karena keikhlasan mereka dalam beribadah kepada Allah. Atau karena Allah telah membersihkan mereka dari dosadosanya, makna ini berdasar qiraat yang membacanya Mukhlashiina.
 |  | 
   | 75 | Sesungguhnya Nuh telah menyeru Kami; maka sesungguhnya sebaik-baik yang memperkenankan (adalah Kami).(QS. 37:75) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ash Shaaffaat 75 
 
 وَلَقَدْ نَادَانَا نُوحٌ فَلَنِعْمَ الْمُجِيبُونَ (75 Dalam  ayat ini Allah SWT menceritakan bahwa Nabi Nuh as. memanjatkan doa  kepada Tuhan supaya memberikan pertolongan kepadanya terhadap ancaman  penganiayaan dari kaumnya. Bahkan mereka sudah bermaksud membunuhnya  sewaktu dia menyeru mereka kepada agama tauhid.
 Meskipun cukup lama  Nabi Nuh menyeru kaumnya siang dan malam, secara tersembunyi dan  terang-terangan, namun hanya sedikit di antara mereka yang beriman.  Setiap kali diberi peringatan dan pengajaran tambah jauh mereka dari  agama dan tambah sengit permusuhannya kepada Nabi Nuh as. Hal itu  menyebabkan Nabi Nuh sangat kecewa lalu dia berdoa kepada Tuhan agar  orang-orang kafir itu segera dibinasakan seperti diceritakan Tuhan dalam  Alquran:
 
 Artinya:وقال نوح رب لا تذر على الأرض من الكافرين ديارا إنك إن تذرهم يضلوا عبادك ولا يلدوا إلا فاجرا كفارا
 Nuh  berkata: "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara  orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau  biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu  dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi  sangat kafir. (Q.S. Nuh: 26-27)
 Allah SWT memperkenankan doa Nabi  Nuh as itu. Allah SWT menyebutkan dirinya sebagai Zat yang paling baik  dalam memperkenankan doa karena terkabulnya doa itu sangat diharapkan  oleh Nabi Nuh as pada saat itu karena kaumnya mendustakan dan  menentangnya.
 |  | 
   | 76 | Dan Kami telah menyelamatkannya dan keluarganya dari bencana yang besar.(QS. 37:76) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ash Shaaffaat 76 - 78 
 
 وَنَجَّيْنَاهُ  وَأَهْلَهُ مِنَ الْكَرْبِ الْعَظِيمِ (76) وَجَعَلْنَا ذُرِّيَّتَهُ هُمُ  الْبَاقِينَ (77) وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآخِرِينَ (78 Kemudian Allah SWT menjelaskan macam pengabulan doa Nabi-Nya itu:
 Pertama  Allah SWT telah menyelamatkan Nuh beserta orang-orang yang beriman  termasuk beberapa orang putra-putranya, dari bencana yang besar yakni  angin tofan yang dahsyat dibarengi banjir yang besar. Seorang putranya  ikut tenggelam. Mereka yang selamat dari banjir besar itu ialah mereka  yang berada dalam kapal sebagaimana yang diceritakan Allah dalam  Alquran:
 
 Artinya:فأنجيناه ومن معه في الفلك المشحون ثم أغرقنا بعد الباقين
 Maka  Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang besertanya di dalam kapal yang  penuh muatan. Kemudian sesudah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang  tinggal. (Q.S. As Syu'ara: 119-120)
 Kedua Allah SWT menjadikan anak  cucu Nabi Nuh orang yang akan melanjutkan keturunannya, sedang kaum yang  kafir dibinasakan, sebagaimana yang dimohon Nabi Nuh dalam doanya.  Menurut riwayat, dari penumpang kapal itu, tidak ada yang berumur  panjang kecuali tiga orang putra Nabi Nuh, yaitu Sam, Ham, Yafis. Sam  adalah nenek moyang bangsa Arab, Ham adalah nenek moyang bangsa Habsyi  dan Yafis adalah nenek moyang bangsa Rum. Dalam tafsir Al Maragi jilid  VIII halaman 67 diterangkan bahwa menurut ahli sejarah: Sam nenek moyang  bangsa Arab, Ham nenek moyang bangsa Habsyi dan Yafis nenek moyang  bangsa Rum.
 Sebenarnya tidak ada nas atau dalil-dalil yang tegas dari Alquran dan hadis sahih menerangkan mengenai anak-anak Nabi Nuh as.
 Ketiga:  Allah SWT mengabadikan pujian dan nama yang harum bagi Nuh as ini di  kalangan para Nabi yang datang kemudian dan umat manusia sampai akhir  zaman.
 Beliau masyhur di kalangan kaum Muslimin termasuk salah  seorang dari lima Rasul yang disebut Ulul 'Azmi yang artinya orang-orang  yang mempunyai keteguhan hati. Empat Rasul lainnya ialah: Ibrahim,  Musa, Isa dan Muhammad saw.
 |  | 
   | 77 | Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan.(QS. 37:77) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ash Shaaffaat 77 
 
 وَجَعَلْنَا ذُرِّيَّتَهُ هُمُ  الْبَاقِينَ (77 (Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan) dengan demikian maka manusia semuanya adalah anak cucu dari Nabi Nuh a.s. Nabi Nuh mempunyai tiga orang anak, yaitu Sam adalah bapak moyang bangsa Arab, bangsa Persia dan bangsa Romawi; Ham adalah bapak moyang bangsa yang berkulit hitam; Yafits adalah bapak moyang bangsa Turki, bangsa Khazr, Ya'juj dan Ma'juj dan lain-lainnya.
 |  | 
   | 78 | Dan Kami abadikan untuk Nuh itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian:(QS. 37:78) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ash Shaaffaat 78 
 
  وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآخِرِينَ (78   (Dan Kami abadikan) Kami lestarikan (untuk Nuh itu) pujian yang baik (di kalangan orang-orang yang datang kemudian) yakni para nabi dan semua umat manusia hingga hari kiamat.
 |  | 
   | 79 | `Kesejahteraan dilimpahkan atas Nuh di seluruh alam`.(QS. 37:79) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ash Shaaffaat 79 
 
 سَلَامٌ عَلَى نُوحٍ فِي الْعَالَمِينَ (79 Kemudian  Allah SWT menyebutkan salam kesejahteraan bagi Nuh "Salamun 'ala Nuhin"  sebagai pengajaran bagi para malaikat, jin dan manusia supaya mereka  juga mengucapkan salam sejahtera kepada Nuh as, sampai Hari Kiamat.  Allah SWT berfirman:
 
 Artinya:قيل يا نوح اهبط بسلام منا وبركات عليك وعلى أمم ممن معك
 Difirmankan:  "Hai Nuh turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkatan dari  Kami atasmu dan atas umat-umat (yang mungkin) dari orang-orang yang  bersamamu". Dengan ucapan salam sejahtera untuk Nuh oleh umat manusia  dari masa ke masa maka nama Nuh as akan tetap harum semerbak. (Q.S. Hud:  48)
 |  | 
   | 80 | Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.(QS. 37:80) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ash Shaaffaat 80 - 82 
 
 إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (80) إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ (81) ثُمَّ أَغْرَقْنَا الْآخَرِينَ (82 Pengabdian  keharuman nama Nuh dengan sebutan salam sejahtera kepadanya itu  merupakan penghormatan kepadanya, adalah sebagai pembalasan kepadanya  atas kebaikan yang diperbuatnya dan perjuangannya dalam menegakkan  kalimat tauhid yang tak henti-hentinya, siang dan malam, terang-terangan  dan sembunyi-sembunyi selama ratusan tahun. Juga sebagai imbalan atas  kesabarannya, dalam menahan derita lahir dan batin selama menyampaikan  risalahnya di tengah-tengah kaumnya.
 Yang mendorong Nuh bekerja  keras membimbing kaumnya adalah kemurnian dan keikhlasan pengabdiannya  kepada Tuhan disertai keteguhan iman dalam jiwanya. Karena itu Allah SWT  menyatakan bahwa dia benar-benar hamba-Nya yang penuh iman. Penonjolan  iman pada pribadi Nuh sebagai Rasul yang mendapat pujian, adalah untuk  menunjukkan arti yang besar terhadap iman itu sendiri karena dia  merupakan modal dari segala amal perbuatan kebaikan.
 Adapun kaum Nuh  yang lain, yang tidak mau beriman kepada agama tauhid yang disampaikan  kepada mereka, maka mereka dibinasakan oleh tofan dan banjir besar  hingga tak seorangpun di antara mereka yang tinggal dan tak ada pula  bekas peninggalan mereka yang dikenang. Mereka lenyap dari sejarah  manusia.
 |  | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar