| 101 | Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar.(QS. 37:101) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ash Shaaffaat 100 - 101 
 
 رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ (100) فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ (101 Dalam  ayat ini, Allah SWT menceritakan bahwa Nabi Ibrahim dalam perantauan  memohon kepada Tuhan kiranya dianugerahi seorang anak yang saleh lagi  taat yang dapat menolongnya dalam menyampaikan dakwah dan mendampinginya  dalam perjalanan dan menjadi kawan dalam kesepian.
 Kehadiran anak  itu sebagai pengganti dari keluarga dan kaumnya yang ditinggalkannya.  Permohonan Nabi Ibrahim as ini diperkenankan Allah SWT. Kepadanya  disampaikan berita gembira bahwa Allah SWT akan menganugerahkan  kepadanya seorang anak laki-laki yang punya sifat sangat sabar.
 Sifat  kesabaran itu sedikit pada waktu balig. Karena pada masa kanak-kanak  sedikit sekali didapati sifat-sifat seperti sabar, tabah, lapang dada.  Anak remaja itu ialah Ismail as, anak laki-laki pertama dari Ibrahim as,  ibunya bernama Hajar istri kedua dari Ibrahim as. Putra kedua ialah  Ishak, lahir kemudian sesudah Ismail dari istri pertama "Sarah".
 |  | 
   | 102 | Maka tatkala anak itu sampai (pada umur  sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata:` Hai anakku  sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka  fikirkanlah apa pendapatmu! `Ia menjawab:` Hai bapakku, kerjakanlah apa  yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk  orang-orang yang sabar `.(QS. 37:102) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ash Shaaffaat 102 
 
 فَلَمَّا  بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ  أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا  تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ (102 Kemudian  dalam ayat ini, Allah SWT menerangkan ujian yang berat bagi Ibrahim as,  ketika Allah SWT memerintahkan kepadanya agar dia menyembelih anaknya  satu-satunya, sebagai korban di sisi Allah. Ketika itu Ismail as  mendekati masa balig masa remaja, suatu tingkatan umur sewaktu anak  dapat membantu pekerjaan orang tuanya, Ibrahim as. dengan hati yang  sedih memberitahu kepadanya tentang perintah Tuhan yang disampaikan  kepadanya melalui mimpi dan dia minta pula pendapat anaknya mengenai  perintah itu. Perintah Tuhan itu berkenaan dengan penyembelihan diri  anaknya sendiri, yang merupakan cobaan yang besar bagi orang tua dan  anak, Sesudah mendengarkan perintah Tuhan itu Ismail as dengan segala  kerendahan hati berkata kepada ayahnya agar melaksanakan segala apa yang  diperintahkan kepadanya. Dia akan taat, rela dan ikhlas menerima  ketentuan Tuhan serta menjunjung tinggi segala perintah-Nya lagi pasrah  kepada-Nya. Ismail yang masih sangat muda itu mengatakan lagi kepada  orang tuanya bahwa dia tidak akan gentar menghadapi cobaan itu, tidak  akan ragu-ragu menerima kada dan kadar Tuhan dan dia dengan tabah dan  sabar menahan derita penyembelihan itu. Sikap Ismail as sangat dipuji  oleh Allah SWT dalam firman-Nya:
 
 
 
 واذكر في الكتاب إسماعيل إنه كان صادق الوعد وكان رسولا نبيا Artinya: Dan  ceritakan (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di  dalam Alquran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya dan  dia adalah seorang Rasul dan Nabi. (Q.S. Maryam: 54)
 |  | 
   | 103 | Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya), (nyatalah kesabaran keduanya).(QS. 37:103) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ash Shaaffaat 103 - 105 
 
 فَلَمَّا  أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ (103) وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا  إِبْرَاهِيمُ (104) قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي  الْمُحْسِنِينَ (105 Tatkala keduanya sudah pasrah kepada Tuhan dan  tunduk atas segala kehendak-Nya, maka Ismail as berlutut dan  menelungkupkan mukanya ke tanah sehingga Ibrahim as tidak melihat lagi  wajah anaknya itu dan dia mulai menghunus pisaunya untuk menyembelihnya.  Dan pada waktu itu datanglah suara malaikat dari belakangnya, yang  diutus kepada Ibrahim as, mengatakan bahwa tujuan perintah Tuhan melalui  mimpi itu sudah terlaksana dengan ditelungkupkannya Ismail untuk  disembelih. Tindakan Ibrahim as itu merupakan ketaatan yang tulus ikhlas  kepada perintah dan ketentuan Allah SWT. Sesudah malaikat menyampaikan  wahyu itu, maka keduanya bergembira dan mengucapkan syukur kepada Tuhan  yang menganugerahkan kenikmatan dan kekuatan jiwa untuk menghadapi ujian  yang berat itu. Kepada keduanya Allah SWT memberikan pahala dan  ganjaran yang setimpal, karena mereka telah menunjukkan ketaatan yang  tulus ikhlas, dan mereka dapat mengatasi perasaan kebapakan semata-mata  untuk menjunjung perintah Allah.
 Menurut riwayat Ibnu `Abbas ,  tatkala Ibrahim as diperintahkan untuk melakukan ibadah datanglah setan  menggoda di waktu sai. Setan mencoba berlomba dengan dia, tapi Ibrahim  as berhasil mendahuluinya sampai ke Jumrah aqabah. Setan menggodanya  lagi, tetapi Ibrahim as menyuruh melemparinya dengan batu tujuh kali  hingga dia lari. Pada waktu jumratul wusta datang lagi setan  menggodanya, tapi dilempari oleh Ibrahim as tujuh kali. Kemudian Ibrahim  as menyuruh anaknya menelungkupkan mukanya untuk segera disembelih.  Ismail as waktu itu sedang mengenakan baju gamis (panjang) putih:  Berkata dia kepada bapakaya; "Wahai bapakku, tidak ada kain untuk  mengafaniku kecuali baju gamisku itu, maka lepaskanlah supaya kamu  dengan gamisku itu dapat mengafaniku". Maka Ibrahim mulai meninggalkan  baju gamis itu, tapi pada saat itulah ada suara di belakangnya menyeru  dia: "Hai Ibrahim, kamu sudah melaksanakan dengan jujur mimpimu".  Ibrahim segera berpaling, tiba-tiba seekor kambing kibas putih ada di  hadapannya.
 |  | 
   | 104 | Dan Kami panggillah dia:` Hai Ibrahim,(QS. 37:104) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ash Shaaffaat 104 
 
 وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا  إِبْرَاهِيمُ (104  (Dan Kami panggil dia, "Hai Ibrahim!)
 |  | 
   | 105 | sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu  `, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang  berbuat baik.(QS. 37:105) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ash Shaaffaat 105 
 
  قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي  الْمُحْسِنِينَ (105  (Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpimu itu") melalui apa yang telah kamu kerjakan, yaitu melaksanakan penyembelihan yang diperintahkan itu atau dengan kata lain, cukuplah bagimu hal itu. Jumlah kalimat Naadainaahu merupakan jawab dari lafal Lammaa, hanya ditambahi Wau (sesungguhnya demikianlah) maksudnya, sebagaimana Kami memberikan pahala kepadamu (Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik) terhadap diri mereka sendiri dengan melaksanakan apa yang diperintahkan kepada mereka, yaitu Kami akan melepaskan mereka dari kesulitan.
 |  | 
   | 106 | Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.(QS. 37:106) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ash Shaaffaat 106 - 107 
 
 إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ (106) وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ (107 Dalam  ayat ini Allah SWT menegaskan bahwa apa yang dialami Ibrahim as dan  putranya itu merupakan batu ujian yang amat berat. Memang adalah hak  Tuhan untuk menguji hamba-Nya yang dikehendaki-Nya dengan bentuk ujian  yang dipilih-Nya berupa beban dan kewajiban yang berat. Bila ujian itu  telah ditetapkan, tak seorangpun yang dapat menolak dan menghindarinya.  Di balik cobaan-cobaan yang berat itu, tentulah terdapat hikmah dan  rahasia yang tidak terjangkau oleh pikiran manusia.
 Ismail as yang  semula dijadikan kurban untuk menguji ketaatan Ibrahim as, diganti Allah  dengan seekor domba besar yang putih bersih yang tidak ada cacatnya.  Peristiwa penyembelihan kambing oleh Nabi Ibrahim as ini yang menjadi  ibadah kurban untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, dilanjutkan oleh  syariat Nabi Muhammad saw. Ibadah kurban ini dilaksanakan pada hari raya  haji/raya kurban atau pada hari-hari tasyriq yakni tiga hari  berturut-turut sesudah hari raya kurban yakni tanggal 11,12,13,  Zulhijah.
 Binatang-binatang kurban itu dari binatang-binatang ternak  seperti unta, sapi, kerbau, kambing. Diisyaratkan binatang kurban itu  tidak cacat badannya, tidak sakit, dan cukup umur. Menyembelih binatang  untuk kurban ini hukumnya sunah muakkadah.
 Firman Allah SWT:
 
 
 
 فصل لربك وانحر Artinya: Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah. (Q.S. Al Kausar: 2)
 Dengan  disyariatkannya ibadah kurban itu dalam agama Islam, maka peristiwa  Ibrahim akan menyembelih anaknya itu tetap dikenang selama-lamanya.  Ibadah kurban juga menyemarakkan agama Islam karena daging-daging kurban  itu dibagi-bagikan kepada masyarakat terutama kepada fakir miskin.
 |  | 
   | 107 | Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.(QS. 37:107) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ash Shaaffaat 107 
 
 وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ (107  (Dan Kami tebus anak itu) maksudnya, anak yang diperintahkan untuk disembelih (Nabi Ismail). Menurut suatu pendapat bahwa anak yang disembelih itu adalah Nabi Ishak (dengan seekor sembelihan) yakni dengan domba (yang besar) dari surga, yaitu domba yang sama dengan domba yang dijadikan kurban oleh Habil. Domba itu dibawa oleh malaikat Jibril, lalu Nabi Ibrahim menyembelihnya seraya membaca takbir.
 |  | 
   | 108 | Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian,(QS. 37:108) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ash Shaaffaat 108 - 111 
 
 وَتَرَكْنَا  عَلَيْهِ فِي الْآخِرِينَ (108) سَلَامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ (109)  كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (110) إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا  الْمُؤْمِنِينَ (111 Dalam ayat-ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa  umat manusia dari berbagai agama (samawi) dan golongan mencintai Nabi  Ibrahim as, sepanjang masa. Penganut agama Yahudi, Nasrani dan Islam  semuanya menghormatinya dan memuji namanya, bahkan kaum musyrikin Arab  mengakui bahwa agama mereka juga mengikuti agama Islam (Ibrahim).
 Demikianlah Allah SWT memenuhi permohonan Ibrahim as ketika dia berdoa seperti difirmankan Allah SWT:
 
 واجعل لي لسان صدق في الآخرين واجعلني من ورثة جنة النعيم
 Artinya:
 dan  jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang)  kemudian, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mempusakai surga  yang penuh kenikmatan, (Q.S. As Syu'ara: 84-85)
 Kemudian Allah SWT  menyebutkan lagi penghargaan kepada Ibrahim as bahwa Dia memberikan  salam kesejahteraan kepadanya dan salam kesejahteraan untuk Ibrahim as  ini terus hidup di tengah-tengah umat manusia bahkan juga di kalangan  malaikat. Dengan demikian ada tiga ganjaran yang telah dianugerahkan  Tuhan kepadanya, pertama seekor kambing besar yang didatangkan  kepadanya, kedua pengabdian keharuman namanya sepanjang masa dan ucapan  salam sejahtera dari Tuhan dan manusia. Begitulah Allah SWT memberikan  ganjaran kepada hamba-hamba-Nya yang berbuat kebaikan. Semua ganjaran  itu sebagai imbalan ketaatannya melaksanakan perintah Allah SWT.
 Ibrahim  as mencapai prestasi yang tinggi itu adalah karena dorongan iman yang  kuat dan keikhlasan ibadahnya kepada Tuhan sehingga dia termasuk  hamba-hamba Allah yang beriman.
 |  | 
   | 109 | (yaitu:)` Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim `.(QS. 37:109) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ash Shaaffaat 109 
 
 سَلَامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ (109   109. ("Kesejahteraan) dari Kami (dilimpahkan atas Ibrahim."
 |  | 
   | 110 | Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.(QS. 37:110) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ash Shaaffaat 110 
 
 كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (110 110. (Demikianlah) sebagaimana Kami memberikan imbalan pahala kepada Ibrahim (kami memberi balasan kepada orangorang yang berbuat baik) terhadap diri mereka sendiri.
 |  | 
   | 111 | Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.(QS. 37:111) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ash Shaaffaat 111 
 
  إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا  الْمُؤْمِنِينَ (111  
 111. (Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.)
 |  | 
   | 112 | Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh.(QS. 37:112) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ash Shaaffaat 112 
 
 وَبَشَّرْنَاهُ بِإِسْحَاقَ نَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِينَ (112 Dalam  ayat ini Allah SWT menjelaskan bahwa dia telah menyampaikan berita  gembira kepada Ibrahim tentang akan lahirnya seorang putra dari istrinya  yang pertama "Sarah". Berita ini disampaikan oleh malaikat yang  menyamar sebagai manusia. Ketika bertamu ke rumahnya dan waktu Sarah  sudah tua sebagaimana diceritakan Allah dalam firman Nya:
 
 
 
 فأوجس  منهم خيفة قالوا لا تخف وبشروه بغلام عليم فأقبلت امرأته في صرة فصكت وجهها  وقالت عجوز عقيم قالوا كذلك قال ربك إنه هو العليم الحكيم Artinya: (Tetapi  mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut terhadap  mereka. Mereka berkata: "Janganlah kamu takut", dan mereka memberi kabar  gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak).  Kemudian istrinya datang memekik (tercengang) lalu menepuk mukanya  sendiri seraya berkata: "(Aku adalah) seorang perempuan tua yang  mandul". Mereka berkata: "Demikianlah Tuhanmu menfirmankan".  Sesungguhnya Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Az  Zariyat: 28-30)
 Dan malaikat juga memberi tahukan bahwa Ishak ini  adalah seorang Nabi dan dari padanya akan diturunkan Yakub juga seorang  Nabi. Keduanya adalah termasuk hamba-hamba Allah yang saleh, orang yang  suka berbuat kebaikan dan membawa kemaslahatan kepada umatnya.
 Mengenai  berita kelahiran Ishak ini, diberitakan Tuhan juga di dalam surah-surah  lain seperti dalam surah Hud (11): 69-73, surah Maryam (19): 49 dan  surah Al-Anbiya (21): 27.
 Di kalangan mufassirin terdapat pendapat  bahwa Ishaklah yang akan disembelih oleh Ibrahim untuk memenuhi perintah  Tuhan. bukan kakaknya Ismail. Ibnu Kasir dalam tafsirnya mengutip  keterangan AI-Bagawi menyatakan bahwa Umar, Ali Ibnu Mas'ud dan Al  `Abbas berpendapat Ishaklah yang akan dijadikan korban itu. Sumber  pendapat demikian ini adalah dari orang Yahudi yang masuk agama Islam.  Menurut Ibnu Kasir pendapat-pendapat yang mengatakan bahwa Ishaklah yang  akan disembelih itu, semuanya bersumber dari Ka'bul-Akhbar. Dia seorang  Yahudi yang masuk Islam pada zaman Khalifah Umar, dan mulailah ia  membacakan isi kitab Taurat itu kepada Umar. Barang kali Umar tertarik  kepadanya, karena masyarakat ikut mendengarkan ceritanya dan  meriwayatkan cerita-cerita itu tanpa memperhatikan mana ampas dan mana  patinya, sedangkan umat Islam sebenarnya tidak memerlukan satu  kalimatpun dari padanya.
 Berbicara masalah perbedaan pendapat  tentang sembelihan ini Ibnul Qayyim dalam kitabnya Zadul Ma'ad  mengatakan: "Pendapat yang benar menurut ulama ulama sahabat, para  tabi'in dan ulama-ulama kemudian, Ismaillah yang menjadi sembelihan  Ibrahim as itu, dan pendapat yang mengatakan sembelihan itu Ishaq salah  sekali dipandang dari pelbagi segi. Aku dengar kata Ibnul Qayyim  Syaikhul Islam Taimiyah rahimahullah berkata: "Pendapat tersebut  dilancarkan oleh Ahli Kitab, padahal ia bertentangan dengan isi kitab  sendiri".
 Di dalam kitab Taurat itu dikatakan bahwasannya Allah  memerintahkan Ibrahim as menyembelih anaknya yang pertama lahir. Baik  orang Islam maupun Ahli Kitab sepakat bahwa putra yang pertama kali  lahir adalah Ismail as. Tetapi kemudian mereka melakukan pemutarbalikan  isi Taurat dengan mencantumkan ke dalam kata-kata: "Sembelihlah anakmu  Ishak". Menurut Ibnu Taimiyah: "Itulah tambahan hasil pemutarbalikan  orang Yahudi , karena tambahan itu bertentangan dengan kata-kata anak  pertama, saw-satunya kedengkian mereka kepada keturunan Ismail as yang  memperoleh kemuliaan, menyebabkan mereka melakukan pemalsuan isi kitab  ini".
 Alasan kedua yang dikemukakan Ibnu Taimiyah di dasarkan Alquran sebagaimana firman Allah SWT:
 
 
 
 فبشرناه بإسحاق ومن وراء إسحاق يعقوب Artinya: Maka  Kami sampaikan kepadanya, berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan  dari Ishak (akan lahir putranya) Yakub. (Q.S. Hud: 71)
 Allah SWT  mengabarkan kepada Sarah akan kelahiran Ishak, yang akan menurunkan anak  namanya Yakub. Maka tidaklah mungkin Tuhan menyampaikan kelahiran Ishak  lalu memerintahkan menyembelihnya padahal telah dinyatakan dari padanya  akan diturunkan Yakub. Bagaimana bisa jadi Yakub lahir ke dunia kalau  bapaknya dijadikan sembelihan, padahal dia dijanjikan akan lahir turun  dari Ishak?. Jadi kalau demikian bukanlah Ishak yang dijadikan  sembelihan tetapi Ismail.
 Alasan ketiga Ibnu Taimiyah menunjuk surah  berita Ibrahim as dan anaknya dalam surah As Sattat ini. Dalam ayat  103-111 diceritakan ketika Ibrahin as akan menyembelih anaknya untuk  melaksanakan perintah Tuhan, lalu datang suara menegurnya dari belakang,  yang menyeru bahwa Ibrahim dengan tindakannya itu dipandang sudah  melaksanakan perintah Tuhan. Atas ketaatannya yang tulus itu, Ibrahim as  memperoleh pahala dan pujian dari Tuhan.
 Sesudah peristiwa itu,  lalu Tuhan memberitahukan kepada Ibrahim as akan kelahiran Ishak,  sebagai kesyukuran Tuhan atas kesabaran dan kataatannya. Dengan demikian  tentulah bukan Ishak yang akan disembelih itu, karena dia belum lahir.
 Alasan  keempat: bahwa peristiwa Ibrahim as akan menyembelih anak itu terjadi  di +dekat Mekah tidak ada yang meragukan. Karena itulah ibadah korban  diadakan pada hari raya haji. Juga sai antara Safa dan Marwah serta  melempar jumrah dalam ibadah haji merupakan kenangan pada keadaan Ismail  as dan ibunya. Seperti diketahui Ismail as dan ibunya tinggal di Mekah.  Waktu dan tempat ibadah korban selalu dihubungkan dengan Baitulharam.  Jika sekiranya Ishak yang akan dijadikan sembelihan, tentulah upacara  ibadah korban diadakan di Syam tidak di Mekah.
 Demikianlah beberapa  alasan yang dikemukakan Ibnu Taimiyah untuk membantah pendapat yang  mengatakan bahwa Ishaklah yang menjadi sembelihan itu.
 |  | 
   | 113 | Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas  Ishaq. Dan di antara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula)  yang zalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata.(QS. 37:113) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ash Shaaffaat 113 
 
 وَبَارَكْنَا عَلَيْهِ وَعَلَى إِسْحَاقَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِهِمَا مُحْسِنٌ وَظَالِمٌ لِنَفْسِهِ مُبِينٌ (113 Dalam  ayat ini Allah SWT menjelaskan bahwasannya keberkahan dan kesentosaan  hidup dunia dan akhirat dilimpahkan-Nya kepada Ibrahim dan Ishak as.  Dari keduanya lahir keturunan yang tersebar luas dan dari keturunan  mereka banyak bangkit para Nabi dan Rasul. Orang Islam disuruh pula agar  selalu memohonkan kepada Tuhan setiap kali salat kiranya Ibrahim as dan  keluarganya diberi berkah dan kebahagiaan. Dari anak cucu mereka  yang menyebar luas di muka bumi ada yang berbuat kebaikan dan ada pula  yang zalim terhadap dirinya sendiri. Mereka yang berbuat demikian ialah  mereka yang beriman kepada Tuhan, menjunjung tinggi perintah Nya dan  menjauhi larangan Nya. Sesuai dengan petunjuk Rasul-rasul Nya. Adapun  mereka yang berbuat zalim terhadap dirinya, ialah mereka yang  mengingkari agama yang dibawa para Rasul serta berbuat fasik dan  kemaksiatan.
 Dengan ayat ini Allah SWT memperingatkan manusia bahwa  dari keluarganya yang mulia dan terhormat, kemungkinan lahir turunan  yang baik atau jelek. Keturunan atau ras tidak memberikan jaminan untuk  menjadi mulia bagi keturunan atau menjadi hina karena hal itu masih  tergantung kepada usaha pendidikan dan pembinaan. Ibrahim, Ishak dan  Yakub adalah orang-orang yang dinyatakan Tuhan telah mencapai tingkat  kemuliaan seperti firman-Nya:
 
 
 
 واذكر عبادنا إبراهيم وإسحاق ويعقوب أولي الأيدي والأبصار Artinya: Dan  ingatlah hamba-hamba Kami Ibrahim, Ishak dan Yakub yang mempunyai  perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. (Q.S. Sad: 15)
 Tetapi keturunan Yakub yang disebut Bani Israel, baik dalam sejarah  kuno maupun sejarah modern banyak sekali mengalami penderitaan dan  penghinaan. Sebabnya karena mereka berbuat zalim terhadap diri mereka  sendiri, durhaka terhadap leluhur mereka dan meninggalkan petunjuk Tuhan  dan para Nabi.
 |  | 
   | 114 | Dan sesungguhnya Kami telah melimpahkan nikmat atas Musa dan Harun.(QS. 37:114) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ash Shaaffaat 114 
 
 وَلَقَدْ مَنَنَّا عَلَى مُوسَى وَهَارُونَ (114 Allah  SWT menjelaskan bahwa Dia telah menganugerahkan kepada Musa dan Harun  kenikmatan yang besar yakni kenabian dan kerasulan serta kepercayaan  yang diberikan kepada keduanya untuk memikul tugas yang mulia yaitu  memimpin Bani Israel dan membebaskan mereka dari perbudakan Firaun dan  membawa kembali ke bumi asal mereka. Tugas ini sangatlah berat.  Sekiranya bukan karena pertolongan Tuhan tentulah mereka mengalami  kebinasaan.
 Kisah Musa paling banyak disebutkan dalam Alquran.  Sebagai seorang Rasul dia mempunyai banyak persamaan dengan Nabi  Muhammad saw sebagaimana diterangkan Allah SWT dalam surah 73 (Al  Muzzammil) ayat 15.
 Dalam ayat ini dua macam pemberian Tuhan yang merupakan kenikmatan bagi keduanya dan kaumnya.
 Pertama:
 (115)  Dilepaskannya mereka dan kaumnya dari bencana yang besar. Sejak lama,  orang Israel hidup di Mesir di bawah kekuasaan Firaun. Mereka disuruh  melakukan pekerjaan yang berat-berat dengan paksa dan diperlakukan  sebagai budak beliau. Bahkan anak laki-laki mereka banyak yang dibunuh  dan anak-anak perempuan dibiarkan hidup atas perintah dan ramalan  dukun-dukun yang mengelilingi Firaun. Hampir saja mereka mengalami  kemusnahan, sekiranya Musa dan Harun tidak datang menyelamatkan mereka.
 Kedua:
 (116)  Di samping tertolongnya mereka dari kejaran Firaun bahkan Firaun  tenggelam di dasar laut, Bani Israel berhasil pula mengalahkan  musuh-musuh lainnya, dan merebut kembali negeri-negeri mereka,  mengumpulkan harta kekayaan yang mereka peroleh sepanjang hidup mereka,  mereka akhirnya menjadi bangsa yang kuat, lagi memiliki kekuatan dan  kekuasaan hingga memiliki negara yang besar seperti zaman raja Talut dan  Daud as. Firman Allah SWT:
 
 
 
 فهزموهم بإذن الله وقتل داود جالوت وآتاه الله الملك والحكمة وعلمه مما يشاء Artinya: Mereka  (tentara Talut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam  peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya  (Daud) pemerintahan dan hikmah (sesudah meninggalnya Talut) dan  mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki Nya. (Q.S. Al Baqarah: 251)
 |  | 
   | 115 | Dan Kami selamatkan keduanya dan kaumnya dari bencana yang besar.(QS. 37:115) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ash Shaaffaat 115 
 
 وَنَجَّيْنَاهُمَا وَقَوْمَهُمَا مِنَ الْكَرْبِ  الْعَظِيمِ  (Dan Kami selamatkan keduanya dan kaumnya) yaitu kaum Bani Israel (dari bencana yang besar) dari perbudakan Firaun atas mereka.
 
 |  | 
   | 116 | Dan Kami tolong mereka, maka jadilah mereka orang-orang yang menang.(QS. 37:116) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ash Shaaffaat 116 
 
 وَنَصَرْنَاهُمْ فَكَانُوا هُمُ  الْغَالِبِينَ  116. (Dan Kami tolong mereka) dari cengkeraman bangsa Koptik (maka jadilah mereka orang-orang yang menang.)
 |  | 
   | 117 | Dan Kami berikan kepada keduanya kitab yang sangat jelas.(QS. 37:117) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ash Shaaffaat 117 - 118 
 
 وَآتَيْنَاهُمَا الْكِتَابَ الْمُسْتَبِينَ (117) وَهَدَيْنَاهُمَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (118 Dalam  dua ayat ini, Allah SWT menjelaskan lagi nikmat yang diberikan Nya  kepada Bani Israel. Dua macam nikmat selalu merupakan kenikmatan  lahiriyah maka dua macam berikut ini kenikmatan batiniyah, yakni dua  macam anugerah Tuhan yang menyelamatkan dan meningkatkan jiwa dan akhlak  mereka.
 Pertama:
 Allah SWT memberikan kepada Musa dan Harun  kitab Taurat yang sangat jelas lagi memuat ketentuan-ketentuan dan  petunjuk baik untuk kesentausaan kehidupan dunia maupun akhirat. Allah  SWT berfirman:
 
 
 
 ولقد آتينا موسى وهارون الفرقان وضياء وذكرا للمتقين Artinya: Dan  sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa dan Harun Kitab Taurat dan  penerangan serta pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (Q.S. Al  Anbiya: 48)
 Kitab ini diwariskan kepada Bani Israel untuk dijadikan pegangan hidup mereka sebagai dijelaskan Allah dalam firman Nya:
 
 
 
 ولقد آتينا موسى الهدى وأورثنا بني إسرائيل الكتاب هدى وذكرى لأولي الألباب Artinya: Dan  sesungguhnya telah Kami berikan petunjuk kepada Musa dan Kami wariskan  Taurat kepada Bani Israel, untuk menjadi petunjuk dan peringatan bagi  orang-orang yang berpikir. (Q.S. Al Mu'min: 53-54)
 Kedua:
 Allah  SWT menunjukkan jalan kebenaran kepada keduanya untuk menuju kepada  kebahagiaan yang hakiki. Dengan akal pikiran, maka keduanya menjalankan  dan mengikuti petunjuk-petunjuk Ilahi baik dalam bidang iktikad maupun  muamalah, dan Allah SWT masih menganugerahkan kepada mereka taufik dan  perlindungan Nya.
 |  | 
   | 118 | Dan Kami tunjuki keduanya ke jalan yang lurus.(QS. 37:118) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ash Shaaffaat 118 
 
  وَهَدَيْنَاهُمَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (Dan kami tunjuki keduanya ke jalan) yakni kepada tuntunan (yang lurus.)
 |  | 
   | 119 | Dan Kami abadikan untuk keduanya (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian;(QS. 37:119) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ash Shaaffaat 119 - 120 
 
 وَتَرَكْنَا عَلَيْهِمَا فِي الْآخِرِينَ (119) سَلَامٌ عَلَى مُوسَى وَهَارُونَ (120 Kemudian  Allah SWT menerangkan lagi kenikmatan lain yang berupa kemuliaan yang  diberikan Tuhan kepada keduanya, sebagaimana kemuliaan yang diberikan  Tuhan kepada Nuh dan Ibrahim as. Dan kemuliaan itu ialah:
 Pertama:
 Tuhan  mengabdikan sebutan (keharuman) nama keduanya di kalangan para Nabi dan  umat manusia sepanjang masa. Juga pujian dan doa terus diberikan  kepadanya.
 Kedua:
 Allah SWT menyebutkan salam kesejahteraan bagi  Musa dan Harun agar para malaikat, jin dan manusia menyebutkan juga  dengan ucapan salam sejahtera yang serupa bagi keduanya. Dengan ucapan  salam sejahtera itu maka nama mereka akan tetap harum selama-lamanya.
 |  | 
   | 120 | (yaitu):` Kesejahteraan dilimpahkan atas Musa dan Harun `.(QS. 37:120) | 
   |  | 
   |  | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ash Shaaffaat 120 
 
  سَلامٌ عَلَى مُوسَى وَهَارُونَ  (Yaitu "Kesejahteraan) dari Kami (dilimpahkan atas Musa dan Harun".')
 |  |