| 81 | Makanlah di antara rezki yang baik yang telah  Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang  menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh  kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia.(QS. 20:81) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 81 
 
 كُلُوا مِنْ  طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَلَا تَطْغَوْا فِيهِ فَيَحِلَّ عَلَيْكُمْ  غَضَبِي وَمَنْ يَحْلِلْ عَلَيْهِ غَضَبِي فَقَدْ هَوَى (81 Pada ayat  ini Allah SWT. menyuruh supaya mereka memakan di antara rezeki yang  baik yang lezat cita rasanya yang telah Allah karuniakan kepada mereka,  dan sekali-kali mereka menyalah gunakannya, seperti menafkahkannya  dengan boros, tidak mensyukurinya, mendermakan kepada kemaksiatan, dan  lain-lain sebagainya, karena kalau demikian berarti mereka telah  mengundang kemurkaan Allah SWT. untuk menimpanya dan menerima siksa-Nya.  Celaka dan binasalah orang-orang yang telah ditimpa kemurkaan Allah  SWT.
 |  
 | 
   | 82 | Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.(QS. 20:82) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 82 
 
 وَإِنِّي لَغَفَّارٌ لِمَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدَى (82 Pada  ayat ini Allah SWT. menegaskan bahwa Dia Maha Pengampun bagi orang yang  bertobat dari perbuatan syirik, membersihkan dirinya dan dosa, ikhlas  dan amalnya dikerjakan semata-mata karena Allah, menunaikan  kewajibannya, menjauhi kemaksiatan, istiqamah ibadahnya sampai ia mati,  memenuhi perintah Allah, sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya:
 
 
 
 واعبد ربك حتى يأتيك اليقين Artinya: Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu (ajal) yang diyakini. (Q.S Al Hijra: 99)
 |  
 | 
   | 83 | Mengapa kamu datang lebih cepat daripada kaummu, hai Musa?(QS. 20:83) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 83 
 
 وَمَا أَعْجَلَكَ عَنْ قَوْمِكَ يَا مُوسَى (83 Allah  memberi teguran kepada Musa, karena ia cepat-cepat mendaki bukit itu  dan meninggalkan kaumnya di bawah, pada hal Allah telah memerintahkan  kepadanya supaya dia naik ke bukit itu bersama-sama dengan kaumnya untuk  menerima sebagian dari kitab Taurat yang berupa kepingan dan  lembaran-lembaran. Sebenarnya dia sudah ingin sekali bermunajat dengan  Tuhan-Nya untuk menerima kepingan-kepingan Taurat. Karena keinginan yang  amat sangat itulah dia berangkat tanpa mengajak kaumnya dan dia  sendirilah yang naik ke bukit itu. Ia tinggalkan kaumnya di bawah dan  dia berpesan kepada Harun supaya menjaga dan mengawasi mereka selama dia  tidak berada di antara mereka. Sesampainya di atas bukit itu diapun  bersamadi mengheningkan cipta mengkonsentrasikan jiwa dan pikiran  menunggu-nunggu apa yang akan diwahyukan Tuhan kepadanya sebagaimana  telah dijanjikan-Nya. Tiba-tiba Allah berfirman menanyakan dengan nada  teguran atau celaan. Mengapa dia bergegas-gegas naik ke bukit sendirian  saja tanpa membawa kaumnya bersama-sama dengan dia, pada hal dia telah  diperintahkan supaya datang bersama mereka. Memang tepatlah teguran  Tuhannya atas kekhilapannya itu, karena selain tidak melaksanakan  perintah Allah secara keseluruhan Musa telah meninggalkan kaumnya tanpa  pimpinannya meskipun ada saudaranya Harun yang akan mengawasi mereka.  Seakan-akan Musa karena didorong oleh keinginan yang sangat untuk  bermunajat dengan Tuhannya telah melepaskan tanggung jawabnya terhadap  kaumnya dan tidak memperdulikan lagi apa yang akan terjadi dengan mereka  selama ditinggalkannya. Hal ini bagi seorang Nabi sebagai orang yang  diserahi Allah memimpin dan mengawasi kaumnya adalah suatu kelalaian  atau pengabaian terhadap tugasnya yang utama yang patut disesalkan dan  pantaslah dia menerima teguran atau celaan dari Tuhan-nya.
 |  
 | 
   | 84 | Berkata Musa:` Itulah mereka sedang menyusuli  aku dan aku bersegera kepada-Mu. Ya Tuhanku, agar supaya Engkau ridha  (kepadaku) `.(QS. 20:84) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 84 
 
 قَالَ هُمْ أُولَاءِ عَلَى أَثَرِي وَعَجِلْتُ إِلَيْكَ رَبِّ لِتَرْضَى (84 Musa  menjawab teguran Tuhannya dengan mengatakan bahwa kaumnya itu ada di  belakangnya dan jarak antara dia dan kaumnya tidak begitu jauh. Jika aku  mendahului naik ke atas bukit ini beberapa langkah bukanlah dengan  maksud meninggalkan mereka dan kalau saya panggil pasti dalam waktu yang  singkat akan dapat berkumpul bersamaku. Memang aku bergegas-gegas  menaiki bukit ini, karena aku ingin melaksanakan perintah Engkau dengan  segera tepat pada waktunya sebagaimana yang telah Engkau tetapkan, yaitu  sesudah aku dan kaumku berada di sekitar bukti Tur ini selama 40 malam.  Aku datang dengan tergesa-gesa karena aku ingin cepat-cepat mencari  keridaan Engkau. Karena keinginan yang sangat untuk mencapai keridaan  itulah aku menjadi lalai dan alpa terhadap perintah Engkau supaya aku  datang bersama-sama mereka.
 |  
 | 
   | 85 | Allah berfirman:` Maka sesungguhnya Kami telah menguji kaummu sesudah kamu tinggalkan, dan mereka telah disesatkan oleh Samiri.(QS. 20:85) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 85 
 
 قَالَ فَإِنَّا قَدْ فَتَنَّا قَوْمَكَ مِنْ بَعْدِكَ وَأَضَلَّهُمُ السَّامِرِيُّ (85 Pada  ayat ini Allah berfirman menerangkan kepada Musa sebagai akibat dia  meninggalkan kaumnya walaupun dalam pengawasan Harun, telah  menyelewengkan dari agama tauhid dan telah menyembah patung anak sapi  buatan Samiri. Memang Allah hendak menguji iman kaum Nabi Musa itu  apakah benar-benar mereka telah mempunyai keimanan yang kuat dan membaja  ataukah masih terdapat dalam hati dan jiwa mereka bekas-bekas syirik  atau kepercayaan menyembah berhala. Ternyata keimanan mereka belum  begitu kuat dan mendalam karena dalam beberapa hari saja mereka  ditinggalkan Musa dan masih dalam pengawasan Harun, mereka dengan mudah  terpedaya dan masuk perangkap Samiri yang berasal dari kaum menyembah  sapi. Demikian Allah tidak akan membiarkan atau menerima saja bila  manusia menyatakan dirinya beriman tanpa diuji lebih dahulu sesuai  dengan firman-Nya:
 
 
 
 أحسب الناس أن يتركوا أن يقولوا آمنا وهم لا يفتنون ولقد فتنا الذين من قبلهم فليعلمن الله الذين صدقوا وليعلمن الكاذبين Artinya: Apakah  manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan. "Kami  telah beriman" sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami  telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah  mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya dia mengetahui  orang-orang yang berdusta". (Q.S Al Ankabut: 2 dan 3)
 Ternyata kaum  Musa itu tidaklah termasuk orang-orang yang kuat dan mendalam imannya  karena baru sebentar saja mereka ditinggalkan Musa (menurut riwayat  hanya 20 hari) mereka telah meninggalkan agama tauhid dan kembali  menganut agama penyembah-penyembah berhala. Hal ini tidak dapat  disesalkan dan mungkin sekali terjadi karena mereka telah lama di bawah  kekuasaan Firaun. Karena itu mental mereka sudah rusak dan moral  merekapun telah menjadi lemah dan tak dapat diharapkan dari mereka  kesetiaan dan kesabaran mempertahankan suatu prinsip. Maka dengan mudah  Samiri memperdayakan mereka dengan membuat emas berbentuk anak sapi saja  yang diperlihatkan oleh Samiri tetapi patung itu dapat berbunyi sendiri  seperti suara anak sapi, maka tertariklah mereka akan omongan Samiri  bahwa inilah Tuhan yang sebenarnya. Adapun Tuhan Musa dan Harun yang  tidak dapat dilihat mengapa kita mau menyembahnya?.
 |  
 | 
   | 86 | Kemudian Musa kembali kepada kaumnya dengan  marah dan bersedih hati. Berkata Musa: `Hai kaumku, bukankah Tuhanmu  telah menjanjikan kepadamu suatu janji yang baik? Maka apakah terasa  lama masa yang berlalu itu bagimu atau kamu menghendaki agar kemurkaan  dari Tuhanmu menimpamu, dan kamu melanggar perjanjianmu dengan aku?`(QS. 20:86) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 86 
 
 فَرَجَعَ  مُوسَى إِلَى قَوْمِهِ غَضْبَانَ أَسِفًا قَالَ يَا قَوْمِ أَلَمْ  يَعِدْكُمْ رَبُّكُمْ وَعْدًا حَسَنًا أَفَطَالَ عَلَيْكُمُ الْعَهْدُ أَمْ  أَرَدْتُمْ أَنْ يَحِلَّ عَلَيْكُمْ غَضَبٌ مِنْ رَبِّكُمْ فَأَخْلَفْتُمْ  مَوْعِدِي (86 Mendengar firman Tuhannya yang menerangkan bahwa  kaumnya telah disesatkan oleh Samiri dengan cepat dia kembali kepada  kaumnya dalam keadaan sangat jengkel dan marah. Didapatinya kaumnya  sedang berlutut di hadapan patung emas berbentuk anak sapi, menyembah  dan memujanya. Mereka berkata di antara sesama mereka. Inilah tuhan kita  dan juga tuhan Musa. Sesungguhnya Musa telah lupa sehingga ia pergi  menemui Tuhannya ke puncak bukit, padahal Tuhannya ada di sini. Tidaklah  dapat dilukiskan betapa sedihnya hati Musa melihat kaumnya dengan  sekejap saja dan dengan mudah dapat disesatkan oleh Samiri dan betapa  hebatnya gejolak atau kemarahan di dalam dadanya melihat suasana dan  keadaan kaumnya.
 Menurut suatu riwayat setelah melihat kaumnya  menyembah berhala itu die lalu mendengar suara hiruk pikuk dan berbagai  macam teriakan dari kaumnya itu dan melihat mereka menari-nari di  sekeliling patung itu. Qurtubi meriwayatkan bahwa Abu Bakar At Turtusy  pernah ditanyai orang tentang sekumpulan orang berzikir menyebut nama  Allah dan berselawat menyebut nama Nabi Muhammad dengan cara menari-nari  serta memukul gendang dan karena asyiknya ada di antara mereka yang  jatuh pingsan, kemudian mereka mengambil makanan yang mereka bawa dan  telah disiapkan, bagaimanakah hukum perbuatan mereka? Apakan hal itu  dibolehkan oleh Islam atau tidak? Turtusy menjawab, "Mazhab Sufi, yang  seperti itu adalah batil, suatu kejahilan dan kesesatan. Islam itu  adalah (ajaran) kitab Allah dan Sunah Rasul-Nya. Adapun memukul gendang  (dan menari-nari) sampai seperti orang kesurupan maka orang yang  mula-mula mengadakannya ialah Samiri di waktu dia membikinkan patung  anak sapi untuk disembah kaum Musa dengan menari-nari di sekelilingnya.  Maka perbuatan seperti itu adalah perbuatan orang-orang kafir dan  penyembah anak sapi".
 Selanjutnya Musa berkata kepada kaumnya  "Mengapa kamu menyembah patung itu padahal Allah telah menjanjikan  kepadamu janji-janji yang baik dan menguntungkan sesuduh mengaruniakan  kepadamu berbagai nikmat seperti membebaskan kamu dari kaum Firaun  menempatkan kamu di tempat ini, memberimu makanan yang lezat dan  berkhasiat. Allah menjanjikan akan menurunkan Al Kitab kepadamu di  dalamnya terdapat syariat dan peraturan untuk kebaikan dan kebahagiaan  kamu di dunia dan di akhirat. Dia menjanjikan pula akan memberikan  pahala yang banyak kepadamu kalau kamu tetap beriman dan beramal saleh  dan menjanjikan pula bahwa kamu akan memasuki tanah suci Palestina  dengan mengalahkan penghuni-penghuninya yang kuat dan perkasa. Kenapa  kamu cepat sekali berpaling dari agama Allah padahal belum berapa lama  janji itu dinyatakan Allah kepadamu dan tanda-tanda janji itu pasti akan  terwujud dan terlaksana seperti yang kamu lihat dan kamu alami sendiri?  Apakah kamu menyangka bahwa kamu telah lama menunggu-nunggu terwujudnya  janji itu ataukah kamu sengaja menunggu-nunggu kemurkaan Allah atasmu  dengan perbuatan ini. Bukankah kamu telah menjanjikan kepadaku bahwa  kamu akan tetap beriman sampai aku kembali kepadamu dan tidak akan  mengada-adakan sesuatu yang merusak akidah kamu atau bertentangan dengan  akidah itu.
 |  
 | 
   | 87 | Mereka berkata: `Kami sekali-kali tidak  melanggar perjanjianmu dengan kemauan kami sendiri, tetapi kami disuruh  membawa beban-beban dari perhiasan kaum itu, maka kami telah  melemparkannya, dan demikian pula Samiri melemparkannya`,(QS. 20:87) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 87 
 
 قَالُوا مَا  أَخْلَفْنَا مَوْعِدَكَ بِمَلْكِنَا وَلَكِنَّا حُمِّلْنَا أَوْزَارًا مِنْ  زِينَةِ الْقَوْمِ فَقَذَفْنَاهَا فَكَذَلِكَ أَلْقَى السَّامِرِيُّ (87 Kaumnya  menjawab, "Kami melanggar janji itu bukanlah dengan kemauan dan  kehendak kami, karena kami tidak dapat menguasai diri kami. Andaikata  kami dibiarkan saja menurut kemauan kami, tentulah kami tidak akan  berbuat seperti ini. Tetapi Samiri telah memperdayakan kami yang bodoh  ini sehingga kami tertarik oleh kata-kata dan bujuk rayunya yang  mempesona hati kami. Samiri telah memaksa kami memikul beban yang berat  yang terdiri dari perhiasan-perhiasan yang dipinjamkannya dari bangsa  Kibti di Mesir sewaktu kami akan berangkat meninggalkan Mesir. Dia  mengatakan bahwa nanti akan diadakan hari raya, karena itu  perhiasan-perhiasan itu harus dibawa dan kamilah yang diperintahkan  untuk memikulnya. Hal ini disembunyikannya terhadapmu hai Musa karena  dia takut akan dilarang membawanya. Sepeninggal engkau kami disuruhnya  menggali lubang yang besar di tanah dan menyalakan api untuk membakar  perhiasan itu, maka kami lemparkan semuanya ke dalam api yang  menyala-nyala. Demikian pula Samiri telah melemparkan semua perhiasan  yang dibawanya:
 |  
 | 
   | 88 | kemudian Samiri mengeluarkan untuk mereka  (dari lobang itu) anak lembu yang bertubuh dan bersuara, maka mereka  berkata: `Inilah Tuhanmu dan Tuhan Musa, tetapi Musa telah lupa.`(QS. 20:88) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 88 
 
 فَأَخْرَجَ لَهُمْ عِجْلًا جَسَدًا لَهُ خُوَارٌ فَقَالُوا هَذَا إِلَهُكُمْ وَإِلَهُ مُوسَى فَنَسِيَ (88 Kemudian  Samiri mengeluarkan dari lubang itu sebungkah emas berbentuk anak sapi  dan mengeluarkan bunyi seperti suara sapi. Memang Samiri adalah seorang  ahli; dan dia dapat membuat pipa dalam patung itu sehingga apabila angin  berhembus keluarlah suara seperti suara anak sapi. Samiri mengatakan  kepada kami bahwa inilah tuhan yang sebenarnya tuhan kita semua dan juga  tuhan Musa, dialah yang akan kita sembah dan kita puja, kepadanyalah  kita memohonkan sesuatu bila kita menginginkan atau memerlukannya.  Samiri mengatakan pula kepada kami bahwa engkau hai Musa naik ke bukit  itu untuk menemui Tuhan padahal tuhan yang akan ditemui Musa itu ada di  sini. Sungguh Musa itu amat pelupa sehingga ia berpayah-payah mencari  sesuatu ke tempat yang jauh padahal yang dia cari itu berada di sini.
 |  
 | 
   | 89 | Maka apakah mereka tidak memperhatikan bahwa  patung anak lembu itu tidak dapat memberi jawaban kepada mereka, dan  tidak dapat memberi kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula)  kemanfaatan?(QS. 20:89) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 89 
 
 أَفَلَا يَرَوْنَ أَلَّا يَرْجِعُ إِلَيْهِمْ قَوْلًا وَلَا يَمْلِكُ لَهُمْ ضَرًّا وَلَا نَفْعًا (89 Pada  ayat ini Allah menerangkan bagaimana bodohnya kaum Musa itu karena  tidak dapat mempertimbangkan sesuatu dengan seksama apakah ia buruk atau  baik, dapat diterima akal atau suatu yang mustahil. Apakah mereka tidak  memperhatikan bahwa patung itu adalah benda mati yang tidak berdaya  apa-apa tidak dapat berbicara dan tidak dapat menjawab pertanyaan,  apalagi akan memberikan pertolongan atau menolak suatu bahaya. Sedangkan  sapi yang sebenarnya yang bernyawa, bergerak sendiri dapat menanduk dan  menyepak, dapat mengangkat barang atau menarik gerobak tak ada orang  yang berakal sehat yang mau menyembahnya, tetapi mereka menerima dan mau  saja disuruh menyembah patung anak sapi yang berupa benda mati itu.
 |  
 | 
   | 90 | Dan sesungguhnya Harun telah berkata kepada  mereka sebelumnya: `Hai kaumku, sesungguhnya kamu hanya diberi cobaan  dengan anak lembu itu dan sesungguhnya Tuhanmu ialah (Tuhan) Yang Maha  Pemurah, maka ikutilah aku dan taatilah perintahku`.(QS. 20:90) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 90 
 
 وَلَقَدْ  قَالَ لَهُمْ هَارُونُ مِنْ قَبْلُ يَا قَوْمِ إِنَّمَا فُتِنْتُمْ بِهِ  وَإِنَّ رَبَّكُمُ الرَّحْمَنُ فَاتَّبِعُونِي وَأَطِيعُوا أَمْرِي (90 Harun  pernah memberi nasihat dan peringatan kepada mereka tatkala ia melihat  kaumnya itu berpaling dari menyembah Allah kepada menyembah berhala dan  mengadakan ucapan peribadatan yang bertentangan dengan tauhid yang telah  mereka anut selama ini dan berjanji dengan Musa bahwa mereka akan tetap  menyembah Allah sampai dia kembali kepada mereka dari atas bukit Tur.  Harun berkata kepada mereka, "Hai kaumku. Sesungguhnya kamu telah diuji  keimananmu dengan patung anak sapi itu, apakah kamu benar-benar beriman  dan berpegang teguh kepada agamamu, sehingga tidak dapat diragukan  dengan bujukan apapun, ataukah iman kamu itu hanya di bibir saja  sehingga bila ada sesuatu yang menarik perhatianmu atau memperdayakan  kamu, maka kamu tinggalkan agama dan kepercayaanmu yang benar itu. Tuhan  kamu sebenarnya ialah Tuhan Yang Maha Pengasih, Maha Pencipta, Yang  menciptakan segala sesuatu Yang membuktikan rahmat dan kasih sayang-Nya  dapat dilihat pada alam semesta dan dapat dirasakan oleh  makhluk-makhluk-Nya. Dia telah menganugerahkan kepadamu kesempurnaan  jasmani dan rohani dan memberikan kepadamu syariat dan peraturan yang  menjamin keselamatan dan kebahagiaanmu di dunia dan akhirat. Dia telah  mengaruniakan kepadamu nikmat iman dan membebaskan kamu dari kekejaman  dan keganasan Firaun. Mengapa kamu sekarang dapat diperdayakan dan  ditipu oleh Samiri dengan patung emas berupa anak sapi yang mengeluarkan  suara seperti anak sapi sebenarnya? Kamu sungguh menyimpang dari jalan  yang benar dan telah melanggar janjimu dengan saudaraku Musa tatkala ia  akan naik ke atas bukit untuk menerima lembaran-lembaran Taurat sebagai  petunjuk dari Tuhanmu. Tinggalkanlah menyembah patung yang tidak bisa  memberi manfaat dan menolak kemudaratan itu dan kembalilah kepada agama  tauhid dan bertobatlah niscaya Allah akan menerima tobatmu dan  mengampuni kesalahanmu karena Dia Maha Pengampun dan Maha Penyayang.  Ikutilah nasihatku dan seruanku ini agar kamu menjadi hamba Allah yang  diridai-Nya.
 |  
 | 
   | 91 | Mereka menjawab: `Kami akan tetap menyembah patung anak lembu ini, hingga Musa kembali kepada kami`.(QS. 20:91) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 91 
 
 قَالُوا لَنْ نَبْرَحَ عَلَيْهِ عَاكِفِينَ حَتَّى يَرْجِعَ إِلَيْنَا مُوسَى (91 Semua  nasihat Harun itu walaupun dikemukakan dengan lemah lembut dan dengan  hujah dan alasan yang dapat diterima akal, tidak mendapat sambutan yang  baik di kalangan mereka. Mereka lebih tertarik kepada bujuk rayu tipu  daya Samiri dan berkata kepada Harun. "Kami akan tetap menyembah patung  itu sampai Musa kembali kepada kami dan dialah yang akan memutuskan apa  kami dalam kesesatan dan penyelewengan ataukah patung yang kami sembah  itu hanya tipu daya Samiri saja.
 |  
 | 
   | 92 | Berkata Musa: `Hai Harun, apa yang menghalangi kamu ketika kamu melihat mereka telah sesat,(QS. 20:92) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 92 
 
 قَالَ يَا هَارُونُ مَا مَنَعَكَ إِذْ رَأَيْتَهُمْ ضَلُّوا (92 Musa  sangat menyesal atas sikap Harun yang tidak bertindak tegas terhadap  penyelewengan kaumnya. Kenapa dia hanya menegur dan menasihati saja apa  yang diperbuat oleh kaumnya, yaitu: menyembah patung adalah syirik yang  tidak bisa diampuni dan tidak dapat diterima sama sekali dan tak dapat  dibiarkan apapun alasan yang dikemukakan kaumnya. Mengapa dia tidak  menyusul Musa bersama orang-orang yang beriman untuk memberitahukan hal  itu dan mengambil sikap tegas terhadap orang-orang yang membangkang.  Kalau Harun mengambil tindakan seperti ini tentulah kaumnya yang kafir  itu akan merasa takut dan mungkin akan meninggalkan penyembahan patung  itu karena khawatir akan kehilangan pemimpin yang mereka cintai.
 |  
 | 
   | 93 | (sehingga) kamu tidak mengikuti aku? Maka apakah kamu telah (sengaja) mendurhakai perintahku?`(QS. 20:93) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 93 
 
 أَلَّا تَتَّبِعَنِي أَفَعَصَيْتَ أَمْرِي (93 Musa  membentak Harun lagi dengan ucapan yang agak keras. Apakah engkau telah  mendurhakai dan melanggar perintahku. Aku telah mengamanatkan kepadamu  supaya engkau menggantikan kedudukanku sepeninggalku dan bertindak bila  ada pelanggaran dan mencegah mengikuti jalan orang-orang yang hendak  membuat kerusakan. Pengarang tafsir Al Kasysyaf menerangkan hal ini  sebagai berikut: Musa adalah orang yang keras dan kadang-kadang  bertindak keras kepala terhadap hal yang berhubungan dengan hak Allah  dan agama. Karena itu tidak dapat menguasai dirinya ketika melihat  kaumnya telah menyeleweng dari agama tauhid sehingga melemparkan  lembaran-lembaran Taurat yang dibawanya karena sangat kaget dan  tercengang melihat penyelewengan kaumnya. Dia membentak dan menghardik  saudaranya Harun sambil menarik rambut dan janggutnya seakan-akan  saudaranya musuhnya bukan saudara dan khalifahnya.
 |  
 | 
   | 94 | Harun menjawab: `Hai putera ibuku, janganlah  kamu pegang janggutku dan jangan (pula) kepalaku; sesungguhnya aku  khawatir bahwa kamu akan berkata (kepadaku):` Kamu telah memecah antara  Bani Israil dan kamu tidak memelihara amanatku `.(QS. 20:94) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 94 
 
 قَالَ يَا  ابْنَ أُمَّ لَا تَأْخُذْ بِلِحْيَتِي وَلَا بِرَأْسِي إِنِّي خَشِيتُ أَنْ  تَقُولَ فَرَّقْتَ بَيْنَ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَلَمْ تَرْقُبْ قَوْلِي  (94 Tetapi Harun seorang yang bertabiat tenang dan lemah-lembut  tidak membalas kata-kata saudaranya yang keras dan kasar itu dengan  keras dan kasar pula, tetapi dengan tenang dia berkata kepada Musa. "Hai  anak ibuku, janganlah engkau menarik-narik janggut dan rambutku. Memang  aku tidak melakukan tindakan tegas sebagaimana yang engkau inginkan  karena kalau aku bertindak demikian tentulah mereka akan terpecah-belah  menjadi dua golongan. Golongan yang beriman dan golongan yang  membangkang, terjadilah permusuhan dan mungkin terjadi peperangan antara  kedua golongan itu. Andai kata hal ini terjadi tentulah engkau akan  menyalahkanku pula dengan menuduhku memecah belah antara Bani Israel.  Oleh sebab itu kami mengambil sikap berhati-hati sambil menunggu  kembalimu dari atas bukit.
 |  
 | 
   | 95 | Berkata Musa:` Apakah yang mendorongmu (berbuat demikian) hai Samiri? `(QS. 20:95) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 95 
 
 قَالَ فَمَا خَطْبُكَ يَا سَامِرِيُّ (95 Pada  ayat ini Allah menerangkan bahwa Musa menghardik Samiri dengan  pertanyaan "Mengapa engkau melakukan perbuatan yang sangat tercela dan  dimurkai Allah itu sehingga sebahagian Bani Israel telah menjadi kafir  setelah beriman dan menyembah berhala yang sengaja engkau bikinkan untuk  mereka, engkau telah merusak akidah kaumku yang benar dan telah  menyesatkan mereka. Tahukah engkau apa akibat perbuatanmu yang sangat  mungkar itu.
 |  
 | 
   | 96 | Samiri menjawab:` Aku mengetahui sesuatu yang  mereka tidak mengetahuinya, maka aku ambil segenggam dari jejak rasul  lalu aku melemparkannya, dan demikianlah nafsuku membujukku `.(QS. 20:96) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 96 
 
 قَالَ  بَصُرْتُ بِمَا لَمْ يَبْصُرُوا بِهِ فَقَبَضْتُ قَبْضَةً مِنْ أَثَرِ  الرَّسُولِ فَنَبَذْتُهَا وَكَذَلِكَ سَوَّلَتْ لِي نَفْسِي (96 Samiri  menjawab bentakan dan hardikan Musa. Aku telah mengetahui sesuatu yang  belum diketahui oleh kaumku dan engkau sendiri pun belum mengetahuinya.  Memang aku pada mulanya menganut dan mengikuti semua ajaranmu tetapi  setelah aku pikirkan dan aku renungkan tampaklah olehku bahwa ajaranmu  itu ada yang tidak benar dan demikian aku lemparkan ajaranmu itu, maka  aku buatlah sebuah patung dari emas yang dibawa dari Mesir berbentuk  anak sapi dan aku jadikan patung itu seindah-indahnya untuk menarik  perhatian mereka dan aku buatkan di dalamnya pipa semacam puput,  sehingga apabila angin berhembus berbunyilah patung itu mengeluarkan  suara seperti suara anak sapi sebenarnya. Demikianlah pendapatku dan  tindakan itulah yang paling baik menurut pikiranku. Menurut sebagian  Mufassirin Samiri menjawab bentakan Musa dengan jawaban yang aneh  sehingga dapat meninggalkan kesan seolah-olah dia telah mendapat wahyu  pula dari Tuhan dan telah berhubungan dengan Jibril serta telah  mengenalnya. Samiri mengatakan bahwa ia membakar emas yang dibawa mereka  dari Mesir di dalam sebuah lubang yang mereka buat sendiri dia  mengambil segenggam tanah bekas jejak telapak kaki Jibril maka keluarlah  dari lubang itu sesuatu yang serupa anak sapi. Dengan demikian  tertariklah sebagian Bani Israel kepada bujukan dan tipu daya Samiri  untuk menyembah patung berbentuk anak sapi itu. Karena patung anak sapi  itu bukanlah sembarang patung, tetapi benar-benar telah dikirim Allah  untuk disembah dan dipujanya.
 |  
 | 
   | 97 | Berkata Musa:` Pergilah kamu, maka  sesungguhnya bagimu di dalam kehidupan di dunia ini (hanya dapat)  mengatakan: `Jangan menyentuh (aku)`. Dan sesungguhnya bagimu hukuman  (di akhirat) yang kamu sekali-kali tidak dapat menghindarinya, dan  lihatlah tuhanmu itu yang kamu tetap menyembahnya. Sesungguhnya kami  akan membakarnya, kemudian kami sungguh-sungguh akan menghamburkannya ke  dalam laut (berupa abu yang berserakan).(QS. 20:97) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 97 
 
 قَالَ  فَاذْهَبْ فَإِنَّ لَكَ فِي الْحَيَاةِ أَنْ تَقُولَ لَا مِسَاسَ وَإِنَّ  لَكَ مَوْعِدًا لَنْ تُخْلَفَهُ وَانْظُرْ إِلَى إِلَهِكَ الَّذِي ظَلْتَ  عَلَيْهِ عَاكِفًا لَنُحَرِّقَنَّهُ ثُمَّ لَنَنْسِفَنَّهُ فِي الْيَمِّ  نَسْفًا (97 Musa berkata kepada Samiri pergilah engkau jauh-jauh  dari sini, engkau tidak berhak bergaul dengan siapapun dan tak ada  seorangpun yang dibolehkan bergaul dengan engkau. Bila ada orang yang  bertanya kepadamu mengenai halmu maka engkau harus menjawab "Aku tidak  dibolehkan mendekat seseorang dan siapapun tidak boleh mendekatinya".  Inilah tindakan Musa yang amat keras dan tegas terhadapnya. Ke mana  Samiri akan pergi, tak ada tempat yang akan didiami karena sekeliling  tempat itu hanya ada padang pasir yang amat luas dan tandus, tak ada  sebidang tanahpun di gurun sahara itu yang dapat didiami manusia. Sedang  binatang-binatang liar dan buaspun akan merasa sulit dan akan menderita  tinggal di padang pasir yang tak bertepi itu. Diriwayatkan bahwa Samiri  setelah diusir oleh Musa pergilah dia dari tempat itu tanpa  diketahuinya ke mana arah dan tujuan yang akan dicapainya. Dia  bertualang di gurun sahara yang amat luas itu dan tidak ada yang  dijumpainya kecuali binatang-binatang buas dan liar. Memang terbuktilah  apa yang dikatakan Musa kepadanya bila ia bertemu dengan seseorang  menanyakan halnya dia harus menjawab "La misasa".
 Biarpun dia tidak  pernah mengucapkan kata "La misasa" itu tetapi dalam praktek  pengalamannya bertualang di padang pasir seakan-akan dia sendiri  meneriakkan kata itu sehingga tak ada seorangpun yang berani mendekat  kepadanya. Kemudian Musa mengucapkan kata-kata perpisahan kepadanya  bahwa dia akan menemui hari yang dia tak dapat menghindarkan diri dari  padanya yaitu hari kiamat, hari pembalasan di mana dia akan menerima  balasan amal perbuatannya setimpal dengan besarnya dosa yang  diperbuatnya. Kemudian memerintahkan supaya Samiri menoleh kepada tuhan  buatannya yang disembah dan dipujanya dan berkata, "Patung ini akan aku  hancur leburkan sampai menjadi debu dan debunya akan saya  hambur-hamburkan ke laut sehingga hilang lenyap tidak berkesan.
 |  
 | 
   | 98 | Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu `.(QS. 20:98) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 98 
 
 إِنَّمَا إِلَهُكُمُ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَسِعَ كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا (98 Patung  ini bukanlah tuhanmu, Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa. Yang tiada  Tuhan selain Dia. Dialah yang patut disembah dan dimuliakan, hanya  kepada-Nya sajalah dipanjatkan segala doa dan permohonan, semua makhluk  berkehendak kepada-Nya karena Dialah Yang Maha Pencipta dan Maha Kuasa.  ilmunya sangat luas tiada batasnya meliputi segala sesuatu, tak ada yang  luput dari ilmunya baik di bumi di langit maupun yang ada di antara  keduanya, sesuai dengan firman-Nya:
 
 
 
 لا يعزب عنه مثقال ذرة في السموات وما في الأرض ولا أصغر من ذلك ولا أكبر إلا في كتاب مبين Artinya: Tidak  ada tersembunyi dari pada-Nya seberat zarahpun yang ada di langit dan  yang ada di bumi dan tidak ada (pula) yang lebih kecil dari itu dan yang  lebih besar melainkan tersebut dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz). (Q.S  Saba': 3)
 |  
 | 
   | 99 | Demikianlah kami kisahkan kepadamu (Muhammad)  sebagian kisah umat yang telah lalu, dan sesungguhnya telah Kami berikan  kepadamu dari sisi Kami suatu peringatan (Al quran).(QS. 20:99) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 99 
 
 كَذَلِكَ نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ مَا قَدْ سَبَقَ وَقَدْ آتَيْنَاكَ مِنْ لَدُنَّا ذِكْرًا (99 Pada  ayat ini Allah menjelaskan kepada Nabi Muhammad saw. bahwa kisah-kisah  yang diberitakannya pada ayat-ayat yang lalu seperti kisah Musa bersama  Firaun dan Samiri itu, demikian pula kisah Nabi-nabi sebelumnya patut  menjadi contoh teladan baginya dalam menghadapi kaumnya yang sangat  ingkar dan durhaka itu. Karena memang demikianlah keadaan setiap Rasul  walaupun telah diturunkan kepadanya kitab-kitab dan mukjizat-mukjizat  yang nyata untuk menyatakan kebenaran dakwahnya namun kaumnya tetap juga  ingkar dan berusaha sekuat tenaga memberantas seruannya dan tetap  memusuhi bahkan ingin membunuhnya untuk melenyapkan dari kalangan mereka  sehingga tidak ada terdengar lagi suara kebenaran yang  dikumandangkannya. Sebagaimana Allah telah menurunkan Kitab Zabur kepada  Nabi Daud as, Taurat kepada Nabi Musa a.s. dan Injil kepada Nabi Isa  as. Dia telah menurunkan pula Alquran kepadanya, suatu Kitab yang patut  mereka terima dengan baik karena ajaran-ajaran yang terkandung di  dalamnya adalah untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan  di akhirat. Suatu Kitab yang belum pernah diturunkan kepada Rasul-rasul  sebelumnya karena lengkapnya mengandung berbagai macam pedoman tentang  hukum-hukum, pergaulan, ekonomi, akhlak dan sebagainya. Selain dari itu  Kitab itu adalah sebagai mukjizat yang besar yang tiada seorangpun  sanggup menandingi keindahan bahasanya dan ketinggian sasteranya. Oleh  sebab itu hendaklah dia bersabar dan jangan sekali-kali berputus asa  atau bersedih hati, tetap berjuang sampai tercapai kemenangan dan hilang  semua kebaikan dan tak ada yang disembah kecuali Allah Yang Maha Esa,  lagi Maha Kuasa.
 |  
 | 
   | 100 | Barang siapa berpaling daripada Al quran maka sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari kiamat,(QS. 20:100) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 100 - 101 
 
 مَنْ  أَعْرَضَ عَنْهُ فَإِنَّهُ يَحْمِلُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وِزْرًا (100)  خَالِدِينَ فِيهِ وَسَاءَ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حِمْلًا (101 Barang  siapa yang berpaling dari ajaran Alquran itu pada hal sudah jelas  baginya bahwa ia adalah wahyu dari Allah dan tidak dapat disangkal lagi  kebenarannya maka penolakannya terhadap ajaran itu adalah semata-mata  karena memperturutkan hawa nafsu, atau karena takut kehilangan pengaruh,  kedudukan dan sebagainya. Orang-orang seperti itu sudah wajar bila  dianggap sebagai orang yang keras kepala, orang-orang yang sesat dan  tidak mau menerima kebenaran. Maka Allah tidak akan mengampuninya dan  pada hari kiamat nanti dia akan memikul dosa keingkaran dan  kesombongannya, dosa yang paling besar dan paling berat dan  hampir-hampir tak sanggup dia memikulnya, dia akan dilemparkan ke neraka  Jahanam, dia kekal di sana selama-lamanya dan ditimpakan kepadanya azab  yang amat pedih sesuai dengan keingkaran dan kedurhakaannya. Sungguh  amat beratlah dosa yang dipikulnya dan amat pedihlah siksaan yang  diterimanya.
 |  | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar