| 121 | Maka keduanya memakan dari buah pohon itu,  lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya  menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) syurga, dan durhakalah Adam  kepada Tuhan dan sesatlah ia.(QS. 20:121) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 121 
 
 فَأَكَلَا  مِنْهَا فَبَدَتْ لَهُمَا سَوْآتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا  مِنْ وَرَقِ الْجَنَّةِ وَعَصَى آدَمُ رَبَّهُ فَغَوَى (121 Setelah  menyadari bahwa ia dan istrinya telah melanggar perintah Allah dengan  memakan buah khuldi ia pun menyesal atas keterlanjurannya itu, merasa  kecewa karena membenarkan saja bujukan Iblis yang sudah dijelaskan Tuhan  kepadanya bahwa Iblis itu adalah musuhnya dan musuh istrinya. Karena  dia begitu cepat terpedaya dengan kata-kata manis dari musuhnya itu. Ia  sangat khawatir terhadap nasibnya bersama istrinya karena telah  mendurhakai Tuhannya. Ia berdosa dan minta ampun atas kesalahannya itu  seperti tersebut pada ayat:
 
 
 
 قالا ربنا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكونن من الخاسرين Artinya: Keduanya  berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri dan  jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami niscaya  pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi" (Q.S Al A'raf: 23)
 |  | 
   | 122 | Kemudian Tuhannya memilihnya, maka Dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk.(QS. 20:122) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 122 
 
 ثُمَّ اجْتَبَاهُ رَبُّهُ فَتَابَ عَلَيْهِ وَهَدَى (122 Tuhan  Yang Maha pengasih lagi Maha penyayang terhadap hambanya apalagi  terhadap orang yang akan diangkat-Nya menjadi Khalifah di bumi tidaklah  akan membalas keterlanjuran Adam memakan buah khuldi itu dengan  menimpakan siksaan atas dirinya, dia di waktu itu dalam keadaan lupa dan  terpedaya dengan bujukan musuhnya, memang dia telah melanggar perintah  Tuhan-Nya dan Tuhan telah memerintahkan-Nya supaya dia jangan sampai  terpedaya dengan musuhnya itu sehingga dia dikeluarkan dari surga.  Apalagi Adam dan istrinya sudah menyesali perbuatannya dan telah  bertobat meminta ampun kepada-Nya. Karena itu Allah mengampuni dosanya  dan memilihnya menjadi orang yang dekat kepada-Nya. Tetapi sebagai  akibat dari melanggar perintah Tuhan, Adam dipersilahkan keluar dari  surga dan turun ke bumi dengan demikian terlaksanalah ketetapan Allah  bahwa Adam akan dijadikan Khalifah di muka bumi, sebagaimana tersebut di  dalam firman-Nya:
 
 
 
 إني جاعلك في الأرض خليفة Artinya: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seseorang Khalifah di muka bumi". (Q.S Al Baqarah: 30)
 |  | 
   | 123 | Allah berfirman: `Turunlah kamu berdua dari  syurga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang  lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa  yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.(QS. 20:123) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 123 
 
 قَالَ  اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ فَإِمَّا  يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا  يَشْقَى (123 Bukan saja Adam yang harus turun ke bumi tetapi Iblis  yang memperdayakannya dan menjadi musuhnya itu harus turun pula. Kedua  jenis makhluk ini akan menjadi musuh satu sama lain, tetapi permusuhan  Iblis terhadap manusia adalah permusuhan aktif dan agresif dia akan  selalu berusaha menyesatkan manusia dan jalan yang benar dengan berbagai  macam tipu daya, karena dia telah mendapat izin dari Tuhan dalam usaha  dan tindak tanduknya, sedang manusia hanya mempunyai sikap bertahan  terhadap serangan-serangan Iblis itu. Oleh sebab itu Allah mengamanatkan  kepada anak cucu Adam agar ia selalu waspada terhadap musuh utamanya  itu. Apabila telah datang petunjuk duri Tuhan dengan perantaraan Nabi  dan Rasul-Nya maka hendaklah manusia mengikuti petunjuk itu. Maka dengan  demikian dia tidak akan tersesat dan tidak akan celaka. Ibnu Abbas  berkata mengenai ayat ini Allah melindungi orang-orang yang mengikuti  ajaran Alquran dari kesesatan di dunia dan dari kecelakaan dan  malapetaka di akhirat. Diriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda mengenai  ayat ini. Orang-orang yang mengikuti ajaran kitab Allah (Alquran) Allah  akan selalu memimpin dan memberinya petunjuk di dunia sehingga dia tidak  akan tersesat dan akan melindungi dan memeliharanya pada hari berhisab.
 |  | 
   | 124 | Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku,  maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan  menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta`.(QS. 20:124) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 124 
 
 وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى (124 Allah  menerangkan pula bahwa orang-orang yang berpaling dari ajaran Alquran  itu tidak mengindahkannya dan menentang petunjuk-petunjuk yang terdapat  di dalamnya maka dia akan selalu dalam kesepian dan kesulitan dalam  menempuh hidupnya. Dia akan selalu bimbang dan gelisah walaupun dia  memiliki kekayaan, pangkat dan kedudukan karena selalu diganggu oleh  pikiran dan khayalan yang bukan-bukan mengenai kekayaan dan kedudukannya  itu. Dia akan dibayangi oleh momok kehilangan kesenangan yang telah  dicapainya. Sehingga ia melakukan tindakan-tindakan yang menimbulkan  kebencian dan kerugian di dalam masyarakatnya. Kemudian di akhirat nanti  ia akan dikumpulkan Allah bersama makhluk-makhluk lainnya dalam keadaan  buta mata hatinya Sebagaimana dia di dunia selalu menolak  petunjuk-petunjuk Allah yang terang benderang dan memicingkan matanya  agar petunjuk itu jangan terlihat olehnya sehingga ia berlarut-larut  dalam kesesatan, demikian pula di akhirat ia tidak dapat melihat suatu  alasan pun untuk membela dirinya dari ketetapan Allah Yang Maha Adil.  Sebagian Ahli Tafsir mengatakan bahwa orang yang berpaling dari ajaran  Allah itu memang menjadi buta pancaindera tidak melihat suatu apapun  sebagai tambahan siksaan atasnya. Seorang yang buta di kala terjadi  huru-hara dan malapetaka akan lebih kalang-kabut pikirannya karena tidak  tahu apa yang akan dibuatnya dan tidak tentu arah yang akan ditujunya  untuk menyelamatkan dirinya karena tidak melihat dari mana datangnya  bahaya yang mengancamnya. Tetapi sesudah itu matanya akan menjadi terang  kembali karena akan melihat sendiri buku catatan amalnya dan bagaimana  hebat dan dahsyatnya siksaan neraka sebagaimana tersebut dalam ayat:
 
 
 
 ورأى المجرمون النار فظنوا أنهم مواقعوها ولم يجدوا عنها مصرفا Artinya: Dan  orang-orang berdosa melihat neraka, maka mereka meyakini bahwa mereka  akan jatuh ke dalamnya dan mereka tidak menemukan tempat berpaling dari  padanya. (Q.S Al Kahfi: 53)
 |  | 
   | 125 | Berkatalah ia: `Ya Tuhanku, mengapa Engkau  menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah  seorang yang melihat?`(QS. 20:125) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 125 - 126 
 
 قَالَ  رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا (125) قَالَ  كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى  (126 Orang-orang yang kafir itu akan bertanya kepada Allah SWT  mengapa Engkau jadikan aku buta sedang mataku dahulu terang dapat  melihat. Allah menjawab: Memang demikian! waktu di dunia telah datang  kepadamu Rasul-rasul Ku membawa petunjuk-petunjuk Ku tetapi engkau  berpaling kepadanya seakan-akan mata hatimu telah buta dan seakan-akan  kamu telah melupakannya karena tidak mengindahkan dan memperhatikannya.  Oleh sebab itu Kami jadikan mata hatimu buta pada hari iri sehingga  engkau tidak dapat mengemukakan suatu alasan untuk membela dirimu dari  azab yang telah Ku sediakan bagimu sebagai balasan atas kebutaanmu  selama di dunia.
 |  | 
   | 126 | Allah berfirman: `Demikianlah, telah datang  kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada  hari ini kamupun dilupakan`.(QS. 20:126) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 125 - 126 
 
 قَالَ  رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا (125) قَالَ  كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى  (126 Orang-orang yang kafir itu akan bertanya kepada Allah SWT  mengapa Engkau jadikan aku buta sedang mataku dahulu terang dapat  melihat. Allah menjawab: Memang demikian! waktu di dunia telah datang  kepadamu Rasul-rasul Ku membawa petunjuk-petunjuk Ku tetapi engkau  berpaling kepadanya seakan-akan mata hatimu telah buta dan seakan-akan  kamu telah melupakannya karena tidak mengindahkan dan memperhatikannya.  Oleh sebab itu Kami jadikan mata hatimu buta pada hari iri sehingga  engkau tidak dapat mengemukakan suatu alasan untuk membela dirimu dari  azab yang telah Ku sediakan bagimu sebagai balasan atas kebutaanmu  selama di dunia.
 |  | 
   | 127 | Dan demikianlah Kami membalas orang yang  melampaui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Dan  sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal.(QS. 20:127) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 127 
 
 وَكَذَلِكَ نَجْزِي مَنْ أَسْرَفَ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِآيَاتِ رَبِّهِ وَلَعَذَابُ الْآخِرَةِ أَشَدُّ وَأَبْقَى (127 Demikianlah  Allah membalasi orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada  bukti-bukti kekuasaan-Nya. Di dunia dia menemui kesulitan yang  bertumpuk-tumpuk selalu bimbang dan gelisah, karena tidak ada pegangan  dalam hidupnya kecuali kekayaan pangkat dan kedudukannya saja. Bila ia  ditimpa suatu kesulitan atau mara bahaya dia segera menjadi panik dan  tidak tentu lagi yang akan diperbuatnya dan kadang-kadang tanpa  disadarinya ia melakukan sesuatu yang merugikan dirinya sendiri. Dia  tidak pernah merasakan ketenteraman dan ketenangan hati. Ini berarti dia  tidak pernah merasakan kebahagiaan yang hakiki.
 Di akhirat dia akan  disiksa dengan berbagai siksaan di antaranya siksaan hati karena mata  hatinya telah buta tidak dapat memberikan alasan atau hujah-hujah untuk  membebaskan dirinya dari hukuman Allah atau dia memang dijadikan  benar-benar buta matanya agar dia lebih tersiksa lagi karena tidak  berdaya sama sekali bertindak untuk mengatasi suasana yang penuh  hura-hura dan kedahsyatan. Sesungguhnya azab di akhirat itu jauh lebih  berat dan dahsyat lagi terutama azab di neraka yang bersifat kekal  selama-lamanya.
 |  | 
   | 128 | Maka tidakkah menjadi petunjuk bagi mereka  (kaum musyrikin) berapa banyaknya Kami membinasakan umat-umat sebelum  mereka, padahal mereka berjalan (di bekas-bekas) tempat tinggal  umat-umat itu? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda  bagi orang yang berakal.(QS. 20:128) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 128 
 
 أَفَلَمْ  يَهْدِ لَهُمْ كَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِنَ الْقُرُونِ يَمْشُونَ فِي  مَسَاكِنِهِمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِأُولِي النُّهَى (128 Pada  ayat-ayat ini Allah meminta perhatian orang-orang kafir agar mereka  memikirkan dengan tenang bagaimana kesudahan umat-umat yang telah lalu  yang karena kekafiran, mereka telah dibinasakan oleh Allah dengan  menurunkan berbagai macam malapetaka, ada yang berujud angin topan, ada  yang berujud gempa yang dahsyat dan ada pula yang berujud suara keras  yang mengguntur. Mereka dapat melihat dengan mata kepala sendiri  bekas-bekas yang ditinggalkan oleh umat-umat yang telah binasa itu.  Bekas-bekas itu menunjukkan bahwa mereka adalah umat-umat yang kuat dan  jaya pada masanya memiliki bangunan-bangunan yang besar dan kokoh,  mempunyai kebudayaan yang tinggi lebih dan apa yang dimiliki orang-orang  kafir Mekah itu. Tetapi karena keingkaran dan kedurhakaan, mereka  dibinasakan Allah dengan sekejap mata tak seorangpun yang selamat dari  malapetaka itu. Yang dapat dilihat sekarang hanya puing-puing bekas  istana dan benteng-benteng pertahanan mereka. Kaum musyrikin Mekah  selalu mondar-mandir dalam perjalanan mereka di musim panas dan di musim  dingin melalui bekas-bekas kerajaan yang telah runtuh itu, tetapi  mereka tidak memikirkan apakah sebabnya maka kerajaan-kerajaan itu  hancur dan musnah, dan menganggap hal itu adalah bencana alam belaka.  Seharusnya mereka dapat mengambil pelajaran dari umat-umat yang dahulu  itu dan menginsafi bahwa bagaimanapun kuat dan jayanya sesuatu umat,  tetapi bila Allah menghendaki kehancuran mereka, karena kedurhakaan dan  kekafiran tak ada yang dapat mempertahankan atau membela mereka. Mengapa  hal ini semua tidak menjadi perhatian mereka. Sebenarnya kalau mereka  mau berpikir amat banyak pelajaran dan bukti-bukti kekuasaan Allah yang  terdapat pada umat-umat yang telah hancur binasa itu. tetapi anehnya  mereka tidak mengindahkannya walau sedikitpun.
 |  | 
   | 129 | Dan sekiranya tidak ada suatu ketetapan dari  Allah yang telah terdahulu atau tidak ada ajal yang telah ditentukan,  pasti (azab itu) menimpa mereka.(QS. 20:129) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 129 
 
 وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَبِّكَ لَكَانَ لِزَامًا وَأَجَلٌ مُسَمًّى (129 Kalau  tidak karena rahmat dan kasih sayang Allah dan karena ketetapan yang  telah diputuskan-Nya bahwa umat Muhammad saw. yang ingkar tidak akan  dihancur binasakan seperti umat-umat dahulu itu, dan balasan atas  kekafiran mereka ditangguhkan sampai Hari Kiamat tentulah mereka telah  mengalami kehancuran pula. Hal ini tersebut dalam firman-Nya:
 
 
 
 بل الساعة موعدهم والساعة أدهى وأمر Artinya: Sebenarnya  hari kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan Hari Kiamat  itu lebih dahsyat dan lebih pahit. (Q.S Al Qamar: 46)
 Para Ulama  mengatakan bahwa hikmah penangguhan siksa umat Muhammad saw. yang  durhaka sampai Hari Kiamat ialah agar ada kesempatan bagi mereka untuk  tobat atau ada di antara keturunan mereka yang beriman. Hal itu adalah  suatu kehormatan dan kemuliaan bagi Nabi Muhammad saw. dan rahmat serta  kasih sayang Allah terhadap umatnya, dan dengan demikian  pengikut-pengikut ajarannya akan bertambah banyak. Ini sesuai dengan  harapan beliau sebagai ***tersebut dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh  Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah:
 
 
 
 وإنما كان الذي أوتيته وحيا أوحاه الله إليّ فأرجو أن أكون أكثرهم تابعا. (حديث رواه الشيخانArtinya: Apa  yang diberikan kepadaku adalah wahyu yang diwahyukan kepadaku oleh  Allah SWT.. Maka aku berharap agar aku menjadi Nabi yang paling banyak  pengikutnya di antara para Nabi.
 |  | 
   | 130 | Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka  katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari  dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam  hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang.(QS. 20:130) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 130 
 
 فَاصْبِرْ  عَلَى مَا يَقُولُونَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ  وَقَبْلَ غُرُوبِهَا وَمِنْ آنَاءِ اللَّيْلِ فَسَبِّحْ وَأَطْرَافَ  النَّهَارِ لَعَلَّكَ تَرْضَى (130 Kemudian Allah memerintahkan  kepada Nabi Muhammad saw. agar dia tetap bersabar menghadapi  tindakan-tindakan kaumnya yang kafir itu serta cemoohan dan penghinaan  mereka terhadapnya seperti menuduhnya sebagai tukang sihir, orang gila,  penyair dan sebagainya. Di samping itu hendaklah dia senantiasa  mengingat dan menyucikan Tuhan-Nya dengan bertasbih dan salat sebelum  terbit matahari, sebelum terbenam matahari dan di tengah malam. Memang  dengan mengingat Allah dan dengan salat seseorang dapat membebaskan  dirinya dari kekalutan pikiran, kesedihan dan kebimbangan. Nabi Muhammad  sendiri pernah berkata tentang faedah salat untuk menentramkan hatinya.
 وجعلت قرة عيني في الصلاة
 Artinya:
 Salat itu menjadi ketenangan hati bagi hatiku.
 Pada  ayat lain Allah memerintahkan untuk menanggulangi suatu masalah yang  pelik hendaklah kita bersikap sabar dan mendirikan salat.
 
 
 
 واستعينوا بالصبر والصلاة وإنها لكبيرة إلا على الخاشعين Artinya: Jadikanlah  sabar dan salat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu  sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (Q.S Al Baqarah:  45)
 Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir Rasulullah saw. bersabda:
 
 
 
 قال  رسول الله صلى الله عليه وسلم إنكم سترون ربكم كما ترون هذا القمر لا  تضامون في رؤيته فإن استطعتم ألا تغلبوا عن صلاة قبل طلوع الشمس وقبل  غروبها فافعلوا. Artinya: Bersabda Rasulullah saw., "Sesungguhnya  kamu akan melihat Tuhanmu sebagaimana kamu melihat bulan ini, tidak ada  keragu-raguan kamu di waktu melihat-Nya. Jika kamu sanggup berusaha  agar kamu jangan ketinggalan salat sebelum terbit matahari dan sebelum  terbenamnya, maka kerjakanlah. (HR Bukhari dan Muslim)
 Kemudian Nabi  membaca ayat 130 ini. Diriwayatkan pula dari Abu Hurairah. Bersabda  Nabi Muhammad saw. Allah SWT. berkata: Hai anak Adam luangkanlah waktumu  untuk beribadah kepada Ku. Bila engkau akan mengerjakannya Aku akan  mengisi dadamu dengan kekayaan (batin) dan menghapus kekafiranmu. Tetapi  bila kamu tidak mau mengerjakannya maka Aku akan mengisi dadamu dengan  kebimbangan dan tidak akan menutupi kekafiranmu. Kemudian Allah  mengatakan kepada Nabi Muhammad saw. bila engkau telah mengerjakan apa  yang telah Aku perintahkan kepadamu yaitu salat sebelum matahari terbit,  sebelum terbenamnya, dan di tengah-tengah malam, niscaya engkau akan  menjadi puas dan jiwamu tenteram dan engkau akan rida terhadap apa yang  dikaruniakan Allah kepadamu sebagaimana tersebut dalam ayat:
 
 
 
 ولسوف يعطيك ربك فترضى Artinya: Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu lalu hati (kamu) menjadi puas.
 Mengenai rida dan kepuasan batin ini, sebuah hadis sahih mengungkapkan sebagai berikut:
 
 
 
 إن  رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: يقول الله تعالى: يا أهل الجنة  فيقولون: لبيك ربنا وسعديك, فيقول هل رضيتم فيقولون ربنا وما لنا لا نرضى  وقد أعطيتنا ما لم تعط أحدا من خلقك, فيقول, إني أعطيكم أفضل من ذلك  فيقولون وأي شيء أفضل من ذلك, فيقول أحل عليكم رضواني فلا أسخط عليكم بعده  أبدا. Artinya: Rasulullah saw. bersabda, "Allah SWT. berkata  kepada penghuni surga: Hai para penghuni surga. Mereka menjawab: Kami  siap mendengarkan firman Engkau Ya Tuhan kami, selamat dan bahagia atas  Engkau, lalu Allah berfirman apakah kamu telah rida dan puas?. Mereka  menjawab: Bagaimana kami tidak akan rida dan puas Engkau telah  menganugerahkan kepada kami nikmat-nikmat yang tidak Engkau berikan  kepada selain kami di antara makhluk-makhluk Engkau. Maka Allah  berfirman: Aku akan menganugerahkan kepadamu sesuatu yang lebih baik  dari itu. Mereka bertanya: Apakah itu ya Tuhan kami, yang lebih baik  dari anugerah yang telah kami terima? Allah berfirman: Aku akan  menempatkan di kalangan kamu keridaan Ku, maka Aku tidak akan marah  kepadamu setelah itu untuk selama-lamanya". (HR Imam Bukhari dan Muslim  dari Abu Hurairah)
 Demikianlah halnya bila seseorang yang telah mencapai rida Allah berkat ketaatan dan kepatuhannya, terhadap Tuhannya.
 |  | 
   | 131 | Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada  apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka,  sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan  karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal.(QS. 20:131) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 131 
 
 وَلَا  تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ  زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَرِزْقُ رَبِّكَ  خَيْرٌ وَأَبْقَى (131 Kemudian untuk menguatkan hati Rasulullah dan  meneguhkan pendiriannya dalam menghadapi perjuangan menegakkan kalimat  Allah, Allah mengamanatkan kepadanya agar dia jangan menolehkan  perhatiannya kepada kesenangan, kemewahan dan kekayaan yang dinikmati  oleh sebagian orang-orang kafir karena hal itu akan melemahkan  semangatnya bila matanya telah disilaukan oleh kilauan perhiasan dunia  dan ingin mempunyai apa yang dimiliki orang-orang kaya itu. Semua nikmat  yang diberikan kepada orang-orang kafir itu hanyalah sementara, ibarat  bunga yang sedang berkembang, tetapi tak lama kemudian bunga yang harum  semerbak itu akan layu dan berguguran daunnya satu persatu dan hilanglah  segala keindahan dan daya tariknya. Nikmat kekayaan yang diberikan  kepada orang-orang kafir itu hanyalah buat sementara saja sebagai ujian  bagi mereka, apakah dengan nikmat Tuhan itu mereka akan bersyukur  kepada-Nya dengan beriman dan mempergunakannya untuk mencapai  keridaan-Nya ataukah mereka akan tetap kafir dan bertambah tenggelam  dalam lumpur kesesatan, sehingga harta benda itu menjadi sebab  kecelakaan mereka sendiri. Allah telah menganugerahkan kepada Nabi  sebagai ganti nikmat lahiriyah itu nikmat yang lebih baik dari itu yaitu  ketenangan nanti dan kebahagiaan yang berupa keridaan Ilahi.
 |  | 
   | 132 | Dan perintahkanlah kepada keluargamu  mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak  meminta rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat  (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.(QS. 20:132) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 132 
 
 وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى (132 Amanat  berikutnya yang tidak kurang pentingnya dari yang sebelumnya ialah Nabi  saw. menyuruh keluarganya mengerjakan salat sebagaimana telah  diperintahkannya sendiri dan tentu saja perintah itu harus dibarengi  pula dengan perintah yang kedua yaitu agar keluarganya jangan  terpengaruh atau menjadi silau matanya melihat kekayaan dan nikmat yang  dimiliki oleh istri-istri orang-orang kafir itu. Demikianlah amanat  Allah kepada Rasul-Nya sebagai bekal untuk menghadapi perjuangan berat,  yang patut menjadi contoh teladan bagi setiap pejuang yang ingin  menegakkan kebenaran di muka bumi. Mereka haruslah lebih dahulu menjalin  hubungan yang erat dengan Khaliknya yaitu dengan tetap mengerjakan  salat dan memperkokoh batinnya dengan sifat tabah dan sabar. Di samping  itu haruslah seisi rumah tangganya mempunyai sifat seperti yang  dimilikinya. Dengan demikian ia akan tabah berjuang tidak dapat  diombang-ambingkan oleh bunga kehidupan dunia seperti kekayaan, pangkat  dan kedudukan. Amanat-amanat inilah yang dipraktekkan oleh Rasulullah  saw. dan para sahabatnya sehingga mereka benar-benar sukses dalam  perjuangan mereka sehingga dalam masa kurang lebih 23 tahun saja Islam  telah berkembang dengan jaya hampir seluruh jazirah Arab dan jadilah  kalimat Allah kalimat yang paling tinggi dan mulia. Diriwayatkan oleh  Rafi'i seorang tamu datang mengunjungi Rasulullah, sedang di rumahnya  tidak ada yang patut disuguhkan kepada tamu itu. Rasulullah menyuruh  saya meminjam sedikit tepung gandum kepada orang Yahudi dan akan dibayar  nanti pada bulan Rajab. Orang Yahudi itu tidak mau meminjamkan kecuali  dengan jaminan. Aku kembali kepada Rasulullah memberitakan hal itu.  Rasulullah berkata: Demi Allah aku ini orang dipercaya di langit dan di  bumi. Kalau orang Yahudi itu meminjamkan atau menjual sesuatu kepadaku  pasti aku melunasi haknya. Bawalah baju besiku ini sebagai jaminan bagi  pinjaman itu. Belum lagi aku keluar dari rumah Nabi turunlah ayat ini  seakan-akan Allah menghibur Nabi atas kemiskinannya itu. 149)
 Diriwayatkan  pula oleh Malik dan Baihaqi dari Aslam, di antara adat kebiasaan Umar  bin Khattab ialah dia selalu melakukan salat malam sekuat tenaganya  sampai hampir waktu fajar tiba. Kemudian beliau membangunkan keluarganya  dan memerintahkan supaya mereka melakukan salat, dengan membaca ayat  ini.
 |  | 
   | 133 | Dan mereka berkata: `Mengapa ia tidak membawa  bukti kepada kami dari Tuhannya?` Dan apakah belum datang kepada mereka  bukti yang nyata dari apa yang tersebut di dalam kitab-kitab yang  dahulu?(QS. 20:133) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 133 
 
 وَقَالُوا لَوْلَا يَأْتِينَا بِآيَةٍ مِنْ رَبِّهِ أَوَلَمْ تَأْتِهِمْ بَيِّنَةُ مَا فِي الصُّحُفِ الْأُولَى (133 Orang-orang  kafir Mekah mencemoohkan Nabi Muhammad saw. bahwa seruannya kepada  agama yang dibawanya itu adalah omong kosong belaka dan dia tidak dapat  membuktikan kebenarannya. Kalau agama yang dibawanya benar tentulah dia  membuktikannya dengan mukjizat-mukjizat seperti yang diberikan kepada  Nabi Saleh yaitu unta betina, yang diberikan kepada Nabi Musa seperti  tongkat dan yang diberikan kepada Isa yaitu menghidupkan orang mati dan  menyembuhkan penyakit sopak. Andai kata ada pada diri mereka sedikit  kemauan untuk berpikir dan sedikit kecenderungan untuk menerima  kebenaran tentulah mereka tidak akan mengucapkan kata-kata yang  demikian, karena Alquran sendiri yang diturunkan kepada Nabi Muhammad  saw. adalah mukjizat yang paling besar di antara mukjizat-mukjizat yang  diberikan kepada Nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad saw. Bukankah  bukti-bukti telah menunjukkan bahwa mereka tidak dapat meniru keindahan  susunan kata-katanya dan mereka tidak dapat mendatangkan satu surat  ringkaspun yang setaraf balagah dan fasahah nya dengan surah-surah dalam  Alquran. Bukankah di dalam Alquran terdapat kisah-kisah mengenai  umat-umat yang terdahulu sedangkan Nabi Muhammad dan kaum musyrikin  sendiri tidak mengenal kisah-kisah itu sebelumnya. Bukankah di dalam  Alquran terdapat syariat-syariat dan peraturan-peraturan yang maksud dan  tujuannya sama dengan syariat yang dibawa Nabi-nabi sebelumnya yaitu  syariat-syariat untuk kepentingan dan kebahagiaan manusia di dunia dan  di akhirat. Sebenarnya Alquran itu saja sudah cukup menjadi bukti bagi  kebenaran Muhammad saw. dan sudah cukup sebagai mukjizat besar yang  kekal dan abadi. Allah sangat menyesalkan sikap mereka yang menolak asal  menolak saja tanpa alasan yang benar dan tetap membangkang dan tidak  mau memikirkannya walau sedikitpun. Pada ayat lain Allah berfirman pula:
 
 
 
 بل هو ءايات بينات في صدور الذين أوتوا العلم وما يجحد بآياتنا  إلا الظالمون وقالوا لولا أنزل عليه ءايات من ربه قل إنما الآيات عند الله  وإنما أنا نذير مبين أولم يكفهم أنا أنزلنا عليك الكتاب يتلى عليهم إن في  ذلك لرحمة وذكرى لقوم يؤمنون Artinya: Sebenarnya Alquran itu  adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu.  Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang  zalim. Dan orang-orang kafir Mekah berkata, "Mengapa tidak diturunkan  kepadanya mukjizat-mukjizat dari Tuhannya?". Katakanlah, "Sesungguhnya  mukjizat-mukjizat itu terserah kepada Allah. Dan sesungguhnya aku hanya  seorang pemberi peringatan yang nyata". Dan apakah tidak cukup bagi  mereka bahwa Kami telah menurunkan kepadamu Alquran sedang dia dibacakan  kepada mereka?. Sesungguhnya dalam (Alquran) itu terdapat rahmat yang  besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. (Q.S Al Ankabut:  49-51)
 |  | 
   | 134 | Dan sekiranya Kami binasakan mereka dengan  suatu azab sebelum Al quran itu (diturunkan), tentulah mereka berkata:  `Ya Tuhan kami, mengapa tidak Engkau utus seorang rasul kepada kami,  lalu kami mengikuti ayat-ayat Engkau sebelum kami menjadi hina dan  rendah?`(QS. 20:134) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 134 
 
 وَلَوْ  أَنَّا أَهْلَكْنَاهُمْ بِعَذَابٍ مِنْ قَبْلِهِ لَقَالُوا رَبَّنَا  لَوْلَا أَرْسَلْتَ إِلَيْنَا رَسُولًا فَنَتَّبِعَ آيَاتِكَ مِنْ قَبْلِ  أَنْ نَذِلَّ وَنَخْزَى (134 Kemudian Allah menerangkan bahwa andai  kata Kami membinasakan mereka sebelum Kami mengutus Muhammad kepada  mereka, mereka akan mengatakan pada Hari Kiamat, Engkau tidak mengutus  kepada kami seorang Rasul yang akan kami ikuti ajaran-ajarannya sehingga  kami menjadi orang-orang yang beriman sebelum menemui hari berhisab  ini. Oleh sebab itu Kami tidak membinasakan mereka seperti umat-umat  yang dahulu agar tidak ada alasan bagi mereka pada Hari Kiamat. Karena  Kami telah mengutus kepada mereka Rasul Kami yang akan menerangkan  kepada mereka ayat-ayat Kami. Kemudian terserahlah kepada mereka apakah  mereka akan mengikuti petunjuk-petunjuk Kami ataukah mereka akan tetap  dalam kekafiran dan selalu menghina dan memperolok-olokkan Rasul Kami  Muhammad saw.
 |  | 
   | 135 | Katakanlah: `Masing-masing (kita) menanti,  maka nantikanlah oleh kamu sekalian! Maka kamu kelak akan mengetahui,  siapa yang menempuh jalan yang lurus dan siapa yang telah mendapat  petunjuk`.(QS. 20:135) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 135 
 
 قُلْ كُلٌّ مُتَرَبِّصٌ فَتَرَبَّصُوا فَسَتَعْلَمُونَ مَنْ أَصْحَابُ الصِّرَاطِ السَّوِيِّ وَمَنِ اهْتَدَى (135 Pada  ayat ini Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw. agar mengatakan  kepada orang kafir Mekah itu sebagai jawaban atas omelan dan cemoohan  mereka terhadapnya. Kalau kamu tidak juga mau menerima petunjuk Allah  dan tetap ingkar dan durhaka, marilah kita sama-sama menunggu keputusan  Allah pada Hari Kiamat nanti. Tentu kamu akan mengetahui siapa yang  berada di jalan yang benar dan yang mendapat petunjuk. Kamu akan  mengetahui di antara kita bahwa kamulah yang sesat dan akan dilemparkan  ke neraka Jahanam. Hal ini tersebut dalam firman Allah:
 
 
 
 وسوف يعلمون حين يرون العذاب من أضل سبيلا Artinya: Dan mereka kelak akan mengetahui di saat mereka melihat azab siapa yang paling sesat jalannya. (Q.S Al Furqan: 42)
 Dan firman-Nya:
 
 
 
 سيعلمون غدا من الكذاب الأشر Artinya: Kelak mereka akan mengetahui siapakah yang sebenarnya amat pendusta lagi sombong. (Q.S Al Qamar: 26)
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Thaahaa 135
 
 
 قُلْ كُلٌّ مُتَرَبِّصٌ فَتَرَبَّصُوا فَسَتَعْلَمُونَ مَنْ أَصْحَابُ الصِّرَاطِ السَّوِيِّ وَمَنِ اهْتَدَى (135 (Katakanlah:)  kepada mereka, ("Masing-masing) di antara kami dan kalian (menanti)  menunggu apa yang bakal terjadi padanya di hari kiamat itu (maka  nantikanlah oleh kamu sekalian! Kelak kalian akan mengetahui) di hari  kiamat itu (siapa yang menempuh jalan) yakni tuntunan (yang lurus) yang  tidak menyimpang (dan siapa yang telah mendapat petunjuk") sehingga  selamat dari kesesatan, kami ataukah kalian?
 |  | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar