| 21 | Allah berfirman:` Peganglah ia dan jangan takut, Kami akan mengembalikannya kepada keadaannya semula,(QS. 20:21) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Thaahaa 21 
 
 قَالَ خُذْهَا وَلَا تَخَفْ سَنُعِيدُهَا سِيرَتَهَا الْأُولَى (21 (Allah  berfirman, "Peganglah ia dan jangan takut) kepadanya (Kami akan  mengembalikannya kepada keadaannya) lafal Siiratahaa dinashabkan dengan  mencabut huruf Jarnya, maksudnya ke dalam bentuknya (yang semula)  kemudian Nabi Musa memasukkan tangannya ke mulut ular besar itu, maka  kembalilah kepada keadaan semula yaitu menjadi tongkat lagi. Jelaslah  bahwa tempat untuk memasukkan tangannya adalah tempat pegangan tongkat,  yaitu di antara kedua rahang ular tersebut. Allah swt. sengaja  memperlihatkan hal itu kepada Nabi Musa, supaya ia jangan kaget bila  tongkat itu berubah menjadi ular besar di hadapan raja Firaun nanti.
 |  
 | 
   | 22 | dan kepitkanlah tanganmu ke ketiakmu, niscaya ia ke luar menjadi putih cemerlang tanpa cacad, sebagai mukjizat yang lain (pula),(QS. 20:22) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Thaahaa 22 
 
 وَاضْمُمْ يَدَكَ إِلَى جَنَاحِكَ تَخْرُجْ بَيْضَاءَ مِنْ غَيْرِ سُوءٍ آيَةً أُخْرَى (22 (Dan  kepitkanlah tanganmu) yang sebelah kanan, yang dimaksud adalah telapak  tangannya (ke ketiakmu) yakni dijepitkan pada tubuhmu yang sebelah kiri,  yaitu pada tempat antara ketiak dan lenganmu, kemudian keluarkanlah ia  (niscaya ia keluar) dalam keadaan berbeda dengan warna kulit yang  sebelumnya, yaitu (menjadi putih cemerlang tanpa cacat) putih bersinar  dengan cemerlang sebagaimana sinar matahari, dan sinarnya itu  menyilaukan pandangan mata (sebagai mukjizat yang lain) tangan itu bisa  menjadi putih bersinar; lafal Baidhaa'a dan lafal Aayatan Ukhraa  keduanya menjadi Hal atau kata keterangan keadaan bagi Dhamir yang  terkandung di dalam lafal Takhruj.
 |  
 | 
   | 23 | untuk Kami perlihatkan kepadamu sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Kami yang sangat besar.(QS. 20:23) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Thaahaa 23 
 
 لِنُرِيَكَ مِنْ آيَاتِنَا الْكُبْرَى (23 (Untuk  Kami perlihatkan kepadamu) Kami sengaja melakukan hal itu bilamana kamu  sewaktu-waktu mau menggunakannya, untuk memperlihatkan kepadamu  (sebagian tanda-tanda kekuasaan Kami) bukti kekuasaan Kami (yang sangat  besar) bukti yang besar bagi kerasulanmu. Apabila Nabi Musa hendak  mengembalikan tangannya seperti semula, maka ia mengepitkannya lagi pada  ketiaknya seperti yang dilakukannya semula, kemudian mengeluarkannya  kembali.
 |  
 | 
   | 24 | Pergilah kepada Firaun; sesungguhnya ia telah melampaui batas `.(QS. 20:24) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 24 
 
 اذْهَبْ إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى (24 Setelah  Allah SWT. menampakkan tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran-Nya, Ia  memerintahkan Musa supaya pergi kepada Firaun yang kejam dan bengis itu  dan mengajaknya agar mau menyembah kepada Allah SWT. serta mengancamnya  akan mendapat murka dan siksa dari Allah. Ia membangkang dan betul-betul  keterlaluan, melampaui batas, sangat durhaka dan sombong, sampai-sampai  ia berani mengaku bahwa ia adalah tuhan dengan ucapannya.
 
 
 
 أنا ربكم الأعلى Artinya: "Sayalah tuhan kalian yang tinggi
 |  
 | 
   | 25 | Berkata Musa:` Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku,(QS. 20:25) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 25 
 
 قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي (25 Diriwayatkan  dari Wahab bin Munabbih bahwa setelah perintah itu keluar Musa diam  tidak berkata-kata selama tujuh hari memikirkan beratnya tugas yang  dibebankan kepadanya. Setelah ia didatangi Malaikat dengan ucapan:  "Taatilah Tuhanmu sesuai dengan perintah-Nya, barulah ia bangkit  melaksanakan perintah dan mengharapkan agar Allah SWT. melapangkan  dadanya untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan berani dalam  menghadapi Firaun. Ia merasa bahwa beban yang dipikulkan atasnya adalah  suatu urusan besar dan amat berat, tidak dapat dilaksanakan kecuali  dengan keberanian yang mantap dan dada yang lapang. Ia diperintahkan  untuk menghadapi seorang raja yang paling besar paling kejam, sangat  ingkar sangat banyak tentaranya, makmur sekali kerajaannya, keterlaluan  di dalam segala hal. Puncak keterlaluannya itu ialah dia tidak mengenal  tuhan selain dirinya sendiri.
 |  
 | 
   | 26 | dan mudahkanlah untukku urusanku,(QS. 20:26) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 26 
 
 وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي (26 Selain  dari pada ia memohon dilapangkan dadanya, juga meminta kepada Allah  SWT. supaya dimudahkan segala urusannya, di dalam menyampaikan berita  kerasulannya, diberi kekuatan yang cukup untuk dapat menyebarkan agama  dan memperbaiki keadaan umat.
 |  
 | 
   | 27 | dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku,(QS. 20:27) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 27 
 
 وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي (27 Diriwayatkan  bahwa Musa di waktu kecilnya, ia mencabut selembar rambut dari dagu  Firaun, maka marahlah Firaun dan ia menyembunyikan satu maksud jahat  untuk dilakukan kepada Musa yaitu akan menindaknya secara kejam. Ia  meminta kepada istrinya supaya membawakan kepadanya bara api. Istri  Firaun membela Musa katanya, "Musa masih kecil, belum tahu apa-apa".  Sekalipun ada pembelaan, tetapi Firaun tetap melaksanakan maksud  jahatnya dan bara itu diletakkan di atas lidah Musa. Sejuk itulah lidah  Musa menjadi kaku. Oleh karena itu Musa a.s. meminta kepada Allah SWT.  supaya kekakuan lidahnya itu dihilangkan.
 |  
 | 
   | 28 | supaya mereka mengerti perkataanku,(QS. 20:28) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 28 
 
 يَفْقَهُوا قَوْلِي (28 Pada  ayat ini Allah SWT. menerangkan maksud permohonan Musa itu, ialah  supaya umatnya dengan mudah dapat mengerti ucapannya di dalam  menyampaikan risalahnya. Semoga mereka itu dapat menerima petunjuk dari  Allah SWT.
 |  
 | 
   | 29 | dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku,(QS. 20:29) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 29 
 
 وَاجْعَلْ لِي وَزِيرًا مِنْ أَهْلِي (29 Oleh  karena Musa merasakan besarnya tugas yang diamanatkan kepadanya dan  beratnya yang dipikulkan di atas pundaknya, ia meminta supaya Allah SWT.  mengangkat seorang pembantu dari keluarganya sendiri, untuk  bersama-sama melancarkan dakwah, senasib dan sepenanggungan di dalam  suka duka yang akan dihadapinya dari kaumnya.
 |  
 | 
   | 30 | (yaitu) Harun, saudaraku,(QS. 20:30) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 30 
 هَارُونَ أَخِي (30
 
 Pada  ayat ini Allah SWT. menerangkan bahwa Musa a.s. mengusulkan agar yang  diangkat menjadi pembantunya itu ialah Harun. Saudaranya sendiri yang  lebih tua dari dia, Musa memilih Harun antara lain karena Harun itu  seorang yang saleh, ucapannya fasih, lidahnya lidah Mesir, karena ia  banyak bergaul dengan orang-orang Mesir di mana dia akan melancarkan  dakwahnya bersama Musa a.s. Perbuatan Musa ini adalah satu hal yang baik  dicontoh dan diteladani. Seorang pemimpin atau penguasa hendaknya  mempunyai pembantu untuk melaksanakan tanggung jawabnya, tetapi tentunya  pembantu yang baik yang dapat diandalkan iktikad baiknya di dalam  melaksanakan tugasnya sebagai pembantu. Junjungan kita Nabi Besar  Muhammad saw. sendiri mempunyai pembantu sebagaimana sabdanya:
 
 
 
 إن لي وزيرين من أهل السماء ووزيرين من أهل الأرض فوزيراي من أهل السماء جبريل وميكائيل ووزيراي من أهل الأرض أبو بكر وعمر. Artinya: Sesungguhnya  saya mempunyai dua pembantu di langit dan dua pembantu di bumi, Adapun  dua pembantu di langit ialah Jibril dan Mikail dan dua pembantu di bumi  Abu Bakar dan Umar. (H.R Hakim dan Tafsir Al Maragi, jilid 6, hal.106  dengan nas hadis yang hampir sama dan semakna)
 |  
 | 
   | 31 | teguhkanlah dengan dia kekuatanku,(QS. 20:31) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 31 
 
 اشْدُدْ بِهِ أَزْرِي (31 Musa  a.s. meminta kepada Allah SWT, agar dengan ditunjuknya Harun sebagai  pembantunya diharapkan dapat meningkatkan kekuatan dan kemampuannya. |  
 | 
   | 32 | dan jadikanlah dia sekutu dalam urusanku,(QS. 20:32) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 32 
 
 وَأَشْرِكْهُ فِي أَمْرِي (32 Juga  supaya Harun selalu bersama dengan dia di dalam segala urusannya bahu  membahu di dalam melaksanakan tugasnya yang berat dan suci itu dan  berhasil baik, tidak meleset dari sasaran yang dituju, tercapai  cita-cita yang diidam-idamkan dengan baik.
 |  
 | 
   | 33 | supaya kami banyak bertasbih kepada Engkau,(QS. 20:33) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 33 
 
 كَيْ نُسَبِّحَكَ كَثِيرًا (33 Pada  ayat ini Allah SWT. menerangkan latar belakang dari permohonan Musa  a.s. itu, supaya ia selalu ditemani dan didampingi oleh Harun di dalam  mensukseskan tugas ke-Nabiannya, ialah agar dapat banyak bertasbih  kepada Allah, menyucikan-Nya dari sifat-sifat dan perbuatan-perbuatan  yang tidak layak bagi-Nya, seperti pengakuan Firaun yang keterlaluan  itu, bahwa dialah tuhan yang tinggi tiada tuhan selain dia.
 |  
 | 
   | 34 | dan banyak mengingat Engkau.(QS. 20:34) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 34 
 
 وَنَذْكُرَكَ كَثِيرًا (34 Juga  agar dia selalu mengingat kepada Allah SWT. saja dan mengharapkan  rida-Nya, tidak menyebutkan-Nya sedikitpun dengan yang lain.
 |  
 | 
   | 35 | Sesungguhnya Engkau adalah Maha Mengetahui (keadaan) kami `.(QS. 20:35) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 35 
 
 إِنَّكَ كُنْتَ بِنَا بَصِيرًا (35 Pada  ayat ini Musa a.s. menandaskan bahwa segala apa yang dimohonkannya  kepada Allah, Allah lebih mengetahui hakikat dan tujuannya. Semoga  dengan bersama Harun penyebaran agama dapat dilaksanakan dengan baik,  lancar, sukses, melumpuhkan usaha-usaha dari orang-orang yang sesat dan  menyesatkan, membimbing mereka ke jalan yang benar disertai dengan  keyakinan tanpa ragu-ragu.
 |  
 | 
   | 36 | Allah berfirman:` Sesungguhnya telah diperkenankan permintaanmu, hai Musa.(QS. 20:36) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 36 
 
 قَالَ قَدْ أُوتِيتَ سُؤْلَكَ يَا مُوسَى (36 Pada  ayat ini Allah SWT. menjelaskan bahwa Dia telah memperkenankan semua  permohonan Musa yaitu supaya dilapangkan dadanya, dimudahkan urusannya  dihilangkan kekakuan lidahnya, dijadikan Harun kakaknya pembantu  baginya, kekuatan dan kemampuannya bertambah mantap, serta bahu membahu  dengan Harun di dalam melaksanakan tugasnya. Enam macam permohonan  tersebut, diperkenankan oleh Allah SWT. demi suksesnya pelaksanaan  amanatnya yang berat dun sulit itu.
 |  
 | 
   | 37 | Dan sesungguhnya Kami telah memberi nikmat kepadamu pada kali yang lain,(QS. 20:37) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 37 
 
 وَلَقَدْ مَنَنَّا عَلَيْكَ مَرَّةً أُخْرَى (37 Pada  ayat ini Allah SWT. mengungkapkan bahwa Dia telah mengaruniakan kepada  Musa beberapa nikmat tanpa permohonan, jauh sebelum Musa memajukan  permohonannya yang enam macam itu. Kalau Allah SWT telah berkenan atas  kemurahan-Nya memberi Musa banyak nikmat sejak kecilnya tanpa ada  permohonan lebih dahulu, maka setelah Musa memohonkan beberapa hal yang  sangat diperlukan untuk memperlancar jalan dakwahnya, menuju sasaran  yang ditujunya, tentulah Allah akan memperkenankan permohonannya itu.  Karunia yang telah diberikan kepada Musa sejak kecilnya ada delapan  macam.
 |  
 | 
   | 38 | yaitu ketika Kami mengilhamkan kepada ibumu suatu yang diilhamkan.(QS. 20:38) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 38 
 
 إِذْ أَوْحَيْنَا إِلَى أُمِّكَ مَا يُوحَى (38 Pada  ayat ini Allah SWT. mengingatkan bahwa ketika Ia akan menganugerahkan  delapan macam karunia kepada Nabi Musa a.s. diilhamkan--Nya kepada ibu  Musa hal-hal mengenai karunia itu. Itulah satu-satunya jalan untuk  memberitahu dan mengajarkan ibu Musa bagaimana caranya menyelamatkan  anaknya dari kelaliman Firaun, yang memerintahkan pada waktu itu supaya  bayi-bayi laki-laki yang ada di bawah kekuasannya di bunuh semuanya.
 |  
 | 
   | 39 | Yaitu: `Letakkanlah ia (Musa) di dalam peti,  kemudian lemparkanlah ia ke sungai (Nil), maka pasti sungai itu  membawanya ke tepi, supaya diambil oleh (Firaun) musuh-Ku dan musuhnya`.  Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang  daripada-Ku; dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku,(QS. 20:39) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 39 
 
 أَنِ  اقْذِفِيهِ فِي التَّابُوتِ فَاقْذِفِيهِ فِي الْيَمِّ فَلْيُلْقِهِ  الْيَمُّ بِالسَّاحِلِ يَأْخُذْهُ عَدُوٌّ لِي وَعَدُوٌّ لَهُ وَأَلْقَيْتُ  عَلَيْكَ مَحَبَّةً مِنِّي وَلِتُصْنَعَ عَلَى عَيْنِي (39 Ketika  ibu Musa di dalam keadaan panik maka diperintahkanlah ia oleh Allah SWT.  supaya menaruh anaknya di dalam suatu peti yang di buat rapi dan kuat  kemudian melemparkannya ke sungai Nil. Perintah ini dilaksanakan oleh  ibu Musa dengan segera yang akhirnya peti itu jatuh ke tangan Firaun,  musuh Allah dan musuh Musa sendiri di hari mendatang. Diriwayatkan bahwa  pada suatu senja Firaun dan istrinya duduk santai di tepi sungai Nil,  tiba-tiba terlihat olehnya satu peti tidak jauh dari tempatnya.  Disuruhnyalah dayang-dayangnya mengambil peti itu dan membawanya  kepadanya. Ketika peti itu dibuka kelihatanlah seorang bayi laki-laki  yang rupawan. Alangkah senangnya Firaun melihat bayi itu. Kasih sayang  dan cintanyapun kepada bayi itu sangat mendalam. Maka diambilnyalah bayi  itu dan dipelihara serta di didik di istananya. inilah karunia yang  pertama, Karunia yang kedua ialah, bahwa Allah telah melimpahkan kasih  sayang yang tulus kepada Musa dan kasih itu telah ditanamkan ke dalam  setiap hati orang. Setiap orang yang memandang kepada Musa akan merasa  kasih sayang kepadanya. Jadi tidak heran kalau Firaun dan istrinya  merasa sayang dan cinta kepada Musa, sehingga istrinya berkata kepada  suaminya, sebagaimana tercantum di dalam Alquran:
 
 
 
 قرت عين لي ولك لا تقتلوه عسى أن ينفعنا أو نتخذه ولداى Artinya: "(Ia)  adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu  membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita, atau kita ambil ia  menjadi anak". (Q.S Al Qasas: 9)
 Karunia ketiga ialah diasuhnya  Musa di istana Firaun di bawah pengawasan Allah SWT. Allah SWT. selalu  mengamat-amati dan memelihara Musa segala hal yang akan mengganggunya  ketika ia diasuh oleh keluarga Firaun manusia kejam yang tidak mengenal  peri kemanusiaan itu.
 |  
 | 
   | 40 | (yaitu) ketika saudaramu yang perempuan  berjalan, lalu ia berkata kepada (keluarga Firaun): `Bolehkah saya  menunjukkan kepadamu orang yang akan memeliharanya?` Maka Kami  mengembalikanmu kepada ibumu, agar senang hatinya dan tidak berduka  cita. Dan kamu pernah membunuh seorang manusia, lalu Kami selamatkan  kamu dari kesusahan dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan;  maka kamu tinggal beberapa tahun di antara penduduk Mad-yan, kemudian  kamu datang menurut waktu yang ditetapkan, hai Musa,(QS. 20:40) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 40 
 
 إِذْ تَمْشِي  أُخْتُكَ فَتَقُولُ هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى مَنْ يَكْفُلُهُ فَرَجَعْنَاكَ  إِلَى أُمِّكَ كَيْ تَقَرَّ عَيْنُهَا وَلَا تَحْزَنَ وَقَتَلْتَ نَفْسًا  فَنَجَّيْنَاكَ مِنَ الْغَمِّ وَفَتَنَّاكَ فُتُونًا فَلَبِثْتَ سِنِينَ  فِي أَهْلِ مَدْيَنَ ثُمَّ جِئْتَ عَلَى قَدَرٍ يَا مُوسَى (40 Ketika  Musa berada di bawah asuhan keluarga Firaun, mereka sibuk mencari  wanita yang akan menyusukannya. Setiap wanita yang telah ditunjuk untuk  menyusukannya, Musa tidak man menyusu kepadanya. Ini adalah satu  petunjuk dari Allah SWT:
 
 
 
 وحرمنا عليه المراضع من قبلى Artinya: "Dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui (nya) sebelum itu". (Q.S Al Qasas: 12)
 Sebelum  mereka menemukan perempuan yang Musa mau menyusu kepadanya datanglah  Maryam saudara perempuan Musa yang disuruh oleh ibunya mengikuti adiknya  secara diam-diam dan menawarkan. kepada keluarga Firaun perempuan yang  akan menyusukan Musa dan mengasuhnya sebagaimana dikisahkan di dalam  firman Allah SWT:
 
 
 
 هل أدلكم على أهل بيت يكفلونه لكم وهم له ناصحون Artinya: "Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlul-bait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?".
 (Q.S Al Qasas: 12)
 Tawaran  Maryam itu diterima baik oleh keluarga Firaun, maka didatangkanlah  ibunya, yaitu ibu Musa sendiri dan menyusulah Musa kepada ibunya. Dengan  demikian Musa kembali diasuh oleh ibunya sendiri dan hilanglah  kecemasan dan duka cita ibunya, bahkan alangkah senang hatinya memandang  anaknya di dalam keadaan selamat segar bugar. Ini adalah karunia yang  keempat: Karunia yang kelima, yaitu ketika Musa memasuki ke negeri  Manuf, negeri Firaun, di tengah hari bolong, yang sedang sepi karena  penduduknya sedang istirahat, dilihatnya ada dua orang berkelahi. Yang  satu dari Bani Israel dari golongannya dan yang satu lagi bangsa Kibti  dari golongan Firaun, bahkan ia adalah tukang masak Firaun. Ketika Bani  Israel itu minta tolong. Musa lalu meninju lawan segolongannya. Di luar  dugaan, akibat dari tinju Musa, orang Kibti itu meninggal dunia. Atas  kejadian yang tidak disengaja itu, Musa merasa cemas dan takut,  sebagaimana dikisahkan di dalam firman Allah SWT:
 
 
 
 فأصبح في المدينة خائفا يترقب"ى Artinya: "Karena itu, jadilah Musa di kata itu merasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir (akibat perbuatannya)". (Q.S Al Qasas: 18)
 Ketika  peristiwa itu diketahui Firaun, Firaun sangat marah dan berusaha  membunuh Musa. Kemarahan dan niat jahat Firaun ini diberitahukan kepada  Musa oleh seorang dari golongan Firaun yang telah beriman kepada Musa,  maka pergilah Musa menghindar sampai ke negeri Madyan. Dengan demikian  selamatlah ia dari penganiayaan Firaun. Musa tidak saja diselamatkan  dari penganiayaan dan pembunuhan di dunia ini, tetapi juga selamat dari  azab akhirat, karena dosa yang membunuh dengan tidak disengaja itu telah  diampuni oleh Allah SWT, atas doanya, sebagaimana dikisahkan Allah SWT.  di dalam Firman-Nya:
 
 
 
 رب إني ظلمت نفسي فاغفر لي فغر له @@ Artinya:
 "Ya  Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu  ampunilah aku". Maka Allah mengampuninya." (Q.S Al Qasas: 16)
 Allah  SWT. melakukan cobaan yang bertubi-tubi kepada Musa, untuk mengetahui  sampai di mana ketahanan mental Musa, sebagaimana lazimnya seseorang  yang dipersiapkan akan menerima kerasulan dari Allah SWT, tetapi  semuanya itu dapat dilaluinya dengan selamat, seperti diselamatkannya  Musa dari penyembelihan bayi secara masal atas perintah Firaun,  diselamatkannya ketika ia hendak di bunuh oleh Firaun karena ia mencabut  bulu dagu Firaun tanpa diberi tahu lebih dahulu, Musa dibela oleh istri  Firaun bahwa dia masih kecil, belum dapat membedakan mana yang baik dan  mana yang buruk, maka redalah kemarahan Firaun dan selamatlah Musa dari  pembunuhan Firaun dan lain-lain cobaan lagi. Ini karunia yang keenam.  Di dalam pelarian Musa ke Madyan, ia tinggal lama di sana, lebih kurang  sepuluh tahun. Pada mulanya mengalami hidup yang pahit di tengah-tengah  penduduk negeri Madyan, merasakan pedihnya hidup sebagai seorang  pendatang yang membutuhkan banyak keperluan. Akhirnya terpaksa ia  menjadi buruh, menggembalakan kambing Syuaib, untuk mendapat imbalan  sekadarnya, guna menutupi keperluannya, yang kemudian dinikahkan dengan  Safura putri Nabi Syuaib. Demikianlah Musa, sampai ia mencapai umur yang  telah ditentukan, tidak lebih dan tidak kurang untuk dijadikan Rasul,  yaitu ketika ia mencapai umur empat puluh tahun.
 |  | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar