| 81 | Sebenarnya mereka mengucapkan perkataan yang serupa dengan perkataan yang diucapkan oleh orang-orang dahulu kala.(QS. 23:81) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mu'minuun 81 
 
 بَلْ قَالُوا مِثْلَ مَا قَالَ الْأَوَّلُونَ (81 Pada  ayat ini Allah menerangkan bagaimana kerasnya keingkaran orang-orang  kafir Mekah itu sehingga mereka mengulang-ulang apa yang diucapkan oleh  orang-orang kafir dahulu seakan-akan mata mereka telah buta, telinga  mereka telah tuli dan hati mereka telah terkunci mati untuk  memperhatikan dan memikirkan dalil-dalil yang dikemukakan oleh Nabi  Muhammad saw. yang tidak dapat mereka bantah lagi. Mereka mengatakan  bahwa hari berbangkit itu adalah omong kosong belaka yang selalu  diada-adakan oleh Nabi Muhammad dan para Rasul sebelumnya. Semenjak  dahulu kala telah ada Nabi-nabi dan Rasul-rasul yang mengucapkan  kata-kata seperti yang diucapkan Muhammad, tetapi nyatanya sampai  sekarang telah berlalu masa yang demikian panjang Hari Kiamat dan hari  berbangkit itu belum juga datang.
 |  | 
   | 82 | Mereka berkata:` Apakah betul, apabila kami  telah mati dan kami telah menjadi tanah dan tulang belulang, apakah  sesungguhnya kami benar-benar akan dibangkitkan?(QS. 23:82) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mu'minuun 82 
 
 قَالُوا أَئِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَعِظَامًا أَئِنَّا لَمَبْعُوثُونَ (82 Mereka  mengulang-ulang ucapan nenek moyang mereka dahulu. Apakah kami sesudah  mati dan tulang belulang kami telah hancur luluh menjadi tanah, kami  akan dibangkitkan kembali?. Ini adalah suatu hal yang mustahil yang tak  mungkin terjadi, karena sampai sekarang belum ada seorangpun nenek  moyang kita yang telah mati dan menjadi tanah itu dapat hidup kembali.  Barang kali orang yang mengucapkan kata-kata itu sudah kemasukan setan  atau sudah menjadi gila.
 |  | 
   | 83 | Sesungguhnya kami dan bapak-bapak kami telah  diberi ancaman (dengan) ini dahulu, ini tidak lain hanyalah dongengan  orang-orang dahulu kala! `.(QS. 23:83) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mu'minuun 83 
 
 لَقَدْ وُعِدْنَا نَحْنُ وَآبَاؤُنَا هَذَا مِنْ قَبْلُ إِنْ هَذَا إِلَّا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ (83 Selanjutnya  mereka berkata lagi untuk menghina dan memperolok-olokkan Muhammad.  Memang kita ini sudah diberi janji yang tidak ada kebenarannya sama  sekali sebagaimana kepada nenek moyang kita yang telah dijanjikan pula  seperti janji-janji Muhammad ini, tatapi tak ada satupun janji-janji  rasul-rasul yang terdahulu itu yang telah terbukti. Bagaimana kita akan  dapat percaya dan menerima saja ucapan-ucapan Muhammad yang telah gila  itu yang tak ada buktinya sama sekali dan mungkin ucapan-ucapannya itu  hanya dongengan orang dahulu kala. Pada ayat-ayat lain terdapat pula  penjelasan mengenai ucapan-ucapan mereka beserta bantahan dan penolakan  terhadap ucapan-ucapan itu seperti firman Allah:
 
 Artinya:يقولون أإنا لمرددون في الحافرة أإذا كنا عظاما نخرة قالوا تلك إذا كرة خاسرة فإنما هي زجرة واحدة فإذا هم بالساهرة
 (Orang-orang  kafir) berkata, "Apakah sesungguhnya kami benar-benar dikembalikan  kepada kehidupan yang semula?. Apakah (kami akan dibangkitkan juga)  apabila kami telah menjadi tulang belulang yang hancur lumat?". Mereka  berkata, "Kalau demikian, itu adalah suatu pengembalian yang merugikan".  Sesungguhnya pengembalian itu hanyalah dengan satu kali tiupan saja,  maka dengan serta merta mereka hidup kembali dipermukaan bumi. (Q.S. An  Naziat: 10-14)
 Dan firman-Nya:
 
 Artinya:وضرب مثلا ونسي خلقه قال من يحيي العظام وهي رميم قل يحييها الذي أنشأها أول مرة وهو بكل خلق عليم
 Dan  dia membuat perumpamaan bagi kami, dan dia lupa kepada kejadiannya. Ia  berkata, "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang telah  hancur luluh?". Katakanlah, "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan Yang  menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala  makhluk". (Q.S. Yasin: 78-79)
 Dan firman-Nya:
 
 Artinya:أيعدكم أنكم  إذا متم وكنتم ترابا وعظاما أنكم مخرجون هيهات هيهات لما توعدون إن هي إلا  حياتنا الدنيا نموت ونحيا وما نحن بمبعوثين إن هو إلا رجل افترى على الله  كذبا وما نحن له بمؤمنين
 Apakah ia menjanjikan kepada  kamu sekalian, bahwa apabila kamu telah mati dan telah manjadi tanah dan  tulang belulang, kamu sesungguhnya akan dikeluarkan (dari kuburmu?)  Jauh, jauh sekali (dari kebenaran) apa yang diancamkan kepada kamu itu,  kehidupan itu tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, kita mati  dan kita hidup, dan sekali-kali kita tidak akan dibangkitkan lagi, ia  tidak lain hanyalah seorang yang mengada-ada kebohongan terhadap Allah,  dan kami sekali-kali tidak akan beriman kepada-Nya. (Q.S. Al Mu'minun:  35-38)
 |  | 
   | 84 | Katakanlah:` Kepunyaan siapakah bumi ini dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui? `(QS. 23:84) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mu'minuun 84 - 85 
 
 قُلْ لِمَنِ الْأَرْضُ وَمَنْ فِيهَا إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (84) سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ (85 Pada  ayat ini Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw supaya menanyakan  kepada orang-orang kafir yang mengatakan bahwa tidak mungkin Allah  kuasa menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati sedang tulang  belulangnya telah menjadi remuk menjadi tanah dan tak mungkin Dia  mengumpulkan mereka di padang mahsyar nanti. Siapakah yang memiliki bumi  dan segala yang ada padanya?. Mereka orang-orang kafir diminta supaya  untuk menjawab pertanyaan ini. Pada dasarnya mereka akan menjawab bahwa  pemiliknya dan yang berkuasa atasnya ialah Allah, karena demikianlah  kepercayaan nenek moyang mereka. Hanya mereka telah jauh menyimpang dari  agama tauhid yang murni dan akidah mereka telah dikotori oleh  kepercayaan yang tidak benar dan menyesatkan. Oleh sebab itu Allah  mengemukakan pertanyaan ini kepada mereka seakan-akan mereka tidak  mengetahuinya sama sekali atau telah merupakan kepercayaan yang mereka  anut selama ini.
 |  | 
   | 85 | Mereka akan menjawab:` Kepunyaan Allah. `Katakanlah:` Maka apakah kamu tidak ingat? `(QS. 23:85) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mu'minuun 84 - 85 
 
 قُلْ لِمَنِ الْأَرْضُ وَمَنْ فِيهَا إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (84) سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ (85 Pada  ayat ini Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw supaya menanyakan  kepada orang-orang kafir yang mengatakan bahwa tidak mungkin Allah  kuasa menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati sedang tulang  belulangnya telah menjadi remuk menjadi tanah dan tak mungkin Dia  mengumpulkan mereka di padang mahsyar nanti. Siapakah yang memiliki bumi  dan segala yang ada padanya?. Mereka orang-orang kafir diminta supaya  untuk menjawab pertanyaan ini. Pada dasarnya mereka akan menjawab bahwa  pemiliknya dan yang berkuasa atasnya ialah Allah, karena demikianlah  kepercayaan nenek moyang mereka. Hanya mereka telah jauh menyimpang dari  agama tauhid yang murni dan akidah mereka telah dikotori oleh  kepercayaan yang tidak benar dan menyesatkan. Oleh sebab itu Allah  mengemukakan pertanyaan ini kepada mereka seakan-akan mereka tidak  mengetahuinya sama sekali atau telah merupakan kepercayaan yang mereka  anut selama ini.
 |  | 
   | 86 | Katakanlah:` Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya Arsy yang besar? `(QS. 23:86) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mu'minuun 86 - 87 
 
 قُلْ مَنْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ (86) سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ (87 Kemudian  Allah memerintahkan pula agar Nabi Muhammad saw menanyakan lagi kepada  mereka. Siapakah yang menciptakan langit yang tujuh dan yang menciptakan  Arasy yang Maha Besar dan Luas dan besarnya meliputi langit dan bumi  sebagaimana tersebut dalam firman-Nya:
 
 Artinya:وسع كرسيه السموات والأرض
 Kursi Allah meliputi langit dan bumi. (Q.S. Al Baqarah: 255)
 Siapakah  yang mengatur dan mengurusnya sehingga segalanya berjalan menurut  aturan yang demikian teliti dan baik. Allah menetapkan langsung jawaban  atas pertanyaan ini karena pastilah jawaban orang-orang kafir itu sama  yaitu Pencipta itu semua adalah Allah Yang memiliki dan Menguasainya.  Tak akan ada jawaban mereka selain itu karena demikianlah kepercayaan  mereka pada dasarnya. Hanya saja mereka di samping mengakui kekuasaan  Allah mereka menyembah pula sembahan-semhahan seperti berhala dan  sebagainya. Kemudian Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar  mengatakan lagi kepada mereka, "Kalau benar Allah yang menciptakan  langit yang tujuh dan menciptakan Arasy yang Maha Besar dan Luas itu,  dan benar pula Allah lah yang mengatur dan mengurusnya, mengapa kamu  tidak bertakwa kepada-Nya dan tidak mau mengikuti ajaran dan  perintah-Nya?. Kenapa kamu tetap saja menyembah berhala, sedang  penyembahan selain Allah itu sangat dimurkai oleh-Nya?.
 |  | 
   | 87 | Mereka akan menjawab:` Kepunyaan Allah. `Katakanlah:` Maka apakah kamu tidak bertakwa? `(QS. 23:87) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mu'minuun 86 - 87 
 
 قُلْ مَنْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ (86) سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ (87 Kemudian  Allah memerintahkan pula agar Nabi Muhammad saw menanyakan lagi kepada  mereka. Siapakah yang menciptakan langit yang tujuh dan yang menciptakan  Arasy yang Maha Besar dan Luas dan besarnya meliputi langit dan bumi  sebagaimana tersebut dalam firman-Nya:
 
 Artinya:وسع كرسيه السموات والأرض
 Kursi Allah meliputi langit dan bumi. (Q.S. Al Baqarah: 255)
 Siapakah  yang mengatur dan mengurusnya sehingga segalanya berjalan menurut  aturan yang demikian teliti dan baik. Allah menetapkan langsung jawaban  atas pertanyaan ini karena pastilah jawaban orang-orang kafir itu sama  yaitu Pencipta itu semua adalah Allah Yang memiliki dan Menguasainya.  Tak akan ada jawaban mereka selain itu karena demikianlah kepercayaan  mereka pada dasarnya. Hanya saja mereka di samping mengakui kekuasaan  Allah mereka menyembah pula sembahan-semhahan seperti berhala dan  sebagainya. Kemudian Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar  mengatakan lagi kepada mereka, "Kalau benar Allah yang menciptakan  langit yang tujuh dan menciptakan Arasy yang Maha Besar dan Luas itu,  dan benar pula Allah lah yang mengatur dan mengurusnya, mengapa kamu  tidak bertakwa kepada-Nya dan tidak mau mengikuti ajaran dan  perintah-Nya?. Kenapa kamu tetap saja menyembah berhala, sedang  penyembahan selain Allah itu sangat dimurkai oleh-Nya?.
 |  | 
   | 88 | Katakanlah:` Siapakah yang di tangan-Nya  berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak  ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kamu mengetahui? `(QS. 23:88) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mu'minuun 88 
 
 قُلْ مَنْ بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ يُجِيرُ وَلَا يُجَارُ عَلَيْهِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (88 Lalu  Allah menyuruh Nabi Muhammad menanyakan pula kepada mereka siapakah  yang menguasai segala sesuatu dan mengaturnya. Yang di tangan-Nya  kekuasaan mutlak. Bila Dia melindungi seseorang tak ada satu  kekuasaanpun yang dapat menimpakan malapetaka atasnya atau  membinasakannya. Dan bila Dia hendak menimpakan bahaya kepada seseorang  tak ada pula satu kekuatanpun yang dapat melindungi orang itu?. Siapakah  yang mempunyai sifat demikian Yang Maha Kuasa lagi Maha Perkasa?.  Jawablah pertanyaan-pertanyaan ini hai kaum musyrikin jika kamu  benar-benar mengetahui.
 |  | 
   | 89 | Mereka akan menjawab:` Kepunyaan Allah `. Katakanlah:` (Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu? `(QS. 23:89) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mu'minuun 89 
 
 سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ فَأَنَّى تُسْحَرُونَ (89 Pastilah  mereka akan menjawab bahwa yang demikian sifatnya adalah Allah semata.  Oleh sebab itu Allah memastikan bahwa mereka akan menjawab seperti itu.  Karena itu Allah menyuruh Nabi menanyakan lagi kepada mereka. Kalau kamu  mengetahui bahwa Allah lah Yang Maha Kuasa dan Maha Perkasa, mengapa  kamu sampai tertipu dan berpaling dan agama tauhid dan selalu menentang  Allah dan durhaka kepada-Nya?. Dengan menyembah berhala atau lainnya  seakan-akan kamu telah kena sihir dan pikiran kamu tak dapat percaya  lagi sehingga akidah kamu menjadi kacau balau, mencampur aduk yang benar  dengan yang salah, sehingga kamu mempersekutukan Allah dengan lain-Nya.  Padahal Allah tidak akan membenarkan tindakan kamu itu bahkan sangat  murka kepadamu.
 |  | 
   | 90 | Sebenarnya Kami telah membawa kebenaran kepada mereka, dan sesungguhnya mereka benar-benar orang yang berdusta.(QS. 23:90) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mu'minuun 90 
 
 بَلْ أَتَيْنَاهُمْ بِالْحَقِّ وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ (90 Pada  ayat ini Allah menegaskan kepada orang-orang kafir itu, karena semua  pertanyaan yang dikemukakan kepada mereka mengenai Allah sebagai  Pencipta, Pemilik dan Pengatur segala-galanya, mereka jawab dengan  jawaban yang benar dan positif, bahwa Alquran yang diturunkan kepada  Nabi Muhamamd untuk memperbaiki dan meluruskan akidah mereka yang telah  sesat, adalah benar dan tuduhan-tuduhan yang mereka kemukakan terhadap  Muhammad dan Alquran yang dibawanya adalah palsu dan bohong. Alquran itu  bukanlah dongengan-dongengan orang dahulu, tetapi benar-benar wahyu dan  petunjuk dari Allah Yang Maha Pencipta, Maha Kuasa dan Yang Mengatur  segala sesuatu baik di bumi maupun di langit dengan hikmah dan  kebijaksanaan-Nya.
 |  | 
   | 91 | Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan  sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada tuhan  beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang  diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan  sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu,(QS. 23:91) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mu'minuun 91 
 
 مَا  اتَّخَذَ اللَّهُ مِنْ وَلَدٍ وَمَا كَانَ مَعَهُ مِنْ إِلَهٍ إِذًا  لَذَهَبَ كُلُّ إِلَهٍ بِمَا خَلَقَ وَلَعَلَا بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ  سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يَصِفُونَ (91 Pada ayat ini Allah menolak  dakwaan kaum musyrikin bahwa para malaikat itu adalah putri-putri Allah  dengan menerangkan bahwa Allah sekali-kali tidak ada mempunyai anak,  karena Dia Maka Kaya Maha Kuasa dan Maha Kekal tidak memerlukan  keturunan seperti halnya manusia. Manusia memang banyak memerlukan  adanya anak yang akan melanjutkan keturunannya, dan bila dia sudah tua  dan tidak berdaya lagi maka anak-anaknya itulah yang akan membantu dan  menolongnya. Dan bila dia mati maka anak-anaknya pulalah yang akan  melanjutkan usaha dan profesinya dan mengangkat namanya di kalangan  masyarakatnya. Allah Yang Maha Kuasa. Maha Kaya dan Maha Kekal tidak  memerlukan semua itu.
 Dia tidak ditimpa kelelahan karena Dia Maha  Kuat, tidak akan ditimpa kematian karena Dia Maha Kekal, Dia tidak akan  ditimpa kemiskinan karena Dia Maha Kaya, milik-Nya lah semua yang ada di  langit dan di bumi. Alangkah bodohnya kaum musyrikin itu yang  menyerupakan Allah dengan manusia yang amat lemah dan miskin, atau kalau  mereka tidak bodoh maka mereka adalah pendusta besar karena yang  diucapkannya itu bertentangan sama sekali dengan pikiran orang-orang  berakal.
 Demikian pula Allah menolak bahwa di samping-Nya ada pula  tuhan yang lain sebagai sekutu-Nya. Karena Dia tidak memerlukan sekutu  dalam menciptakan alam dan mengurusnya karena orang yang memerlukan  sekutu adalah orang yang lemah yang tidak sangup mengurus sesuatu  seorang diri. Tuduhan ini sama halnya dengan tuduhan, bahwa Allah  mempunyai anak, karena hal itu menunjukkan kelemahan dan ketidak  sanggupan yang sangat bertentangan dengan sifat-Nya yang Maha Sempurna.  Kalau benar Allah mempunyai sekutu yang sama derajatnya dengan Dia,  tentulah sekutunya itu akan berkuasa penuh pula terhadap yang  diciptakannya. Hal ini akan menimbulkan pertikaian dan perselisihan  dalam pengurusan alam ini, dan tentulah pertikaian dan perselisihan itu  akan membawa kepada peperangan. Tuhan yang satu ingin menguasai milik  tuhan yang lain dan demikian pula sebaliknya., seperti yang terjadi pada  pemerintahan di dunia. Sampai sekarang peperangan itu belum dapat  dihindarkan sama sekali meskipun telah ada organisasi-organisasi seperti  PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) dan lain sebagainya. Tetapi ternyata  semenjak terciptanya langit dan bumi, Semuanya berjalan menurut garis  yang telah ditentukan, menurut Sunah yang telah ditetapkan. Karena itu  terjadilah keharmonisan dalam perjalanan bintang-bintang dan  planet-planet. Belum pernah terjadi suatu bintang berbenturan dengan  suatu bintang lain atau dengan suatu planet, padahal di cakrawala ini  berkeliaran jutaan bintang-bintang. Sungguh amat lemahlah pikiran orang  yang mengatakan bahwa Allah mempunyai anak atau mempunyai sekutu. Maha  Suci Allah dari segala anggapan dan tuduhan yang tidak masuk akal itu.
 |  | 
   | 92 | Yang mengetahui semua yang ghaib dan semua yang nampak, maka Maha Tinggilah Dia dari apa yang mereka persekutukan.(QS. 23:92) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mu'minuun 92 
 
 عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ (92 Dialah  Allah Yang Maha Mengetahui segala yang gaib yang tidak dapat dilihat  dan dirasakan dengan pancaindera, Maha Mengetahui segala yang nampak dan  nyata dan dapat dilihat dan dirasakan. Apapun yang terjadi di alam ini  baik alam langit ataupun alam bumi semuanya terjadi dengan  sepengetahuan-Nya, tak ada yang besar maupun yang kecil kecuali ada  dalam ilmu-Nya yang Maha luas seperti tersebut dalam firman-Nya:
 
 Artinya:يا بني إنها إن تك مثقال حبة من خردل فتكن في صخر أو في السموات أو في الأرض يأت بها الله إن الله لطيف خبير
 (Luqman  berkata), "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (suatu perbuatan) seberat  biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya  Allah akan mendatangkannya (membalasnya). Sesungguhnya Allah Maha Halus  lagi Maha Mengetahui". (Q.S. Luqman: 16)
 Demikianlah luas dan  mencakupnya ilmu Allah. Maha Suci Dia dari segala tuduhan orang kafir  itu yang mengatakan bahwa Allah mempunyai anak dan sekutu.
 |  | 
   | 93 | Katakanlah:` Ya Tuhanku, jika Engkau sungguh-sungguh hendak memperlihatkan kepadaku azab yang diancamkan kepada mereka,(QS. 23:93) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mu'minuun 93 - 94 
 
 قُلْ رَبِّ إِمَّا تُرِيَنِّي مَا يُوعَدُونَ (93) رَبِّ فَلَا تَجْعَلْنِي فِي الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ (94 Pada  ayat ini Allah menyuruh Rasul-Nya Muhammad saw agar dia berdoa memohon  kepada-Nya supaya dia dijauhkan dari golongan orang-orang kafir yang  aniaya itu bila Dia hendak menimpakan siksa-Nya kepada mereka, dan  jangan dibinasakan bersama mereka dan agar dia diselamatkan dari siksa  dan kemurkaan-Nya dan menjadikannya termasuk golongan orang-orang yang  diridai. Dan perintah supaya berdoa seperti tersebut di atas dipahami  bahwa musibah dan malapetaka yang ditimpakan Allah kepada orang-orang  durhaka dan aniaya kadang-kadang menimpa pula orang-orang yang tidak  bersalah, karena mereka hidup bersama mereka dalam masyarakat atau dalam  suatu negara, Ini sesuai dengan firman Allah:
 
 Artinya:واتقوا فتنة لا تصيبن الذين ظلموا منكم خاصة واعلموا أن الله شديد العقاب
 Dan  peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang  yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras  siksa-Nya. (Q.S. Al Anfal: 25)
 Menurut riwayat Imam Ahmad dan Tirmizi doa Nabi Muhammad saw dalam hal ini berbunyi:
 
 Artinya:وإذا أردت بقوم فتنة فتوفني إليك غير مفتون
 (Ya  Allah) apabila Engkau hendak menimpakan siksaan kepada kaum (yang  aniaya) maka wafatkan aku dalam keadaan tidak ikut disiksa. (H.R. Ahmad  dan Tirmizi)
 |  | 
   | 94 | ya Tuhanku, maka janganlah Engkau jadikan aku berada di antara orang-orang yang zalim.`(QS. 23:94) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mu'minuun 93 - 94 
 
 قُلْ رَبِّ إِمَّا تُرِيَنِّي مَا يُوعَدُونَ (93) رَبِّ فَلَا تَجْعَلْنِي فِي الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ (94 Pada  ayat ini Allah menyuruh Rasul-Nya Muhammad saw agar dia berdoa memohon  kepada-Nya supaya dia dijauhkan dari golongan orang-orang kafir yang  aniaya itu bila Dia hendak menimpakan siksa-Nya kepada mereka, dan  jangan dibinasakan bersama mereka dan agar dia diselamatkan dari siksa  dan kemurkaan-Nya dan menjadikannya termasuk golongan orang-orang yang  diridai. Dan perintah supaya berdoa seperti tersebut di atas dipahami  bahwa musibah dan malapetaka yang ditimpakan Allah kepada orang-orang  durhaka dan aniaya kadang-kadang menimpa pula orang-orang yang tidak  bersalah, karena mereka hidup bersama mereka dalam masyarakat atau dalam  suatu negara, Ini sesuai dengan firman Allah:
 
 Artinya:واتقوا فتنة لا تصيبن الذين ظلموا منكم خاصة واعلموا أن الله شديد العقاب
 Dan  peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang  yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras  siksa-Nya. (Q.S. Al Anfal: 25)
 Menurut riwayat Imam Ahmad dan Tirmizi doa Nabi Muhammad saw dalam hal ini berbunyi:
 
 Artinya:وإذا أردت بقوم فتنة فتوفني إليك غير مفتون
 (Ya  Allah) apabila Engkau hendak menimpakan siksaan kepada kaum (yang  aniaya) maka wafatkan aku dalam keadaan tidak ikut disiksa. (H.R. Ahmad  dan Tirmizi)
 |  | 
   | 95 | Dan sesungguhnya Kami benar-benar kuasa untuk memperlihatkan kepadamu apa yang Kami ancamkan kepada mereka.(QS. 23:95) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mu'minuun 95 
 
 وَإِنَّا عَلَى أَنْ نُرِيَكَ مَا نَعِدُهُمْ لَقَادِرُونَ (95 Allah  menjelaskan kepada Nabi Muhammad saw Dia Kuasa memperlihatkan kepadanya  siksaan yang akan ditimpakan kepada orang-orang kafir itu sehingga Nabi  Muhammad dapat melihat sendiri bagaimana dahsyatnya dan hebatnya  siksaan Allah itu. Tetapi karena rahmat dan kasih sayang-Nya kepada umat  Muhammad Dia tidak menjatuhkan siksa itu dengan segera (di dunia ini)  tetapi sudah menjadi ketetapan-Nya bahwa siksaaan itu akan menimpa  mereka di akhirat nanti., karena mungkin di antara mereka atau keturunan  mereka yang akan sadar dan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Oleh  sebab itu janganlah Nabi Muhammad saw terlalu bersedih hati atas  tindakan dan perlakuan orang-orang kafir itu terhadapnya dan kaum  Muslimin yang memang dalam keadaan lemah dan tak berdaya.
 |  | 
   | 96 | Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik. Kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan.(QS. 23:96) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mu'minuun 96 
 
 ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ السَّيِّئَةَ نَحْنُ أَعْلَمُ بِمَا يَصِفُونَ (96 Kemudian  Allah memberikan tuntunan kepada Nabi Muhammad saw bagaimana cara yang  sebaik-baiknya menghadapi sikap kaum musyrikin itu. Allah menunjuki  supaya dia tetap bersikap lemah lembut terhadap mereka dan jangan  sekali-kali membalas kejahatan dengan kejahatan, kekerasan dengan  kekerasan karena memang belum waktunya bersikap demikian. Bila mereka  mencemooh dan mencaci maki hendaklah Nabi memaafkan ucapan-ucapan mereka  yang tidak pada tempatnya itu, karena ucapan itu tidak mengenai  sasarannya dan hendaknya dibalas dengan kata-kata yang mengandung  petunjuk dan ajaran dengan mengemukakan dalil-dalil dan hujah yang masuk  akal. Bila mereka hendak melakukan tindakan penganiayaan, hindarilah  mereka sedapat mungkin dan jauhilah sedapat mungkin kesempatan yang  membawa kepada tindakan seperti itu dan hendaklah dihadapi dengan penuh  kesabaran dan ketabahan dan tunjukkanlah kepada mereka bahwa engkau  memang seorang kesatria yang tidak ada niat sedikitpun untuk  mencelakakan mereka. Dengan sikap lemah lembut dan kebijaksanaan itu  mereka tidak akan merajalela terhadap kaum Muslimin dan siapa tahu hati  mereka yang keras seperti batu itu akan menjadi lembut dan mereka akan  menyadari sendiri kesalahan dan keterlaluan mereka. Hendaklah engkau  camkan dalam hati bahwa Allah mengetahui semua ucapan dan tindakan  mereka. Kami lebih mengetahui apa saja yang mereka lakukan dan apa saja  yang tersembunyi dalam dada mereka.
 Sesuai dengan petunjuk ini Allah berfirman dalam ayat yang lain:
 
 Artinya:ولا تستوي الحسنة ولا السيئة ادفع بالتي هي أحسن فإذا الذي بينك وبينه عداوة كأنه ولي حميم
 Dan  tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan  cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia  ada permusuhan, seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. (Q.S.  As Sajdah: 34)
 Anas bin Malik pernah berkata mengomentari ayat ini,  "Seorang laki-laki mengatakan terhadap saudaranya hal yang  tidak-tidak". Maka dia menjawab, "Jika ucapanmu itu bohong maka saya  memohon kepada Allah supaya Dia mengampuni atas kebohonganmu itu. Jika  ucapanmu itu benar maka saya memohon kepada Allah supaya mengampuniku"
 |  | 
   | 97 | Dan katakanlah:` Ya Tuhanku, aku berlindung kepada Engkau dari bisikan syaitan.(QS. 23:97) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mu'minuun 97 - 98 
 
 وَقُلْ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ (97) وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَنْ يَحْضُرُونِ (98 Pada  ayat ini Allah menyuruh Nabi Muhammad supaya dia selalu berlindung  kepada-Nya dari bisikan-bisikan setan dan dari godaan-godaannya, dan  supaya setan itu selalu jauh dari padanya dan tidak dapat masuk ke dalam  hatinya untuk memperdayakannya.
 Demikianlah seharusnya setiap  pejuang untuk menegakkan kebenaran harus menjaga benar-benar supaya dia  jangan sekali-kali dipengaruhi hawa nafsunya selalu mendorongnya untuk  melakukan tindakan-tindakan yang tidak benar dan tidak jujur. Setan amat  mudah sekali menjerumuskan manusia ke jurang kesalahan, penghinaan dan  kejahatan apabila ia dapat memasuki hawa nafsu manusia. karena itu  hendaklah kita selalu berlindung kepada Allah dari tipu daya setan itu.  Memang apabila seseorang benar-benar telah berserah diri kepada Tuhannya  dalam segala tindakan-tindakannya dan selalu memohon perlindungan-Nya  dari tipu daya dan godaan setan akan bersihlah dirinya dan bangunlah  hati nuraninya untuk selalu berbuat kebaikan dan menghindari kejahatan.  Rasulullah selalu berlindung kepada Tuhannya supaya dijauhkan dari  padanya campur tangan setan dalam segala amal perbuatannya terutama  dalam salat membaca Alquran dan di saat ajalnya akan tiba.
 Diriwayatkan  oleh Ahmad, Abu Daud dan Tirmizi dikuatkan oleh Baihaqy yang  diriwayatkannya dari Amr bin Syuaib dan ayahnya dari kakeknya ia  berkata, "Rasulullah saw mengajarkan kepada kami beberapa kata-kata  (doa) di waktu akan tidur. (Lihat Tafsir Al Maragi jilid 6 Juz 18, hal.  54)
 
 Artinya:باسم الله أعوذ بكلمات الله التامة من غضبه وعقابه وشر عباده ومن همزات الشياطين وأن يحضرون. (حديث )رواه أحمد وأبو داود والترمذي
 Dengan  menyebut nama Allah, aku berlindung dengan nikmat Allah yang sempurna  dari kemurkaan-Nya dan dari kejahatan hambanya, dan dari bisikan-bisikan  setan dan dari kehadiran setan kepadaku.
 Ibnu Umar mengajarkan doa  ini kepada anak-anaknya yang telah dewasa dan menyuruh mereka membacanya  sebelum tidur. Dan bagi anak-anaknya yang masih kecil yang belum  mungkin menghafal doa itu ditulisnya doa itu dan diikatkannya ke leher  mereka.
 |  | 
   | 98 | Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku.`(QS. 23:98) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Mu'minuun 98 
 
 (وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَنْ يَحْضُرُونِ(98
 (Dan aku berlindung pula kepada Engkau, ya Rabbku, dari kedatangan setan-setan itu kepadaku") dalam perkaraperkaraku, karena sesungguhnya mereka datang hanya dengan membawa keburukan belaka.
 |  | 
   | 99 | (Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu),  hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia  berkata:` Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia),(QS. 23:99) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mu'minuun 99 - 100 
 
 حَتَّى  إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ (99) لَعَلِّي  أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ  قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (100 Pada  ayat ini Allah memberitahukan tentang kata-kata yang diucapkan oleh  orang-orang kafir ketika menghadapi maut, walaupun kata-kata itu tidak  dapat didengar oleh orang-orang yang hadir ketika itu. Orang-orang kafir  itu meminta kepada Allah supaya dia jangan dimatikan dahulu dan  dibiarkan hidup seperti sedia kala agar dia dapat bertobat dari  kesalahan dan kedurhakaannya dan dapat beriman dan mengerjakan amal yang  baik yang tidak dikerjakannya selama hidupnya.
 Demikianlah keadaan  orang-orang kafir itu di waktu dia masih sehat wal-afiat dan mempunyai  kesanggupan untuk beriman dan beramal saleh, dia enggan menerima  kebenaran, takabur dan sombong terhadap orang-orang yang beriman, selalu  durhaka kepada Allah bahkan melakukan tindakan-tindakan yang  bertentangan dengan perintah Allah dan mengucapkan kata-kata yang tidak  benar terhadap-Nya. Tetapi mereka dalam sakaratul maul teringatlah  mereka kepada dosa dan kesalahan mereka dan ketika itulah baru mereka  insaf dan sadar lalu meminta dengan sepenuh hati kepada Allah agar  diberi umur panjang untuk berbuat baik guna menutupi semua kedurhakaan  dan kejahatan yang telah mereka lakukan. Tetapi saat sakarutul maut itu  bukan saat meminta ampun dan bertobat sebagaimana tersebut dalam  firman-Nya:
 
 Artinya:إنما التوبة على الله للذين يعملون السوء بجهالة ثم  يتوبون من قريب فأولئك يتوب الله عليهم وكان الله عليما حكيما وليست التوبة  للذين يعملون السيئات حتى إذا حضر أحدهم الموت قال إني تبت الآن ولا الذين  يموتون وهم كفار أولئك أعتدنا لهم عذابا أليما
 "Sesungguhnya  tobat di sisi Allah hanyalah tobat bagi orang-orang yang mengerjakan  kejahatan karena kejahilan, yang kemudian mereka bertobat dengan segera,  maka mereka itulah yang diterima Allah tobatnya, dan Allah Maha  Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan tidaklah tobat itu diterima Allah  dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang  ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan,  "Sesungguhnya saya bertobat sekarang". Dan tidak (pula diterima tobat)  orang-orang yang mati sedang mereka di dalam keadaan kekafiran. Bagi  orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih. (Q.S. An Nisa:  17-18)
 Lalu Allah menegaskan bahwa permintaan orang-orang kafir itu  hanyalah ucapan yang keluar dari mulut mereka saja dan tidak akan  dilayani atau dikabulkan. Umpamanya mereka benar-benar diberi umur  panjang mereka tidak juga akan kembali beriman dan tidak akan mau  mengerjakan amal yang saleh sebagaimana ditegaskan Allah dalam  firman-Nya:
 
 Artinya:ولو ترى إذ وقفوا على النار فقالوا ياليتنا نرد ولا  نكذب بآيات ربنا ونكون من المؤمنين بل بدا لهم ما كانوا يخفون من قبل ولو  ردوا لعادوا لما نهوا عنه وإنهم لكاذبون
 Dan jika kamu  (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka  berkata, "Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan  ayat-ayat Tuhan kami serta menjadi orang-orang yang beriman" (tentulah  kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan). Tetapi (sebenarnya)  telah nyata bagi mereka kejahatan yang mereka dahulu selalu  menyembunyikannya. Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia tentulah  mereka kembali kepada apa yang telah mereka dilarang mengerjakannya. Dan  sesungguhnya mereka itu adalah pendusta-pendusta belaka. (Q.S. Al  an'am: 27-28)
 Demikianlah ucapan yang mereka lontarkan sebagai  penghibur hati mereka sendiri, suatu ucapan yang tidak ada nilainya sama  sekali karena tidaklah mungkin mereka akan kembali hidup karena ajal  mereka telah tiba. Di hadapan mereka terbentang dinding yang menghalangi  mereka kembali ke dunia sampai Hari Kiamat.
 |  | 
   | 100 | agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang  telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah  perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding  sampai hari mereka dibangkitkan.(QS. 23:100) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mu'minuun 99 - 100 
 
 حَتَّى  إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ (99) لَعَلِّي  أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ  قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (100 Pada  ayat ini Allah memberitahukan tentang kata-kata yang diucapkan oleh  orang-orang kafir ketika menghadapi maut, walaupun kata-kata itu tidak  dapat didengar oleh orang-orang yang hadir ketika itu. Orang-orang kafir  itu meminta kepada Allah supaya dia jangan dimatikan dahulu dan  dibiarkan hidup seperti sedia kala agar dia dapat bertobat dari  kesalahan dan kedurhakaannya dan dapat beriman dan mengerjakan amal yang  baik yang tidak dikerjakannya selama hidupnya.
 Demikianlah keadaan  orang-orang kafir itu di waktu dia masih sehat wal-afiat dan mempunyai  kesanggupan untuk beriman dan beramal saleh, dia enggan menerima  kebenaran, takabur dan sombong terhadap orang-orang yang beriman, selalu  durhaka kepada Allah bahkan melakukan tindakan-tindakan yang  bertentangan dengan perintah Allah dan mengucapkan kata-kata yang tidak  benar terhadap-Nya. Tetapi mereka dalam sakaratul maul teringatlah  mereka kepada dosa dan kesalahan mereka dan ketika itulah baru mereka  insaf dan sadar lalu meminta dengan sepenuh hati kepada Allah agar  diberi umur panjang untuk berbuat baik guna menutupi semua kedurhakaan  dan kejahatan yang telah mereka lakukan. Tetapi saat sakarutul maut itu  bukan saat meminta ampun dan bertobat sebagaimana tersebut dalam  firman-Nya:
 
 Artinya:إنما التوبة على الله للذين يعملون السوء بجهالة ثم  يتوبون من قريب فأولئك يتوب الله عليهم وكان الله عليما حكيما وليست التوبة  للذين يعملون السيئات حتى إذا حضر أحدهم الموت قال إني تبت الآن ولا الذين  يموتون وهم كفار أولئك أعتدنا لهم عذابا أليما
 "Sesungguhnya  tobat di sisi Allah hanyalah tobat bagi orang-orang yang mengerjakan  kejahatan karena kejahilan, yang kemudian mereka bertobat dengan segera,  maka mereka itulah yang diterima Allah tobatnya, dan Allah Maha  Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan tidaklah tobat itu diterima Allah  dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang  ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan,  "Sesungguhnya saya bertobat sekarang". Dan tidak (pula diterima tobat)  orang-orang yang mati sedang mereka di dalam keadaan kekafiran. Bagi  orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih. (Q.S. An Nisa:  17-18)
 Lalu Allah menegaskan bahwa permintaan orang-orang kafir itu  hanyalah ucapan yang keluar dari mulut mereka saja dan tidak akan  dilayani atau dikabulkan. Umpamanya mereka benar-benar diberi umur  panjang mereka tidak juga akan kembali beriman dan tidak akan mau  mengerjakan amal yang saleh sebagaimana ditegaskan Allah dalam  firman-Nya:
 
 Artinya:ولو ترى إذ وقفوا على النار فقالوا ياليتنا نرد ولا  نكذب بآيات ربنا ونكون من المؤمنين بل بدا لهم ما كانوا يخفون من قبل ولو  ردوا لعادوا لما نهوا عنه وإنهم لكاذبون
 Dan jika kamu  (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka  berkata, "Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan  ayat-ayat Tuhan kami serta menjadi orang-orang yang beriman" (tentulah  kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan). Tetapi (sebenarnya)  telah nyata bagi mereka kejahatan yang mereka dahulu selalu  menyembunyikannya. Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia tentulah  mereka kembali kepada apa yang telah mereka dilarang mengerjakannya. Dan  sesungguhnya mereka itu adalah pendusta-pendusta belaka. (Q.S. Al  an'am: 27-28)
 Demikianlah ucapan yang mereka lontarkan sebagai  penghibur hati mereka sendiri, suatu ucapan yang tidak ada nilainya sama  sekali karena tidaklah mungkin mereka akan kembali hidup karena ajal  mereka telah tiba. Di hadapan mereka terbentang dinding yang menghalangi  mereka kembali ke dunia sampai Hari Kiamat.
 |  | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar