Senin, 31 Maret 2014

Jawaban Tuduhan-Tuduhan Buruk Kaum Nasrani dan Orang-Orang Kafir Terhadap Islam (Bag 2)


Membantah syubhat terhadap Islam bag 2Ini merupakan kelanjutan dari bagian pertama dari jawaban tuduhan terhadap Islam dari Kristen. Pada bagian kedua ini terdapat pembahasan mengenai kesalahpahaman pernikahan dan poligami Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, jihad dalam Islam dan beberapa anggapan salah lainnya berkaitan dengan ayat al-Qur’an, syariat dan keyakinan Islam. Nampak bahwa salah paham menjadi salah satu sebab keberpalingan dari Islam, terutama ketika tidak dilakukannya penelitian yang jujur dan adil terhadap segala apa yang didengar dan dibaca.
Jawaban syubhat masih diambil dari situs Majalah Qiblati oleh Syaikh Mamduh Farhan al-Buhairi saat mengomentari surat seorang Wanita Nasrani dengan penataan ulang seperlunya untuk menyesuaikan format penulisan di blog ini dan karena dijadikan satu dari 7 seri pada situs aslinya.**
_

Bagian 1

Ada seorang wanita Nasrani yang membangun sebuah hubungan persahabatan kuat dengan seorang wanita muslimah. Kemudian, setelah dia safar ke Malaysia, dia menulis sebuah surat panjang kepada sahabatnya itu di Indonesia. Tujuan terpenting dari surat tersebut adalah mengajak sahabatnya untuk memeluk agama nasrani. Dia berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mempengaruhinya dengan membatilkan agama Islam, serta meragukan kebenarannya. Lalu dia pun menyampaikan banyak syubhat untuk memporak-porandakan keimanannya terhadap Islam. Kemudian dia menasehatinya, serta mendorongnya agar memeluk agama nasrani, karena dia akan binasa dan tidak bisa hidup kekal jika tidak beriman kepada Yesus, sebab Yesus adalah satu-satunya jalan keselamatan. Tanpa beriman kepadanya, kebaikan apapun yang dia kerjakan tidak akan diterima.
Begitu surat itu sampai ke saudari kita, seorang muslimah di Indonesia. Setelah membaca, dia ingin menjawab syubhat-syubhat tersebut. Setelah dia berpikir, dia pun memutuskan untuk mengirimkan surat itu ke Majalah Qiblati agar bisa membantunya dalam menjawab permasalahan itu.
Sungguh, dia telah berbuat baik dengan permintaannya kepada Majalah Qiblati agar menjawab surat tersebut. Maka termasuk bagian dari kewajiban kami adalah membantu umat ini sesuai dengan kemampuan kami. Karena banyaknya syubhat dan bahayanya, maka jawaban ini akan berlangsung hingga 3 edisi atau lebih, insya Allah. Pada edisi ini, kami akan menjawab muqoddimah yang dia berikan sebelum memberikan syubhat-syubhat tersebut.
Dia berkata:
‘Wahyu, sebenarnya ada hal yang lebih penting yang ingin kusampaikan lewat surat ini. Ini lebih penting dari segalanya sebab menyangkut keselamatan. Kuharap kamu tidak tersinggung. Aku tidak bermaksud untuk mempengaruhi kamu. Tapi aku hanya ingin menceritakan kebenaran bahwa hanya di dalam Yesus kita bisa beroleh keselamatan. Apapun yang kamu buat di dalam dunia ini, sekalipun banyak kebaikan tapi kamu gak percaya kepada Yesus bahwa dialah satu-satunya jalan keselamatan, kamu tidak akan selamat.’
Jawab:
Pertama, selamat datang bagi anda di Majalah Qiblati yang senantiasa membuka hatinya, juga kepada selain kaum muslimin.
Izinkan aku menjawab surat anda, karena agama yang telah anda lempari dengan berbagai syubhat adalah sebuah agama yang tidak hanya milik teman anda, tetapi juga milik seluruh kaum muslimin. Sementara Majalah Qiblati adalah satu bagian dari umat Islam. Oleh karena itu, aku akan menjawab apa yang ada dalam surat anda dari berbagai syubhat tidak benar yang anda lemparkan kepada agama teman anda, yang itu juga adalah agama kami dan dia adalah saudara kami.
Terus terang, saya kagum pada anda atas semangat anda dalam mengajak sahabat anda untuk memeluk agama yang bebas bagi anda untuk meyakininya, yaitu agama nasrani. Kami pun tidak memaksa anda atas agama selain itu, serta kami pun menghormati anda. Akan tetapi kami berharap, jika ucapan anda benar, maka bantulah kami untuk bebas (selamat), tidak hanya teman anda saja.
Akan tetapi kami di dalam Islam menyembah Allah Subhanahu wa Ta’ala karena dua perkara; karena Dia lah yang menciptakan kami, dan seluruh alam, serta memerintahkan kami untuk menyembah-Nya. Sementara dalam agama kalian tidaklah Yesus yang menciptakan kalian dan alam semesta, tidak juga dia telah memerintahkan kalian untuk menyembahnya walaupun sekali. Maka bagaimana anda berkeyakinan bahwa dia adalah Tuhan yang harus disembah?!
Seandainya anda berkeyakinan bahwa dia adalah Tuhan, karena tidak dilahirkan dari manusia, dengan anggapan seandainya dia adalah makhluk maka tentunya dia dilahirkan dari manusia. Maka jika ini adalah sebab keyakinan anda bahwa dia adalah Tuhan, maka ini bermakna bahwa Adam adalah Tuhannya Yesus. Adam lebih berhak menjadi Tuhan daripada Yesus, karena Adam ada tanpa bapak dan ibu, sementara Yesus masih memiliki seorang ibu. Demikian pula Hawa, perlakukan pula dia sebagai Tuhan, karena dia tidak punya ibu. Tentunya dia lebih ajaib daripada penciptaan Yesus!!
Jika anda menjadikannya sebagai Tuhan karena keberadaannya pernah menghidupkan orang-orang – dan tidak menghidupkan mereka kecuali Allah -, maka jadikanlah Musa juga sebagai Tuhan lain. Karena dia juga mendatangkan hal serupa, hal yang Yesus tidak pernah mendatangkan tandingannya, tidak juga apa yang mendekatinya. Yaitu dia (Musa) pernah menjadikan tongkat menjadi seekor ular besar, yang tentunya ini lebih ajaib daripada hanya mengembalikan kehidupan kepada tubuh yang dulunya pernah ada di sana?!
Di sisi lain, kitab-kitab kalian telah menyebut bahwa Eliya, seorang Nabi juga, telah menghidupkan seorang bocah – dengan izin Allah -. Demikian pula Nabi Musa, dengan izin Allah, telah menghidupkan 70 orang dari kaumnya yang telah mati. Kitab-kitab kalian juga telah menyebutkan bahwa para nabi dan para pengikutnya juga telah melakukan hal serupa dengan itu. Maka apakah salah seorang di antara mereka kemudian menjadi Tuhan?!
Jika anda menjadikan seorang Tuhan karena mu’jizat-mu’jizat yang tampak melalui kedua tangannya, maka mu’jizat Musa lebih ajaib lagi. Nabi Eliya telah memberkati tepung dan minyak seorang tua, maka tepung itu tidak pernah habis dari kantongnya, demikian pula minyak dalam kualinya selama tujuh tahun?! Jika anda menjadikannya sebagai Tuhan karena dia telah memberi makan ribuan orang adonan roti kecil, maka Musa telah memberi makan umatnya selama 40 tahun dengan manna dan salwa. Dan Nabi Muhammad shollallahu ’alaihi wa sallam telah memberi makan seluruh pasukan dengan bekal yang sangat sedikit hingga mereka semua kenyang dan penuh pula tempat-tempat perbekalan mereka. Beliau shollallahu ’alaihi wa sallam juga telah memberi minum mereka semua dengan air sedikit yang tidak memenuhi tapak tangan, hingga mereka memenuhi semua tempat minum pasukan. Ini telah dinukil secara mutawatir dari beliau shollallahu ’alaihi wa sallam.
Jika anda menjadikan dia sebagai Tuhan karena dia pernah meneriaki laut kemudian diam gelombangnya, maka Musa telah memukul laut dengan tongkatnya, lalu terbelahlah lautan itu menjadi 12 jalan, sementara air berdiri di antara jalan-jalan itu seperti dinding-dinding. Dia juga pernah memancarkan 12 mata air dari sebuah batu yang keras.
Jika anda menjadikannya sebagai Tuhan karena dia pernah menyembuhkan orang buta dan kusta, maka menghidupkan orang mati lebih ajaib dari itu, dan tanda-tanda kenabian Musa serta Muhammad shollallahu ’alaihi wa sallam lebih ajaib darin itu! Di antaranya adalah Nabi shollallahu ’alaihi wa sallam pernah mengisyaratkan tangan beliau ke bulan lalu terpecahlah bulan itu menjadi dua bagian, dan ini tidak pernah dilakukan oleh Yesus, tidak juga seorang manusiapun!
Jika anda menjadikannya sebagai Tuhan karena dia pernah mengabarkan perkara-perkara yang akan ada setelahnya, maka demikian pula seluruh para Nabi, juga banyak di antara manusia menceritakan sebagian kejadian-kejadian masa mendatang lalu terjadilah kejadian itu seperti apa yang dia beritakan, dan hal itu terjadi pada banyak dukun, tukang ramal, dan tukang sihir kala itu.
Jika anda menjadikannya sebagai Tuhan karena dia telah menamakan dirinya dengan putra Allah pada banyak tempat di Injil, seperti ucapannya,’Sesungguhnya aku meminta kepada Bapakku,’ dan semacamnya, dengan makna bahwa putra Tuhan adalah Tuhan, maka dengan ini anda telah menjadikan diri-diri anda semuanya sebagai Tuhan-Tuhan, karena dia telah berkata dalam banyak tempat, ’Bapaknya, dan Bapak mereka.’ Seperti ucapannya, ‘Pergilah kalian kepada Bapakku dan Bapak kalian. ’Juga disebutkan di Injil, ‘Janganlah kalian mencela Bapak kalian di atas muka bumi, karena Bapak kalian adalah yang ada di langit saja.’ Dan ini banyak terdapat dalam Injil. Maka ini juga menunjukkan bahwa Bapak adalah Tuhan menurut kalian!
Jika anda menjadikannya Tuhan karena dia naik ke langit, maka Akhnukh dan Ilyas juga telah naik ke langit dalam keadaan hidup dan dimuliakan, tidak ada satu keraguan pun bagi keduanya, dan tidak ada juga yang ambisius kepadanya (dengan menjadikan keduanya Tuhan). Dan kaum muslimin sendiri telah sepakat bahwa Nabi kami, Muhammad shollallahu ’alaihi wa sallam telah naik ke langit, dan dia adalah seorang hamba yang dikhususkan (diistimewakan). Para malaikat juga naik ke langit, roh-roh orang mukmin juga naik ke langit setelah meninggalkan tubuh-tubuh mereka. Sekalipun demikian, mereka tidak keluar dari penghambaan. Lalu apakah naik ke langit adalah satu sisi jalan keluar dari penghambaan?
Jika kalian menjadikannya sebagai Tuhan karena perkataan Nabi Yeremia (Armiya’) tentang kelahirannya, ‘Pada masa itu berdirilah seorang putra Dawud, dia adalah pelita cahaya, yang menguasai kerajaan, menegakkan kebenaran dan keadilan di bumi. Iman dengan tulus kepadanya orang-orang Yahudi, Bani Israil, dan selain mereka. Lalu tetaplah Baitul Maqdis tanpa peperangan, dan dia disebut Tuhan (LORD),’ Karena penamaan Tuhan (LORD) pada kitab-kitab terdahulu dan umat-umat dahulu mutlak diberikan kepada selainnya, dan pada umat-umat lain, penamaan ini tetap berlaku, seperti pada bangsa Romawi, Persia, India, Siryani, Ibarani, Mesir dan selain mereka. Mereka semua menamakan raja-raja mereka dengan sebutan Tuhan (LORD).
Dalam dalil ini yang kalian jadikan sebagai dalil untuk meyakini bahwa dia adalah Tuhan, justru terdapat dalil besar bahwa dia adalah seorang hamba, dan dia adalah anak manusia. Perhatikan perkataan Nabi Yeremia, ‘Berdirilah Putra Dawud,’ yang berdiri untuk Dawud adalah dia yang disebut Tuhan, maka diketahuilah bahwa penamaan itu untuk makhluk yang telah dijadikan, dan dilahirkan, bukan Tuhan alam semesta.
Terakhir, ini adalah jawaban ringkas. Telah jelas dan gamblang bahwa Yesus bukanlah satu-satunya orang yang tampak melalui kedua tangannya berbagai mu’jizat, yang atas dasar itu anda sekalian menjadikannya sebagai seorang Tuhan. Oleh karena itu, saya berharap agar anda mengikuti edisi-edisi berikutnya. Di dalamnya terdapat beberapa informasi dan pertanyaan dengan tema yang sama. Tidak masalah bagi anda untuk mengirimkan jawaban saya ini ke para pendeta. Jika dia berkeinginan untuk menjawab sebagai wakil anda, maka kami membuka kesempatan baginya untuk menjawab, dengan syarat, dia berhias dengan adab dan sopan.
Semoga Allah melimpahkan berkah, selamat, sejahtera kepada Nabi kita Isa ‘alaihissalaam dan ibunya, Maryam perawan suci ‘alaihassalaam.*
_

Bagian 2

Pada edisi kali ini kita lanjutkan mengikuti surat wanita nasrani dari Malaysia. Sekarang kita mengambil syubhat pertama yang dia sebutkan dalam surat. Dia menulis: “Aku mau kasih pertimbangan. Ini dari kesaksian seseorang yang agama Islam nya kuat yang kini beragama Kristen: 1. Dalam Al Qur’an tertulis dilarang berzina. Kenapa Nabi Muhammad – shallallahu ‘alaihi wa sallam – mempunyai 23 istri? Yang tertua umur 24 tahun dan yang termuda umur 6 tahun? Apa itu bukan berzina?
Jawab: Sekali lagi, selamat datang di Majalah Qiblati, kami berharap anda dalam keadaan sehat.
Pertama, Anda seperti orang-orang awam Nasrani lainnya telah tertipu oleh para pendeta dengan kedustaan mereka atas anda dan atas orang-orang awam. Ucapan bahwa syubhat ini dari orang yang dulunya seorang muslim kemudian masuk agama Nasrani tidaklah benar. Jika tidak, orang muslim tersebut adalah seorang yang sangat bodoh lagi dungu terhadap Islam. Dia tidak mengenal Islam sama sekali. Karena anak-anak kami saja tahu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahi Khadijah radhiallahu ‘anha saat dia berumur 40 tahun, sementara pemilik persaksian yang dulunya muslim itu mengatakan bahwa istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang tertua berusia 24 tahun?!!
Jadi, dengan sedikit akal dan kesungguhan menjadi jelaslah bagaimana para pendeta itu mempermainkan orang-orang Nasrani agar mereka tetap yakin dengan kebenaran agama Nasrani. Kedua, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah memiliki 23 istri. Ini adalah kedustaan yang kedua, akan tetapi yang benar adalah beliau memiliki 12 istri termasuk di dalamnya Mariah radhiallahu ‘anha yang dulunya seorang budak yang kemudian melahirkan putra beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, Ibrahim.
Adapun syubhat pernikahan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan ‘Aisyah radhiallahu ‘anha, maka sesungguhnya Nabi hidup serumah dengannya pada saat dia berusia 9 tahun, bukan 6 tahun. Dan ini tidak tergolong perzinahan, karena adat kebiasaan penduduk Jazirah Arab kala itu adalah menikahkan putri-putri mereka sejak dini. Ini disebabkan mereka – anak-anak itu – mencapai usia akil baligh sejak dini, karena suhu yang sangat panas. Maka tubuh kaum wanita yang berada pada lingkungan padang pasir akan cepat sekali tumbuh, bersemi dan baligh karena pengaruh cahaya matahari. Persis seperti tumbuh-tumbuhan, jika dia tersinari matahari maka dia lebih cepat tumbuh daripada tumbuh-tumbuhan yang terhalang dari sinar matahari.
Maka termasuk sebuah kejahatan dalam memberikan hukum ditimbangnya sebuah kejadian dengan memisahkannya dari zaman, tempat dan kondisi lingkungannya. Bagaimana anda menghukumi semua kejadian setelah lebih dari 1400 tahun lalu anda menghilangkan berbagai perbedaan zaman dan iklim, kemudian anda mengqiyaskannya dengan pandangan hawa nafsu sebuah pernikahan yang dilangsungkan akadnya di Makkah sebelum hijrah dengan apa yang terjadi pada hari ini di dunia barat, dimana kebiasaan di barat seorang gadis tidak akan menikah sebelum berusia 25 tahun. Dan pada waktu bersamaan mereka sudah melakukan hubungan intim di bawah usia 10 tahun!!
Maka di antara dalil dan bukti terbesar bahwa pernikahan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan ‘Aisyah radhiallahu ‘anha adalah perkara biasa – dari sisi masyarakat kala itu – dan tidak ada aib padanya adalah pengakuan orang-orang kafir Quraisy terhadapnya dengan tidak adanya penolakan terhadap beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, padahal mereka bersungguh-sungguh dalam melemparkan segala kebohongan yang sama sekali tidak ada pada diri beliau, seperti ucapan mereka kepada beliau: ’Tukang sihir’ atau ‘Orang Gila’.
Dan dalil bahwa kebiasaan orang Arab kala itu adalah menikahi gadis dalam usia dini, dan itu bukanlah hal aneh di antara bangsa Arab adalah bahwa ‘Aisyah sebelumnya sudah dilamar oleh Jubair bin Muth’im. Jika kalian mencela pernikahan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan ‘Aisyah radhiallahu ‘anha karena perbedaan usia di antara keduanya adalah 44 tahun, maka apa yang Anda katakan terhadap pernikahan Maria ‘Perawan Suci’ ‘alaihas salam dengan Yoseph yang berumur 89 tahun sementara Maria 12 tahun, yang di usia itu ia melahirkan Isa ‘alaihis salam?! Jadi perbedaan usia di antara keduanya adalah 77 tahun. Ucapan ini telah ditetapkan dalam ensiklopedi Katolik.
Sebagaimana saya berharap kepada Anda untuk merenungkan usia Maria saat dia melahirkan Isa ‘alaihis salam. Kala itu umurnya adalah 12 tahun. Ini merupakan bukti bahwa bukanlah sesuatu yang asing – di zaman itu – jika seorang gadis seusia itu melahirkan. Hingga al-Kitab Anda tidak menyebutkan keterkejutan manusia karena usia dininya, akan tetapi al-Kitab menyebutkan keterkejutan manusia karena dia melahirkan tanpa suami. Maksudnya, bahwa wajar pada zaman itu seorang gadis melahirkan seusia itu. Hal ini berarti bahwa seorang gadis yang telah melahirkan dengan usia seperti ini haruslah telah menikah dua atau tiga tahun sebelumnya. Maka jadilah usia itu sama persis dengan usia pernikahan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan ‘Aisyah. Hanya saja ‘Aisyah radhiallahu ‘anha tidak melahirkan. Maka serahkan pemberian hukum tersebut kepada keadilan dan kejujuran Anda. Harapan saya sangat besar terhadap keunggulan akal anda.
Adapun tentang poligami beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka seandainya prioritas beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah wanita dan menikmati mereka, maka pastilah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melakukannya pada usia muda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, di mana tidak ada beban kerasulan, tidak berat, dan tidak lemah karena usia tua, bahkan itu adalah masa kuatnya anak muda. Hanya saja, saat kita melihat kepada kehidupan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam di usia muda, kita menemukan bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam hidup membujang dari itu semua, hingga beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam rela menikah dengan seorang wanita tua Khodijah yang telah berusia 40 tahun sementara beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam kala itu berusia 25 tahun. Dan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam terus merasa cukup dengan menyertai istri beliau tersebut hingga sang istri wafat dalam usia 65 tahun.
Seandainya beliau suka menikah dengan yang lain maka tidak ada yang menghalangi beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam secara syar’i, terutama lagi bahwa poligami adalah sesuatu yang dianggap biasa oleh masyarakat jahiliyah, akan tetapi beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam rela hidup bersama istri beliau hingga sang istri wafat.
Lalu pada saat beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam ingin menikah setelah wafatnya Khadijah radhiallahu ‘anha, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menikah dengan Saudah radhiallahu ‘anha untuk menghibur hati dan kesepiannya setelah kematian suaminya. Dan kala itu, Saudah sudah berusia lanjut yang tidak mungkin lagi bagi seorang laki-laki menginginkan apa yang ada padanya. Ini menunjukkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki tujuan kemanusiaan, kemasyarakatan dan tujuan semacamnya dalam pernikahan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Seandainya tujuan dari pernikahan tersebut adalah berjalan di balik syahwat, atau bersama dengan nafsu birahi, atau hanya sekedar menikmati kaum wanita, maka pastilah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menikah pada usia muda, tidak pada usia tua. Pastilah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam akan menikahi gadis, bukan janda-janda tua. Lalu mengapa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggalkan pernikahan dengan gadis-gadis perawan, lalu menikahi para janda?! Lalu mengapa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berpoligami di awal-awal usia dan permulaan masa dewasa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam?! Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berpoligami kecuali setelah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mencapai usia tua, yaitu saat beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melewati usia 50 tahun. Dan pada saat beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berpoligami, maka seluruh istri beliau adalah janda, kecuali ‘Aisyah radhiallahu ‘anha yang perawan. Dialah satu-satunya wanita yang dinikahi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam usia anak-anak. Yang kemudian ‘Aisyah radhiallahu ‘anha hidup selama 50 tahun sepeninggal beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan mengajarkan perkara agama kepada kaum muslimin. Dia seperti pengajar wanita pertama dalam sejarah Islam. Inilah hikmah dari Allah, di mana beliau menikahinya di usia dini untuk memudahkannya dalam menghafal dan memahami Islam.
Dengan ini, menjadi jelaslah kebatilan syubhat tersebut. Sebaliknya kami mendapatkan dalam al-Kitab Anda penyebutan wanita (istri dan gundik) Nabi Sulaiman sejumlah 1000 (seribu) orang wanita. Disebutkan di dalam I Raja-Raja (11:2,3): ”…Hati Salomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta. Ia mempunyai tujuh ratus istri dari kaum bangsawan dan tiga ratus gundik….”
Juga wanita (istri dan gundik) milik Nabi Rehabeam berjumlah 78, seperti disebutkan dalam II Tawarikh: “Rehabeam mencintai Maakha, anak Absalom itu, lebih daripada semua isteri dan gundiknya, ia mengambil delapan belas isteri dan enam puluh gundik dan memperanakkan dua puluh delapan anak laki-laki dan enam puluh anak perempuan.”
Bapak-bapak kalian iman dengan seluruh nabi tersebut, dan tidak gugur kenabian mereka dengan keberadaan poligami mereka, lalu bagaimana Anda menjatuhkan kenabian Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam padahal beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berpoligami lebih sedikit dari mereka?
Bagaimana anda mencela poligami Nabi kami dan mencacinya? Dan anda menganggap hal ini termasuk aib dan harus bersih dari kedudukan kenabian? Sementara al-Kitab Anda menyebutkan poligami nabi-nabi besar dan menganggapnya sebagai perkara biasa dan wajar, hingga jumlah istri seorang Nabi mencapai 1000 orang?!!
Bahkan al-Kitab Anda menyebutkan perzinahan nyata, kesyirikan, pengkhianatan, dan pencurian dari Nabi Daud, Salomo dan Yakub yang bertolak belakang dengan kenabian!! Kejahatan tersebut lebih besar daripada poligami yang disebutkan oleh al-Kitab Anda, lalu bagaimana ada orang yang tidak menggugurkan kenabian mereka – padahal perbuatan yang dinisbatkan kepada mereka sangat keji – sementara dia menggugurkan kenabian Nabi kami Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya karena sekedar poligami saja?!!
Sesungguhnya Allah ingin membongkar kejelekan agama Nasrani yang merupakan bikinan manusia. Karena hanya dengan celaan Anda terhadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Kitabullah maka itu adalah celaan juga terhadap kitab suci Anda, seandainya niat Anda ikhlas, dan bagus penelitian Anda. Hal ini akan menjadikan kalian berada di hadapan dua pilihan:
Anda menahan lisan, tidak membicarakan tentang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, atau Anda mengaku bahwa kitab suci Anda telah diubah-ubah, karena kitab tersebut telah menyebutkan poligami, kejahatan, perzinahan, pengkhianatan, dan kesalahan-kesalahan para Nabi yang tidak layak dilakukan oleh para Nabi dan itu mengugurkan kenabian mereka.
Sesungguhnya orang obyektif lagi berakal ketika merenungkan hal ini, akan mendapatkan bahwa pernikahan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah untuk suatu hikmah agung, tujuan mulia lagi terpuji, juga merupakan pengorbanan besar dalam menjalankan kemaslahatan dakwah Islam. Dan sesungguhnya saya akan membantu Anda untuk sampai kepada kebenaran, yaitu kirimkanlah jawaban saya ini kepada gereja mana saja di dunia ini, kemudian setelah itu lihatlah jawaban mereka, apakah memuaskan Anda atau tidak? Ini jika mereka menjawab surat Anda, dan saya berjanji akan memuatnya di majalah. Bahkan majalah akan menerjemahkan bantahan manapun dari bahasa manapun kepada bahasa Indonesia melalui kantor penerjemahan yang terpercaya dan kami akan memuat jawaban tersebut secara sempurna. Sesungguhnya ini adalah kesempatan saat kami mengizinkannya, dan tidak mungkin selain kami mengizinkannya. Oleh karena itu, ini adalah kesempatan bersejarah bagi Anda dan selain Anda dari orang-orang Nasrani. Saya berharap anda memanfaatkan sebaik-baiknya. Terutama orang seperti Anda yang tengah mencari kebenaran. Kami akan menunggu keikutsertaan gereja manapun, dan waktu kami senantiasa terbuka bagi Anda sekalian. Jika kebenaran itu bersama kalian maka kami telah membiayainya untuk menyebarkannya, dan itu adalah sebuah kesempatan bagi Anda sekalian untuk manasranikan kaum muslimin, kami suguhkan kepada Anda semua gratis tanpa imbalan.
Semoga salam kesejahteraan tetap tercurahkan kepada Nabi kita Isa, dan Ibunya, Maryam, sang perawan suci ‘alaihas salam.*
Rujukan al-Kitab:
- Bahasa Indonesia dan Inggris : Program al-Kitab 2.70 oleh JF. Kasenda, dengan rujukan situs Yayasan Sabda di http://www.sabda.org. Yang seluruh teks tersebut adalah hak cipta Lembaga Alkitab Indonesia LAI
- Bahasa Arab: http://www.stmaryelgolf.com/readings.
_

Bagian 3

Pada edisi yang lalu, kami telah menjawab permasalahan poligami Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam, akan tetapi masih tersisa satu masalah, yaitu wanita kristiani penulis surat tersebut menganggap bahwa poligami Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam adalah termasuk zina – sekali-kali itu tidak benar -, dia menyebutkan:
“SEDANGKAN dalam matius 5:28, Yesus berkata, ‘Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkanya sudah berzina dengan dia di dalam hatinya.”
Oleh karena itu pada edisi ini saya akan meluruskannya. Sebelum saya memulai, saya harus menghaturkan ucapan syukur kepada penulis surat itu akan adab dan akhlaknya yang baik. Ini jelas nyata dari keimanannya, bahwa hanya dengan sekedar pandangan buruk terhadap seorang wanita sudah tergolong perzinaan. Sekalipun ternyata perbuatan mayoritas orang-orang Nasrani berbeda dengan keyakinan iman mereka. Pantai-pantai telanjang (bugil) banyak menyebar di Negara-negara Nasrani, demikian pula penyimpangan seksual dan moral pun banyak menyebar di tengah-tengah mereka. Akan tetapi, karena sebagian kaum muslimin pun juga melakukan sebagian perbuatan-perbuatan keji tersebut, maka wajib bagi kita, sebagai bagian dari keadilan untuk tidak menjadikan kesalahan (oknum-oknum) kedua belah fihak sebagai standar kebenaran atau kesalahan agama masing-masing. Akan tetapi kita akan berhukum kepada Bibel agar kita tahu apa yang dikatakannya. Tidak penting bagi saya apa yang dikatakan oleh orang-orang Nasrani, akan tetapi yang penting adalah apa yang dikatakan oleh Bibel. Demikian pula tidak penting bagi saya apa yang dikatakan oleh kaum muslimin, akan tetapi yang penting adalah apa yang dikatakan oleh al-Qur’an.
Sesungguhnya para pendeta Nasrani berusaha dengan berbagai cara untuk menyematkan perkara-perkara buruk Nasrani di dalam Bibel kepada Islam. Orang-orang Yahudi telah menuduh Maryam Perawan Suci alaihas salam di dalam Talmudz bahwa dia adalah wanita pezina – sekali-kali itu tidak benar – dan bahwa al-Masih ‘alaihi salam adalah putra zina – sekali-kali tidak benar – buah dari hubungan tidak syar’i antara ibunya dengan seorang tentara Rumania bernama Pandera. Dan hingga hari ini kita mendatapi bahwa buku-buku, serta berbagai ensiklopedi Yahudi menyebut al-Masih dengan sebuah Ben Pandera (putra Pandera), dan mensifati ibunya dengan pezina. Kemudian kita belum pernah sama sekali mendapati ada satu orang Nasrani yang mengcounter (membantah) orang-orang Yahudi dan berusaha membela Tuhannya atau Ibu Tuhannya.
Termasuk kontradiksi aneh, bahwa orang-orang Nasrani menggunakan al-Qur’anul Karim untuk menetapkan kesucian Maryam Perawan Suci, karena memang al-Qur’an adalah satu-satunya kitab yang membelanya dari tuduhan keji Yahudi. Sementara Bibel sama sekali tidak membelanya walaupun sekali. Akan tetapi orang-orang Nasrani malah menuduh orang yang kepadanya al-Qur’an diturunkan (maksudnya Nabi Muhammad saw yang berpoligami itu, sebagaimana nabi-nabi yang lain) sebagai seorang pezina!! Sekali-kali tidak, demi Allah.
Ini sekedar muqaddimah dari saya secara ringkas karena saya mengetahui tujuan dari penanaman syubhat tersebut di akal Anda sekalian. Saya memaklumi Anda, karena melihat sedikitnya ilmu dan penelitian Anda, apakah terhadap agama Nasrani maupun terhadap Islam. Sebenarnya tuduhan zina Anda terhadap Nabi Sholallahu ‘alaihi wa sallam adalah kelanjutan dari perjalanan Bibel yang telah mensifati para nabi dengan perzinaan. Jadi Anda adalah lulusan dari madrasah (sekolahan) tersebut, tanpa Anda sadari.
Saya akan mengajak Anda untuk melakukan perjalanan singkat ke dalam Bibel, agar Anda bisa mengetahui bagaimana Anda bisa menjadi kelanjutan dari madzhab penuduhan para nabi dengan perzinaan. Dan tuduhan seperti ini tidak pernah bersumber dari seorang atheis pun yang tidak beriman dengan keberadaan Allah, lalu bagaimana dengan Anda sekalian yang mengaku cinta kepada Allah, tapi dalam waktu bersamaan kalian menghinakan para Nabi-Nya?!!
Nabi Lot (Luth) berzina dengan putri-putrinya:
Kejadian (19:30-38): Pergilah Lot dari Zoar dan ia menetap bersama-sama dengan kedua anak perempuannya di pegunungan, sebab ia tidak berani tinggal di Zoar, maka diamlah ia dalam suatu gua beserta kedua anaknya. Kata kakaknya kepada adiknya: “Ayah kita telah tua, dan tidak ada laki-laki di negeri ini yang dapat menghampiri kita, seperti kebiasaan seluruh bumi. Marilah kita beri ayah kita minum anggur, lalu kita tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita.” Pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu masuklah yang lebih tua untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun. Keesokan harinya berkatalah kakaknya kepada adiknya: “Tadi malam aku telah tidur dengan ayah; baiklah malam ini juga kita beri dia minum anggur; masuklah engkau untuk tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita.” Demikianlah juga pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu bangunlah yang lebih muda untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun. Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu dari ayah mereka. Yang lebih tua melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Moab; dialah bapa orang Moab yang sekarang. Yang lebih mudapun melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ben-Ami; dialah bapa bani Amon yang sekarang.
Nabi Daud berzina dengan istri tetangganya:
II Samuel (11:2-5): Pada suatu sore, setelah Daud bangun tidur, ia berjalan-jalan di atap istana yang datar itu. Dari situ ia melihat seorang wanita sedang mandi, dan wanita itu sangat cantik. Lalu Daud menyuruh menanyakan siapa wanita itu, dan diberitahu kepadanya bahwa wanita itu bernama Batsyeba; ayahnya bernama Eliam dan suaminya adalah Uria orang Het. Daud menyuruh menjemput wanita itu, dan setelah ia datang ke istana, Daud tidur bersamanya. (Batsyeba baru saja selesai melakukan upacara penyucian sehabis haid). Lalu pulanglah ia ke rumahnya. Beberapa waktu kemudian Batsyeba mulai mengandung, lalu ia mengirim kabar kepada Daud tentang hal itu.
Tuhan memberikan istri Daud kepada kerabatnya agar dia berzina dengan istri-istrinya:
II Samuel (12:10-11): Karena engkau tidak mentaati Aku dan kauambil istri Uria, maka dalam setiap keturunanmu turun-temurun ada yang mati terbunuh. Aku bersumpah akan menimpakan malapetaka terhadapmu yang datangnya dari keluargamu sendiri. Aku akan mengambil istri-istrimu di depan matamu sendiri dan Kuberikan kepada orang lain yang akan tidur bersama mereka pada siang bolong.
Amnon putra Daud berzina dengan adik wanitanya:
II Samuel (13:10-14): Lalu berkatalah Amnon kepada Tamar: “Bawalah makanan itu ke dalam kamar, supaya saya memakannya dari tanganmu.” Tamar mengambil kue yang disediakannya itu, lalu membawanya kepada Amnon, kakaknya, ke dalam kamar. Ketika gadis itu menghidangkan kepadanya supaya ia makan, dipegangnyalah gadis itu dan berkata kepadanya: “Marilah tidur dengan aku, adikku.” Tetapi gadis itu berkata kepadanya: “Tidak kakakku, jangan perkosa aku, sebab orang tidak berlaku seperti itu di Israel. Janganlah berbuat noda seperti itu. Dan aku, ke manakah kubawa kecemaranku? Dan engkau ini, engkau akan dianggap sebagai orang yang bebal di Israel. Oleh sebab itu, berbicaralah dengan raja, sebab ia tidak akan menolak memberikan aku kepadamu.” Tetapi Amnon tidak mau mendengarkan perkataannya, dan sebab ia lebih kuat dari padanya, diperkosanyalah dia, lalu tidur dengan dia.”
Tuhan menyuruh Hosea untuk mengawini wanita pezina:
Hosea (1:2): Ketika Tuhan mulai berbicara dengan perantaraan Hosea, berfirmanlah Ia kepada Hosea: “Pergilah, kawinilah seorang perempuan sundal dan peranakkanlah anak-anak sundal, karena negeri ini bersundal hebat dengan membelakangi Tuhan.”
Ruben, Putra Ya’qub berzina dengan gundik Ya’qub:
Kejadian (35:22): Ketika Israel diam di negeri ini, terjadilah bahwa Ruben sampai tidur dengan Bilha, gundik ayahnya, dan kedengaranlah hal itu kepada Israel. (35-22b) Adapun anak-anak lelaki Yakub dua belas orang jumlahnya.
Nabi Simson pergi ke Gaza lalu melihat seorang pelacur, lalu menemuinya:
Hakim-Hakim (16:1): Pada suatu kali, ketika Simson pergi ke Gaza, dilihatnya di sana seorang perempuan sundal, lalu menghampiri dia.
Nabi Yehezkiyel menyemangati kaum wanita untuk berzina dan melakukan perbuatan keji:
Yehezkiyel (16:33-34): Kepada semua perempuan sundal orang memberi upah, tetapi engkau sebaliknya, engkau yang memberi hadiah umpan kepada semua yang mencintai engkau sebagai bujukan, supaya mereka dari sekitarmu datang kepadamu untuk bersundal. Maka dalam persundalanmu engkau adalah kebalikan dari perempuan-perempuan yang lain; bukan orang yang mengejar engkau hendak bersundal; tetapi engkau yang memberi upah persundalan, sedang engkau tidak diberi apa-apa; itulah kebalikannya padamu.
Lalu lihat juga Kejadian (12: 10-19) bagaimana Abraham menyerahkan istrinya kepada Fir’aun untuk mendapatkan kebaikan karenanya. Lalu apakah Anda menyangka bahwa Bibel mencukupkan diri dengan ini lalu diam? Tidak, lebih dari itu, dia telah berbuat lancang dengan menjadikan nasab keturunan Tuhan mereka dari nasab perzinaan dan kekejian. Maka marilah sekarang kita melihat apa yang dikatakan Injil tentang nasab Yesus:Matius (1:3) menyebutkan kerusakan nasab Yesus, dan bahwa kakek buyut Tuhan adalah para pezina:
1:3 Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram.
Jadi, dengan pengakuan Bibel sendiri, kakek pertama dari Yesus adalah para pezina, keduanya adalah Yehuda dan Tamar, lalu dari perzinaan mereka, lahirlah Peres, salah satu Kakek buyut Yesus. Lalu siapakah Yehuda, dan siapa pula Tamar? Yehuda adalah seorang Nabi, dan Tamar adalah istri putranya (menantunya). Maka Nabi Yehuda berzina dengan istri putranya, Tamar. Itu adalah perzinaan dengan mahram, maka jadilah asal usul Yesus dari keturunan perzinaan. Kita akan jadikan Injil berbicara sendiri tentang kisah tersebut:
Kejadian (38:12-30) Setelah beberapa lama matilah anak Syua, isteri Yehuda. Habis berkabung pergilah Yehuda ke Timna, kepada orang-orang yang menggunting bulu domba-dombanya, bersama dengan Hira, sahabatnya, orang Adulam itu. Ketika dikabarkan kepada Tamar: “Bapa mertuamu sedang di jalan ke Timna untuk menggunting bulu domba-dombanya,” maka ditanggalkannyalah pakaian kejandaannya, ia bertelekung dan berselubung, lalu pergi duduk di pintu masuk ke Enaim yang di jalan ke Timna, karena dilihatnya, bahwa Syela telah menjadi besar, dan dia tidak diberikan juga kepada Syela itu untuk menjadi isterinya. Ketika Yehuda melihat dia, disangkanyalah dia seorang perempuan sundal, karena ia menutupi mukanya. Lalu berpalinglah Yehuda mendapatkan perempuan yang di pinggir jalan itu serta berkata: “Marilah, aku mau menghampiri engkau,” sebab ia tidak tahu, bahwa perempuan itu menantunya. Tanya perempuan itu: “Apakah yang akan kauberikan kepadaku, jika engkau menghampiri aku?” Jawabnya: “Aku akan mengirimkan kepadamu seekor anak kambing dari kambing dombaku.” Kata perempuan itu: “Asal engkau memberikan tanggungannya, sampai engkau mengirimkannya kepadaku.” Tanyanya: “Apakah tanggungan yang harus kuberikan kepadamu?” Jawab perempuan itu: “Cap meteraimu serta kalungmu dan tongkat yang ada di tanganmu itu.” Lalu diberikannyalah semuanya itu kepadanya, maka ia menghampirinya. Perempuan itu mengandung dari padanya. Bangunlah perempuan itu, lalu pergi, ditanggalkannya telekungnya dan dikenakannya pula pakaian kejandaannya. Adapun Yehuda, ia mengirimkan anak kambing itu dengan perantaraan sahabatnya, orang Adulam itu, untuk mengambil kembali tanggungannya dari tangan perempuan itu, tetapi perempuan itu tidak dijumpainya lagi. Ia bertanya-tanya di tempat tinggal perempuan itu: “Di manakah perempuan jalang, yang duduk tadinya di pinggir jalan di Enaim itu?” Jawab mereka: “Tidak ada di sini perempuan jalang.” Kembalilah ia kepada Yehuda dan berkata: “Tidak ada kujumpai dia; dan juga orang-orang di tempat itu berkata: Tidak ada perempuan jalang di sini.” Lalu berkatalah Yehuda: “Biarlah barang-barang itu dipegangnya, supaya kita jangan menjadi buah olok-olok orang; sungguhlah anak kambing itu telah kukirimkan, tetapi engkau tidak menjumpai perempuan itu.” Sesudah kira-kira tiga bulan dikabarkanlah kepada Yehuda: “Tamar, menantumu, bersundal, bahkan telah mengandung dari persundalannya itu.” Lalu kata Yehuda: “Bawalah perempuan itu, supaya dibakar.” Waktu dibawa, perempuan itu menyuruh orang kepada mertuanya mengatakan: “Dari laki-laki yang empunya barang-barang inilah aku mengandung.” Juga dikatakannya: “Periksalah, siapa yang empunya cap meterai serta kalung dan tongkat ini?” Yehuda memeriksa barang-barang itu, lalu berkata: “Bukan aku, tetapi perempuan itulah yang benar, karena memang aku tidak memberikan dia kepada Syela, anakku.” Dan ia tidak bersetubuh lagi dengan perempuan itu. Pada waktu perempuan itu hendak bersalin, nyatalah ada anak kembar dalam kandungannya. Dan ketika ia bersalin, seorang dari anak itu mengeluarkan tangannya, lalu dipegang oleh bidan, diikatnya dengan benang kirmizi serta berkata: “Inilah yang lebih dahulu keluar.” Ketika anak itu menarik tangannya kembali, keluarlah saudaranya laki-laki, dan bidan itu berkata: “Alangkah kuatnya engkau menembus ke luar,” maka anak itu dinamai Peres. Sesudah itu keluarlah saudaranya laki-laki yang tangannya telah berikat benang kirmizi itu, lalu kepadanya diberi nama Zerah.”
Maka apakah berhak bagi Yehuda seorang nabi untuk berzina? Dia seorang nabi lalu dia berzina? Dia pergi ke pasar, lalu mendapati seorang wanita dan dia tidak tahu bahwa itu adalah istri putranya, lalu dia berzina dengannya? Lalu apakah boleh berzina dengan selain istri anaknya? Kemudian bagaimana Tamar mengizinkan dia untuk berzina dengan dirinya? Jika Yehuda tidak tahu, maka Tamar tahu bahwa dia adalah seorang Nabi sekaligus mertuanya, lalu dia berzina dengannya seperti periwayatan Bibel?!! Sesungguhnya para pendusta, yaitu para penulis kisah ini tidak menganggap aib perzinaan Nabi Yehuda, bahkan tidak menganggap perzinaan itu sendiri sebagai sebuah aib, kecuali jika berzina dengan istri putranya. Maka apakah ini adalah risalah yang dikatakan oleh Bibel kepada kita?! Dan yang aneh di dalam bibel, bahwa Allah sama sekali tidak menghukum Yehuda, bahkan sama sekali tidak menyinggung kesalahan zina tersebut, lalu kitab tersebut dinasabkan kepada Allah?!! Maka apakah masuk akal Bibel berkata: “Saat engaku melihat wanita pelacur di jalan, atau di pasar, maka mintalah darinya untuk melakukan perzinaan?!! Maka apakah ini adalah firman dan wahyu Allah?!!
Demikian pula Matius (1:5) mengakui bahwa Yesus berasal dari keturunan zina:1:5 Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai, Berikut ini adalah kisahnya, dan biarkanlah Injil mengisahkannya sendiri:
Yosua (2:1) Yosua bin Nun dengan diam-diam melepas dari Sitim dua orang pengintai, katanya: “Pergilah, amat-amatilah negeri itu dan kota Yerikho.” Maka pergilah mereka dan sampailah mereka ke rumah seorang perempuan sundal, yang bernama Rahab, lalu tidur di situ.”
Maka buyut Yesus selanjutnya adalah pezina, mereka adalah Salmon dan Rahab, lalu melahirkan anak Boas, salah satu kakek buyut Yesus.
Oleh karena itu, hanya dengan anggapan Anda bahwa poligami Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa sallam adalah bagian dari perzinaan, maka saya katakan bahwa hal itu tidak hanya tuduhan batil, tetapi saya katakan bahwa itu adalah tuduhan putus asa untuk menutupi garis keturunan zina bagi Yesus yang disebutkan oleh Bibel. Juga menutupi penyebutan para nabi adalah para pezina, maka wajib melekatkan tuduhan serupa terhadap Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam agar beliau tidak jadi lebih utama dari mereka. Lalu mereka mengatakan bahwa beliau Shollallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang pezina – begitu logikanya kira-kira – wal ’iyadzu billah.
Sebaliknya, jika Anda meneliti al-Qur’anul Karim, akan menjadi jelas bagi setiap orang yang adil akan dua hal:
Pertama, bahwa al-Qur`anul Karim sama sekali tidak berkontradiksi dalam urusan perzinaan atau yang lainnya, Anda tidak akan menemukan sama sekali satu ayatpun yang berkontradiksi dengan ayat lain seperti kontradiksi yang terjadi pada Bibel.
Kedua, bahwa Allah Subhanaahu wa Ta’ala telah berfirman di dalam al-Qur’anul Karim:

وَلا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلا

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’: 32)
Dan al-Qur’an tidak mengatakan, ‘Jangan berzina.’ Allah Subhanaahu wa Ta’ala telah memberikan peringatan dan mengharamkannya dengan hanya sekedar mendekati perzinaan.
Cukuplah saya dengan dalil ini, jika tidak, maka dalil-dalil akan haramnya perzinaan di dalam al-Qur’an sangatlah banyak. Maka bandingkanlah pembicaraan al-Qur’an dengan Bibel. Jadilah Anda seorang yang adil jika Anda ingin sampai kepada kebenaran. Boleh bagi Anda untuk menyampaikan jawaban saya kepada gereja manapun di dunia ini. Anda akan melihat bahwa mereka tidak akan bisa menjawab. Jika salah satu di antara mereka berpikir untuk menjawab, maka jawabannya tidak akan pernah memuaskan. Saya berharap supaya ada satu saja yang menjawab, agar Anda bisa tenang dan yakin, serta membawa Anda juga yang lain kepada hakikat kebenaran yang hilang dan terhalangi dari Anda sekalian.
Semoga salam kesejahteraan tetap tercurah kepada Nabi kita Isa ‘alaihis salam yang mulia nasabnya, serta kepada ibunya Maryam (Bunda Maria) sang perawan suci ‘alaihas salam.*
_

Bagian 4

Kita masih menghadirkan syubhat yang ada pada surat wanita Nasrani dari Malaysia dengan urutan seperti yang ada pada suratnya. Pada edisi ini, kita akan menjawab syubhat sebagai berikut:
Dalam al-Qur`an tertulis dilarang membunuh. Akan tetapi mengapa pengikut Muhammad pada zaman dahulu meletakkan pedang di leher orang yang non Islam dan mengatakan, ‘Kamu masuk Islam, kamu selamat.’ Dan juga ada ajaran tentang bunuh suci (berjihad). Selain itu, Muhammad mengajarkan bahwa siapa yang membunuh orang Kristen mendapat 7 pahala. Apa itu yang disebut jangan membunuh dan apa itu bukan dosa? Matius 5:22a, Yesus berkata, ‘Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum. Maksudnya, orang yang memfitnah saja sudah sama dengan membunuh.
Jawab: Sesungguhnya saya senang sekali dengan pengajuan Anda akan syubhat ini sehingga saya bisa leluasa mengoreksi pemahaman Anda dan juga pemahaman orang-orang Nasrani selain Anda yang salah terhadap agama Islam. Tidak diragukan lagi bahwa perkara ini termasuk syubhat yang para pemuka agama Anda menutup-nutupinya dari Anda. Perkara ini akan menjadi jelas bagi Anda dengan jawaban saya.
Anda, dengan syubhat ini mengklaim bahwa Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam telah menyelisihi perintah Rabb-Nya yang telah datang di dalam al-Qur’an yang mulia. Jelas, ini tidaklah benar. Karena Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam telah mengharamkan membunuh orang-orang kafir mu’ahad (orang selain Islam yang terikat perjanjian damai dengan kaum muslimin) seraya menyebutkan ancaman keras dalam hal tersebut, beliau Sholallohu `alaihi wa sallam bersabda:

«مَنْ قَتَلَ مُعَاهَداً لَمْ يَرَحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ، وَإِنَّ رِيحَهَا تُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ أَرْبَعِينَ عَاماً»

“Barangsiapa membunuh seorang kafir mu’ahad, maka dia tidak akan mencium bau sorga, dan sesungguhnya bau sorga bisa didapat dari perjalanan 40 tahun.” (HR. al-Bukhari (2995))
Jadi, dari sini kita bisa mengetahui bahwa tujuan pembunuhan terlarang yang disebutkan dalam al-Qur`an dan sunnah Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam adalah membunuh kafir mu’ahad, dan bukan kafir harbi (orang selain Islam yang memusuhi dan memerangi kaum muslimin). Bahkan terhadap orang-orang kafir, Islam telah meletakkan berbagai aturan dalam memerangi mereka, yaitu tidak menyakiti anak-anak, wanita, orang-orang tua, orang sakit, bahkan hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Sesungguhnya Islam telah mewajibkan kepada seseorang yang salah bunuh terhadap seorang kafir Dzimmi (orang selain Islam yang tunduk di bawah hukum Islam) untuk membayar diyat (harta denda) dan kaffarah (tebusan). Maka bagaimana jika dia terbunuh dengan sengaja?! Tentu itu menjadi kejahatan terbesar, dan dosanya menjadi lebih besar. Allah Subhanaahu wa Ta’ala berfirman dalam al-Qur’an:

وَإِنْ كَانَ مِنْ قَوْمٍ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِيثَاقٌ فَدِيَةٌ مُسَلَّمَةٌ إِلَى أَهْلِهِ وَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ مُؤْمِنَةٍ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ تَوْبَةً مِنَ اللَّهِ

“… jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Barangsiapa yang tidak memperolehnya, maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut untuk penerimaan taubat daripada Allah…” (QS. An-Nisa’: 92)
Sesungguhnya agama Islam adalah agama keadilan, bukan agama kezhaliman serta permusuhan. Pandangan Islam kepada kemanusiaan dipenuhi dengan rahmat dan kasih sayang. Tidak mungkin Islam tidak seperti ini, karena agama Islam adalah agama terakhir yang disyariatkan oleh Allah Subhanaahu wa Ta`ala , dan Dia telah memerintahkan kepada seluruh umat manusia untuk masuk ke dalamnya. Sebagaimana Allah Subhanaahu wa Ta`ala telah mewahyukan dengan agama ini dan telah menurunkannya kepada dada makhluk yang paling penyayang, yaitu Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa sallam. Saksi akan hal itu adalah firman Allah Subhanaahu wa Ta’ala:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiya’: 107)
Dari sinilah segala perintah datang di dalam al-Qur’an dan sunnah Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam bagi kaum muslimin untuk mendakwahi manusia kepada pengesaan Allah, mencurahkan harta, waktu, dan jiwa di jalan Allah. Tidaklah itu semua dilakukan kecuali sebagai rahmat, kasih sayang kepada seluruh alam, yaitu untuk menyelamatkan mereka dari penyembahan kepada hamba, menuju kepada penyembahan kepada Pencipta para hamba, serta mengeluarkan mereka dari kesempitan dunia menuju keluasan dunia dan akhirat.
Allah Subhanaahu wa Ta’ala berfirman:

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran: 104)
Ketika Islam ini menyebar, maka dia menyebar dengan hujjah dan bayan (bukti dan penjelasan) bagi orang yang mendengar penyampaiannya dan menjawab panggilannya. Dan tidak pernah Islam ini tersebar dengan kekuatan dan pedang, kecuali kepada orang-orang yang menentang lagi sombong dari membayar jizyah lalu memerangi kaum musilimin. Islam tidak memaksa siapun untuk masuk ke dalamnya, berdasarkan firman Allah Subhanaahu wa Ta’ala:

لا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)…” (QS. al-Baqarah: 256)
Penyebab yang menjadikan Islam tidak memaksa seorang pun untuk masuk ke dalamnya adalah karena ikhlas dan jujur termasuk syarat diterimanya keIslaman. Seorang Nasrani berhak untuk tetap dalam agamanya di dalam negeri Islam, demikian pula orang Yahudi dan agama-agama selain mereka. Sejarah kaum muslimin telah menyaksikan tetap tinggalnya orang-orang non muslim di negeri Islam tanpa ada paksaan untuk mengubah agama mereka.
Saya akan katakan kepada Anda satu perkara yang akan menjadikan Anda takjub terhadap toleransi agama Islam dalam masalah jizyah. Jizyah itu diwajibkan atas orang-orang yang mampu membayar saja dari golongan non muslim yang memiliki tanah pertanian, atau perniagaan. Adapun orang-orang fakir, maka mereka tetap ada pada agama mereka jika mereka menginginkannya, dan lebih dari itu mereka juga dinafkahi kehidupan mereka dari baitul mal kaum muslimin. Demi Allah, agama mana yang lebih agung dari ini?!!
Saat Khalifah Umar Rodiallahu ‘anhu menemukan ada seorang tua Yahudi yang meminta-minta, maka dia perintahkan agar dia dinafkahi dari baitul mal kaum muslimin. Demikian pula dia perintahkan agar orang-orang Nasrani yang sakit dinafkahi dari baitul mal kaum muslimin tanpa harus memanfaatkan sakit, kelemahan dan kefakiran mereka untuk mendakwahi mereka kepada Islam seperti yang dilakukan oleh para misionaris pada masa ini di rumah-rumah sakit Nasrani, dimana rumah-rumah sakit tersebut tidak dibangun di negeri islam yang miskin kecuali untuk mengkristenkan mereka.
Adapun penaklukan-penaklukan Islam, maka manusia kala itu diberikan pilihan antara masuk Islam, membayar jizyah, atau berperang. Jadi Islam sama sekali tidak memaksaan Islam kepada siapapun. Akan tetapi bumi ini adalah bumi Allah, maka asma Allah haruslah ditinggikan di atasnya, dan tidak boleh seorang pun dihalang-halangi dalam memasuki agama Islam. Dan inilah yang dipuji dari Islam. Dikarenakan seluruh agama yang manusia memeluknya adalah bikinan manusia, bukan dari Tuhannya manusia. Oleh karena itu, menjadi suatu kewajiban atas manhaj rabbani (metode, jalan ketuhanan) untuk membebaskan manusia dari penghambaan kepada makhluk menuju kepada penghambaan terhadap Tuhannya makhluk, dan inilah risalah (misi) Islam.
Adapun tuduhan Anda bahwa Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkata, ‘Siapa yang membunuh satu orang Nasrani, baginya 7 pahala,’ maka ini adalah sesuatu yang dibuat-buat terhadap Nabi yang penuh rahmat shollallahu ‘alaihi wa sallam, dimana agama-agama sesat lagi menyimpang itu tidak akan terus bertahan kecuali dengan merusak nama baik Islam dan akhlak Nabi kaum muslimin. Sekarang mintalah dalil atas perkataan itu dari gereja mana saja, dari mana ucapan itu, maka Anda akan mendapati bahwa ungkapan itu adalah ucapan tanpa dalil (bukti).
Setelah saya koreksi pemahaman Anda dan pemahaman orang-orang Nasrani yang salah terhadap agama Islam, izinkan saya untuk memberikan komentar akan dalil Anda dengan menggunakan perkataan Yesus:
‘Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum…’ (Matius: 5:22) Maksudnya, orang yang memfitnah saja sudah sama dengan membunuh.
Sekalipun dalil tersebut tidak pada tempatnya, namun kami menyetujui Anda karena kami melihat buah dari ucapan tersebut melalui sejarah Nasrani. Orang-orang Protestan telah melakukan penyembelihan besar-besaran terhadap orang-orang Katholik. Kemudian orang-orang Katholik pun membalasnya dengan penyembelihan besar-besaran terhadap orang-orang Protestan. Hingga korban kala itu mencapai puluhan juta. Ini hanyalah di antara kalian sendiri. Oleh karena itu, Anda telah berdalil dengan suatu perkara yang Anda tidak memahaminya, karena Anda dan banyak orang seperti Anda telah tertipu.
Adapun dalil yang benar, yang wajib Anda gunakan untuk berdalil dari Bible adalah tentang perang, karena syubhat Anda terhadap Islam adalah tentang perang, kemudian setelah itu, bandingkan antara akhlak al-Qur’an yang mulia dan sunnah Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam dengan akhlak Bibel. Dan biarkanlah akal dan keobyektifan Anda yang memberikan hukum:
Disebutkan dalam Yehezkiyel (9:5-6) Dan kepada yang lain-lain aku mendengar Dia berfirman: “Ikutilah dia dari belakang melalui kota itu dan pukullah sampai mati! Janganlah merasa sayang dan jangan kenal belas kasihan. Orang-orang tua, teruna-teruna dan dara-dara, anak-anak kecil dan perempuan-perempuan, bunuh dan musnahkan! Tetapi semua orang yang ditandai dengan huruf T itu, jangan singgung! Dan mulailah dari tempat kudus-Ku!” Lalu mereka mulai dengan tua-tua yang berada di hadapan Bait Suci.
Disebutkan dalam Samuel (15:3) Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai.”
Disebutkan dalam Hosea (13:16 (14-1)) Samaria harus mendapat hukuman, sebab ia memberontak terhadap Allahnya. Mereka akan tewas oleh pedang, bayi-bayinya akan diremukkan, dan perempuan-perempuannya yang mengandung akan dibelah perutnya.
Disebutkan dalam Ulangan (20:10-14) Apabila engkau mendekati suatu kota untuk berperang melawannya, maka haruslah engkau menawarkan perdamaian kepadanya. Apabila kota itu menerima tawaran perdamaian itu dan dibukanya pintu gerbang bagimu, maka haruslah semua orang yang terdapat di situ melakukan pekerjaan rodi bagimu dan menjadi hamba kepadamu. Tetapi apabila kota itu tidak mau berdamai dengan engkau, melainkan mengadakan pertempuran melawan engkau, maka haruslah engkau mengepungnya; dan setelah TUHAN, Allahmu, menyerahkannya ke dalam tanganmu, maka haruslah engkau membunuh seluruh penduduknya yang laki-laki dengan mata pedang. Hanya perempuan, anak-anak, hewan dan segala yang ada di kota itu, yakni seluruh jarahan itu, boleh kau rampas bagimu sendiri, dan jarahan yang dari musuhmu ini, yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, boleh kaupergunakan.
Juga dalam ulangan (20:16-17) Tetapi dari kota-kota bangsa-bangsa itu yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu, janganlah kaubiarkan hidup apapun yang bernafas, melainkan kautumpas sama sekali, yakni orang Het, orang Amori, orang Kanaan, orang Feris, orang Hewi, dan orang Yebus, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu.
Kucukupkan dengan ungkapan-ungkapan tersebut yang sama sekali tidak pernah keluar dari al-Qur’an, dan tidak juga dari agama lain, bahkan saya menghadirkannya untuk Anda dari Bibel. Maka seandainya ungkapan itu berasal dari al-Qur’an kira-kira apa yang akan dikatakan orang-orang Nasrani tentang agama Islam?!
Jawablah saya dengan terus terang, seandainya ungkapan itu ada dalam al-Qur’an atau sunnah, bukankah Anda akan menjadikannya sebagai dalil akan kebengisan agama Islam?! Jika Anda berkeyakinan akan kebengisan agama Islam yang di dalamnya tidak ada ungkapan seperti itu, maka apa yang Anda katakan tentang agama Nasrani yang di dalamnya ada ungkapan seperti itu?!
Jadilah seorang yang jujur, lalu perdengarkanlah jawaban Anda kepada saya. Jika ada satu gereja yang sukarela memberikan jawaban mewakili Anda dan membela agama Nasrani, maka silakan membantah dan kami ucapkan terima kasih. Terutama Gereja Kanada yang telah menawarkan undangan kepada orang-orang awam dari kaum muslimin di Indonesia untuk menghadiri kajian Ilmiah mereka tentang Ilmu Perbandingan Agama di Kanada. Yang kemudian dari sela-sela program tersebut mereka menetapkan kebatilan agama Islam di bawah klaim dusta perbandingan agama mereka. Maka kami berharap agar mereka – dan selain mereka – bisa menetapkan kebatilan agama Islam melalui majalah Qiblati. Dan itu adalah sebuah bantuan dari kami untuk mereka agar turut andil dengan tidak mengurangi harta mereka yang telah mereka keluarkan demi mengadakan program tersebut. Maka selamat datang bagi siapa saja yang maju.
Mudah-mudahan shalawat dan salam tetap tercurah kepada Nabi kita Isa ‘alaihis salam dan Ibunya, Maryam ‘alaihas salam.*
_

Bagian 5

Di dalam surat wanita Nashrani kepada teman muslimahnya terdapat syubhat:
“…dalam ajaran Islam juga dipercaya bahwa malaikat itu takut anjing. Jadi kalau malaikat itu turun membawa berkat terus ada anjing yang menggonggong, malaikatnya lari dong. Hahahahah…”
Jawab:
Pertama, saya memohon kepada Allah hidayah bagi Anda. Tampak bahwa Anda sama sekali tidak mengetahui tentang Islam. Pemahaman Anda bahwa malaikat takut dan lari dari anjing adalah sebuah pemahaman salah, tidak benar. Kemudian Anda beralih kepada pelecehan yang sebenarnya tidak layak Anda lakukan. Akan tetapi, saya memakluminya, karena Anda dan orang-orang Nasrani lainnya adalah korban dari orang-orang yang telah menanam kedustaan dan syubhat di dalam akal pikiran Anda agar mereka bisa membuat citra buruk agama Islam karena ketidakmampuan mereka untuk menetapkan kebenaran agama mereka.
Kedua, para malaikat tidak lari dari anjing, akan tetapi para malaikat hanya tidak mau masuk ke dalam rumah yang di dalamnya ada anjing. Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam hanya bersabda, ‘Malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya ada anjing…’ Jadi perhatikanlah, bahwa tidak ditemukan ungkapan Anda, ‘Malaikat lari dari anjing karena ketakutan…’ Maka di sana terdapat perbedaan antara ungkapan ‘tidak masuk ke dalam rumah yang di dalamnya ada anjing’ dengan ‘Lari dari anjing karena ketakutan’ sebagaimana yang Anda sangka.
Adapun mengapa malaikat tidak masuk ke dalam sebuah rumah yang di dalamnya ada anjing, maka hal itu terjadi karena anjing itu hewan najis. Dia banyak memakan makanan najis dan berlumuran dengannya, demikian pula karena baunya yang tidak enak. Sementara para malaikat adalah makhluk yang dimuliakan, tidak akan kumpul dengan najis dan maksiat untuk selamanya. Sebagaimana pula sebagian syetan berupa seperti rupa anjing, dan tidak layak bagi para malaikat untuk bersama dengan para syetan.
Saya ingin Anda memahami bahwa agama Islam memiliki syariat khusus pada segenap sisi kehidupan. Dan syariat itu adalah sebuah aturan yang mengatur kehidupan kaum muslimin. Dalam masalah ini, Anda harus memahami beberapa perkara berikut ini:
Pertama, bahwa Islam melarang memelihara anjing. Allah menjadikan hukuman bagi orang yang memelihara anjing adalah diharamkannya para malaikat untuk masuk ke dalam rumahnya, demikian pula shalawat, istighfar, dan permintaan keberkahan oleh para malaikat juga diharamkan atasnya. [footnote: Bahkan ada hukuman lain bagi orang yang memlihara anjing di rumah, yaitu setiap hari pahalanya dikurangi satu qirath (HR. Malik, Bukhari, Muslim). Lebih dari itu, kalau anjing atau suara anjingnya mengganggu dan menakuti tetangganya atau orang yang lewat maka itu adalah dosa tersendiri, sebab Nabi Sholallohu `alaihi wa sallam bersabda: “Tidak halal seorang muslim menakuti muslim lain.” (HR. Abu Daud, Turmudzi, Ahmad)]
Kedua, pengharaman ini tidak mencakup seluruh para malaikat, bahkan dikecualikan malaikat hafazhah (yang menjaga) dan katabah (yang menulis amal). Adapun yang terhalang untuk masuk adalah para malaikat yang berkeliling membawa rahmat, permintaan keberkahan dan istighfar.
Adapun malaikat hafazhah dan katabah, maka mereka tidak akan pernah meninggalkan anak cucu Adam dalam setiap keadaan. Karena mereka diperintahkan untuk menghitung dan mencatat amal-amal mereka. Demikian pula malaikat maut yang diperintahkan untuk mencabut nyawa dalam keadaan apapun.
Maka keberadaan anjing di dalam rumah akan merampas keberkahan rumah karena tidak adanya malaikat rahmat yang masuk ke dalamnya. Hal ini berbeda dengan rumah-rumah yang makmur dengan dzikir mengingat Allah, dan shalat, maka malaikat rahmat akan memasukinya.
Ketiga, malaikat tidak hanya tidak memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing, bahkan malaikat juga tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya ada khamr (miras), zina, perbuatan sihir, perjudian, dan tontonan pelacuran di TV. Demikian pula para malaikat merasa terganggu oleh orang yang datang kepada shalat dengan bau bawang merah, bawang putih, dan bawang bakung. Jika bau makanan-makanan tersebut mengganggu para malaikat, maka bagaimana pula tanggapan Anda dengan anjing?!
Keempat, sesungguhnya agama Islam menjadikan aqidah (keyakinan) terhadap para malaikat pada kedudukan yang agung. Iman dengan para malaikat adalah salah satu rukun dari rukun-rukun iman, dan siapa yang menolaknya, maka dia kafir. Allah Subhanaahu wa Ta`ala berfirman:

وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالا بَعِيدًا

“…Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisa’: 136)
Sekarang, saya sudah menjelaskan kedudukan para malaikat di dalam agama Islam, maka apakah mungkin bagi Anda untuk mendatangkan satu nash saja dari Bibel yang menetapkan bahwa siapa yang menolak malaikat berarti kafir? Jika tidak ada, maka siapa yang memuliakan dan mengagungkan para malaikat, kaum muslimin atau Nasrani?!
Siapakah yang memberikan pensucian yang layak dan agung bagi para malaikat, serta memberikan kedudukan yang tinggi bagi mereka, agama Islam ataukah agama Nasrani yang menurut mereka tidak masalah para malaikat kumpul dengan anjing dalam satu tempat?!*
_
Syubhat: ‘…dalam terjemahan surat al-Fatihah, saya hanya ingat sedikit, Muhammad berkata, ‘Ya Tuhan, tunjukkanlah kami jalan yang lurus.’ Berarti selama sekitar 1400 tahun yang lalu, Muhammad gak tahu jalan yang lurus.’
Jawab: Pertama, al-Qur’anul Karim adalah firman Allah Subhanaahu wa Ta`ala yang telah Dia turunkan kepada Nabi-Nya, Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa sallam. Akan tetapi, al-Qur’an itu adalah kitab hidayah (petunjuk) bagi segenap kaum muslimin pada setiap zaman, bukan hanya bagi Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagaimana Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam membaca ihdinas shirathal mustaqim (tunjukilah kami jalan yang lurus), maka demikian pula setiap muslim hingga zaman ini, dan hingga hari kiamat membaca ihdinas shirathal mustaqim (tunjukilah kami jalan yang lurus).
Hidayah (petunjuk) memiliki beberapa makna agung yang tidak dipahami oleh akal orang-orang yang ingin memburukkan citra Islam. Di saat Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam dan muslim manapun membaca ihdinas shirathal mustaqim (tunjukilah kami jalan yang lurus) seakan-akan dia meminta dari Rabb nya agar memberinya rizqi ilmu terhadap kebenaran yang Allah tidak akan menerima selainnya. Meminta dari Rabb-nya agar memberinya rincian kebenaran, kemampuan untuk mempelajari kebenaran, kemampuan untuk mengamalkan kebenaran yang diajarkan Allah kepadanya, menghilangkan kemalasan dari mempelajari dan mengamalkan kebenaran, menjadikannya ingin mempelajari dan mengamalkan kebenaran, menghilangkan darinya segala penghalang yang mengahalanginya dari mempelajari dan mengamalkan kebenaran, menolongnya untuk mempelajari, mengamalkan dan konsisten dengan kebenaran, dan menolongnya untuk merealisasikan keikhlasan (sampai akhir hayat).
Jadi, itulah makna hidayah, bukan seperti apa yang dipahami oleh akal Anda sekalian. Dikarenakan Anda mengambil sebagian al-Qur’an dan meninggalkan sebagian yang lain. Anda lupa bahwa Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam juga membaca di dalam shalatnya satu ayat:

رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

“(Mereka berdoa): “Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau jadikan hati Kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada Kami, dan karuniakanlah kepada Kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha pemberi (karunia).” (QS. Ali Imran: 8)
Ayat tersebut mendustakan anggapan Anda bahwa Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengetahui bahwa beliau berada di atas jalan yang lurus.*
_
Syubhat: kenapa dalam ajaran islam ada kitab jin.
Jawab: Karena ajaran al-Masih ‘alaihis salam terbatas hanya untuk kaumnya saja, adapun ajaran Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam mencakup bangsa manusia dan bangsa jin. Oleh karena itulah kalian sendiri mengakui bahwa al-Masih ‘alaihis salam datang hanya untuk menyelamatkan manusia saja, yaitu tidak untuk menyelamatkan bangsa jin. Sebagaimana Anda menganggap bahwa jin itu adalah bagian dari syetan. Adapun dalam agama Islam, maka bangsa jin punya hak untuk sampai kepada mereka ajaran ketuhanan penutup yang diamanahkan di atas pundak Nabi-Nya, Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa sallam.*
_
Syubhat: Dalam ajaran Kristus, kami hanya percaya kepada roh kudus yang berasal dari tuhan.
Jawab: Itu adalah urusan Anda sendiri, dan tidak ada kaitannya dengan kami, akan tetapi sungguh disayangkan bahwa ucapan itu adalah ucapan yang tertolak. Karena beberapa sekte Nasrani tidak sepakat akan ketuhanan roh kudus. Katholik, Protestan dan Ortodox memiliki keyakinan-keyakinan berbeda tentang roh kudus. Adapun kami, kaum muslimin, maka kami sepakat akan keberadan bangsa jin. Kami sepakat bahwa Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam diutus oleh Allah Subhanaahu wa Ta’ala untuk seluruh bangsa manusia dan bangsa jin. Dan penyebab kesepakatan kaum muslimin dan perselisihan orang-orang Nasrani adalah bawa Allah Subhanaahu wa Ta’ala telah berjanji kepada kaum muslimin untuk menjaga kitab-Nya. Oleh karena itulah al-Qur’anul Karim yang merupakan firman Allah tetap eksis tanpa penambahan, pengurangan, ataupun perubahan sejak diturunkannya 1400 tahun yang lalu. Sementara kaum Nasrani, maka bibel mereka telah diubah-ubah. Bahkan perubahan tersebut terus berlangsung hingga hari ini. Pada edisi yang lalu kami telah menetapkan sedikit hal itu. Oleh karena itu, kami telah mengatakan bahwa siapa yang tidak beriman bahwa Bibel tidak diubah-ubah, maka dia tidak beriman dengan Bibel.*
_
Syubhat: ‘… oh ya kamu kan kalo ketemu dengan orang mengucapkan Assalamu’alaikum. Kata kum ini berarti banyak. berarti kalau disampaikan pada satu orang gak cocok. Ini karena Muhammad mengatakan bahwa manusia itu punya jin. Jadi kalau ketemu sama orang dan mengucapkan salam itu berarti kamu juga mengucapkan salam sama jin. Nah, gitu deh kalo kamu gak tahu arti al-Qur`an yang kamu baca selama ini. Kalo orang Kristen di Arab mengucapkan salam, salam alaik, artinya salam damai sejahtera.
Jawab: Saya memohon hidayah kepada Allah bagi Anda. Anda bukan saja tidak memahami agama Islam sebagaimana telah saya kabarkan kepada Anda. Akan tetapi Anda, sebagaimana mayoritas orang-orang Nasrani, memiliki keyakinan terhadap syubhat tanpa tatsabbut (mengecek kebenarannya). Sesungguhnya kami, saat kami mengucapkan salam kepada satu orang, kami katakan assalamu’alaikum, maka kami bermaksud pula kepada dua malaikat yang bersamanya. Setiap muslim memiliki dua malaikat yang mencatat kebaikan dan yang lain mencatat keburukan. Demikian pula kondisi saat kami keluar dari shalat dengan salam, maka kami juga bermaksud mengucapkan salam kepada dua malaikat di sisi kanan, dan di sisi kiri. Jadi tujuan dari assalamu’alaikum adalah untuk para malaikat, bukan untuk jin. Dan ini adalah bentuk pemuliaan dan penghormatan terhadap para malaikat dari kaum muslimin saja, tidak dari selain mereka. Maka apakah akal bisa menerima seorang penipu datang dan menjadikan pemuliaan dan penghormatan ini sebagai bagian dari pelecehan?!*
_
Syubhat: dalam surat al-syuruq (maaf kalo salah tulis) ayat 61, percayalah pada Isa almasih, bahwa dia itu juru selamat (terjemahannya)
Jawab: Pertama, tidak ditemukan adanya surat dalam al-Qur’an bernama surat syuruq. Ini adalah bukti bahwa Anda hanya menukil tanpa pemahaman, dan tanpa mengecek kebenarannya. Karena akal tidak bekerja dengan baik, maka Anda tidak mengizinkan diri Anda untuk menyingkap hakikat kebenaranan dengan pergi ke Internet lalu memastikan keberadaan surat tersebut. Demikian mereka para pendeta, mereka ingin membiarkan akal-akal Anda tidak bekerja agar mereka bisa menutupi hakikat kebenaran. Anda hanyalah satu orang dari ratusan juta orang di dunia yang tertipu oleh mereka. Oleh karena itulah, ini adalah sebuah perkara yang kami tidak merasa heran dengannya. Buku-buku, internet, dan para pendeta, semuanya adalah faktor-faktor yang turut andil dalam upaya pemburukan citra Islam dengan kedustaan dan permusuhan. Akan tetapi, orang yang menanam di dalam akal Anda bahwa terdapat surat Syuruq di dalam al-Qur’an, saya memohon agar Anda sampaikan kepadanya ajakan Majalah Qiblati untuk turut serta dalam dialog damai, barangkali memang di dalam al-Qur’an terdapat surat dengan nama as-syuruq, sementara kami tidak mengetahuinya, sehingga hidayah bagi kami melalui kedua tangannya.
Adapun keimanan kami terhadap Isa (Yesus) ‘alaihis salam, maka tidak ada keraguan di dalamnya. Akan tetapi kami beriman kepadanya bahwa dia seperti para Nabi yang diutus oleh Tuhan Semesta alam, seperti halnya seorang hamba dari para hamba Allah, bukan Tuhan. Bahkan siapa saja dari kaum muslimin yang tidak beriman dengan Isa ‘alaihis salam, maka dia kafir, sekalipun beriman dengan Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam. Bahkan Isa ‘alaihis salam adalah Rasul yang paling dicintai oleh kaum Muslimin setelah Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam, karena dia adalah Nabi terakhir sebelum nabi Kami Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam. Dan dialah yang telah memberikan berita gembira dengan kedatangan Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam setelah beliau, sebagaimana ditetapkan di dalam al-Qur’an dan Bibel. Beliaulah yang nantinya akan memimpin umat Islam di akhir zaman, dimana Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentangnya:

« أَنَا أَوْلَى النَّاسِ بِابْنِ مَرْيَمَ ، .. لَيْسَ بَيْنِى وَبَيْنَهُ نَبِىٌّ »

“Aku lebih berhak terhadap (Isa) putra Maryam… tidak ada antara aku dengannya seorang Nabi pun.” (Muttafaqun ‘alaih)
Di dalam syubhat ini, permasalahannya bukanlah pada iman terhadap Isa ‘alaihis salam, karena itu adalah perkara yang disepakati oleh kaum muslimin, akan tetapi permasalahannya adalah tidak ditemukan surat as-Syuruq dalam al-Qur’an. Sebagaimana saya berikan berita lain yang mengejutkan Anda, bahwa tidak ditemukan dalam setiap surat al-Qur’an ayat dengan nomor 61 yang berbicara tentang Isa ‘alaihi salam dengan nash yang seperti Anda sebut.
Yang aneh, bahwa setiap syubhat yang ada pada surat Anda tidak dilengkapi dengan sumber dan nomornya kecuali syubhat ini saja, sekalipun salah. Maka apakah kesalahan Anda dengan nama surat dan nomornya mengharuskan untuk dimaklumi ataukah tidak? Maka saya tinggalkan ini bagi keinsafan akal cerdas Anda.
Shalawat dan salam atas Nabi kita Isa ‘alaihis salam dan Ibunya, Maryam yang suci ‘alaihas salam.*
_

Bagian 6

Siapa Sang Juru Selamat?

Wanita Kristen dari Malaysia itu berkata di dalam surat kepada temannya di Indonesia:
“Akan tetapi, jika kamu percaya pada Yesus bahwa Dialah juru selamat manusia, percayalah kamu pasti diselamatkan.”
Jawab:
Saya katakan: Bahkan percayalah Anda, bahwa pikiran adanya juru selamat bagi manusia adalah pokok pemikiran Yahudi. Oleh karena itulah orang-orang Yahudi hingga hari ini mengimani adanya juru selamat bagi mereka. Yahudi terbagi menjadi dua kelompok, sekte Safaradim (Ambassaradim) dan sekte Eskanazim (Ashkenazim), dan masing-masing sekte mengklaim bahwa dia memiliki juru selamat yang berbeda dengan sekte lain tentang penyebutan nama juru selamat tersebut. Safaradim berkeyakinan bahwa juru selamat bagi mereka adalah Svardia, sedang Eskanazim berkeyakinan bahwa juru selamat mereka adalah Shkinazia. Dikarenakan agama Yahudi jauh lebih kuno daripada Nasrani, dan demi kemaslahatannya dalam perubahan Kitab Suci setelah Taurat agar yang tetap ada agama mereka yang batil, dan tetap ada juga keimanan mereka kepada Nabi-Nabi mereka saja tanpa Nabi-Nabi Allah, dan Rasul-Nya yang Allah utus untuk seluruh manusia; untuk tujuan ini semua, mereka turut andil dalam mengubah-ubah Bibel, lalu memasukkan pemikiran “juru selamat baru” padanya. Dan sebelumnya mereka telah menuduh zina Maria ‘alahas salam, dan merekalah yang telah membunuh al-Masih (seperti keyakinan Nasrani).
Janganlah Anda menyangka bahwa Nasrani saja satu-satunya agama yang memiliki pemikiran adanya al-Masih sang juru selamat. Terdapat 16 juru selamat bagi banyak agama dan kelompok. Terdapat juru selamat bagi agama berhala India, yaitu Dewa Krishna yang telah disalib pada tahun 1200 SM. Ada juga juru selamat bagi orang Hindu Dewa Sakiya yang telah disalib pada 600 SM. Juga ada juru selamat bagi penganut Miksik, yaitu Dewa Kiksaleckot yang telah disalib pada 587 SM. Ada juru selamat untuk bangsa Romawi, yaitu Dewa Kwerenas yang disalib tahun 506 SM. Ada juru selamat bagi penduduk Tibet, yaitu Dewa Indra yang telah disalib pada 725 SM. Juru selamat bagi negeri Persia yaitu Dewa Mithra yang telah disalib pada 600 SM. Juru selamat bagi orang-orang Mesir, yaitu Dewa Tsulis yang telah disalib pada 1700 SM. Dan dewa-dewa lain seperti Dewa Hisus (Jesús) bagi orang-orang Eropa, dan Dewa Ayar (Mei) bagi penduduk Nepal. Dan yang aneh, bahwa seluruh juru selamat tersebut telah disalib, dan yang lebih mengherankan lagi adalah sebagian mereka telah disalib persis seperti disalibnya al-Masih. Dan yang mencengangkan lagi adalah bahwa semuanya disalib karena penghapusan kesalahan-kesalahan manusia, dan penghapusan dosa makhluk.
Kita perhatikan bahwa berbagai sejarah penyaliban itu lebih kuno daripada penyaliban al-Masih. Jadi pemikiran tersebut adalah pemikiran kuno, dan ikut-ikutan orang lain tampak jelas di dalamnya. Oleh karena itu, agar agama Masehi ini tetap lestari dan tidak punah haruslah dibuat pemikiran tersebut yang telah diambil dari agama-agama lain.
Di sinilah berhak bagi kami untuk bertanya-tanya, “Jika keyakinan salib dan pengorbanan itu benar, maka mana di antara ke sekian juru selamat itu yang hakiki (paling benar)?”
Apa yang menjadikan saya harus beriman kepada Yesus bahwa dia adalah seorang juru selamat, dan tidak beriman dengan Tuhan Persia Mithra sebagai juru selamat kita?
[footnote: Orang Persia saling mewarisi keyakinan ini hingga mereka berkeyakinan bahwa Ali dan para Imam memiliki kekuasaan Kauniyah (bertindak dalam alam ini), yaitu bahwa mereka menciptakan, dan bahwa mereka adalah orang-orang yang memasukkan manusia ke dalam sorga, dan merekalah yang memasukkan manusia ke dalam neraka, kemudian mereka mengeklaim bahwa siapa yang ingin selamat wajib baginya untuk beriman kepada Ali dan para imam lain bahwa mereka adalah orang-orang ma'shum (yang bebas dari kesalahan) yang wahyu telah diberikan kepada mereka, dan bahwa mereka lebih utama daripada seluruh para Nabi dan Rasul.
Termasuk di antara para imam itu adalah imam yang kedua belas yang masih bersembunyi di pengasingan, padahal dia memiliki kekuasaan kauniyah sebagaimana halnya para imam lain sebagaimana mereka klaim. Yaitu bahwa dia memiliki kekuasaan untuk mengatakan kepada sesuatu, ‘Jadilah, maka jadilah.’ Maka dia mampu dalam sekejap untuk menghapus negeri-negeri kafir dan musuh-musuhnya hanya dalam sekejap saja. Sungguh aneh, bagi orang yang tengah bersembunyi ini, yang memiliki kemampuan Kauniyah, dan tidak menggunakannya. Sungguh aneh bagi ‘Ali radhiallahu 'anhu yang memiliki kemampuan kauniyah, dan tidak mampu menghancurkan Mu’awiyah radhiallahu 'anhu, dan tidak mampu melindungi dirinya dari pembunuhan. Sungguh aneh bagi al-Husain radhiallahu 'anhu yang wafat disembelih berdasarkan aqidah yang rusak ini. Keberadaannya yang memiliki kemampuan Kauniyah, namun sekalipun demikian dia tidak menciptakan air agar dia meminumnya, yang kemudian dia wafat dalam keadaan dahaga. Demikianlah cukup bagi Anda untuk beriman terhadap Ali dan para imam agar Anda menjadi penghuni sorga.
Kami memuji Allah Subhanaahu wa Ta'ala, bahwa keyakinan ini bukanlah termasuk keyakinan kaum muslimin, akan tetapi keyakinan orang-orang Persia. Segala puji bagi Allah yang telah memberikan anugerah akal kepada kita.]
Kemudian, sekalipun terpaksa mengatakan bahwa al-Masih ‘alaihis salam adalah seorang juru selamat yang hakiki, maka dia akan menjadi juru selamat bagi kaum Bani Israil saja tidak selain mereka, sebagaimana dikatakan oleh Paulus dalam Kisah Para Rasul 13:23 Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juru selamat bagi orang Israel, yaitu Yesus. Yaitu, sungguh disayangkan bahwa Yesus ternyata bukan juru selamat bagi orang-orang Indonesia dan selain mereka. Oleh karena itulah tempat kembali kalian adalah adzab Allah, karena tidak ditemukan bagi kalian seorang juru selamat.*
_
Wanita Kristen:
Sejak manusia jatuh ke dalam dosa, tak seorang pun yang bisa diselamatkan. Sekalipun mereka telah berbuat baik. Akan tetapi, oleh karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan anak-Nya yang tunggal yang dikandung dari Roh Kudus supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.

Jawab:
Saya memiliki satu pertanyaan yang tidak akan saya ajukan kepada Anda, karena sulitnya pertanyaan tersebut. Akan tetapi saya akan mengajukannya kepada setiap pendeta dan gereja di mana saja, dan saya berangan-angan agar mereka menjawabnya. Minimal jika mereka tidak ingin menjawab majalah Qiblati, mereka menghadapkan hakikat kepada kalian, dan menjawab kalian, jika mereka mampu.
Pertanyaan tersebut adalah, ‘Apakah Yesus adalah juru selamat bagi pengikutnya yang hidup pada zamannya, atau juga juru selamat bagi para pengikut setelahnya?’
Mereka harus menjawab salah satu dari dua pilihan tersebut, dan yang paling manis dari keduanya adalah pahit. Sebab, jika mereka menjawab bahwa Yesus adalah juru selamat bagi pengikutnya di zamannya saja, maka ini adalah sebuah kezaliman yang menimpa orang-orang yang beriman kepadanya setelahnya. Jika mereka menjawab bahwa dia juga juru selamat pula bagi para pengikut setelahnya, maka sungguh Yesus telah membantu kezaliman, kemaksiatan, dan permusuhan, serta mendorong untuk membunuh, mencuri, korupsi dan maksiat lainnya, karena setiap pelaku kejahatan akan bebas dari dosa hanya dengan sekedar pengakuannya terhadap pelanggaran dosa tersebut. Dan dia langsung akan mendapatkan ampunan, dan hidup dengan kehidupan yang kekal. Maka keadilan apakah yang ada dalam aqidah yang rusak ini?!*
_
Wanita Kristen:
Sebab dalam Yohannes 4:16, yesus berkata, akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tak ada seorangpun yang datang kepada Bapak kalau tidak melalui Aku.

Jawab:
Dalil tersebut dipakai oleh orang-orang Nasrani sebagai dalil atas ketuhanan Yesus. Padahal saat memperhatikan dengan benar, kita mendapati bahwa dalil itu sama sekali tidak menunjukkan keTuhanannya baik dari jauh maupun dekat, akan tetapi malah menunjukkan bahwa Yesus itu adalah seorang Rasul.
Ucapan Yesus ‘akulah jalan’ adalah benar, tidak ada seorangpun mampu sampai kepada Allah kecuali dari sela-sela utusan-Nya yang Dia utus. Mereka adalah orang yang mengetahui tentang Allah, halal, haram, dan segenap pengajaran. Oleh karena itu, para Rasul itu adalah jalan yang dari sela-sela mereka manusia akan bisa sampai kepada Allah Subhanaahu wa Ta’ala .
Oleh karena itulah kami beriman bahwa Yesus adalah jalan kepada Allah, seperti nabi-nabi lainnya ‘alaihi salam.
Ucapan Yesus ‘akulah… kebenaran’, maka kami pun beriman bahwa Yesus adalah seorang Rasul yang haq (benar) dari sisi Allah, yang Allah telah mengutusnya untuk menyampaikan risalah-Nya, agar menjadi sebab hidayah manusia menuju jalan haq (benar), yang menyampaikan kepada Allah, dan mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju terang.
Ucapan Yesus ‘akulah… hidup’ yaitu kehidupan yang kekal dalam kenikmatan akhirat bagi setiap orang yang menjawab dakwahnya, yang telah dipikulkan oleh Allah Subhanaahu wa Ta’ala kepadanya sebagaimana para Nabi dan Rasul yang lain.
Ucapan Yesus ‘Tak ada seorangpun yang datang kepada Bapak kalau tidak melalui Aku’ maka ya, benar, tidak seorang pun mampu sampai kepada Allah kecuali dari sela-sela para Rasul-Nya, karena mereka adalah jalan hidayah (petunjuk). Mereka adalah manusia yang paling tahu tentang Allah, makhluk yang paling tahu tentang segala yang dicintai dan dimurkai Allah.*
_
Wanita Kristen:
Matius 10:32, yesus berkata, ‘Setiap orang yang mengakui aku di depan manusia, aku juga akan mengakuinya di depan Bapaku di Sorga. Tetapi barangsiapa menyangkal aku di depan manusia, aku juga akan menyangkalnya di depan bapakku di sorga.

Jawab:
Seandainya manusia itu menguasai akalnya, pastilah menjadi jelas baginya dari dalil ini bahwa Yesus menafikan ketuhanan dari dirinya. Dikarenakan dia menafikan perbuatan dari dirinya sendiri. Cukuplah dia menjadi seorang saksi atas umatnya, sebagaimana para Nabi dan Rasul lain. Allah Subhanaahu wa Ta’ala lah satu-satunya yang Maha Kuasa, dan berbuat. Sebagaimana nash (teks) ini datang bersesuaian dengan pondasi agama Islam. Yaitu bahwa para Nabi memiliki syafaat pada hari kiamat, demikian pula para malaikat dan orang-orang mukmin memberikan syafaat. Hanya saja syafaat Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang terbesar. Maka syafaat beliau Shollallahu ‘alaihi wa sallam mencakup setiap orang yang masuk ke dalam neraka dari para pelaku maksiat dari golongan ahli tauhid.
Sebagaimana menjadi jelas dari dalil Bibel tadi bahwa Yesus akan datang sebagai saksi atas kaumnya. Hal ini pun bersesuaian dengan syariat Islam, dan sifat-sifat para Nabi. Allah Subhanaahu wa Ta’ala telah mensifati Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam dalam al-Qur’an dengan saksi atas umat beliau. Allah Subhanaahu wa Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا

“Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan,” (QS. al-Ahzab: 45)
Allah Subhanaahu wa Ta’ala berfirman:

…وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا

“… dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu…” (QS. al-Baqarah: 143)
Allah Subhanaahu wa Ta’ala berfirman:

فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلاءِ شَهِيدًا

“Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (Rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).” (QS. an-Nisa’: 41)
Allah Subhanaahu wa Ta’ala berfirman:

وَيَوْمَ نَبْعَثُ فِي كُلِّ أُمَّةٍ شَهِيدًا عَلَيْهِمْ مِنْ أَنْفُسِهِمْ وَجِئْنَا بِكَ شَهِيدًا عَلَى هَؤُلاءِ

“(dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia …” (QS. an-Nahl: 89)
Dan ayat-ayat lain. Jadi apa yang akan dilakukan oleh Yesus pada hari kiamat, juga akan dilakukan oleh seluruh Nabi.*
_
Wanita Kristen:
I Korintus 8:6, Namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapak yang daripada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup,

Jawab:
Bukanlah suatu hal yang penting Anda mengakui Tuhan, akan tetapi apakah Tuhan mengakui Anda sekalian, dan mengakui cara ibadah yang Anda lakukan?!
Kemudian dalam nash (teks) tersebut dia mengatakan satu Allah saja, tapi Anda mengatakan tiga?!!
Adapun ucapannya “yaitu Bapak yang daripada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup”, maka benar, itu adalah dakwah Islam, dan dakwah Nabi Islam, dan ayat al-Qur`an, serta sabda-sabda Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam telah menunjukkan akan hal itu.*
_
Wanita Kristen:
dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.

Jawab:
Pada nash yang sebelumnya bagi Anda ada satu Tuhan saja yaitu Allah (Bapak), dan dalam nash ini kalian memiliki satu Tuhan saja yaitu Yesus?!!
Anda melakukan kontradiksi. Anda sendiri yang menentang diri Anda. Demikianlah segala sesuatu jika tidak berasal dari sisi Allah, pastilah akan terdapat banyak perselisihan. Inilah pembenar firman Allah Subhanaahu wa Ta’ala dalam al-Qur’an:

أَفَلا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلافًا كَثِيرًا

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur’an? Kalau kiranya al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” (QS. an-Nisa’: 82)
Kemudian, bagaimana Yesus menjadi Tuhan sementara Bibel tidak mendatangkan satu bukti pun akan hal itu?
Jika Yesus adalah Tuhan, maka di mana dia pernah memerintahkan para pengikutnya untuk menyembahnya?!
Kemudian bagaimana Allah menciptakan segala sesuatu, karena Yesus kemudian menjadikan manusia yang telah Dia ciptakan, karena Yesus membunuh Yesus?!!
Kemudian apakah orang yang dibunuh manusia menjadi Tuhan?!! Lalu dimana kekuasaan dan kekuatan Tuhan serta perbuatan-Nya di alam ini?!
Lalu di mana Bapak saat Dia melihat anak satu-satunya dibunuh?!!*
_
Wanita Kristen:
Dalam Matius 10:37 Yesus berkata, Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.

Jawab:
Ini adalah dalil lain bahwa Yesus adalah seorang Nabi, bukan Tuhan. Seandainya dia adalah Tuhan, pastilah dia tidak butuh perbandingan keTuhanan dirinya dengan manusia. Seharusnya; dia adalah Tuhan, dan seluruh manusia rendah darinya, maka bagaimana dia masukkan dirinya sendiri dalam perbandingan dengan manusia sementara dia adalah Tuhan. Dan perkara yang menguatkan nash ini, yaitu bahwa dia adalah seorang Nabi yang diutus adalah pembicaraan tersebut telah disebutkan oleh Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam, dimana beliau bersabda:

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتىَّ أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ نَفْسِهِ

“Tidak beriman salah seorang dari kalian hingga aku menjadi orang yang paling dia cintai daripada dirinya sendiri.”
Jadi arah pembicaraan Yesus ‘alaihis salam adalah sama dengan arah pembicaraan para Nabi. Adapun Tuhan maka tidak layak membandingkan diri-Nya dengan manusia.
Shalawat dan salam atas Nabi kita Isa ‘alaihi salam dan Ibunya, Maryam yang sucialaihas salam.*
_

Bagian 7

Dalam suratnya kepada wanita muslimah di Indonesia, wanita Nasrani dari Malaysia itu menyebutkan syubhat berikut ini:
Oh ya al-Kitab diterjemahkan dalam berbagai bahasa supaya orang yang membacanya mengerti. Kalau gak tahu artinya mana bisa megerti. Kalau gak ngerti mana bisa dekat dengan Tuhan. Bagaimana?
Jawab: Apa pandangan Anda seandainya saya katakan kepada Anda, bahwa tidak ada seorang pun di dunia ini yang memahami Bible. Karena Bible itu sebagiannya menghantam sebagian yang lain, dan sebagiannya berseberangan dengan sebagian yang lain. Dengan hanya sedikit usaha, dan perhatian terhadap Bible, akan menjadi jelas segala kontradiksinya dengan segenap kemudahan. Maka mustahil, bersamaan dengan keberadaan kontradiksi tersebut ada seseorang yang mampu memahaminya.
Selanjutnya, mustahil kalau Bible itu dari sisi Allah. Setiap orang berakal tahu bahwa kontradisi adalah bukti kebatilan. Jika tidak demikian, maka dengan apa Anda akan menjelaskan penyebutan Bible bahwa bulan bersinar, dan dalam tempat lain menyebutkan bahwa bulan tidak bersinar. Lalu penyebutan bahwa Allah menciptakan cahaya pada hari keempat, sementara pada tempat lain pada hari pertama; pergi ke al-Quds, pada tempat lain, tidak pergi ke al-Quds; Luth adalah putra saudara Ibrahim, pada tempat lain Luth adalah saudara Ibrahim; Tuhan Peperangan, ditempat lain disebut Tuhan Perdamaian; Tuhan mencari dan tidak menemukannya, ditempat lain Tuhan mencari dan menemukannya; Yohannes tidak makan dan minum, ditempat lain Yohannes makan belalang dan madu; Yesus disalib jam tiga, ditempat lain disalib jam enam; Mukjizat penangkapan ikan terjadi sebelum kebangkitan Yesus, ditempat lain disebutkan bahwa Mukjizat tersebut terjadi setelah kebangkitan Yesus; Yesus berkata, ‘maka kesaksian-Ku itu tidak benar,’ di tempat lain dia berkata, ‘Biar pun Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, namun kesaksian-Ku itu benar’; dan seterusnya…
Ini adalah beberapa contoh dari ratusan contoh untuk menetapkan kontradiksi Bible. Inilah yang saya maksud bahwa tidak ditemukan seorang pun yang bisa memahami Bible sekalipun mereka mengklaimnya dengan dusta. Dan bahwa Anda tidak akan mendapati satu rumah tangga pun yang menjawab dengan satu jawaban sama jika mereka ditanya tentang makna Trinitas (Tuhan Bapak, Tuhan Anak dan Roh Kudus). Bahkan para pendeta sekalipun, jika mereka ingin menjelaskan makna Trinitas, maka masing-masing memiliki cara sendiri dalam menjelaskannya dengan menggunakan logika; mereka memulai dan menyelesaikannya dengan satu hasil, yaitu penjelasan yang tidak jelas.
Oleh karena itulah, saat kami menyebut kontradiksi dalam Bible pada edisi 07 tahun kelima, tidak ada seorangpun dari para pendeta yang datang kemudian mendustakan kami, karena mereka mengetahui hakikat sebenarnya. Dimana hal itu menguatkan akan banyaknya kontradiksi bible. Dikarenakan mayoritas orang yang menyatakan keIslamannya dari Nasrani adalah mereka yang terpelajar dari para pendeta, atau pemuka gereja, atau para ilmuwan mereka. Sebaliknya, tidak pernah ditulis dalam sejarah, sejak terbitnya fajar Islam, bahwa ada satu orang ulama dari kaum muslimin yang meninggalkan agama Islam kemudian memeluk Nasrani.
Oleh karenanya tidak akan ada dari kaum muslimin yang masuk ke dalam agama Nasrani kecuali dari golongan orang-orang yang membutuhkan bantuan, dari kaum faqir miskin yang kefakiran dan sakit mereka digunakan oleh gereja agar mereka mau memeluk Nasrani.
Sebaliknya, bersamaan dengan keberadaan ratusan kontradiksi dalam bible yang menyebabkan masuk Islamnya banyak dari pemuka Nasrani, tidak ada satu pun orang Nasrani yang mampu menemukan satu kontradiksi dalam al-Qur’anul karim. Dan sesungguhnya kami membuka kesempatan bagi setiap gereja untuk berkumpul dan menetapkan bagi kaum muslimin melalui majalah Qiblati bahwa terdapat satu saja kontradiksi dalam al-Qur’anul Karim, dan itu mustahil. Tidak akan mungkin bagi al-Qur’an menyebutkan ungkapan, ‘Dirikanlah shalat.’ Kemudian dalam tempat lain menyebutkan, ‘Jangan dirikan shalat’; ‘bayarkanlah zakat’, pada tempat lain, ‘jangan bayarkan zakat’; ‘penutup para nabi’ pada tempat lain, ‘bukan penutup para nabi’; kemudian analogkan ayat-ayat lain yang telah dijanjikan penjagaannya oleh Allah hingga datangnya hari kiamat. Allah Subhanaahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. al-Hijr: 9)
Tidak akan ada satu orang berakal pun yang akan berpegang teguh dengan kitab yang sudah dirubah-rubah, lagi berkontradiksi dan saling bertentangan, kemudian dia meninggalkan kitab yang bebas dari kontradiksi apapun. Oleh karena itulah saya memohon kepada Anda, agar Anda meminta kepada gereja untuk memberikan satu saja kontradiksi dalam al-Qur’an yang mulia, agar setelahnya Anda bisa menyingkap hakikat yang kemudian Anda bisa berjalan di jalan yang pada akhirnya kelak, yaitu pada waktu yang sudah tidak bermanfaat lagi penyesalan, bahwa ternyata jalan itu adalah jalan yang menyampaikan Anda ke dalam neraka, karena ternyata al-Masih ‘alaihis salam berlepas diri dari agama Anda, dan berlepas diri dari setiap kitab suci yang telah dirubah-rubah oleh manusia.*
_
Wanita Nasrani berkata:
Tetapi aku tidak maksa kamu untuk percaya. Tapi tolong pertimbangkanlah kata-kataku ini. Karena jika aku berkata dusta dan mengajarkan ajaran sesat padamu, murka Allah pasti menimpaku. Tapi aku yakin bahwa ini adalah kebenaran, karena I Orintus 15:14, Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitakan, maka sia-sialah juga kepercayaan kamu. Lebih daripada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah karena tentang dia kami katakan bahwa Ia telah membangkitakan Kristus padahal Ia tidak membangkitkan-Nya. Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu. Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus.

Jawab:
Pertama, bagus sekali Anda berbicara tentang masalah kemanfaatan iman, dan ketidakmanfaatannya. Kemanfaatan iman adalah apa yang diusahakan untuk dicapai oleh setiap orang yang berakal. Akan tetapi bagimana kita bisa mencapai kemanfaatan ini? Ini adalah sebuah pertanyaan penting yang kami butuh mengetahui jawabannya. Karena kemanfaatan iman adalah kehidupan abadi di sorga dan ketidakmanfaatannya adalah kebinasaan dan kehidupan abadi di neraka.
Tidak mungkin bagi akal bisa menerima bahwa Allah Subhanaahu wa Ta’ala menjadi banyak jalan yang kesemuanya bisa menyampaikan ke kenikmatan sorga. Jalan yang sebenarnya dari Allah haruslah cuma satu jalan yang di dalamnya terdapat hidayah dan ridha Allah. Suatu perkara yang mustahil jika Islam, Nasrani, Yahudi, Budha, Hindu dan seluruh agama akan menghantarkan pemeluknya ke dalam kenikmatan akhirat. Lalu mengapa termasuk perkara mustahil bahwa semua agama akan menghantarkan kepada kenikmatan akhirat?
Jawabnya, dengan segenap kemudahan, adalah bahwa agama-agama itu saling bertentangan satu sama lain. Maka jika mustahil seluruh agama yang saling bertentangan itu bisa menghantarkan kepada ridha Allah, maka menjadi mustahil pula agama Nasrani bisa menghantarkan kepada keridhaan Allah dan kenikmatan abadi karena Nasrani juga kontrandiksi terhadap dirinya sendiri.
Jika Yahudi dan agama kontradiksi lainnya saling bertentangan dan kontradiksi, maka hal itu adalah sebuah dalil yang pasti dan bukti nyata bahwa agama Islam adalah agama yang haq, karena dia adalah satu-satunya agama yang tidak ada kontradiksi dalam kitabnya -yang telah diturunkan dari sisi Allah – sekalipun hanya satu kali.
Adapun tentang iman dengan kebangkitan al-Masih ‘alaihis salam, maka kaum muslimin meyakini turunnya al-Masih ‘alaihis salam di akhir zaman, dikarenakan orang-orang Yahudi tidak membunuh al-Masih ‘alaihis salam. Bahkan merekapun tidak mensalibnya, akan tetapi Allah mengangkatnya tanpa mereka bisa menyentuhnya.
Sementara yang disalib adalah orang lain, inilah yang ditetapkan oleh al-Qur’an dengan segenap kejelasan tanpa ada kontradiksi.
Allah Subhanaahu wa Ta’ala berfirman tentang orang-orang Yahudi:

 - وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا
بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا

“Dan karena Ucapan mereka: ‘Sesungguhnya kami telah membunuh al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah’, Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nisa’: 157-158)
Sementara kita mendapati bahwa Bible saling berkontradiksi dan berselisih dalam masalah penyaliban dengan perselisihan besar dan saya akan meringkasnya sebagai berikut:
1. Yesus telah disalib dan dibunuh, itu adalah ucapan mayoritas orang-orang Yahudi dan Nasrani pada hari ini.
Sementara al-Qur’an telah menyebutkan pengakuan orang-orang Yahudi bahwa mereka telah membunuh Isa ‘alaihis salam, kemudian al-Qur’an mendustakan dan melaknat mereka karena ucapan tersebut. Adapun Nasrani maka mereka telah berselisih pendapat sejak pertama kali kejadian perkara ini. Dan yang telah tetap, bahwa mayoritas kelompok Nasrani tetap berkeyakinan sepanjang abad pertama, bahwa al-Masih ‘alaihi salam sama sekali tidak digantung di tiang salib.
2. Al-Masih telah disalib, akan tetapi tidak terbunuh.
Ini adalah ucapan yang terdahulu. Sebagian orang Nasrani kontemporer menjelaskannya di bawah teori pingsan. Mereka mengatakan bahwa al-Masih telah digantung di tiang salib. Akan tetapi salah satu manusia memberikan sepercak kain yang dilumuri dengan cuka, lalu dia pun pingsan, hingga manusia mengiranya dia telah mati. Kemudian dilakukanlah pelariannya. Kemudian dia mati wajar selang beberapa waktu setelah itu.
Al-Qur’an telah menafikan dua pendapat pertama ini dengan ungkapan, ‘Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya.’ Maka tidak pernah terjadi pembunuhan pada diri beliau, walaupun hanya sekedar penyaliban.
3. Setelah Allah mengangkat al-Masih ‘alaihis salam, maka orang-orang Yahudi tidak bisa menemukannya, lalu mereka pun mengaku telah menyalibnya kemudian membunuhnya. Yang menguatkan hal ini adalah apa yang disebutkan dalam Yohanna (7:34-35) “Kamu akan mencari Aku, tetapi tidak akan bertemu dengan Aku, sebab kamu tidak dapat datang ke tempat di mana Aku berada.” Orang-orang Yahudi itu berkata seorang kepada yang lain: ‘Ke manakah Ia akan pergi, sehingga kita tidak dapat bertemu dengan Dia? Adakah maksud-Nya untuk pergi kepada mereka yang tinggal di perantauan, di antara orang Yunani, untuk mengajar orang Yunani?
Dan jawabannya adalah bahwa tantangan itu tidak mengandung arti bahwa orang-orang Yahudi tidak menyalib seorang pun sebagai ganti tempat al-Masih. Sebagaimana al-Qur’an telah menetapkan bahwa mereka telah membunuh dan menyalib laki-laki lain yang diserupakan atas manusia: ‘Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka.’
4. Yudas, salah satu murid al-Masih yang mengorbankan diri demi Nabi mereka. Maka murid tersebut mengaku sebagai al-Masih saat para tentara mencarinya. Maka perkara itupun menjadi samar bagi orang Yahudi, bahwa mereka telah menyangka bahwa mereka telah menyalib dan membunuh al-Masih.
5. Injil Barnabas (15: 112) mengaku bahwa al-Masih telah mengumumkan bahwa dia akan hidup sampai akhir alam semesta. Dan bahwasannya Jibril telah memberitahukan kepadanya akan pengkhianatan Yudas. Kemudian al-Masih mengumumkan bahwa Allah akan mengangkatnya dari bumi, kemudian akan merubah rupa sang pengkhianat yaitu Yudas agar setiap orang menyangkanya sebagai al-Masih. Maka orang Yahudi pun menyangkanya sebagai al-Masih, kemudian mereka menyalib dan membunuhnya.
Sekalipun teori ini tidak bertentangan dengan al-Qur’an, dan bersandar pada kitab Nasrani, akan tetapi kita tidak membenarkannya, pun tidak mendustakannya selagi tidak bertentangan dengan al-Qur’an dan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sekalipun Injil Barnabas adalah Injil Nasrani yang paling benar, dan paling sedikit perubahannya.
Yang perlu diperhatikan, bahwa kesepakatan Bible akan tidak tahunya orang-orang yang datang untuk menangkap al-Masih akan diri al-Masih. Mereka membutuhkan tanda dari Yudas yang menyerahkannya agar mereka bisa mengetahui orang yang mereka cari. Injil Markus (14: 44-46) mengatakan: Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: “Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia dan bawalah Dia dengan selamat.” Dan ketika ia sampai di situ ia segera maju mendapatkan Yesus dan berkata: “Rabi,” lalu mencium Dia. Maka mereka memegang Yesus dan menangkap-Nya.
Adapun Injil Yohannes, maka dia telah menjelaskan dengan terang bahwa orang yang ditangkap adalah orang yang mengaku dirinya adalah al-Masih ‘alaihis salam, dimana para tentara dan para tetua Yahudi itu tidak mengetahui rupa al-Masih. (18:3-5) Maka datanglah Yudas juga ke situ dengan sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi lengkap dengan lentera, suluh dan senjata. Maka Yesus, yang tahu semua yang akan menimpa diri-Nya maju ke depan dan berkata kepada mereka: “Siapakah yang kamu cari?” Jawab mereka: “Yesus dari Nazaret.” Kata-Nya kepada mereka: “Akulah Dia.” Yudas yang mengkhianati Dia berdiri juga di situ bersama-sama mereka.
Dan ini dikuatkan oleh al-Qur’an, yaitu orang-orang yang membunuhnya tidak mengetahui rupanya. Itulah makna firman Allah  Subhanaahu wa Ta’ala : ‘tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka.’ Maka al-Qur’an telah membatalkan seluruh perselisihan orang-orang Yahudi dan Nasrani dalam masalah penyaliban dan pembunuhan al-Masih ‘alaihis salam.
Terkahir kami katakan seandainya Bible itu dari sisi Allah, maka apakah akan ada berbagai perselisihan dan kontradiksi dalam satu masalah seperti ini? Sekali-kali tidak akan ada Kitab Suci Allah yang penuh dengan perselisihan dan kontradiksi seperti ini.
Shalawat dan salam atas Nabi kita Isa ‘alaihis salam dan Ibunya, Maryam yang suci ‘alaihas salam.


***

______________________________
Bantahan diambil dari http://en.qiblati.com/kategori/dakwah-kepada-nashrani/surat-wanita-nasrani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Edy_Hari_Yanto's  album on Photobucket
TPQ NURUDDIN NEWS : Terima kasih kepada donatur yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk pembangunan TPQ Nuruddin| TKQ-TPQ "NURUDDIN" MENERIMA SANTRI DAN SANTRIWATI BARU | INFORMASI PENDAFTARAN DI KANTOR TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN-WONOAYU