| 61 | Jikalau Allah menghukum manusia karena  kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi  sesuatupun dari makhluk yang melata, tetapi Allah menangguhkan mereka  sampai kepada waktu yang ditentukan. Maka apabila telah tiba waktu (yang  ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang  sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukannya.(QS. 16:61) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 61 
 
 وَلَوْ  يُؤَاخِذُ اللَّهُ النَّاسَ بِظُلْمِهِمْ مَا تَرَكَ عَلَيْهَا مِنْ  دَابَّةٍ وَلَكِنْ يُؤَخِّرُهُمْ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى فَإِذَا جَاءَ  أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ (61 Allah  SWT mengancam orang-orang musyrikin yang bergelimang dalam kelaliman.  Ancaman itu ialah bahwa apabila Allah menghendaki untuk menghukum  manusia karena kelaliman telah menyelubungi hati mereka, tentulah mereka  akan ditumpas musnah dari permukaan bumi ini, dan tidak ada satupun  yang ketinggalan, meskipun makhluk itu berupa binatang yang melata. Akan  tetapi Allah tidak menghendaki yang demikian itu. Karena yang luas  Allah menangguhkan siksaan-Nya kepada mereka sampai pada suatu saat yang  telah ditentukan, yaitu sampai saat ajal telah merenggut mereka.  Kebijaksanaan Allah menunda siksaan yang akan dijatuhkan itu dengan  maksud agar mereka dapat mengubah sikap dan perbuatan mereka apakah  mereka suka mengikuti dakwah Islamiyah yang disampaikan oleh rasul-Nya  sehingga mereka menjadi orang yang diberi kesempatan untuk memintakan  ampunan kepada Allah, dan tergolong orang-orang yang diampuni. Tetapi  kalau mereka tetap bertahan pada pendirian mereka niscaya Allah akan  menurunkan siksaan itu karena apabila saat yang telah ditentukan itu  telah tiba waktunya akan di jatuhkan kepada mereka tentulah mereka tidak  akan mempunyai kemampuan untuk mengundurkan tibanya siksaan itu barang  sesaatpun, dan merekapun tidak mempunyai kesanggupan untuk mempercepat  tibanya siksaan itu sehingga mereka tersiksa karena menunggu tibanya  keputusan.
 Pada saat demikian itu dibiarkan mereka tersiksa o1eh  batin mereka sendiri disebabkan menunggu nunggu nasib yang jelek yang  akan menimpa mereka.
 |  
 
 | 
   | 62 | Dan mereka menetapkan bagi Allah apa yang  mereka sendiri membencinya, dan lidah mereka mengucapkan kedustaan,  yaitu bahwa sesungguhnya merekalah yang akan mendapat kebaikan. Tiadalah  diragukan bahwa nerakalah bagi mereka dan sesungguhnya mereka segera  dimasukkan (ke dalamnya).(QS. 16:62) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 62 
 
 وَيَجْعَلُونَ  لِلَّهِ مَا يَكْرَهُونَ وَتَصِفُ أَلْسِنَتُهُمُ الْكَذِبَ أَنَّ لَهُمُ  الْحُسْنَى لَا جَرَمَ أَنَّ لَهُمُ النَّارَ وَأَنَّهُمْ مُفْرَطُونَ (62 Kemudian dari pada itu Allah SWT menjelaskan sekali lagi  sifat-sifat musyrik yaitu mereka menganggap bahwa Allah SWT anak-anak  perempuan yang mereka sendiri tidak menyukainya dan menganggap  tuhan-tuhan yang lain selain Allah sebagai sembahan mereka. Juga  kelancangan mereka yang berani berbuat dusta. Mereka beranggapan bahwa  merekalah yang akan dapat kebaikan yaitu mereka akan mendapat  akibat-akibat yang menyenangkan dari sisi Allah lantaran mereka dapat  hidup memuaskan nafsu dan mencicipi kebahagiaan dunia.
 Sebagai  penjelasan yang dapat menguatkan penafsiran ini ialah keterangan yang di  dapat dalam sebuah riwayat bahwa orang-orang musyrik itu berkata:  "Apabila ucapan Muhammad tentang terjadinya hari berbangkit itu benar,  maka kami telah mendapat surga yang telah Kami rasakan".
 Dari  keterangan ini jelas bahwa mereka benar-benar tidak mau mempercayai  terjadinya hari berbangkit itu dan tidak mau menyadari kejahatan yang  menyelubungi hati mereka, itu sebabnya Allah SWT menegaskan bahwa mereka  tidak diragukan lagi akan menjadi penghuni neraka dan akan merasakan  siksaan yang paling pedih pada saatnya yang telah ditentukan, mereka  segera akan dimasukkan ke dalamnya tanpa ada penundaan lagi.
 |  
 
 | 
   | 63 | Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus  rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi syaitan  menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk),  maka syaitan menjadi pemimpin mereka di hari itu dan bagi mereka azab  yang sangat pedih.(QS. 16:63) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 63 
 
 تَاللَّهِ  لَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَى أُمَمٍ مِنْ قَبْلِكَ فَزَيَّنَ لَهُمُ  الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ فَهُوَ وَلِيُّهُمُ الْيَوْمَ وَلَهُمْ عَذَابٌ  أَلِيمٌ (63 Sesudah itu Allah SWT menjelaskan bahwa perbuatan yang  dilakukan oleh orang-orang kafir Quraisy itu telah pernah dilakukan  oleh umat-umat sebelumnya, mereka memperlakukan Nabi-nabi yang  diturunkan kepada mereka seperti yang dilakukan oleh orang-orang kafir  Quraisy. Di dalam ayat ini Allah SWT bersumpah atas nama-Nya bahwa Dia  benar-benar telah mengutus beberapa utusan-Nya kepada umat-umat sebelum  diutusnya Nabi Muhammad kepada umatnya. Para utusan itu mengajak kepada  agama tauhid dan mengikhlaskan ibadat mereka kepada Allah SWT serta  mendekatkan diri mereka kepada Allah. Akan tetapi umat-umat Rasul  terdahulu itu telah terpesona dan tertipu oleh tipu daya setan sehingga  mereka memandang baik perbuatan-perbuatan yang sebenarnya mengingkari  ajaran wahyu. Itulah sebabnya pandangan nurani mereka berubah, yang  semestinya mereka menilai wahyu yang disampaikan oleh Rasul-rasul itu  sebagai bimbingan yang harus diikuti, ternyata mereka telah mendustakan  wahyu yang disampaikan oleh Rasul serta menolak agama yang dibawa oleh  para Rasul itu. Dengan demikian mereka telah terpesona oleh setan-setan  bahkan mereka telah dikuasai oleh pengaruh setan-setan itu, padahal  setan-setan itu tugasnya tidak lain terkecuali menyesatkan mereka dan  menjauhkan mereka dari bimbingan wahyu. Maka sepantasnya apabila Allah  pada akhir ayat mengancam mereka dengan siksaan yang pedih pada saat  mereka dikumpulkan di hari Mahsyar dan diberi balasan di hari  pembalasan, sebagaimana mestinya yaitu pada hari mereka merasakan  penyesalan yang sedalam-dalamnya karena mereka telah mengetabui dengan  seyakin-yakinnya bahwa tipu daya setan-setan itu sedikitpun tidak  memberikan pertolongan kepada mereka seperti yang mereka angan-angankan  pada saat berada di dunia.
 |  
 
 | 
   | 64 | Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al Kitab  (Al quran) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa  yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum  yang beriman.(QS. 16:64) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 64 
 
 وَمَا  أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ إِلَّا لِتُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِي  اخْتَلَفُوا فِيهِ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (64 Kemudian  dari pada itu Allah SWT menjelaskan bahwa Dia tidak akan menyiksa dan  memberikan azab kepada mereka terkecuali setelah Allah memberikan wahyu  kepada mereka dan menjelaskan alasan-alasan yang dapat membuka pikiran  mereka untuk dapat menilai kebenaran bimbingan wahyu itu. Allah SWT  menjelaskan bahwa Dia tiadalah menurunkan kitab kepada Nabi Muhammad saw  untuk dijadikan bimbingan bagi para umatnya terkecuali agar Nabi  Muhammad itu dapat menjelaskan apa yang mereka perselisihkan kepada  mereka perselisihkan kepada mereka sehingga mereka dapat membedakan mana  yang hak dan mana yang batil.
 Untuk mencapai kepada pemikiran itu,  Nabi Muhammad diberi kemampuan menegakkan dalil-dalil yang menguatkan  kebenaran wahyu yang dibawanya itu.
 Di samping itu, wahyu yang  dibawanya itu berfungsi sebagai bimbingan yang dapat mengantarkan  umatnya kepada keyakinan yang pokok, terhindar dari keyakinan yang  sesat. Juga Alquran itu berfungsi sebagai rahmat Allah yang terbesar  kepada hamba-Nya yang mau beriman, dan dengan Alquran mereka itu  terbimbing kepada keyakinan yang benar dan mengakui kandungan Alquran  yang memuat perintah dan larangan Nya yang apabila mereka mengikuti  perintah-Nya dan menjauhi larangan Nya mereka akan menjadi orang-orang  yang berbahagia di dunia dan di akhirat.
 |  
 
 | 
   | 65 | Dan Allah menurunkan dari langit air (hujan)  dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi sesudah matinya. Sesungguhnya  pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran  Tuhan) bagi orang-orang yang mendengarkan (pelajaran).(QS. 16:65) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 65 
 
 وَاللَّهُ  أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا  إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ (65 Allah SWT  mengajak para hamba-Nya untuk memperhatikan dalil-dalil yang menunjukkan  kebenaran bahwa Allah SWT itu Maha Esa dan Dialah yang berhak  dipertuhan dan yang pantas disembah.
 Dalam hal ini Allah menjelaskan  bahwa yang berhak disembah ialah yang menurunkan hujan dari langit,  yang karenanya tumbuhlah berbagai macam tanam-tanaman di permukaan bumi.  Andaikan tidak ada hujan, tentulah bumi itu menjadi kering dan tandus  tak mungkin ditumbuhi oleh tanam-tanaman dan rerumputan.
 Hal itu  menunjukkan bahwa Allah berkuasa menghidupkan bumi itu dan menyuburnya  setelah tidak ada kemungkinan adanya tanda-tanda kehidupan. Orang-orang  yang memperhatikan kejadian itu tentulah akan melihat adanya dalil yang  jelas dan tanda yang pasti tentang keesaan Allah Yang Maha Mengetahui  dan Maha Kuasa. Hal ini hanyalah dapat dilihat oleh orang-orang yang  mempunyai akal dan memperhatikan kejadian itu dengan perhatian yang  mendalam.
 Di dalam ayat ini disebutkan bahwa turunnya hujan dari  langit yang dapat menyuburkan bumi sesudah tandus sebagai tanda bagi  orang-orang yang mendengarkan tanda-tanda kebenaran. Maksudnya ialah  orang yang mau memperhatikan dan memikirkan tanda-tanda keesaan Tuhan  itu adakalanya dengan jalan melakukan penelitian secara langsung atau  mendengarkan pengalaman-pengalaman atau hasil penelitian orang lain dan  orang itu dapat memahaminya sebaik-baiknya.
 |  
 
 | 
   | 66 | Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu  benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum daripada  apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan  darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.(QS. 16:66) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 66 
 
 وَإِنَّ  لَكُمْ فِي الْأَنْعَامِ لَعِبْرَةً نُسْقِيكُمْ مِمَّا فِي بُطُونِهِ مِنْ  بَيْنِ فَرْثٍ وَدَمٍ لَبَنًا خَالِصًا سَائِغًا لِلشَّارِبِينَ (66 Sesudah  itu Allah SWT meminta perhatian para hamba-Nya agar memperhatikan  binatang ternak karena sesungguhnya pada binatang ternak itu terdapat  pelajaran yang berharga bagi para hamba-Nya yang dapat menunjukkan  kekuasaan Nya, menciptakan ciptaan yang indah. Maha Luas Rahmat Nya  terhadap para hamba Nya; dan air susu binatang ternak itulah manusia  mendapat minuman yang lezat rasanya, mudah dicerna dan berguna bagi  kesehatan. Seseorang yang suka memperhatikan, dapat mengambil pelajaran  betapa Maha Kuasanya Allah memisahkan susu yang bersih itu dari darah  dan kotoran binatang. Binatang itu makan rerumputan. Dari rumput itulah  sari-sari makanan diserap oleh butiran-butiran darah merah di perut  besar sapi itu, sedang bagian-bagian yang tidak berguna dikeluarkan  sebagai kotoran.
 Kemudian dari tanah itulah dipisahkan air susu  sebagai minuman yang sangat lezat mudah ditelan bagi orang yang hendak  meminumnya.
 |  
 
 | 
   | 67 | Dan dari buah korma dan anggur, kamu buat  minuman yang memabukkan dan rezki yang baik. Sesungguhnya pada yang  demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang  yang memikirkan.(QS. 16:67) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 67 
 
 وَمِنْ  ثَمَرَاتِ النَّخِيلِ وَالْأَعْنَابِ تَتَّخِذُونَ مِنْهُ سَكَرًا  وَرِزْقًا حَسَنًا إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (67 Dalam  pada itu Allah SWT meminta perhatian para hamba Nya agar memperhatikan  buah kurma dan anggur. Dari kedua buah-buahan itulah manusia dapat  mengambil sarinya untuk dijadikan sakar, yaitu minuman yang tersusun  dari zat gula, zat tepung dan zat asam. Sakar ini berubah-ubah bentuknya  ada kalanya menjadi gula, adakalanya menjadi tepung dan adakalanya  menjadi khamar, terserah kepada formulasi kimianya. Sebagai penjelas  ayat, dapatlah dikemukakan sebuah riwayat dari Ibnu Abbas beliau  berkata: "Sakar ialah minuman yang diharamkan yang berasal dari buah  kurma dan anggur. Rezeki yang baik ialah makanan yang halal yang diambil  dari kurma dan anggur seperti cuka; dan buah sala, kurma dan sale  anggur.
 Jadi dari kurma dan anggur itu manusia dapat mengambil sari  buahnya dan dari sari-sari itu dapat diciptakan berbagai macam makanan.  Di antaranya ada yang memudaratkan dan di antaranya ada yang bermanfaat,  yang memudaratkan ialah apabila dari kedua jenis buah-buahan itu dibuat  minuman yang memabukkan. Minuman seperti itu dilarang oleh syara',  karena berbahaya bagi kesehatan mereka. Sedang makanan yang bermanfaat  ialah yang tidak memabukkan seperti cuka, sari buah sale, kurma dan sale  anggur.
 Di akhir ayat Allah SWT menegaskan lagi bahwa dalam  penciptaan kedua macam tumbuh-tumbuhan itu terdapat tanda-tanda yang  cerah yang menunjukkan keesaan Tuhan bagi orang-orang yang mempergunakan  pikirannya untuk meneliti, memperhatikan dan mengambil ibarat dari  kejadian tumbuh-tumbuhan yang disebutkan dalam ayat itu.
 |  
 
 | 
   | 68 | Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah:` Buatlah  sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat  yang dibikin manusia`,(QS. 16:68) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 68 
 
 وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ (68 Kemudian  Allah SWT meminta perhatian para hamba-Nya agar memperhatikan lebah.  Allah telah memberikan instink kepada lebah sehingga mempunyai kemahiran  untuk membuat sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu dan dari  rumah-rumah yang di dirikan manusia. Seorang yang mau memperhatikan  bagaimana kemahiran lebah membuat sarangnya tentulah ia akan merasa  heran karena takjub. Diambilnya bahan-bahan yang serupa lilin dari  seludang ikan dan bunga-bungaan kemudian dari bahan itu dibuatnya  sarang-sarangnya yang sangat mengagumkan bentuknya. Sarang lebah  mempunyai bentuk segi enam berangkai yang menurut para ahli struktur  bangunan bahwa segi enamlah, ruang yang paling banyak membuat isi  dibanding dengan segi-segi lain. Dan apabila memperhatikan dari segi  bobotnya sarang lebah itu terlalu ringan untuk menahan bobot yang begitu  berat yaitu madu, telur dan embrio-embrionya. Seorang yang mahir dalam  ilmu bangunan akan keheran-heranan melihat perbandingan yang begini  mencolok, akan tetapi kekuatannya boleh diandalkan. Hal ini menjadi  bukti pula yang menunjukkan kekuasaan Allah Yang Maha Esa.
 |  
 
 | 
   | 69 | kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam)  buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).  Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya,  di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya  pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi  orang-orang yang memikirkan.(QS. 16:69) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 69 
 
 ثُمَّ كُلِي  مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا يَخْرُجُ مِنْ  بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ إِنَّ  فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (69 Sesudah itu Allah  SWT meminta perhatian para hamba-Nya agar memikirkan bagaimana Allah  telah memberikan kemahiran kepada para lebah itu mengumpulkan sari  makanan dari berbagai macam buah-buahan dan bagaimana pula Allah SWT  memberikan ilham kepadanya sehingga lebah-lebah itu mempunyai kemampuan  mengumpulkan sari-sari makanan dari buah-buahan dan diubahnya menjadi  madu yang tahan dan awet tidak mudah busuk.
 Cara-cara itu ditempuhnya secara turun temurun.
 lebah-lebah  itu mengisap sari makanan dari buah-buahan dan bunga-bungaan ke dalam  perutnya dan dari perutnya pula dikeluarkan madu yang bermacam macam  warnanya, menurut jenisnya dari lebah itu. Ada yang putih dan ada yang  kekuning-kuningan dan ada pula yang kemerah-merahan, sesuai dengan jenis  lebah itu dan tergantung pula kepada buah-buahan dan bunga-bungaan yang  ada di sekitarnya.
 Di antara manfaat dari madu ialah sebagai obat  untuk mengobati berbagai macam penyakit. Mungkin berguna sebagai  ketahanan tubuh dan mungkin sebagai obat terhadap sesuatu penyakit. Hal  ini dapat diterima oleh ilmu pengetahuan, karena madu itu termasuk  sejenis makanan yang mudah dicerna dan banyak mengandung berbagai macam  vitamin bahkan seluruh macam vitamin berada dalam madu itu. Hal ini  sangat berguna bagi ketahanan tubuh sehingga menyebabkan orang tahan  terhadap berbagai macam penyakit. Di samping itu pula menjadi obat bagi  seseorang yang sedang ditimpa oleh sesuatu penyakit, terutama bagi orang  yang diserang beberapa penyakit kekurangan vitamin.
 Sebagai penjelas tentang fungsi madu ini dapatlah dibaca sebuah hadis:
 
 
 
 إن  رجلا جاء إاى رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال: إن أخي ستطلق بطنه فقال  رسول الله: إسقه عسلا، فسقاه عسلا ثم جاءه فقال: يا رسول الله سقيته عسلا  فما زاده إلا إستطلاقا. قال: إذهب فاسقه عسلا فذهب فسقاه عسلا، ثم جاء  فقال: يا رسول الله ما زاده ذلك إلا استطلاقا. فقال رسول الله صلى الله  عليه وسلم: صدق الله وكذب بطن أخيك، إذهب فاسقه عسلا، فذهب فسقاه عسلا فبرئ  Artinya: Bahwa seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw,  seraya berkata: "Sesungguhnya saudaraku perutnya mulas", maka Rasulullah  saw bersabda: "Minumilah ia madu", kemudian orang itu memberikan  minuman madu kepada yang sakit itu, lalu datanglah orang itu kepada  Rasulullah saw, seraya berkata: "Ya Rasulullah saya telah memberikannya  minuman madu, tetapi hasilnya bertambah mulas': Rasulullah saw bersabda:  "Pergilah dan minumi (lagi) lah ia madu", maka orang itu pergi dan  memberi si sakit madu, kemudian orang itu datang lagi kepada Rasulullah  saw seraya berkata: "Ya Rasulullah, hasilnya hanyalah bertambah mulas",  kemudian Rasulullah bersabda: "Allah berkata benar, dan perut saudaramu  berdusta, maka pergilah dan berilah saudaramu itu madu". Lalu orang itu  pergi dan memberi si sakit itu madu, kemudian si sakit sembuh".
 (H.R Bukhari Muslim dari Abu Sai'd Al Hudri)
 Dari Hadis Nabi yang artinya:
 "Obat  itu ada tiga macam, mengeluarkan darah dengan cantuk, minum madu dan  membakar kulit dengan api, dan saya melarang umatku membakar kulit.
 (H.R Bukhari Muslim dari Ibnu 'Abbas)
 Kemudian dapatlah dikemukakan beberapa faedah dari lebah sebagai berikut:
 1. Madunya dapat jadikan minuman yang lezat karena banyak mengandung vitamin yang sangat berguna bagi kesehatan.
 2. Malamnya dapat dibuat sebagai lilin untuk lampu untuk alat membatik dan keperluan-keperluan kerajinan lain.
 3.  Dapat melaksanakan penyerbukan di antara bunga-bungaan yang berumah  satu ataupun yang berumah dua, di antara bunga jantan dan bunga betina.
 4. Madunya juga dapat dijadikan obat-obatan baik untuk menambah ketahanan tubuh atau untuk pengobatan.
 |  
 
 | 
   | 70 | Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan  kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling  lemah (lanjut), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah  diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.(QS. 16:70) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 70 
 
 وَاللَّهُ  خَلَقَكُمْ ثُمَّ يَتَوَفَّاكُمْ وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلَى أَرْذَلِ  الْعُمُرِ لِكَيْ لَا يَعْلَمَ بَعْدَ عِلْمٍ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ  عَلِيمٌ قَدِيرٌ (70 Allah SWT menjelaskan bahwa Dialah yang  menciptakan manusia seluruhnya yang pada mulanya tidak ada. Sesudah itu  Allah menentukan umumya dengan umur yang berbeda-beda. Di antara manusia  ada yang mati di waktu berada dalam kandungan, ada yang mati di waktu  lahir, ada yang mati di waktu kecil dan di antaranya pula ada yang mati  setelah mencapai umur yang lanjut, yaitu setelah ia menjadi lemah  pikirannya dan pikun. Kekuatannya menjadi lemah dan pikirannya menjadi  lemah pula.
 Allah SWT berfirman:
 
 
 
 وَمَنْ نُعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِي الْخَلْقِ أَفَلَا يَعْقِلُونَ Artinya: Dan  barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia  kepada kejadian (nya). Maka apakah mereka tidak memikirkan?.
 (Q.S Yasin: 68)
 Kebanyakan  orang menginginkan umur yang panjang akan tetapi tidak ada yang  menginginkan ia menjadi pikun. Tersebut dalam Hadis Nabi:
 
 
 
 أن  رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يقول فى دعائه: أعوذبك من البخل والكسل  وأرذل العمر وعذاب القبر وفتنة الدجال وفتنة المحيا والممات Artinya: Bahwa  Rasulullah saw, pernah mengatakan di dalam doanya: "Aku berlindung  kepada Mu ya Allah dan kebakhilan, kemalasan, lanjut usia, siksa kubur,  fitnah dajjal dan fitnah di waktu hidup dan di waktu mati".
 (H.R Bukhari dan Ibnu Mardawaih dari Anas bin Malik)
 Dan  dinukilkan pula dari Ali bin Abu Talib bahwa lanjut usia itu ialah  berumur 75 tahun, dan umur ini adalah umur yang umum dan tidak terlalu  panjang.
 Pada saat manusia diberi umur yang lanjut, mereka itu  keadaannya seperti dikembalikan pada masa bayi lagi. Mereka menjadi  pikun tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya.
 Di  akhir ayat Allah SWT menegaskan bahwa Dia Maha Mengetahui segala  sesuatu. Maksudnya Dialah yang mengetahui hikmah dari kejadian manusia  kemudian dimatikannya. Ada yang dimatikan di waktu masih bayi dan ada  yang dimatikan setelah lanjut usia. Kekuasaan Allah tidak dapat disaingi  oleh siapapun juga.
 |  
 
 | 
   | 71 | Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari  sebahagian yang lain dalam hal rezki, tetapi orang-orang yang dilebihkan  (rezkinya itu) tidak mau memberikan rezki mereka kepada budak-budak  yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rezki itu. Maka mengapa  mereka mengingkari nikmat Allah?(QS. 16:71) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 71 
 
 وَاللَّهُ  فَضَّلَ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ فِي الرِّزْقِ فَمَا الَّذِينَ فُضِّلُوا  بِرَادِّي رِزْقِهِمْ عَلَى مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَهُمْ فِيهِ  سَوَاءٌ أَفَبِنِعْمَةِ اللَّهِ يَجْحَدُونَ (71 Setelah Allah  menjelaskan perbedaan umur manusia menyebutkan pula perbedaan rezeki  yang mereka peroleh. Allah SWT menjelaskan bahwa Allah melebihkan  sebagian manusia dari sebagian yang lain dalam hal rezeki. Ada di antara  manusia yang kaya, dan ada pula yang fakir, ada manusia yang berkuasa  sehingga dapat menguasai sumber-sumber rezeki dan ada manusia yang  dikuasai dan hanya dapat memperoleh sebagian rezeki.
 Sesudah itu  Allah SWT menjelaskan pula bahwa di antara orang-orang yang diberi  rezeki yang banyak ada yang tidak mau memberikan rezekinya kepada  orang-orang yang berada di bawah kekuasaannya, yang semestinya mendapat  bagian dari mereka. Padahal di antara orang-otang yang menguasai dan  dikuasai, di antara tuan dan budak adalah sama-sama berusaha untuk  mengembangkan modal, maka sepantasnyalah rezeki itu dibagikan sesuai  dengan tenaga yang diberikan. Apabila orang yang berkuasa merasa berhak  mendapat keuntungan karena modal yang dimiliki pada orang yang dikuasai  hendaknya diberi bagian sesuai dengan tenaganya. Agar di antara orang  yang berkuasa dan orang yang dikuasai sama-sama mendapat rezeki.
 Di  dalam ayat ini terdapat sindiran kepada orang-orang musyrikin bahwa  apabila mereka itu kepada budak-budak mereka tidak mau memberikan  sebagian rezeki dari mereka yang jelas telah memberikan tenaganya, dan  mereka itu juga manusia yang sama mengapa mereka kepada berhala suka  memberikan sebagian rezeki mereka berupa makanan dan binatang-binatang  ternak. Padahal berhala-berhala itu tidak lebih kedudukannya dari  budak-budak mereka.
 Allah SWT berfirman:
 
 
 
 ضَرَبَ لَكُمْ  مَثَلًا مِنْ أَنْفُسِكُمْ هَلْ لَكُمْ مِنْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ  مِنْ شُرَكَاءَ فِي مَا رَزَقْنَاكُمْ فَأَنْتُمْ فِيهِ سَوَاءٌ Artinya: Dia  membuat perumpamaan untuk kamu dari dirimu sendiri. Apakah ada di  antara hamba sahaya yang kamu miliki, sekutu bagimu dalam (memilih)  rezeki yang telah Kami berikan kepadamu, maka kamu sama dengan mereka  dalam (hak mempergunakan) rezeki itu.
 (Q.S Ar Rum: 28)
 Di akhir  ayat Allah SWT mengingatkan mengapa mereka mengingkari nikmat Allah,  yaitu karena mereka tidak mau mensyukuri nikmat itu, mengingkari  bimbingan Allah yang menuntun mereka ke jalan yang benar, dan bahkan  mereka menyekutukan tuhan-tuhan yang lain kepada Allah.
 |  
 
 | 
   | 72 | Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari  jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu,  anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka  mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat  Allah?`(QS. 16:72) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 72 
 
 وَاللَّهُ  جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنْ  أَزْوَاجِكُمْ بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ  أَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَةِ اللَّهِ هُمْ يَكْفُرُونَ (72 Kemudian  dari pada itu Allah SWT menjelaskan nikmat Allah yang lain dan  nikmat-nikmat yang telah diterima oleh hamba-Nya, agar manusia dapat  memperhatikan keluasan nikmat-Nya. Allah SWT telah menciptakan  istri-istri untuk mereka dari jenis mereka pula, dengan adanya  istri-istri itu manusia dapat bekerja sama dalam membina kemaslahatan  bersama dan mengurus kehidupan bersama. Dan dari istri-istri itu pula  Allah memberikan keturunan sebagai biji mata dan kesayangan yang dapat  membahagiakan kehidupan mereka di dunia dan menjadi kebanggaan sebagai  pelanjut keturunan. Kemudian Allah menjelaskan pula bahwa Dialah yang  telah memberikan rezeki kepada mereka dari jenis makanan dan minuman  yang lezat-lezat, pakaian yang dapat melindungi kulit dari udara dingin  dan tempat yang dapat melindungi dari teriknya matahari dan tirisnya  hujan.
 Di akhir ayat Allah SWT mencela orang-orang musyirikin karena  mereka itu mempercayai kebatilan yaitu menyembah berhala-berhala yang  dipersekutukan kepada Allah. Padahal berhala-berhala itu sudah jelas  sedikitpun tidak memberikan manfaat dan tidak pula menolak mudarat.  Sedangkan kepada nikmat Allah yang telah jelas manfaatnya dan telah  mereka rasakan mereka mengingkari, seperti tindakan mereka memberikan  sebagian rezeki sebagai korban kepada berhala-berhala mereka.
 |  
 
 | 
   | 73 | Dan mereka menyembah selain Allah, sesuatu  yang tidak dapat memberikan rezki kepada mereka sedikitpun dari langit  dan bumi, dan tidak berkuasa (sedikit juapun).(QS. 16:73) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 73 
 
 وَيَعْبُدُونَ  مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَمْلِكُ لَهُمْ رِزْقًا مِنَ السَّمَاوَاتِ  وَالْأَرْضِ شَيْئًا وَلَا يَسْتَطِيعُونَ (73 Kemudian dari pada itu  Allah SWT menjelaskan pengingkaran orang-orang musyrikin dan kejahatan  mereka, yaitu mereka telah menyembah kepada patung-patung itu tidak  mampu menurunkan hujan dari langit dan tidak berkuasa untuk menumbuhkan  tanaman dari bumi. Patung-patung itu tidak mempunyai kekuasaan apapun  kepada mereka bahkan kepada dirinya sendiri tidak mengetahui, karena  patung-patung itu adalah benda mati bahkan patung adalah ciptaan Allah.  Maka patung-patung tidak mungkin di harapkan untuk memberikan nikmat  apapun juga kepada mereka seperti tidak mampunyai untuk mendatangkan  mudarat kepada mereka. Bahkan seandainya patung-patung itu dirusak dan  dimusnahkan patung itu tidak dapat berbuat apa-apa.
 |  
 
 | 
   | 74 | Maka janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah. Sesungguhnya Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.(QS. 16:74) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 74 
 
 فَلَا تَضْرِبُوا لِلَّهِ الْأَمْثَالَ إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ (74 Sesudah  itu Allah SWT melarang hamba Nya menyamakan sifat-sifat Allah itu  dengan makhluk-Nya, karena sifat-sifat Allah itu tidak dapat disamai dan  ditandingi. Sebagai penegas pengertian ayat ini dapat dikemukakan  sebuah riwayat dari Ibnu Munzir dan Abu Hatim dari Ibnu Abbas: "Bahwa  Ibnu Abbas berkata mengenai ayat itu: Makanya jangan kamu beranggapan  adanya tuhan-tuhan lain selain Aku, karena sesungguhnya tidak ada tuhan  selain Aku.
 Kemudian Allah SWT menegaskan bahwa Allah Maha  Mengetahui segala yang ada di langit dan di bumi termasuk pula  benda-benda penyusunnya, maka Dia mengetahui pula kejahatan yang  dilakukan oleh makhluk-Nya dan Dia pulalah yang berkuasa untuk menghukum  mereka itu dengan siksaan yang pedih, sedangkan hamba-hamba Allah itu  tidak mengetahui sedikitpun siksaan yang harus mereka rasakan.
 |  
 
 | 
   | 75 | Allah membuat perumpamaan dengan seorang hamba  sahaya yang dimiliki yang tidak dapat bertindak terhadap sesuatupun dan  seorang yang Kami beri rezki yang baik dari Kami, lalu dia menafkahkan  sebagian dari rezki itu secara sembunyi dan secara terang-terangan,  adakah mereka itu sama? Segala puji hanya bagi Allah, tetapi kebanyakan  mereka tiada mengetahui.(QS. 16:75) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 75 
 
 ضَرَبَ  اللَّهُ مَثَلًا عَبْدًا مَمْلُوكًا لَا يَقْدِرُ عَلَى شَيْءٍ وَمَنْ  رَزَقْنَاهُ مِنَّا رِزْقًا حَسَنًا فَهُوَ يُنْفِقُ مِنْهُ سِرًّا  وَجَهْرًا هَلْ يَسْتَوُونَ الْحَمْدُ لِلَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا  يَعْلَمُونَ (75 Dalam ayat ini Allah SWT membuat suatu perumpamaan  tentang orang-orang musyrik sehubungan dengan kepercayaan mereka yang  mempersamakan kedudukan sembahan mereka yang berupa patung dan berhala  dengan Allah Yang Maha Sempurna.
 Kekeliruan dan kebatilan  kepercayaan mereka itu sama halnya dengan kekeliruan dari orang-orang  yang mempersamakan seorang budak sahaya yang tidak memiliki hak apapun  dan tak punya kuasa apa-apa sedangkan orang merdeka punya hak untuk  memiliki harta kekayaan dan mendaya gunakan harta itu. Dia nafkahkan  hartanya itu menurut keinginannya, baik secara sembunyi sembunyi ataupun  terang-terangan.
 Samakah antara kedua orang itu? Sangatlah jelas  perbedaan keduanya. Setiap orang dengan segera mengetahui antara  keduanya jauh berbeda baik dalam kemuliaannya, kekuasaanya, ataupun  keluhurannya. Hanya orang yang buta dan tidak waras pikirannya,  mempersamakan antara budak sahaya dengan orang-orang merdeka. Demikian  itulah orang-orang musyrik. Mereka jadikan benda benda mati itu tempat  memanjatkan doa dan menggantungkan harapan. Alangkah jauhnya kesesatan  mereka itu, Tuhan pencipta alam semesta mereka persamakan dengan makhluk  yang rendah.
 Segala puji hanyalah kepada Allah SWT. Dialah yang  paling berhak untuk menerima segala macam pujian karena Dialah yang  mulia, sempurna yang hanya pada Nya segala sifat-sifat terpuji. Kepada  Nya lah menyebutkan pujian, tidak kepada selain Nya, tidak kepada  patung-patung dan berhala-berhala. Sembahan-sembahan selain Allah, tidak  ada yang patut menerima pujian. Tetapi manusia banyak juga yang tidak  mengetahui bahwasanya segala sifat kesempurnaan hanyalah kepada Allah  SWT.
 Karena kejahilan mereka itu, mereka memandang sifat  kesempurnaan ada pula pada selain Allah yaitu mereka menjadikan makhluk  tuhan itu sebagai pujaan atau sembahan.
 
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nahl 75
 
 
 ضَرَبَ  اللَّهُ مَثَلًا عَبْدًا مَمْلُوكًا لَا يَقْدِرُ عَلَى شَيْءٍ وَمَنْ  رَزَقْنَاهُ مِنَّا رِزْقًا حَسَنًا فَهُوَ يُنْفِقُ مِنْهُ سِرًّا  وَجَهْرًا هَلْ يَسْتَوُونَ الْحَمْدُ لِلَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا  يَعْلَمُونَ (75 (Allah membuat perumpamaan) lafal matsalan ini  kemudian dijelaskan oleh badalnya yaitu (dengan seorang hamba sahaya  yang dimiliki) lafal mamlukan ini berkedudukan menjadi sifat dari lafal  `abdan, dimaksud untuk membedakannya dari manusia yang merdeka, karena  manusia yang merdeka disebutkan dengan istilah Abdullaah atau hamba  Allah (yang tidak dapat bertindak terhadap sesuatu) karena ia tidak  memiliki apa pun (dan seorang) lafal man di sini nakirah maushufah,  artinya seorang yang merdeka, bukan hamba sahaya (yang Kami beri rezeki  yang baik dari Kami, lalu dia menafkahkan sebagian dari rezeki itu  secara sembunyi dan secara terang-terangan) artinya dia menafkahkannya  sekehendak hatinya. Misal yang pertama untuk menggambarkan tentang  berhala dan misal yang kedua untuk menggambarkan tentang Allah swt.  (adakah mereka itu sama?) antara hamba sahaya dan orang merdeka yang  bebas dalam bertindak; tentu saja tidak. (Segala puji bagi Allah) semata  (tetapi kebanyakan mereka) yakni penduduk kota Mekah (tidak mengetahui)  apa yang bakal menimpa mereka kelak yaitu berupa azab, yang karena  ketidaktahuan mereka itu akhirnya mereka menyekutukan Allah swt.
 |  
 
 | 
   | 76 | Dan Allah membuat (pula) perumpamaan: Dua  orang lelaki yang seorang bisu, tidak dapat berbuat sesuatupun dan dia  menjadi beban atas penanggungnya, ke mana saja dia disuruh oleh  penanggungnya itu, dia tidak dapat mendatangkan suatu kebajikanpun.  Samakah orang itu dengan orang yang menyuruh berbuat keadilan, dan dia  berada pula di atas jalan yang lurus?(QS. 16:76) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 76 
 
 وَضَرَبَ  اللَّهُ مَثَلًا رَجُلَيْنِ أَحَدُهُمَا أَبْكَمُ لَا يَقْدِرُ عَلَى  شَيْءٍ وَهُوَ كَلٌّ عَلَى مَوْلَاهُ أَيْنَمَا يُوَجِّهْهُ لَا يَأْتِ  بِخَيْرٍ هَلْ يَسْتَوِي هُوَ وَمَنْ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَهُوَ عَلَى  صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (76 Seperti halnya ayat yang lalu, maka pada  ayat ini Allah SWT menjelaskan lagi perumpamaan orang-orang musyrik  dengan bentuk yang lebih jelas mengenai kepercayaan mereka kepada patung  sembahan mereks Allah SWT mengambil perumpamaan dua orang laki-laki.  Yang satu seorang laki yang bisu, bodoh tidak mengerti apa-apa dan  seorang lagi ialah laki-laki yang mampu berbicara, lagi cakap. Laki-laki  yang pertama itu diumpamakan untuk patung sembahan orang-orang musyrik,  sedang laki-laki yang kedua diumpamakan untuk Tuhan. Patutkah  dipersamakan antara dua orang laki-laki itu? Jika hal demikian tidak  patut, maka lebih tidak patut lagi mempersamakan antara patung dengan  Tuhan.
 Allah SWT dalam ayat ini menerangkan sifat-sifat persamaan  antara patung dengan orang yang bisu yang bukan saja tidak memiliki  kemampuan berbicara, tetapi juga tidak memiliki kemampuan batin. Dia  tidak mengerti maksud orang lain, dan juga orang lain tidak dapat  memahami maksudnya. Karena itu dia tidak dapat menyelesaikan urusannya  sendiri apalagi urusan orang lain. Dia hanya jadi beban orang lain. Di  manapun dia ditempatkan dan tugas apapun yang diberikan kepadanya  tentulah tidak mendatangkan hasil yang baik.
 Menurut keterangan Ibnu  Abbas, laki-laki bisu yang dijadikan misal dalam ayat ini ialah seorang  budak Usman bin Affan yang telah beliau merdekakan tetapi masih dalam  pemeliharaannya. Bekas budak ini menolak agama Islam. Keadaannya bisu,  tuli dan bodoh, sebab itu sepenuhnya dia bergantung kepada tuannya.  Seperti demikian itu pula patung-patung sembahan musyrikin itu. Dia bisu  dan tuli di mana saja patung-patung diletakkan walaupun dalam gedung  yang megah, tetapi dia tidak mendatangkan kebaikan kepada pemujanya.
 Laki-laki  yang sempurna panca inderanya itu, menurut Ibnu Abbas, ialah Usman bin  Affan. Allah menjadikan perumpamaan untuk Allah SWT laki-laki itu  menyeru manusia berbuat adil dan selalu berada di jalan yang lurus dan  di dalam agama yang benar.
 Sifat-sifat demikian adalah gambaran dari sifat Allah SWT dengan Ke Maha Sucian dan kesempurnaan-Nya dari sifat-sifat manusia.
 Sifat  Allah SWT "Menyeru kepada keadilan atau kebenaran" mengandung  pengertian bahwasannya Dia mengetahui tentang keadilan dan kebenaran itu  serta mengajarkannya lagi menyukai keadilan dan kebenran serta  mengajarkannya lagi menyukai keadilan dan memerintahkan kepada hamba Nya  agar agar bersifat adil. Dia mencintai orang-orang yang berbuat dan  bersifat adil dan tidaklah Dia memerintahkan hamba Nya selain menjunjung  keadilan. Bahkan Allah SWT Maha Suci dari sifat-sifat yang berlawanan  dengan keadilan itu seperti bersifat zalim, aniaya, jahil dan bakhil.  Semua perintah dan syariatnya adil seluruhnya. Mereka yang bersifta dan  berbuat adil itulah kekasih dan wali-wali Allah. Mereka hidup di sisi  Allah dan di bawah cahaya Nya.
 Sifat Allah SWT, "di jalan yang  lurus" mengandung pengertian bahwa tiadalah Allah memfirmankan sesuatu  selain kebenaran, tiadalah Dia memerintahkan selain keadilan dan  tidaklah Dia mengadakan sesuatu, selain untuk kemaslahatan, rahmat,  hikmah dan keadilan. Allah selalu di atas kebenaran pada perkataan dan  perbuatannya.
 Maka Dia tidak menjatuhkan hukuman dengan zalim kepada  hamba Nya, tidaklah menyiksa tanpa dosa yang dilakukan hamba itu, tidak  pula mengurangi sedikitpun kebaikan yang diperbuatnya tidak membebankan  dosa orang lain, kepada seseorang atau menyiksanya. Tiada suatu  tindakan dan perbuatan dari Allah tanpa mengandung pujian terhadap Nya.  Dan segala perbuatan itu berakhir dengan kebaikan dan mencapai  tujuannya. Semua itu disebabkan Allah selalu berada dalam keadaan yang  lurus.
 |  
 
 | 
   | 77 | Dan kepunyaan Allah-lah segala apa yang  tersembunyi di langit dan di bumi. Tidak adalah kejadian kiamat itu  melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat (lagi). Sesungguhnya  Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.(QS. 16:77) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 77 
 
 وَلِلَّهِ  غَيْبُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا أَمْرُ السَّاعَةِ إِلَّا كَلَمْحِ  الْبَصَرِ أَوْ هُوَ أَقْرَبُ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ  (77 Dalam ayat ini Allah SWT menyatakan kesempurnaan ilmu Nya  tentang hal-hal yang gaib dan ke Maha Kuasaan-Nya di antara hal yang  gaib itu, ialah segala yang berada di luar jangkauan indra dan akal  pikiran manusia baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi.  Hanyalah Allah SWT sendiri yang memiliki pengetahuan apa yang ada di  luar alam nyata ini.
 Meskipun pengetahuan umat manusia pada zaman  sekarang sangat luas tentang angkasa luar dan keadaan bumi, namun yang  belum mereka ketahui jauh lebih besar dari apa yang sudah mereka  ketahui. Ketika manusia sampai ke bulan, masih terbentang di muka mereka  kegaiban dan kerahasiaan yang di planet Mars, Venus dan lain-lainnya.  Padahal planet-planet tersebut bagaikan beberapa butir pasir di tengah  sahara yang luas jika dibanding dengan keluasan alam semesta ini.
 Demikian  pula mengenai kegaiban dan kerahasiaan dalam bumi ini. Tak seorangpun  sarjana geologi dapat mengatakan kapan terjadinya gempa bumi, atau  meletusnya gunung berapi. Bahkan tentang kegaiban dan kerahasiaan yang  ada pada diri manusia masih tetap tersembunyi walaupun sejak  berabad-abad para ahli dalam bidangnya memikirkannya. Tak seorangpun  yang dapat memastikan apa yang akan dialami besok, hari kapankah  kematian datang kepadanya, di manakah dia akan dikuburkan, semuanya itu  soal yang gaib bagi manusia. Tetapi adalah suatu rahmat Tuhan yang besar  bagi manusia bahwa mereka tidak mengetahui apa yang bakal terjadi pada  dirinya besok atau lusa. Sehingga mereka harus merenungkan dirinya besok  atau lusa. Sehingga mereka harus merenungkan dirinya dan memikirkan  kemungkinan-kemungkinan, lalu menyusun rencana tindakan-tindakan sesuai  dengan keinginan mereka.
 Hari kiamat termasuk pula hal gaib. Allah  SWT menyebutkan secara khusus perkara hari kiamat itu, karena masalah  hari kiamat itu banyak mendapat sangkalan dan sanggahan pada setiap  zaman dan pada setiap bangsa. Bahkan banyak orang yang mengingkarinya,  dan menyatakan sebagai suatu hal yang tidak mungkin terjadi.
 Allah  SWT merahasiakan waktunya, agar manusia tidak menghentikan kegiatan  hidupnya. Seharusnya manusia tidaklah perlu memikirkan kapan hari kiamat  itu terjadi. Sebab hal itu adalah urusan Tuhan, yang pokok bagi mereka  menyelaraskan hidup mereka dengan petunjuk-petunjuk yang telah  ditetapkan oleh Allah SWT.
 Perkara hari kiamat bagi Allah SWT  sangatlah mudah. Kecepatan waktu peristiwa itu berlangsung secepat  kerlipan mata atau lebih dekat daripada itu. Kecepatan ini menurut waktu  yang digambarkan oleh hitungan manusia. Pengurusan Allah terhadap alam  semesta ini sesungguhnya tidak dapat dihubungkan dengan ruang dan waktu.  Mudahkah atau sukar, cepat atau lambat, itu adalah ukuran dari segi  manusia. Allah sesungguhnya sangat kuasa atas segala perkara. Bila Allah  berkehendak atas sesuatu Diapun berfirman: "kun" (adalah) maka  terciptalah suatu itu. Tidak suatupun yang dapat menghalangi kehendak  Nya.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nahl 77
 
 
 وَلِلَّهِ  غَيْبُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا أَمْرُ السَّاعَةِ إِلَّا  كَلَمْحِ الْبَصَرِ أَوْ هُوَ أَقْرَبُ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ  قَدِيرٌ (77 (Dan kepunyaan Allahlah segala apa yang tersembunyi di  langit dan di bumi) artinya Allah mengetahui semua yang gaib pada  keduanya (Tidak adalah kejadian kiamat itu melainkan seperti sekejap  mata atau lebih cepat lagi) karena hal itu berlangsung hanya dengan  kalimat kun terjadilah ia. (Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala  sesuatu.)
 |  
 
 | 
   | 78 | Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu  dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu  pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.(QS. 16:78) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 78 
 
 وَاللَّهُ  أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا  وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ  تَشْكُرُونَ (78 Dalam ayat ini, Allah SWT menjelaskan kegaiban dan  keajaiban yang amat dekat pada manusia. Manusia mengetahui fase-fase  pertumbuhan janin, tetapi mereka tidak mengetahui bagaimana jalannya  proses perkembangan janin yang terjadi dalam rahim itu sehingga mencapai  kesempurnaan. Yakni sejak dari dua sel organism (sel hidup) yang lebur  menjadi manusia baru yang membawa sifat-sifat kedua orang tuanya dan  leluhurnya. Dalam proses kejadian ini terdapat rahasia hidup  tersembunyi. Sesudah mencapai kesempurnaan, Allah mengeluarkan manusia  itu dari rahim ibu, pada waktu itu dia tidak mengetahui apa-apa. Tetapi  sewaktu masih dalam rahim, Allah SWT menganugerahkan kesediaan-kesediaan  (bakat) dan kemampuan pada diri manusia, seperti bakat berpikir,  berbahagia, mengindra dan lain sebagainya. Setelah manusia itu lahir,  dengan hidayah Allah segala bakat-bakat itu berkembang. Akalnya dapat  memikirkan tentang kebaikan, kejahatan, kebenaran dan kesalahan, hak dan  batal. Dan dengan bakat pendengaran dan penglihatan yang telah  berkembang itu manusia mengenali dunia sekitarnya dan mempertahankan  hidupnya serta mengadakan hubungan sesama manusia. Dan dengan  perantaraan akal dan indra itu pengalaman dari pengetahuan manusia dari  hari ke hari semakin bertambah dan berkembang. Kesemuanya itu merupakan  rahmat dan anugerah Tuhan kepada manusia yang tidak terhingga. Karena  itu seharusnyalah mereka bersyukur kepada Nya:
 Pertama: dengan pengakuan iman kepada keesaan-Nya, tidak menyekutukan kepada selain Nya.
 Kedua: Mempergunakan segala nikmat Tuhan itu untuk beribadah dan patuh kepada Nya.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nahl 78
 
 
 وَاللَّهُ  أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا  وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ  تَشْكُرُونَ (78 (Dan Allah mengeluarkan kalian dari perut ibu  kalian dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun) jumlah kalimat laa  ta'lamuuna syaian berkedudukan menjadi hal atau kalimat keterangan (dan  Dia memberi kalian pendengaran) lafal as-sam'u bermakna jamak sekali pun  lafalnya mufrad (penglihatan dan hati) kalbu (agar kalian bersyukur)  kepada-Nya atas hal-hal tersebut, oleh karenanya kalian beriman  kepada-Nya.
 |  
 
 | 
   | 79 | Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung  yang dimudahkan terbang di angkasa bebas. Tidak ada yang menahannya  selain dari Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar  terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman.(QS. 16:79) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 79 
 
 أَلَمْ  يَرَوْا إِلَى الطَّيْرِ مُسَخَّرَاتٍ فِي جَوِّ السَّمَاءِ مَا  يُمْسِكُهُنَّ إِلَّا اللَّهُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ  يُؤْمِنُونَ (79 Suatu keajaiban lainnya yang disaksikan sehari hari  oleh manusia, dikemukakan Allah dalam ayat ini, untuk menunjukkan  kekuasaan-Nya. Keindahan pemandangan sewaktu burung-burung beterbangan  di udara, melayang-layang, kadang-kadang seperti terapung-apung  dipermainkan angin adalah pemandangan yang sangat mengesankan ke dalam  jiwa orang-orang beriman tentang kebesaran dan keagungan Tuhan.
 Hati  orang beriman seperti hati penyair. Dia selalu terpesona terhadap  keindahan makhluk dan kejadiannya. Keindahan itu menggetarkan perasaan  dan menyentuh hati nuraninya. Seorang mukmin itu mengungkapkan  perasaannya terhadap keindahan alam ini dengan iman, ibadah dan  mengucapkan tasbih kepada Tuhan. Jika seorang mukmin itu mempunyai bakat  pengarang/penyair maka dia akan mengungkapkan perasaannya dengan bahasa  atau gubahan kata-kata yang indah tentang keindahan dan kebesaran alam  dan khaliknya, dan tidak dapat diungkapkan oleh seorang penyair yang  hatinya tidak pernah disentuh oleh kelezatan iman. Orang yang beriman  melihat tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Tuhan dikemudahan burung  terbang di udara itu.
 Allah menahan burung-burung itu sehingga tidak  jatuh ke bumi dengan menetapkan hukum alam pada kejadian burung dan  alam sekitarnya. Allah menetapkan kejadian burung ringan dan mampu  terbang sehingga dia dapat melepaskan berat badannya dari daya tarik  bumi. Allah pun juga menetapkan keadaan hawa dan udara yang sesuai  dengan burung itu. Bulu burung yang tebal menyebabkan daya tarik bumi  kepadanya lemah dan angin yang berhembus di udara memudahkan burung itu  terbang melayang-layang. Maha Besar Allah lagi Maha Bijaksana.
 |  
 
 | 
   | 80 | Dan menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai  tempat tinggal dan Dia menjadikan bagi kamu rumah-rumah (kemah-kemah)  dari kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan (membawa)-nya di  waktu kamu berjalan dan waktu kamu bermukim dan (dijadikan-Nya pula)  dari bulu domba, bulu unta dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan  perhiasan (yang kamu pakai) sampai waktu (tertentu).(QS. 16:80) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 80 
 
 وَاللَّهُ  جَعَلَ لَكُمْ مِنْ بُيُوتِكُمْ سَكَنًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنْ جُلُودِ  الْأَنْعَامِ بُيُوتًا تَسْتَخِفُّونَهَا يَوْمَ ظَعْنِكُمْ وَيَوْمَ  إِقَامَتِكُمْ وَمِنْ أَصْوَافِهَا وَأَوْبَارِهَا وَأَشْعَارِهَا أَثَاثًا  وَمَتَاعًا إِلَى حِينٍ (80 Kemudian dalam ayat ini Allah SWT  menjelaskan nikmat-nikmat yang dianugerahkan Nya kepada manusia untuk  dijadikan tanda keesaan Nya.
 Allah menganugerahkan rumah bagi  manusia. Rumah-rumah itu tidak hanya tempat tinggal atau berlindung dari  hujan dan panas tetapi juga rumah itu menciptakan suasana aman damai  dan tenteram serta menumbuhkan kasih sayang dan rasa kesetiaan di antara  penghuninya. Dari rumah tangga yang baik, lahir manusia yang baik.  Agama Islam menetapkan aturan untuk menjamin kehormatan rumah tempat  diam. Dilarang seorang manusia masuk ke rumah orang lain, sebelum  memberi salam kepadanya atau meminta izin dari penghuninya, meskipun dia  petugas negara tanpa alasan yang dibenarkan. Tidak dibenarkan seseorang  memeriksa rumah orang lain dengan alasan apapun, tidak boleh  mengintai-intai penghuninya sehingga menimbulkan kurang aman bagi  keluarga rumah itu.
 Demikian itulah dasar pengertian rumah, baik  rumah bagi bangsa-bangsa yang sudah menetap ataupun bagi bangsa  pengembara. Kepada bangsa pengembara seperti halnya Badui Allah SWT  memberikan nikmat kepada manusia dengan menyediakan kulit binatang  ternak untuk keperluan tempat tinggal mereka. Mereka membangun  kemah-kemah dan pondok-pondok mereka dari kulit dan bulu-bulu ternak itu  sewaktu mengembara di padang pasir sambil mengembala ternak mereka.  Benda-benda tersebut mudah dan ringan dibawa berpindah-pindah dari suatu  tempat ke tempat lain. Nikmat Allah lainnya kepada manusia ialah  kemanfaatan bulu dan kulit binatang ternak itu untuk keperluan pakaian,  alat-alat keperluan rumah tangga dan lain-lainnya. Seperti bulu domba  (wool), kulit unta, bulu kulit kambing. Barang-barang ini merupakan  barang-barang yang dapat mereka perdagangkan sejak zaman dahulu sampai  sekarang.
 Dari ayat ini, dapat diambil suatu dalil hukum bahwa kulit dan bulu dari ternak yang halal dimakan adalah suci.
 |  | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar