| 41 | Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah  sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus  kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih  besar, kalau mereka mengetahui,(QS. 16:41) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 41 
 
 وَالَّذِينَ  هَاجَرُوا فِي اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مَا ظُلِمُوا لَنُبَوِّئَنَّهُمْ فِي  الدُّنْيَا حَسَنَةً وَلَأَجْرُ الْآخِرَةِ أَكْبَرُ لَوْ كَانُوا  يَعْلَمُونَ (41 Allah SWT menjelaskan bahwa orang-orang yang  berhijrah meninggalkan kaum kerabatnya yang dicintai dan meninggalkan  kampung halamannya, sehingga sebagian dari mereka ikut ke negeri  Habasyah semata-mata mengharapkan paha dari Allah dan ingin mendapatkan  keridaan Nya setelah mereka itu dianiaya pasti akan diberi tempat yang  baik di sisi Allah. Yang dimaksud dengan hijrah dalam ayat ini ialah  hijrah kaum Muslimin dari Mekah ke Habsyah, yaitu hijrah yang pertama  dilakukan oleh kaum Muslimin yang terdiri dari 83 orang. Pengrtian ini  di dasarkan pada pendapat yang mengatakan bahwa ayat ini adalah ayat  Makiyah, dan dkuatkan pula oleh riwayat dari Abdu bin Humaid dan Ibnu  Jarir serta Ibnu Munzir dari Qatadah yang mengatakan: "Bahwa para  sahabat Nabi saw teraniaya oleh penduduk Mekah. Mereka mungkin diusir  dari kampung halamannya, sehingga sebagian dari mereka ikut ke negeri  Habsyah. Sesudah itu Allah SWT menyuruh mereka mempersiapkan diri hijrah  ke Madinah, lalu kota itu dijadikan kota hijrah dan mereka diberi  penolong-penolong yang terdiri orang-orang yang beriman".
 Kemudian  mereka itu dijanjikan kemenangan terhadap orang-orang yang menganiaya  dan dijanjikan tempat yang baik di dunia, karena mereka telah rela  meninggalkan tempat tinggal dan herta benda mereka, semata-mata hanya  mengharapkan keridaan Allah. Janji kemenangan yang diberikan kepada kaum  Muslimin itu ialah bahwa mereka akan diberi suatu tempat yang bebas  dari kekuasaan orang-orang musyrik dan mereka dapat mengatur tata  kemasyarakatan sendiri serta akan menjadi pemimpin-pemimpin yang takwa  dan memerintahkan orang-orang yang takwa pula.
 Di samping itu mereka  dijanjikan pula pahala akhirat yang lebih besar yang sebenarnya,  apabila mereka mengetahui tentulah mereka akan mengatakan bahwa pahala  akhirat itulah yang lebih utama bila dibandingkan dengan kebahagiaan  yang akan mereka rasakan di dunia. Diriwayatkan dari Umar bin Khatab,  bahwa apabila memberi satu pemberian kepada seorang laki-laki dari  golongan Muhajirin ia berkata: "Terimalah pemberian ini, semoga Allah  memberikan berkah kepadamu, dalam menikmati itu".
 |  
 
 | 
   | 42 | (yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakkal.(QS. 16:42) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 42 
 
 الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (42 Kemudian  dari pada itu Allah SWT menjelaskan sifat-sifat seorang muslim yang  dijanjikan Allah kemenangan dunia dan kebahagiaan akhirat, yaitu  orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka seperti siksaan  orang-orang kafir Quraisy dan tahan penderitaan karena kerinduannya  terhadap tanah air yang ditinggalkan, serta tahan memikul beban derita  hidup di perantauan karena hidup serba kekurangan dun kehidupan  terpencil.
 Di akhir ayat, Allah SWT menyebutkan sifat-sifat mereka  itu lebih lanjut yaitu orang-orang yang menyerahkan urusan mereka kepada  Allah. Yaitu orang-orang yang menyerahkan akhir perjuangan mereka  kepada Allah karena perjuangan itulah yang mereka tempuh untuk mencapai  kebahagiaan di dunia dan akhirat.
 Sifat sabar dan tawakal termasuk  sifat-sifat yang terpenting yang harus dimiliki orang-orang yang membela  kebenaran. Karena kedua sifat itu harus dimiliki, maka kedua sifat  itulah yang sangat menentukan di dalam mencapai cita-cita.
 |  
 
 | 
   | 43 | Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali  orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah  kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui,(QS. 16:43) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 43 
 
 وَمَا  أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلَّا رِجَالًا نُوحِي إِلَيْهِمْ فَاسْأَلُوا  أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ (43 Allah SWT  menyatakan bahwa Dia tidak mengutus Rasul sebelum diutusnya Nabi  Muhammad saw terkecuali laki-laki yang diutusnya itu diberi wahyu. Ayat  ini menggambarkan bahwa Rasul-rasul yang diutus untuk menyampaikan wahyu  hanyalah laki-laki dari keturunan Adam as sehingga Muhammad saw diutus  untuk membimbing umatnya agar mereka itu beragama tauhid dan mengikuti  bimbingan wahyu. Maka yang pantas diutus ialah Rasul-rasul dari jenis  mereka dan berbahasa seperti mereka. Pada saat itu Rasulullah saw diutus  orang-orang Arab menyangkal bahwa Allah tidak mungkin mengutus utusan  yang berasal dari manusia seperti mereka, tetapi kalau Allah mau  mengutus seorang malaikat, seperti firman Allah SWT:
 
 
 
 وَقَالُوا  مَالِ هَذَا الرَّسُولِ يَأْكُلُ الطَّعَامَ وَيَمْشِي فِي الْأَسْوَاقِ  لَوْلَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مَلَكٌ فَيَكُونَ مَعَهُ نَذِيرًا Artinya: Dan  mereka berkata: "Mengapa Rasul ini memakan makanan dan berjalan di  pasar-pasar?. Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat agar  malaikat itu memberikan peringatan bersama-sama dengan dia?".
 (Q.S Al Furqan: 7)
 Dan firman-Nya:
 
 
 
 أَكَانَ  لِلنَّاسِ عَجَبًا أَنْ أَوْحَيْنَا إِلَى رَجُلٍ مِنْهُمْ أَنْ أَنْذِرِ  النَّاسَ وَبَشِّرِ الَّذِينَ ءَامَنُوا أَنَّ لَهُمْ قَدَمَ صِدْقٍ عِنْدَ  رَبِّهِمْ قَالَ الْكَافِرُونَ إِنَّ هَذَا لَسَاحِرٌ مُبِينٌ Artinya: Patutkah  menjadi keheranan bagi manusia, bahwa kami mewahyukan kepada seorang  laki-laki di antara mereka: "Berilah peringatan kepada manusia dan  gembirakanlah orang-orang beriman bahwa mereka mempunyai kedudukan yang  tinggi di sisi Tuhan mereka". Orang-orang kafir berkata: "Sesungguhnya  orang ini (Muhammad) benar-benar tukang sihir yang nyata".
 (Q.S Yunus: 2)
 Mengenai  penolakan orang-orang Arab pada kerisalahan Muhammad karena ia seorang  manusia biasa, dapatlah diikuti sebuah riwayat dari Ad Dahhak yang  disandarkan kepada Ibnu Abbas bahwa setelah Muhammad saw diangkat  menjadi utusan, orang Arablah yang mengingkari kenabiannya, mereka  berkata: "Allah SWT lebih Agung bila Rasul Nya itu bukan manusia.  Kemudian turun ayat-ayat surah Yunus.
 Sesudah itu Allah SWT  memerintahkan kepada orang-orang musyrik agar bertanya kepada  orang-orang Ahli Kitab sebelum kedatangan Muhammad saw, baik kepada  orang-orang Yahudi ataupun kepada orang-orang Nasara. Apakah di dalam  kitab-kitab mereka itu disebutkan suatu keterangan bahwa Allah pernah  mengutus malaikat kepada mereka. Maka kalau disebutkan di dalam kitab  mereka itu bahwa Allah pernah menurunkan malaikat sebagai utusan Allah  bolehlah mereka itu mengingkari kerisalahan Muhammad. Akan tetapi  apabila yang disebutkan di dalam kitab mereka Allah hanya mengirim  utusan kepada mereka manusia yang sejenis dengan mereka maka tidak  benarlah apabila orang-orang musyrik itu mengingkari kerisalahan  Muhammad saw.
 |  
 
 | 
   | 44 | dengan membawa keterangan-keterangan  (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan kepadamu Al quran, agar  kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada  mereka dan supaya mereka memikirkan,(QS. 16:44) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 44 
 
 بِالْبَيِّنَاتِ  وَالزُّبُرِ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا  نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ (44 Sesudah itu  Allah SWT menjelaskan bahwa rasul-rasul itu diutus dengan membawa  keterangan-keterangan yang membuktikan kebenarannya, yaitu mukjizat dan  kita-kitab. Yang dimaksud dengan keterangan di dalam ayat ini ialah  dalil-dalil yang membukakan kebenaran kerisalahannya dan di maksud  dengan Az Zabur ialah kitab yang mengandung tuntunan hidup dan tata  hukum yang diberikan oleh Allah kepada hamba Nya.
 Dan Allah SWT  menerangkan pula bahwa Dia telah menurunkan Alquran kepada Nabi Muhammad  saw, agar supaya Kitab Alquran itu dijadikan pedoman untuk memberikan  penjelasan kepada manusia apa saja yang telah diturunkan kepada mereka  yaitu perintah-perintah dan larangan-larangan serta aturan-aturan hidup  lainnya yang harus mereka perhatikan dan mengandung kisah-kisah  umat-umat terdahulu agar supaya dijadikan suri tauladan, dalam menempuh  kehidupan di dunia. Juga agar Alquran itu dijadikan sebagai dasar  mengenai hal-hal yang mereka merasa sukar, yaitu menjelaskan hukum-hukum  yang terkandung dalam Alquran itu serta memerinci kandungan yang  bersifat global sesuai dengan kemampuan berpikir dan kepahaman mereka  terhadap tujuan-tujuan hukum.
 Di akhir ayat Allah SWT menandaskan  agar mereka suka memikirkan kandungan isi Alquran dengan pemikiran yang  jernih baik terhadap prinsip-perinsip hidup yang terkandung di dalamnya,  tata aturan yang termuat di dalamnya serta tamsil ibarat yang ada di  dalam ayat-ayat Alquran itu, agar mereka itu memperoleh kesejahteraan  hidup di dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat, terlepas dari berbagai  macam azab dan bencana seperti yang menimpa umat-umat sebelumnya.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nahl 44
 
 
 بِالْبَيِّنَاتِ  وَالزُّبُرِ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا  نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ (44 (Dengan membawa  keterangan-keterangan) lafal ini berta`alluq kepada fi`il yang tidak  disebutkan; artinya Kami utus mereka dengan membawa hujah-hujah yang  jelas (dan kitab-kitab) yakni kitab-kitab suci. (Dan Kami turunkan  kepadamu Adz-Dzikr) yakni Alquran (agar kamu menerangkan kepada umat  manusia apa yang diturunkan kepada mereka) yang di dalamnya dibedakan  antara halal dan haram (dan supaya mereka memikirkan) tentang hal  tersebut kemudian mereka mengambil pelajaran daripadanya.
 |  
 
 | 
   | 45 | maka apakah orang-orang yang membuat makar  yang jahat itu, merasa aman (dari bencana) ditenggelamkannya bumi oleh  Allah bersama mereka, atau datangnya azab kepada mereka dari tempat yang  tidak mereka sadari,(QS. 16:45) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 45 
 
 أَفَأَمِنَ  الَّذِينَ مَكَرُوا السَّيِّئَاتِ أَنْ يَخْسِفَ اللَّهُ بِهِمُ الْأَرْضَ  أَوْ يَأْتِيَهُمُ الْعَذَابُ مِنْ حَيْثُ لَا يَشْعُرُونَ (45 Sesudah  itu Allah SWT memberi peringatan dan mengancam terhadap tipu muslihat  yang mereka lakukan, bahwa tidak benarlah apabila orang-orang musyrik  yang selalu berusaha membuat makar yang jahat dan tipu muslihat yang  menghalangi dakwah Islamiyah, merasa aman dari ancaman-ancaman Tuhan  yang akan ditimpakan kepada mereka. Ancaman-ancaman Allah yang akan  ditimpakan kepada mereka ialah:
 Siksaan pertama:
 Allah akan  menenggelamkan mereka dari permukaan bumi dan dimusnahkan mereka dari  alam hidup ini, seperti yang dialami oleh Qarun.
 Siksaan kedua:
 Atau  mereka itu akan diberi siksaan yang diturunkan dari langit pada saat  yang mereka tiada menduga sebelumnya seperti yang dialami oleh kaum Nabi  Lut.
 |  
 
 | 
   | 46 | atau Allah mengazab mereka di waktu mereka dalam perjalanan, maka sekali-kali mereka tidak dapat menolak (azab itu),(QS. 16:46) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 46 - 47 
 
 أَوْ  يَأْخُذَهُمْ فِي تَقَلُّبِهِمْ فَمَا هُمْ بِمُعْجِزِينَ (46) أَوْ  يَأْخُذَهُمْ عَلَى تَخَوُّفٍ فَإِنَّ رَبَّكُمْ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ (47 Kemudian dari pada itu Allah SWT memberikan ancaman lebih lanjut yang akan merasakan:
 Siksaan ketiga:
 Atau  mereka itu akan ditimpa dengan azab pada saat mereka itu berada di  dalam perjalanan berusaha mencari rezeki atau sibuk dalam perdagangan  sehingga mereka tidak mempunyai kesempatan lagi untuk menolak siksa itu,  artinya mereka tidak akan dapat lari untuk melindungi rezeki, dagangan  dan jiwa mereka, karena siksaan itu yang menyerang dengan tiba-tiba.
 Siksaan keempat:
 Atau  mereka akan mengalami siksaan yang datang secara berangsur-angsur pada  tahap pertama mereka telah ditimpa oleh siksa itu terlebih dahulu  sehingga yang lain dicekam oleh rasa ketakutan yang pada akhirnya mereka  tidak dapat melepaskan diri dari siksaan itu.
 Kemudian Allah SWT  mengakhiri firman Nya dengan menyatakan bahwa Allah Maha Pengasih lagi  Maha Penyayang. Hal ini untuk memberikan pengertian kepada mereka bahwa  Allah tidak akan menghukum mereka dengan hukuman secara segera, akan  tetapi mengancam mereka dengan siksaan yang berat dengan berbagai macam  keadaan yang mengerikan, seperti datangnya angin topan yang secara  tiba-tiba serangan petir yang datang dengan mendadak serta gempa bumi  yang akan memusnahkan mereka dan menelan mereka ke perut bumi. Hal ini  untuk memberikan kesempatan berpikir kepada mereka mengenai keadaan  mereka dan memberikan waktu yang panjang agar mereka mempunyai  kesempatan untuk mengubah sikap mempercayai ajakan Rasul. Ini adalah  sebagai tanda rahmat Allah yang sangat luas bagi para hamba Nya.
 |  
 
 | 
   | 47 | atau Allah mengazab mereka dengan  berangsur-angsur (sampai binasa). Maka sesungguhnya Tuhanmu adalah Maha  Pengasih lagi Maha Penyayang.(QS. 16:47) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 46 - 47 
 
 أَوْ  يَأْخُذَهُمْ فِي تَقَلُّبِهِمْ فَمَا هُمْ بِمُعْجِزِينَ (46) أَوْ  يَأْخُذَهُمْ عَلَى تَخَوُّفٍ فَإِنَّ رَبَّكُمْ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ (47 Kemudian dari pada itu Allah SWT memberikan ancaman lebih lanjut yang akan merasakan:
 Siksaan ketiga:
 Atau  mereka itu akan ditimpa dengan azab pada saat mereka itu berada di  dalam perjalanan berusaha mencari rezeki atau sibuk dalam perdagangan  sehingga mereka tidak mempunyai kesempatan lagi untuk menolak siksa itu,  artinya mereka tidak akan dapat lari untuk melindungi rezeki, dagangan  dan jiwa mereka, karena siksaan itu yang menyerang dengan tiba-tiba.
 Siksaan keempat:
 Atau  mereka akan mengalami siksaan yang datang secara berangsur-angsur pada  tahap pertama mereka telah ditimpa oleh siksa itu terlebih dahulu  sehingga yang lain dicekam oleh rasa ketakutan yang pada akhirnya mereka  tidak dapat melepaskan diri dari siksaan itu.
 Kemudian Allah SWT  mengakhiri firman Nya dengan menyatakan bahwa Allah Maha Pengasih lagi  Maha Penyayang. Hal ini untuk memberikan pengertian kepada mereka bahwa  Allah tidak akan menghukum mereka dengan hukuman secara segera, akan  tetapi mengancam mereka dengan siksaan yang berat dengan berbagai macam  keadaan yang mengerikan, seperti datangnya angin topan yang secara  tiba-tiba serangan petir yang datang dengan mendadak serta gempa bumi  yang akan memusnahkan mereka dan menelan mereka ke perut bumi. Hal ini  untuk memberikan kesempatan berpikir kepada mereka mengenai keadaan  mereka dan memberikan waktu yang panjang agar mereka mempunyai  kesempatan untuk mengubah sikap mempercayai ajakan Rasul. Ini adalah  sebagai tanda rahmat Allah yang sangat luas bagi para hamba Nya.
 |  
 
 | 
   | 48 | Dan apakah mereka tidak memperhatikan segala  sesuatu yang telah diciptakan Allah yang bayangannya berbolak-balik ke  kanan dan ke kiri dalam keadaan sujud kepada Allah, sedang mereka  berendah diri? `(QS. 16:48) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 48 
 
 أَوَلَمْ  يَرَوْا إِلَى مَا خَلَقَ اللَّهُ مِنْ شَيْءٍ يَتَفَيَّأُ ظِلَالُهُ عَنِ  الْيَمِينِ وَالشَّمَائِلِ سُجَّدًا لِلَّهِ وَهُمْ دَاخِرُونَ (48 Kemudian  dari pada itu Allah SWT menyebut tanda-tanda kekuasaan Nya yang berlaku  pada seluruh makhluk Nya dengan maksud agar supaya orang-orang yang  selalu membuat makar yang jahat suka memikirkan segala sesuatu yang  telah diciptakan oleh Allah SWT, seperti pohon-pohon dan gunung-gunung  yang bayangannya berbolak-balik. Ke barat dan ke timur yaitu di waktu  matahari terbit di ujung timur bayang-bayang dari semua benda memanjang  ke arah barat, kemudian apabila matahari semakin meninggi bayangan itu  makin mendekat pula, akhirnya pada saat matahari telah melintasi  meridian bayangan itu mulai berubah arah. Apabila matahari telah mulai  menurun, bayangan itu makin lima makin memanjang ke arah timur, sehingga  pada waktu matahari itu mendekati kaki langit pada ufuk bagian barat,  bayangan itu telah memanjang ke timur dan begitulah selanjutnya  bayang-bayang itu terjadi demikian tunduk kepada tata hukum yang telah  ditetapkan Allah. Tidak saja bayangan itu berubah arah ke barat dan ke  timur akan tetapi dari hari ke hari bayangan itu bertambah panjang ke  utara dan ke selatan bolak-balik pada tiap-tiap tahun. Apabila matahari  beredar persis di khatulistiwa pada saat matahari di meridian tidak  membuat bayangan sama sekali, tetapi untuk hari-hari berikutnya yaitu  pada sesudah tanggal 21 Maret untuk tiap-tiap tahun pada saat matahari  di meridian, matahari telah membuat bayangan. Bayangan iti menuju arah  selatan. Kemudian pada tanggal 21 Juni pada saat yang sama yaitu pada  saat matahari berada di meridian bayang-bayang untuk setiap benda menuju  ke arah selatan dan pada saat itulah bayangan Seterusnya makin hari  makin memendek, hingga pada pada tanggal 23 September. Sejak itu  matahari sudah mulai berkisar ke arah selatan dan bayang-bayang mulai  mengarah ke utara, makin hari makin memanjang sehingga pada tanggal 22  Desember matahari membuat bayang-hayang mengarah ke utara yang  sepanjang-panjangnya, kemudian pada hari berikutnya matahari mulai  bergerak ke utara, bayang-bayang mulai memendek dari hari ke hari.  Akhirnya pada tanggal 21 Maret matahari kembali lagi ke daerah  khatulistiwa sehingga saat matahari sampai ke meridian, bayang-bayang  yang disebabkan oleh gerak tahunan matahari itu semata-mata tunduk  kepada tata hukum yang diciptakan oleh Allah dan berlaku untuk setiap  makhluk Nya.
 Penjelasan Allah serupa itu ditujukan kepada manusia  agar mereka suka memikirkan dan memahami bahwa semua benda-benada alam  tidak ada yang menentang hukum Allah melainkan hanya tunduk takluk di  bawah kekuasaan Nya.
 |  
 
 | 
   | 49 | Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa  yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga)  para malaikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri.(QS. 16:49) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 49 
 
 وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مِنْ دَابَّةٍ وَالْمَلَائِكَةُ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ (49 Kemudian  Allah SWT menjelaskan bahwa semua benda yang ada di langit dan yang ada  di bumi termasuk pula makhluk Nya yang melata di bumi juga para  malaikat tunduk di bawah kekuasaan Allah. Mereka itu bersujud kepada  Allah SWT menurut cara masing-masing sesuai dengan fitrah kejadiannya.  Bahkan malaikat pun yang berada di langit tidak mau menyombongkan  dirinya dan tidak suka membangkang untuk tunduk dan takluk serta menaati  ketentuan ketentuan Allah.
 |  
 
 | 
   | 50 | Mereka takut kepada Tuhan mereka yang berkuasa atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).(QS. 16:50) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 50 
 
 يَخَافُونَ رَبَّهُمْ مِنْ فَوْقِهِمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ (50 Di  dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan ketaatan para malaikat dan semua  makhluk yang ada di bumi, yaitu bahwa para malaikat dan semua makhluk  yang ada di bumi tunduk di bawah kekuasaan Allah dan mereka tetap secara  tekun melaksanakan apa yang diperintahkan Allah.
 Apabila ditinjau  dari hukum alam baik makhluk-makhluk hidup ataupun benda-benda mati yang  ada di langit dan di bumi tidak dapat dan tidak mampu untuk menghindari  diri dari ketentuan ketentuan Allah yang berlaku terhadap jagat raya  dan isinya, seperti seorang bayi yang baru dilahirkan ia sudah tunduk  pada gaya tarik menarik bumi, tidak ada seorang bayipun yang lahir  melayang. Dan tidak ada manusia yang berkuasa mengelakkan diri dari  ketergantungannya terhadap zat asam pada saat bernafas. Kesemuanya  bernafas secara teratur mengambil zat asam dan mengeluarkan zat arang  untuk kelangsungan peredaran darahnya. Dan demikianlah yang berlaku pada  makhluk-makhluk yang lain, semuanya terikat akan ketentuan-ketentuan  hukum alam itu hingga ajal merenggut mereka.
 Penjelasan ini sangat  berguna kepada orang-orang yang mengingkari adanya Allah dan selalu  membuat makar yang jahat itu, agar mereka menginsafi bahwa tidak ada  ciptaan Allah yang dapat melepaskan diri dari kekuasaan Nya. Maka dengan  keterangan ini diharapkan agar mereka dapat mengakhiri keingkaran dan  kejahatan itu, kembali ke fitrahnya semula yaitu tunduk di bawah  kekuasaan Allah yang mempercayai kebenaran bimbingan wahyu yang di  turunkan kepada hamba Nya yang terpilih yaitu Muhammad saw.
 
 
 
 اِئْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ Artinya: "Datanglah  kamu keduanya menurut perintah Ku dengan suka hati atau terpaksa",  keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".
 (Q.S Fussilat: 11)
 Dan firman Nya lagi:
 
 
 
 وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَظِلَالُهُمْ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ Artinya: Hanya  kepada Allah lah sujud (patuh) segala apa yang ada di langit dan di  bumi, baik dengan kemauan sendiri utaupun terpaksa (dan sujud pula)  bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari.
 (Q.S Ar Ra'd: 15)
 |  
 
 | 
   | 51 | Allah berfirman:` Janganlah kamu menyembah dua  tuhan; sesungguhnya Dialah Tuhan Yang Maha Esa, maka hendaklah  kepada-Ku saja kamu takut `.(QS. 16:51) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 51 
 
 وَقَالَ اللَّهُ لَا تَتَّخِذُوا إِلَهَيْنِ اثْنَيْنِ إِنَّمَا هُوَ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَإِيَّايَ فَارْهَبُونِ (51 Allah  SWT menjelaskan kepada para hamba Nya agar jangan sekali-kali mereka  menyembah kepada tuhan-tuhan yang lain, selain Dia, karena apabila  mereka menyembah kepada tuhan-tuhan selain Nya berarti mereka telah  menganggap bahwa Allah mempunyai sekutu, padahal Allah Maha Suci dari  sekutu itu. Tidak mungkin Allah SWT Yang berkuasa di jagat raya ini  lebih dari satu. Dia itu hanyalah tunggal, dan Dialah yang berhak  disembah.
 Di akhir ayat Allah SWT memerintahkan kepada hamba Nya  agar supaya bertakwa kepada-Nya dan takut kepada ancaman dan hukuman  Nya. Takwa di dalam ayat ini ialah memelihara diri dari melakukan  maksiat kepada Nya, seperti menserikatkan tuhan-tuhan yang lain kepada  Allah dan membuat sesembahan lain selain kepada Nya. Larangan yang  terdapat dalam ayat ini ialah menyembah dua Tuhan. Bilangan itu bukanlah  menunjukkan bilangan dua saja, tetapi hanyalah untuk menunjukkan  bilangan yang paling sedikit. Sedang yang dimaksud ialah menyembah  tuhan-tuhan yang lain yang selain Allah dan supaya tidak terbayang dalam  pikiran manusia dengan tuhan-tuhan yang lain selain Dia.
 Di dalam  ayat ini Allah SWT menetapkan bahwa tidak ada Tuhan yang lain terkecuali  Dia dan tidak membenarkan peribadatan kepada tuhun-tuhan yang lain  terkecuali Dia.
 |  
 
 | 
   | 52 | Dan kepunyaan-Nya-lah segala apa yang ada di  langit dan di bumi, dan untuk-Nya-lah ketaatan itu selama-lamanya. Maka  mengapa kamu bertakwa kepada selain Allah?(QS. 16:52) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 52 
 
 وَلَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَهُ الدِّينُ وَاصِبًا أَفَغَيْرَ اللَّهِ تَتَّقُونَ (52 Kemudian  dari pada itu Allah SWT menjelaskan bahwa yang mempunyai kekuasaan di  langit dan di bumi ialah Allah. Allah tidak membagi-bagi kekuasaan Nya  dalam mengurus segala urusan yang ada di langit dan di bumi. Ia tidak  memerlukan pembantu ataupun serikat. Karena Dia lah yang menciptakan  segala-galanya dan Dia pula yang memberi rezeki bahkan lebih dari pada  itu Allah-lah yang menghidupkan dan mematikan.
 Oleh sebab itu yang  berhak ditaati hanyalah Dia. Yaitu ditaati dalam arti yang  sebenar-benarnya, taat yang ikhlas dan tidak berkesudahan.
 Dengan  demikian tidak benarlah apabila ada manusia yang bertakwa kepada  selain-Nya, karena takwa kepada tuhan-tuhan lain selain Allah itu  tidaklah benar, mereka itu tidak mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan  nikmat yang telah ada, tidak pula berkuasa untuk mendatangkan siksa,  maka manusia yang betul-betul ikhlas beribadat hanya kepada Allah dan  taat kepada Nya tidaklah akan merasa terancam oleh kekuasaan-kekuasaan  lain selain dari pada Nya dan tidak akan mengharapkan nikmat dari  tuhan-tuhan yang lain selain Nya.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nahl 52
 
 
 وَلَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَهُ الدِّينُ وَاصِبًا أَفَغَيْرَ اللَّهِ تَتَّقُونَ (52 (Dan  kepunyaan-Nyalah segala apa yang ada di langit dan di bumi) sebagai  milik, makhluk dan hamba-Nya (dan untuk-Nyalah agama itu) ketaatan itu  (selama-lamanya) untuk selamanya; lafal waashiban menjadi hal dari lafal  ad-diin, sedangkan sebagai `amilnya adalah makna zharaf. (Maka mengapa  kalian bertakwa kepada selain Allah?) sedangkan Dia adalah Tuhan yang  sebenarnya, dan tiada Tuhan selain-Nya. Istifham atau kata tanya di sini  mengandung pengertian ingkar dan celaan.
 |  
 
 | 
   | 53 | Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka  dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan,  maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.(QS. 16:53) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 53 
 
 وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْأَرُونَ (53 Kemudian  Allah SWT menjelaskan yang wajib ditakuti hanyalah Allah karena semua  nikmat yang mereka peroleh termasuk pula kesehatan dan kebahagiaan yang  mereka peroleh dari nikmat-nikmat itu semata-mata dari Allah. Maka  kewajiban manusialah untuk mensyukuri nikmat yang tiada putus-putusnya  itu dan memuji kebaikannya yang berlangsung terus kepada  makhluk-makhluk-Nya yang tidak putus-putusnya.
 Sesudah itu Allah SWT  menjelaskan bahwa apabila manusia itu ditimpa oleh kesukaran hidup,  kesulitan, penyakit dan halangan-halangan lain yang mengganggu  kesejahteraan mereka, ia menjerit meminta pertolongan kepada Allah  dengan mengharapkan agar segala macam kesulitannya itu dapat terelakkan.  Hal ini adalah merupakan tabiat dari manusia bahwa apabila mereka  berada dalam kesulitan terbayanglah di dalam pikiran kelemahan mereka  dan adanya kekuasaan lain yang menguasai mereka, dan pengakuan yang  murni bahwa dia tidak mungkin dapat menghilangkan kesulitan itu karena  mereka memang tidak mempunyai kemampuan untuk mengatasinya.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nahl 53
 
 
 وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْأَرُونَ (53 (Dan  apa saja nikmat yang ada pada kalian maka dari Allahlah datangnya)  tiada yang dapat mendatangkannya selain Dia. Huruf maa di sini adalah  syarthiyah atau maushulah (dan bila kalian ditimpa) tertimpa  (kemudaratan) seperti kemiskinan dan sakit (maka hanya kepada-Nyalah  kalian meminta pertolongan) mengangkat suara kalian untuk meminta  pertolongan seraya berdoa kepada-Nya, dan niscaya kalian tidak akan  meminta kepada selain-Nya.
 |  
 
 | 
   | 54 | Kemudian apabila Dia telah menghilangkan  kemudharatan itu dari kamu, tiba-tiba sebahagian dari kamu  mempersekutukan Tuhannya dengan (yang lain),(QS. 16:54) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 54 
 
 ثُمَّ إِذَا كَشَفَ الضُّرَّ عَنْكُمْ إِذَا فَرِيقٌ مِنْكُمْ بِرَبِّهِمْ يُشْرِكُونَ (54 Dalam  pada itu Allah SWT mengungkapkan bahwa apabila Allah mengabulkan  permintaan mereka itu yaitu Allah telah mengembalikan kesehatan mereka  dan melepaskan penyakit yang mengancam jiwa mereka serta segala macam  bencana yang mengganggu kehidupan mereka tiba-tiba mereka telah berubah  dari keadaannya semula karena sebagian dari mereka itu telah  mempersekutukan tuhan-tuhan yang lain kepada Allah. Mereka telah memuja  dan menyembah patung-patung yang diberinya kurban dengan  binatang-binatang sembelihan. Mereka tidak mensyukuri nikmat itu menurut  tuntunan Zat yang memberikan nikmat itu tetapi mereka mensyukuri nikmat  itu menurut kemauan hawa nafsu mereka.
 Allah SWT berfirman:
 
 
 
 وَإِذَا  مَسَّكُمُ الضُّرُّ فِي الْبَحْرِ ضَلَّ مَنْ تَدْعُونَ إِلَّا إِيَّاهُ  فَلَمَّا نَجَّاكُمْ إِلَى الْبَرِّ أَعْرَضْتُمْ وَكَانَ الْإِنْسَانُ  كَفُورًا Artinya: Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan,  niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia, maka tatkala Dia  menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia adalah selalu  tidak tahu terima kasih".
 (Q.S Al Isra': 67)
 Al Allusi di dalam  tafsirnya Ruhul Ma'ani menjelaskan bahwa di dalam ayat itu terdapat  isyarat bahwa perenang-perenang yang mahir pada hari ini ada yang  memohon kepada pemujaan yang lain dari Allah yaitu pemujaan yang tidak  mempunyai keuasaan untuk memberikan manfaat ataupun mudarat yaitu pada  saat mereka ditimpa oleh bahaya. Dan pada saat mereka berdoa kepada  Allah SWT hal itu adalah suatu kebodohan yang sangat dan kesesatan dalam  bentuk baru, bahkan lebih sesat daripada kesesatan bentuk lama. Dan di  antara yang mengejutkan ialah karena ia berhasil mempengaruhi  orang-orang yang percaya kepada hari pembalasan.
 |  
 
 | 
   | 55 | biarlah mereka mengingkari nikmat yang telah  Kami berikan kepada mereka; maka bersenang-senanglah kamu. Kelak kamu  akan mengetahui (akibatnya).(QS. 16:55) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 55 
 
 لِيَكْفُرُوا بِمَا آتَيْنَاهُمْ فَتَمَتَّعُوا فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ (55 Kemudian  daripada itu Allah SWT menyatakan bahwa Dia membiarkan mereka  mengingkari nikmat-nikmat-Nya yang telah diberikan kepada mereka itu,  membiarkan mereka mengingkari Zat yang berkuasa menghilangkan mara  bahaya yang menimpa mereka karena dorongan, kemauan, karena kekafiran  dan kemaksiatan yang menyelubungi hati mereka, sehingga mengingkari  Allah yang perkasa melepaskan diri mereka dari marabahaya.
 Di akhir  ayat Allah SWT menegaskan bahwa biarlah mereka itu menikmati  kehidupannya di dunia dan memuaskan hawa nafsu mereka sehingga tiba  saatnya ajal yang telah merenggut mereka. Sesudah itu roh mereka akan  kembali kepada Tuhan mereka dan mereka akan mengetahui dengan  seyakin-yakinnya akibat dari keingkaran dan pembangkangan mereka pada  saat terjadinya hari pembalasan. Dan mereka akan menyesali perbuatan  mereka dengan penyesalan yang tak berguna lagi.
 |  
 
 | 
   | 56 | Dan mereka sediakan untuk berhala-berhala yang  mereka tiada mengetahui (kekuasaannya), satu bahagian dari rezki yang  telah Kami berikan kepada mereka. Demi Allah, sesungguhnya kamu akan  ditanyai tentang apa yang telah kamu ada-adakan.(QS. 16:56) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 56 
 
 وَيَجْعَلُونَ لِمَا لَا يَعْلَمُونَ نَصِيبًا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ تَاللَّهِ لَتُسْأَلُنَّ عَمَّا كُنْتُمْ تَفْتَرُونَ (56 Allah  SWT menjelaskan bahwa di antara perbuatan orang-orang musyrik ialah  menyediakan sesaji kepada berhala-berhala mereka, padahal sesaji-sesaji  yang disediakan kepada berhala-berhala itu adalah sebagian nikmat Allah  yang diberikan kepada mereka. Sesaji-sesaji yang diberikan kepada  berhala-berhala itu berupa hasil pertanian mereka atau binatang-binatang  ternak mereka. Mereka berbuat demikian dengan maksud agar  berhala-berhala itu dapat mendekatkan diri mereka kepada Allah padahal  sedikitpun tidak mengetahui dengan pengetahuan yang benar, bahwa  berhala-berhala itu tidak berkuasa untuk memberikan manfaat kepada  mereka dan tidak pula mampu untuk menghindarkan kemudaratan yang akan  menimpa mereka. Perbuatan mereka ini adalah perbuatan musyrik karena itu  telah mensyarikatkan tuhan-tuhan yang lain kepada Allah.
 Allah SWT berfirman:
 
 
 
 وَجَعَلُوا  لِلَّهِ مِمَّا ذَرَأَ مِنَ الْحَرْثِ وَالْأَنْعَامِ نَصِيبًا فَقَالُوا  هَذَا لِلَّهِ بِزَعْمِهِمْ وَهَذَا لِشُرَكَائِنَا فَمَا كَانَ  لِشُرَكَائِهِمْ فَلَا يَصِلُ إِلَى اللَّهِ وَمَا كَانَ لِلَّهِ فَهُوَ  يَصِلُ إِلَى شُرَكَائِهِمْ سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ Artinya: Dan  mereka memperuntukkan bagi Allah satu bahagian dari tanaman dan ternak  yang telah diciptakan Allah, lalu mereka berkata sesuai dengan  persangkaan mereka: "Ini untuk Allah dan ini untuk berhala-berhala  kami". Maka sajian-sajian yang diperuntukkan bagi berhala-berhala mereka  tidak sampai kepada Allah; dan sajian yang diperuntukkan bagi Allah,  maka sajian itu sampai kepada berhala-berhala mereka. Amat buruklah  ketetapan mereka itu".
 (Q.S Al An'am: 136)
 Kemudian Allah  mengancam mereka dengan ancaman yang keras atas perbuatan yang mereka  lakukan. Ancaman itu dipertegas dengan sumpah atas nama-Nya. Bahwa Allah  benar-benar akan meminta pertanggungjawaban kepada mereka atas  perbuatan yang mereka ada-adakan yang menjerumuskan mereka kepada  kebatilan kemudian mereka akan diberi siksaan yang sesuai dengan  keingkaran mereka terhadap nikmat Nya dan sesuai pula dengan perbuatan  yang mereka ada-adakan.
 Allah SWT berfirman:
 
 
 
 فَوَرَبِّكَ لَنَسْأَلَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ Artinya: Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua"
 (Q.S Al Hijr: 62)
 Di  akhir ayat Allah SWT meminta pertanggungjawaban mereka terhadap apa  yang mereka ada-adakan, memberikan pengertian bahwa Allah mencela mereka  terhadap perkataan-perkataan ataupun perbuatan yang mereka ada-adakan  itu.
 |  
 
 | 
   | 57 | Dan mereka menetapkan bagi Allah anak-anak  perempuan, Maha Suci Allah, sedang untuk mereka sendiri (mereka  tetapkan) apa yang mereka sukai (yaitu anak laki-laki).(QS. 16:57) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 57 
 
 وَيَجْعَلُونَ لِلَّهِ الْبَنَاتِ سُبْحَانَهُ وَلَهُمْ مَا يَشْتَهُونَ (57 Kemudian  Allah SWT mengungkapkan kejahatan orang-orang musyrikin dalam bentuk  yang lain, mereka telah berlebih-lebihan dalam kejahatan mereka yaitu  mereka telah menuduh bahwa Allah mempunyai anak-anak perempuan. Anggapan  serupa ini adalah suatu kebodohan dan kejahatan yang di lakukan  terhadap pencipta mereka, yang mengatur urusan mereka bahkan yang berhak  disyukuri.
 Allah SWT berfirman:
 
 
 
 وَجَعَلُوا الْمَلَائِكَةَ الَّذِينَ هُمْ عِبَادُ الرَّحْمَنِ إِنَاثًا Artinya: Dan  mereka menjadikan Malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba  Allah Yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan.
 (Q.S Az Zukhruf: 19)
 Orang-orang  musyrikin itu bukan saja menganggap bahwa malaikat-malaikat itu  anak-anak perempuan Allah, bahkan merekapun memuja malaikat-malaikat itu  di samping memuja Allah. Perbuatan mereka yang demikian ini dinilai  sebagai perbuatan dosa besar dan kesesatan yang sangat, karena mereka  menuduh sesuatu kepada Allah dengan tuduhan yang tidak semestinya ialah  bahwa Allah mempunyai anak-anak perempuan, padahal mereka sendiri tidak  sudi mempunyai anak-anak perempuan.
 Allah SWT berfirman:
 
 
 
 أَلَكُمُ الذَّكَرُ وَلَهُ الْأُنْثَى(21)تِلْكَ إِذًا قِسْمَةٌ ضِيزَى Artinya: "Apakah  (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan?  Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil".
 (Q.S An Najm: 21-22)
 Dan firman Nya:
 
 
 
 أَلَا  إِنَّهُمْ مِنْ إِفْكِهِمْ لَيَقُولُونَ(151)وَلَدَ اللَّهُ وَإِنَّهُمْ  لَكَاذِبُونَ(152)أَصْطَفَى الْبَنَاتِ عَلَى الْبَنِينَ(153)مَا لَكُمْ  كَيْفَ تَحْكُمُونَ Artinya: Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka  dengan kebohongannva benar-benar mengatakan: "Allah beranak". Dan  sesungguhnya mereka benar-benar orang yang berdusta. Apakah Tuhan  memilih (mengutamakan) anak-anak perempuan dari pada anak laki-laki.  Apakah yang terjadi padamu? Bagaimana (caranya) kamu menetapkan?"
 (Q.S As Saffat: 151-154)
 Sehubungan dengan ayat itu Ibnu Abbas berkata:
 
 
 
 تجعلون لي البنات ترتضونهن لي ولا ترتضونهن لأنفسكم Artinya: Kamu  telah beranggapan bahwa saya mempunyai anak-anak perempuan, kamu  relakan aku mempunyai anak-anak perempuan, padahal kamu sendiri tidak  merelakan kamu mempunyai anak-anak perempuan".
 Di akhir ayat Allah  SWT menegaskan bahwa Dia Maha Suci dari segala tuduhan mereka. Sungguh,  sangat keji apabila mereka menyukai anak laki-laki saja tidak  menginginkan anak-anak perempuan yang tunduk kepada Allah SWT.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nahl 57
 
 
 وَيَجْعَلُونَ لِلَّهِ الْبَنَاتِ سُبْحَانَهُ وَلَهُمْ مَا يَشْتَهُونَ (57 (Dan  mereka menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan) yaitu melalui  perkataan mereka, bahwa para malaikat itu adalah anak-anak perempuan  Allah (Maha Suci Allah) ungkapan yang menyucikan-Nya daripada apa yang  mereka duga (sedangkan untuk mereka sendiri apa yang mereka sukai)  memilihnya, artinya anak-anak lelaki. Jumlah kalimat ini menjadi mahal  rafa', atau menjadi mahal nashab dari fi'il yaj'aluuna. Artinya mereka  menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan yang mereka sendiri  membencinya, sedangkan pada kenyataannya Dia Maha Suci dari mempunyai  anak, kemudian mereka menetapkan untuk diri mereka sendiri anak-anak  lelaki yang mereka pilih sendiri. Dengan demikian berarti mereka ingin  merasa lebih unggul, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh firman-Nya  yang lain, yaitu, "Tanyakanlah (hai Muhammad) kepada mereka (orang-orang  kafir Mekah) apakah untuk Rabb kalian anak-anak perempuan dan untuk  mereka anak-anak laki-laki." (Ash-Shaffat 149).
 |  
 
 | 
   | 58 | Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar  dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya,  dan dia sangat marah.(QS. 16:58) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 58 
 
 وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِالْأُنْثَى ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ (58 Sesudah  itu Allah SWT mengungkapkan keadaan orang-orang musyrik serta sikap  mereka apabila mereka mempunyai anak perempuan yaitu apabila seorang  diri mereka diberi kabar bahwa istrinya melahirkan anak perempuan  muramlah muka mereka, karena kejengkelan dan kemarahan yang diliputi ras  malu terhadap kaumnya.
 Perasaan serupa itu disebabkan oleh perasaan  mereka sendiri bahwa anak-anak perempuan itu hanyalah memberikan malu  kepada kaumnya, karena anak-anak perempuan itu tidak dapat membantu  mereka dalam peperangan, dan apabila mereka kalah perang anak-anak  perempuan menjadi tawanan-tawanan yang dibawanya sebagai rampasan.  Sebenarnya mereka terhukum oleh perasaan mereka sendiri karena  anggapannya bahwa wanita itu martabatnya tiada lebih dari barang yang  boleh diwariskan.
 |  
 
 | 
   | 59 | Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak,  disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan  memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke  dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka  tetapkan itu.(QS. 16:59) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 59 
 
 يَتَوَارَى  مِنَ الْقَوْمِ مِنْ سُوءِ مَا بُشِّرَ بِهِ أَيُمْسِكُهُ عَلَى هُونٍ أَمْ  يَدُسُّهُ فِي التُّرَابِ أَلَا سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ (59 Kemudian  Allah SWT menjelaskan kelanjutan dari perbuatan orang-orang musyrik pada  saat mereka mendapat anak perempuan. Mereka itu bersembunyi dari  kaumnya, karena mendapat kabar buruk dengan kelahiran anak perempuan  itu. Mereka bersembunyi dari kaumnya itu, karena takut mendapat hinaan  dan tidak menginginkan ada orang yang mengetahui aib yang menimpa  dirinya. Kemudian terbayanglah dalam pikiran mereka apakah anak yang  mendatangkan keaiban itu akan dipelihara dengan menanggung kehinaan yang  berkepanjangan karena anak perempuan itu tidak berhak mendapat warisan  dan tidak mendapat perhatian hidup di tengah-tengah masyarakat yang  kedudukannya sebagai pelayan laki-laki, atan apakah mereka akan  menguburkannya ke dalam tanah dalam keadaan hidup. Kebiasaan mereka  membenamkan anak perempuan hidup-hidup dipandang sebagai dosa besar yang  harus mereka pertanggungjawabkan di hari hisab karena perbuatan itu  bertentangan dengan nuraninya sendiri bahkan bertentangan dengan akal  yang sehat. Karena kalau mereka suka kawin mengapa mereka tidak  menyenangi anak-anak perempuan.
 Allah SWT berfirman:
 
 
 
 وَإِذَا الْمَوْءُودَةُ سُئِلَتْ(8)بِأَيِّ ذَنْبٍ قُتِلَتْ Artinya: Apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh?
 (Q.S At Takwir: 8-9)
 Di  akhir ayat Allah SWT menyatakan bahwa alangkah buruknya apa yang mereka  tetapkan itu. Yang mereka tetapkan dalam ayat yang lalu dan ayat ini  ialah:
 1) Mereka melakukan peribadatan kepada berhala-berhala.
 2) Mereka menganggap bahwa Allah mempunyai anak-anak perempuan yaitu malaikat-malaikat.
 3) Mereka mengubur anak-anak perempuan hidup-hidup.
 Di samping itu mereka berkeberatan menerima anak perempuan secara berlebih-lebihan:
 1)  Muka mereka menjadi muram. 2) Mereka bersembunyi dari kaumnya kerana  mendapat aib. 3) Mereka telah berani membunuh dan membenamkannya  hidup-hidup karena takut mendapat cela dan takut kelaparan.
 |  
 
 | 
   | 60 | Orang-orang yang tidak beriman kepada  kehidupan akhirat, mempunyai sifat yang buruk; dan Allah mempunyai sifat  yang Maha Tinggi; dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS. 16:60) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 60 
 
 لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ مَثَلُ السَّوْءِ وَلِلَّهِ الْمَثَلُ الْأَعْلَى وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (60 Sesudah  itu Allah SWT memberikan penjelasan secara umum tentang keadaan  orang-orang musyrik itu bahwa orang-orang yang tidak mau mempercayai  terjadinya hari akhir dan hari pembalasan mempunyai sifat yang jelek  seperti halnya orang-orang musyrikin itu.
 Yaitu mereka hanya  menginginkan keturunan anak laki-laki saja sebagai pelanjut cita-citanya  dan membenci anak-anak perempuan karena takut kelaparan, dan menganggap  kedudukan anak laki-laki lebih terhormat dari pada anak-anak perempuan  dan juga mereka mengubur anak-anak perempuan hidup-hidup karena takut  mendapat hina dan kepapaan. Tindakan-tindakan mereka itu apabila  ditinjau dari segi kejiwaan adalah menunjukkan kelemahan, kepicikan dan  kebakhilan yang berlebih-lebihan.
 Sebaliknya Allah bersifat yang  mulia yaitu Dia itu Maha Esa tidak memerlukan anak, dan tidak ada Tuhan  sebenarnya yang berhak disembah kecuali Dia. Allah mempunyai sifat Maha  Sempurna Maha Tinggi, Maha Berkuasa, Maha Mengetahui dan lain-lain sifat  lagi yang disebut di dalam Alquran.
 Di akhir ayat Allah SWT  menandaskan bahwa Allah Maha Berkuasa yang tidak dapat diunggulinya oleh  yang lain dan Maha Bijaksana yang tidak mau berbuat terkecuali sesuai  dengan kebijaksanaan Nya.
 |  | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar