Kamis, 01 Agustus 2013

TAFSIR AL QUR'AN SURAH AN-NAHL AYAT 41 - 60 ( 03 )

Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR]: AN-NAHL
Ayat [128]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:3/7
41 Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui,(QS. 16:41)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 41 

وَالَّذِينَ هَاجَرُوا فِي اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مَا ظُلِمُوا لَنُبَوِّئَنَّهُمْ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَلَأَجْرُ الْآخِرَةِ أَكْبَرُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ (41

Allah SWT menjelaskan bahwa orang-orang yang berhijrah meninggalkan kaum kerabatnya yang dicintai dan meninggalkan kampung halamannya, sehingga sebagian dari mereka ikut ke negeri Habasyah semata-mata mengharapkan paha dari Allah dan ingin mendapatkan keridaan Nya setelah mereka itu dianiaya pasti akan diberi tempat yang baik di sisi Allah. Yang dimaksud dengan hijrah dalam ayat ini ialah hijrah kaum Muslimin dari Mekah ke Habsyah, yaitu hijrah yang pertama dilakukan oleh kaum Muslimin yang terdiri dari 83 orang. Pengrtian ini di dasarkan pada pendapat yang mengatakan bahwa ayat ini adalah ayat Makiyah, dan dkuatkan pula oleh riwayat dari Abdu bin Humaid dan Ibnu Jarir serta Ibnu Munzir dari Qatadah yang mengatakan: "Bahwa para sahabat Nabi saw teraniaya oleh penduduk Mekah. Mereka mungkin diusir dari kampung halamannya, sehingga sebagian dari mereka ikut ke negeri Habsyah. Sesudah itu Allah SWT menyuruh mereka mempersiapkan diri hijrah ke Madinah, lalu kota itu dijadikan kota hijrah dan mereka diberi penolong-penolong yang terdiri orang-orang yang beriman".
Kemudian mereka itu dijanjikan kemenangan terhadap orang-orang yang menganiaya dan dijanjikan tempat yang baik di dunia, karena mereka telah rela meninggalkan tempat tinggal dan herta benda mereka, semata-mata hanya mengharapkan keridaan Allah. Janji kemenangan yang diberikan kepada kaum Muslimin itu ialah bahwa mereka akan diberi suatu tempat yang bebas dari kekuasaan orang-orang musyrik dan mereka dapat mengatur tata kemasyarakatan sendiri serta akan menjadi pemimpin-pemimpin yang takwa dan memerintahkan orang-orang yang takwa pula.
Di samping itu mereka dijanjikan pula pahala akhirat yang lebih besar yang sebenarnya, apabila mereka mengetahui tentulah mereka akan mengatakan bahwa pahala akhirat itulah yang lebih utama bila dibandingkan dengan kebahagiaan yang akan mereka rasakan di dunia. Diriwayatkan dari Umar bin Khatab, bahwa apabila memberi satu pemberian kepada seorang laki-laki dari golongan Muhajirin ia berkata: "Terimalah pemberian ini, semoga Allah memberikan berkah kepadamu, dalam menikmati itu".


42 (yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakkal.(QS. 16:42)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 42 

الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (42

Kemudian dari pada itu Allah SWT menjelaskan sifat-sifat seorang muslim yang dijanjikan Allah kemenangan dunia dan kebahagiaan akhirat, yaitu orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka seperti siksaan orang-orang kafir Quraisy dan tahan penderitaan karena kerinduannya terhadap tanah air yang ditinggalkan, serta tahan memikul beban derita hidup di perantauan karena hidup serba kekurangan dun kehidupan terpencil.
Di akhir ayat, Allah SWT menyebutkan sifat-sifat mereka itu lebih lanjut yaitu orang-orang yang menyerahkan urusan mereka kepada Allah. Yaitu orang-orang yang menyerahkan akhir perjuangan mereka kepada Allah karena perjuangan itulah yang mereka tempuh untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Sifat sabar dan tawakal termasuk sifat-sifat yang terpenting yang harus dimiliki orang-orang yang membela kebenaran. Karena kedua sifat itu harus dimiliki, maka kedua sifat itulah yang sangat menentukan di dalam mencapai cita-cita.


43 Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui,(QS. 16:43)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 43

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلَّا رِجَالًا نُوحِي إِلَيْهِمْ فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ (43

Allah SWT menyatakan bahwa Dia tidak mengutus Rasul sebelum diutusnya Nabi Muhammad saw terkecuali laki-laki yang diutusnya itu diberi wahyu. Ayat ini menggambarkan bahwa Rasul-rasul yang diutus untuk menyampaikan wahyu hanyalah laki-laki dari keturunan Adam as sehingga Muhammad saw diutus untuk membimbing umatnya agar mereka itu beragama tauhid dan mengikuti bimbingan wahyu. Maka yang pantas diutus ialah Rasul-rasul dari jenis mereka dan berbahasa seperti mereka. Pada saat itu Rasulullah saw diutus orang-orang Arab menyangkal bahwa Allah tidak mungkin mengutus utusan yang berasal dari manusia seperti mereka, tetapi kalau Allah mau mengutus seorang malaikat, seperti firman Allah SWT:


وَقَالُوا مَالِ هَذَا الرَّسُولِ يَأْكُلُ الطَّعَامَ وَيَمْشِي فِي الْأَسْوَاقِ لَوْلَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مَلَكٌ فَيَكُونَ مَعَهُ نَذِيرًا
Artinya:
Dan mereka berkata: "Mengapa Rasul ini memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar?. Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat agar malaikat itu memberikan peringatan bersama-sama dengan dia?".
(Q.S Al Furqan: 7)
Dan firman-Nya:


أَكَانَ لِلنَّاسِ عَجَبًا أَنْ أَوْحَيْنَا إِلَى رَجُلٍ مِنْهُمْ أَنْ أَنْذِرِ النَّاسَ وَبَشِّرِ الَّذِينَ ءَامَنُوا أَنَّ لَهُمْ قَدَمَ صِدْقٍ عِنْدَ رَبِّهِمْ قَالَ الْكَافِرُونَ إِنَّ هَذَا لَسَاحِرٌ مُبِينٌ
Artinya:
Patutkah menjadi keheranan bagi manusia, bahwa kami mewahyukan kepada seorang laki-laki di antara mereka: "Berilah peringatan kepada manusia dan gembirakanlah orang-orang beriman bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan mereka". Orang-orang kafir berkata: "Sesungguhnya orang ini (Muhammad) benar-benar tukang sihir yang nyata".
(Q.S Yunus: 2)
Mengenai penolakan orang-orang Arab pada kerisalahan Muhammad karena ia seorang manusia biasa, dapatlah diikuti sebuah riwayat dari Ad Dahhak yang disandarkan kepada Ibnu Abbas bahwa setelah Muhammad saw diangkat menjadi utusan, orang Arablah yang mengingkari kenabiannya, mereka berkata: "Allah SWT lebih Agung bila Rasul Nya itu bukan manusia. Kemudian turun ayat-ayat surah Yunus.
Sesudah itu Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang musyrik agar bertanya kepada orang-orang Ahli Kitab sebelum kedatangan Muhammad saw, baik kepada orang-orang Yahudi ataupun kepada orang-orang Nasara. Apakah di dalam kitab-kitab mereka itu disebutkan suatu keterangan bahwa Allah pernah mengutus malaikat kepada mereka. Maka kalau disebutkan di dalam kitab mereka itu bahwa Allah pernah menurunkan malaikat sebagai utusan Allah bolehlah mereka itu mengingkari kerisalahan Muhammad. Akan tetapi apabila yang disebutkan di dalam kitab mereka Allah hanya mengirim utusan kepada mereka manusia yang sejenis dengan mereka maka tidak benarlah apabila orang-orang musyrik itu mengingkari kerisalahan Muhammad saw.


44 dengan membawa keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan kepadamu Al quran, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan,(QS. 16:44)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 44

بِالْبَيِّنَاتِ وَالزُّبُرِ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ (44

Sesudah itu Allah SWT menjelaskan bahwa rasul-rasul itu diutus dengan membawa keterangan-keterangan yang membuktikan kebenarannya, yaitu mukjizat dan kita-kitab. Yang dimaksud dengan keterangan di dalam ayat ini ialah dalil-dalil yang membukakan kebenaran kerisalahannya dan di maksud dengan Az Zabur ialah kitab yang mengandung tuntunan hidup dan tata hukum yang diberikan oleh Allah kepada hamba Nya.
Dan Allah SWT menerangkan pula bahwa Dia telah menurunkan Alquran kepada Nabi Muhammad saw, agar supaya Kitab Alquran itu dijadikan pedoman untuk memberikan penjelasan kepada manusia apa saja yang telah diturunkan kepada mereka yaitu perintah-perintah dan larangan-larangan serta aturan-aturan hidup lainnya yang harus mereka perhatikan dan mengandung kisah-kisah umat-umat terdahulu agar supaya dijadikan suri tauladan, dalam menempuh kehidupan di dunia. Juga agar Alquran itu dijadikan sebagai dasar mengenai hal-hal yang mereka merasa sukar, yaitu menjelaskan hukum-hukum yang terkandung dalam Alquran itu serta memerinci kandungan yang bersifat global sesuai dengan kemampuan berpikir dan kepahaman mereka terhadap tujuan-tujuan hukum.
Di akhir ayat Allah SWT menandaskan agar mereka suka memikirkan kandungan isi Alquran dengan pemikiran yang jernih baik terhadap prinsip-perinsip hidup yang terkandung di dalamnya, tata aturan yang termuat di dalamnya serta tamsil ibarat yang ada di dalam ayat-ayat Alquran itu, agar mereka itu memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat, terlepas dari berbagai macam azab dan bencana seperti yang menimpa umat-umat sebelumnya.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nahl 44 

بِالْبَيِّنَاتِ وَالزُّبُرِ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ (44

(Dengan membawa keterangan-keterangan) lafal ini berta`alluq kepada fi`il yang tidak disebutkan; artinya Kami utus mereka dengan membawa hujah-hujah yang jelas (dan kitab-kitab) yakni kitab-kitab suci. (Dan Kami turunkan kepadamu Adz-Dzikr) yakni Alquran (agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang diturunkan kepada mereka) yang di dalamnya dibedakan antara halal dan haram (dan supaya mereka memikirkan) tentang hal tersebut kemudian mereka mengambil pelajaran daripadanya.


45 maka apakah orang-orang yang membuat makar yang jahat itu, merasa aman (dari bencana) ditenggelamkannya bumi oleh Allah bersama mereka, atau datangnya azab kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari,(QS. 16:45)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 45 

أَفَأَمِنَ الَّذِينَ مَكَرُوا السَّيِّئَاتِ أَنْ يَخْسِفَ اللَّهُ بِهِمُ الْأَرْضَ أَوْ يَأْتِيَهُمُ الْعَذَابُ مِنْ حَيْثُ لَا يَشْعُرُونَ (45

Sesudah itu Allah SWT memberi peringatan dan mengancam terhadap tipu muslihat yang mereka lakukan, bahwa tidak benarlah apabila orang-orang musyrik yang selalu berusaha membuat makar yang jahat dan tipu muslihat yang menghalangi dakwah Islamiyah, merasa aman dari ancaman-ancaman Tuhan yang akan ditimpakan kepada mereka. Ancaman-ancaman Allah yang akan ditimpakan kepada mereka ialah:
Siksaan pertama:
Allah akan menenggelamkan mereka dari permukaan bumi dan dimusnahkan mereka dari alam hidup ini, seperti yang dialami oleh Qarun.
Siksaan kedua:
Atau mereka itu akan diberi siksaan yang diturunkan dari langit pada saat yang mereka tiada menduga sebelumnya seperti yang dialami oleh kaum Nabi Lut.


46 atau Allah mengazab mereka di waktu mereka dalam perjalanan, maka sekali-kali mereka tidak dapat menolak (azab itu),(QS. 16:46)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 46 - 47 

أَوْ يَأْخُذَهُمْ فِي تَقَلُّبِهِمْ فَمَا هُمْ بِمُعْجِزِينَ (46) أَوْ يَأْخُذَهُمْ عَلَى تَخَوُّفٍ فَإِنَّ رَبَّكُمْ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ (47

Kemudian dari pada itu Allah SWT memberikan ancaman lebih lanjut yang akan merasakan:
Siksaan ketiga:
Atau mereka itu akan ditimpa dengan azab pada saat mereka itu berada di dalam perjalanan berusaha mencari rezeki atau sibuk dalam perdagangan sehingga mereka tidak mempunyai kesempatan lagi untuk menolak siksa itu, artinya mereka tidak akan dapat lari untuk melindungi rezeki, dagangan dan jiwa mereka, karena siksaan itu yang menyerang dengan tiba-tiba.
Siksaan keempat:
Atau mereka akan mengalami siksaan yang datang secara berangsur-angsur pada tahap pertama mereka telah ditimpa oleh siksa itu terlebih dahulu sehingga yang lain dicekam oleh rasa ketakutan yang pada akhirnya mereka tidak dapat melepaskan diri dari siksaan itu.
Kemudian Allah SWT mengakhiri firman Nya dengan menyatakan bahwa Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Hal ini untuk memberikan pengertian kepada mereka bahwa Allah tidak akan menghukum mereka dengan hukuman secara segera, akan tetapi mengancam mereka dengan siksaan yang berat dengan berbagai macam keadaan yang mengerikan, seperti datangnya angin topan yang secara tiba-tiba serangan petir yang datang dengan mendadak serta gempa bumi yang akan memusnahkan mereka dan menelan mereka ke perut bumi. Hal ini untuk memberikan kesempatan berpikir kepada mereka mengenai keadaan mereka dan memberikan waktu yang panjang agar mereka mempunyai kesempatan untuk mengubah sikap mempercayai ajakan Rasul. Ini adalah sebagai tanda rahmat Allah yang sangat luas bagi para hamba Nya.


47 atau Allah mengazab mereka dengan berangsur-angsur (sampai binasa). Maka sesungguhnya Tuhanmu adalah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.(QS. 16:47)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 46 - 47

أَوْ يَأْخُذَهُمْ فِي تَقَلُّبِهِمْ فَمَا هُمْ بِمُعْجِزِينَ (46) أَوْ يَأْخُذَهُمْ عَلَى تَخَوُّفٍ فَإِنَّ رَبَّكُمْ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ (47

Kemudian dari pada itu Allah SWT memberikan ancaman lebih lanjut yang akan merasakan:
Siksaan ketiga:
Atau mereka itu akan ditimpa dengan azab pada saat mereka itu berada di dalam perjalanan berusaha mencari rezeki atau sibuk dalam perdagangan sehingga mereka tidak mempunyai kesempatan lagi untuk menolak siksa itu, artinya mereka tidak akan dapat lari untuk melindungi rezeki, dagangan dan jiwa mereka, karena siksaan itu yang menyerang dengan tiba-tiba.
Siksaan keempat:
Atau mereka akan mengalami siksaan yang datang secara berangsur-angsur pada tahap pertama mereka telah ditimpa oleh siksa itu terlebih dahulu sehingga yang lain dicekam oleh rasa ketakutan yang pada akhirnya mereka tidak dapat melepaskan diri dari siksaan itu.
Kemudian Allah SWT mengakhiri firman Nya dengan menyatakan bahwa Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Hal ini untuk memberikan pengertian kepada mereka bahwa Allah tidak akan menghukum mereka dengan hukuman secara segera, akan tetapi mengancam mereka dengan siksaan yang berat dengan berbagai macam keadaan yang mengerikan, seperti datangnya angin topan yang secara tiba-tiba serangan petir yang datang dengan mendadak serta gempa bumi yang akan memusnahkan mereka dan menelan mereka ke perut bumi. Hal ini untuk memberikan kesempatan berpikir kepada mereka mengenai keadaan mereka dan memberikan waktu yang panjang agar mereka mempunyai kesempatan untuk mengubah sikap mempercayai ajakan Rasul. Ini adalah sebagai tanda rahmat Allah yang sangat luas bagi para hamba Nya.


48 Dan apakah mereka tidak memperhatikan segala sesuatu yang telah diciptakan Allah yang bayangannya berbolak-balik ke kanan dan ke kiri dalam keadaan sujud kepada Allah, sedang mereka berendah diri? `(QS. 16:48)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 48

أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَى مَا خَلَقَ اللَّهُ مِنْ شَيْءٍ يَتَفَيَّأُ ظِلَالُهُ عَنِ الْيَمِينِ وَالشَّمَائِلِ سُجَّدًا لِلَّهِ وَهُمْ دَاخِرُونَ (48

Kemudian dari pada itu Allah SWT menyebut tanda-tanda kekuasaan Nya yang berlaku pada seluruh makhluk Nya dengan maksud agar supaya orang-orang yang selalu membuat makar yang jahat suka memikirkan segala sesuatu yang telah diciptakan oleh Allah SWT, seperti pohon-pohon dan gunung-gunung yang bayangannya berbolak-balik. Ke barat dan ke timur yaitu di waktu matahari terbit di ujung timur bayang-bayang dari semua benda memanjang ke arah barat, kemudian apabila matahari semakin meninggi bayangan itu makin mendekat pula, akhirnya pada saat matahari telah melintasi meridian bayangan itu mulai berubah arah. Apabila matahari telah mulai menurun, bayangan itu makin lima makin memanjang ke arah timur, sehingga pada waktu matahari itu mendekati kaki langit pada ufuk bagian barat, bayangan itu telah memanjang ke timur dan begitulah selanjutnya bayang-bayang itu terjadi demikian tunduk kepada tata hukum yang telah ditetapkan Allah. Tidak saja bayangan itu berubah arah ke barat dan ke timur akan tetapi dari hari ke hari bayangan itu bertambah panjang ke utara dan ke selatan bolak-balik pada tiap-tiap tahun. Apabila matahari beredar persis di khatulistiwa pada saat matahari di meridian tidak membuat bayangan sama sekali, tetapi untuk hari-hari berikutnya yaitu pada sesudah tanggal 21 Maret untuk tiap-tiap tahun pada saat matahari di meridian, matahari telah membuat bayangan. Bayangan iti menuju arah selatan. Kemudian pada tanggal 21 Juni pada saat yang sama yaitu pada saat matahari berada di meridian bayang-bayang untuk setiap benda menuju ke arah selatan dan pada saat itulah bayangan Seterusnya makin hari makin memendek, hingga pada pada tanggal 23 September. Sejak itu matahari sudah mulai berkisar ke arah selatan dan bayang-bayang mulai mengarah ke utara, makin hari makin memanjang sehingga pada tanggal 22 Desember matahari membuat bayang-hayang mengarah ke utara yang sepanjang-panjangnya, kemudian pada hari berikutnya matahari mulai bergerak ke utara, bayang-bayang mulai memendek dari hari ke hari. Akhirnya pada tanggal 21 Maret matahari kembali lagi ke daerah khatulistiwa sehingga saat matahari sampai ke meridian, bayang-bayang yang disebabkan oleh gerak tahunan matahari itu semata-mata tunduk kepada tata hukum yang diciptakan oleh Allah dan berlaku untuk setiap makhluk Nya.
Penjelasan Allah serupa itu ditujukan kepada manusia agar mereka suka memikirkan dan memahami bahwa semua benda-benada alam tidak ada yang menentang hukum Allah melainkan hanya tunduk takluk di bawah kekuasaan Nya.


49 Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para malaikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri.(QS. 16:49)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 49

وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مِنْ دَابَّةٍ وَالْمَلَائِكَةُ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ (49

Kemudian Allah SWT menjelaskan bahwa semua benda yang ada di langit dan yang ada di bumi termasuk pula makhluk Nya yang melata di bumi juga para malaikat tunduk di bawah kekuasaan Allah. Mereka itu bersujud kepada Allah SWT menurut cara masing-masing sesuai dengan fitrah kejadiannya. Bahkan malaikat pun yang berada di langit tidak mau menyombongkan dirinya dan tidak suka membangkang untuk tunduk dan takluk serta menaati ketentuan ketentuan Allah.


50 Mereka takut kepada Tuhan mereka yang berkuasa atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).(QS. 16:50)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 50 

يَخَافُونَ رَبَّهُمْ مِنْ فَوْقِهِمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ (50

Di dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan ketaatan para malaikat dan semua makhluk yang ada di bumi, yaitu bahwa para malaikat dan semua makhluk yang ada di bumi tunduk di bawah kekuasaan Allah dan mereka tetap secara tekun melaksanakan apa yang diperintahkan Allah.
Apabila ditinjau dari hukum alam baik makhluk-makhluk hidup ataupun benda-benda mati yang ada di langit dan di bumi tidak dapat dan tidak mampu untuk menghindari diri dari ketentuan ketentuan Allah yang berlaku terhadap jagat raya dan isinya, seperti seorang bayi yang baru dilahirkan ia sudah tunduk pada gaya tarik menarik bumi, tidak ada seorang bayipun yang lahir melayang. Dan tidak ada manusia yang berkuasa mengelakkan diri dari ketergantungannya terhadap zat asam pada saat bernafas. Kesemuanya bernafas secara teratur mengambil zat asam dan mengeluarkan zat arang untuk kelangsungan peredaran darahnya. Dan demikianlah yang berlaku pada makhluk-makhluk yang lain, semuanya terikat akan ketentuan-ketentuan hukum alam itu hingga ajal merenggut mereka.
Penjelasan ini sangat berguna kepada orang-orang yang mengingkari adanya Allah dan selalu membuat makar yang jahat itu, agar mereka menginsafi bahwa tidak ada ciptaan Allah yang dapat melepaskan diri dari kekuasaan Nya. Maka dengan keterangan ini diharapkan agar mereka dapat mengakhiri keingkaran dan kejahatan itu, kembali ke fitrahnya semula yaitu tunduk di bawah kekuasaan Allah yang mempercayai kebenaran bimbingan wahyu yang di turunkan kepada hamba Nya yang terpilih yaitu Muhammad saw.


اِئْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ
Artinya:
"Datanglah kamu keduanya menurut perintah Ku dengan suka hati atau terpaksa", keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".
(Q.S Fussilat: 11)
Dan firman Nya lagi:


وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَظِلَالُهُمْ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ
Artinya:
Hanya kepada Allah lah sujud (patuh) segala apa yang ada di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri utaupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari.
(Q.S Ar Ra'd: 15)


51 Allah berfirman:` Janganlah kamu menyembah dua tuhan; sesungguhnya Dialah Tuhan Yang Maha Esa, maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut `.(QS. 16:51)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 51

وَقَالَ اللَّهُ لَا تَتَّخِذُوا إِلَهَيْنِ اثْنَيْنِ إِنَّمَا هُوَ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَإِيَّايَ فَارْهَبُونِ (51

Allah SWT menjelaskan kepada para hamba Nya agar jangan sekali-kali mereka menyembah kepada tuhan-tuhan yang lain, selain Dia, karena apabila mereka menyembah kepada tuhan-tuhan selain Nya berarti mereka telah menganggap bahwa Allah mempunyai sekutu, padahal Allah Maha Suci dari sekutu itu. Tidak mungkin Allah SWT Yang berkuasa di jagat raya ini lebih dari satu. Dia itu hanyalah tunggal, dan Dialah yang berhak disembah.
Di akhir ayat Allah SWT memerintahkan kepada hamba Nya agar supaya bertakwa kepada-Nya dan takut kepada ancaman dan hukuman Nya. Takwa di dalam ayat ini ialah memelihara diri dari melakukan maksiat kepada Nya, seperti menserikatkan tuhan-tuhan yang lain kepada Allah dan membuat sesembahan lain selain kepada Nya. Larangan yang terdapat dalam ayat ini ialah menyembah dua Tuhan. Bilangan itu bukanlah menunjukkan bilangan dua saja, tetapi hanyalah untuk menunjukkan bilangan yang paling sedikit. Sedang yang dimaksud ialah menyembah tuhan-tuhan yang lain yang selain Allah dan supaya tidak terbayang dalam pikiran manusia dengan tuhan-tuhan yang lain selain Dia.
Di dalam ayat ini Allah SWT menetapkan bahwa tidak ada Tuhan yang lain terkecuali Dia dan tidak membenarkan peribadatan kepada tuhun-tuhan yang lain terkecuali Dia.


52 Dan kepunyaan-Nya-lah segala apa yang ada di langit dan di bumi, dan untuk-Nya-lah ketaatan itu selama-lamanya. Maka mengapa kamu bertakwa kepada selain Allah?(QS. 16:52)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 52 

وَلَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَهُ الدِّينُ وَاصِبًا أَفَغَيْرَ اللَّهِ تَتَّقُونَ (52

Kemudian dari pada itu Allah SWT menjelaskan bahwa yang mempunyai kekuasaan di langit dan di bumi ialah Allah. Allah tidak membagi-bagi kekuasaan Nya dalam mengurus segala urusan yang ada di langit dan di bumi. Ia tidak memerlukan pembantu ataupun serikat. Karena Dia lah yang menciptakan segala-galanya dan Dia pula yang memberi rezeki bahkan lebih dari pada itu Allah-lah yang menghidupkan dan mematikan.
Oleh sebab itu yang berhak ditaati hanyalah Dia. Yaitu ditaati dalam arti yang sebenar-benarnya, taat yang ikhlas dan tidak berkesudahan.
Dengan demikian tidak benarlah apabila ada manusia yang bertakwa kepada selain-Nya, karena takwa kepada tuhan-tuhan lain selain Allah itu tidaklah benar, mereka itu tidak mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan nikmat yang telah ada, tidak pula berkuasa untuk mendatangkan siksa, maka manusia yang betul-betul ikhlas beribadat hanya kepada Allah dan taat kepada Nya tidaklah akan merasa terancam oleh kekuasaan-kekuasaan lain selain dari pada Nya dan tidak akan mengharapkan nikmat dari tuhan-tuhan yang lain selain Nya.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nahl 52

وَلَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَهُ الدِّينُ وَاصِبًا أَفَغَيْرَ اللَّهِ تَتَّقُونَ (52

(Dan kepunyaan-Nyalah segala apa yang ada di langit dan di bumi) sebagai milik, makhluk dan hamba-Nya (dan untuk-Nyalah agama itu) ketaatan itu (selama-lamanya) untuk selamanya; lafal waashiban menjadi hal dari lafal ad-diin, sedangkan sebagai `amilnya adalah makna zharaf. (Maka mengapa kalian bertakwa kepada selain Allah?) sedangkan Dia adalah Tuhan yang sebenarnya, dan tiada Tuhan selain-Nya. Istifham atau kata tanya di sini mengandung pengertian ingkar dan celaan.


53 Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.(QS. 16:53)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 53

وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْأَرُونَ (53

Kemudian Allah SWT menjelaskan yang wajib ditakuti hanyalah Allah karena semua nikmat yang mereka peroleh termasuk pula kesehatan dan kebahagiaan yang mereka peroleh dari nikmat-nikmat itu semata-mata dari Allah. Maka kewajiban manusialah untuk mensyukuri nikmat yang tiada putus-putusnya itu dan memuji kebaikannya yang berlangsung terus kepada makhluk-makhluk-Nya yang tidak putus-putusnya.
Sesudah itu Allah SWT menjelaskan bahwa apabila manusia itu ditimpa oleh kesukaran hidup, kesulitan, penyakit dan halangan-halangan lain yang mengganggu kesejahteraan mereka, ia menjerit meminta pertolongan kepada Allah dengan mengharapkan agar segala macam kesulitannya itu dapat terelakkan. Hal ini adalah merupakan tabiat dari manusia bahwa apabila mereka berada dalam kesulitan terbayanglah di dalam pikiran kelemahan mereka dan adanya kekuasaan lain yang menguasai mereka, dan pengakuan yang murni bahwa dia tidak mungkin dapat menghilangkan kesulitan itu karena mereka memang tidak mempunyai kemampuan untuk mengatasinya.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nahl 53 

وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْأَرُونَ (53

(Dan apa saja nikmat yang ada pada kalian maka dari Allahlah datangnya) tiada yang dapat mendatangkannya selain Dia. Huruf maa di sini adalah syarthiyah atau maushulah (dan bila kalian ditimpa) tertimpa (kemudaratan) seperti kemiskinan dan sakit (maka hanya kepada-Nyalah kalian meminta pertolongan) mengangkat suara kalian untuk meminta pertolongan seraya berdoa kepada-Nya, dan niscaya kalian tidak akan meminta kepada selain-Nya.


54 Kemudian apabila Dia telah menghilangkan kemudharatan itu dari kamu, tiba-tiba sebahagian dari kamu mempersekutukan Tuhannya dengan (yang lain),(QS. 16:54)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 54 

ثُمَّ إِذَا كَشَفَ الضُّرَّ عَنْكُمْ إِذَا فَرِيقٌ مِنْكُمْ بِرَبِّهِمْ يُشْرِكُونَ (54

Dalam pada itu Allah SWT mengungkapkan bahwa apabila Allah mengabulkan permintaan mereka itu yaitu Allah telah mengembalikan kesehatan mereka dan melepaskan penyakit yang mengancam jiwa mereka serta segala macam bencana yang mengganggu kehidupan mereka tiba-tiba mereka telah berubah dari keadaannya semula karena sebagian dari mereka itu telah mempersekutukan tuhan-tuhan yang lain kepada Allah. Mereka telah memuja dan menyembah patung-patung yang diberinya kurban dengan binatang-binatang sembelihan. Mereka tidak mensyukuri nikmat itu menurut tuntunan Zat yang memberikan nikmat itu tetapi mereka mensyukuri nikmat itu menurut kemauan hawa nafsu mereka.
Allah SWT berfirman:


وَإِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فِي الْبَحْرِ ضَلَّ مَنْ تَدْعُونَ إِلَّا إِيَّاهُ فَلَمَّا نَجَّاكُمْ إِلَى الْبَرِّ أَعْرَضْتُمْ وَكَانَ الْإِنْسَانُ كَفُورًا
Artinya:
Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia, maka tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia adalah selalu tidak tahu terima kasih".
(Q.S Al Isra': 67)
Al Allusi di dalam tafsirnya Ruhul Ma'ani menjelaskan bahwa di dalam ayat itu terdapat isyarat bahwa perenang-perenang yang mahir pada hari ini ada yang memohon kepada pemujaan yang lain dari Allah yaitu pemujaan yang tidak mempunyai keuasaan untuk memberikan manfaat ataupun mudarat yaitu pada saat mereka ditimpa oleh bahaya. Dan pada saat mereka berdoa kepada Allah SWT hal itu adalah suatu kebodohan yang sangat dan kesesatan dalam bentuk baru, bahkan lebih sesat daripada kesesatan bentuk lama. Dan di antara yang mengejutkan ialah karena ia berhasil mempengaruhi orang-orang yang percaya kepada hari pembalasan.


55 biarlah mereka mengingkari nikmat yang telah Kami berikan kepada mereka; maka bersenang-senanglah kamu. Kelak kamu akan mengetahui (akibatnya).(QS. 16:55)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 55 

لِيَكْفُرُوا بِمَا آتَيْنَاهُمْ فَتَمَتَّعُوا فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ (55

Kemudian daripada itu Allah SWT menyatakan bahwa Dia membiarkan mereka mengingkari nikmat-nikmat-Nya yang telah diberikan kepada mereka itu, membiarkan mereka mengingkari Zat yang berkuasa menghilangkan mara bahaya yang menimpa mereka karena dorongan, kemauan, karena kekafiran dan kemaksiatan yang menyelubungi hati mereka, sehingga mengingkari Allah yang perkasa melepaskan diri mereka dari marabahaya.
Di akhir ayat Allah SWT menegaskan bahwa biarlah mereka itu menikmati kehidupannya di dunia dan memuaskan hawa nafsu mereka sehingga tiba saatnya ajal yang telah merenggut mereka. Sesudah itu roh mereka akan kembali kepada Tuhan mereka dan mereka akan mengetahui dengan seyakin-yakinnya akibat dari keingkaran dan pembangkangan mereka pada saat terjadinya hari pembalasan. Dan mereka akan menyesali perbuatan mereka dengan penyesalan yang tak berguna lagi.


56 Dan mereka sediakan untuk berhala-berhala yang mereka tiada mengetahui (kekuasaannya), satu bahagian dari rezki yang telah Kami berikan kepada mereka. Demi Allah, sesungguhnya kamu akan ditanyai tentang apa yang telah kamu ada-adakan.(QS. 16:56)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 56

وَيَجْعَلُونَ لِمَا لَا يَعْلَمُونَ نَصِيبًا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ تَاللَّهِ لَتُسْأَلُنَّ عَمَّا كُنْتُمْ تَفْتَرُونَ (56

Allah SWT menjelaskan bahwa di antara perbuatan orang-orang musyrik ialah menyediakan sesaji kepada berhala-berhala mereka, padahal sesaji-sesaji yang disediakan kepada berhala-berhala itu adalah sebagian nikmat Allah yang diberikan kepada mereka. Sesaji-sesaji yang diberikan kepada berhala-berhala itu berupa hasil pertanian mereka atau binatang-binatang ternak mereka. Mereka berbuat demikian dengan maksud agar berhala-berhala itu dapat mendekatkan diri mereka kepada Allah padahal sedikitpun tidak mengetahui dengan pengetahuan yang benar, bahwa berhala-berhala itu tidak berkuasa untuk memberikan manfaat kepada mereka dan tidak pula mampu untuk menghindarkan kemudaratan yang akan menimpa mereka. Perbuatan mereka ini adalah perbuatan musyrik karena itu telah mensyarikatkan tuhan-tuhan yang lain kepada Allah.
Allah SWT berfirman:


وَجَعَلُوا لِلَّهِ مِمَّا ذَرَأَ مِنَ الْحَرْثِ وَالْأَنْعَامِ نَصِيبًا فَقَالُوا هَذَا لِلَّهِ بِزَعْمِهِمْ وَهَذَا لِشُرَكَائِنَا فَمَا كَانَ لِشُرَكَائِهِمْ فَلَا يَصِلُ إِلَى اللَّهِ وَمَا كَانَ لِلَّهِ فَهُوَ يَصِلُ إِلَى شُرَكَائِهِمْ سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ
Artinya:
Dan mereka memperuntukkan bagi Allah satu bahagian dari tanaman dan ternak yang telah diciptakan Allah, lalu mereka berkata sesuai dengan persangkaan mereka: "Ini untuk Allah dan ini untuk berhala-berhala kami". Maka sajian-sajian yang diperuntukkan bagi berhala-berhala mereka tidak sampai kepada Allah; dan sajian yang diperuntukkan bagi Allah, maka sajian itu sampai kepada berhala-berhala mereka. Amat buruklah ketetapan mereka itu".
(Q.S Al An'am: 136)
Kemudian Allah mengancam mereka dengan ancaman yang keras atas perbuatan yang mereka lakukan. Ancaman itu dipertegas dengan sumpah atas nama-Nya. Bahwa Allah benar-benar akan meminta pertanggungjawaban kepada mereka atas perbuatan yang mereka ada-adakan yang menjerumuskan mereka kepada kebatilan kemudian mereka akan diberi siksaan yang sesuai dengan keingkaran mereka terhadap nikmat Nya dan sesuai pula dengan perbuatan yang mereka ada-adakan.
Allah SWT berfirman:


فَوَرَبِّكَ لَنَسْأَلَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ
Artinya:
Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua"
(Q.S Al Hijr: 62)
Di akhir ayat Allah SWT meminta pertanggungjawaban mereka terhadap apa yang mereka ada-adakan, memberikan pengertian bahwa Allah mencela mereka terhadap perkataan-perkataan ataupun perbuatan yang mereka ada-adakan itu.


57 Dan mereka menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan, Maha Suci Allah, sedang untuk mereka sendiri (mereka tetapkan) apa yang mereka sukai (yaitu anak laki-laki).(QS. 16:57)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 57 

وَيَجْعَلُونَ لِلَّهِ الْبَنَاتِ سُبْحَانَهُ وَلَهُمْ مَا يَشْتَهُونَ (57

Kemudian Allah SWT mengungkapkan kejahatan orang-orang musyrikin dalam bentuk yang lain, mereka telah berlebih-lebihan dalam kejahatan mereka yaitu mereka telah menuduh bahwa Allah mempunyai anak-anak perempuan. Anggapan serupa ini adalah suatu kebodohan dan kejahatan yang di lakukan terhadap pencipta mereka, yang mengatur urusan mereka bahkan yang berhak disyukuri.
Allah SWT berfirman:


وَجَعَلُوا الْمَلَائِكَةَ الَّذِينَ هُمْ عِبَادُ الرَّحْمَنِ إِنَاثًا
Artinya:
Dan mereka menjadikan Malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan.
(Q.S Az Zukhruf: 19)
Orang-orang musyrikin itu bukan saja menganggap bahwa malaikat-malaikat itu anak-anak perempuan Allah, bahkan merekapun memuja malaikat-malaikat itu di samping memuja Allah. Perbuatan mereka yang demikian ini dinilai sebagai perbuatan dosa besar dan kesesatan yang sangat, karena mereka menuduh sesuatu kepada Allah dengan tuduhan yang tidak semestinya ialah bahwa Allah mempunyai anak-anak perempuan, padahal mereka sendiri tidak sudi mempunyai anak-anak perempuan.
Allah SWT berfirman:


أَلَكُمُ الذَّكَرُ وَلَهُ الْأُنْثَى(21)تِلْكَ إِذًا قِسْمَةٌ ضِيزَى
Artinya:
"Apakah (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan? Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil".
(Q.S An Najm: 21-22)
Dan firman Nya:


أَلَا إِنَّهُمْ مِنْ إِفْكِهِمْ لَيَقُولُونَ(151)وَلَدَ اللَّهُ وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ(152)أَصْطَفَى الْبَنَاتِ عَلَى الْبَنِينَ(153)مَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ
Artinya:
Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka dengan kebohongannva benar-benar mengatakan: "Allah beranak". Dan sesungguhnya mereka benar-benar orang yang berdusta. Apakah Tuhan memilih (mengutamakan) anak-anak perempuan dari pada anak laki-laki. Apakah yang terjadi padamu? Bagaimana (caranya) kamu menetapkan?"
(Q.S As Saffat: 151-154)
Sehubungan dengan ayat itu Ibnu Abbas berkata:


تجعلون لي البنات ترتضونهن لي ولا ترتضونهن لأنفسكم
Artinya:
Kamu telah beranggapan bahwa saya mempunyai anak-anak perempuan, kamu relakan aku mempunyai anak-anak perempuan, padahal kamu sendiri tidak merelakan kamu mempunyai anak-anak perempuan".
Di akhir ayat Allah SWT menegaskan bahwa Dia Maha Suci dari segala tuduhan mereka. Sungguh, sangat keji apabila mereka menyukai anak laki-laki saja tidak menginginkan anak-anak perempuan yang tunduk kepada Allah SWT.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nahl 57 

وَيَجْعَلُونَ لِلَّهِ الْبَنَاتِ سُبْحَانَهُ وَلَهُمْ مَا يَشْتَهُونَ (57

(Dan mereka menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan) yaitu melalui perkataan mereka, bahwa para malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah (Maha Suci Allah) ungkapan yang menyucikan-Nya daripada apa yang mereka duga (sedangkan untuk mereka sendiri apa yang mereka sukai) memilihnya, artinya anak-anak lelaki. Jumlah kalimat ini menjadi mahal rafa', atau menjadi mahal nashab dari fi'il yaj'aluuna. Artinya mereka menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan yang mereka sendiri membencinya, sedangkan pada kenyataannya Dia Maha Suci dari mempunyai anak, kemudian mereka menetapkan untuk diri mereka sendiri anak-anak lelaki yang mereka pilih sendiri. Dengan demikian berarti mereka ingin merasa lebih unggul, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh firman-Nya yang lain, yaitu, "Tanyakanlah (hai Muhammad) kepada mereka (orang-orang kafir Mekah) apakah untuk Rabb kalian anak-anak perempuan dan untuk mereka anak-anak laki-laki." (Ash-Shaffat 149).


58 Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah.(QS. 16:58)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 58 

وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِالْأُنْثَى ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ (58

Sesudah itu Allah SWT mengungkapkan keadaan orang-orang musyrik serta sikap mereka apabila mereka mempunyai anak perempuan yaitu apabila seorang diri mereka diberi kabar bahwa istrinya melahirkan anak perempuan muramlah muka mereka, karena kejengkelan dan kemarahan yang diliputi ras malu terhadap kaumnya.
Perasaan serupa itu disebabkan oleh perasaan mereka sendiri bahwa anak-anak perempuan itu hanyalah memberikan malu kepada kaumnya, karena anak-anak perempuan itu tidak dapat membantu mereka dalam peperangan, dan apabila mereka kalah perang anak-anak perempuan menjadi tawanan-tawanan yang dibawanya sebagai rampasan. Sebenarnya mereka terhukum oleh perasaan mereka sendiri karena anggapannya bahwa wanita itu martabatnya tiada lebih dari barang yang boleh diwariskan.


59 Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.(QS. 16:59)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 59 

يَتَوَارَى مِنَ الْقَوْمِ مِنْ سُوءِ مَا بُشِّرَ بِهِ أَيُمْسِكُهُ عَلَى هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُ فِي التُّرَابِ أَلَا سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ (59

Kemudian Allah SWT menjelaskan kelanjutan dari perbuatan orang-orang musyrik pada saat mereka mendapat anak perempuan. Mereka itu bersembunyi dari kaumnya, karena mendapat kabar buruk dengan kelahiran anak perempuan itu. Mereka bersembunyi dari kaumnya itu, karena takut mendapat hinaan dan tidak menginginkan ada orang yang mengetahui aib yang menimpa dirinya. Kemudian terbayanglah dalam pikiran mereka apakah anak yang mendatangkan keaiban itu akan dipelihara dengan menanggung kehinaan yang berkepanjangan karena anak perempuan itu tidak berhak mendapat warisan dan tidak mendapat perhatian hidup di tengah-tengah masyarakat yang kedudukannya sebagai pelayan laki-laki, atan apakah mereka akan menguburkannya ke dalam tanah dalam keadaan hidup. Kebiasaan mereka membenamkan anak perempuan hidup-hidup dipandang sebagai dosa besar yang harus mereka pertanggungjawabkan di hari hisab karena perbuatan itu bertentangan dengan nuraninya sendiri bahkan bertentangan dengan akal yang sehat. Karena kalau mereka suka kawin mengapa mereka tidak menyenangi anak-anak perempuan.
Allah SWT berfirman:


وَإِذَا الْمَوْءُودَةُ سُئِلَتْ(8)بِأَيِّ ذَنْبٍ قُتِلَتْ
Artinya:
Apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh?
(Q.S At Takwir: 8-9)
Di akhir ayat Allah SWT menyatakan bahwa alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu. Yang mereka tetapkan dalam ayat yang lalu dan ayat ini ialah:
1) Mereka melakukan peribadatan kepada berhala-berhala.
2) Mereka menganggap bahwa Allah mempunyai anak-anak perempuan yaitu malaikat-malaikat.
3) Mereka mengubur anak-anak perempuan hidup-hidup.
Di samping itu mereka berkeberatan menerima anak perempuan secara berlebih-lebihan:
1) Muka mereka menjadi muram. 2) Mereka bersembunyi dari kaumnya kerana mendapat aib. 3) Mereka telah berani membunuh dan membenamkannya hidup-hidup karena takut mendapat cela dan takut kelaparan.


60 Orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, mempunyai sifat yang buruk; dan Allah mempunyai sifat yang Maha Tinggi; dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS. 16:60)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 60 

لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ مَثَلُ السَّوْءِ وَلِلَّهِ الْمَثَلُ الْأَعْلَى وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (60

Sesudah itu Allah SWT memberikan penjelasan secara umum tentang keadaan orang-orang musyrik itu bahwa orang-orang yang tidak mau mempercayai terjadinya hari akhir dan hari pembalasan mempunyai sifat yang jelek seperti halnya orang-orang musyrikin itu.
Yaitu mereka hanya menginginkan keturunan anak laki-laki saja sebagai pelanjut cita-citanya dan membenci anak-anak perempuan karena takut kelaparan, dan menganggap kedudukan anak laki-laki lebih terhormat dari pada anak-anak perempuan dan juga mereka mengubur anak-anak perempuan hidup-hidup karena takut mendapat hina dan kepapaan. Tindakan-tindakan mereka itu apabila ditinjau dari segi kejiwaan adalah menunjukkan kelemahan, kepicikan dan kebakhilan yang berlebih-lebihan.
Sebaliknya Allah bersifat yang mulia yaitu Dia itu Maha Esa tidak memerlukan anak, dan tidak ada Tuhan sebenarnya yang berhak disembah kecuali Dia. Allah mempunyai sifat Maha Sempurna Maha Tinggi, Maha Berkuasa, Maha Mengetahui dan lain-lain sifat lagi yang disebut di dalam Alquran.
Di akhir ayat Allah SWT menandaskan bahwa Allah Maha Berkuasa yang tidak dapat diunggulinya oleh yang lain dan Maha Bijaksana yang tidak mau berbuat terkecuali sesuai dengan kebijaksanaan Nya.

Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [7]
Ayat 41 s/d 60 dari [128]


Sumber Tafsir dari :

1. Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalain Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Edy_Hari_Yanto's  album on Photobucket
TPQ NURUDDIN NEWS : Terima kasih kepada donatur yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk pembangunan TPQ Nuruddin| TKQ-TPQ "NURUDDIN" MENERIMA SANTRI DAN SANTRIWATI BARU | INFORMASI PENDAFTARAN DI KANTOR TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN-WONOAYU