| 21 | (Berhala-berhala itu) benda mati tidak hidup,  dan berhala-berhala itu tidak mengetahui bilakah penyembah-penyembahnya  akan dibangkitkan.(QS. 16:21) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 21 
 
 أَمْوَاتٌ غَيْرُ أَحْيَاءٍ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ (21 Sesudah  itu Allah SWT menjelaskan kejadian patung sebagai kelanjutan dan pada  ayat itu, bahwa berhala-berhala itu adalah benda mati. Berhala itu  tidaklah dapat memikirkan bagaimana seharusnya mengabulkan doa-doa yang  mereka minta. Allah SWT menegaskan bahwa patung-patung itu bukanlah  benda-benda hidup yang dapat memberikan pengaruh apa-apa, meskipun di  antara benda, ada yang memberi pengaruh kepada benda hidup. Namun baik  berhala itu disembah ataupun tidak disembah tidak akan memberikan faedah  apapun juga dan tidak akan pula menyebabkan kemudaratan.
 Di akhir  ayat Allah SWT menegaskan behwa berhala-berhala itu tidak akan merasa,  bila penyembah-penyembahnya kelak dibangkitkan. Hal ini hanya Allah  pencipta jagat raya dan isinya saja yang mengetahuinya. Sedang  patung-patung itu tidak akan mengetahui apa-apa karena berhala-berhala  itu adalah benda-benda mati.
 |  
 
 | 
   | 22 | Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Maka  orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, hati mereka mengingkari  (keesaan Allah), sedangkan mereka sendiri adalah orang-orang yang  sombong.(QS. 16:22) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 22 
 
 إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَالَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ قُلُوبُهُمْ مُنْكِرَةٌ وَهُمْ مُسْتَكْبِرُونَ (22 Allah  SWT menjelaskan bahwa Tuhan yang wajib disembah oleh seluruh manusia  adalah Tuhan Yang Maha Esa Dialah yang wajib disembah dan wajib ditaati.  Penegasan dengan Yang Maha Esa, memberikan pengertian yang pantas  disembah hanyalah Dia. Oleh sebab itu Dia pulalah yang wajib ditaati  oleh seluruh manusia dan tidak boleh mengangkat tuhan-tuhan yang lain  sebagai serikatnya.
 Sesudah itu Allah SWT menjelaskan sebab-sebab  mengapa orang-orang kafir yang mempersekutukan Allah dengan tuhan-tuhan  yang lain itu tidak mau percaya kepada hari akhirat. Ialah karena tidak  mau mengakui keesaan Allah, mereka tidak mau pula mengakui janji dan  ancaman-ancaman Nya serta tidak mau mengakui terjadi Nya hari akhir di  mana pada saat itu mereka akan kembali kepada Nya. Itulah sebabnya maka  mereka membangkang terhadap apa saja yang disampaikan oleh Nabi Muhammad  saw. Meskipun berita yang disampaikan itu mengandung berita tentang  kekuasaan Allah dan kebenaran Nya serta luasnya nikmat yang diberikan  kepada manusia. Hati mereka telah tertutup maka meskipun telah  diberitakan kepada mereka bahwa peribadatan kepada mereka itu tidak  benar apabila dilakukan terhadap berhala-berhala. Seharusnya yang berhak  disembah ialah Allah Yang Maha Esa. Mereka tetap tidak mau percaya. Di  akhir ayat Allah SWT menegaskan bahwa mereka adalah orang-orang yang  sombong yang tidak mau menerima kebenaran. Mereka tidak mau tunduk  kepada kebenaran itu dan tetap mengingkari kebenaran serta bertaklid  buta mengikuti nenek moyang mereka.
 Allah SWT berfirman:
 
 
 
 أَجَعَلَ الْآلِهَةَ إِلَهًا وَاحِدًا إِنَّ هَذَا لَشَيْءٌ عُجَابٌ Artinya: Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja?. Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan".
 (Q.S As Sad: 5)
 Dan firman Nya lagi:
 
 
 
 وَإِذَا  ذُكِرَ اللَّهُ وَحْدَهُ اشْمَأَزَّتْ قُلُوبُ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ  بِالْآخِرَةِ وَإِذَا ذُكِرَ الَّذِينَ مِنْ دُونِهِ إِذَا هُمْ  يَسْتَبْشِرُونَ Artinya: "Dan apabila hanya nama Allah saja yang  disebut, kesallah hati orang orang yang tidak beriman kepada kehidupan  akhirat; dan apabila nama sembahan-sembahan selain Allah yang disebut,  tiba-tiba mereka bergirang hati".
 (Q.S Az Zumar: 45)
 Dan firman-Nya:
 
 
 
 بَلْ  قَالُوا إِنَّا وَجَدْنَا ءَابَاءَنَا عَلَى أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَى  ءَاثَارِهِمْ مُهْتَدُونَ(22)وَكَذَلِكَ مَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ فِي  قَرْيَةٍ مِنْ نَذِيرٍ إِلَّا قَالَ مُتْرَفُوهَا إِنَّا وَجَدْنَا  ءَابَاءَنَا عَلَى أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَى ءَاثَارِهِمْ مُقْتَدُونَ(23) Artinya: Bahkan  mereka berkata: "Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut  suatu agama, dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk  dengan (mengikuti) jejak mereka. Dan demikianlah, Kami tidak mengutus  sebelum kamu seorang pemberi peringatanpun dalam suatu negeri, melainkan  orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: "Sesugguhnya kami  mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami  adalah pengikut jejak-jejak mereka".
 (Q.S Az Zukhruf: 22-23)
 |  
 
 | 
   | 23 | Tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya Allah  mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan.  Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong.(QS. 16:23) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 23 
 
 لَا جَرَمَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِينَ (23 Sesudah  itu Allah SWT menegaskan bahwa tidak dapat diragukan lagi, sesungguhnya  Allah telah mengetahui keingkaran orang-orang musyrik itu terhadap  wahyu yang telah diberikan kepada Nabi Muhammad saw yang mereka  sembunyikan dalam hati mereka. Dan Allah juga mengetahui apa yang mereka  nyatakan terhadap Nabi Muhammad saw serta tuduhan mereka terhadap Nabi  Muhammad bahwa Nabi Muhammad saw membuat berita-berita palsu.
 Di  akhir ayat Allah menegaskan bahwa Dia tidak senang kepada orang-orang  yang sombong yang tidak mau percaya kepada keesaan Allah serta enggan  mengikuti seruan Nabi-nabi dan Rasul-rasul Nya. Pernyataan serupa ini  adalah suatu pernyataan tentang betapa murkanya Allah kepada mereka dan  betapa bencinya sikap mereka yang tidak mengerti akan kedudukan diri  mereka itu. Di ayat lain Allah SWT mengancam bahwa orang-orang yang  sombong akan dimasukkan ke neraka Jahanam.
 Allah SWT berfirman:
 
 
 
 إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah Ku, akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.
 (Q.S Al Mu'min: 60)
 Rasulullah saw bersabda:
 
 
 
 لا  يدخل الجنة من كان فى قلبه مثقال ذرة من كبر ولا يدخل النار من كان فى  قلبه مثقال ذرة من إيمان فقال رجل: يا رسول الله الرجل يحب أن يكون ثوبه  حسنا ونعله حسنة فقال: إن الله جميل يحب الجمال الكبر من بطر الحق وغمض  الناس Artinya: Tidak akan memasuki surga orang yang di hatinya  ada kesombongan sebiji sawi, dan tidak akan memasuki neraka orang yang  di hatinya ada iman sebiji sawi, kemudian berkatalah seorang  laki-laki:"Wahai Rasulullah bagaimana kalau seorang laki-laki ingin agar  bajunya bagus dan sandalnya bagus? Kemudian Rasulullah menjawab:  "Sesungguhnya Allah indah, mencintai keindahan. Kesombongan itu ialah  orang yang tidak mau menerima kebenaran dan menghinakan manusia".
 (H.R Muslim, Abu Daud, At Turmuzi dan Ibnu Majah dari Ibnu Mas'ud)
 |  
 
 | 
   | 24 | Dan apabila dikatakan kepada mereka: `Apakah  yang telah diturunkan Tuhanmu?` Mereka menjawab: `Dongeng-dongeng  orang-orang dahulu`,(QS. 16:24) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 24 
 
 وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ مَاذَا أَنْزَلَ رَبُّكُمْ قَالُوا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ (24 Kemudian  dari pada itu Allah SWT menjelaskan kesombongan orang-orang musyrikin  itu, yaitu apabila ditanyakan kepada mereka apakah yang telah diturunkan  oleh Allah? Merekapun menjawab bahwa Allah tidak menurunkan apapun juga  kepada Nabi Muhammad saw sedangkan apa yang dibacakan oleh Nabi  Muhammad itu tiada lain hanyalah dongengan-dongengan orang-orang  terdahulu yang ia ambil dari kitab lama.
 Ucapan seperti itu adalah menggambarkan kesombongan mereka terhadap diri Rasulullah dan kepada Firman Allah.
 Allah SWT berfirman:
 
 
 
 وَقَالُوا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ اكْتَتَبَهَا فَهِيَ تُمْلَى عَلَيْهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا Artinya: Dan  mereka berkata: "Dongengan-dongengan orang-orang dahulu, dimintanya  supaya dituliskan, maka dibacakanlah dongeng itu kepadanya setiap pagi  dan petang".
 (Q.S Al Furqan: 5)
 Kesombongan mereka itu terhadap  Nabi Muhammad saw digambarkan dengan kata-kata yang berbeda-beda seperti  tuduhan mereka bahwa Nabi Muhammad itu tukang sihir, penyair dan tukang  tenung, bahkan secara berlebih-lebihan mereka menuduhnya bahwa Nabi  Muhammad itu orang yang gila.
 Kemudian kesombongan mereka kepada  Nabi Muhammad saw digambarkan bukan saja terlihat dari ucapan-ucapan  mereka akan tetapi betul-betul telah mendarah daging.
 Allah SWT berfirman:
 
 
 
 إِنَّهُ  فَكَّرَ وَقَدَّرَ(18)فَقُتِلَ كَيْفَ قَدَّرَ(19)ثُمَّ قُتِلَ كَيْفَ  قَدَّرَ(20)ثُمَّ نَظَرَ(21)ثُمَّ عَبَسَ وَبَسَرَ(22)ثُمَّ أَدْبَرَ  وَاسْتَكْبَرَ(23)فَقَالَ إِنْ هَذَا إِلَّا سِحْرٌ يُؤْثَرُ(24)إِنْ هَذَا  إِلَّا قَوْلُ الْبَشَرِ(25 Artinya: Sesungguhnya dia telah  memikirkan dan menetapkan (apa yang ditetapkannya), maka celakalah dia!,  bagaimanakah dia menetapkan?, kemudian celakalah dia! Bagaimanakah dia  menetapkan?, kemudian dia memikirkan, sesudah itu dia bermasam muka dan  merengut, kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan  diri, lalu dia berkata: "(Alquran) ini tidak lain hanyalah sihir yang  dipelajari (dan orang orang dahulu), ini tidak lain hanyalah perkataan  manusia".
 (Q.S Al Muddassir: 18-25)
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nahl 24
 
 
 وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ مَاذَا أَنْزَلَ رَبُّكُمْ قَالُوا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ (24 Ayat  ini diturunkan berkenaan dengan Nadhr bin Harits (Dan apabila dikatakan  kepada mereka, "Apakah) maa di sini bermakna istifham atau kata tanya  (yang) dzaa di sini berfungsi sebagai maushul (telah diturunkan Rabb  kalian?") kepada Muhammad. (Mereka menjawab,) yaitu ("Dongeng-dongengan)  buat-buatan (orang-orang dahulu.") untuk menyesatkan manusia.
 |  
 
 | 
   | 25 | (ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul  dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebahagian  dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun  (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka  pikul itu.(QS. 16:25) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 25 
 
 لِيَحْمِلُوا  أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ  يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ (25 Sesudah  itu Allah SWT menjelaskan akibat dari perbuatan mereka itu yaitu bahwa  ucapan mereka yang congkak itu menyebabkan mereka memikul dosa-dosa  dengan sepenuhnya dan memikul dosa orang-orang yang secara membabi buta  mengikuti ucapan itu. Orang-orang yang mengikuti disamakan hukumnya  dengan orang-orang yang diikuti karena mereka itu telah diberi akal yang  sudah tentu mereka dapat menilai ucapan orang-orang yang diikuti dengan  menggunakan pikirannya. Itulah sebabnya maka di dalam ayat ini Allah  melukiskan bahwa mereka ini mengikutinya tanpa ilmu pengetahuan  sedikitpun. Sedangkan orang-orang yang diikuti di samping menanggung  dosa mereka sendiri juga menanggung pula dosa orang-orang yang  disesatkan. Karena mereka ini dianggap sebagai penyesat orang-orang yang  lain dan penyebab orang-orang yang lain dan penyebab orang-orang yang  lain itu berkeyakinan seperti keyakinan mereka.
 Sabda Rasulullah saw:
 
 
 
 من  دعا إلى هدى كان له من الأجر مثل اجور من اتبعه لا ينقص ذلك من أجورهم  شيئا، ومن دعا إلى الضلالة كان له من الأثم مثل آثام من اتبعه لا ينقص ذلك  من آثامهم شيئا Artinya: Barangsiapa yang mengajak orang-orang  kepada petunjuk (agama Islam), maka ia memperoleh pahala orang-orang  yang mengikutinya, yang tidak berkurang pahalanya itu dari pahala-pahala  mereka sedikitpun. Dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan ia  memperoleh dosanya seperti dosa-dosa yang mengikuti, yang tidak  berkurang dosanya dari dosa-dosa mereka sedikitpun.
 Dan seperti firman Allah:
 
 
 
 وَلَيَحْمِلُنَّ أَثْقَالَهُمْ وَأَثْقَالًا مَعَ أَثْقَالِهِمْ وَلَيُسْأَلُنَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَمَّا كَانُوا يَفْتَرُونَ Artinya: Dan  sesungguhnya mereka akan memikul beban (dosa) mereka, dan beban-beban  (dosa yang lain) di samping beban-beban mereka sendiri, dan sesungguhnya  mereka akan ditanya pada hari kiamat tentang apa yang selalu mereka  ada-adakan".
 (Q.S Al Ankabut: 13)
 Mereka itu diancam dengan  ancaman yang berat karena mereka menilai firman Allah yang disampaikan  kepada Rasulullah itu dengan penilaian yang tidak Sewajarnya. Mereka itu  telah mengotori pikiran yang diberikan oleh Allah pada diri mereka dan  mengotori jiwa mereka sendiri sehingga mereka berani berbuat dengan  berbagai macam tipu daya untuk menjatuhkan pribadi Rasul di hadapan kaum  Muslimin dan di hadapan pengikut-pengikut mereka. Itulah sebabnya maka  mereka itu diberi ancaman keras dengan dosa yang mereka lakukan bahkan  memikul dosa-dosa yang pengikutnya pada hari akhir.
 Di akhir ayat Allah SWT mengancam bahwa dosa yang mereka pikul itu adalah dosa yang paling berat.
 |  
 
 | 
   | 26 | Sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka  telah mengadakan makar, maka Allah menghancurkan rumah-rumah mereka dari  fondasinya, lalu atap (rumah itu) jatuh menimpa mereka dari atas, dan  datanglah azab itu kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari.(QS. 16:26) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 26 
 
 قَدْ مَكَرَ  الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَأَتَى اللَّهُ بُنْيَانَهُمْ مِنَ  الْقَوَاعِدِ فَخَرَّ عَلَيْهِمُ السَّقْفُ مِنْ فَوْقِهِمْ وَأَتَاهُمُ  الْعَذَابُ مِنْ حَيْثُ لَا يَشْعُرُونَ (26 Allah SWT menjelaskan  bahwa tipu daya orang-orang musyrikin itu tidak akan mengenai terkecuali  pada diri mereka sendiri. Dan mereka akan mengalami penderitaan seperti  dirasakan oleh umat-umat yang terdahulu yaitu mereka mendustakan  Rasul-rasul mereka dengan berbagai macam tipu daya dan berbagai macam  alasan. Kemudian Allah SWT melukiskan bahwa tipu daya mereka itu yang  mereka lakukan terhadap Rasulullah saw seperti orang-orang yang membina  rumah. Maka setelah rumah itu jadi, Allah menghancurkan rumah itu dari  fondasinya dan setelah fondasi itu hancur dan tiang-tiangnya mulai  berjatuhan, berguguranlah atap dan seluruh bangunan, rumah itu menimpa  diri mereka sendiri, dan menimpa pula apa yang ada di bawahnya. Mereka  sendiri tidak merasakan sebelumnya apa yang akan terjadi dan akibat apa  yang harus mereka terima terhadap perbuatan yang mereka lakukan itu.
 Akibat  dari perbuatan mereka itu tidak saja menghancurkan diri mereka sendiri,  bahkan juga menghancurkan keluarga dan keturunan mereka. Hal itu adalah  merupakan gambaran yang tepat bagaimana Allah SWT menggagalkan tipu  daya mereka itu dan bahkan menjadikan akibat dari tipu daya mereka itu  menimpa diri mereka sendiri dan menghancurkan keluarga dan keturunan  mereka.
 Kemudian Allah SWT menjelaskan bahwa mereka itu akan  mendapat azab pada saat yang tidak mereka duga sebelunya dan tidak pula  mereka sadari. Hal ini menunjukkan bahwa akibat yang mereka temui  tidaklah seperti yang mereka duga sebelumnya. Mereka mengira bahwa  dengan berbagai macam tipu daya mereka dapat menghalang-halangi dan  menghancurkan dakwah Islamiyah, tetapi hasil yang mereka dapati tidaklah  seperti apa yang mereka harapkan bahkan seruan Islam makin lama makin  meluas dan semangat pengikut-pengikutnya makin lama makin membaja.  Akhirnya mereka akan mengalami kehancuran total di segenap forum  pertempuran terutama di saat terjadinya perang Badar.
 |  
 
 | 
   | 27 | Kemudian Allah menghinakan mereka di hari  kiamat, dan berfirman: `Dimanakah sekutu-sekutu-Ku itu (yang karena  membelanya) kamu selalu memusuhi mereka (nabi-nabi dan orang-orang  mukmin)?` Berkatalah orang-orang yang telah diberi ilmu: `Sesungguhnya  kehinaan dan azab hari ini ditimpakan atas orang-orang yang kafir`,(QS. 16:27) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 27 
 
 ثُمَّ يَوْمَ  الْقِيَامَةِ يُخْزِيهِمْ وَيَقُولُ أَيْنَ شُرَكَائِيَ الَّذِينَ  كُنْتُمْ تُشَاقُّونَ فِيهِمْ قَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ إِنَّ  الْخِزْيَ الْيَوْمَ وَالسُّوءَ عَلَى الْكَافِرِينَ (27 Sesudah itu  Allah SWT menjelaskan akibat yang akan mereka terima kelak di hari  akhirat. Dan di hari itu Allah SWT akan memberikan siksaan yang pedih,  sedang mereka akan merasakan kehinaan yang tiada taranya. Kehinaan  mereka dilukiskan bahwa mereka dalam keadaan bingung, mencari  sekutu-sekutu mereka yang dahulu pernah menjadi pengikut dan pembelanya,  serta sepakat menghancurkan dakwah Islamiyah. Mereka itu menyesal  dengan penuh penyesalan karena orang-orang yang dahulu pernah menjadi  pendukung-pendukung tidak lagi dapat memberikan dukungan kepada mereka  untuk melepaskan diri mereka dari siksa Allah yang mereka hadapi.  Demikian juga halnya berhala-berhala yang mereka puja-puja, dan mereka  anggap dapat memberikan syafaat yang dapat melepaskan diri mereka dari  siksaan Allah, ternyata hanyalah kosong belaka, karena pada hari itu  yang menjadi hakim hanyalah Allah semata.
 Kemudian Allah SWT  menjelaskan bahwa pada hari itu pula orang-orang yang telah diberi ilmu  yaitu orang-oiang yang mengetahui hal ihwal mereka dan mengikuti  petunjuk-petunjuk wahyu, yaitu mereka meyakini keesaan Allah dan  kerasulan Muhammad, mereka akan tersenyum-senyum kepuasan, dan  mengatakan bahwasanya memang benarlah bahwa kehinaan dan azab pada pada  hari itu ditimpakan kepada orang-orang yang mengingkari Allah memusuhi  Rasul-rasul Nya dan mendustakan terjadinya hari berbangkit.
 |  
 
 | 
   | 28 | (yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para  malaikat dalam keadaan berbuat zalim kepada diri mereka sendiri, lalu  mereka menyerah diri (sambil berkata): `Kami sekali-kali tidak ada  mengerjakan sesuatu kejahatanpun`. (Malaikat menjawab): `Ada,  sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan.`(QS. 16:28) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 28 
 
 الَّذِينَ  تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ فَأَلْقَوُا  السَّلَمَ مَا كُنَّا نَعْمَلُ مِنْ سُوءٍ بَلَى إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ  بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (28 Kemudian pada hari itu Allah SWT  melukiskan keadaan orang-orang musyrikin pada akhir hayat mereka. Yaitu  pada saat malaikat maut telah merenggut nyawa mereka sedangkan mereka  masih tetap dalam keadaan menganiaya diri mereka sendiri. Mereka tidak  dapat mengelakkan diri dari kematian terkecuali hanya menyerahkan diri  kepada malaikat itu sedangkan dalam hati mereka sendiri telah  mengingkari pencipta Alam Semesta, dan kesudahan dari ciptaan Nya itu.
 Pada  saat itu mereka telah menyampaikan atau membayangkan siksaan yang akan  mereka terima karena keingkaran mereka kepada Allah Yang Maha Esa dan  menganiaya diri mereka sendiri. Pada ketika itu nurani merekalah yang  berbicara, mereka menyerah dan mengakui kepada kebenarannya, seraya  mengatakan kami tidaklah menyekutukan tuhan-tuhan yang lain kepada Allah  Yang Maha Esa. Tetapi pengakuan serupa itu telah terlambat, karena  mereka pada saat keadaan segar bugar baik secara iktikad ataupun dart  segi kenyataan, mereka telah benar-benar mendustakan keesaan Allah dan  bergelimang dalam kebatilan, maka tidak benarlah apabila mereka  mengharapkan kebahagiaan, karena mereka telah diberi akal yang dapat  menilai baik dan buruk. Mereka telah mengetahui betapa besarnya dosa  mendustakan keesaan Allah dan mendustakan wahyu yang diterima oleh Nabi  Muhammad saw. Itulah sebabnya maka hukuman yang pantas bagi mereka itu  ialah menerima siksaan yang sesuai dengan amal perbuatan mereka. Mereka  tidak dapat lagi menutup nutupi kejahatan yang mereka lakukan, betapa  juapun mahirnya mereka membuat muslihat karena sesungguhnya mereka  sendiri telah menyadari dan mengakui terhadap kejahatan mereka itu dan  karena sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha Selidik terhadap apa  yang mereka kerjakan.
 |  
 
 | 
   | 29 | Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahannam,  kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang  menyombongkan diri itu.(QS. 16:29) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 29 
 
 فَادْخُلُوا أَبْوَابَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا فَلَبِئْسَ مَثْوَى الْمُتَكَبِّرِينَ (29 Sesudah  itu Allah SWT menegaskan akibat-akibat yang akan mereka rasakan di  akhirat yaitu bahwa mereka tiada lain hanyalah menerima keputusan  memasuki pintu-pintu neraka Jahanam dan merasakan berbagai macam siksaan  karena mereka telah mengotori jiwa mereka dengan jalan menyekutukan  tuhan tuhan yang lain kepada Allah Yang Maha Esa, dan telah melakukan  berbagai macam kejahatan dan kemaksiatan. Mereka itu akan berada di  neraka Jahanam itu selama-lamanya dan menerima siksa sesuai dengan berat  ringannya dosa yang mereka lakukan. Dan inilah hukuman yang pantas dan  penderitaan sesuai bagi orang yang congkak dan takabur tidak mau  mengikuti pedoman hidup dan petunjuk yang dibawakan oleh Rasul, yang  sebenarnya tuntutan itu adalah bimbingan yang dapat menyelamatkan dan  membahagiakan mereka di dunia dan di akhirat.
 Allah berfirman.:
 
 
 
 وَالَّذِينَ  كَفَرُوا لَهُمْ نَارُ جَهَنَّمَ لَا يُقْضَى عَلَيْهِمْ فَيَمُوتُوا  وَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُمْ مِنْ عَذَابِهَا كَذَلِكَ نَجْزِي كُلَّ كَفُورٍ Artinya: "Dan  orang-orung kafir, bagi mereka neraka Jahanam. Mereka tidak dibinasakan  sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya.  Demikianlah Kami membalas setiap orang yang sangat kafir".
 (Q.S Fatir: 36)
 |  
 
 | 
   | 30 | Dan dikatakan kepada orang-orang yang  bertakwa: `Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?` Mereka menjawab: `  (Allah telah menurunkan) kebaikan`. Orang-orang yang berbuat baik di  dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung  akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang  bertakwa,(QS. 16:30) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 30 
 
 وَقِيلَ  لِلَّذِينَ اتَّقَوْا مَاذَا أَنْزَلَ رَبُّكُمْ قَالُوا خَيْرًا  لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ وَلَدَارُ  الْآخِرَةِ خَيْرٌ وَلَنِعْمَ دَارُ الْمُتَّقِينَ (30 Allah SWT  menggambarkan keadaan orang-orang mukminin apabila ditanya kepada mereka  bagaimana kesannya terhadap apa yang diturunkan oleh Allah, maka  orang-orang yang mematuhi ayat-ayat Allah itu akan memberikan jawaban  bahwa ayat-ayat Allah yang diturunkan itu adalah kebaikan dan rahmat  Allah yang diberikan kepada hamba Nya yang menaati agamanya dan  mempercayai Rasul Nya, serta mengamalkan bimbingan ayat itu di tengah  tengah masyarakat, sehingga mereka akan menjadi hamba Allah yang berbuat  kebaikan dan menerima kebahagiaan hidup. Sedangkan mereka di akhirat  akan mendapat pahala yang lebih baik lagi dari pahala yang mereka terima  di dunia.
 Di akhir ayat Allah SWT menegaskan bahwa kampung akhirat  adalah lebih baik dan sebagai tempat yang sebaik-baiknya bagi  orang-orang yang bertakwa. Kebahagiaan yang akan mereka terima di  akhirat itu kekal sedang kebahagiaan di dunia hanya sementara.  Kebahagiaan di akhirat memberikan kepuasan dalam arti sebenar-benarnya  sedang kebahagiaan di dunia merupakan kebahagiaan yang membosankan dan  terbatas.
 Untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas mengenai  keadaan orang-orang Quraisy Mekah pada saat menerima  penjelasan-penjelasan dari Nabi Muhammad tentang agama Islam dapatlah  diikuti sebuah riwayat yang diriwayatkan oleh Abu Hatim As Suddy:  Orang-orang Quraisy berkumpul, merekapun berkata: "Sesungguhnya Muhammad  itu seorang yang manis tutur katanya. Apabila ada orang yang berbicara  dengan dia hilanglah akalnya. Maka perhatikanlah olehmu beberapa orang  yang mulia di antara kamu, yang termasyhur kebangsawanan mereka dan  suruhlah mereka menelusuri jalan-jalan di kota Mekah pada permulaan  malam barang satu atau dua malam. Maka barangsiapa datang mencari dia  (Muhammad), cegahlah mereka darinya. Kemudian ada orang-orang keluar di  jalan-jalan, dan ketika datang seorang utusan untuk kaum Quraisy yang  memperhatikan apa yang dikatakan Muhammad, utusan itu menyampaikan  kepada mereka; salah seorang di antara mereka berkata: "Saya Polan bin  Polan sambil memperkenalkan nasabnya dan berkata kepada utusan itu "Saya  akan menyampaikan berita tentang Muhammad". Sebenarnya ia itu seorang  lelaki pendusta yang tidak diikuti segala ucapannya kecuali orang-orang  bodoh, budak-budak dan orang-orang miskin yang tidak punya apa-apa.  Adapun orang yang sudah lanjut usianya ddan orang-orang yang terkemuka  di antara mereka tentu saja mereka menjauhkan dari padanya kemudian  utusan itu kembali. Maka inilah penjelasan tentang keadaan orang-orang  musyrik yang menolak keterangan-keterangan yang datang dari Muhammad  seperti tersebut dalam ayat 24. Dan kemudian apabila utusan itu termasuk  di antara orang yang diberi petunjuk oleh Allah SWT, maka merekapun  juga berkata kepadanya seperti itu pula. Ia (salah seorang di antara  kaum itu) berkata: "Utusan yang paling celaka bagi kaumku apabila aku  datang setelah aku mencapai perjalanan satu hari tetapi belum juga aku  bertemu dengan lelaki itu (Muhammad) dan belum pula memperhatikan apa  yang telah ia katakan. Kemudian ia datang kepada kaumku dengan membawa  keterangan tentang utusan itu. Kemudian utusan itu memasuki kota Mekah  lalu ia menemui orang-orang mukmin dan menanyakan kepada mereka apa yang  dikatakan Muhammad kemudian orang orang mukmin itu berkata: "Bahwa apa  yang dikatakan Muhammad itu adalah kebaikan kemudian mereka menjelaskan  kebaikan ini". (ayat 30).
 Adapun kebahagiaan yang akan diterima oleh  orang-orang mukminin di kampung akhirat, dijelaskan di dalam ayat yang  lain sebagai berikut:
 
 
 
 فَآتَاهُمُ اللَّهُ ثَوَابَ الدُّنْيَا وَحُسْنَ ثَوَابِ الْآخِرَةِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ Artinya: Karena  itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik  di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.
 (Q.S Ali Imran: 148)
 |  
 
 | 
   | 31 | (yaitu) syurga Adn yang mereka masuk ke  dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam syurga itu mereka  mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi  balasan kepada orang-orang yang bertakwa,(QS. 16:31) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 31 
 
 جَنَّاتُ  عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ لَهُمْ فِيهَا  مَا يَشَاءُونَ كَذَلِكَ يَجْزِي اللَّهُ الْمُتَّقِينَ (31 Sesudah  itu Allah SWT menjelaskan keadaan surga yang akan menjadi tempat  kediaman orang-orang yang takwa itu, yaitu surga `Adn yang mengalir di  bawahnya beberapa sungai. Di situ orang-orang yang takwa akan  mendapatkan apa yang ia inginkan yang menjadi kepuasan bagi diri mereka  baik kenikmatan pemandangannya, peralatannya, dan pelayanannya melebihi  kepuasan yang mereka terima di dunia. Dan Allah SWT menegaskan bahwa  mereka itu akan kekal selama-lamanya. Demikian itu Allah menjanjikan  surga 'Adn kepada orang-orang mukmin yang benar-benar bertakwa kepada  Allah yang memelihara diri dari segala noda-noda kemusyrikan dan  kemaksiatan. Penegasan ini sangat penting artinya bagi orang-orang  mukmin agar mereka itu selalu dan secara kontinu memupuk takwanya agar  meningkat derajat takwa yang lebih tinggi dan sempurna, serta mengandung  daya penarik bagi orang-orang agar suka menjadi orang-orang yang  bertakwa.
 |  
 
 | 
   | 32 | (yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam  keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka):  `Salaamun alaikum, masuklah kamu ke dalam syurga itu disebabkan apa yang  telah kamu kerjakan.`(QS. 16:32) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 32 
 
 الَّذِينَ  تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ طَيِّبِينَ يَقُولُونَ سَلَامٌ عَلَيْكُمُ  ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (32 Kemudian, Allah  SWT melukiskan akhir hayat orang-orang yang bertakwa yaitu saat akhir  kehidupan orang-orang yang menaati perintah Allah dan menjauhi  larangan-larangan Nya bahwa pada saat malaikat maut datang untuk  mencabut nyawanya, mereka mati dalam keadaan baik, dalam keadaan  mendapat salam sejahtera dari malaikat itu karena mereka bersih dari  noda-noda kemusyrikan dan kemaksiatan, jiwanya tetap di bawah bimbingan  wahyu Allah SWT. Beriman yang kuat dan beramal yang ikhlas segenap  perjalanan mereka dihiasi dengan akhlak yang tinggi terhindar dari  sifat-sifat tercela. Orang yang demikian ini menghadap Tuhannya dengan  hati lapang dan tetap menyerahkan dirinya di bawah kekuasaan dan  perintah Nya. Karena ia merasa akan meninggalkan dunia yang fana, pergi  untuk menerima janji yang telah ditetapkan oleh Tuhannya. Pada saat itu  ia menghadapi maut itu dengan ketenangan dan kebahagiaan. Allah SWT  berfirman:
 
 
 
 إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ  اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا  وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ Artinya: Sesungguhnya  orang-orang yang mengatakan; Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka  meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka  (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu  merasa sedih dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah  dijanjikan Allah kepadamu.
 (Q.S Fussilat: 30)
 Kemudian Allah  SWT menjelaskan bahwa para malaikat itu memberikan kabar gembira bahwa  mereka akan memasuki surga yang disediakan kepada mereka itu. Sesuai  dengan amal perbuatan yang telah mereka lakukan. Berita gembira yang  disampaikan oleh malaikat kepada mereka adalah janji Allah yang akan  mereka alami nanti sesudah hari berbangkit. Mereka itu akan memasuki  surga sesudah hari berbangkit jasmani dan rohaninya. Apabila pada ayat  ini dipahami bahwa mereka akan mengalami kebahagiaan itu dengan ruhnya  saja maka hendaklah dipahami kebahagiaan yang akan mereka rasakan itu  ialah pada saat wafatnya seperti ditandaskan oleh sabda Rasulullah saw:
 
 
 
 القبر إما روضة من رياض الجنة أو حفرة من حفر النيران Artinya: Kubur itu adakalanya berupa taman-taman surga atau salah satu jurang dari jurang-jurang neraka.
 Dan  juga seperti keterangan sebuah riwayat yang diceritakan oleh Ibnu Jarir  dan Baihaqy dari Muhammad bin Ka'ab Al Khurazi ia berkata: "Apabila  seorang hamba yang mukmin telah tiba saat kematiannya datanglah malaikat  seraya berkata: "Salam sejahtera untukmu hai wali Allah, Allah  mengirimkan salam untukmu dan memberikan berita gembira bahwa engkau  akan masuk surga".
 |  
 
 | 
   | 33 | Tidak ada yang ditunggu-tunggu orang kafir  selain dari datangnya para malaikat kepada mereka atau datangnya  perintah Tuhanmu. Demikianlah yang telah diperbuat oleh orang-orang  (kafir) sebelum mereka. Dan Allah tidak menganiaya mereka, akan tetapi  merekalah yang selalu menganiaya diri mereka sendiri.(QS. 16:33) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 33 
 
 هَلْ  يَنْظُرُونَ إِلَّا أَنْ تَأْتِيَهُمُ الْمَلَائِكَةُ أَوْ يَأْتِيَ أَمْرُ  رَبِّكَ كَذَلِكَ فَعَلَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَمَا ظَلَمَهُمُ  اللَّهُ وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ (33 Allah SWT  menjelaskan bahwa tidak ada perlunya memberikan kesempatan kepada  orang-orang musyrikin Mekah agar mereka mengubah sikap. Mereka akan  berpendirian demikian sehingga tiba saatnya malaikat merenggut nyawa  mereka, atau datang perintah Tuhan untuk menurunkan azab kepada mereka  di dunia seperti dialami orang-orang kafir sebelum mereka.
 Di antara  orang-orang musyrik yang tidak menghargai Nabi dan Rasul-rasul ada yang  dibinasakan oleh suara petir dan ada pula yang dihancurkan oleh gempa  bumi dan ada pula yang dihancurkan oleh angin topan pada suatu saat yang  tidak mereka duga sebelumnya. Ayat ini berupa ancaman keras kepada  mereka dengan maksud agar mereka beriman kepada Allah dan Rasul Nya  serta segera meninggalkan kebatilan dan kembali kepada kebenaran sebelum  malapetaka yang pernah menimpa kepada orang-orang sebelumnya itu  menghancurkan mereka.
 Kemudian Allah SWT menjelaskan bahwa nenek  moyang mereka yang mempunyai sifat yang sama dengan mereka telah  mengalami kehancuran karena siksa-siksa Allah disebabkan mereka tidak  mau mendengarkan seruan para Rasul dan Nabi-nabi yang diturunkan Allah  untuk membimbing mereka kepada kebenaran. Mereka yang tetap bergelimang  dalam kebatilan telah dimusnahkan oleh Allah dengan siksaan yang berat.  Hal ini bukanlah berarti bahwa Allah telah menganiaya mereka, akan  tetapi diri mereka sendirilah yang menganiaya diri mereka. Karena Allah  telah cukup memberikan bimbingan wahyu dan telah memberikan bukti-bukti  yang jelas tentang kebenaran wahyu itu. Akan tetapi mereka tetap saja  membangkang dan mendustakan kebenaran dan mengotori jiwa mereka dengan  menciptakan patung-patung sebagai tuhan-tuhun yang diperserikatkan  kepada Allah.
 |  
 
 | 
   | 34 | Maka mereka ditimpa oleh (akibat) kejahatan perbuatan mereka dan mereka diliputi oleh azab yang selalu mereka perolok-olokkan.(QS. 16:34) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 34 
 
 فَأَصَابَهُمْ سَيِّئَاتُ مَا عَمِلُوا وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ (34   Maka  tidak mustahillah apabila mereka ditimpa oleh bencana yang mengerikan.  Sebabnya tiada lain terkecuali karena kejahatan yang mereka lakukan. Tak  ada seorangpun dari mereka yang dapat melepaskan diri dari bencana yang  mengerikan itu karena semuanya itu telah berjalan menurut ketentuan  Allah dan Sunah Nya. Mereka telah diberikan peringatan berulang kali  bahwa pada suatu saat akan datang siksa Allah yang mengerikan itu akan  tetapi mereka bukan menerima dengan diikuti kesadaran, malah mereka  mendustakan dan memperolok Rasul yang membawa berita tentang kehancuran  yang akan mereka alami karena perbuatan mereka itu. Di akhirat  merekapun akan merasakan sesuatu yang lebih mengerikan lagi yaitu pada  saat mereka telah diputuskan untuk memasuki pintu-pintu Jahanam yang  mereka tidak dapat mengelakkan diri dari padanya terkecuali hanya  mengikuti ketentuan itu.
 Allah SWT berfirman:
 
 
 
 هَذَا يَوْمُ الْفَصْلِ الَّذِي كُنْتُمْ بِهِ تُكَذِّبُونَ Artinya: Inilah hari keputusan yang kamu selalu mendustakannya.
 (Q.S As Saffat: 21)
 |  
 
 | 
   | 35 | Dan berkatalah orang-orang musyrik: `Jika  Allah menghendaki, niscaya kami tidak akan menyembah sesuatu apapun  selain Dia, baik kami maupun bapak-bapak kami, dan tidak pula kami  mengharamkan sesuatupun tanpa (izin)-Nya`. Demikianlah yang diperbuat  orang-orang sebelum mereka; maka tidak ada kewajiban atas para rasul,  selain dari menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.(QS. 16:35) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 35 
 
 وَقَالَ  الَّذِينَ أَشْرَكُوا لَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا عَبَدْنَا مِنْ دُونِهِ مِنْ  شَيْءٍ نَحْنُ وَلَا آبَاؤُنَا وَلَا حَرَّمْنَا مِنْ دُونِهِ مِنْ شَيْءٍ  كَذَلِكَ فَعَلَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَهَلْ عَلَى الرُّسُلِ إِلَّا  الْبَلَاغُ الْمُبِينُ (35 Sesudah itu Allah SWT menjelaskan tipu  daya orang-orang musyrikin, dan alasan-alasan mereka tentang ketentuan  untuk mendustakan Rasulullah saw dan pengikut-pengikutnya. Mereka  mengemukakan alasan bahwa mereka menyembah berhala-berhala karena Allah  telah merestui peribadatan itu. Karena kalau Allah menghendaki mereka  menyembah Allah Yang Maha Esa tentulah mereka tidak akan menyembah  sesuatu apapun selain Allah SWT.
 Demikian juga ketentuan-ketentuan  mereka terhadap baha'im, sawaib dan waslil. Mereka menentukan segala  sesuatu terhadap ketiga persoalan itu terkecuali Allah telah  merestuinya. Dan kalau seumpama Allah tidak menyukai terhadap apa yang  telah mereka lakukan tentulah ditunjuki kepada jalan yang benar, atau  Allah akan menimpakan hukuman kepada mereka dengan segera. Demikian  alasan-alasan yang dikemukakan oleh orang-orang musyrikin itu untuk  menolak wahyu yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.  Alasan-alasan yang mereka kemukakan itu sama halnya dengan tindakan  orang orang sebelum mereka dalam hal mendustakan Rasul dan bertaklid  buta kepada kesesatan yang dilakukan oleh nenek moyang mereka.
 Allah  SWT menyangkal alasan-alasan yang mereka kemukakan serta menolak dugaan  mereka yang salah. Allah tidak membenarkan apa yang mereka kerjakan  karena Allah telah menyampaikan petunjuk Nya kepada Rasul Nya, agar  menyampaikan perintah-perintah dan larangan-larangan itu serta Rasul itu  telah memberikan bimbingan agar menuntun kaumnya kepada jalan yang  benar dengan perantaraan wahyu. Maka kehendak Allah dan kerelaan Nya  adalah tertuang dalam hidayah yang telah diberikan Rasul itu.
 Allah SWT berfirman:
 
 
 
 وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ Artinya: Dan  Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami  wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan  Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku".
 (Q.S Al Anbiya': 25)
 Dan  petunjuk Allah disampaikan dengan perantaraan Rasul Nya itu akan  didapat bagi orang-orang yang benar-benar berusaha untuk mendapatkannya.
 Allah SWT berfirman:
 
 
 
 وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ Artinya: Dan  orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar  akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya  Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.
 (Q.S Al Ankabut: 69)
 Oleh  sebab itu seandainya ada orang yang tidak mau mendengarkan ajakan  Rasul, maka bukanlah tugas Rasul untuk memaksa-maksa mereka atau  mengejar-ngejar mereka menerima dakwahnya. Karena yang demikian itu  bukanlah menjadi tugas Rasul dan bukan pula sifat dari agama Islam.  Islam tidak memakan kepada mereka yang tidak suka kepada kebenaran.
 |  
 
 | 
   | 36 | Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul  pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): `Sembahlah Allah (saja), dan  jauhilah Thaghut itu`, maka di antara umat itu ada orang-orang yang  diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang  telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan  perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan  (rasul-rasul).(QS. 16:36) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 36 
 
 وَلَقَدْ  بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ  وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ  حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ  كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ (36 Kemudian daripada itu Allah  SWT menjelaskan bahwa para Rasul itu diutus sesuai dengan Sunatullah,  yang berlaku pada umat sebelumnya. Mereka itu adalah pembimbing manusia  ke jalan yang lurus. Bimbingan Rasul-rasul itu diterima oleh orang-orang  yang dikehendaki oleh Allah dan menyampaikan mereka kepada  kesejahteraan dunia dan kebahagiaan akhirat, akan tetapi orang-orang  yang bergelimang dalam kemusyrikan dan jiwanya dikotori oleh noda noda  kemaksiatan tidaklah mau menerima bimbingan Rasul itu.
 Allah SWT  menjelaskan bahwa Dia telah mengutus beberapa ulusan kepada tiap-tiap  umat yang terdahulu, seperti halnya Dia mengutus Nabi Muhammad saw  kepada umat manusia seluruhnya. Oleh sebab itu manusia hendaklah  mengikuti seruannya, yaitu beribadat hanya kepada Allah SWT yang tidak  mempunyai serikat dan larangan mengingkari seruannya, yaitu tidak boleh  mengikuti tipu daya setan yang selalu-menghalang-halangi manusia  mengikuti jalan yang benar. Setan-setan itu selalu mencari-cari  kesempatan untuk menyesatkan manusia.
 Allah SWT berfirman:
 
 
 
 وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ Artinya: Dan  Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami  wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan  Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.
 (Q.S Al Anbiya': 25)
 Dan firman Nya lagi:
 
 
 
 وَاسْأَلْ مَنْ أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رُسُلِنَا أَجَعَلْنَا مِنْ دُونِ الرَّحْمَنِ ءَالِهَةً يُعْبَدُونَ Artinya: Dan  tanyakanlah kepada Rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum kamu:  "Adakah Kami menentukun Tuhan-tuhan untuk disembah selain Allah Yang  Maha Pemurah?".
 (Q.S Az Zukhruf: 45)
 Dari uraian tersebut  dapatlah dipahami bahwa secara yuridis Allah tidak menghendaki hamba Nya  menjadi kafir, karena Allah SWT telah melarang mereka itu mengingkari  Allah. Larangan itu telah disampaikan melalui Rasul-Nya. Akan tetapi  apabila ditinjau dari tabiatnya, maka di antara hamba Nya mungkin saja  mengingkari Allah, karena manusia telah diberi pikiran dan diberi  kebebasan memilih sesuai dengan kehendaknya. Maka takdir Allah berlaku  menurut pilihan mereka itu. Maka apabila ada di antara hamba Nya yang  tetap bergelimang dalam kekafiran dan dimasukkan ke neraka Jahanam  bersama sama dengan setan-setan mereka, maka tidak ada alasan bagi  mereka untuk membantah, karena Allah telah cukup memberikan akal pikiran  serta memberikan pula kebebasan untuk memilih dan menentukan sikap  jalan mana yang harus mereka tempuh. Sedang Allah sendiri tidak  menghendaki apabila hamba Nya itu menjadi orang-orang yang kafir.
 Kemudian  Allah SWT menjelaskan bahwa Allah telah memperingatkan sikap hamba Nya  yang mendustakan kebenaran Rasul. Dengan mengancam mereka akan  memberikan hukuman di dunia apabila setelah datang peringatan dari  Rasul, mereka tidak mau mengubah pendiriannya. Allah SWT menjelaskan  bahwa setelah mereka kedatangan Rasul ada yang diberi petunjuk oleh  Allah dan diberi taufik karena mereka telah mempercayai Rasul, menerima  petunjuk-petunjuk yang dibawanya serta suka mengamalkan  petunjuk-petunjuk itu. Mereka inilah orang-orang yang berbahagia dan  selamat dari siksaan Allah. Akan tetapi di antara mereka ada pula yang  benar-benar menyimpang tidak mau mengikuti petunjuk Rasul Nya, dan  mengikuti tipu daya setan-setan, maka Allah membinasakan mereka dengan  hukuman Nya yang sangat pedih. Dan Allah menurunkan pula berbagai macam  bencana yang tidak dapat mereka hindari lagi.
 Sesudah itu Allah SWT  memerintahkan kepada mereka agar berkelana di muka bumi serta  menyaksikan negeri-negeri yang didiami oleh orang-orang zalim. Kemudian  mereka disuruh melihat bagaimana akhir kehidupan orang-orang yang  mendustakan agama Allah. Di dalam ayat ini Allah SWT menyuruh manusia  agar mengadakan penelitian terhadap sejarah bangsa yang lain dan  membandingkan di antara bangsa-bangsa yang menaati Rasul dengan  bangsa-bangsa yang mengingkari seruan Rasul agar mereka dapat  membuktikan bagaimana akibat dari bangsa-bangsa itu. Hal ini tiada lain  hanyalah karena Allah menginginkan agar mereka itu mau mengikuti seruan  Rasul dan melaksanakan seruannya.
 |  
 
 | 
   | 37 | Jika kamu sangat mengharapkan agar mereka  dapat petunjuk, maka sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada  orang yang disesatkan-Nya, dan sekali-kali mereka tiada mempunyai  penolong.(QS. 16:37) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 37 
 
 إِنْ تَحْرِصْ عَلَى هُدَاهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ يُضِلُّ وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ (37 Sesudah  itu Allah SWT menjelaskan kepada Nabi Muhammad saw agar jangan kecewa  menghadapi keingkaran kaumnya dan pembangkangan yang berlebih-lebihan,  padahal Rasul sendiri sangat menginginkan mereka itu menjadi orang-orang  yang beriman. Allah SWT menjelaskan kepada Rasulullah saw bahwa  meskipun dia sangat mengharapkan agar kaumnya mendapat petunjuk,  mengikuti seruan Rasul, maka harapan Rasul itu tidak ada gunanya apabila  Allah tidak menghendaki mereka mendapat petunjuk karena mereka telah  menentukan pilihannya sendiri. Mereka itu berpaling dari bimbingan wahyu  dan tertarik kepada tipu daya setan sehingga mereka terjerumus dalam  lembah kemaksiatan dan kemusyrikan.
 Allah SWT berfirman:
 
 
 
 إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ Artinya: Sesungguhnya  kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi.  Tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki Nya, dan  Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.
 (Q.S Al Qasas: 56)
 Dan firman Nya:
 
 
 
 وَلَا  يَنْفَعُكُمْ نُصْحِي إِنْ أَرَدْتُ أَنْ أَنْصَحَ لَكُمْ إِنْ كَانَ  اللَّهُ يُرِيدُ أَنْ يُغْوِيَكُمْ هُوَ رَبُّكُمْ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ Artinya: Dan  tidaklah bermanfaat kepadamu nasihatku jika aku hendak memberi nasihat  kepada kamu, sekiranya Allah hendak menyesatkan kamu: "Dia adalah  Tuhanmu, dan kepada Nya lah kamu dikembalikan".
 (Q.S Hud: 34)
 Dan firman Allah:
 
 
 
 وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ Artinya: Dan barangsiapa yang disesatkan Allah maka baginya tak ada seorangpun yang akan memberi petunjuk.
 (Q.S Ar Ra'd: 33)
 Karena  itulah Allah tidak akan memberikan petunjuk lagi kepada mereka, karena  mereka telah memilih kesesatan dan telah diberi penjelasan akibat yang  akan menimpa kepada diri mereka.
 Di akhir ayat Allah SWT menjelaskan  bahwa apabila Allah SWT berkehendak untuk menyiksa mereka maka tidak  ada seorangpun yang dapat memberikan pertolongan kepada mereka. Karena  Allah berkuasa kepada makhluk Nya dan Allah yang menentukan nasib  makhluk itu.
 |  
 
 | 
   | 38 | Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan  sumpahnya yang sungguh-sungguh: `Allah tidak akan membangkitkan orang  yang mati`. (Tidak demikian), bahkan (pasti Allah akan membangkitnya),  sebagai suatu janji yang benar dari Allah, akan tetapi kebanyakan  manusia tiada mengetahui,(QS. 16:38) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 38 
 
 وَأَقْسَمُوا  بِاللَّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ لَا يَبْعَثُ اللَّهُ مَنْ يَمُوتُ بَلَى  وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ (38 Sesudah itu Allah SWT menjelaskan keingkaran mereka yang lain,  yaitu keingkaran mereka kepada hari berbangkit. Allah SWT menjelaskan  kepada Nabi Muhammad saw bahwa mereka itu bersumpah dengan nama Allah  dengan sikap yang bersungguh-sungguh bahwa mereka itu tetap berkeras  hati tidak mau percaya akan terjadinya hari berbangkit, yaitu adanya  hari berbangkit di akhirat setelah kehidupan dunia ini. Pembangkangan  mereka terhadap hari berbangkit adalah akibat selanjutnya dari  keingkaran mereka terhadap seruan Rasul. Mereka berpendapat bahwa  kematian itu tiada lain hanyalah kehancuran dan kemusnahan, maka  bagaimana mungkin terjadinya kebangkitan setelah badan itu musnah.  Mengembalikan barang yang musnah kepada bentuknya semula adalah  mustahil. Maka Allah SWT membatalkan keyakinan mereka yang salah itu dan  menegaskan bahwa yang benar tidaklah demikian. Tetapi keyakinan yang  benar ialah bahwa Allah akan membangkitkan seluruh manusia yang telah  mati sebagai suatu janji yang telah ditetapkan, dan tidak boleh tidak  pasti terjadi. Akan tetapi karena kebanyakan dari mereka itu tidak  mengerti sifat-sifat Allah itu mempunyai kekuasaan yang tidak terbatas  maka mereka tidak mengetahui janji Allah tentang terjadinya hari  berbangkit harus terjadi dan pada saat itu semua makhluk yang telah  mengalami kemusnahan dan kehancuran akan dibangkitkan kembali dari alam  kuburnya dan akan dihidupkan kembali sebagai makhluk yang harus  bertanggung jawab atas amal perbuatan diri mereka di dunia.
 |  
 
 | 
   | 39 | agar Allah menjelaskan kepada mereka apa yang  mereka perselisihkan itu, dan agar orang-orang kafir itu mengetahui  bahwasanya mereka adalah orang-orang yang berdusta.(QS. 16:39) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 39 
 
 لِيُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِي يَخْتَلِفُونَ فِيهِ وَلِيَعْلَمَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّهُمْ كَانُوا كَاذِبِينَ (39 Kemudian  dari pada itu Allah SWT menjelaskan hikmah terjadinya hari berbangkit,  yaitu supaya Allah menjelaskan kepada mereka dengan penjelasan yang  benar, tentang kebenaran wahyu yang dibawa oleh Rasul, yang mereka  ingkari, sehingga pada hari itu mereka dapat membedakan kebenaran wahyu  itu dan kesalahan pendapat mereka, serta akibat-akibat yang diterima  oleh orang yang menaati bimbingan Allah, juga penyesalan yang dialami  oleh orang-orang yang menganiaya diri mereka sendiri. Pada saat itulah  mereka baru merasakan bahwa seruan Rasul itu adalah bimbingan Allah yang  benar. Sedang mereka sendiri menyesali keingkaran mereka itu dengan  penyesalan yang tidak berguna lagi.
 Di akhir ayat Allah SWT  menegaskan bahwa Allah SWT membangkitkan mereka itu pada saat hari  kiamat ialah agar orang-orang yang mengingkari kebenaran wahyu Allah itu  dapat mengetahui bahwa hari berbangkit dan hari pembalasan yang mereka  dustakan itu betul-betul terjadi. Pada hari itulah mereka benar-benar  menyaksikan siksa Allah yang diancamkan kepada mereka itu sedang mereka  tidak dapat lagi mengelak dari siksaan itu.
 Allah SWT berfirman:
 
 
 
 هَذِهِ النَّارُ الَّتِي كُنْتُمْ بِهَا تُكَذِّبُونَ Artinya: (Dikatakan kepada mereka): "lnilah neraka yang dahulu kamu selalu mendustakannya?".
 (Q.S At Tur: 14)
 Dan firman-Nya:
 
 
 
 أَفَسِحْرٌ هَذَا أَمْ أَنْتُمْ لَا تُبْصِرُونَ Artinya: "Maka apakah ini sihir? Ataukah kamu tidak melihat?"
 (Q.S At Tur: 15)
 Dan firman Nya lagi:
 
 
 
 اصْلَوْهَا فَاصْبِرُوا أَوْ لَا تَصْبِرُوا سَوَاءٌ عَلَيْكُمْ إِنَّمَا تُجْزَوْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ Artinya: "Masuklah  kamu ke dalamnya (rasakanlah panas apinya) maka baik kamu bersabar atau  tidak, sama saja bagimu, kamu diberi balasan terhadap apa yang telah  kamu kerjakan".
 (Q.S At Tur: 16)
 |  
 
 | 
   | 40 | Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu  apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: `Kun  (jadilah)`, maka jadilah ia.(QS. 16:40) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 40 
 
 إِنَّمَا قَوْلُنَا لِشَيْءٍ إِذَا أَرَدْنَاهُ أَنْ نَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ (40 Kemudian  dari pada itu Allah SWT menerangkan bahwa kekuasaan Nya tiada terbatas  dan bahwa kekuasaanya Nya tidak dapat dibatasi sedikitpun oleh semua  makhluk yang di langit maupun di bumi. Allah SWT menyatakan bahwasanya  apabila ia berkehendak untuk menghidupkan orang yang mati cukuplah  baginya mengatakan kepadanya: "Jadilah maka jadilah ia sesuai dengan  kehendak Allah itu".
 Di ayat yang lain Allah SWT menerangkan bahwa  terwujudnya sesuatu dikehendaki itu tidaklah memerlukan waktu yang  tertentu, akan tetapi memerlukan waktu yang sekejap mata.
 Allah SWT berfirman:
 
 
 
 وَمَا أَمْرُنَا إِلَّا وَاحِدَةٌ كَلَمْحٍ بِالْبَصَرِ Artinya: Dan perintah Kami hanyalah satu perkataan seperti kejapan mata.
 (Q.S Al Qamar: 50)
 Dan  juga Allah menjelaskan bahwa membangkitkan orang-orang yang telah mati  bagi Nya sama halnya dengan menciptakan sesuatu jiwa.
 Allah SWT berfirman:
 
 
 
 مَا خَلْقُكُمْ وَلَا بَعْثُكُمْ إِلَّا كَنَفْسٍ وَاحِدَةٍ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ Artinya: Tidaklah  Allah menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu  melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa  saja. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
 (Q.S Luqman: 28)
 |  | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar