| 61 | Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: `Hai  Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja.  Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan  bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu: Sayur-mayurnya,  ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya dan bawang merahnya`. Musa  berkata: `Maukah kamu mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti  yang lebih baik? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa  yang kamu minta`. Lalu ditimpakanlah kepada mereka nista dan kehinaan,  serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena  mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa  alasan yang benar. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat  durhaka dan melampaui batas.(QS. 2:61) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Baqarah 61 
 
 وَإِذْ  قُلْتُمْ يَا مُوسَى لَنْ نَصْبِرَ عَلَى طَعَامٍ وَاحِدٍ فَادْعُ لَنَا  رَبَّكَ يُخْرِجْ لَنَا مِمَّا تُنْبِتُ الْأَرْضُ مِنْ بَقْلِهَا  وَقِثَّائِهَا وَفُومِهَا وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَا قَالَ أَتَسْتَبْدِلُونَ  الَّذِي هُوَ أَدْنَى بِالَّذِي هُوَ خَيْرٌ اهْبِطُوا مِصْرًا فَإِنَّ  لَكُمْ مَا سَأَلْتُمْ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ  وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ  بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ الْحَقِّ ذَلِكَ  بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ (61  Ketika orang-orang Bani  Israel tersesat di padang pasir Sinai, mereka berkata kepada Nabi Musa  bahwa mereka tidak tahan terhadap satu makanan saja sedang yang ada  hanya "al manna" dan "as salwa" saja (85). Mereka berkata demikian  disebabkan keingkaran mereka terhadap Nabi Musa dan kebanggaan dengan  penghidupan mereka dahulu.
 Kaum Bani Israel itu kemudian meminta  kepada Musa a.s. agar berdoa kepada Tuhan semoga Dia mengeluarkan  sayur-sayuran yang ditumbuhkan bumi sebagai ganti dari "manna" dan  "salwa". Mereka tidak mau berdoa sendiri tetapi mengharapkan Musa  sebagai perantara kepada Tuhan karena mereka memandang Musa orang yang  dekat kepada Tuhan dan lagi dia seorang Nabi yang dapat bermunajat  dengan Allah swt. Sayur-mayur dan lain-lain yang mereka minta itu banyak  terdapat di kota-kota, tapi tidak terdapat di padang pasir. Permintaan  itu bukanlah sukar dicari. Mereka memperolehnya asal saja mereka pergi  ke kota karena itu nabi Musa tidak perlu berdoa kepada Allah. Nabi Musa  menolak permintaan itu dengan penuh kekecewaan dan kejengkelan dengan  mencela sikap mereka karena mereka meminta ganti "al manna" dan "as  salwa" makanan yang sebenarnya mengandung nilai gizi yang tinggi dan  sangat diperlukan oleh tubuh, dengan sayur-mayur yang lebih rendah  gizinya.
 Kemudian Nabi Musa menyuruh mereka keluar dari gurun Sinai  (tempat mereka tersebut) dan pergi menuju kota, di situlah mereka akan  mendapatkan yang mereka inginkan sebab gurun Sinai tempat mereka tinggal  sampai batas waktu yang telah ditentukan Allah itu, tidak dapat  menumbuhkan sayur sayuran. Mereka tinggal di gurun Sinai itu, disebabkan  mereka lemah dan tidak tabah untuk mengalahkan penduduk negara yang  dijanjikan bagi mereka. Maka sebenarnya mereka sendirilah yang  menetapkan dirinya memakan makanan semacam itu. Mereka akan dapat lepas  dari hal yang tidak mereka sukai, bilamana mereka memiliki keberanian  memerangi orang-orang yang di sekitar mereka yang menjadi penduduk bumi  yang dijanjikan Allah dan menjamin memberi pertolongan kepada mereka.  Oleh sebab ini hendaknya mereka mencari jalan mendapatkan kemenangan dan  keuntungan mereka.
 Setelah Allah menceritakan penolakan Musa  terhadap permintaan mereka dan sebelumnya telah membentangkan pula  nikmat-nikmat yang dikaruniakan kepada mereka, dalam ayat ini Allah  mengemukakan beberapa kejahatan keturunan Bani Israel yang datang  kemudian yaitu: ingkar kepada ayat-ayat Allah, membunuh nabi-nabi dan  pelanggaran mereka terhadap hukum Allah.
 Oleh sebab kejahatan-kejahatan itu, Allah menimpakan kepada mereka kehinadinaan, kemiskinan dan murka Ilahi.
 Sudah  semestinya mereka menerima murka Ilahi, menanggung bencana dan siksa di  dunia dan azab yang pedih di akhirat. Demikian pula mereka mendapatkan  kehinaan, kemiskinan karena mereka selalu menolak ayat-ayat Allah yang  telah diberikan kepada Nabi Musa berupa mukjizat yang terang yang mereka  saksikan sendiri. Kedurhakaan dan penolakan mereka terhadap Nabi Musa  adalah suatu bukti bahwa ayat-ayat Allah tidak berbekas pada jiwa  mereka. Mereka tetap mengingkarinya
 Mereka membunuh Nabi Asy'iya,  Nabi Zakaria, Nabi Yahya dan nabi yang lain dari golongan mereka, tanpa  alasan yang benar. Memang sesungguhnya; orang yang berbuat kesalahan  kadang-kadang meyakini bahwa yang diperbuatnya itu adalah benar.  Perbuatan mereka yang demikian itu bukanlah karena salah dalam  memahami:, atau menafsirkan hukum tetapi memang dengan sengaja menyalahi  hukum hukum Allah yang telah disyariatkan di dalam agama mereka.  Kekafiran mereka terhadap ayat-ayat Allah dan kelancangan mereka  membunuh para nabi, disebabkan mereka banyak melampaui batas ketentuan  ketentuan agama mereka. Seharusnya agama mempunyai pengaruh yang hebat  pada jiwa manusia, sehingga penganutnya takut menyalahi perintah-Nya.  Apabila seseorang melampaui peraturan-peraturan atau batas-batas  agamanya berarti pengaruh agama pada jiwanya sudah lemah. Semakin sering  dia melanggar batas hukum agama itu semakin lemah pulalah pengaruh  agama pada jiwanya. Sampai pada akhirnya pelanggaran-pelanggaran  ketentuan-ketentuan agama itu menjadi kebiasaannya, seolah-olah ia lupa  akan adanya batas-batas agama dan peraturan-peraturannya. Akhirnya  lenyaplah pengaruh agama dalam hatinya
 |  | 
   | 62 | Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang  Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara  mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal  saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada  kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(QS. 2:62) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Baqarah 62 
 
 إِنَّ  الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَى وَالصَّابِئِينَ مَنْ  آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ  أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ  يَحْزَنُونَ (62  Dalam ayat ini Allah menjelaskan keadaan tiap-tiap  umat atau bangsa yang benar-benar berpegang kepada ajaran nabi-nabi  mereka serta beramal saleh, mereka akan mendapat ganjaran di sisi Allah  karena rahmat dan magfirah Tuhan selalu terbuka untuk seluruh  hamba-hamba-Nya untuk orang-orang Yahudi atau pun untuk lain-lainnya.  Tetapi bila mana ia beriman dan bertobat, niscaya Allah mengampuninya  dan memberikan ganjaran kepadanya di dunia dan di akhirat.
 Yang  dimaksud dengan "orang-orang yang mukmin" dalam ayat ini ialah orang  yang mengaku beriman kepada Muhammad Rasulullah saw. dan menerima segala  yang diajarkan oleh beliau sebagai suatu kebenaran dari sisi Allah.  Pengertian beriman ialah seperti yang dijelaskan Rasul saw. sewaktu  Jibril a.s. menemui beliau. Beliau berkata,
 
 
 
 أن تؤمن بالله وملائكته وكتبه ورسله واليوم الأخر وتؤمن بالقدر خيره وشره Artinya: Agar/hendaknya  kamu beriman kepada Allah. malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya,  kitab-kitab-Nya dan kamu percaya pada hari kiamat dan qadar baik atau  buruk (HR Ibnu Majah dari Umar ra)
 Dan yang dimaksud orang Yahudi,  ialah semua orang yang memeluk agama Yahudi. Mereka dinamakan Yahudi  karena kebanyakan mereka dari keturunan Yahudi, salah seorang keturunan  Yakub (Israel). Yang dimaksud orang-orang Nasrani ialah orang-orang yang  menganut agama Nasrani. Kata Nasrani diambil dari nama suatu daerah  Nasirah (Nazareth) di Palestina tempat Nabi Isa a.s. dilahirkan Siti  Maryam. Yang dimaksud orang Sabiin di sini ialah orang-orang yang  mengakui keesaan Allah, beriman kepadanya tapi mereka tidak menganut  agama Yahudi atau pun Nasrani. Siapa saja di antara ketiga golongan di  atas yang hidup pada waktu sebelum kedatangan Nabi Muhammad saw  benar-benar beragama menurut agama mereka, membenarkan dengan sepenuh  hati akan adanya Allah dan hari kiamat, mengamalkan segala tuntutan  syariat agamanya, mereka mendapat pahala dari sisi Allah swt.
 Sesudah  kedatangan Nabi Muhammad saw. seluruh umat manusia, diwajibkan beriman  kepadanya dan segala ajaran-ajaran yang dibawanya yakni dengan menganut  Islam.
 |  | 
   | 63 | Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji  dari kamu dan Kami angkatkan gunung (Thursina) di atasmu (seraya Kami  berfirman): `Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan  ingatlah selalu apa yang ada di dalamnya, agar kamu bertakwa`.(QS. 2:63) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Baqarah 63 
 
 وَإِذْ  أَخَذْنَا مِيثَاقَكُمْ وَرَفَعْنَا فَوْقَكُمُ الطُّورَ خُذُوا مَا  آتَيْنَاكُمْ بِقُوَّةٍ وَاذْكُرُوا مَا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (63 Allah mengingatkan kembali kesalahan lain dari nenek moyang orang  Yahudi ketika Allah mengambil janji dan mereka, yaitu bahwa mereka akan  beriman dan akan mengamalkan apa yang ada di dalam Taurat. Lalu Allah  mengangkat bukit Tur ke atas kepala mereka untuk memperlihatkan  kekuasaan-Nya supaya mereka beriman kepada-Nya dan berpegang teguh  kepada Kitab Taurat itu.
 Isi perjanjian tersebut ialah perintah  Allah kepada mereka, "Peganglah kitab Taurat dengan sungguh-sungguh dan  tetaplah mengerjakan isinya, pelajarilah Taurat itu, perhatikan isinya  dan amalkanlah hukum-hukum yang termaktub di dalamnya".
 Ayat ini  memberi pengertian bahwa orang yang meninggalkan syariat dan meremehkan  hukum-hukum Allah disamakan dengan orang yang mengingkari dan  menentangnya. Sudah sepatutnya ia pada hari kiamat dikumpulkan dalam  keadaan buta. Dia tidak dapat melihat jalan kemenangan dan jalan  kebahagiaan. Allah swt. berfirman:
 
 
 
 قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي  أَعْمَى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا (125) قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا  فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى (126 Artinya: Berkatalah  ia, "Ya Tuhanku! Mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta  padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?". Allah berfirman,  "Demikianlah telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu  melupakannya dan begitu (pula) pada hari ini, kamupun dilupakan (tidak  diperdulikan)". (Q.S Taha: 125-126)
 
 Apabila seseorang mengingkari  syariat dan menyia-nyiakan hukum-Nya, berarti syariat itu tidak  mempunyai bekas (pengaruh) apa-apa pada jiwanya. Sehubungan dengan  pengertian ayat ini dapatlah dikatakan bahwa orang-orang yang hanya  melagu-lagukan Alquran mereka tidak mendapat manfaat dari Alquran itu.
 Maksud  menuruti kitab-kitab suci ialah mengamalkan isinya, bukan hanya sekadar  membaca dan melagukannya dengan macam-macam lagu yang merdu.
 Kemudian  Allah memerintahkan agar mereka berpegang teguh kepada Al Kitab itu dan  selalu mempelajarinya dan mengamalkan isinya agar mereka menjadi orang  yang bertakwa.
 |  | 
   | 64 | Kemudian kamu berpaling setelah (ada  perjanjian) itu, maka kalau tidak ada karunia Allah dan rahmat-Nya  atasmu, niscaya kamu tergolong orang yang rugi.(QS. 2:64) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Baqarah 64 
 
 
 ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ فَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لَكُنْتُمْ مِنَ الْخَاسِرِينَ (64 Allah  dalam ayat ini menerangkan bahwa sesudah Bani Israel mengambil  perjanjian dari Allah swt. seperti disebutkan pada ayat yang lalu,  kemudian mereka berpaling dan tidak menepati isi perjanjian itu. Mereka  banyak melanggar ketentuan-ketentuan dalam Taurat, baik oleh nenek  moyang mereka zaman dahulu maupun oleh mereka yang hidup pada zaman  kemudian. Umpamanya pada zaman mereka hidup di padang pasir Tih, mereka  menentang Nabi Musa, menyakiti beliau, melawan segala  perintah-perintahnya. Pada zaman kemudian mereka membunuh Nabi Yahya,  mengingkari Isa a.s. bahkan merencanakan akan membunuhnya. Keingkaran  mereka terhadap Nabi Muhammad saw. termasuk bukti penyelewengan mereka  dari Taurat. Sudah sewajarnya mereka mendapat azab dari Allah swt. sebab  penyelewengan penyelewengan itu atau Allah melenyapkan dari mereka  nikmat untuk selama lamanya. Tetapi Allah tidak berbuat demikian karena  kasih sayang-Nya. Mereka tidak dibinasakan dan Allah selalu membuka  pintu tobat bagi yang ingin kembali ke jalan yang benar.
 |  | 
   | 65 | Dan sesungguhnya telah kamu ketahui  orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu, lalu Kami  berfirman kepada mereka: `Jadilah kamu kera yang hina`.(QS. 2:65) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Baqarah 65 
 
 وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ الَّذِينَ اعْتَدَوْا مِنْكُمْ فِي السَّبْتِ فَقُلْنَا لَهُمْ كُونُوا قِرَدَةً خَاسِئِينَ (65 Orang  Yahudi di zaman Rasul saw. telah mengetahui kisah nenek moyang mereka  yang melanggar ketentuan yang terdapat di dalam Taurat, yaitu agar  mereka meninggalkan pekerjaan duniawi untuk melaksanakan amal ibadat  pada hari Sabtu. Mereka tidak mau melaksanakan perintah Tuhan itu karena  pada setiap hari Sabtu, ikan-ikan di laut bermunculan mudah ditangkap  tapi selain hari Sabtu ikan-ikan itu menghilang. ini suatu ujian dari  Allah kepada mereka karena mereka hidup di tepi pantai dan mata  pencaharian mereka hanya menangkap ikan karena itu pergilah mereka ke  laut menangkap ikan pada hari Sabtu itu dan meninggalkan amal ibadahnya.  Perbuatan mereka tersebut suatu pelanggaran terhadap ketentuan Tuhan,  maka Tuhan menjatuhkan hukuman dengan menjadikan mereka kera sehingga  mereka jauh dari kebaikan serta hina dan rendah. Menurut Mujahid  riwayat Ibnu Jarir, "Rupa mereka tidak ditukar menjadi rupa kera tetapi  hati, jiwa dan sifat mereka dirubah menjadi seperti kera. Oleh sebab itu  mereka tidak dapat menerima pengajaran dan tidak dapat memahami  ancaman" (HR Ibnu Jarir dan Ibnu Hatim dari Mujahid) Pada ayat ini  mereka diserupakan dengan kera dan ayat-ayat yang lain mereka  diserupakan dengan keledai, sesuai dengan firman Allah ,swt:
 
 
 
 مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا Artinya: Perumpamaan  orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tidak  memikulnya (tidak mengamalkan isinya) adalah seperti keledai yang  membawa kitab-kitab yang tebal (Q.S Al Jum'ah: 5)
 Jumhur ulama  berpendapat, bahwa mereka benar-benar bertukar rupa menjadi kera.  Disebut di dalam riwayat lain bahwa mereka yang dirubah menjadi kera  itu, tidak beranak, tidak makan, tidak minum dan tidak dapat hidup dari  tiga hari.
 Di dalam Alquran terdapat ayat yang maksudnya:
 
 
 
 وَجَعَلَ مِنْهُمُ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ وَعَبَدَ الطَّاغُوتِ Artinya: Dan antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orong-orang) menyembah tagut. (Q.S Al Ma'idah: 60)
 Menurut  "Al Manar" pendapat jumhur mufassirin bahwa mereka yang melanggar  ketentuan hari Sabtu itu benar-benar menjadi kera dan babi sukarlah  diterima walaupun Allah kuasa berbuat demikian. Merubah manusia menjadi  hewan sebagai hukuman bagi orang yang berbuat maksiat, tidaklah sesuai  dengan sunah Allah terhadap makhluk-Nya, terutama atas manusia makhluk  yang dimuliakan Allah. Pendapat Mujahid lebih tepat bahwa yang berubah  itu adalah mental mereka menjadi mental hewan karena nafsu duniawi yang  besar pada mereka menyebabkan mereka lupa dan jauh dari nilai-nilai  moral dan kemanusiaan.
 Berkata Ibnu Kasir, "Pendapat yang benar  ialah perubahan maknawi sebagaimana pendapat Mujahid. Jadi bukan  perubahan bentuk (ujud) rupa seperti yang dikemukakan oleh Jumhur."
 |  | 
   | 66 | Maka Kami jadikan yang demikian itu peringatan  bagi orang-orang di masa itu, dan bagi mereka yang datang kemudian,  serta menjadi pelajaran bagi orang-orang bertakwa.(QS. 2:66) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Baqarah 66 
 
 فَجَعَلْنَاهَا نَكَالًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهَا وَمَا خَلْفَهَا وَمَوْعِظَةً لِلْمُتَّقِينَ (66Pada  ayat ini, Allah menerangkan maksud dari hukuman yang dijatuhkan kepada  Bani Israel untuk menjadi pelajaran bagi manusia supaya mencegahnya dari  perbuatan-perbuatan yang melampaui ketentuan-ketentuan Allah, baik  untuk orang yang (hidup) di waktu itu, maupun yang hidup sesudahnya  sampai hari kiamat. Siksa itu sebab juga menjadi pelajaran yang baik  bagi orang-orang yang bertakwa. Orang-orang yang bertakwa senantiasa  mengambil pelajaran dengan segala macam kejadian dan selalu menjauhkan  diri dari perbuatan-perbuatan yang melampaui batas.
 |  | 
   | 67 | Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada  kaumnya: `Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi  betina.` Mereka berkata: `Apakah kamu hendak menjadikan kami buah  ejekan?` Musa menjawab: `Aku berlindung kepada Allah akan termasuk  golongan orang-orang yang jahil`.(QS. 2:67) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Baqarah 67 
 
 وَإِذْ  قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تَذْبَحُوا  بَقَرَةً قَالُوا أَتَتَّخِذُنَا هُزُوًا قَالَ أَعُوذُ بِاللَّهِ أَنْ  أَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ (67Ketika Mesa memerintahkan Bani  Israel menyembelih sapi. mereka berkata kepada Nabi Musa, "Apakah kamu  mempermainkan kami?" Kami bertanya kepadamu tentang perkara pembunuhan,  lalu kamu menyuruh kami menyembelih sapi betina. ini ganjil sekali dan  jauh dari pada yang kami maksudkan. Seharusnya Bani Israel  menjalankan perintah Nabi Musa itu dan menyambutnya dengan patuh dan  taat, kemudian mereka menunggu apa yang akan terjadi sesudah itu tetapi  mereka berbuat sebaliknya.
 Perkataan mereka itu sebagai bukti bahwa  mereka sangat kasar tabiatnya dan tidak mengakui kekuasaan Allah Taala.  Musa menjawab, "Saya berlindung kepada Allah dari pada memperolok-olokan  manusia" karunia perbuatan itu termasuk perbuatan orang jahil,  lebih-lebih bagi seorang rasul yang akan menyampaikan risalah dan  menyampaikan hukum-hukum Allah kepada manusia.
 |  | 
   | 68 | Mereka menjawab: `Mohonkanlah kepada Tuhanmu  untuk kami, agar Dia menerangkan kepada kami, sapi betina apakah itu.`  Musa menjawab: `Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu  adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda; pertengahan antara  itu; maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu`.(QS. 2:68) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Baqarah 68 
 
 قَالُوا  ادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّنْ لَنَا مَا هِيَ قَالَ إِنَّهُ يَقُولُ  إِنَّهَا بَقَرَةٌ لَا فَارِضٌ وَلَا بِكْرٌ عَوَانٌ بَيْنَ ذَلِكَ  فَافْعَلُوا مَا تُؤْمَرُونَ (68Bani Israel berkata lagi kepada  Musa, "Tanyakanlah kepada Allah supaya diterangkan-Nya kepada kami,  tanda-tanda lembu yang dimaksudkan itu". Musa menjawab, "Lembu yang  harus disembelih itu bukan yang tua dan bukan pula yang muda tetapi yang  sedang umurnya. Turutilah perintah itu dan laksanakanlah segera".  Mereka disuruh segera menaati perintah itu dan dilarang berkeras kepala.  Sebenarnya mereka dapat melaksanakan penyembelihan lembu itu dengan  penerangan yang sudah diberikan itu. Tetapi mereka membandel dan terus  melanjutkan dan memperbanyak pertanyaan. Bahkan mereka menanyakan lagi. |  | 
   | 69 | Mereka berkata: `Mohonkanlah kepada Tuhanmu  untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami apa warnanya.` Musa  menjawab: `Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah  sapi betina yang kuning, yang kuning tua warnanya, lagi menyenangkan  orang-orang yang memandangnya.`(QS. 2:69) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Baqarah 69 
 
 قَالُوا  ادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّنْ لَنَا مَا لَوْنُهَا قَالَ إِنَّهُ يَقُولُ  إِنَّهَا بَقَرَةٌ صَفْرَاءُ فَاقِعٌ لَوْنُهَا تَسُرُّ النَّاظِرِينَ (69  Sesudah menanyakan umur lembu itu, mereka berkata, "Mohonkanlah  kepada kami, bagaimana warna lembu itu". Mereka diberi jawaban yang  cukup jelas yang dapat membedakan lembu yang dimaksud itu dari yang  lain. Musa mengatakan bahwa warna lembu itu kuning tua yang menyenangkan  hati orang yang melihatnya. Akan tetapi mereka tidak puas dengan  jawaban tersebut. Bahkan mereka terus bertanya dan menambah pertanyaan  lagi yang mempersulit diri mereka sendiri. |  | 
   | 70 | Mereka berkata: `Mohonkanlah kepada Tuhanmu  untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami bagaimana hakikat sapi  betina itu, karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami dan  sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat pentunjuk.`(QS. 2:70) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Baqarah 70 
 
 قَالُوا  ادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّنْ لَنَا مَا هِيَ إِنَّ الْبَقَرَ تَشَابَهَ  عَلَيْنَا وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ لَمُهْتَدُونَ (70 Pada ayat  ini mereka menanyakan lagi tentang apa yang telah mereka, tanyakan  sebelumnya, "Sapi apakah itu, sapi itu masih samar bagi kami". Semua  itu sebenarnya sudah diterangkan tetapi mereka merasa belum sempurna  penjelasan yang telah diberikan bahkan bagi mereka masih merasa  samar-samar karunia ciri-ciri lembu itu hampir serupa sehingga tidak  dapat menentukan mana yang akan disembelih.
 Dengan pertanyaan yang  terakhir ini, mereka mengharapkan mendapat petunjuk tentang sapi yang  dibutuhkan atau petunjuk kepada hikmah dan rahasia perintah  penyembelihannya sapi itu.
 |  | 
   | 71 | Musa berkata: `Sesungguhnya Allah berfirman  bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk  membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak bercacat,  tidak ada belangnya.` Mereka berkata: `Sekarang barulah kamu menerangkan  hakikat sapi betina yang sebenarnya`. Kemudian mereka menyembelihnya  dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu.(QS. 2:71) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Baqarah 71 
 
 قَالَ  إِنَّهُ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ لَا ذَلُولٌ تُثِيرُ الْأَرْضَ وَلَا  تَسْقِي الْحَرْثَ مُسَلَّمَةٌ لَا شِيَةَ فِيهَا قَالُوا الْآنَ جِئْتَ  بِالْحَقِّ فَذَبَحُوهَا وَمَا كَادُوا يَفْعَلُونَ (71 Sapi betina  yang diperintahkan untuk disembelih itu, ialah seekor sapi yang belum  pernah dipergunakan untuk membajak dan mengangkut air dan tidak bercacat  sedikit pun. Setelah mendapat keterangan ini, mereka menyatakan  bahwa Musa telah menguraikan hakikat sapi yang sebenarnya, yang  diperintahkan kepada mereka untuk menyembelihnya. Merekapun mencari  lembu betina yang memenuhi segala ciri-ciri yang telah diterangkan itu.  Akhirnya mereka mendapatkannya dan kemudian mereka menyembelihnya.  Hampir-hampir mereka tidak sanggup mengerjakannya karunia telah terlalu  sukar untuk mendapatkan lembu yang dimaksud. Akhirnya mereka menyembelih  sapi betina yang dimaksud setelah mereka menunda-nunda dan mendapati  kesulitan kesulitan.
 Dalam suatu hadis disebutkan, "Kalau sekiranya  mereka terus menyembelih salah seekor sapi betina di kala mereka  menerima perintah, cukuplah sudah. Akan tetapi mereka mengajukan  pertanyaan yang memberatkan mereka sendiri, maka Allah pun  memberatkannya". (HR Ibnu Jarir dari Ibnu 'Abbas)
 |  | 
   | 72 | Dan (ingatlah), ketika kamu membunuh seorang  manusia lalu kamu saling tuduh menuduh tentang itu. Dan Allah hendak  menyingkapkan apa yang selama ini kamu sembunyikan.(QS. 2:72) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Baqarah 72 
 
 وَإِذْ قَتَلْتُمْ نَفْسًا فَادَّارَأْتُمْ فِيهَا وَاللَّهُ مُخْرِجٌ مَا كُنْتُمْ تَكْتُمُونَ (72  Allah  swt. mengungkapkan dalam ayat ini kejahatan orang Yahudi yang berkenaan  dengan pembunuhan yang dilakukan mereka terhadap seseorang, kemudian  mereka saling tuduh-menuduh mengenai pelaku pembunuhan itu, sehingga  perkara ini menjadi kabur. Tetapi Allah tidaklah membiarkan perkara ini  tetap kabur dan tertutup. Untuk membuka rahasia pembunuhan ini Allah  memerintahkan kepada mereka supaya menyembelih sapi betina, sebagaimana  disebutkan dalam ayat 67 yang lalu.
 Bila diperhatikan urutan cerita  seperti yang tercantum di awal kelompok ayat ini maka ayat 72 terletak  di depan ayat 67, sebab peristiwa pembunuhan inilah yang mengakibatkan  adanya perintah Allah untuk menyembelih sapi. Tetapi di dalam urutan  ayat peristiwa penyembelihan sapi itulah yang didahulukan. karunia yang  dipentingkan ialah pengusutan perkara pembunuhan itu dengan mencari  lebih dahulu pembunuhnya yaitu dengan jalan menyembelih sapi betina yang  diperintahkan Allah itu.
 |  | 
   | 73 | Lalu Kami berfirman: `Pukullah mayat itu  dengan sebahagian anggota sapi betina itu!` Demikianlah Allah  menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, dan memperlihatkan  padamu tanda-tanda kekuasaan-Nya agar kamu mengerti.(QS. 2:73) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Baqarah 73 
 
 فَقُلْنَا اضْرِبُوهُ بِبَعْضِهَا كَذَلِكَ يُحْيِي اللَّهُ الْمَوْتَى وَيُرِيكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ (73Dalam  ayat ini Allah memerintahkan supaya orang yang terbunuh itu dipukul  dengan sebagian anggota lembu betina itu supaya orang itu hidup kembali. Demikianlah Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati.
 Diriwayatkan,  bahwa ketika Bani Israel memukul orang yang terbunuh itu, maka dengan  izin Allah berdirilah dia dan urat-urat lehernya mengucurkan darah  seraya berkata, "Saya dibunuh oleh Si Anu dan Si Anu". Yang keduanya  adalah anak pamannya. Kemudian dia pun jatuh mati kembali. Maka kedua  pembunuh tersebut ditangkap dan dibunuh.
 Nabi Musa a.s. menyuruh  mereka memukulkan bagian tubuh anggota sapi itu dan bukan Nabi Musa  sendiri yang melakukannya, disebabkan untuk menghindari tuduhan bahwa  beliau berbuat sihir. Allah memper1ihatkan tanda-tanda kekuasaan-Nya  kepada bangsa Yahudi agar mereka memahami rahasia-rahasia syariat agama  dan faedahnya tunduk kepada syariat itu. Dan supaya mereka mencegah diri  dari mengikuti hawa nafsu dan supaya mereka menaati Allah dalam semua  perintah-perintah-Nya
 |  | 
   | 74 | Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras  seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu  sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan di antaranya  sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan  diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah.  Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.(QS. 2:74) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Baqarah 74 
 
 ثُمَّ  قَسَتْ قُلُوبُكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ  قَسْوَةً وَإِنَّ مِنَ الْحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنْهُ  الْأَنْهَارُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ الْمَاءُ  وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَمَا اللَّهُ  بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ (74 Dalam ayat ini Allah mengungkapkan  watak orang-orang Yahudi. Sesudah mereka diberi petunjuk ke jalan yang  benar dan mereka sudah pula memahami kebenaran itu, mereka lari din  padanya dan hati mereka keras membatu bahkan lebih keras lagi. Allah  mengumpamakan hati orang Yahudi itu dengan batu untuk menunjukkan  kekerasan hati mereka untuk menerima petunjuk Allah. Bahkan mungkin  lebih keras lagi. Walau bagaimanapun kerasnya batu tetapi pada suatu  saat dan oleh suatu sebab dapat belah atau retak. Dan dari batu yang  retak itu memancarlah air dan kemudian berkumpul menjadi anak-anak  sungai. Kadang-kadang batu-batu itu jatuh dari gunung karunia patuh  kepada kekuasaan Allah. Demikianlah halnya hati orang Yahudi lebih keras  dari batu bagaikan tak mengenal retak sedikit pun. Hati mereka tak  terpengaruh oleh ajaran-ajaran agama ataupun nasihat-nasihat yang  biasanya dapat menembus hati manusia. Namun demikian di antara hati yang  keras membatu itu terdapat hati yang disinari iman, sehingga hati itu  berubah dari kekerasan menjadi lembut karunia takut kepada Allah swt. Yang  demikian itu banyak disaksikan dalam kehidupan sehari-hari. Hati yang  tadinya biasa membangkang menentang agama akhirnya menjadi lembut, orang  yang biasanya berbuat maksiat menjadi orang yang taat berkat petunjuk  Allah swt.
 Allah berfirman:
 
 
 
 وَإِنَّ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ  لَمَنْ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ وَمَا أُنْزِلَ  إِلَيْهِمْ خَاشِعِينَ لِلَّهِ لَا يَشْتَرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ ثَمَنًا  قَلِيلًا أُولَئِكَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ إِنَّ اللَّهَ  سَرِيعُ الْحِسَابِ Artinya: Dan sesungguhnya di antara ahli  kitab ada orang yang beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan  kepada kamu dan yang diturunkan kepada mereka, sedang mereka berendah  hati kepada Allah dan mereka tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan  harga yang sedikit, mereka memperoleh pahala di sisi Tuhannya.  Sesungguhnya Allah amat cepat memperhitungkannya. (Q.S Ali Imran: 199)
 Demikian pula pada ayat lain Allah berfirman:
 
 
 
 وَمِنَ  الْأَعْرَابِ مَنْ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَيَتَّخِذُ  مَا يُنْفِقُ قُرُبَاتٍ عِنْدَ اللَّهِ وَصَلَوَاتِ الرَّسُولِ Artinya: Dan  di antara orang-orang Badui itu ada orang-orang yang beriman kepada  Allah dan hari kemudian dan memandang apa yang dinafkahkannya (di jalan  Allah) itu sebagai jalan mendekatkannya kepada Allah dan sebagai jalan  untuk memperoleh doa rasul. (Q.S At Taubah: 99)
 |  | 
   | 75 | Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan  percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah,  lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka  mengetahui.(QS. 2:75) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Baqarah 75 
 
 أَفَتَطْمَعُونَ  أَنْ يُؤْمِنُوا لَكُمْ وَقَدْ كَانَ فَرِيقٌ مِنْهُمْ يَسْمَعُونَ  كَلَامَ اللَّهِ ثُمَّ يُحَرِّفُونَهُ مِنْ بَعْدِ مَا عَقَلُوهُ وَهُمْ  يَعْلَمُونَ (75 Dalam ayat ini Allah mengarahkan kembali firman-Nya  kepada orang-orang mukmin agar mereka jangan terlalu banyak  mengharapkan akan berimannya orang-orang Yahudi karunia watak mereka  tidaklah jauh berbeda dengan watak nenek moyang mereka. Hal yang  demikian itu disebabkan adanya pendeta-pendeta Yahudi pada zaman dahulu  yang mempelajari Taurat dan memahaminya kemudian merubah pengertiannya  bahkan mengganti ayat-ayatnya dengan sengaja. Mereka sebenarnya  menyadari bahwa mereka telah melakukan penyelewengan dengan memutar  balikkan isi Taurat itu. Pelajaran agama yang sudah diputar balikkan  itulah yang diajarkan kepada keturunannya. Dan orang Yahudi pada zaman  Rasul saw. berpegang teguh dengan ajaran nenek moyang mereka yang keliru  itu.
 Keinginan yang besar dari Nabi saw. dan kaum muslimin supaya  orang Yahudi beriman dan mengikuti tuntunan Islam disebabkan agama  mereka paling dekat dengan Islam lagi mereka mempunyai Al Kitab dari  Allah.
 |  | 
   | 76 | Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang  yang beriman, mereka berkata: `Kamipun telah beriman`, tetapi apabila  mereka berada sesama mereka saja, mereka berkata: `Apakah kamu  menceritakan kepada mereka apa yang telah diterangkan Allah kepadamu,  supaya dengan demikian mereka dapat mengalahkan hujjahmu di hadapan  Tuhanmu; tidakkah kamu mengerti?`(QS. 2:76) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Baqarah 76 
 
 وَإِذَا  لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَا بَعْضُهُمْ إِلَى  بَعْضٍ قَالُوا أَتُحَدِّثُونَهُمْ بِمَا فَتَحَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ  لِيُحَاجُّوكُمْ بِهِ عِنْدَ رَبِّكُمْ أَفَلَا تَعْقِلُونَ (76  Ayat  ini memberitakan tentang beberapa watak orang-orang Yahudi yang tak  dapat diharapkan lagi iman mereka, yaitu watak mereka menyerupai watak  orang munafik dan juga menerangkan tingkah laku mereka.
 Ayat ini  menjelaskan bahwa apabila orang-orang Yahudi yang bersikap munafik  berjumpa dengan para sahabat Nabi saw mereka berkata, "Kami juga beriman  seperti kamu, kami mengakui bahwa kamu dalam kebenaran dan bahwa  Muhammad saw itu memang pesuruh Allah yang telah diterangkan di dalam  kitab Taurat." Mereka mengucapkan kata-kata itu dengan maksud untuk  menenteramkan hati orang-orang Aus dan Khazraj yang pernah menjadi teman  sekutu mereka. Tetapi ketika mereka berada di tengah-tengah kaumnya,  mereka dicela oleh kaumnya itu dengan mengatakan, "Mengapa mereka  mengabarkan kepada orang Islam apa yang diterangkan Allah tentang  kedatangan Nabi Muhammad saw. secara khusus di dalam Taurat. Seharusnya  kabar itu dirahasiakan dan tidak boleh seorangpun mengetahuinya karunia  kalau rahasia itu dibukakan, berarti orang-orang mukmin mempunyai alasan  yang kuat untuk mengatakan hujah-hujah mereka sendiri di hadapan Allah.
 Tindakan yang demikian dianggap oleh mereka sebagai perbuatan  tercela, tidak diperkirakan sebelumnya akibat yang buruk dari padanya.
 |  | 
   | 77 | Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah mengetahui segala yang mereka sembunyikan dan segala yang mereka nyatakan?(QS. 2:77) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Baqarah 77 
 
 أَوَلَا يَعْلَمُونَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ (77  Ayat  ini sebagai celaan dan pukulan bagi orang Yahudi terutama bagi para  pemalsu yang menyembunyikan sifat-sifat Nabi dan merubah-rubah kitab  suci, seolah-olah mereka hendak menyembunyikan kekafiran dan kedustaan  mereka.
 Allah mengetahui tentang apa-apa yang mereka lahirkan  (tampakkan), yaitu memperlihatkan keimanan dan bermuka manis. Apabila  mereka beriman bahwa Allah mengetahui segala sesuatu, mengapakah mereka  tidak takut akan azab Allah? Allah mengetahui apa yang nampak dan  mengetahui pula apa yang tersembunyi. Allah akan memberikan balasan  terhadap perbuatan mereka itu dengan menimpakan kehinaan pada mereka di  dunia dan siksa yang pedih di akhirat.
 |  | 
   | 78 | Dan di antara mereka ada yang buta huruf,  tidak mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan  mereka hanya menduga-duga.(QS. 2:78) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Baqarah 78 
 
 وَمِنْهُمْ أُمِّيُّونَ لَا يَعْلَمُونَ الْكِتَابَ إِلَّا أَمَانِيَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَظُنُّونَ (78 Dalam  ayat ini Allah menceritakan orang-orang awam pengikut-pengikut mereka  yang mengikuti saja kemauan pendeta-pendeta yang memutar balikkan isi  Taurat, baik pemimpin ataupun pengikutnya, keduanya dalam kesesatan. Di  antara orang-orang Yahudi itu ada golongan ummi yaitu orang-orang yang  beta huruf, tidak dapat membaca dan menulis. Mereka hanya dapat  menghafal-hafal Kitab Taurat tetapi mereka tidak dapat memahami makna  dan kandungan isinya dan amal perbuatannyapun tidak dapat mencerminkan  apa yang dimaksud oleh isi Taurat itu. Mereka ini adalah kaum yang  hanya mendasarkan sesuatu kepada sangkaan saja tidak sampai kepada  martabat keyakinan yang berdasarkan keterangan-keterangan yang pasti  yang tidak ada keraguan lagi. Orang-orang Yahudi itu memang banyak  ingkar terhadap kebenaran, meskipun kebenaran itu telah terang dan  jelas. Dan banyak mendustakan ayat-ayat Allah dan paling banyak tertipu  oleh dirinya sendiri serta suka memakan harta orang lain dengan cara  haram, seperti riba, mengicuh dan suap. Dalam pada itu mereka menganggap  bahwa mereka adalah orang yang paling utama di antara bangsa di dunia.
 |  | 
   | 79 | Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang  yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya:  `Ini dari Allah`, (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang  sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka,  karena apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan  besarlah bagi mereka, karena apa yang mereka kerjakan.(QS. 2:79) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Baqarah 79 
 
 فَوَيْلٌ  لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَذَا  مِنْ عِنْدِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا فَوَيْلٌ لَهُمْ  مِمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا يَكْسِبُونَ (79  Kemudian  sesudah Allah menerangkan mereka yang berpegang kepada sangkaan belaka,  maka disusullah dalam ayat ini dengan keterangan tentang orang-orang  yang terlibat dalam pemalsuan kitab suci yaitu mereka yang menyesatkan  dengan mengada-adakan dusta terhadap Allah dan memakan harta orang lain  dengan secara tidak sah.
 Orang-orang yang bersifat seperti itu akan  ditimpakan kepada mereka kecelakaan yang besar terutama kepada pendeta  mereka yang menulis kitab Taurat dengan menuruti kemauannya sendiri,  kemudian mengatakan kepada orang awam, bahwa inilah Taurat yang  sebenarnya.
 Mereka berbuat begitu adalah untuk mendapatkan keuntungan duniawi seperti pangkat, kedudukan dan harta benda.
 Allah  menerangkan bahwa keuntungan yang mereka ambil itu adalah amat murah  (sedikit), dibanding dengan kebenaran yang dijualnya itu yang sebenarnya  sangat mahal dan tinggi nilainya. Kemudian Allah mengulangi ancaman-Nya  terhadap kelakuan Pendeta Yahudi itu, bahwa kepada mereka akan  ditimpakan siksa yang pedih.
 Pendeta-pendeta Yahudi yang telah menulis Taurat itu telah melakukan tiga kejahatan, yaitu:
 1.Menyembunyikan sifat-sifat Nabi saw yang tersebut dalam Taurat.
 2.Mengadakan dusta kepada Allah.
 3.Mengambil harta orang dengan cara yang tidak sah.
 Muhammad  Abduh berkata, "Barang siapa ingin mengetahui perilaku orang orang  Yahudi masa lalu, hendaklah ia melihat dan memperhatikan perilaku mereka  pada masa sekarang. Maka akan terlihat perilaku mereka dalam lembaran  yang terang dan jelas. Akan terlihat pula kitab yang disusun mengenai  akidah dan hukum-hukum agama yang telah dibelokkan dari maksud-maksud  yang sebenarnya, dirubah sehingga menimbulkan kekacauan pada manusia dan  kerusakan dalam agama mereka".
 Para pendeta itu berkata, "Kitab ini  dari Allah". Padahal kitab itu sama sekali bukan dari Allah.  Sesungguhnya kitab tersebut hanyalah menghambat manusia untuk  memperhatikan kitab Allah dan petunjuk-petunjuk yang ada di dalamnya.  Perbuatan yang demikian itu hanyalah dilakukan oleh salah satu di antara  dua orang :
 1.Orang yang memang keluar dari agama, yang sengaja  merusak agama dan menyesatkan pengikut-pengikutnya. Ia memakai pakaian  agama dan menampakkan diri sebagai orang yang mengadakan perbaikan untuk  menipu manusia agar orang-orang tersebut menerima apa yang dia tulis  dan apa yang dia katakan.
 2.Orang yang sengaja menakwilkan dan  sengaja membuat tipu muslihat agar mudah bagi manusia menyalahi agama.  Orang ini berbuat demikian adalah untuk mencari harta dan kemegahan.
 |  | 
   | 80 | Dan mereka berkata: `Kami sekali-kali tidak  akan disentuh oleh api neraka, kecuali selama beberapa hari saja.`  Katakanlah: `Sudahkah kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah  tidak akan memungkiri janji-Nya, ataukah kamu hanya mengatakan terhadap  Allah apa yang tidak kamu ketahui?`(QS. 2:80) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Baqarah 80 
 
 وَقَالُوا  لَنْ تَمَسَّنَا النَّارُ إِلَّا أَيَّامًا مَعْدُودَةً قُلْ  أَتَّخَذْتُمْ عِنْدَ اللَّهِ عَهْدًا فَلَنْ يُخْلِفَ اللَّهُ عَهْدَهُ  أَمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ (80 Dalam ayat  ini Allah menyebutkan lagi segi lain dari kedurhakaan orang Yahudi yaitu  mengenai anggapan mereka bahwa mereka tidak dibakar oleh api neraka  kecuali hanya berapa hari saja.
 Maksudnya tidak kekal di dalam  neraka karunia mereka adalah putra dan kekasih-kekasih Allah. Kebanyakan  orang Yahudi berpendapat bahwa mereka dimakan api selama tujuh hari.  Karena umur dunia menurut pendapat mereka 7000 tahun. Maka barangsiapa  di antara mereka yang tidak memperoleh keselamatan dan kemenangan serta  kebahagiaan, maka mereka akan mendekam dalam neraka selama 7 hari.  Tiap-tiap sehari lamanya seperti 1000 tahun.
 Ada yang berpendapat bahwa mereka dimakan api selama 40 hari, yaitu selama mereka menyembah anak sapi.
 |  | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar