| Membangun Keluarga Sakinah | 
| oleh : Admin | 
| يَا  أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ  وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا  وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ  إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا Yaa ai-yuhaannaasuuttaquu rabbakumul-ladzii  khalaqakum min nafsin waahidatin wakhalaqa minhaa zaujahaa wabats-tsa  minhumaa rijaaalan katsiiran wanisaa-an waattaquullahal-ladzii  tasaa-aluuna bihi wal arhaama innallaha kaana 'alaikum raqiiban Hai sekalian manusia,  bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang  diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada  keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang  banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan)  nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan  silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (QS.  4:1 وَمِنْ  آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا  إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ  لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ Wamin aayaatihi an khalaqa lakum min anfusikum  azwaajan litaskunuu ilaihaa waja'ala bainakum mawaddatan warahmatan inna  fii dzalika li-aayaatin liqaumin yatafakkaruun(a) Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya  ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya  kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya  diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu  benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS. 30:21) B. Pengertian Ditinjau dari sisi lughah (bahasa) sakinah berasal dari kata “Sakana” yang berarti “Tenang, Tenteram, Damai” sedang dari sisi istilahi bermakna “Keluarga  yang terbangun atas dasar cinta kasih dan kasih sayang serta rahmah  dengan bimbingan Allah swt dan tuntunan Rasulullah saw, sehingga  terbentuk rumah tangga yang tenang, tenteram dan damai”   C. Esensi Nikah Secara bahasa (lughah) “Nikah” berasal  dari kata “Nakaha” yang berarti “Berkumpul, Bersatu atau Bersinergi”  oleh karena itu, berkeluarga secara esensial adanya sinergi dalam  membangun rumah tangga yang terdiri dari suami, istri dan anak dengan  memahami peran masing-masing. Maka orang yang menikah mestinya  berkeinginan untuk tetap bersatu, tidak ada niatan bercerai, melainkan  hidup dalam kebersamaan dan kebahagiaan. Oleh karena itu, semangat  persatuan dan perdamaian antara suami, istri dan anak-anak harus  dipertahankan karena menikah itu akan berdampak berbagai macam antara  lain : 
 زُيِّنَ  لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ  وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ  الْمُسَوَّمَةِ وَالأنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ  الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ Zui-yina li-nnaasi hubbusy-syahawaati minannisaa-i  wal baniina wal                                  qanaathiiril  muqantharati minadz-dzahabi wal fidh-dhati  wal khailil musau-wamati wal an'aami wal hartsi dzalika mataa'ul  hayaatiddunyaa wallahu 'indahu husnul maaab(i) "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia  kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita,  anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,  binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup  di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)."  (QS.3:14) 
 D. Landasan Nikah Berbagai macam alasan mengapa seseorang  itu menikah, dari yang bersifat instingtif, lahiriah/fisik sampai yang  bersifat alasan agama dan hal tersebut memang dibolehkan dalam agama  seperti dalam hadits Rasulullah saw yang artinya “Dinikahi seorang  wanita karena empat pilihan, karena kecantikannya, karena hartanya,  karena keturunannya dan     karena agamanya, maka pilihlah yang taat  beragama engkau akan selamat”  Demikianlah arti dari hadits Rasulullah,  yang menyerahkan pilihan kepada setiap orang tetapi Nabi menggaris  bawahi untuk menentukan pilihannya yang taat beragama, baik calon  mempelai pria atau wanita. Dari apa yang disampaikan oleh Nabi tersebut  luas pengertiannya, dan dalam maksudnya, maka disinilah kunci awal  kesuksesan seseorang dalam berkeluarga, apa yang mendasari seseorang  untuk memutuskan dirinya menikah. Dalam Al-Qur’an Allah swt memberikan  gambaran beberapa alasan seseorang menikah : 
 E. Model (gaya) Rumah Tangga Dari sebuah survey terbatas ternyata di  masyarakat kita ada 6 (enam) macam gaya rumah tangga, kita boleh  menentukan kira-kira rumah tangga kita yang ada sekarang dan yang telah  dibangun saat ini sepertia apa, adapun prototype  model (gaya) dari ke  enam rumah tangga dimaksud adalah sebagai berikut : 
 Dari penjelasan model (gaya) rumah  tangga tersebut diatas, maka rumah tangga yang terbaik adalah model  (gaya) masjid, adapun prototype keluarga sakinah model masjid adalah  sebagai berikut : 
 G. Jalan Menuju Keluarga Sakinah Rumah tangga sakinah tidak datang begitu  saja dari langit, maka harus ditempuh melalui langkah-langkah dan  dirancang, dipahami, dilaksanakan dengan komitmen dan selalu saling  mengevaluasi, adapun langkah-langkah menuju keluarga sakinah adalah  sebagai berikut : 
 وَكَيْفَ تَأْخُذُونَهُ وَقَدْ أَفْضَى بَعْضُكُمْ إِلَى بَعْضٍ وَأَخَذْنَ مِنْكُمْ مِيثَاقًا غَلِيظًا Wakaifa ta'khudzuunahu waqad afdha ba'dhukum ila ba'dhin waakhadzna minkum miitsaaqan ghaliizhan "Bagaimana kamu akan mengambilnya  kembali, Padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang  lain sebagai suami-isteri. dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil  dari kamu Perjanjian yang kuat."(QS.4:21) 
 أُحِلَّ  لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَائِكُمْ هُنَّ لِبَاسٌ  لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ  تَخْتَانُونَ أَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ فَالآنَ  بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا  حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الأبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الأسْوَدِ  مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ وَلا  تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ تِلْكَ حُدُودُ  اللَّهِ فَلا تَقْرَبُوهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ  لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ Uhilla lakum lailatash-shiyaamirrafatsu ila  nisaa-ikum hunna libaasun lakum wa-antum libaasun lahunna 'alimallahu  annakum kuntum takhtaanuuna anfusakum fataaba 'alaikum wa'afaa 'ankum  fal-aana baasyiruuhunna waabtaghuu maa kataballahu lakum wakuluu  waasyrabuu hatta yatabai-yana lakumul khaithul abyadhu minal khaithil  aswadi minal fajri tsumma atimmuush-shiyaama ilallaili walaa  tubaasyiruuhunna wa-antum 'aakifuuna fiil masaajidi tilka huduudullahi  falaa taqrabuuhaa kadzalika yubai-yinullahu aayaatihi li-nnaasi  la'allahum yattaquun(a) "Dihalalkan bagi kamu pada malam hari puasa, bercampur dengan  istri-istri kamu, mereka itu adalah pakaian, dan kamu pun adalah pakaian  bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan  nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu.  Maka sekarang campurilah mereka, dan carilah apa yang telah ditetapkan  Allah untukmu, dan makan minumlah, hingga terang bagimu benang putih  dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai  malam, (maka) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu  (banyak-banyaklah) beri'tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka  janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya  kepada manusia, supaya mereka bertaqwa." – (QS.2:187) 
 H. Cara Membangun Keluarga Sakinah Dalam membangun rumah tangga sakinah  harus diperhatikan dan dibangun terlebih dahulu pondasinya, sebab  apabila pondasinya kuat, maka akan kuat pula bangunan di atasnya adapun  pondasi yang dimaksud adalah : 
 I. Indikator Keluarga Sakinah Berdasarkan Sabda Rasulullah saw, ada empat indicator kebahagiaan keluarga seseorang adalah : 
 Dalam hadits lain Rasulullah mengutarakan : 
 J. Penutup. Demikian tulisan yang sederhana ini  semoga dapat kiranya menjadi bahan diskusi, perenungan dan apabila  dinilai baik sesuai dengan petunjuk Allah swt dan tuntunan Rasulullah  saw, bagi yang menghendaki rumah tangganya sakinah dengan bermodalkan  mawadah, rahmah dan penuh dengan keridhaan Allah swt sebagai bentuk dari  pengejawantahan dari pengamalan ajaran Islam dengan baik maka hal ini  dapat menjadi bahan masukan bagi para pembaca yang budiman. Sumber : Al Qur'an dan Hadits | 
 








 

 
 



Tidak ada komentar:
Posting Komentar