| 1 | Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun,(QS. 95:1) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Tiin 1 
 
 وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ (1 Di  dalam ayat ini Allah bersumpah dengan "tin" yaitu semacam buah-buahan  untuk makanan manusia. Dan Allah bersumpah dengan zaitun, yaitu semacam  buah-buahan yang dimakan oleh manusia juga.
 |  
 
 | 
   | 2 | dan demi bukit Sinai,(QS. 95:2) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Tiin 2 
 
 وَطُورِ سِينِينَ (2 Dengan  ayat ini Allah memperingatkan kepada manusia akan suatu kejahatan dan  tanda kebesaran-Nya yang disaksikan oleh Nabi Musa A.S. dan kaum beliau  ketika Dia menurunkan Kitab Taurat kepadanya yang menarik manusia dari  kegelapan syirik kepada nur tauhid sesudah segenap pelosok bumi dikotori  oleh kekafiran. Sesudah nabi Musa A.S. meninggal, para nabi dan kaum  mereka masing-masing berpegang kepada syariat Nabi Musa, kemudian  syariat Musa ini mengalami perubahan dan penggantian sehingga datanglah  Nabi Isa membersihkan kembali syariat Nabi Musa itu. Sesudah itu terjadi  pula perselisihan antara kaum Nabi Isa dalam agama mereka sebagaimana  yang terjadi pada umat-umat Nabi sebelum mereka, sehingga Allah berkenan  melindungi manusia dengan mengutus Nabi Muhammad SAW. yang ditegaskan  dengan firman-Nya berikut ini.
 |  
 
 | 
   | 3 | dan demi kota (Mekah) ini yang aman,(QS. 95:3) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Tiin 3 
 
 وَهَذَا الْبَلَدِ الْأَمِينِ (3 Allah  SWT. menegaskan bahwa Dia memuliakan negeri Mekah karena kelahiran Nabi  Muhammad SAW. dan Baitul Haram terdapat di sana Allah bersumpah dengan  empat nama tersebut karena empat nama itu tidak asing lagi bagi seluruh  umat manusia tentang pengaruh dan peranannya dalam melepaskan manusia  dari alam kegelapan kepada cahaya yang terang benderang.
 |  
 
 | 
   | 4 | sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.(QS. 95:4) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Tiin 4 
 
 لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ (4 Dalam  ayat ini Allah menegaskan bahwa Dia telah menjadikan manusia makhluk  ciptaan-Nya yang paling baik; badannya lurus ke atas, cantik parasnya,  mengambil dengan tangan apa yang dikehendakinya; bukan seperti  kebanyakan binatang yang mengambil benda yang dikehendakinya dengan  perantaraan mulut. Kepada manusia diberikan-Nya akal dan dipersiapkan  untuk menerima bermacam-macam ilmu pengetahuan dan kepandaian; sehingga  dapat berkreasi (berdaya cipta) dan sanggup menguasai alam dan binatang.
 Tetapi manusia kadang-kadang lupa akan dasar perbedaannya dan  mengira bahwa dia tidak berbeda dengan binatang lainnya. Lalu ia  melakukan hal-hal yang bertentangan dengan akal yang sehat dan tidak  sesuai dengan fitrahnya. Dikumpulkannya perhiasan dunia dan apa saja  yang sanggup dicapainya untuk memenuhi hawa nafsunya. Dilupakan semua  yang bermanfaat baginya untuk kebahagiaan hidup di hari kemudian dan  tidak dihiraukannya apa yang dianjurkan oleh Tuhannya yang akan  menyampaikannya kepada kebahagiaan yang kekal abadi; sesuai dengan  maksud firman Allah dalam ayat lain:
 
 Artinya:يوم لا ينفع مال ولا بنون إلا من أتى الله بقلب سليم
 /10  "(Yaitu) pada hari harta dan anak laki-laki tidak berguna, kecuali  orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih". (Q.S Asy  Syu'ara': 88-99)
 |  
 
 | 
   | 5 | Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),(QS. 95:5) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Tiin 5 
 
 ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ (5 Dalam  ayat ini Allah menegaskan bahwa jiwa manusia tersebut telah dikuasai  oleh kejahatan, terbenam dalam, kesesatan, lupa akan fitrah kejadiannya,  terpengaruh oleh nafsu kebinatangannya dan terjerumus ke dalam jurang  keonaran dan dosa. Kecuali orang-orang yang tetap pada fitrahnya, yaitu  orang-orang yang dilindungi dan dipelihara oleh Allah.
 |  
 
 | 
   | 6 | kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.(QS. 95:6) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Tiin 6 
 
 إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ (6 Dalam  ayat ini Allah mengungkapkan bahwa manusia yang terpelihara dari  keterjerumusannya ke lembah kehinaan dan dosa, hanyalah orang-orang yang  jiwanya telah diresapi oleh iman. Serta orang-orang yang mengakui bahwa  alam semesta ini ada penciptanya yang mengatur semua urusannya dan  membentuk syariat-syariat untuk hamba-Nya yang harus dipatuhi.
 Dan  mereka yakin pula bahwa bagi setiap kejahatan ada ancamannya, begitu  pula bagi kebaikan ada pula ganjarannya. Mereka akan menerima pahala  amal saleh bila mereka telah dihidupkan kembali pada, Hari Kiamat  setelah dihisab, mereka itu ialah para pengikut Nabi dan orang yang  mendapat petunjuk dari para nabi kepada jalan yang benar.
 |  
 
 | 
   | 7 | Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu?(QS. 95:7) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Tiin 7 
 
 فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِالدِّينِ (7 Dalam  ayat ini Allah mencemoohkan orang-orang musyrik atas keberanian mereka  mendustakan hari pembalasan, atas amal perbuatan manusia setelah nampak  dengan jelas kepada mereka tanda-tanda kebenarannya. Apakah sebabnya  manusia mendustakan hari pembalasan amal perbuatannya sedangkan  bukti-bukti tentang datangnya hari pembalasan itu sudah jelas?  Sesungguhnya Allah yang menciptakan manusia dari nutfah (mani) sehingga  menjadi manusia yang sempurna kuasa pula untuk menghidupkannya sesudah  mati. Barangsiapa yang meyakini, kemudian ia mengingkarinya kembali,  maka sungguh ia telah buta mata hatinya dan sesat dalam perjalanannya.
 |  
 
 | 
   | 8 | Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?(QS. 95:8) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Tiin 8 
 
 أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ (8 Kemudian  Allah dalam ayat ini menambah keterangan yang menguatkan penegasan-Nya  yang baru lalu dalam bentuk pertanyaan; "Bukankah Allah itu Hakim yang  seadil-adilnya?" Itulah sebabnya maka Allah mengadakan hari pembalasan  bagi manusia agar manusia itu dapat memelihara kedudukan dan kehormatan  yang telah disediakan Allah baginya menurut fitrah, tetapi manusia jatuh  ke tempat yang paling rendah karena kebodohannya. Oleh karena kasih  sayang Allah maka diutusnya kepada manusia para rasul yang membawa  berita gembira dan berita yang menakutkan disertai syariat-syariat yang  menunjuki jalan bagi mereka ke jalan yang benar.
 |  
 
 | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar