Sabtu, 01 Februari 2014

TAFSIR AL QUR'AN SURAH AL-HASYR AYAT 1 - 20 ( 01 )

Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR] : HASYR
Ayat [24]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:1/2
1 Telah bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi; dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS. 59:1)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hasyr 1 

سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (1

Ayat ini menerangkan bahwa telah bertasbih kepada Allah SWT dan mengagungkan-Nya segala yang ada di langit dan segala yang ada di bumi, dengan menyucikan-Nya dari sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya baik dengan ucapan, perbuatan maupun dengan pernyataan hati sanubarinya.
Ayat yang lain sama maksudnya dengan ayat ini Allah berfirman:


تسبح له السموات السبع والأرض ومن فيهن وإن من شيء إلا يسبح بحمده ولكن لا تفقهون تسبيحهم إنه كان حليما غفورا
Artinya:
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan-tidak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
(Q.S. Al-Isra': 44)
Dari ayat pertama ini dipahami bahwa seluruh makhluk Allah yang di langit dan di bumi, baik berupa makhluk hidup, seperti manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya, maupun makhluk mati seperti batu. air, udara, planet, sungai-sungai dan sebagainya, bertasbih kepada-Nya. Masing-masing bertasbih menurut keadaan dan kejadiannya.
Jika diperhatikan seluruh makluk Allah yang ada, akan diketahui bahwa tiap-tiap makhluk itu tunduk kepada hukum dan ketetapan yang telah ditentukan baginya, seakan-akan makhluk-makhluk itu tidak sanggup melepaskan diri dari hukum dan ketetapan itu. Jika ia melanggar hukum dan ketetapan itu, niscaya ia akan rusak atau hancur.
Sebagai contoh ialah hukum air yang mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Air hujan yang turun dari langit menimpa daerah pegunungan, akan tertahan alirannya jika ada yang menahannya. Yang menahannya ialah tumbuh-tumbuhan yang tumbuh dengan subur di pegunungan. Dengan adanya tumbuh-tumbuhan, maka air akan masuk ke dalam, tanah melalui akar tumbuh-tumbuhan itu, sehingga air hujan itu tidak langsung mengalir ke tempat yang rendah, tetapi alirannya itu seakan-akan diatur sedemikian rupa sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk minum, pertanian dan sebagainya. Jika suatu daerah pegunungan adalah suatu daerah yang tandus, maka air hujan itu tidak ada yang menahannya tetapi langsung mengalir ke tempat yang rendah menuju ke laut, sehingga air hujan itu tidak dapat dimanfaatkan manusia, bahkan dapat merusak manusia dengan adanya bahaya banjir dan kekeringan musim kemarau. Dalam hal ini air tunduk kepada hukum dan ketetapan yang ditetapkan Allah. Tidak seorang pun yang dapat mengingkari hukum dan ketetapan itu, termasuk manusia sendiri. Jika manusia memusnahkan hutan, maka bahayanya langsung menimpa mereka, sebaliknya jika mereka memeliharanya dengan baik, maka manfaatnya langsung pula mereka terima.
Banyak lagi contoh yang lain, yang menunjukkan bahwa seluruh makhluk wajib tunduk dan patuh kepada hukum Allah, seperti hukum daya tarik bumi, hukum yang berlaku bagi manusia, yaitu barang siapa yang rajin ia akan berhasil, dan barang siapa yang pemalas ia tidak akan berhasil. Semua manusia harus tunduk kepada hukum ini. Mengikuti hukum dan ketetapan Allah dengan sebaik-baiknya itu berarti bertasbih kepada-Nya.
Sebagaimana telah diterangkan pada ayat-ayat yang lalu bahwa hukum Allah itu berupa sunatulah, yaitu hukum yang berlaku di alam ini, dan syariat yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Manusia wajib tunduk dan patuh kepada sunatullah dan kepada syariat Allah, sedangkan makhluk-makhluk yang lain harus tunduk kepada sunatullah. Manusia Yang tunduk kepada kedua hukum Allah itu adalah manusia yang berbahagia hidupnya di dunia dan di akhirat
Pada akhir ayat ini ditegaskan bahwa Allah SWT Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Maksudnya ialah bahwa Allah Pencipta semesta alam adalah Zat Maha Perkasa, tidak ada sesuatupun yang dapat melanggar hukum dan ketetapan-ketetapan-Nya. Barangsiapa yang menentang dan melanggarnya akan merasakan akibatnya baik secara langsung atau tidak. Seandainya di dunia mereka belum merasakan dan menerima akibatnya, di akhirat pasti akan merasakannya. Dia-lah yang menciptakan segala sesuatu dan dalam menciptakan segala sesuatu itu, Dia mengetahui dengan pasti faedah dan kegunaannya. Dia mengetahui dengan pasti sebab sesuatu diciptakan dan mengetahui dengan pasti pula akibat-akibat yang akan ditimbulkan ciptaan-Nya itu, baik akibatnya itu besar atan kecil.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Hasyr 1 

سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (1

(Bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi) semuanya memahasucikan-Nya. Huruf lam pada lafal lillaahi adalah zaidah; ungkapan dengan memakai lafal maa, karena lebih memprioritaskan makhluk yang tidak berakal yang jumlahnya lebih banyak (dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana) di dalam kerajaan-Nya dan dalam perbuatan-Nya.
2 Dialah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran kali yang pertama. Kamu tiada menyangka, bahwa mereka akan keluar dan merekapun yakin, bahwa benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari (siksaan) Allah; maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah melemparkan ketakutan ke dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang yang beriman. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan.(QS. 59:2)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hasyr 2 

هُوَ الَّذِي أَخْرَجَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مِنْ دِيَارِهِمْ لِأَوَّلِ الْحَشْرِ مَا ظَنَنْتُمْ أَنْ يَخْرُجُوا وَظَنُّوا أَنَّهُمْ مَانِعَتُهُمْ حُصُونُهُمْ مِنَ اللَّهِ فَأَتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ حَيْثُ لَمْ يَحْتَسِبُوا وَقَذَفَ فِي قُلُوبِهِمُ الرُّعْبَ يُخْرِبُونَ بُيُوتَهُمْ بِأَيْدِيهِمْ وَأَيْدِي الْمُؤْمِنِينَ فَاعْتَبِرُوا يَا أُولِي الْأَبْصَارِ (2

Dalam ayat ini diterangkan bahwa di antara bukti keperkasaan Allah dan kebijaksanaannya ialah Dia mengusir orang Yahudi dari kota Madinah. Atas pertolongan-Nyalah kaum muslimin mengusir mereka dari tempat kediaman mereka, padahal mereka sebelumnya adalah orang-orang yang mempunyai kekuatan.
Sejak sebelum lahirnya Nabi Isa A.S., orang-orang Yahudi telah berdiam di kota Madinah. Mereka terdiri atas tiga suku, yaitu suku Bani Qainuqa, suku Bani Nadir dan suku Bani Quraizah. Setelah Nabi Muhammad SAW. hijrah ke Madinah make beliau mengadakan perjanjian damai dengan ketiga suku itu. Di antara isi perjanjian damai itu ialah:
1. Kaum muslimin dan orang-orang Yahudi sama-sama berusaha menciptakan suasana damai di kota Madinah, masing-masing mereka dibebaskan memeluk agama yang mereka anut.
2. Kaum muslimin dan orang-orang Yahudi wajib bertolong-tolongan dan wajib memerangi setiap orang atau kabilah lain yang hendak menyerang kota Madinah.
3. Barangsiapa di antara masing-masing mereka yang bertempat tinggal di dalam atau di luar kota Madinah, wajib dipelihara keamanannya dan harta mereka.
4. Seandainya terjadi perselisihan atau pertentangan antara kaum muslimin dan orang-orang Yahudi, yang tidak dapat diselesaikan, make urusannya diserahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Sekalipun telah diadakan perjanjian damai seperti diterangkan, dalam hati orang-orang Yahudi masih tertanam rasa dengki dan iri hati kepada Nabi Muhammad dan kaum muslimin. Mereka menganggap diri mereka sebagai putra dan kekasih Allah, karena itu Rasul dan kenabian itu adalah hak mereka sebagai orang Yahudi, sedangkan suku bangsa yang lain tidak berhak atas kedudukan yang diberikan Allah itu. Perasaan dengki dan iri hati mereka itu semakin bertambah setelah mereka melihat keberhasilan Muhammad menyebarkan agama Islam yang semakin hari semakin berkembang, sedangkan mereka tidak mampu menghalanginya. Sekalipun demikian mereka selalu mengintai-intai kesempatan untuk melaksanakan keinginan mereka.
Keadaan mereka itu diterangkan dalam firman Allah SWT:


ود كثير من أهل الكتاب لو يردونكم من بعد إيمانكم كفارا حسدا من عند أنفسهم من بعد ما تبين لهم الحق فاعفوا واصفحوا حتى يأتي الله بأمره إن الله على كل شيء قدير
Artinya:
Sebagian besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka sampai Allah mendatangkan perintah Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
(Q.S. Al-Baqarah: 109)
Mula-mula mereka mencoba mematahkan Muhammad SAW. dengan cara berdebat, tetapi mereka selalu gagal dalam mematahkan alasan-alasan yang dikemukakan Rasulullah SAW. Karena itu mereka mulai menempuh cara kekerasan, provokasi dan fitnah. Mula-mula Bani Qainuqa' melanggar perjanjian damai yang telah dibuat dengan Rasulullah. Pada suata hari seorang wanita Arab muslimah masuk pasar Bani Qainuqa'. lalu mereka menganiayanya. Seorang Arab yang kebetulan sedang lewat di tempat itu mencoba membelanya, tetapi ia dikeroyok dan dipukuli sampai meninggal dunia. Perbuatan Bani Qainuqa' ini menimbulkan amarah kaum muslimin, sehingga terjadilah perkelahian antara Bani Qainuqa' dan kaum muslimin, yang menimbulkan kerugian harta dan jiwa kedua .belah pihak. Rasulullah SAW. berusaha mendamaikannya, tetapi mereka selalu mengingkarinya dan melakukan keonaran. Karena sikap mereka yang selalu menunjukkan permusuhan kepada kaum muslimin dan membahayakan keamanan kota Madinah, maka Rasulullah mengambil keputusan mengusir mereka dari kota Madinah. Peristiwa itu terjadi setelah perang Badar.
Lebih kurang setahun pengusiran Bani Qainuqa', orang-orang Yahudi Bani Nadir pun melakukan pengkhianatan pula. Mereka merencanakan pembunuhan atas diri Nabi Muhammad SAW. Percobaan pembunuhan itu mereka lakukan pada waktu Nabi dan para sahabat berkunjung ke perkampungan mereka. Tetapi rencana mereka itu gagal dan Rasulullah SAW. selamat dari percobaan pembunuhan itu.
Sehubungan dengan hal itu Allah SWT berfirman:


ياأيها الذين ءامنوا اذكروا نعمة الله عليكم إذ هم قوم أن يبسطوا إليكم أيديهم فكف أيديهم عنكم واتقوا الله وعلى الله فليتوكل المؤمنون
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya kepadamu, di waktu suatu kaum bermaksud hendak menggerakkan tangannya kepadamu (untuk berbuat jahat), maka Allah menahan tangan mereka dari kamu. Dan bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah sajalah orang-orang mukmin itu harus bertawakkal.
(Q.S. Al-Ma'idah: 11)
Setelah Rasulullah SAW. membongkar rencana pembunuhan itu, maka beliau memutuskan untuk mengusir Bani Nadir dari kota Madinah. Pengusiran ini terjadi pada bulan Rabiulawal tahun keempat Hijriyah. Di antara mereka ada yang menetap di Syam dan Khaibar. Keputusan Rasulullah ini mereka tantang. dan secara diam-diam mereka menyusun kekuatan untuk memerangi kaum muslimin. Mereka mengadakan persekutuan dengan orang-orang musyrik Mekah dan orang munafik. Bani Quraizah yang masih tinggal dalam kota Madinah ikut pula dalam persekutuan itu. Maka Rasulullah mengepung mereka selama 25 hari. Di antara mereka ada yang dibunuh dan diusir. Dengan demikian, maka semua orang Yahudi yang dahulu tinggal di Madinah telah berpindah semua ke tempat lain, seperti di Khaibar, Syam dan negeri-negeri yang lain. Inilah yang dimaksud dengan pengusiran dalam ayat ini, yaitu pengusiran orang-orang Yahudi dari kota Madinah karena pengkhianatan mereka terhadap perjanjian yang telah mereka perbuat dengan Rasulullah SAW
Ayat ini menerangkan bahwa Allah SWT telah mengusir orang-orang Yahudi Bani Nadir dari Madinah untuk pertama kalinya dengan memberikan pertolongan kepada kaum muslimin untuk mengalahkan dan mengusir mereka itu.
Perkataan "kali yang pertama" menunjukkan bahwa ada beberapa kali terjadi pengusiran orang-orang Yahudi itu dari Madinah. Dan yang dimaksud ayat ini adalah pengusiran pertama. Pengusiran kedua ialah pengusiran orang-orang Yahudi Quraizah setelah perang Ahzab, kemudian Umar bin Khattab di waktu beliau menjadi khalifah pernah pula mengusir orang-orang Yahudi keluar Jazirah Arab.
Orang-orang yang beriman tidak mengira bahwa orang-orang Yahudi itu dapat terusir dari kota Madinah, mengingat keadaan, kekuatan, kekayaan, pengetahuan dan perlengkapan mereka. Orang-orang Yahudi yang tinggal di Madinah pada waktu itu lebih baik keadaannya dibandingkan dengan kaum Muhajirin dan kaum Ansar. Mereka banyak yang pandai tulis baca, banyak yang berilmu dan sebagainya, di samping kelihaian mereka dalam berusaha dan mengurus sesuatu. Kenyataan menunjukkan bahwa pengusiran itu terlaksana. Hal ini dapat memperkuat iman kaum muslimin dan kepercayaan mereka akan adanya pertolongan Allah.
Bani Nadir semula mengira bahwa benteng-benteng yang kokoh yang telah mereka perbuat dapat memelihara mereka dari serangan musuh-musuh mereka. Mereka percaya benar akan kekuatannya. Karena itu mereka tambah berani mengadu domba kaum muslimin, memfitnah kaum muslimin sehingga orang orang musyrik Mekah bertambah kuat rasa permusuhannya. Lalu orang Yahudi merencanakan persekutuan dengan orang-orang musyrik dan orang-orang munafik untuk memerangi kaum muslimin.
Dalam keadaan yang demikian itu tiba-tiba mereka dikalahkan oleh kaum muslimin yang mereka anggap enteng selama ini. Bahkan mereka diusir dan Madinah. Mereka hanya diperkenankan membawa barang-barang mereka sekadar yang dapat dibawa unta-unta mereka Sebagian mereka pergi ke Adriat dan sebahagian lagi pergi ke Khaibar.
Kemudian diterangkan sebab-sebab kekalahan mereka dan menerima serta tunduk kepada keputusan Rasulullah di waktu Rasulullah datang kepada mereka. Ketika itu timbullah ketakutan yang amal sangat dalam hati mereka, terutama karena tindakan Rasulullah menjatuhkan hukuman mati atas pimpinan mereka yaitu Kaab bin Asyraf dan ditambah lagi dengan tindakan orang-orang munafik yang tidak menepati janjinya terhadap mereka.
Allah SWT menerangkan keadaan orang-orang Yahudi Bani Nadir di waktu mereka akan meninggalkan Madinah dalam keadaan terusir itu. Mereka meruntuhkan rumah-rumah mereka, menutup jalan-jalan yang ada dalam perkampungan mereka, dengan maksud agar rumah itu tidak dapat dipakai kaum muslimin dan agar dapat mereka bawa peralatannya sebanyak mungkin yang dapat dibawa. Mereka meninggalkan Madinah dengan penuh rasa kemarahan dan dendam kepada kaum Muslimin, tetapi mereka tidak mau kemarahan dan dendam kepada kaum muslimin, tetapi mereka tidak mau itu telah sesuai dengan tindakan mereka atau tidak sesuai.
Pada akhir ayat ini Allah SWT memperingatkan kaum muslim yang mau menggunakan pikirannya agar merenungkan peristiwa itu, dan mengambil pelajaran dari padanya Jika mereka merenungkan dan memikirkan dengan baik tentulah mereka akan berkesimpulan bahwa keputusan dan hukuman yang dijatuhkan kepada Bani Nadir itu adalah keputusan dan hukuman yang setimpal, bahkan dianggap ringan mengingat perbuatan dan tindakan yang telah mereka lakukan
3 Dan jikalau tidaklah karena Allah telah menetapkan pengusiran terhadap mereka, benar-benar Allah mengazab mereka di dunia. Dan bagi mereka di akhirat azab neraka.(QS. 59:3)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hasyr 3 

وَلَوْلَا أَنْ كَتَبَ اللَّهُ عَلَيْهِمُ الْجَلَاءَ لَعَذَّبَهُمْ فِي الدُّنْيَا وَلَهُمْ فِي الْآخِرَةِ عَذَابُ النَّارِ (3

Dalam ayat ini Allah SWT menegaskan bahwa hukuman mati bagi pemimpin mereka dan hukuman pengusiran itu adalah hukuman yang sebanding dengan kejahatan yang telah mereka lakukan. Sebenarnya hukuman itu jauh lebih ringan jika dibandingkan dengan hukuman yang diberikan kepada orang-orang musyrik di perang Badar, demikian pula lebih ringan dari hukuman yang diberikan kepada suku Bani Quraizah. Apalagi dibanding dengan hukuman-hukuman yang ditimpakan Allah kepada umat-umat yang lalu.
4 Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa menentang Allah, maka sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.(QS. 59:4)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hasyr 4 

ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ شَاقُّوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَمَنْ يُشَاقِّ اللَّهَ فَإِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ (4

Hukuman yang diperoleh orang-orang Yahudi ialah mereka yang dikalahkan oleh orang-orang yang beriman dan diusir dari Madinah. Terjadinya hukuman itu ialah karena mereka menantang Allah dan Rasul-Nya, mendustakan wahyu Allah. Telah menjadi sunatullah bahwa setiap orang yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya akan ditimpa azab dan mendapat kehinaan di dunia dan di akhirat.
5 Apa saja yang kamu tebang dari pohon kurma (milik orang-orang kafir) atau yang kamu biarkan (tumbuh) berdiri di atas pokoknya, maka (semua itu) adalah dengan izin Allah; dan karena Dia hendak memberikan kehinaan kepada orang-orang fasik.(QS. 59:5)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hasyr 5 

مَا قَطَعْتُمْ مِنْ لِينَةٍ أَوْ تَرَكْتُمُوهَا قَائِمَةً عَلَى أُصُولِهَا فَبِإِذْنِ اللَّهِ وَلِيُخْزِيَ الْفَاسِقِينَ (5

Semua tindakan yang dilakukan Rasulullah terhadap orang-orang Yahudi Bani Nadir baik berupa merubuhkan pohon-pohon kurma mereka alau tidak merobohkannya, semua itu berdasarkan dan sesuai dengan perintah Allah dengan maksud membersihkan Madinah dari kejahatan Bani Nadir.
Menurut riwayat Al Hakim dari Aisyah, golongan Yahudi Bani Nadir yang tinggal dan berkebun kurma dalam kota Madinah telah dibatasi gerak-gerik mereka oleh Rasulullah enam bulan setelah perang Badar, kemudian mereka diusir ke luar kota Madinah dan dibolehkan membawa harta kekayaan mereka sekadar apa yang dapat terbawa oleh unta mereka. Sebelum itu Rasulullah memerintahkan untuk menguasai dan menebang pohon kurma mereka. Maka turunlah ayat ini menerangkan alasan menghancurkan pohon karma itu.
Dari Ibnu Ishak dan Ibnu Jarir yang berasal dari Qatadah, Mujahid dan Yazid bin Ruman bahwa ketika Rasulullah sampai ke tempat Bani Nadir, mereka bersembunyi dalam benteng-benteng mereka.
Rasulullah SAW. memerintahkan kaum muslimin menebang dan membakar pohon kurma mereka sehingga berasap. Bani Nadir berteriak memanggil Rasulullah SAW., "Hai Muhammad, engkau telah melarang mengadakan kerusakan di muka bumi ini dan mencela orang-orang yang berbuat kerusakan itu, akan tetapi mengapa engkau menebang pohon kurma dan membakarnya ?
Karena itu timbullah pada pikiran orang-orang yang beriman keragu-raguan, mereka berkata, "Kami akan menanyakannya kepada Rasulullah SAW. Adakah kami memperoleh pahala karena menebang pohon-pohon kurma itu, atau adakah kami berdosa karena kami tidak mengetahui". Maka turunlah ayat ini yang menerangkan bahwa perintah penebangan dan pembakaran pohon kurma orang-orang Yahudi itu adalah atas perintah Allah, dan membenarkan untuk merusak harta orang-orang kafir seandainya hal itu diperlukan.
Pada akhir ayat ini ditegaskan bahwa Allah SWT memerintahkan yang demikian itu untuk memuliakan dan meninggikan semangat orang-orang yang beriman, menghinakan den melipatgandakan kedukaan orang-orang Yahudi Bani Nadir. Kedukaan mereka itu berupa kedukaan karena kalah dalam berperang, kedukaan karena terusir dari kampung halaman mereka dan kedukaan karena musnahnya harta benda mereka.
6 Dan apa saja harta rampasan (faii) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta benda) mereka, maka untuk mendapatkan itu kamu tidak mengerahkan seekor kudapun dan (tidak pula) seekor untapun, tetapi Allah yang memberikan kekuasaan kepada Rasul-Nya terhadap siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.(QS. 59:6)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hasyr 6 

وَمَا أَفَاءَ اللَّهُ عَلَى رَسُولِهِ مِنْهُمْ فَمَا أَوْجَفْتُمْ عَلَيْهِ مِنْ خَيْلٍ وَلَا رِكَابٍ وَلَكِنَّ اللَّهَ يُسَلِّطُ رُسُلَهُ عَلَى مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (6

Ayat ini menerangkan hukum fai'i. Fai'i itu adalah harta rampasan yang diperoleh dari musuh, sebelum terjadi peperangan. Terjadinya karena musuh telah menyerah dan mengaku kalah, sebelum terjadinya pertempuran Harta-harta yang ditinggalkan Bani Nadir setelah mereka diusir dari kota Madinah termasuk fai'i, karena Bani Nadir menyerah kepada kaum muslimin sebelum terjadi peperangan.
Allah SWT menerangkan bahwa harta-harta Bani Nadir yang ditinggalkan mereka karena mereka diusir dari Madinah jatuh ke tangan Rasulullah dengan kehendak Allah, karena itu telah menjadi milik Allah dan Rasul-Nya; tidak dibagi-bagikan kepada tentara yang berperang, sebagaimana yang berlaku pada harta rampasan perang (ganimah). Sebabnya ialah karena harta itu diperoleh tanpa terjadinya peperangan tanpa menggunakan tentara berkuda dan tentara berunta, seakan-akan tidak ada usaha tentara kaum muslimin dalam mendapatkan harta itu. Orang-orang Yahudi Bani Nadir yang memiliki harta itu telah menyatakan bahwa mereka mengaku kalah sebelum terjadinya peperangan, bersedia menerima syarat-syarat yang ditetapkan Allah dan Rasul Nya bagi mereka. Harta itu digunakan untuk menegakkan agama Allah dan kepentingan umum.
Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Abu Daud, At Tirmizi dan imam-imam yang lain dari Umar bin Khattab ia berkata:
"Semua harta Bani Nadir yang diserahkan Allah pada Rasul-Nya menjadi hak Rasul-Nya. Oleh karena itu Rasulullah SAW. mengambilnya untuk keperluan nafkahnya dan keluarganya selama setahun dan selebihnya digunakan pembeli senjata untuk keperluan berjuang di jalan Allah".
Allah SWT menerangkan bahwa sunah-Nya telah berlaku bagi semua makhluk ciptaan-Nya pada setiap keadaan, masa dan tempat, yaitu mengalahkan dan menimbulkan rasa takut di dalam hati musuh-musuh Rasul-Nya, seperti Dia telah menjadikan dalam hati Bani Nadir rasa takut dan mereka menyerah kepada Rasulullah SAW. Karena mereka telah menyerah itu, maka Allah SWT memberikan wewenang kepada Rasul-Nya untuk menguasai harta Bani Nadir. Oleh karenanya tentara kaum muslimin tidak berhak memperolehnya.
Pada akhir ayat ini Allah SWT mengingatkan kekuasaan-Nya atas semua makhluk ciptaan-Nya. Jika Dia menghendaki, dengan menanamkan rasa takut dan gentar musuh-musuh-Nya tanpa pertempuran, sebagaimana yang telah terjadi pada Bani Nadir itu. Mereka menyerah kalah, walaupun mereka berada dalam benteng-benteng yang kokoh.
7 Apa saja harta rampasan (faii) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan hanya beredar diantara orang-orang kaya saja diantara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.(QS. 59:7)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hasyr 7 

مَا أَفَاءَ اللَّهُ عَلَى رَسُولِهِ مِنْ أَهْلِ الْقُرَى فَلِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ كَيْ لَا يَكُونَ دُولَةً بَيْنَ الْأَغْنِيَاءِ مِنْكُمْ وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ (7

Ayat ini menerangkan bahwa harta fai-i yang berasal dari orang kafir, seperti harta-harta Bani Quraizah, Bani Nadir, penduduk Fadak dan Khaibar kemudian diserahkan Allah kepada Rasul-Nya itu, digunakan untuk kepentingan umum, tidak dibagi-bagikan kepada tentara kaum muslim in.
Kemudian diterangkan pembagian harta fai-i itu, yaitu untuk Allah, untuk Rasul-Nya, kerabat-kerabat Rasulullah dari Bani Hasyim dan Bani Muttalib, anak-anak yatim yang fakir, orang-orang miskin yang memerlukan pertolongan den orang-orang yang kehabisan belanja dalam perjalanan.
Berkata Al Wahidy, "Pada masa Rasulullah, fai-i dibagi atas lima bagian. Empat perlima adalah untuk Rasulullah. Seperlima lainnya dibagi lima pula. Seperlima pertama untuk Rasulullah, sedangkan yang empat perlima itu dibagikan kepada kerabat-kerabat Rasulullah, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang musafir yang kehabisan belanja."
Setelah Rasulullah SAW. wafat, maka bahagian Rasulullah SAW. yang empat perlima dan yang seperlima dari seperlima itu digunakan untuk keperluan orang-orang yang melanjutkan tugas kerasulan, seperti para pejuang di jalan Allah, para dai dan sebagainya. Sebahagian pengikut Syafi'i berpendapat bahwa bagian Rasulullah itu diserahkan kepada badan-badan yang mengusahakan kemaslahatan kaum muslimin dan untuk menegakkan agama Islam.
Yang dimaksud dengan "Ibnus Sabil", ialah orang-orang yang terlantar dalam perjalanan yang bertujuan baik, karena kehabisan ongkos dan orang-orang yang terlantar tidak mempunyai tempat tinggal.
Kemudian diterangkan sebab Allah SWT menetapkan pembagian yang demikian, yaitu agar harta itu tidak jatuh ke bawah kekuasaan orang-orang kaya dan dibagi-bagi oleh mereka, sehingga harta itu hanya berputar di kalangan mereka saja seperti yang biasa dilakukan pada zaman Arab Jahiliah.
Allah SWT memerintahkan kaum muslimin agar mengikuti ketentuan-ketentuan yang telah diputuskan itu, baik mengenai harta fai'i maupun harta ganimah. Harta itu adalah halal bagi kamu sekalian dan segala sesuatu yang dilarang Allah hendaklah kamu jauhi dan tidak mengambilnya.
Ayat ini mengandung prinsip-prinsip umum agama Islam, yaitu agar menaati Rasulullah dengan melaksanakan perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya, karena menaati Rasulullah pada hakikatnya menaati Allah juga. Segala sesuatu yang disampaikan Rasulullah berasal dari Allah SWT. Allah SWT berfirman:


وما ينطق عن الهوى إن هو إلا وحي يوحى
Artinya:
Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Alquran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain han yalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)
(Q.S. An Najm: 3, 4)
Rasulullah SAW. menyampaikan segala sesuatu kepada manusia, adalah untuk menyampaikan dan menjelaskan agama Allah yang terdapat dalam Alquran. Allah SWT berfirman:


وأنزلنا إليك الذكر لتبين للناس ما نزل إليهم ولعلهم يتفكرون
Artinya:
Dan Kami turunkan kepadamu Alquran agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.
(Q.S. An Nahl: 44)
Ayat ini mengisyaratkan kepada kaum muslimin agar melaksanakan hadis-hadis Rasulullah, sebagaimana melaksanakan Alquran, karena keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Pada akhir ayat ini Allah SWT memerintahkan manusia bertakwa kepada-Nya dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan Nya Tidak bertakwa kepada-Nya berarti durhaka kepada-Nya. Setiap orang yang durhaka itu akan ditimpa azab yang pedih.
8 (Juga) bagi orang fakir yang hijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan- (Nya) dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar.(QS. 59:8)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hasyr 8 

لِلْفُقَرَاءِ الْمُهَاجِرِينَ الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا وَيَنْصُرُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ (8

Ayat ini menerangkan orang yang termasuk dalam pembagian harta fai'i tersebut dalam ayat 7 di atas, yaitu orang-orang Muhajirin, mereka dimasukkan dalam kerabat Rasulullah SAW. Mereka sebagai Muhajirin telah datang ke Madinah mengikuti Rasulullah berhijrah dengan meninggalkan kampung halaman, sanak keluarga, harta benda, handai tolan yang biasa membantu mereka. Di Madinah mereka hidup dalam keadaan miskin, tetapi mereka adalah pembela-pembela dan pejuang di jalan Allah. Seakan-akan dengan ayat ini Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad agar memperhatikan mereka dengan menyerahkan sebagian fai'i ini untuk mereka.
Kemudian Allah SWT menerangkan bahwa orang-orang Muhajirin itu adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka menunjukkan ketaatan mereka hanya kepada Allah saja dengan mengorbankan segala yang ada pada mereka untuk mencari keridaan-Nya.
Diriwayatkan bahwa kemiskinan dan penderitaan orang-orang Muhajirin sedemikian rupa sehingga ada yang mengikatkan tali ke perut mereka untuk mengurangi rasa laparnya. Namun demikian mereka tidak menampakkan kemiskinan dan penderitaan mereka kepada orang lain.
Pada ayat yang lain Allah SWT. memerintahkan kaum muslimin agar memberi mereka nafkah dan menyebutkan sifat-sifat mereka, Dia berfirman:


للفقراء الذين أحصروا في سبيل الله لا يستطيعون ضربا في الأرض يحسبهم الجاهل أغنياء من التعفف تعرفهم بسيماهم لا يسألون الناس إلحافا وما تنفقوا من خير فإن الله به عليم
Artinya:
(Berinfaklah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di muka bumi; orang yang tidak tahu-menyangka mereka orang kaya karena mereka memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya mereka tidak meminta kepada,orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.
(Q.S. Al-Baqarah: 273)
Karena itu Allah SWT menyediakan pahala yang besar untuk mereka sebagai yang diterangkan oleh hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Said ia berkata:


قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: بشروا صعاليك المهاجرين بالنور التام يوم القيامة يدخلون الجنة قبل الناس بنصف يوم وذلك بخمسمائة سنة
Artinya:
Bersabda Rasulullah SAW: "Beri kabar gembiralah orang-orang Muhajirin yang miskin itu dengan cahaya yang sempurna di Hari Kiamat, mereka masuk surga lebih dahulu setengah hari dari orang lain, yang menurut perhitungan di dunia lamanya lima ratus tahun.
(H.R. Abu Daud)
Orang yang keadaannya sama dengan orang Muhajirin itu akan ada sepanjang masa selama ada perjuangan menegakkan agama Allah. Karena itu perintah dalam ayat ini berlaku juga bagi kaum muslimin sekarang ini dan seterusnya di masa yang akan datang.
9 Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.(QS. 59:9)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hasyr 9 

وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (9

Dalam ayat ini diterangkan sikap orang-orang mukmin dari golongan Ansar dalam menerima dan menolong saudara-saudara mereka orang Muhajirin yang miskin, dan pernyataan Allah yang memuji sikap mereka itu.
Sifat-sifat orang Ansar itu ialah:
1. Mereka mencintai orang-orang Muhajirin, mereka menginginkan agar orang Muhajirin itu memperoleh kebaikan sebagaimana mereka menginginkan kebaikan itu untuk dirinya. Rasulullah mempersaudarakan orang-orang Muhajirin dengan orang-orang Ansar, seakan-akan mereka saudara kandung. Orang-orang Ansar menyediakan sebagian rumah-rumah mereka untuk orang-orang Muhajirin, dan mencarikan wanita-wanita Ansar untuk dijadikan istri orang-orang Muhajirin dan sebagainya.
Umar bin Khattab pernah berkata:
"Aku mewasiatkan kepada khalifah yang diangkat sesudahku, agar mereka mengetahui hak orang Muhajirin dan memelihara kehormatan mereka. Dan aku berwasiat agar berbuat baik kepada orang-orang Ansar, orang yang tinggal di kota Madinah dan telah beriman sebelum kedatangan orang Muhajirin, agar Allah menerima kebaikan mereka dan memaafkan segala kesalahan mereka".
Diriwayatkan oleh Ibnu Munzir dari Yazid bin Al Aslam
diterangkan bahwa orang Ansar berkata: "Ya Rasulullah, bagi dualah tanah kami ini, yang sebahagian untuk kami kaum Ansar dan sebahagian lagi untuk kaum Muhajirin. Nabi SAW. menjawab: "Tidak, penuhi sajalah keperluan mereka dan bagi dualah buah kurma itu, tanah itu tetap kepunyaanmu". Mereka berkata, "Kami rida atas keputusan itu". Maka turunlah ayat ini yang menggambarkan sifat-sifat orang-orang Ansar.
2. Orang Ansar tidak berkeinginan memperoleh harta fai'i itu seperti yang telah diberikan kepada kaum Muhajirin.
Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW. berkata kepada orang-orang Ansar: "Sesungguhnya saudara-saudara kami (Muhajirin) telah meninggalkan harta-harta dan anak-anak mereka dan telah hijrah ke negerimu". Mereka berkata: Harta kami telah terbagi-bagi di antara kami". Rasulullah berkata: "Atau yang lain dari itu?". Mereka berkata: "Apa ya Rasulullah ?" Beliau berkata: "Mereka adalah orang yang tidak bekerja, maka sediakanlah dan bagikanlah kepada mereka tamar". Mereka menjawab: "Baik ya Rasulullah".
3. Mereka mengutamakan orang Muhajirin atas diri mereka, sekalipun mereka sendiri dalam kesempitan, sehingga ada seorang Ansar mempunyai dua orang istri, kemudian yang seorang diceraikannya agar dapat dikawini temannya Mubajirin.
Diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, At Tirmizi dan An Nasa'i dari Abu Hurairah, ia berkata:
"Seorang laki-laki telah datang kepada Rasulullah SAW. Ia berkata: "Aku lapar". Maka Rasulullah kepada istri-istrinya menanyakan makanan, tapi tidak ada, beliau bersabda: "Apakah tidak ada seorang yang mau menerima orang ini sebagai tamu malam ini? Ketahuilah bahwa orang yang mau menerima laki-laki ini sebagai tamu (dan memberi makan) malam ini akan diberi rahmat oleh Allah". Berkata Abu Talhah seorang dari golongan Ansar : "Saya ya Rasulullah". Maka ia pergi menemui istrinya dan berkata "Hormatilah tamu Rasulullah". Istrinya menjawab: "Demi Allah tidak ada makanan kecuali makanan untuk anak-anak. Suaminya berkata: "Apabila anak-anak hendak makam malam, tidurkanlah mereka, padamkanlah lampu biarlah kita menahan lapar pada malam ini, agar kita dapat menerima tamu Rasulullah". Maka hal itu dilakukan istrinya. Pagi-pagi esoknya Abu Talhah menghadap Rasulullah SAW. menceritakan peristiwa malam itu dan beliau bersabda: "Allah SWT benar-benar kagum malam itu terhadap perbuatan suami istri tersebut." Maka ayat ini turun berkenaan dengan peristiwa itu.
Diriwayatkan pula oleh Al Wahidi dari Muharib bin Di'sar dari Ibnu Umar: bahwa seorang sahabat Rasulullah dari golongan Ansar' diberi kepala kambing. Timbul pikirannya, "Mungkin orang lain lebih memerlukan dari aku". Seketika itu juga kepala kambing itu dikirimkan kepada kawannya, tetapi oleh kawannya itu dikirim pula kepada kawannya yang lain, sehingga kepala kambing itu berpindah-pindah pada tujuh rumah dan akhirnya kembali ke rumah orang yang pertama. Riwayat ini ada hubungannya dengan turunnya ayat ini.
Pada akhir ayat ini Allah SWT menegaskan bahwa orang-orang yang dapat mengendalikan dirinya dengan mengikuti agama Allah, sehingga ia dapat menghilangkan rasa loba akan harta, sifat kikir dan sifat mengutamakan diri sendiri, maka orang-orang itulah orang-orang yang beruntung, merasa dirinya telah berhasil mencapai tujuan hidupnya, sebagaimana yang telah digariskan Allah SWT.
Diriwayatkan oleh At Tirmizi, Abu Ya'la dan Ibnu Mardawaih dari Anas bahwa Rasulullah SAW. bersabda


لا يجتمع غبار في سبيل الله ودخان نار جهنم في جوف عبد أبدا ولا يجتمع الإيمان والشح في قلب عبد أبدا
Artinya:
Tidak mungkin akan berkumpul sesaat pun dalam perut seorang hamba debu yang berkepul di jalan Allah dengan asap neraka Jahanam dan tidak mungkin pula berkumpul sesaat pun. pada diri seseorang iman dan kikir.
(H.R. Tirmizi)
Diriwayatkan Ahmad, Bukhari, Muslim dan Baihaqy dari Jabir bin Abdullah bahwa Rasulullah SAW. bersabda


إن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: اتقوا الظلم فإن الظلم ظلمات يوم القيامة واتقوا الشح فإن الشح قد أهلك من كان قبلكم حملهم على أن سفكوا دماءهم واستحلوا محارمهم
Artinya: .
Bersabda Rasulullah SAW: "Peliharalah dirimu dari perbuatan zalim, sesungguhnya perbuatan zalim (menimbulkan) kegelapan di Hari Kiamat; peliharalah dirimu dari sifat-sifat kikir, sesungguhnya kikir itu menghancurkan orang-orang yang sebelum kamu; kikir itu), menimbulkan pertumpahan darah di antara mereka dan akan menghalalkan yang mereka haramkan"
(HR. Ahmad, Bukhari, Muslim dll.).
Diriwayatkan oleh Anas bin Malik bahwa Rasulullah SAW. bersabda


برئ من الشح من أدى الزكاة وقرى الضيف وأعطى في النائبة
Artinya:
Melepaskan diri dari (penyakit) kikir itu ialah menunaikan zakat, memuliakan tamu, dan memberi pertolongan kepada orang yang sengsara.
(H.R. Anas bin Malik)
10 Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa: `Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.(QS. 59:10)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hasyr 10

وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ (10

Ayat ini menerangkan bahwa generasi kaum muslimin yang datang kemudian, setelah hilangnya generasi Muhajirin dan Ansar di mana pun mereka berada, sampai datangnya Hari Kiamat nanti berdoa kepada Allah, yang artinya: Wahai Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan dosa-dosa saudara-saudara kami seagama yang lebih dahulu beriman dari kami.".
Ada beberapa hal yang dapat diambil dari ayat ini, yaitu:
1. Jika seseorang berdoa maka doa itu dimulai untuk diri sendiri, kemudian baru untuk orang lain.
2. Kaum muslimin dengan kaum muslimin yang lain mempunyai hubungan persaudaraan, seperti hubungan saudara seibu sebapak. Tiap-tiap mereka mendoakan saudara mereka yang lain agar diampuni Allah segala dosa-dosa mereka, baik yang ada sekarang, maupun yang terdahulu.
3. Wajib bagi kaum muslimin mencintai para sahabat Rasulullah SAW., karena mereka telah memberikan contoh hubungan yang baik antara sesama manusia, jika seseorang ingin bahagia hidupnya di dunia dan di akhirat. Contohnya hubungan persaudaraan yang telah dilakukan kaum Muhajirin dan kaum Ansar itu.
Ayat ke 10 ini mempunyai hubungan erat dengan ayat sebelumnya (ayat ke 9) karena itu maksud ayat ini ialah : Sebagaimana hubungan orang-orang Mubajirin yang telah meninggalkan kampung halaman, keluarga dan harta mereka di Mekah, dengan orang-orang Ansar yang beriman dan menerima orang-orang Muhajirin dengan penuh kecintaan dan persaudaraan, yang mereka lakukan semata-mata untuk mencari keridaan Allah dan bersama-sama menegakkan agama Allah serta menunjukkan iman mereka yang benar, demikian pulalah hendaknya hubungan kaum muslimin yang datang sesudahnya. Hendaklah mereka tolong menolong, mempererat persaudaraan dalam meninggikan kalimat Allah.
Dari ayat ini pula dipahamkan bahwa hubungan orang yang sedang berhijrah dan penduduk negeri yang menerima mereka, dapat menimbulkan hubungan persaudaraan yang kuat di antara manusia, asal dalam hubungan itu terdapat unsur-unsur keimanan, keikhlasan dan tolong menolong, seperti yang telah dilakukan kaum Muhajirin dan kaum Ansar. Dalam hubungan itu terdapat kesempatan yang paling banyak bagi seorang mukmin untuk melakukan perbuatan-perbuatan takwa yang diridai Allah.
Ibnu Abi Laila berkata, bahwa manusia terbagi kepada beberapa tingkatan yaitu tingkatan Muhajirin, tingkatan Ansar dan tingkatan generasi yang sesudahnya yang selalu mengikuti jejak Muhajirin dan Ansar. Karena itu hendaknya kita berdaya upaya agar dapat masuk ke dalam salah satu dari tingkatan yang ada itu.
Kemudian disebutkan lanjutan doa orang-orang yang beriman itu, yang artinya: "Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau timbulkan dalam hati kami rasa dengki kepada orang-orang yang beriman".
Rasa dengki dan dendam adalah sumber segala kejahatan dan maksiat yang mendorong orang berbuat kebinasaan di muka bumi, berbuat kelaliman dan menumpahkan darah.
Ayat lain yang sama pengertiannya dengan ayat ini, ialah firman Allah SWT:


والسابقون الأولون من المهاجرين والأنصار والذين اتبعوهم بإحسان رضي الله عنهم ورضوا عنه وأعد لهم جنات تجري تحتها الأنهار خالدين فيها أبدا ذلك الفوز العظيم
Artinya:
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.
(Q.S. At Taubah: 100)
Pada akhir ayat ini dinyatakan oleh orang-orang yang tersebut dalam ayat di atas bahwa Allah amat belas kasihan kepada hamba-hamba-Nya, banyak melimpahkan rahmat-Nya, karena itu mereka mohon agar Dia diperkenankan doa-doa mereka.
Dari Ibnu Umar, ia mendengar seorang laki-laki bertemu dengan sebagian orang Muhajirin, maka dibacakan ayat: "lil fuqarail muhajirina" (bagi orang fakir golongan Muhajirin), kemudian ia berkata: "Mereka itu orang-orang Muhajirin, apakah kamu sekalian sebagian dari mereka". Orang itu menjawab: "Tidak". Kemudian dibacakan pula kepada mereka "Wa lazina tabawwaun dara, wal imana min qablihim (den orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman sebelum kedatangan mereka). Kemudian berkata kepada mereka, "Mereka itu golongan Ansar, apakah engkau dari golongan mereka?". Ia menjawab: "Tidak". Kemudian dibacakan ayat "wallazina ya'u mimba'dihim " (orang-orang yang datang kemudian), kemudian berkata kepada mereka: "Apakah engkau dari golongan mereka ?" Ia menjawab: "Aku mengharap demikian". Kemudian ia berkata, bukankah sebagian mereka mencela sebahagian yang lain ?". Ayat ini menunjukkan bahwa antara orang-orang mukmin tidak boleh mencela sesama mereka.
11 Apakah kamu tiada memperhatikan orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafir di antara ahli kitab:` Sesungguhnya jika kamu diusir niscaya kamipun akan ke luar bersama kamu; dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapapun untuk (menyusahkan) kamu, dan jika kamu diperangi pasti kami akan membantu kamu `. Dan Allah menyaksikan, bahwa sesungguhnya mereka benar-benar pendusta.(QS. 59:11)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hasyr 11 

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ نَافَقُوا يَقُولُونَ لِإِخْوَانِهِمُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَئِنْ أُخْرِجْتُمْ لَنَخْرُجَنَّ مَعَكُمْ وَلَا نُطِيعُ فِيكُمْ أَحَدًا أَبَدًا وَإِنْ قُوتِلْتُمْ لَنَنْصُرَنَّكُمْ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ (11

Diriwayatkan oleh Ibnu Ishak, Ibnu Munzir, dan Abu Nu'aim dari Ibnu `Abbas bahwa ayat ini diturunkan berhubungan dengan segolongan orang dari Bani `Auf, di antaranya ialah Abdullah bin Ubay bin Salul, Wadi'ah bin Malik, Suwaid dan Da'is mereka diutus kepada Bani Nadir sebagaimana diterangkan ayat ini.
Allah SWT menyatakan kepada Rasulullah "Apakah engkau tidak heran hai Muhammad melihat tindakan-tindakan orang-orang munafik itu? Orang-orang munafik Madinah itu menjanjikan sesuatu kepada orang-orang Yahudi Bani Nadir yang berlawanan dengan keinginan mereka sendiri Orang-orang munafik yang dipimpin oleh Abdullah bin Ubay mengatakan kepada orang Yahudi Bani Nadir bahwa mereka adalah teman akrab, karena sama bermusuhan dengan kaum muslimin".
Mereka mengatakan: "Hai Bani Nadir, jika kamu sekalian diusir dari negerimu sebagaimana dikehendaki Muhammad dan kaum muslimin, pastilah kami akan bersama-sama dengan kamu, dan tidak ada seorang pun yang dapat menghalangi kami ikut serta dengan kamu sekalian
Selanjutnya orang-orang munafik itu mengatakan: "Hai Bani Nadir, jika kamu sekalian diperangi Muhammad kami pasti menolongmu dan ikut menumpas musuh-musuh kamu, walaupun musuh-musuhnya kaum muslimin". Semua vang dijanjikan orang-orang munafik itu bohong belaka. Mereka dengan mudah mengingkari janji yang telah mereka janjikan itu walaupun janji itu dikuatkan dengan sumpah. Dan Allah SWT mengetahui bahwa mereka akan berdusta.
Perkataan "Allah menyaksikan bahwa mereka benar-benar pendusta" merupakah suatu kabar gaib yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Sebagaimana disebutkan bahwa orang-orang munafik telah menjanjikan pertolongan kepada Nabi Nadir, tetapi Allah SWT menyatakan bahwa orang-orang munafik itu tidak akan menepati janjinya. Dan hal itu benar-benar terbukti kemudian hari bahwa mereka tidak menepati janji. Pemberitaan suatu kejadian yang akan terjadi di kemudian hari ini termasuk bukti mukjizat Alquran.
Abdullah bin Ubay dan kawan-kawannya sewaktu mereka melihat kaum muslimin mengepung Bani Nadir ia mengirim dua orang utusan untuk menyampaikan pesannya bahwa ia dan kawan-kawannya akan datang membantu dengan segala kekuatan yang ada pada mereka. untuk membebaskan mereka dari kepungan Muhammad. Setelah beberapa hari Bani Nadir dikepung rapat oleh kaum muslimin, bantuan yang dijanjikan itu tidak kunjung datang. Akhimya orang Yahudi Bani Nadir yakin bahwa janji Abdullah bin Ubay dan kawan-kawannya itu adalah janji yang bohong belaka. Maka timbullah rasa takut dan gentar dalam hati mereka. Karena itu mereka menyatakan menyerah kepada Rasulullah tanpa syarat. Maka-Rasulullah menetapkan bagi mereka
1. Menerima hukuman-hukuman yang ditetapkan Rasulullah bagi mereka.
2. Mereka harus keluar dari kota Madinah dengan paksa.
12 Sesungguhnya jika mereka diusir, orang-orang munafik itu tiada akan keluar bersama mereka, dan sesungguhnya jika mereka diperangi, niscaya mereka tiada akan menolong mereka; sesungguhnya jika mereka menolongnya niscaya mereka akan berpaling lari ke belakang, kemudian mereka tiada akan mendapat pertolongan.(QS. 59:12)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hasyr 12 

لَئِنْ أُخْرِجُوا لَا يَخْرُجُونَ مَعَهُمْ وَلَئِنْ قُوتِلُوا لَا يَنْصُرُونَهُمْ وَلَئِنْ نَصَرُوهُمْ لَيُوَلُّنَّ الْأَدْبَارَ ثُمَّ لَا يُنْصَرُونَ (12

Pada ayat ini Allah SWT menegaskan lagi kebenaran terjadinya suatu peristiwa pada masa yang akan datang dengan menyatakan: "Sebenarnya jika Bani Nadir itu diusir dari kota Madinah, tidak seorangpun orang munafik yang berjanji itu akan ikut bersama mereka. Demikian pula jika Muhammad memerangi Bani Nadir, mereka pun tidak akan memberikan pertolongan dan Bani Nadir akan kalah dan hancur lebur, karena Allah tidak memberi pertolongan kepada mereka.
13 Sesungguhnya kamu dalam hati mereka lebih ditakuti daripada Allah. Yang demikian itu karena mereka adalah kaum yang tiada mengerti.(QS. 59:13)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hasyr 13 

لَأَنْتُمْ أَشَدُّ رَهْبَةً فِي صُدُورِهِمْ مِنَ اللَّهِ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَفْقَهُونَ (13

Dalam ayat ini diterangkan sebab-sebab orang munafik tidak menepati janjinya menolong Bani Nadir, sebagaimana yang telah mereka janjikan Sebabnya ialah karena orang-orang munafik itu lebih takut kepada kaum muslimin daripada kepada Allah. Karena itu mereka bersama Bani Nadir tidak berani melawan kaum muslimin.
Ayat ini menunjukkan yang terkandung dalam hati orang-orang munafik itu Mereka tidak percaya kepada kekuasaan dan kebesaran Allah, yang penting bagi mereka ialah keselamatan diri mereka masing-masing dan harta benda mereka Untuk keselamatan itu mereka melakukan apa yang mungkin dilakukan, seperti perbuatan nifak; kepada Rasulullah mereka menyatakan termasuk orang-orang yang beriman, sedang kepada Bani Nadir mereka menyatakan senasib dan sepenanggungan dalam menghadapi kaum muslimin.
Di samping itu mereka tidak mau memahami ajaran yang disampaikan Rasulullah kepada mereka, apakah ajaran itu benar atau tidak yang menentukan segala sesuatu bagi mereka hanyalah benda dan kekayaan. Karena itu tampak dalam sikap mereka di waktu menghadapi kesulitan, mereka tidak mempunyai pegangan, terombang-ambing ke sana ke mari. Mereka lebih takut kepada , manusia dari kepada Allah.
Ayat ini sama artinya dengan firman Allah SWT:


فلما كتب عليهم القتال إذا فريق منهم يخشون الناس كخشية الله أو أشد خشية
Artinya:
Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya.
(Q.S. An Nisa': 77)
14 Mereka tiada akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tiada mengerti.(QS. 59:14)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hasyr 14 

لَا يُقَاتِلُونَكُمْ جَمِيعًا إِلَّا فِي قُرًى مُحَصَّنَةٍ أَوْ مِنْ وَرَاءِ جُدُرٍ بَأْسُهُمْ بَيْنَهُمْ شَدِيدٌ تَحْسَبُهُمْ جَمِيعًا وَقُلُوبُهُمْ شَتَّى ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَعْقِلُونَ (14

Dalam ayat ini diterangkan bahwa mental orang Yahudi dan orang munafik itu telah jatuh sedemikian rupa. Seandainya orang-orang munafik menepati janji mereka dan berperang bersama orang Yahudi Bani Nadir menghadapi kaum muslimin, mereka pun tidak akan mampu menghadapinya. Karena dalam hati mereka telah timbul rasa takut dan gentar terhadap kaum muslimin. Seandainya mereka berperang juga, mereka hanya berperang di balik benteng-benteng yang kokoh yang telah mereka buat, atau di dalam rumah-rumah mereka saja, tidak berani keluar berhadapan berperang dengan kaum muslimin.
Pada akhir ayat ini diterangkan sebab lain yang menyebabkan mereka takut berperang menghadapi kaum muslimin, yaitu di antara mereka sendiri terjadi pertentangan dan permusuhan yang hebat, tak ada persatuan di antara mereka.
Ayat ini mengisyaratkan kepada kaum muslimin, bahwa persatuan dan kesatuan itu merupakan syarat untuk mencapai kemenangan. Betapapun kuatnya persenjataan dan perlengkapan serta kesatuan tentara, tidak akan ada artinya, apabila mereka tidak bersatu dan tidak yakin akan tercapainya cita-cita mereka. Tetapi bangsa atau umat yang bersatu dengan perlengkapan yang memadai akan dapat mencapai segala yang mereka cita-citakan. Ketentuan ini berlaka bagi seluruh umat manusia di manapun mereka berada.
Sehubungan dengan perlu adanya keyakinan yang kuat, persatuan dan kesatuan ini dalam menghadapi apapun Allah SWT berfirman:


ياأيها الذين ءامنوا إذا لقيتم فئة فاثبتوا واذكروا الله كثيرا لعلكم تفلحون وأطيعوا الله ورسوله ولا تنازعوا فتفشلوا وتذهب ريحكم واصبروا إن الله مع الصابرين
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung. Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
(Q.S. Al-Anfal: 45, 46)
Jika tertanam pada suatu bangsa iman yang kuat dan terdapat persatuan dan kesatuan tentara mereka, niscaya mereka akan sanggup menghadapi segala macam kesukaran dari musuh-musuh yang akan memerangi mereka. Allah SWT berfirman:


قال الذين يظنون أنهم ملاقوا الله كم من فئة قليلة غلبت فئة كثيرة بإذن الله والله مع الصابرين
Artinya:
Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata, "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar".
(Q.S. Al-Baqarah: 249)
Dalam pada ini Allah mengingatkan kaum muslimin agar jangan sekali-kali terpengaruh oleh sesuatu yang kelihatannya baik seperti hubungan orang-orang munafik dengan Bani Nadir yang kelihatannya baik, seakan-akan mereka bersatu padu menghadapi kaum muslimin, padahal di antara mereka terdapat pertentangan dan permusuhan yang sangat.
15 (Mereka adalah) seperti orang-orang Yahudi yang belum lama sebelum mereka telah merasai akibat buruk dari perbuatan mereka, dan bagi mereka azab yang pedih.(QS. 59:15)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hasyr 15 

كَمَثَلِ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ قَرِيبًا ذَاقُوا وَبَالَ أَمْرِهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (15

Allah SWT menerangkan bahwa keadaan orang-orang Yahudi Bani Nadir itu sama halnya dengan orang-orang Yahudi Bani Qainuqa' yang sebelumnya berada di sekitar kota Madinah. Karena tindakan kaum Qainuqa' di sekitar kota Madinah itu serupa dengan tindakan Bani Nadir yang sekarang, maka mereka diperangi oleh Rasulullah pada hari Sabtu bulan Syawal, setelah 20 bulan Nabi hijrah. Akhirnya mereka diusir dari Madinah ke suatu tempat bernama Azirat di negeri Syam. Bani Qainuqa' telah merasakan akibat buruk dari perbuatan mereka. Dan jarak waktu kedua kejadian itu belum lama berselang, hanya dua tahun. Jadi peristiwa Bani Nadir terjadi pada tahun keempat hijrah.
Semestinya peristiwa pengusiran Bani Qainuqa' itu menjadi pelajaran bagi Bani Nadir dalam mengadakan hubungan dengan kaum muslimin di Madinah. Seandainya mereka melaksanakan ketentuan-ketentuan perjanjian damai yang telah mereka tetapkan bersama Rasulullah, mereka akan hidup damai dan tenteram di bawah pemerintahan Rasulullah SAW. Tetapi mereka melanggar perjanjian damai itu, sehingga mereka mengalami nasib yang sama dengan Bani Qainuqa'.
Dari ayat ini dipahamkan bahwa kaum Muslimin diperintahkan bersikap baik kepada orang-orang yang bukan Islam, selama orang-orang yang bukan Islam itu bersikap baik kepada mereka. Sikap baik itu adalah cermin dari keinginan hati, kemudian terwujud dalam perbuatan dan tindakan, baik secara terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi Keinginan hati itu terbaca pula pada air muka seseorang dalam pergaulannya. Seandainya orang-orang yang bukan muslim tidak bersikap baik, seperti yang dilakukan Bani Qainuqa' dan Bani Nadir, adalah wajar apabila kaum Muslimin melakukan tindakan-tindakan yang setimpal untuk mengimbangi tindakan-tindakan mereka.
16 (Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) syaitan ketika dia berkata kepada manusia:` Kafirlah kamu `, maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata:` Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan Semesta Alam `.(QS. 59:16)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hasyr 16

كَمَثَلِ الشَّيْطَانِ إِذْ قَالَ لِلْإِنْسَانِ اكْفُرْ فَلَمَّا كَفَرَ قَالَ إِنِّي بَرِيءٌ مِنْكَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ رَبَّ الْعَالَمِينَ (16

Ayat ini memerintahkan bahwa orang-orang munafik yang berjanji dengan Bani Nadir itu, akan menolong bila diserang kaum muslimin dan ikut mereka diusir dari Madinah, adalah seperti perbuatan setan.
Setan selalu merayu manusia agar mengingkari Allah dan tidak mengikuti agama yang telah disampaikan Rasul-Nya. Tetapi bila manusia itu memerlukan pertolongan dalam menghadapi kesengsaraan dan malapetaka yang datang kepada mereka, setan berlepas diri, dan tidak menepati janji-janjinya bahkan mereka berkata, "Sesungguhnya aku takut kepada Allah Tuhan semesta alam".
Allah menyamakan orang-orang munafik dengan setan itu, menunjukkan bahwa sifat-sifat orang-orang munafik itu sama dengan sifat-sifat setan. Setan yang durhaka mematuhi hukum-hukum Allah, percaya bahwa Allah itu ada (Maha Esa) dan hanya Dia yang berhak disembah, percaya bahwa syarat-syarat memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat itu dengan mengikuti agama Allah. Tetapi mereka adalah kaum yang fasik. Mereka mengetahui kebenaran sesuatu tetapi tidak melaksanakan kebenaran itu. Demikian pula halnya dengan orang-orang munafik mereka tahu mana yang benar dan mana yang salah, tetapi mereka tidak melakukan kebenaran itu, bahkan mereka melakukan perbuatan-perbuatan menghasut dan terlarang.
Sehubungan dengan itu Allah SWT berfirman:


وقال الشيطان لما قضي الأمر إن الله وعدكم وعد الحق ووعدتكم فأخلفتكم وما كان لي عليكم من سلطان إلا أن دعوتكم فاستجبتم لي فلا تلوموني ولوموا أنفسكم ما أنا بمصرخكم وما أنتم بمصرخي إني كفرت بما أشركتمون من قبل إن الظالمين لهم عذاب أليم
Artinya:
Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu melainkan (sekadar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku. akan tetapi cercalah diri kamu sendiri Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih.
(Q.S. Ibrahim: 22)
Jadi bentuk perumpamaan dalam ayat ini ialah orang-orang munafik disamakan dengan setan. Orang-orang Yahudi Bani Nadir disamakan dengan orang-orang yang terpedaya dengan bujukan setan. Ketakutan mereka kepada kaum muslimin disamakan dengan ketakutan mereka kepada Allah, bahkan lebih dari itu.
17 Maka adalah kesudahan keduanya, bahwa sesungguhnya keduanya (masuk) ke dalam neraka, mereka kekal di dalamnya. Demikianlah balasan orang-orang yang zalim.(QS. 59:17)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hasyr 17 

فَكَانَ عَاقِبَتَهُمَا أَنَّهُمَا فِي النَّارِ خَالِدَيْنِ فِيهَا وَذَلِكَ جَزَاءُ الظَّالِمِينَ (17

Pada ayat ini diterangkan akibat yang akan dialami oleh orang-orang munafik dan orang-orang Yahudi Bani Nadir yang telah diperdayakan itu. Kedua golongan ini akan dimasukkan ke dalam neraka bersama setan yang menjadi teman mereka. Mereka kekal di dalam neraka itu. Itulah balasan sepadan dengan perbuatan-perbuatan mereka baik yang menipu maupun yang tertipu.
18 Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. 59:18)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hasyr 18 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (18

Ayat ini memerintahkan orang-orang yang beriman agar bertakwa kepada Allah, yaitu dengan melaksanakan perintah-perintah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Termasuk melaksanakan perintah-perintah Allah ialah memurnikan ketaatan dan menundukkan diri hanya kepada-Nya saja, tidak sedikit pun terdapat unsur syirik di dalamnya, melaksanakan ibadat-ibadat yang diwajibkan-Nya dan mengadakan hubungan baik sesama manusia.
Dalam ayat yang lain Allah SWT menerangkan tanda-tanda orang bertakwa:


ليس البر أن تولوا وجوهكم قبل المشرق والمغرب ولكن البر من ءامن بالله واليوم الآخر والملائكة والكتاب والنبيين وءاتى المال على حبه ذوي القربى واليتامى والمساكين وابن السبيل والسائلين وفي الرقاب وأقام الصلاة وءاتى الزكاة والموفون بعهدهم إذا عاهدوا والصابرين في البأساء والضراء وحين البأس أولئك الذين صدقوا وأولئك هم المتقون
Artinya:
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat itu Suatu kebaikan, akan tetapi sesungguhnya kebaikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.
(Q.S. Al-Baqarah: 177)
Dalam pada itu perkataan takwa di dalam Alquran mempunyai beberapa arti, yaitu
1. Melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan Nya, sebagaimana yang tersebut di dalam Alquran dan diajarkan Rasulullah SAW. seperti contoh ayat di atas.
2. "Takut", "pelihara", seperti pada firman Allah SWT:


واتقوا فتنة لا تصيبن الذين ظلإموا منكم خاصة
Artinya:
Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu.
(Q.S. Al-Anfal: 25)
Agar seseorang bertakwa kepada Allah hendaklah ia selalu memperhatikan dan meneliti apa yang akan dikerjakannya; apakah ada manfaat untuk kepentingan dirinya di akhirat nanti atau tidak. Tentulah yang akan dikerjakan, semua yang ada manfaat bagi dirinya di akhirat nanti. Di samping itu hendaklah seseorang selalu menghitung-hitung perbuatannya sendiri, apakah sesuai dengan ajaran agama atau tidak. Jika lebih banyak dikerjakan yang dilarang Allah, hendaklah ia berusaha menutupnya dengan amal-amal saleh dan tobat. Dengan perkataan lain, bahwa ayat ini memerintahkan manusia agar selalu mawas diri, memperhitungkan segala yang akan den telah diperbuatnya sebelum Allah SWT menghitungnya di akhirat nanti.
Pada akhir ayat ini Allah SWT memberi perintah kepada manusia, agar selalu bertakwa kepada-Nya, karena Allah mengetahui semua yang dikerjakan hamba-hamba-Nya, baik yang tampak maupun yang tidak tampak, baik yang lahir maupun yang batin, tidak ada sesuatupun yang luput dari pengetahuan Nya.
19 Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.(QS. 59:19)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hasyr 19 

وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ (19

Ayat ini dapat berarti khusus dapat pula berarti umum. Berarti khusus ialah ayat ini berhubungan dengan orang munafik dan orang-orang Yahudi Bani Nadir serta sikap dan tindakan mereka terhadap kaum muslimin pada waktu turunnya ayat ini. Berarti umum ialah yang dijadikan misal atau contoh ialah semua orang yang suka menyesatkan orang lain dari jalan yang benar dan orang-orang yang mau disesatkan karena terpedaya oleh rayuan dan janji-janji yang muluk-muluk dari orang yang menyesatkan itu.
Maksudnya ialah janganlah sekali-kali orang-orang yang beriman seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah SWT melupakannya. Orang-orang yang lupa kepada Allah ialah seperti orang-orang munafik dan orang Yahudi Bani Nadir di masa Rasulullah; mereka tidak bertakwa kepada Allah. Mereka hanya memikirkan kehidupan dunia saja, tidak memikirkan kehidupan di akhirat nanti. Mereka disibukkan oleh harta-harta dan anak cucu mereka serta segala yang berhubungan dengan kesenangan duniawi.
Ayat ini sama maksudnya dengan firman Allah SWT:


ياأيها الذين ءامنوا لا تلهكم أموالكم ولا أولادكم عن ذكر الله ومن يفعل ذلك فأولئك هم الخاسرون
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.
(Q.S. Al-Munafiqun: 9)
Kemudian Allah SWT menerangkan akibat lupa kepada Allah. Jika seseorang lupa kepada Allah, maka Allah pun melupakannya pula. Yang dimaksud dengan Allah melupakan mereka ialah Allah tidak menyukai mereka, sehingga mereka bergelimang dalam kesesatan, semakin lama mereka semakin sesat, sehingga mereka semakin jauh dari jalan yang lurus, jalan yang diridai Allah. Karena itu mereka dilupakan Allah pula di akhirat nanti, tidak menolong dan meringankan beban penderitaan mereka di akhirat. Akhirnya mereka dimasukkan ke dalam neraka yang menyala-nyala, sebagai balasan perbuatan dan tindakan mereka itu.
Pada akhir ayat ini Allah SWT menegaskan bahwa orang-onang seperti orang munafik dan Yahudi Bani Nadir itu adalah orang-orang yang fasik, orang yang mengetahui mana yang baik (hak), mana yang batil, mana yang baik, mana yang jahat, namun ia tidak melaksanakan yang benar dan baik itu, tetapi ia melaksanakan yang batil dan yang jahat.
20 Tiada sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni syurga; penghuni-penghuni syurga itulah orang-orang yang beruntung.(QS. 59:20)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hasyr 20 

لَا يَسْتَوِي أَصْحَابُ النَّارِ وَأَصْحَابُ الْجَنَّةِ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمُ الْفَائِزُونَ (20

Allah SWT menerangkan bahwa tidaklah sama penghuni neraka, seperti orang-orang munafik dan Bani Nadir dengan penghuni surga, seperti kaum Muhajirin dan Ansar.
Pada ayat yang lain Allah SWT berfirman:


أم حسب الذين اجترحوا السيئات أن نجعلهم كالذين ءامنوا وعملوا الصالحات سواء محياهم ومماتهم ساء ما يحكمون
Artinya:
Apakah orang-orang yang berbuat kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka? Amat buruklah apa yang mereka sangka itu.
(Q.S. Al-Jasiyah: 21)
Dan firman Allah SWT:


أم نجعل الذين ءامنوا وعملوا الصالحات كالمفسدين في الأرض أم نجعل المتقين كالفجار
Artinya:
Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat?
(Q.S. Shad: 28)
Kemudian Allah SWT menegaskan bahwa mereka tidak sama, karena orang-orang yang dimasukkan ke dalam surga itu adalah orang-orang yang beruntung, mencapai apa yang diinginkannya. Amal saleh yang mereka kerjakan melebihi perbuatan buruk yang terlanjur mereka kerjakan, sehingga pahala yang mereka terima dapat menutupi dosa-dosa yang telah mereka lakukan.

Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [2]
Ayat 1 s/d 20 dari [24]


Sumber Tafsir dari :

1. Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalain Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Edy_Hari_Yanto's  album on Photobucket
TPQ NURUDDIN NEWS : Terima kasih kepada donatur yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk pembangunan TPQ Nuruddin| TKQ-TPQ "NURUDDIN" MENERIMA SANTRI DAN SANTRIWATI BARU | INFORMASI PENDAFTARAN DI KANTOR TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN-WONOAYU