| 41 | Dan sesungguhnya orang-orang yang membela diri sesudah teraniaya, tidak ada suatu dosapun atas mereka.(QS. 42:41) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Asy Syuura 41 - 42 
 
 وَلَمَنِ  انْتَصَرَ بَعْدَ ظُلْمِهِ فَأُولَئِكَ مَا عَلَيْهِمْ مِنْ سَبِيلٍ (41)  إِنَّمَا السَّبِيلُ عَلَى الَّذِينَ يَظْلِمُونَ النَّاسَ وَيَبْغُونَ فِي  الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (42 Dalam ayat ini  Allah SWT menerangkan bahwa orang yang berbuat sesuatu karena membela  dirinya dari satu penganiayaan atau suatu perbuatan kejahatan yang  ditimpakan kepadanya, tidak ada jalan untuk menuntutnya karena dia  melakukannya berdasarkan hak. Tetapi orang-orang yang berbuat zalim dan  mendahulukan berbuat kejahatan melampaui batas dalam memberikan  pembalasan mereka itulah yang dapat dituntut dan akan mendapat azab dan  siksa yang pedih di akhirat kelak.
 |  | 
   | 42 | Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang  berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak.  Mereka itu mendapat azab yang pedih.(QS. 42:42) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Asy Syuura 41 - 42 
 
 وَلَمَنِ  انْتَصَرَ بَعْدَ ظُلْمِهِ فَأُولَئِكَ مَا عَلَيْهِمْ مِنْ سَبِيلٍ (41)  إِنَّمَا السَّبِيلُ عَلَى الَّذِينَ يَظْلِمُونَ النَّاسَ وَيَبْغُونَ فِي  الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (42 Dalam  ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa orang yang berbuat sesuatu karena  membela dirinya dari satu penganiayaan atau suatu perbuatan kejahatan  yang ditimpakan kepadanya, tidak ada jalan untuk menuntutnya karena dia  melakukannya berdasarkan hak. Tetapi orang-orang yang berbuat zalim dan  mendahulukan berbuat kejahatan melampaui batas dalam memberikan  pembalasan mereka itulah yang dapat dituntut dan akan mendapat azab dan  siksa yang pedih di akhirat kelak.
 |  | 
   | 43 | Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.(QS. 42:43) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Asy Syuura 43 
 
 وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ (43 Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa yang sabar dan memaafkan perbuatan jahat yang dilakukan orang atas  dirinya, sedangkan ia sanggup membalasnya, mereka itu telah melakukan  sesuatu yang utama dan mereka itu berhak menerima pahala yang banyak.  Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw berkata kepada Abu Bakar mengenai tiga  hal, yakni:
 1. Seorang hamba dianiaya, lalu dia memaafkan penganiayaan itu, maka ia akan dimuliakan Allah dan ditolong Nya.
 2.  Seorang laki-laki yang memberikan suatu pemberian dengan maksud  mengeratkan hubungan silaturrahmi akan diberi Allah tambahan rezeki yang  banyak.
 3. Orang-orang yang minta-minta dengan maksud memperkaya diri akan dikurangi Allah rezekinya.
 |  | 
   | 44 | Dan siapa yang disesatkan Allah maka tidak ada  baginya seorang pemimpinpun sesudah itu. Dan kamu akan melihat  orang-orang yang zalim ketika mereka melihat azab berkata: `Adakah  kiranya jalan untuk kembali (ke dunia)`(QS. 42:44) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Asy Syuura 44 
 
 وَمَنْ  يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ وَلِيٍّ مِنْ بَعْدِهِ وَتَرَى  الظَّالِمِينَ لَمَّا رَأَوُا الْعَذَابَ يَقُولُونَ هَلْ إِلَى مَرَدٍّ  مِنْ سَبِيلٍ (44 Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa apa  yang dikehendaki Nya pasti menjadi kenyataan dan tak seorangpun yang  dapat menghalangi Nya; sebaliknya apa yang tidak dikehendaki Nya, tidak  akan terjadi, oleh karena barangsiapa yang telah ditunjuki oleh Allah  SWT tidak akan ada yang  menyesatkannya, dan barangsiapa yang telah dibiarkan sesat oleh Allah  SWT karena selalu berbuat kejahatan tidak akan ada seorang pun yang  dapat memberinya petunjuk ke jalan yang benar, yang akan membuat dia  mencapai kebahagiaan dan keberuntungan.
 Firman Allah SWT:
 
 
 
 وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُرْشِدًا Artinya: Dan  barangsiapa yang disesatkan Nya, maka kami tak akan mendapatkan seorang  pemimpin pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya. (Q.S. al Kahfi: 17)
 Orang-orang yang kafir di akhirat nanti ketika melihat dan  menyaksikan azab di depan matanya, berangan-angan mereka akan kembali  lagi ke dunia untuk berbuat baik dan beriman. Mereka berkata: "Apakah  masih ada jalan bagi kami untuk kembali ke dunia?". Andaikata mereka itu  dapat kembali lagi ke dunia, mereka tidak juga akan beriman dan berbuat  baik, mereka akan tetap saja melanggar larangan-larangan Allah. Hal ini  digambarkan pula oleh Allah SWT dalam ayat yang lain dengan firman Nya:
 
 
 
 وَلَوْ تَرَى إِذْ وُقِفُوا عَلَى النَّارِ فَقَالُوا يَا  لَيْتَنَا نُرَدُّ وَلَا نُكَذِّبَ بِآيَاتِ رَبِّنَا وَنَكُونَ مِنَ  الْمُؤْمِنِينَ (27) بَلْ بَدَا لَهُمْ مَا كَانُوا يُخْفُونَ مِنْ قَبْلُ  وَلَوْ رُدُّوا لَعَادُوا لِمَا نُهُوا عَنْهُ وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ  (28 Artinya:
 Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka  dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: "Kiranya kami dikembalikan  (ke dunia) dan tidak lagi mendustakan ayat-ayat Tuhan kami serta menjadi  orang-orang yang beriman", (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang  mengharukan). Tetapi (sebenarnya) telah nyata bagi mereka, kejahatan  yang mereka dahulu selalu menyembunyikan. Sekiranya mereka dikembalikan  ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang telah dilarang  mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta-pendusta  belaka. (Q.S. Al An'am: 27-28)
 |  | 
   | 45 | Dan kamu akan melihat mereka dihadapkan ke  neraka dalam keadaan tunduk karena (merasa) terhina, mereka melihat  dengan pandangan yang lesu. Dan orang-orang yang beriman berkata:  `Sesungguhnya orang-orang yang merugi ialah orang-orang yang kehilangan  diri mereka sendiri dan (kehilangan) keluarga mereka pada hari kiamat.  Ingatlah, sesungguhnya orang-orang yang zalim itu berada dalam azab yang  kekal.(QS. 42:45) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Asy Syuura 45 
 
 وَتَرَاهُمْ  يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا خَاشِعِينَ مِنَ الذُّلِّ يَنْظُرُونَ مِنْ طَرْفٍ  خَفِيٍّ وَقَالَ الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ الْخَاسِرِينَ الَّذِينَ خَسِرُوا  أَنْفُسَهُمْ وَأَهْلِيهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَلَا إِنَّ  الظَّالِمِينَ فِي عَذَابٍ مُقِيمٍ (45 Dalam ayat ini Allah SWT  menerangkan bahwa ketika orang-orang kafir itu dihadapkan di akhirat ke  neraka, mereka dalam keadaan sangat takut dan merasa hina sekali karena  mereka itu tahu dengan yakin akan pelanggaran pelanggaran dan dosa yang  telah dilakukannya, dan mengetahui kebesaran serta kekuasaan Tuhan yang  telah didurhakainya itu. Mereka tidak dapat menatap api neraka yang  menyala-nyala itu, mereka melihatnya dengan lirikan mata yang penuh  kelesuan, sama halnya dengan orang yang digiring untuk dibunuh ketika ia  melihat pedang yang mengkilat yang akan menghabiskan nyawanya. Dia  tidak akan menatap pedang itu, tetapi dia melihatnya dengan lirikan mata  dan dalam keadaan lesu dan dengan penglihatan yang dicuri-curi. Di kala  itu orang orang mukmin berkata: "Sesungguhnya orang-orang yang merugi  ialah orang-orang yang telah menganiaya dirinya sendiri sehingga mereka  dimasukkan dalam neraka dan tidak memperoleh sedikit pun nikmat dan  kesenangan yang abadi di dalam surga; mereka dipisahkan dengan orang  yang disayanginya, dan familinya. Ini adalah suatu kerugian yang tak ada  taranya. Pada akhir ayat ini dijelaskan bahwa orang-orang kafir akan  berada dalam siksaan yang berkepanjangan yang tak ada habis-habisnya.  Tidak ada jalan bagi mereka untuk lepas dan menghindar dari siksaan itu.
 |  | 
   | 46 | Dan mereka sekali-kali tidak mempunyai  pelindung-pelindung yang dapat menolong mereka selain Allah. Dan siapa  yang disesatkan Allah maka tidaklah ada baginya sesuatu jalanpun (untuk  mendapat petunjuk).(QS. 42:46) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Asy Syuura 46 
 
 وَمَا كَانَ لَهُمْ مِنْ أَوْلِيَاءَ يَنْصُرُونَهُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ سَبِيلٍ (46 Dalam  ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa orang-orang itu tidak akan  mendapat pertolongan dari siapa pun untuk menyelamatkan mereka dari  siksa yang menimpa mereka. Berhala-berhala yang pernah disembah mereka  di dunia tidak dapat sama sekali memberi pertolongan, bahkan mustahil  akan dapat membela mereka dan melepaskan mereka dari azab yang sedang  menimpa mereka. Ayat 46 ini ditutup dengan satu ketegasan bahwa orang  yang dibiarkan Allah sesat itu telah menjadi watak dan tabiat mereka  akan selalu berbuat kejahatan, kerusakan dan pelanggaran-pelanggaran  terhadap larangan agama; mereka tidak akan dapat lagi diperbaiki, tidak  akan dapat lagi melakukan hal-hal yang hak dan benar di dunia ini , dan  tidak akan dapat memasuki surga Jannatun Na'im di akhirat nanti.
 |  | 
   | 47 | Patuhilah seruan Rabbmu sebelum datang dari  Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak kedatangannya. Kamu tidak  memperoleh tempat berlindung pada hari itu dan tidak (pula) dapat  mengingkari (dosa-dosamu).(QS. 42:47) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Asy Syuura 47 
 
 اسْتَجِيبُوا  لِرَبِّكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ يَوْمٌ لَا مَرَدَّ لَهُ مِنَ  اللَّهِ مَا لَكُمْ مِنْ مَلْجَإٍ يَوْمَئِذٍ وَمَا لَكُمْ مِنْ نَكِيرٍ  (47 Allah SWT menerangkan bahwa Dia telah memerintahkan agar  manusia itu patuh dan taat serta menerima seruan Rasul-Nya, agama Allah  yang disampaikan sebelum datang suatu hari yang tidak seorang pun dapat  menahan, menolak dan menghalangi kedatangannya yaitu Hari Kiamat. Pada  hari itu mereka tidak mempunyai suatu tempat pun untuk berlindung yang  akan menyelamatkan mereka dari kesusahan, dan mereka itu tidak dapat  mengingkari kejahatan-kejahatan yang telah diperbuatnya di dunia karena  semuanya itu sudah tertera dengan jelas di dalam buku catatan amalan  masing-masing dan lidah serta anggota tubuh mereka pun menjadi saksi.  Bagaimana pun juga mereka tidak akan dapat melarikan diri dan menghindar  dari kedahsyatan hari itu. Dalam hubungan ini Allah SWT berfirman:
 
 
 
 يَوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَلْسِنَتُهُمْ وَأَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (24Artinya: Pada hari (ketika) lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. (Q.S. An Nur: 24)
 Dan firman Nya:
 
 
 
 يَقُولُ الْإِنْسَانُ يَوْمَئِذٍ أَيْنَ الْمَفَرُّ (10) كَلَّا لَا وَزَرَ (11) إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمُسْتَقَرُّ (12 Artinya: Pada  hari itu manusia berkata: "Ke mana tempat lari?" Sekali-kali tidak!  Tidak ada tempat berlindung! Hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu  engkau kembali. (Q.S. Al Qiyamah: 10-12)
 |  | 
   | 48 | Jika mereka berpaling maka Kami tidak mengutus  kamu sebagai pengawas bagi mereka. Kewajibanmu tidak lain hanyalah  menyampaikan (risalah). Sesungguhnya apabila Kami merasakan kepada  manusia sesuatu rahmat dari Kami dia bergembira ria karena rahmat itu.  Dan jika mereka ditimpa kesusahan disebabkan perbuatan tangan mereka  sendiri (niscaya mereka ingkar) karena sesungguhnya manusia itu amat  ingkar (kepada nikmat).(QS. 42:48) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Asy Syuura 48 
 
 فَإِنْ  أَعْرَضُوا فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا إِنْ عَلَيْكَ إِلَّا  الْبَلَاغُ وَإِنَّا إِذَا أَذَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنَّا رَحْمَةً فَرِحَ  بِهَا وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ فَإِنَّ  الْإِنْسَانَ كَفُورٌ (48 Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa  apabila Nabi Muhammad telah menunaikan tugas menyampaikan risalah  menyeru orang-orang musyrik kepada kebenaran dan kepada jalan yang  lurus, tetapi mereka itu tidak menyambut baik dan tidak mau menerimanya  bahkan mereka itu tetap menolak dan berpaling dari kebenaran, maka  hendaklah dia membiarkan saja mereka itu dan tidak perlu gusar dan  cemas, karena dia tidak diberi tugas mengawasi dan meneliti amal  perbuatan orang-orang musyrik itu, tetapi dia hanya diberi tugas  menyampaikan apa yang diturunkan dan diperintahkan Allah kepadanya.  Apabila Nabi Muhammad saw telah melaksanakan kewajibannya maka beliau  sudah dianggap menunaikan misinya, sebagaimana firman Allah SWT:
 
 
 
 لَسْتَ عَلَيْهِمْ بِمُسَيْطِرٍ Artinya: Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka. (Q.S. Al Gasyiah: 210)
 Dan firman-Nya:
 
 
 
 لَيْسَ عَلَيْكَ هُدَهُمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ Artinya: Bukanlah  kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah lah  yang memberi petunjuk (memberi taufik) kepada siapa yang dikehendaki  Nya. (Q.S. Al Baqarah: 272)
 Dan firman Nya pula:
 
 
 
 فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلَاغُ وَعَلَيْنَا الْحِسَابُ Artinya: Karena sesungguhnya tugasmu hanya menyampaikan saja, sedangkan Kamilah yang menghisab amalan mereka. (Q.S. Ar Ra'd: 40)
 Selanjutnya  Allah SWT menerangkan tabiat dan watak manusia yaitu manusia itu diberi  kekayaan, dikaruniai kesenangan hidup, kesejahteraan jasmani, perasaan  aman sentosa, mereka senang dan gembira atas karunia tersebut, bahkan  sering menimbulkan perasaan angkuh dan takabur. Tetapi sebaliknya  apabila mereka ditimpa kemiskinan, penyakit, musibah yang bermacam-macam  berupa banjir, kebakaran dan akibat dosa dan maksiat yang  dikerjakannya, mereka mengingkari semua karunia yang telah diberikan  Allah kepadanya, lupa akan karunia itu, malah mereka lupa mengerjakan  kebaikan. Demikianlah sifat orang kafir dan tidak beriman kepada Allah  SWT. Berbeda dengan orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah  SWT, mereka bersyukur, beriman dan beribadah semakin mantap. Apabila  mereka tidak atau belum memperoleh karunia, mereka bersabar karena  mereka percaya kepada ketentuan Allah; segala sesuatupun dikembalikan  kepada Allah SWT, mereka menyesuaikan diri dengan firman Allah:
 
 
 
 وَإِلَى اللَّهِ تُرْجَعُ الأُمُورُ Artinya: Dan hanya kepada Allah dikembalikan segala urusan. (Q.S. Al Baqarah: 210)
 |  | 
   | 49 | Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi,  Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, Dia memberikan anak-anak  perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak  lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki,(QS. 42:49) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Asy Syuura 49 - 50 
 
 لِلَّهِ  مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ يَهَبُ لِمَنْ  يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ الذُّكُورَ (49) أَوْ  يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَإِنَاثًا وَيَجْعَلُ مَنْ يَشَاءُ عَقِيمًا  إِنَّهُ عَلِيمٌ قَدِيرٌ (50 Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan  bahwa Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi, memiliki, berkuasa dan  berbuat sekehendak Nya terhadap apa yang ada di langit dan di bumi. Apa  saja yang Dia kehendaki pasti terwujud dan menjadi kenyataan, dan apa  yang tidak Dia kehendaki tidak akan ada dan tidak akan terwujud. Dia  memberikan nikmat kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Tidak seorang pun  dapat menghalangi apa yang dikehendaki-Nya sebagaimana tidak seorang pun  dapat memberikan nikmat kepada siapa yang tidak dikehendaki Nya. Dia  lah yang menciptakan segala sesuatu menurut kehendak-Nya. Dia lah yang  memberikan keturunan anak perempuan kepada siapa yang dikehendaki-Nya,  memberikan keturunan anak laki-laki kepada siapa yang dikehendaki-Nya,  dan memberikan keturunan anak laki-laki dan perempuan, dan ada pula yang  dijadikannya mandul, tidak berketurunan, semua ada gunanya dan  faedahnya.
 Semuanya itu menunjukkan ke Mahakuasaan Allah SWT yang  tidak seorang pun dapat menentang Nya. Dia berbuat sekehendak Nya sesuai  dengan kodrat Nya dan tidak seorang pun yang sanggup merintangi Nya  atau turut membantu mengatur keinginan Nya. Ayat ini ditutup dengan satu  ketegasan, bahwa Allah Maha Mengetahui siapa-siapa yang layak dan  berhak dianugerahi tiap-tiap macam karunia tersebut di atas; Dia Maha  Kuasa menciptakan apa yang dikehendaki dan berbuat sekehendak-Nya  menurut kebijaksanaan dan ilmu-Nya.
 |  | 
   | 50 | atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki  dan perempuan (kepada siapa yang dikehendaki-Nya), dan Dia menjadikan  mandul siapa yang Dia dikehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi  Maha Kuasa.(QS. 42:50) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Asy Syuura 49 - 50 
 
 لِلَّهِ  مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ يَهَبُ لِمَنْ  يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ الذُّكُورَ (49) أَوْ  يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَإِنَاثًا وَيَجْعَلُ مَنْ يَشَاءُ عَقِيمًا  إِنَّهُ عَلِيمٌ قَدِيرٌ (50 Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan  bahwa Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi, memiliki, berkuasa dan  berbuat sekehendak Nya terhadap apa yang ada di langit dan di bumi. Apa  saja yang Dia kehendaki pasti terwujud dan menjadi kenyataan, dan apa  yang tidak Dia kehendaki tidak akan ada dan tidak akan terwujud. Dia  memberikan nikmat kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Tidak seorang pun  dapat menghalangi apa yang dikehendaki-Nya sebagaimana tidak seorang pun  dapat memberikan nikmat kepada siapa yang tidak dikehendaki Nya. Dia  lah yang menciptakan segala sesuatu menurut kehendak-Nya. Dia lah yang  memberikan keturunan anak perempuan kepada siapa yang dikehendaki-Nya,  memberikan keturunan anak laki-laki kepada siapa yang dikehendaki-Nya,  dan memberikan keturunan anak laki-laki dan perempuan, dan ada pula yang  dijadikannya mandul, tidak berketurunan, semua ada gunanya dan  faedahnya.
 Semuanya itu menunjukkan ke Mahakuasaan Allah SWT yang  tidak seorang pun dapat menentang Nya. Dia berbuat sekehendak Nya sesuai  dengan kodrat Nya dan tidak seorang pun yang sanggup merintangi Nya  atau turut membantu mengatur keinginan Nya. Ayat ini ditutup dengan satu  ketegasan, bahwa Allah Maha Mengetahui siapa-siapa yang layak dan  berhak dianugerahi tiap-tiap macam karunia tersebut di atas; Dia Maha  Kuasa menciptakan apa yang dikehendaki dan berbuat sekehendak-Nya  menurut kebijaksanaan dan ilmu-Nya.
 |  | 
   | 51 | Dan tidak ada bagi seorang manusiapun bahwa  Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau di  belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu  diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki.  Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.(QS. 42:51) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Asy Syuura 51 
 
 وَمَا  كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلَّا وَحْيًا أَوْ مِنْ وَرَاءِ  حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولًا فَيُوحِيَ بِإِذْنِهِ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ  عَلِيٌّ حَكِيمٌ (51 Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa  Allah tidak akan berkata-kata dengan hamba-Nya kecuali dengan salah satu  dari tiga cara seperti tersebut berikut ini :
 1. Dengan wahyu,  yakni Allah SWT menanamkan ke dalam hati sanubari seorang Nabi suatu  pengertian yang tidak diragukannya bahwa yang diterimanya adalah dari  Allah SWT. Seperti halnya yang terjadi dengan Nabi Muhammad saw Sabda  beliau:
 
 
 
 إِنَّ رُوحَ الْقُدُسِ نَفَثَ فِي قَلْبِي إِنَّ نَفْسًا  لَنْ تَمُوْتَ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ رِزْقُهَا وَأَجَلُهَا فَاتَّقُوا  اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِي الطَّيِّبِ Artinya: Sesungguhnya Ruhul  Qudus telah menghembuskan ke dalam lubuk hatiku bahwasanya seseorang  tidak akan meninggal dunia hingga dia menerima dan menjalin dengan  sempurna rezeki dan ajalnya, maka bertakwalah kepada Allah SWT dan  berusahalah dengan cara yang sebaik-baiknya. (H.R. Ibnu Hibban)
 2.  Di belakang tabir yakni dengan cara mendengar dan tidak melihat siapa  yang berkata, tetapi perkataannya itu didengar, seperti halnya Allah  berbicara dengan Nabi Musa, Firman Allah SWT:
 
 
 
 وَلَمَّا جَاءَ مُوسَى لِمِيقَاتِنَا وَكَلَّمَهُ رَبُّهُ قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنْظُرْ إِلَيْكَ قَالَ لَنْ تَرَانِي Artinya: Dan  tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah  Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkata  Musa: "Ya Tuhanku! Nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat  melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tak dapat  melihat-Ku". (Q.S. Al A'raf: 143)
 3. Mengutus seorang utusan, yakni  Allah SWT mengutus seorang utusan berupa malaikat Jibril, maka utusan  itu menyampaikan wahyu kepada siapa yang dikehendaki Nya, sebagai mana  halnya Jibril turun kepada Nabi Muhammad saw dan kepada Nabi-nabi yang  lain.
 Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari dari Siti 'Aisyah  ra. bahwa, Al Harits bin Hisyam bertanya kepada Nabi saw, ujarnya:  "Bagaimana cara wahyu datang kepada engkau? jawab Rasulullah sa:  "Kadang-kadang wahyu datang kepadaku sebagai bunyi gemerincing lonceng.  Itulah yang sangat berat bagiku. Setelah ia berhenti, aku telah mengerti  apa yang telah dikatakan Nya; kadang-kadang malaikat merupakan dirinya  kepadaku sebagai seorang laki-laki, lalu dia berbicara kepadaku, maka  aku mengerti apa yang dibicarakannya". Berkata Aisyah ra, sesungguhnya  saya lihat Nabi ketika turun Kepadanya wahyu di hari yang sangat dingin,  kemudian setelah wahyu itu terhenti terlihat dahinya bercucuran  keringat.
 Ayat ini ditutup dengan penegasan bahwa Allah itu Maha  Tinggi lagi Maha Suci dari sifat-sifat makhluk ciptaan Nya. Dia disebut  menurut kebijaksanaan Nya, berbicara dengan hamba-hamba Nya, adakalanya  tanpa, perantara baik berupa ilham atau berupa percakapan dari belakang  tabir.
 |  | 
   | 52 | Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu  (al-Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui  apakah Al-Kitab (al-Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu,  tetapi Kami menjadikan al-Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia  siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya  kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.(QS. 42:52) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Asy Syuura 52 
 
 وَكَذَلِكَ  أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِنْ أَمْرِنَا مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا  الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ وَلَكِنْ جَعَلْنَاهُ نُورًا نَهْدِي بِهِ  مَنْ نَشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ  مُسْتَقِيمٍ (52 Allah SWT menerangkan bahwa sebagaimana Dia  menurunkan wahyu kepada Rasul-rasul terdahulu Dia menurunkan juga wahyu  kepada Nabi Muhammad berupa Alquran sebagai rahmat Nya. Selanjutnya  Allah SWT menjelaskan bahwa Muhammad saw sebelum mencapai umur empat  puluh tahun dan berada di tengah-tengah kaumnya, belum tahu apa Alquran  itu dan apa iman itu, dan begitu juga dia belum tahu apa syariat itu  secara terperinci dan pengertian tentang hal-hal yang mengenai wahyu  yang diturunkannya, tetapi Allah menjadikan Alquran itu cahaya terang  benderang yang dengannya Allah SWT memberi petunjuk kepada hamba-hamba  yang dikehendaki Nya dan membimbingnya kepada agama yang benar, yaitu  agama Islam.
 Sebagaimana firman Allah SWT:
 
 
 
 قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ وَالَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ فِي آذَانِهِمْ وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى Artinya: Katakanlah:  "Alquran itu adalah petunjuk dan penawar hati bagi orang-orang yang  beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada  sumbat sedangkan Alquran itu adalah suatu kegelapan bagi mereka". (Q.S.  Fussilat: 44)
 dan firman Nya:
 
 
 
 إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ Artinya: Sesungguhnya Alquran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus". (Q.S. Al Isra: 9)
 Dengan cahaya Alquran itulah, Allah SWT memberikan petunjuk kepada jalan yang lurus, agama yang benar.
 |  | 
   | 53 | (Yaitu) jalan Allah yang kepunyaan-Nya segala  apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa kepada  Allah-lah kembali semua urusan.(QS. 42:53) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Asy Syuura 53 
 
 صِرَاطِ اللَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ أَلَا إِلَى اللَّهِ تَصِيرُ الْأُمُورُ (53 Dalam  ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa jalan yang lurus itu ialah jalan  yang telah disyariatkan Allah SWT pemilik langit dan bumi serta berkuasa  kepada keduanya, berbuat sekehendak Nya, dan sebagai hakim yang tidak  dapat digugat keputusan Nya.
 Ayat ini diakhiri dengan satu  peringatan bahwa semua urusan makhluk pada Hari Kiamat nanti  dikembalikan kepada Allah tidak kepada yang lain. Maka ditempatkanlah  setiap mereka itu pada tempat yang layak baginya, di surga atau di  neraka.
 Firman Allah SWT:
 
 
 
 وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَإِلَى اللَّهِ تُرْجَعُ الْأُمُورُ (109 Artinya: Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi dan kepada Allahlah dikembalikan segala urusan.
 (Q.S. Ali Imran: 109)
 |  | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar