| 41 | Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa  ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di  jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu  mengetahui.(QS. 9:41) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Taubah 41 
 
 انْفِرُوا  خِفَافًا وَثِقَالًا وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ فِي  سَبِيلِ اللَّهِ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (41 Pada  ayat ini diterangkan bahwa berperang itu bukan lagi anjuran, tetapi  wajib sehingga tidak seorang muslim pun yang dibenarkan untuk tidak ikut  berperang. Tiap-tiap orang yang sehat, tua, kaya dan miskin wajib  tampil ke medan juang untuk membela Islam dan menegakkan kebenaran.  Orang-orang yang uzur yang dibenarkan syarak, seperti terlalu tua, lemah  fisiknya, tak berdaya lagi, sakit keras dan lain-lain karena mereka  akan menjadi beban saja apabila diikutsertakan dalam peperangan, tidak  diwajibkan ikut berperang.
 Firman Allah swt.:
 
 
 
 لَيْسَ عَلَى  الضُّعَفَاءِ وَلَا عَلَى الْمَرْضَى وَلَا عَلَى الَّذِينَ لَا يَجِدُونَ  مَا يُنْفِقُونَ حَرَجٌ إِذَا نَصَحُوا لِلَّهِ وَرَسُولِهِ Artinya: Tiada  dosa (lantaran tidak pergi berjihad) atas orang-orang lemah,  orang-orang sakit dan orang-orang yang tidak memperoleh apa yang mereka  nafkahkan apabila mereka berlaku ikhlas kepada Allah dan Rasul-Nya.
 (Q.S. At Taubah: 91)
 Mereka  diperintahkan berjihad dan berperang melawan musuh-musuh Allah dan  musuh-musuh agama-Nya, mendermakan harta dan dirinya untuk menegakkan  keadilan meninggikan kalimat Allah. Baik tampil ke medan perang maupun  berjihad dengan harta dan jiwanya dengan maksud menjunjung tinggi  derajat umat dan agama adalah lebih baik kalau betul-betul mengetahui  akibat perbuatannya yang baik itu karena yang demikian tidak saja  menjadi kebahagiaan mereka di dunia ini, tetapi juga menjadi kebahagiaan  abadi kelak di akhirat.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah At Taubah 41
 
 
 انْفِرُوا  خِفَافًا وَثِقَالًا وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ فِي  سَبِيلِ اللَّهِ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (41 (Berangkatlah  kalian baik dalam keadaan merasa ringan atau pun merasa berat) dalam  keadaan bersemangat atau pun dalam keadaan tidak bersemangat. Menurut  penafsiran yang lain dikatakan bahwa arti ayat ini ialah baik dalam  keadaan kuat maupun dalam keadaan lemah atau baik dalam keadaan  berkecukupan maupun dalam keadaan kekurangan. Akan tetapi ayat ini  dinasakh oleh firman Allah swt. yang lain, yaitu, "Tiada dosa (lantaran  tidak pergi berjihad) atas orang-orang yang lemah..." (Q.S. At-Taubah  91). (dan berjihadlah dengan harta dan diri kalian di jalan Allah. Yang  demikian itu adalah lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui)  bahwasanya hal ini lebih baik bagi diri kalian, oleh sebab itu jangan  sekali-kali kalian merasa berat. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan  sikap orang-orang munafik, yaitu mereka yang enggan pergi berperang.
 |  
 
 | 
   | 42 | Kalau yang kamu serukan kepada mereka itu  keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak berapa jauh  pastilah mereka mengikutimu, tetapi tempat yang dituju itu amat jauh  terasa oleh mereka. Mereka akan bersumpah dengan (nama) Allah: `Jikalau  kami sanggup tentulah kami berangkat bersama-samamu`. Mereka  membinasakan diri mereka sendiri; dan Allah mengetahui bahwa  sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta.(QS. 9:42) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Taubah 42 
 
 لَوْ كَانَ  عَرَضًا قَرِيبًا وَسَفَرًا قَاصِدًا لَاتَّبَعُوكَ وَلَكِنْ بَعُدَتْ  عَلَيْهِمُ الشُّقَّةُ وَسَيَحْلِفُونَ بِاللَّهِ لَوِ اسْتَطَعْنَا  لَخَرَجْنَا مَعَكُمْ يُهْلِكُونَ أَنْفُسَهُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ  إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ (42 Pada ayat ini Allah swt. menjelaskan  latar belakang tidak ikutnya orang-orang munafik ke medan perang  sekalipun sudah diumumkan perintah wajib perang yaitu karena pergi  berperang itu akan menempuh jarak yang jauh di musim panas, di dalam  keadaan serba kekurangan dan belum tentu menang dan memperoleh ganimah,  karena yang dihadapinya adalah tentara Romawi dan pengikut-pengikutnya,  tentara gemblengan yang kuat dan banyak pula jumlahnya.
 Andaikata  diperintahkan ke tempat yang dekat yang tidak mengakibatkan susah payah  dalam perjalanan yang sudah pasti mendapatkan kemenangan, dan memperoleh  keuntungan dengan mudah tentunya mereka mau saja dan tidak akan enggan.  Untuk menyelubungi kemunafikannya itu, mereka tidak segan bersumpah  dengan nama Allah bahwa jika mereka sanggup dan ada kemampuan, tentunya  mereka ikut berangkat bersama-sama. Sumpah ini diucapkan oleh mereka  sebagai alasan ketika kaum Muslimin kembali dari peperangan Tabuk dengan  selamat dan berada di tengah-tengah mereka, sebagaimana firman Allah:
 
 
 
 يَعْتَذِرُونَ إِلَيْكُمْ إِذَا رَجَعْتُمْ إِلَيْهِمْ Artinya: Mereka (orang-orang munafik) mengemukakan uzurnya kepadamu, apabila kamu telah kembali kepada mereka (dari medan perang).
 (Q.S. At Taubah: 94)
 Mereka  menduga bahwa sumpah palsu yang mereka ucapkan itu menguntungkan mereka  dan dapat menutupi sifat kemunafikan padahal sebenarnya tindakan itu  hanya mencelakakan mereka. Sumpah palsu itu termasuk salah satu dosa  besar sebagaimana sabda Rasulullah saw.:
 
 
 
 الكبائر الإشراك بالله وعقوق الوالدين وقتل النفس واليمين الغموس Artinya: Dosa besar itu ialah menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua ibu bapak, membunuh diri seseorang dan bersumpah palsu.
 (H.R. Bukhari dari Abdullah bin Amru bin 'As)
 Allah swt. mengetahui kebohongan dan kepalsuan sumpah mereka dan Allah akan membalas semuanya itu.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah At Taubah 42
 
 
 لَوْ  كَانَ عَرَضًا قَرِيبًا وَسَفَرًا قَاصِدًا لَاتَّبَعُوكَ وَلَكِنْ  بَعُدَتْ عَلَيْهِمُ الشُّقَّةُ وَسَيَحْلِفُونَ بِاللَّهِ لَوِ  اسْتَطَعْنَا لَخَرَجْنَا مَعَكُمْ يُهْلِكُونَ أَنْفُسَهُمْ وَاللَّهُ  يَعْلَمُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ (42 (Kalau) apa yang engkau serukan  kepada mereka itu (berupa keuntungan) yaitu harta duniawi (yang mudah  diperoleh) gampang diraih (dan perjalanan yang tidak berapa jauh)  artinya pertengahan (pastilah mereka mengikutimu) dengan niat untuk  mendapatkan ganimah (tetapi tempat yang dituju itu amat jauh terasa oleh  mereka) karena itu mereka tidak mau ikut. (Mereka akan bersumpah atas  nama Allah) bilamana kalian kembali kepada mereka ("Jika kami sanggup)  berangkat (tentulah kami berangkat bersama-sama kalian." Mereka  membinasakan diri mereka sendiri) dengan sumpah dusta (dan Allah  mengetahui bahwa sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang dusta)  dalam perkataan mereka yang demikian itu.
 |  
 
 | 
   | 43 | Semoga Allah memaafkanmu. Mengapa kamu memberi  izin kepada mereka (untuk tidak pergi berperang), sebelum jelas bagimu  orang-orang yang benar (dalam keuzurannya) dan sebelum kamu ketahui  orang-orang yang berdusta?(QS. 9:43) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Taubah 43 
 عَفَا اللَّهُ عَنْكَ لِمَ أَذِنْتَ لَهُمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَتَعْلَمَ الْكَاذِبِينَ (43
 
 Pada  ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa Dia telah memaafkan Nabi Muhammad  saw. karena telah memberikan izin kepada beberapa orang munafik tidak  turut bersama ke medan perang setelah mereka mengemukakan alasan yang  dibuat-buatnya sebelum ada wahyu dari Allah swt. yang memberikan  persetujuan atas permintaan mereka itu.
 Andaikata Nabi Muhammad saw.  tidak memenuhi permintaan mereka dan tidak mengizinkan mereka, tentulah  rahasia mereka terbuka sebab diizinkan atau tidak, mereka tidak akan  pergi bersama-sama ke medan perang.
 Menurut riwayat Mujahid ayat ini  diturunkan berkenaan dengan orang-orang munafik yang minta izin kepada  Rasulullah sekadar basa-basi saja untuk tidak pergi berperang. Padahal  diizinkan atau tidak mereka tetap saja akan tinggal di Madinah, dan  tidak akan ikut ke medan perang.
 
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah At Taubah 43
 
 
 عَفَا اللَّهُ عَنْكَ لِمَ أَذِنْتَ لَهُمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَتَعْلَمَ الْكَاذِبِينَ (43 Rasulullah  saw. memberi izin kepada segolongan orang-orang untuk tidak ikut  berjihad yang keputusannya ini berdasarkan ijtihad dari diri beliau  sendiri. Maka turunlah wahyu kepada Rasulullah saw. sebagai teguran  hanya saja Allah swt. di dalam wahyu-Nya kali ini mendahulukan maaf atas  perbuatan yang telah dilakukannya; dimaksud sebagai penenang hati.  (Semoga Allah memaafkanmu, mengapa kamu memberi izin kepada mereka)  untuk tidak ikut berjihad dan mengapa kamu tidak membiarkan mereka  (sebelum jelas bagimu orang-orang yang benar) dalam keuzurannya (dan  sebelum kamu ketahui orang-orang yang berdusta?) dalam hal ini.
 |  
 
 | 
   | 44 | Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari  kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk (tidak ikut) berjihad  dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang  bertakwa.(QS. 9:44) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Taubah 44 
 
 لَا  يَسْتَأْذِنُكَ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ أَنْ  يُجَاهِدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ وَاللَّهُ عَلِيمٌ  بِالْمُتَّقِينَ (44 Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa  orang-orang yang beriman kepada Allah swt. dan beriman kepada hari  kemudian (akhirat), tentulah tidak akan membuat-buat alasan untuk tidak  ikut berperang membela agama dan menegakkan kebenaran. Orang yang  demikian ini akan disempurnakan balasan amalannya yang telah  diperbuatnya di dunia ini. Mereka juga tidak akan meminta izin kepada  Rasulullah saw. untuk tidak berjihad di jalan Allah dengan harta dan  diri mereka, bahkan sebaliknya mereka selalu siap sedia mengorbankan  hartanya sesuai dengan kemampuannya, bahkan jiwanya kalau dipandang  perlu disediakannya untuk dikurbankan. Allah swt. mengetahui orang-orang  yang bertakwa kepadanya, yaitu orang-orang yang selalu menghindari  hal-hal yang menyebabkan kemurkaan Allah, dan mengerjakan apa-apa yang  diridai oleh-Nya.
 
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah At Taubah 44
 
 
 لَا  يَسْتَأْذِنُكَ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ  أَنْ يُجَاهِدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ وَاللَّهُ عَلِيمٌ  بِالْمُتَّقِينَ (44 (Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari  kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu) untuk tidak ikut (berjihad  dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang  bertakwa).
 |  
 
 | 
   | 45 | Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu,  hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian,  dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam  keragu-raguannya.(QS. 9:45) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Taubah 45 
 
 إِنَّمَا  يَسْتَأْذِنُكَ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ  وَارْتَابَتْ قُلُوبُهُمْ فَهُمْ فِي رَيْبِهِمْ يَتَرَدَّدُونَ (45 Pada  ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa orang-orang yang minta izin  kepada Rasulullah saw. untuk tidak turut berjihad bersamanya tanpa  alasan yang dapat diterima ialah orang-orang munafik yang tidak beriman  kepada Allah swt., tidak mengakui keesaan-Nya dan tidak percaya kepada  hari akhirat. Mereka menyangka bahwa yang membelanjakan harta kekayaan  itu adalah suatu kebodohan dan kerugian dan berjihad dengan mengorbankan  jiwa adalah semata-mata kepayahan dan penderitaan saja. Di dalam hati  mereka bersarang perasaan ragu-ragu kepada kebenaran agamanya. Mereka  selalu bingung dan bimbang. Mereka mau bekerja sama dengan orang-orang  mukmin di dalam urusan yang mudah dan gampang, tetapi di dalam hal yang  agak sulit dan berat seperti berperang, mereka mengelak dan mencari-cari  jalan untuk lepas serta mengemukakan alasan-alasan yang dibuat-buat  untuk menghindarinya.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah At Taubah 45
 
 
 إِنَّمَا  يَسْتَأْذِنُكَ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ  وَارْتَابَتْ قُلُوبُهُمْ فَهُمْ فِي رَيْبِهِمْ يَتَرَدَّدُونَ (45 (Sesungguhnya  yang akan meminta izin kepadamu) untuk tidak ikut berjihad (hanyalah  orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian dan merasa  ragu) yakni ragu-ragu (hatinya) akan kebenaran agama Islam (karena itu  mereka selalu bimbang dalam keraguannya) artinya mereka selalu bingung  di dalam menentukan sikapnya.
 |  
 
 | 
   | 46 | Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka  menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak  menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka:  `Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu.`(QS. 9:46) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Taubah 46 
 
 وَلَوْ  أَرَادُوا الْخُرُوجَ لَأَعَدُّوا لَهُ عُدَّةً وَلَكِنْ كَرِهَ اللَّهُ  انْبِعَاثَهُمْ فَثَبَّطَهُمْ وَقِيلَ اقْعُدُوا مَعَ الْقَاعِدِينَ (46 Pada  ayat ini Allah swt. menerangkan suatu bukti tentang kepalsuan sumpah  mereka dan kebohongan ucapan mereka, yaitu tidak terdapatnya tanda-tanda  bahwa mereka akan ikut berperang. Kalau benar-benar mereka mau  berangkat ke medan perang tentunya mereka menyiapkan peralatan yang  diperlukan seperti bekal, kendaraan, senjata dan sebagainya.
 Tidak  berangkatnya orang-orang munafik ke medan perang adalah merupakan  keuntungan bagi kaum Muslimin karena kalau mereka berangkat, tentulah  akan mengacau dan mengadu domba antara kaum Muslimin. Itulah sebabnya  Allah swt. menjadikan hati mereka lesu, keinginannya lemah sesuai dengan  kekhawatiran dan keragu-raguan di dalam hatinya, menyebabkan mereka  merasa berat dan tidak mau berangkat. Akhirnya Rasulullah saw. berkata  kepada mereka dengan nada marah: "Tinggal sajalah kamu sekalian bersama  anak-anak, perempuan, orang-orang lemah, orang-orang sakit dan tak usah  berangkat ke medan perang." Dengan kata-kata ini orang-orang munafik itu  senang dan gembira karena dianggapnya kata-kata itu sesuai dengan  kehendak dan keinginannya, sekalipun kata-kata itu diucapkan Rasulullah  saw. dengan nada yang kurang menyenangkan.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah At Taubah 46
 
 
 وَلَوْ  أَرَادُوا الْخُرُوجَ لَأَعَدُّوا لَهُ عُدَّةً وَلَكِنْ كَرِهَ اللَّهُ  انْبِعَاثَهُمْ فَثَبَّطَهُمْ وَقِيلَ اقْعُدُوا مَعَ الْقَاعِدِينَ (46 (Dan  jika mereka mau berangkat) bersamamu (tentulah mereka menyiapkan  persiapan untuk keberangkatan itu) niscaya mereka akan mempersiapkan  alat-alat perang dan perbekalan (tetapi Allah tidak menyukai  keberangkatan mereka) artinya Dia tidak menghendaki mereka berangkat  (maka Allah melemahkan keinginan mereka) Allah membuat mereka malas (dan  dikatakan) kepada mereka ("Tinggallah kalian bersama orang-orang yang  tinggal itu.") yaitu orang-orang yang sakit, kaum wanita dan anak-anak  kecil. Artinya Allah swt. telah menakdirkan hal tersebut.
 |  
 
 | 
   | 47 | Jika mereka berangkat bersama-sama kamu,  niscaya mereka tidak menambah kamu selain dari kerusakan belaka, dan  tentu mereka akan bergegas-gegas maju ke muka di celah-celah barisanmu,  untuk mengadakan kekacauan di antaramu; sedang di antara kamu ada  orang-orang yang amat suka mendengarkan perkataan mereka. Dan Allah  mengetahui orang-orang yang zalim.(QS. 9:47) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Taubah 47 
 
 لَوْ  خَرَجُوا فِيكُمْ مَا زَادُوكُمْ إِلَّا خَبَالًا وَلَأَوْضَعُوا  خِلَالَكُمْ يَبْغُونَكُمُ الْفِتْنَةَ وَفِيكُمْ سَمَّاعُونَ لَهُمْ  وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالظَّالِمِينَ (47 Pada ayat ini Allah swt.  menjelaskan bahwa kalau pun orang-orang munafik yang meminta izin itu  berangkat juga bersama kaum Muslimin, mereka tidak akan menambah  ketenangan kaum Muslimin tetapi mereka akan mengacaukan pikiran kaum  Muslimin dan merusak persatuan, serta melemahkan pendirian sebagaimana  yang telah terjadi di perang Hunain. Sebelum mereka melihat musuh,  mereka sudah lari dari peperangan dan mempengaruhi orang-orang yang  lemah imannya. Ada juga orang-orang mukmin yang terpengaruh karena  melihat barisan pasukan sudah kacau balau. Dengan cepatnya mereka  menyebar memasuki barisan kaum Muslimin, membikin fitnah yang  mengacaukan pikiran kaum Muslimin. Orang-orang yang lemah iman dan akal  pikirannya tentu terpengaruh akan kata-kata mereka. Allah swt.  mengetahui orang-orang yang lalim dan memberi pembalasan yang setimpal  di hari kemudian nanti.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah At Taubah 47
 
 
 لَوْ  خَرَجُوا فِيكُمْ مَا زَادُوكُمْ إِلَّا خَبَالًا وَلَأَوْضَعُوا  خِلَالَكُمْ يَبْغُونَكُمُ الْفِتْنَةَ وَفِيكُمْ سَمَّاعُونَ لَهُمْ  وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالظَّالِمِينَ (47 (Jika mereka berangkat  bersama-sama kalian, niscaya mereka tidak menambah kalian selain dari  kekacauan) yaitu kerusakan melalui hasutan yang mereka lancarkan kepada  kaum mukminin guna melemahkan semangat juangnya (dan niscaya mereka akan  bergegas-gegas maju ke muka di celah-celah barisan kalian untuk  melancarkan adu domba (mereka menghendaki kalian) yakni mempunyai tujuan  supaya kalian (menjadi kacau) melalui siasat adu dombanya (sedangkan di  antara kalian ada orang-orang yang suka mendengarkan perkataan mereka)  artinya mau menerima apa yang mereka katakan. (Dan Allah mengetahui  orang-orang yang lalim).
 |  
 
 | 
   | 48 | Sesungguhnya dari dahulupun mereka telah  mencari-cari kekacauan dan mereka mengatur pelbagai macam tipu daya  untuk (merusakkan) mu, hingga datanglah kebenaran (pertolongan Allah),  dan menanglah agama Allah, padahal mereka tidak menyukainya.(QS. 9:48) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Taubah 48 
 
 لَقَدِ  ابْتَغَوُا الْفِتْنَةَ مِنْ قَبْلُ وَقَلَّبُوا لَكَ الْأُمُورَ حَتَّى  جَاءَ الْحَقُّ وَظَهَرَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَارِهُونَ (48 Pada  ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa pengacauan orang-orang munafik itu  sudah berjalan lama sejak perang Uhud. Tersebut dalam sejarah perang  Uhud bahwa pemimpin besar orang-orang munafik, yaitu Abdullah bin Ubay,  telah membujuk sepertiga pasukan kaum Muslimin di tengah jalan menuju  Uhud di tempat yang bernama Syaut antara Madinah dan Uhud. Dia berkata:  "Menurut penglihatan saya, yang patuh kepada Muhammad adalah anak-anak  dan orang-orang yang tidak mempunyai pikiran waras. Kenapa kita berbuat  bodoh mau ikut bunuh diri? Saya kira kita lebih baik tidak turut ke  Uhud." Lalu kembalilah ia ke Madinah beserta orang-orang munafik yang  dipengaruhinya. Adapun dua golongan, yaitu Bani Salamah dan Bani Harisah  yang hampir juga terpengaruh dan terpancing oleh propaganda yang  disebarkan Abdullah bin Ubay masih dilindungi Allah swt. sehingga  selamatlah mereka dari fitnah tersebut. Itulah yang dimaksud dalam  firman Allah:
 
 
 
 إِذْ هَمَّتْ طَائِفَتَانِ مِنْكُمْ أَنْ تَفْشَلَا Artinya: Ketika dua golongan daripadamu ingin (mundur) karena takut.
 (Q.S. Ali Imran: 122)
 Bagaimana  juga gigihnya usaha orang-orang munafik melumpuhkan perjuangan  Rasulullah saw. dan pengikut-pengikutnya, namun akhirnya kebenaran  jugalah yang menjadi kenyataan. Janji Allah swt. datang tepat pada  waktunya dan agama Allah mendapat kemenangan dan menjulang tinggi dan  tidak ada yang lebih tinggi daripadanya. Negeri Mekah dapat ditaklukkan,  manusia masuk Islam berbondong-bondong sekalipun semuanya itu tidak  disenangi oleh musuh-musuh Allah.
 Firman Allah swt.:
 
 
 
 يُرِيدُونَ  أَنْ يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا  أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ Artinya: Mereka  berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut  (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain  menyempurnakan cahaya-Nya walaupun orang-orang yang kafir tidak  menyukai.
 (Q.S. At Taubah: 32)
 
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah At Taubah 48
 
 
 لَقَدِ  ابْتَغَوُا الْفِتْنَةَ مِنْ قَبْلُ وَقَلَّبُوا لَكَ الْأُمُورَ حَتَّى  جَاءَ الْحَقُّ وَظَهَرَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَارِهُونَ (48 (Sesungguhnya  mereka selalu ingin menjerumuskanmu) dirimu (ke dalam kekacauan sejak  dahulu) yaitu semenjak kamu datang di Madinah (dan mereka mengatur  berbagai macam tipu daya untuk merusakmu) mereka selalu berupaya untuk  menipumu dan membatalkan agamamu (hingga datanglah kebenaran) yaitu  pertolongan Allah (dan menanglah) berjayalah (perkara Allah) yakni  agama-Nya (padahal mereka tidak menyukai)nya. Akhirnya dengan terpaksa  mereka masuk Islam akan tetapi hanya lahiriah saja.
 |  
 
 | 
   | 49 | Di antara mereka ada orang yang berkata:  `Berilah saya keizinan (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu  menjadikan saya terjerumus ke dalam fitnah`. Ketahuilah, bahwa mereka  telah terjerumus ke dalam fitnah. Dan sesungguhnya Jahannam itu  benar-benar meliputi orang-orang kafir.(QS. 9:49) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Taubah 49 
 
 وَمِنْهُمْ  مَنْ يَقُولُ ائْذَنْ لِي وَلَا تَفْتِنِّي أَلَا فِي الْفِتْنَةِ  سَقَطُوا وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمُحِيطَةٌ بِالْكَافِرِينَ (49 Diriwayatkan  bahwa Rasulullah saw. berkata kepada Jadd bin Qais salah seorang  pembesar orang munafik: "Wahai Jadd, adakah kamu mempunyai kemampuan  untuk menghadapi Bani Asfar (orang-orang Romawi)?" Jadd menjawab:  "Sebaiknya Rasulullah dapat mengizinkan saya tinggal (di Madinah) dan  tidak ikut berperang karena saya sebagaimana diketahui oleh kaumku mudah  tergoda oleh wanita. Saya khawatir kalau saya melihat wanita-wanita  mereka, lalu tertarik dan tidak dapat menahan gejolak cintaku, sehingga  akhirnya terjerumuslah saya ke dalam fitnah." Dengan perasaan berat  Rasulullah saw. memalingkan mukanya dan berkata: "Saya izinkan kamu  tinggal." Maka turunlah ayat ini.
 Pada ayat ini Allah swt.  menerangkan bahwa di antara orang-orang munafik yang tidak malu  membuat-buat alasan meminta kepada Rasulullah saw. supaya mereka tidak  ikut berperang dan diizinkan tinggal saja di tempat. Alasan itu ialah  karena khawatir akan tergoda dan terjerumus ke dalam suatu perbuatan  yang tidak senonoh apabila mereka lihat wanita Romawi yang cantik-cantik  dan menarik itu. Mereka seakan-akan lupa alasan-alasan yang dibuat-buat  dengan berpura-pura yang diperlihatkan itu diketahui oleh Allah swt.  dan Allah akan membuka rahasia yang disembunyikan di dalam hati mereka.  Mereka tidak sadar bahwa alasan palsu yang dikemukakan dan tipu daya itu  menjerumuskan dirinya ke lembah bencana dan dosa yang besar.  Tindak-tanduk mereka menunjukkan kelemahan iman mereka dan menampakkan  kemunafikannya. Mereka akan dijerumuskan ke dalam neraka karena dosa  yang telah mereka lakukan, yaitu ingkar kepada Allah, membantah  ayat-ayat-Nya dan mendustakan Rasul-rasul-Nya.
 Firman Allah swt.:
 
 
 
 بَلَى مَنْ كَسَبَ سَيِّئَةً وَأَحَاطَتْ بِهِ خَطِيئَتُهُ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ Artinya: (Bukan  demikian) yang benar, barang siapa yang berbuat dosa dan ia telah  diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di  dalamnya.
 (Q.S. Al-Baqarah: 81)
 
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah At Taubah 49
 
 
 وَمِنْهُمْ  مَنْ يَقُولُ ائْذَنْ لِي وَلَا تَفْتِنِّي أَلَا فِي الْفِتْنَةِ  سَقَطُوا وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمُحِيطَةٌ بِالْكَافِرِينَ (49 (Di  antara mereka ada orang yang berkata, "Berilah saya izin) untuk tidak  ikut berperang (dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus ke dalam  fitnah.") orang yang mengatakan demikian ialah Jaddu bin Qais. Nabi saw.  telah berkata kepadanya, "Apakah kamu mampu sabar di dalam memerangi  orang-orang kulit kuning (putih)?" Maka Jaddu menjawab, "Sesungguhnya  saya tidak tahan menghadapi wanita dan saya takut bilamana melihat  wanita kulit kuning tidak dapat menahan diri sehingga saya terjerumus ke  dalam fitnah." Maka Allah swt. berfirman (Ketahuilah bahwa mereka telah  terjerumus ke dalam fitnah) karena tidak ikut berangkat. Menurut suatu  qiraat lafal saqathuu dibaca saqatha. (Dan sesungguhnya Jahanam itu  betul-betul meliputi orang-orang kafir) tidak ada sesuatu pun yang dapat  menyelamatkan mereka dari neraka Jahanam.
 |  
 
 | 
   | 50 | Jika kamu mendapat sesuatu kebaikan, mereka  menjadi tidak senang karenanya; dan jika kamu ditimpa oleh sesuatu  bencana, mereka berkata: `Sesungguhnya kami sebelumnya telah  memperhatikan urusan kami (tidak pergi berperang)` dan mereka berpaling  dengan rasa gembira.(QS. 9:50) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Taubah 50 
 
 إِنْ  تُصِبْكَ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكَ مُصِيبَةٌ يَقُولُوا قَدْ  أَخَذْنَا أَمْرَنَا مِنْ قَبْلُ وَيَتَوَلَّوْا وَهُمْ فَرِحُونَ (50 Diriwayatkan,  bahwa orang-orang munafik yang tetap tinggal di Madinah dan tidak turut  pergi berperang selalu menyiarkan berita-berita bohong yang menyangkut  diri Nabi Muhammad saw. dan sahabat-sahabatnya. Mereka berkata:  "Muhammad dan sahabat-sahabatnya mendapat kesulitan dalam perjalanan dan  mereka dalam keadaan bahaya." Tetapi tidak lama kemudian ternyata bahwa  apa yang disiarkan orang-orang munafik itu bohong belaka. Nabi Muhammad  saw. dan sahabat-sahabatnya tetap dalam keadaan baik, tidak kurang  suatu apa pun. Berdasarkan kenyataan yang tidak dapat disangkal itu,  timbullah kebencian orang-orang munafik itu dan turunlah ayat ini.
 Pada  ayat ini Allah swt. menjelaskan bahwa salah satu kebohongan orang-orang  munafik itu ialah apabila Rasulullah saw. dan sahabat-sahabatnya  memperoleh hal-hal yang menyenangkan seperti ganimah, kemenangan dan  lain sebagainya sebagaimana yang telah diperolehnya dalam peperangan  Badar, mereka menggerutu merasa kecewa dan gelisah karena sangat benci  dan iri hat. Sebaliknya jika Nabi Muhammad saw. dan sahabat-sahabatnya  mendapat kesulitan dan kekalahan sebagaimana yang dialami dalam  peperangan Uhud, mereka berbangga. Mereka berkata: "Memang setiap  menghadapi sesuatu, kami sangat hati-hati dan mempertimbangkan  masak-masak jauh sebelumnya."
 Masing-masing membanggakan pikiran dan  pertimbangan yang telah dikemukakannya. Memuji-muji perbuatannya,  merasa beruntung tidak ikut pergi berperang dan tidak mengalami  kesulitan dan kebinasaan. Akhirnya mereka bubar dalam keadaan senang dan  merasa gembira atas bencana yang telah menimpa Nabi Muhammad saw. dan  sahabat-sahabatnya.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah At Taubah 50
 
 
 إِنْ  تُصِبْكَ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكَ مُصِيبَةٌ يَقُولُوا قَدْ  أَخَذْنَا أَمْرَنَا مِنْ قَبْلُ وَيَتَوَلَّوْا وَهُمْ فَرِحُونَ (50 (Jika  kamu mendapat sesuatu kebaikan) seperti mendapat kemenangan dan ganimah  (mereka merasa tidak senang karenanya dan jika kamu ditimpa oleh suatu  bencana) yaitu keadaan yang kritis (mereka berkata, "Sesungguhnya kami  telah memikirkan urusan kami) secara matang sewaktu kami tidak ikut  berangkat (sebelumnya.") sebelum terjadinya bencana ini (kemudian mereka  berpaling dengan rasa gembira) atas musibah yang telah menimpamu.
 |  
 
 | 
   | 51 | Katakanlah: `Sekali-kali tidak akan menimpa  kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah  Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus  bertawakkal`.(QS. 9:51) | 
   | T | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Taubah 51 
 
 قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَانَا وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ (51 Pada  ayat ini Allah swt. memerintahkan kepada Rasulullah saw. agar menjawab  tantangan orang-orang munafik yang senang di kala beliau dan  sahabat-sahabatnya ditimpa kesulitan dan bencana serta merasa sesak dada  di kala beliau dan sahabat-sahabatnya memperoleh nikmat dengan ucapan:  "Apa yang menimpa diri kami dan apa yang kami peroleh dan kami alami  adalah hal-hal yang telah diatur dan ditetapkan oleh Allah swt., yaitu  hal-hal yang telah tercatat di Lohmahfuz sesuai dengan sunah-Nya yang  berlaku pada hamba-Nya, baik kenikmatan kemenangan maupun bencana  kekalahan. Segala sesuatunya terjadi sesuai dengan kada dan kadar dari  Allah swt. dan bukanlah menurut kemauan dan kehendak manusia mana pun.  Allah swt. pelindung kami satu-satunya, dan kepada Dialah kami  bertawakal dan berserah diri. Dengan demikian kami tidak pernah merasa  putus asa di kala ditimpa sesuatu yang tidak menggembirakan dan tidak  merasa sombong dan angkuh di kala memperoleh nikmat dan hal-hal yang  menjadi cita-cita dan idaman."
 Firman Allah swt.:
 
 
 
 وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا Artinya: Dan  barang siapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan  mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang  dikehendaki)-Nya; sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi  tiap-tiap sesuatu.
 (Q.S. At Taubah: 3)
 Dan firman Allah:
 
 
 
 أَفَلَمْ  يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَيَنْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ  مِنْ قَبْلِهِمْ دَمَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَلِلْكَافِرِينَ أَمْثَالُهَا  ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ مَوْلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَأَنَّ الْكَافِرِينَ  لَا مَوْلَى لَهُمْ Artinya: Maka apakah mereka tidak mengadakan  perjalanan di muka bumi sehingga mereka dapat memperhatikan bagaimana  kesudahan orang-orang yang sebelum mereka, Allah telah menimpakan  kebinasaan atas mereka dan orang-orang kafir akan menerima  (akibat-akibat) seperti itu. Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah  adalah Pelindung orang-orang yang beriman dan karena sesungguhnya  orang-orang kafir itu tiada mempunyai pelindung.
 (Q.S. Muhammad: 10, 11)
 |  
 
 | 
   | 52 | Katakanlah: `Tidak ada yang kamu tunggu-tunggu  bagi kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan. Dan kami  menunggu-nunggu bagi bagi kamu bahwa Allah akan menimpakan kepadamu azab  (yang besar) dari sisi-Nya, atau (azab) dengan tangan kami. Sebab itu  tunggulah, sesungguhnya kami menunggu-nunggu bersamamu`.(QS. 9:52) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Taubah 52 
 
 قُلْ هَلْ  تَرَبَّصُونَ بِنَا إِلَّا إِحْدَى الْحُسْنَيَيْنِ وَنَحْنُ نَتَرَبَّصُ  بِكُمْ أَنْ يُصِيبَكُمُ اللَّهُ بِعَذَابٍ مِنْ عِنْدِهِ أَوْ  بِأَيْدِينَا فَتَرَبَّصُوا إِنَّا مَعَكُمْ مُتَرَبِّصُونَ (52 Pada  ayat ini Allah swt. menerangkan bagaimana orang-orang jahil itu  menunggu-nunggu kehancuran dan kebinasaan Nabi Muhammad saw. dan  sahabat-sahabatnya, namun mereka tidak akan menyaksikannya kecuali salah  satu dari dua hal yang menguntungkan, yaitu kemenangan atau mati  syahid. Sedang Rasulullah saw. dan sahabat-sahahatnya tidak lain yang  ditunggu-tunggu kecuali salah satu dari dua hal yang merugikan dan  membinasakan mereka, karena mereka tetap saja terpengaruh oleh bisikan  berbisa dan ajakan setan sehingga mereka selalu ingkar dan membangkang.  Dua hal yang dimaksud ialah bahwa pada suatu saat nanti Allah swt.  mengizinkan Rasul-Nya memerangi mereka sampai bertekuk lutut atau  mengalami kehancurannya.
 Orang-orang munafik yang jahil itu  menunggu-nunggu apa gerangan yang akan dialami Nabi Muhammad saw. dan  sahabat-sahabatnya. Sebaliknya Nabi Muhammad saw. menanti-nanti azab apa  yang akan menimpa mereka selama mereka tetap saja ingkar dan tidak mau  sadar.
 
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah At Taubah 52
 
 
 قُلْ  هَلْ تَرَبَّصُونَ بِنَا إِلَّا إِحْدَى الْحُسْنَيَيْنِ وَنَحْنُ  نَتَرَبَّصُ بِكُمْ أَنْ يُصِيبَكُمُ اللَّهُ بِعَذَابٍ مِنْ عِنْدِهِ أَوْ  بِأَيْدِينَا فَتَرَبَّصُوا إِنَّا مَعَكُمْ مُتَرَبِّصُونَ (52 (Katakanlah,  "Tidak ada yang kalian tunggu-tunggu) asal kata tarabbashuuna adalah  tatarabbashuuna, kemudian salah satu huruf ta-nya dibuang sehingga  jadilah tarabbashuuna, artinya, tiada sesuatu pun yang kalian  tunggu-tunggu akan terjadi (bagi kami kecuali salah satu) akibat (dari  dua kebaikan) lafal husnayayni adalah bentuk kata tatsniyah dari lafal  husnaa, dan sekaligus adalah bentuk muannats dari lafal ahsan; yang  dimaksud ialah mendapat kemenangan atau gugur sebagai syuhada. (Dan kami  menunggu-nunggu) menanti-nanti (bagi kalian bahwa Allah akan menimpakan  kepada kalian azab dari sisi-Nya) melalui azab yang turun dari langit  (atau azab dengan tangan kami) melalui perintah-Nya yang mengizinkan  kami untuk memerangi kalian. (Sebab itu tunggulah) hal tersebut dari  kami (sesungguhnya kami menunggu-nunggu bersama kalian.") akibat yang  akan kalian terima.
 |  
 
 | 
   | 53 | Katakanlah: `Nafkahkanlah hartamu, baik dengan  sukarela ataupun dengan terpaksa, namun nafkah itu sekali-kali tidak  akan diterima dari kamu. Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang  fasik.`(QS. 9:53) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Taubah 53 
 
 قُلْ أَنْفِقُوا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا لَنْ يُتَقَبَّلَ مِنْكُمْ إِنَّكُمْ كُنْتُمْ قَوْمًا فَاسِقِينَ (53 Katakanlah:  "Nafkahkanlah hartamu, baik dengan suka rela atau pun dengan terpaksa  namun nafkah itu sekali-kali tidak akan diterima dari kamu. Sesungguhnya  kamu adalah orang-orang yang fasik. (54) Dan tidak ada yang menghalangi  mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena  mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka tidak mengerjakan  salat melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka  melainkan dengan rasa enggan. (55) Maka janganlah harta benda dan  anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan  (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam  kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka  dalam keadaan kafir.
 Tafsir
 Pada ayat-ayat yang lalu Allah swt.  menerangkan alasan yang dibuat-buat oleh orang-orang munafik untuk tidak  ikut berperang, dan kebencian mereka kepada Rasulullah saw. serta  orang-orang mukmin dan sahabat-sahabatnya.
 Maka pada ayat-ayat  berikut ini Allah swt. menerangkan bahwa nafkah yang dikeluarkan  orang-orang munafik untuk membantu perjuangan orang-orang mukmin baik  nafkah-nafkah itu diberikan secara sukarela atau pun terpaksa tidak akan  diterima oleh Allah karena mereka menyembunyikan permusuhan di dalam  hati mereka.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah At Taubah 53
 
 
 قُلْ أَنْفِقُوا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا لَنْ يُتَقَبَّلَ مِنْكُمْ إِنَّكُمْ كُنْتُمْ قَوْمًا فَاسِقِينَ (53 (Katakanlah,  "Nafkahkanlah harta kalian) demi taat kepada Allah (baik dengan  sukarela atau pun dengan terpaksa, namun nafkah itu sekali-kali tidak  akan diterima dari kalian) harta yang telah kalian nafkahkan itu.  (Sesungguhnya kalian adalah orang-orang yang fasik.") kalimat perintah  di sini mengandung makna kalimat berita.
 |  
 
 | 
   | 54 | Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk  diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena mereka kafir  kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka tidak mengerjakan sembahyang,  melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka,  melainkan dengan rasa enggan.(QS. 9:54) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Taubah 54 
 
 وَمَا  مَنَعَهُمْ أَنْ تُقْبَلَ مِنْهُمْ نَفَقَاتُهُمْ إِلَّا أَنَّهُمْ  كَفَرُوا بِاللَّهِ وَبِرَسُولِهِ وَلَا يَأْتُونَ الصَّلَاةَ إِلَّا  وَهُمْ كُسَالَى وَلَا يُنْفِقُونَ إِلَّا وَهُمْ كَارِهُونَ (54 Pada  ayat ini Allah swt. menerangkan, bahwa yang menyebabkan nafkah  orang-orang munafik itu tidak akan diterima oleh Allah swt. ialah karena  mereka tetap ingkar kepada Allah swt. dan sifat-sifat-Nya, ingkar  kepada Rasulullah saw. dan petunjuk-petunjuk serta penjelasan-penjelasan  yang dibawanya.
 
 Orang-orang munafik itu kalau pun melakukan  salat, mereka lakukan dengan malas. Kalau di hadapan orang mereka salat,  tetapi kalau mereka hanya sendirian, salat ditinggalkan dan tidak  dikerjakan.
 
 Mereka tidak mengharapkan pahala dari salatnya itu,  mereka tidak takut kepada siksaan karena meninggalkannya, karena  melakukan salat bukanlah karena percaya akan kewajibannya tetapi salat  dikerjakan hanya karena riya' hanya karena ingin dilihat dan diketahui  bahwa ia juga turut melakukan salat.
 
 Apabila mereka menafkahkan  dan mengorbankan harta bendanya untuk membantu perjuangan Rasulullah  saw. dan sahabat-sahabatnya, atau hal-hal lain mereka mengeluarkannya  dengan rasa berat dan terpaksa, tidak dengan rela dan ikhlas hati karena  mereka menganggap bahwa bantuannya itu akan merugikan dirinya sendiri,  tetapi sebaliknya akan menguntungkan orang-orang mukmin, sedang dia  bukanlah termasuk golongan orang-orang mukmin.
 
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah At Taubah 54
 
 
 وَمَا  مَنَعَهُمْ أَنْ تُقْبَلَ مِنْهُمْ نَفَقَاتُهُمْ إِلَّا أَنَّهُمْ  كَفَرُوا بِاللَّهِ وَبِرَسُولِهِ وَلَا يَأْتُونَ الصَّلَاةَ إِلَّا  وَهُمْ كُسَالَى وَلَا يُنْفِقُونَ إِلَّا وَهُمْ كَارِهُونَ (54 (Dan  tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima) dapat dibaca yuqbala  dan dapat pula dibaca tuqbala (dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan  karena mereka) lafal annahum menjadi fa'il/subjek sedangkan lafal an  tuqbala objek/maf'ulnya (kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka  tidak mengerjakan salat melainkan dengan malas) dengan berat  melakukannya (dan tidak pula menafkahkan harta mereka melainkan dengan  rasa enggan) untuk berinfak, karena mereka menganggapnya sebagai suatu  kerugian.
 |  
 
 | 
   | 55 | Maka janganlah harta benda dan anak-anak  mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi)  harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di  dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan  kafir.(QS. 9:55) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Taubah 55 
 
 فَلَا  تُعْجِبْكَ أَمْوَالُهُمْ وَلَا أَوْلَادُهُمْ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ  لِيُعَذِّبَهُمْ بِهَا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَتَزْهَقَ أَنْفُسُهُمْ  وَهُمْ كَافِرُونَ (55 Pada ayat ini Allah swt. mengisyaratkan bahwa  janganlah hendaknya orang mukmin terpengaruh dan terpesona oleh harta  benda yang berlimpah-limpah dan anak-anak keturunan yang menjadi  kebanggaan mereka karena semua yang mereka banggakan itu hanya akan  menambah siksa yang mereka derita di dunia dan di akhirat kelak.
 Mereka  dengan susah payah mengumpulkan harta benda tanpa menghiraukan  cara-cara yang ditempuhnya. Yang penting baginya harta benda dapat  dikumpulkan sebanyak-banyaknya dengan cara apa saja, sekalipun dengan  cara yang tidak dibenarkan oleh ajaran agama karena disangkanya bahwa  harta benda yang berlimpah-limpah itulah yang akan memberi kebahagiaan  kepada mereka di dunia dan di akhirat.
 Selain dari siksa yang  dialaminya di dunia, mereka juga merasakan azab yang amat pedih pada  akhir hayatnya, karena mereka akan dicabut nyawanya dengan keadaan susah  payah lagi di dalam keadaan kafir. Seseorang yang meninggal dunia di  dalam keadaan kafir semua amal dan usahanya akan sia-sia dan binasa  sebagaimana firman Allah swt.:
 
 
 
 ذَلِكَ جَزَاؤُهُمْ جَهَنَّمُ بِمَا كَفَرُوا Artinya: Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahanam disebabkan kekafiran mereka.
 (Q.S. 106)
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah At Taubah 55
 
 
 فَلَا  تُعْجِبْكَ أَمْوَالُهُمْ وَلَا أَوْلَادُهُمْ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ  لِيُعَذِّبَهُمْ بِهَا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَتَزْهَقَ أَنْفُسُهُمْ  وَهُمْ كَافِرُونَ (55 (Maka janganlah harta benda dan anak-anak  mereka menarik hatimu) artinya jangan sekali-kali kamu menganggap baik  nikmat-nikmat Kami yang telah kami limpahkan kepada mereka, karena  sesungguhnya hal itu adalah istidraj (Sesungguhnya Allah bermaksud  menimpakan azab kepada mereka) yakni hendak mengazab mereka (dengan  memberi harta benda dan anak-anak itu di dunia) melalui jerih payah yang  mereka alami di dalam mengumpulkannya, dan sekaligus di dalamnya  terkandung berbagai malapetaka dan musibah (dan kelak akan melayang)  yakni dicabut (nyawa mereka, sedangkan mereka dalam keadaan kafir) maka  Allah akan mengazab mereka di akhirat dengan siksaan yang amat keras.
 |  
 
 | 
   | 56 | Dan mereka (orang-orang munafik) bersumpah  dengan (nama) Allah, bahwa sesungguhnya mereka termasuk golonganmu;  padahal mereka bukanlah dari golonganmu, akan tetapi mereka adalah  orang-orang yang sangat takut (kepadamu).(QS. 9:56) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Taubah 56 
 
 وَيَحْلِفُونَ بِاللَّهِ إِنَّهُمْ لَمِنْكُمْ وَمَا هُمْ مِنْكُمْ وَلَكِنَّهُمْ قَوْمٌ يَفْرَقُونَ (56 Pada  ayat ini Allah menerangkan kepada Nabi Muhammad saw. tentang  kegelisahan dan kecemasan orang-orang munafik karena takut rahasia  mereka akan diketahui oleh orang-orang mukmin. Karena itu mereka  bersumpah dengan nama Allah untuk menutupi kedustaan ucapan mereka  kepada orang-orang mukmin bahwa mereka berada di pihak orang-orang  mukmin. Sedangkan mereka itu pada hakikatnya tidak beriman, bahkan  mereka selalu diliputi oleh keragu-raguan dan kegelisahan. Mereka selalu  menyatakan sesuatu yang berlainan dengan apa yang dikandung dalam hati  mereka karena mereka selalu berada dalam ketakutan. Demikianlah tingkah  laku orang-orang munafik ketika bertemu dengan orang-orang mukmin  sebagaimana diterangkan Allah swt. dalam firman-Nya:
 
 
 
 وَإِذَا  لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَى  شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ Artinya: Dan  bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka  mengatakan: "Kami telah beriman." Dan bila mereka kembali kepada  setan-setan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian  dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok."
 (Q.S. Al-Baqarah: 14)
 
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah At Taubah 56
 
 
 وَيَحْلِفُونَ بِاللَّهِ إِنَّهُمْ لَمِنْكُمْ وَمَا هُمْ مِنْكُمْ وَلَكِنَّهُمْ قَوْمٌ يَفْرَقُونَ (56 (Dan  mereka/orang-orang munafik bersumpah dengan nama Allah bahwa  sesungguhnya mereka termasuk golongan kalian) yakni mengaku sebagai  orang-orang mukmin (padahal mereka bukanlah dari golongan kalian akan  tetapi mereka adalah orang-orang yang sangat takut kepada kalian)  artinya mereka takut kalian akan memperlakukan diri mereka seperti apa  yang kalian lakukan terhadap kaum musyrikin. Oleh karenanya mereka  berani bersumpah demi untuk melindungi dirinya/taqiyah.
 |  
 
 | 
   | 57 | Jikalau mereka memperoleh tempat perlindungan  atau gua-gua atau lobang-lobang (dalam tanah) niscaya mereka pergi  kepadanya dengan secepat-cepatnya.(QS. 9:57) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Taubah 57 
 
 لَوْ يَجِدُونَ مَلْجَأً أَوْ مَغَارَاتٍ أَوْ مُدَّخَلًا لَوَلَّوْا إِلَيْهِ وَهُمْ يَجْمَحُونَ (57 Ayat  ini menerangkan bahwa orang-orang munafik itu tidak ingin bergaul  dengan orang mukmin karena takut dan khawatir kemunafikan mereka akan  diketahui, lebih-lebih lagi bilamana mereka diajak turut berperang  bersama orang-orang mukmin. Oleh sebab itu, sekiranya mereka memperoleh  tempat perlindungan berupa benteng, gua-gua di bukit atau parit untuk  melindungi diri mereka dari pembalasan orang-orang mukmin tentulah  mereka lari bersembunyi ke tempat-tempat itu karena mereka sadar bahwa  kemunafikan mereka pada suatu saat akan diketahui juga.
 |  
 
 | 
   | 58 | Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu  tentang (pembahagian) zakat; jika mereka diberi sebahagian daripadanya,  mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebahagian  daripadanya, dengan serta merta mereka menjadi marah.(QS. 9:58) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Taubah 58 
 
 وَمِنْهُمْ  مَنْ يَلْمِزُكَ فِي الصَّدَقَاتِ فَإِنْ أُعْطُوا مِنْهَا رَضُوا وَإِنْ  لَمْ يُعْطَوْا مِنْهَا إِذَا هُمْ يَسْخَطُونَ (58 Ayat ini  menerangkan tentang adanya sebagian orang-orang munafik yang mencela  Nabi Muhammad saw. mengenai kebijaksanaan beliau membagi-bagi zakat  kepada orang-orang yang patut menerimanya. Dalam usaha untuk menghambat  perkembangan Islam, mereka mengada-adakan tuduhan-tuduhan palsu yang  mereka tujukan kepada Nabi Muhammad saw. dengan maksud mempengaruhi  orang-orang Islam yang masih lemah imannya. Mereka menuduh bahwa Nabi  Muhammad saw. tidak berlaku adil, berat sebelah, pilih kasih dalam  membagi-bagikan zakat.
 Orang-orang munafik itu jika mereka diberi  zakat oleh Nabi, mereka menerimanya dan diam seribu bahasa meskipun  mereka tidak termasuk golongan yang patut menerimanya disebabkan mereka  berpura-pura miskin dan manakala tidak diberi oleh Nabi disebabkan tidak  termasuk golongan yang berhak menerima zakat, mereka segera menjadi  marah dan membuat-buat tuduhan terhadap Nabi. Sikap demikian menunjukkan  bahwa mereka hanyalah memikirkan kepentingan diri sendiri. Demikianlah  antara lain kelakuan orang-orang munafik itu.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah At Taubah 58
 
 
 وَمِنْهُمْ  مَنْ يَلْمِزُكَ فِي الصَّدَقَاتِ فَإِنْ أُعْطُوا مِنْهَا رَضُوا وَإِنْ  لَمْ يُعْطَوْا مِنْهَا إِذَا هُمْ يَسْخَطُونَ (58 (Dan di antara  mereka ada orang yang mencelamu) mencacimu (tentang) pembagian (zakat;  jika mereka diberi sebagian daripadanya mereka bersenang hati dan jika  mereka tidak diberi sebagian daripadanya dengan serta merta mereka  menjadi marah).
 |  
 
 | 
   | 59 | Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan  apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka, dan berkata:  `Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan kepada kami sebahagian  dari karunia-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap  kepada Allah`, (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka).(QS. 9:59) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Taubah 59 
 
 وَلَوْ  أَنَّهُمْ رَضُوا مَا آتَاهُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَقَالُوا حَسْبُنَا  اللَّهُ سَيُؤْتِينَا اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَرَسُولُهُ إِنَّا إِلَى  اللَّهِ رَاغِبُونَ (59 Jika mereka beriman kepada Allah dengan  sebenarnya tentulah mereka tidak akan mencela atau membuat tuduhan  terhadap Rasul saw. Seharusnya mereka rida dan bersyukur kepada Allah  terhadap pembagian harta itu, baik mengenai pembagian harta rampasan  maupun zakat. Dengan demikian mereka akan berpendirian bahwa  sesungguhnya hanya Allah dan Rasul-Nyalah yang dapat melengkapi mereka  pada hari-hari yang akan datang sebagaimana menjadi harapan mereka  terutama yang belum mendapat giliran karena kekurangan syarat. Mereka  tentulah berpendirian pula hanya Allahlah tempat bergantungnya manusia  dan hanya Allahlah yang membentangkan rezeki kepada siapa yang  dikehendaki-Nya. Tetapi sayang, mereka tidak beriman, mereka semakin  sesat disebabkan kemunafikan mereka semakin mendalam.
 |  
 
 | 
   | 60 | Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk  orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para  muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang  yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam  perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah  Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.(QS. 9:60) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Taubah 60 
 
 إِنَّمَا  الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا  وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي  سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ  عَلِيمٌ حَكِيمٌ (60 Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk  orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para  mualaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang  yang berutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam  perjalanan sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha  Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
 Tafsir
 Setelah Allah  menerangkan pada ayat-ayat yang lalu tentang beberapa hal yang  berhubungan dengan tingkah laku orang-orang munafik antara lain tentang  keinginan mereka untuk menerima pembagian harta zakat meskipun mereka  tidak berhak menerimanya, namun demikian mereka mencela Nabi dan tidak  berlaku adil, maka pada ayat ini Allah menerangkan dengan tegas tentang  golongan yang berhak menerima zakat itu.
 
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah At Taubah 60
 
 
 إِنَّمَا  الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا  وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي  سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ  عَلِيمٌ حَكِيمٌ (60 (Sesungguhnya zakat-zakat) zakat-zakat yang  diberikan (hanyalah untuk orang-orang fakir) yaitu mereka yang tidak  dapat menemukan peringkat ekonomi yang dapat mencukupi mereka  (orang-orang miskin) yaitu mereka yang sama sekali tidak dapat menemukan  apa-apa yang dapat mencukupi mereka (pengurus-pengurus zakat) yaitu  orang yang bertugas menarik zakat, yang membagi-bagikannya, juru  tulisnya, dan yang mengumpulkannya (para mualaf yang dibujuk hatinya)  supaya mau masuk Islam atau untuk memantapkan keislaman mereka, atau  supaya mau masuk Islam orang-orang yang semisal dengannya, atau supaya  mereka melindungi kaum Muslimin. Mualaf itu bermacam-macam jenisnya;  menurut pendapat Imam Syafii jenis mualaf yang pertama dan yang terakhir  pada masa sekarang (zaman Imam Syafii) tidak berhak lagi untuk  mendapatkan bagiannya, karena Islam telah kuat. Berbeda dengan dua jenis  mualaf yang lainnya, maka keduanya masih berhak untuk diberi bagian.  Demikianlah menurut pendapat yang sahih (dan untuk) memerdekakan  (budak-budak) yakni para hamba sahaya yang berstatus mukatab  (orang-orang yang berutang) orang-orang yang mempunyai utang, dengan  syarat bila ternyata utang mereka itu bukan untuk tujuan maksiat; atau  mereka telah bertobat dari maksiat, hanya mereka tidak memiliki  kemampuan untuk melunasi utangnya, atau diberikan kepada orang-orang  yang sedang bersengketa demi untuk mendamaikan mereka, sekalipun mereka  adalah orang-orang yang berkecukupan (untuk jalan Allah) yaitu  orang-orang yang berjuang di jalan Allah tetapi tanpa ada yang  membayarnya, sekalipun mereka adalah orang-orang yang berkecukupan (dan  orang-orang yang sedang dalam perjalanan) yaitu yang kehabisan bekalnya  (sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan) lafal fariidhatan dinashabkan  oleh fi'il yang keberadaannya diperkirakan (Allah; dan Allah Maha  Mengetahui) makhluk-Nya (lagi Maha Bijaksana) dalam penciptaan-Nya. Ayat  ini menyatakan bahwa zakat tidak boleh diberikan kepada orang-orang  selain mereka, dan tidak boleh pula mencegah zakat dari sebagian  golongan di antara mereka bilamana golongan tersebut memang ada.  Selanjutnya imamlah yang membagi-bagikannya kepada golongan-golongan  tersebut secara merata; akan tetapi imam berhak mengutamakan individu  tertentu dari suatu golongan atas yang lainnya. Huruf lam yang terdapat  pada lafal lilfuqaraa` memberikan pengertian wajib meratakan pembagian  zakat kepada setiap individu-individu yang berhak. Hanya saja tidak  diwajibkan kepada pemilik harta yang dizakati, bilamana ia membaginya  sendiri, meratakan pembagiannya kepada setiap golongan, karena hal ini  amat sulit untuk dilaksanakan. Akan tetapi cukup baginya memberikannya  kepada tiga orang dari setiap golongan. Tidak cukup baginya bilamana  ternyata zakatnya hanya diberikan kepada kurang dari tiga orang;  demikianlah pengertian yang disimpulkan dari ungkapan jamak pada ayat  ini. Sunah telah memberikan penjelasannya, bahwa syarat bagi orang yang  menerima zakat itu, antara lain ialah muslim, hendaknya ia bukan  keturunan dari Bani Hasyim dan tidak pula dari Bani Muthalib.
 |  
 | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar