| 61 | Nuh menjawab: `Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikitpun tetapi aku adalah utusan dari Tuhan semesta alam`.(QS. 7:61) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 61 
 
 قَالَ يَا قَوْمِ لَيْسَ بِي ضَلَالَةٌ وَلَكِنِّي رَسُولٌ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ (61 Ayat  ini menerangkan tangkisan Nabi Nuh terhadap tuduhan kaumnya dengan  menegaskan bahwa dia sekali-kali tidak berada dalam kesesatan karena ia  sebenarnya adalah utusan daripada Allah dan bahwa yang diserukannya itu  bukanlah timbul dari pikirannya semata-mata yang mungkin didorong oleh  kepentingan pribadi. Tetapi apa yang dikemukakan itu adalah wahyu Allah  yang pasti benarnya karena itu harus disampaikannya kepada mereka supaya  mereka dapat mencapai kebahagiaan dan terhindar dari kebinasaan akibat  mempersekutukan Allah. |  
 | 
   | 62 | `Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku  dan aku memberi nasehat kepadamu, dan aku mengetahui dari Allah apa yang  tidak kamu ketahui`.(QS. 7:62) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 62 
 
 أُبَلِّغُكُمْ رِسَالَاتِ رَبِّي وَأَنْصَحُ لَكُمْ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ (62 Ayat  ini menerangkan bahwa Nabi Nuh menegaskan lagi kepada kaumnya bahwa dia  mendapat tugas dari Allah swt. untuk menyampaikan perintah-perintah  Tuhannya supaya manusia beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa kepada hari  kemudian, kepada rasul-rasul yang diutus Allah, kepada malaikat-malaikat  Allah dan menyampaikan juga hukum-hukum yang Allah tentukan baik yang  berkenan dengan ibadah maupun yang berkenaan dengan muamalat. Nabi Nuh  dalam menyampaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya oleh Tuhan  disertai dengan ancaman halus berupa nasihat-nasihat kepada kaumnya  supaya takut kepada siksaan Allah sebagai alasan terhadap orang-orang  yang tidak beriman kepadanya serta mendustakan rasul-rasul-Nya. Nabi Nuh  a.s. dalam penyampaian nasihat-nasihat kepada kaumnya itu menegaskan  pula bahwa ia benar-benar mengetahui hal-hal yang tidak diketahui oleh  kaumnya karena semuanya itu diketahuinya dari Allah. Demikianlah  gigihnya Nabi Nuh a.s. dalam meyakinkan kaumnya.
 |  
 | 
   | 63 | Dan apakah kamu (tidak percaya) dan heran  bahwa datang kepada kamu peringatan dari Tuhanmu dengan perantaraan  seorang laki-laki dari golonganmu agar dia memberi peringatan kepadamu  dan mudah-mudahan kamu bertakwa dan supaya kamu mendapat rahmat?(QS. 7:63) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 63 
 
 أَوَعَجِبْتُمْ  أَنْ جَاءَكُمْ ذِكْرٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَلَى رَجُلٍ مِنْكُمْ  لِيُنْذِرَكُمْ وَلِتَتَّقُوا وَلَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (63 Dalam  ayat ini Allah swt. menerangkan tentang kecaman Nabi Nuh a.s. kepada  kaumnya bahwa tidaklah patut mereka itu mendustakan dan merasa heran  atau ragu-ragu terhadap kedatangan peringatan dari Tuhan yang dibawa  oleh seorang laki-laki di antara mereka sendiri. Dia memperingatkan  mereka tentang azab yang akan menimpa mereka bilama mereka tetap dalam  kekafiran. Dan dengan peringatan itu mereka akan dapat memelihara diri  dari perbuatan syirik dan mungkar sehingga mereka memperoleh rahmat  Allah swt.
 Adapun yang menyebabkan keraguan dan keheranan kaumnya  tentang kerasulannya karena mereka tidak mempunyai sifat kelebihan dan  keistimewaan. Tetapi jika mereka menggunakan pikiran dan akal sehat  bahwa kelebihan antara manusia itu di samping diperoleh dengan usaha  manusia itu sendiri juga didapat dari karunia Allah karena Allah Yang  Maha Kuasa.
 Dalam kenyataan hidup manusia tampak perbedaan  perseorangan manusia itu baik perbedaan jasmaniah maupun rohaniah. Oleh  karena itu semestinya mereka menyambut seruan dari salah seorang yang  memiliki kelebihan dan keistimewaan untuk menyelematkan mereka dari  siksa Allah akibat kekufuran mereka. Dan membawa mereka kepada kebenaran  dan bertakwa kepada Allah untuk memperoleh keridaan dan rahmat-Nya.
 |  
 | 
   | 64 | Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami  selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera, dan  Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami.  Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya).(QS. 7:64) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 64 
 
 فَكَذَّبُوهُ  فَأَنْجَيْنَاهُ وَالَّذِينَ مَعَهُ فِي الْفُلْكِ وَأَغْرَقْنَا  الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمًا عَمِينَ (64 Ayat  ini menerangkan bahwa kebanyakan kaum Nabi Nuh masih tetap mengejek dan  mendustakannya, mereka tetap menentang perintah Tuhan dan bertambah  hanyut dalam kedurhakaan. Hati nurani mereka tertutup sehingga mereka  tidak dapat mengambil pelajaran dari tanda-tanda kebesaran Allah dan  mereka tidak dapat mengambil hikmat manfaat terhadap pengutusan para  rasul. Telinga mereka pun menjadi tuli sehingga mereka tidak dapat  membenarkan adanya hari kemudian, hari pembalasan yang disampaikan oleh  Nabi Nuh yang semestinya diketahui oleh manusia bahwa seorang yang hidup  di dunia ini harus mempertanggungjawabkan perbuatannya kepada Allah  swt. sebagai Penciptanya, menunjukkan kepada adanya kehidupan pada hari  kemudian tetapi manusia yang tidak menggunakan pikirannya menduga bahwa  kehidupan manusia itu hanya di dunia saja tanpa ada pertanggungjawaban  di akhirat. Secara tak sadar mereka telah menyamakan dirinya dengan  makhluk hewan karenanya timbullah perbuatan-perbuatan mereka yang  durjana di atas bumi ini. Di atas dasar inilah keingkaran kaum Nuh, maka  datanglah azab Allah kepada mereka berupa angin topan dan hujan yang  mengakibatkan banjir yang menenggelamkan mereka. Pengikut-pengikut kaum  Nuh yang sedikit jumlahnya diselamatkan oleh Allah dari tenggelam di  waktu terjadinya topan karena mereka berada dalam perahu yang telah  disiapkan jauh-jauh hari sebelumnya dan menenggelamkan kaumnya yang  hanyut di dalam kekufuran dan kemaksiatan itu.
 |  
 | 
   | 65 | Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Aad  saudara mereka (Hud). Ia berkata: `Hai kaumku, sembahlah Allah,  sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain dari-Nya. Maka mengapa kamu  tidak bertakwa kepada-Nya?`(QS. 7:65) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 65 
 
 وَإِلَى عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ أَفَلَا تَتَّقُونَ (65 Ayat  ini menerangkan bahwa Allah mengutus kepada kaum `Ad Nabi Hud dari  kalangan mereka sendiri dan memerintahkan kepadanya untuk menyeru  kaumnya supaya menyembah Allah Tuhan Yang Maha Esa dan meninggalkan  segala sesuatu yang dituhankan mereka karena selain Allah bukanlah  Tuhan, karenanya tidak patut disembah, karena segala ibadat haruslah  diperuntukkan kepada Allah sendiri dan tidaklah bagi lain-Nya. Oleh  sebab itu Nabi Hud a.s. menganjurkan kepada mereka supaya bertakwa  kepada Allah dan meninggalkan segala sesuatu yang dimurkai-Nya untuk  menghindarkan diri daripada siksaan-Nya. Pada waktu dan kesempatan yang  lain beliau menyilahkan kepada kaumnya agar mereka menggunakan akal  pikirannya. Firman Allah swt.:
 
 
 
 وَإِلَى عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا  قَالَ يَاقَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ إِنْ  أَنْتُمْ إِلَّا مُفْتَرُونَ(50)يَاقَوْمِ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ  أَجْرًا إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَى الَّذِي فَطَرَنِي أَفَلَا  تَعْقِلُونَ(51 Artinya: Dan kepada kaum `Ad (Kami utus) saudara  mereka, Hud. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali  tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Kamu hanyalah mengada-adakan saja.  Hai kaumku, aku tidak minta upah kepadamu bagi seruanku ini. Upahku  tidak lain hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Maka tidakkah  kamu memikirkannya?"
 (Q.S Hud: 50-51)
 'Ad adalah anak Iram bin  Aus bin Sam bin Nuh. Demikian diterangkan oleh Muhammad bin Ishak.  Menurut Ibnu Ishak, Al-Kalbi berkata: Kaum `Ad itu adalah penyembah  berhala sebagaimana halnya kaum Nabi Nuh yang mematungkan orang-orang  yang dipandang keramat setelah mati. Kemudian ditingkatkan patung-patung  itu sebagai tuhan. Kaum `Ad pun membuat patung-patung, mereka namakan  Samud dan yang lain lagi mereka namakan Al-Hatar. Kaum `Ad itu bertempat  tinggal di Yaman di daerah Ahqaf antara Amaan dan Hadramaut. Mereka  adalah kaum yang berbuat kerusakan di bumi ini karena mereka berbangga  dengan kekuatan fisik yang tidak dimiliki oleh kaum yang lain.
 Mereka  memperlakukan penduduk bumi ini sekehendak mereka secara zalim. Karena  itu Allah mengutus Nabi Hud dari kalangan mereka sebab sudah menjadi  kebijaksanaan Allah pengutusan rasul-rasul itu diambil dari kaumnya  sendiri yang lebih mengerti tentang kaumnya dan lebih dapat diterima  seruannya karena mengetahui kepribadiannya. Akan tetapi ketika Nabi Hud  menjalankan risalahnya yaitu menyeru kaumnya supaya menyembah Allah  Tuhan Yang Maha Esa dan meninggalkan perbuatan yang zalim, seruan Nabi  Hud tersebut mereka dustakan dan malahan mereka menentangnya sebagaimana  dijelaskan oleh firman Allah yaitu:
 
 
 
 فَأَمَّا عَادٌ  فَاسْتَكْبَرُوا فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَقَالُوا مَنْ أَشَدُّ  مِنَّا قُوَّةً أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّ اللَّهَ الَّذِي خَلَقَهُمْ هُوَ  أَشَدُّ مِنْهُمْ قُوَّةً وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يَجْحَدُونَ Artinya: Adapun  kaum `Ad maka mereka menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang  benar dan berkata: "Siapakah yang lebih besar kekuatannya dari kami?"  Dan apakah mereka itu tidak memperhatikan bahwa Allah yang menciptakan  mereka adalah lebih besar kekuatannya dari mereka? Dan adalah mereka  mengingkari tanda-tanda (kekuatan) Kami.
 (Q.S Fussilat: 15)
 |  
 | 
   | 66 | Pemuka-pemuka yang kafir dari kaumnya berkata:  `Sesungguhnya kami benar-benar memandang kamu dalam keadaan kurang akal  dan sesungguhnya kami menganggap kamu termasuk orang-orang yang  berdusta`.(QS. 7:66) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 66 
 
 قَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَوْمِهِ إِنَّا لَنَرَاكَ فِي سَفَاهَةٍ وَإِنَّا لَنَظُنُّكَ مِنَ الْكَاذِبِينَ (66 Ayat  ini menerangkan bahwa para pemuka kaum Hud yang tetap dalam kekufuran  dan tetap menentang kerasulan Hud bukan saja menolak seruannya malahan  mereka menegaskan bahwa mereka berada dalam agama yang benar dan mereka  memandang bahwa Nabi Hud itulah yang berada dalam kesesatan disebabkan  ia meninggalkan agama mereka dan menghina orang-orang yang terkemuka di  kalangan kaumnya yang mereka anggap suci. Orang-orang yang dianggap suci  itu setelah mati mereka keramatkan dalam bentuk patung guna mendapatkan  syafaatnya dan keberkatan dari mereka. Nabi Hud a.s. menentang paham  mereka itu. Karena itu mereka menuduh bahwa Nabi Hud adalah pendusta  berada dalam kesesatan sebagaimana halnya rasul-rasul dahulu juga  didustakan oleh kaumnya, disebabkan mereka berlawanan paham dengan  kaumnya.
 |  
 | 
   | 67 | Hud berkata: `Hai kaumku, tidak ada padaku kekurangan akal sedikitpun, tetapi aku ini adalah utusan dari Tuhan semesta alam.(QS. 7:67) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 67 
 
 قَالَ يَا قَوْمِ لَيْسَ بِي سَفَاهَةٌ وَلَكِنِّي رَسُولٌ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ (67 Ayat  ini menerangkan bantahan bahwa dia (Nabi Hud) tidak sekali-kali berada  dalam kesesatan sebagai yang mereka tuduhkan karena dia adalah utusan  Allah diutus kepada mereka untuk menyampaikan perintah-perintah-Nya,  Tuhan semesta alam Yang Maha Mengetahui siapa yang sesat atau lemah akal  pikirannya dan siapa yang berada dalam kebenaran atau yang sempurna  akal pikirannya.
 |  
 | 
   | 68 | Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasehat yang terpercaya bagimu`.(QS. 7:68) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 68 
 
 أُبَلِّغُكُمْ رِسَالَاتِ رَبِّي وَأَنَا لَكُمْ نَاصِحٌ أَمِينٌ (68 Ayat  ini menerangkan penegasan Nabi Hud kepada kaumnya bahwa dia hanyalah  menyampaikan perintah-perintah Tuhannya supaya mereka beriman  kepada-Nya, kepada hari kemudian, kepada rasul-rasul, kepada  malaikat-malaikat Allah, kepada adanya surga dan neraka dan supaya  mereka melaksanakan perintah-perintah Tuhan baik yang berhubungan dengan  ibadat maupun muamalat. Nabi Hud menegaskan bahwa dia adalah  benar-benar seorang yang ikhlas dan orang yang dipercaya. Dengan  kata-kata ini seolah-olah Nabi Hud mengemukakan kepada kaumnya: tidaklah  wajar bagiku berdusta kepada Tuhanku yang mengutus aku sebagai rasul.
 Demikianlah  gambaran budi pekerti rasul-rasul pilihan Allah ketika menghadapi  pembangkangan kaum yang bukan saja menentang malahan secara tidak sopan  menuduh rasul-rasul dengan tuduhan-tuduhan yang rendah sekali. Namun  demikian para rasul itu menghadapi mereka dengan tenang dan dengan hati  yang penuh kesabaran.
 |  
 | 
   | 69 | Apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa  datang kepadamu peringatan dari Tuhanmu yang dibawa oleh seorang  laki-laki di antaramu untuk memberi peringatan kepadamu? Dan ingatlah  oleh kamu sekalian di waktu Allah menjadikan kamu sebagai  pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan  Tuhan telah melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu (daripada kaum Nuh  itu). Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat  keberuntungan.(QS. 7:69) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 69 
 
 أَوَعَجِبْتُمْ  أَنْ جَاءَكُمْ ذِكْرٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَلَى رَجُلٍ مِنْكُمْ  لِيُنْذِرَكُمْ وَاذْكُرُوا إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاءَ مِنْ بَعْدِ قَوْمِ  نُوحٍ وَزَادَكُمْ فِي الْخَلْقِ بَسْطَةً فَاذْكُرُوا آلَاءَ اللَّهِ  لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (69 Dalam ayat ini, Allah swt. menerangkan  kecaman Nabi Hud a.s. kepada pemuka-pemuka kaumnya bahwa tidaklah patut  mereka merasa heran dan ragu-ragu terhadap kedatangan peringatan dan  pengajaran dari Tuhan yang dibawa oleh seorang laki-laki di antara  mereka. Pengajaran Allah swt. itu datang kepada mereka justru pada saat  mereka berada dalam kesesatan. Semestinya mereka tidak perlu heran dan  takjub kepada pribadi orang yang membawa seruan. Hendaknya mereka  mempergunakan akal pikiran memperhatikan seruan yang dibawa kepada  mereka itu yaitu seruan yang benar, seruan yang menyelamatkan diri  mereka dari azab Allah. Laki-laki itu juga mengingatkan kepada mereka  nikmat serta rahmat Allah bukan saja mereka sebagai ahli waris kaum Nuh  yang diselamatkan Allah dari topan karena keimanan mereka kepada-Nya,  tetapi juga Allah melebihkan mereka dari kekuatan fisik serta tubuh yang  besar. Oleh sebab itu hendaklah mereka bersyukur kepada Allah dengan  bertakwa kepada-Nya. Kalau mereka tidak bersyukur, Allah akan  menjatuhkan azab-Nya sebagaimana Allah menyatakan azab kepada kaum Nuh  yang ingkar dan menggantikan kedudukannya dengan bangsa lain. Mereka  diingatkan kepada nikmat Allah itu supaya mereka bersyukur dengan  menyembah-Nya seikhlas-ikhlasnya sehingga mereka menjauhi kemusyrikan  dengan meninggalkan penyembahan berhala. Dengan demikian mereka harus  meninggalkan penyembahan berhala untuk mencapai kebahagiaan pada hari  kemudian dan mendapat tempat pada sisi Allah yang telah disediakan untuk  hamba-hamha-Nya yang bersyukur kepada nikmat-Nya.
 |  
 | 
   | 70 | Mereka berkata: `Apakah kamu datang kepada  kami, agar kami hanya menyembah Allah saja dan meninggalkan apa yang  biasa disembah oleh bapak-bapak kami? Maka datangkanlah azab yang kamu  ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar`.(QS. 7:70) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 70 
 
 قَالُوا  أَجِئْتَنَا لِنَعْبُدَ اللَّهَ وَحْدَهُ وَنَذَرَ مَا كَانَ يَعْبُدُ  آبَاؤُنَا فَأْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ (70 Ternyata  memanglah kaum Hud ini adalah kaum yang sangat keras kepala dan  pembangkang. Mereka masih juga menjawab dan mengejek seruan Nabi Hud itu  seraya mengatakan: Rupanya engkau datang kepada kami ini, hai Hud,  supaya kami menyembah Allah dengan meninggalkan apa yang disembah oleh  nenek-moyang kami. Tidakkah ini suatu yang menggelikan hati kami. Apakah  engkau tidak mengetahui bahwa sembahan peninggalan orang-orang tua kita  itu adalah mendekatkan kita kepada Tuhan sebagai perantara karena kita  belum menjadi orang suci; tidakkah kita perlu kepada tuhan-tuhan yang  disembah oleh orang-orang tua kita itu. Jika sekiranya engkau memang  sebenarnya utusan Allah dan memang benar apa yang engkau sampaikan  kepada kami, cobalah datangkan kepada kami azab yang engkau janjikan  itu.
 |  
 | 
   | 71 | Ia berkata: `Sungguh sudah pasti kamu akan  ditimpa azab dan kemarahan dari Tuhanmu`. Apakah kamu sekalian hendak  berbantah dengan aku tentang nama-nama yang kamu beserta nenek moyangmu  menamakannya, padahal Allah sekali-kali tidak menurunkan hujjah untuk  itu? Maka tunggulah (azab itu), sesungguhnya aku juga termasuk orang  yang menunggu bersama kamu `.(QS. 7:71) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 71 
 
 قَالَ قَدْ  وَقَعَ عَلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ رِجْسٌ وَغَضَبٌ أَتُجَادِلُونَنِي فِي  أَسْمَاءٍ سَمَّيْتُمُوهَا أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمْ مَا نَزَّلَ اللَّهُ  بِهَا مِنْ سُلْطَانٍ فَانْتَظِرُوا إِنِّي مَعَكُمْ مِنَ الْمُنْتَظِرِينَ  (71 Setelah kaum Hud menentangnya dan menolak seruan agar mereka  meninggalkan penyembahan patung-patung, bahkan mereka minta supaya  segera didatangkan kepada mereka azab, maka Nabi Hud berkata kepada  kaumnya bahwa Allah telah menentukan azab yang akan ditimpakan kepada  mereka dan mereka akan mengalami kemurkaan Allah swt. yakni mereka akan  dijauhkan dari rahmat-Nya. Azab yang akan menimpa itu ialah angin yang  sangat kencang dengan suara yang sangat gemuruh yang menghempaskan  mereka mati tersungkur.
 Firman Allah:
 
 
 
 كَذَّبَتْ عَادٌ  فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِي وَنُذُرِإِنَّا أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا  صَرْصَرًا فِي يَوْمِ نَحْسٍ مُسْتَمِرٍّتَنْزِعُ النَّاسَ كَأَنَّهُمْ  أَعْجَازُ نَخْلٍ مُنْقَعِرٍ فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِي وَنُذُرِ Artinya: Kaum  `Ad pun telah mendustakan (pula). Maka alangkah dahsyatnya azzb-Ku dan  ancaman-ancaman-Ku. Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka  angin yang sangat kencang pada hari yang nahas terus-menerus yang  menggelimpangkan manusia seakan-akan mereka pohon kurma yang tumbang.  Maka betapa dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku.
 (Q.S Al Qamar: 18-21)
 Nabi  Hud menyatakan kepada kaumnya bahwa nama-nama berhala yang baik yang  mereka namakan maupun yang dinamakan oleh nenek moyang mereka tidaklah  patut mereka jadikan pokok perbantahan dengan beliau. Karena pemberian  nama dengan nama-nama Tuhan kepada berhala dan patung-patung itu sangat  tidak masuk akal. Demikian pula menamakannya dengan pengantara untuk  mendekatkan diri kepada Allah swt., atau pemberi syafaat dan lain-lain  dari sifat-sifat ketuhanan. Nama-nama itu tidak ada dasarnya. Allah swt.  tidak ada menurunkan keterangan dan bukti nama-nama itu. Allah adalah  Tuhan Yang Maha Esa, hanya kepada-Nya saja manusia secara langsung  menyembah; tidak ada sesuatu pun yang dibenarkan menjadi sekutu-Nya. Dan  jika dibenarkan tentulah Allah memberi keterangan dengan wahyu-Nya.  Nabi Hud berseru kepada mereka untuk menunggu turunnya azab dari Allah  yang mereka minta itu dan dia sendiri termasuk orang-orang yang menunggu  untuk menyaksikan kedatangan azab yang akan menimpa kaumnya yang kafir  itu.
 |  
 | 
   | 72 | Maka Kami selamatkan Hud beserta orang-orang  yang bersamanya dengan rahmat yang besar dari kami, dan Kami tumpas  orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, dan tiadalah mereka  orang-orang yang beriman.(QS. 7:72) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 72 
 
 فَأَنْجَيْنَاهُ  وَالَّذِينَ مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَقَطَعْنَا دَابِرَ الَّذِينَ  كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَمَا كَانُوا مُؤْمِنِينَ (72 Setelah kaum  Hud menentang dan menuntut azab yang dijanjikan, maka datanglah azab  Allah menimpa mereka dan Allah menyelamatakan Hud a.s. beserta  orang-orang yang beriman daripada azab tersebut.
 Azab itu berupa  angin yang sangat dahsyat yang menghabiskan riwayat kaum Hud disebabkan  mereka mendustakan kebesaran Allah bahkan mengingkari utusan-utusan-Nya.  Mereka dilenyapkan dari muka bumi ini dengan angin yang menghancurkan  segala sesuatu sebagaimana tersebut dalam firman Allah:
 
 
 
 تُدَمِّرُ كُلَّ شَيْءٍ بِأَمْرِ رَبِّهَا فَأَصْبَحُوا لَا يُرَى إِلَّا مَسَاكِنُهُمْ كَذَلِكَ نَجْزِي الْقَوْمَ الْمُجْرِمِينَ Artinya: Yang  menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya, maka jadilah  mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat  tinggal mereka. Demikianlah Kami memberikan balasan kepada kaum yang  berdosa.
 (Al Ahqaf: 25)
 |  
 | 
   | 73 | Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud  saudara mereka Shaleh. Ia berkata:` Hai kaumku, sembahlah Allah,  sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang  bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi  tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah  kamu mengganggunya, dengan gangguan apapun, maka kamu ditimpa siksaan  yang pedih `.(QS. 7:73) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 73 
 
 وَإِلَى  ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ  مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ قَدْ جَاءَتْكُمْ بَيِّنَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ هَذِهِ  نَاقَةُ اللَّهِ لَكُمْ آيَةً فَذَرُوهَا تَأْكُلْ فِي أَرْضِ اللَّهِ  وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (73 Ayat  ini menerangkan bahwa Allah mengutus Nabi Saleh kepada kaumnya yaitu  kaum Tsamud. Tsamud adalah nama suatu kabilah dari bangsa Arab yang  telah dimusnahkan yang terkenal dengan istilah "Arab Baidah" yang  mendiami Hijir, yaitu daerah antara Hejaz dan Syam. Samud adalah nama  nenek moyang mereka yaitu anak dari `Astir bin Iram bin Sam bin Nuh.  Munculnya kaum Samud itu sesudah kaum `Ad dibinasakan Allah. Menurut  suatu riwayat ketika Rasulullah saw. terlibat dalam peperangan Tabuk  pada tahun 9 Hijriah ia pernah melewati daerah peninggalan kaum Samud  itu. Rasulullah pernah melarang para sahabat memasuki daerah tersebut  dengan sabdanya yaitu:
 
 
 
 لاتدخلوا على هؤلاء المعذبين إلا أن تكونوا باكين فإن لم تكونوا باكين فلا تدخلوا عليهم أن يصيبكم مثل ما أصابهم Artinya: Jangan  kamu memasuki tempat-tempat mereka yang ditimpa azab Allah itu kecuali  kamu dalam keadaan menangis. Maka jika kamu tidak menangis, maka  janganlah kamu memasuki tempat itu supaya kami tidak ditimpa oleh  musibah yang telah menimpa mereka."
 (H.R Bukhari dan Muslim)
 Saleh  a.s. adalah nabi yang diutus oleh Allah kepada kaum Samud itu. Dia  adalah dari kaum Samud yang terbaik keturunannya, kedudukannya dan  keadaan rumah tangganya demikian juga akhlaknya. Mukjizat kenabiannya  adalah "unta Allah". Nabi Saleh menjalankan tugasnya dengan menyampaikan  perintah-perintah Tuhannya yang ditujukan kepada kaumnya. Nabi Saleh  menyeru mereka supaya menyembah Allah Tuhan Yang Maha Esa dengan  menegaskan bahwa tidak ada Tuhan selain dari Allah karenanya hendaklah  mereka bertakwa kepada-Nya. Nabi Saleh mengajak mereka menerima  seruannya dan janganlah mereka mengikuti orang-orang yang hanyut di  dalam kemusyrikan. Yang membawa mereka ke dalam neraka Jahanam akibat  mereka meninggalkan ajaran agama yang benar. Nabi Saleh mengatakan  kepada kaumnya bahwa sudah ternyata bukti kebenaran dan kenabian itu,  yaitu seekor unta yang Nabi Saleh menamakannya "Unta Allah". Yang  diciptakan Allah tidak menurut biasa. Menurut sebagian ahli tafsir unta  ini keluar dari batu yang keras atas permintaan kaum Saleh sebagai suatu  tanda kemukjizatan yang perlu diperhatikan oleh kaumnya.
 Adapun  sebabnya Nabi Saleh mengemukakan kepada kaumnya seekor unta sebagai  tanda kebenaran kerasulannya karena mereka meminta bukti kerasulannya.  Nabi Saleh meminta kepada kaumnya supaya membiarkan unta itu memakan  sesuatu yang ada di bumi Allah ini karena bumi ini kepunyaan Allah dan  unta ini adalah unta Allah dan tidak wajar mereka menghalang-halangi  unta itu apalagi menyakitinya dan menyembelihnya. Nabi Saleh mengancam  mereka bahwa mereka akan mendapat azab yang pedih dari Allah jika mereka  mengganggu atau membunuh unta itu.
 Supaya tidak menimbulkan  kesulitan antara mereka dan unta itu, maka diaturlah hari-hari minum ke  telaga untuk mereka dan untuk unta itu karena sedikitnya persediaan air  sebagaimana diutarakan oleh firman Allah:
 
 
 
 وَنَبِّئْهُمْ أَنَّ الْمَاءَ قِسْمَةٌ بَيْنَهُمْ كُلُّ شِرْبٍ مُحْتَضَرٌ Artinya: Dan  beritakanlah kepada mereka bahwa sesungguhnya air itu terbagi antara  mereka (dengan unta betina itu), tiap-tiap giliran minum dihadiri (oleh  yang punya giliran).
 (Q.S Al Qamar: 28)
 Dan juga firman Allah pada ayat yang lain yaitu:
 
 
 
 قَالَ هَذِهِ نَاقَةٌ لَهَا شِرْبٌ وَلَكُمْ شِرْبُ يَوْمٍ مَعْلُومٍ Artinya: Saleh  menjawab: "Ini seekor unta betina, ia mempunyai giliran untuk  mendapatkan air, dan kamu mempunyai giliran pula untuk mendapatkan air  di hari yang tertentu."
 (Q.S Asy Syu'ara: 155)
 Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa mereka minta ganti air minum unta itu dengan susunya.
 |  
 | 
   | 74 | Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikan  kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum Aad dan memberikan  tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya  yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka  ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi  membuat kerusakan.(QS. 7:74) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 74 
 
 وَاذْكُرُوا  إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاءَ مِنْ بَعْدِ عَادٍ وَبَوَّأَكُمْ فِي الْأَرْضِ  تَتَّخِذُونَ مِنْ سُهُولِهَا قُصُورًا وَتَنْحِتُونَ الْجِبَالَ بُيُوتًا  فَاذْكُرُوا آلَاءَ اللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ  (74 Sesudah Nabi Saleh mengajak kaumnya menyembah Allah dan  menasihati mereka supaya berbuat baik kepada unta itu mulailah Nabi  Saleh mengingatkan mereka kepada nikmat-nikmat Allah yang mereka peroleh  antara lain mereka diberi kekuasaan dan kekuatan untuk memakmurkan bumi  ini sebagai pengganti kaum `Ad. Mereka diberi oleh Allah swt. kecakapan  dan kesanggupan membuat istana-istana dan pengetahuan membuat  bahan-bahan bangunan seperti batu bata, kapur, dan genteng dan keahlian  serta ketabahan dalam memahat bukit-bukit dan gunung-gunung untuk  dijadikan rumah-rumah kediaman dan tempat tinggal mereka pada musim  dingin menjadikan bukit dan gunung sebagai bungalow untuk menghindarkan  bahaya hujan dan dingin dan barulah mereka keluar dari bukit itu pada  musim-musim lain guna pertanian dan pekerjaan-pekerjaan yang lain. Nabi  Saleh menyeru mereka supaya mengingati nikmat-nikmat Allah tersebut agar  mereka bersyukur kepada-Nya dengan hanya menyembah kepada-Nya dan  meninggalkan perbuatan-perbuatan yang merusak di atas bumi ini antara  lain perbuatan yang tidak diridai oleh Allah berupa kekufuran dan  kemusyrikan serta kezaliman.
 |  
 | 
   | 75 | Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di  antara kaumnya berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah yang telah  beriman di antara mereka:` Tahukah kamu bahwa Shaleh diutus (menjadi  rasul) oleh Tuhannya? `. Mereka menjawab:` Sesungguhnya kami beriman  kepada wahyu, yang Shaleh diutus untuk menyampaikannya `.(QS. 7:75) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 75 
 
 قَالَ  الْمَلَأُ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا مِنْ قَوْمِهِ لِلَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا  لِمَنْ آمَنَ مِنْهُمْ أَتَعْلَمُونَ أَنَّ صَالِحًا مُرْسَلٌ مِنْ  رَبِّهِ قَالُوا إِنَّا بِمَا أُرْسِلَ بِهِ مُؤْمِنُونَ (75 Ayat ini  menerangkan bahwa pemuka yang sombong pada kaum Samud itu mengatakan  kepada orang-orang yang lemah yang beriman kepada Nabi Saleh dengan cara  mengejek seolah-olah mereka itu berada dalam kekeliruan karena beriman  kepada kerasulan Nabi Saleh. Mereka menyatakan bahwa orang-orang yang  lemah itu tidak putus asa mungkin karena percaya akan kerasulan Saleh  a.s. Memanglah menurut kebiasaan bahwa golongan yang lemah tidak  mempunyai kepentingan, mereka masih berpegang kepada hati nurani mereka  karena itulah mereka segera menerima seruan Nabi atau nasihat-nasihat  orang-orang yang saleh.
 Adapun orang-orang yang terkemuka dan  orang-orang yang kaya memanglah sangat berat untuk mengikuti orang lain  apalagi untuk menerima nasihat-nasihat yang menghalangi mereka mengikuti  keinginan hawa nafsu meskipun bertentangan dengan hati nurani mereka  sendiri. Demikianlah tingkah laku orang-orang yang mempunyai kedudukan  karena pangkatnya atau karena kekayaannya sebagaimana diutarakan dalam  firman Allah yaitu:
 
 
 
 وَجَحَدُوا بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَا أَنْفُسُهُمْ ظُلْمًا وَعُلُوًّا فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُفْسِدِينَ Artinya: Dan  mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka) padahal  hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah betapa  kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan.
 (Q.S An Naml: 14)
 Orang-orang  yang lemah dari kaum Tsamud yang beriman itu tidak langsung menjawab  pertanyaan mereka, tetapi dengan bijaksana menjawab bahwa mereka beriman  kepada apa yang dibawa oleh Nabi Saleh itu semuanya karena  petunjuk-petunjuk itu benar dan datangnya dari Allah.
 |  
 | 
   | 76 | Orang-orang yang menyombongkan diri berkata:`  Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu  imani itu `.(QS. 7:76) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 76 
 
 قَالَ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا إِنَّا بِالَّذِي آمَنْتُمْ بِهِ كَافِرُونَ (76 Setelah  golongan lemah yang beriman itu menjawab dengan jawaban yang bijaksana  bahwa mereka beriman kepada Allah, dan apa yang dibawa oleh Nabi Saleh,  maka ayat ini menerangkan ucapan pemuka-pemuka kaum Tsamud yang sombong  sebagai jawaban kembali terhadap ucapan orang-orang yang lemah ini.  Mereka mengatakan bahwa mereka mengingkari apa-apa yang diimani oleh  orang yang lemah itu. Mereka menghindari untuk mengatakan ingkar kepada  apa yang dibawa oleh Nabi Saleh a.s. karena khawatir terhadap adanya  kesan seolah-olah mereka mengakui akan kerasulan Saleh a.s.
 |  
 | 
   | 77 | Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan  mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhan. Dan mereka berkata:` Hai  Shaleh, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada kami, jika  (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus (Allah) `.(QS. 7:77) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 77 
 
 فَعَقَرُوا  النَّاقَةَ وَعَتَوْا عَنْ أَمْرِ رَبِّهِمْ وَقَالُوا يَا صَالِحُ  ائْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ (77 Setelah  mereka menyembelih unta itu dan berbuat durhaka menentang  perintah-perintah Allah yang disampaikan kepada mereka oleh Nabi Saleh.  Yang menyembelih unta itu seorang dari mereka, seperti dijelaskan oleh  firman Allah swt.:
 
 
 
 فَنَادَوْا صَاحِبَهُمْ فَتَعَاطَى فَعَقَرَ Artinya: Maka mereka memanggil kawannya lalu kawannya menangkap (unta itu) dan membunuhnya.
 (Q.S Al Qamar: 29)
 Akan  tetapi dalam ayat 77 dikatakan bahwa yang membunuh unta itu adalah  orang banyak di kalangan mereka. Hal mana menunjukkan perbuatan  kejahatan (tindak pidana) seseorang dipandang perbuatan pidana orang  banyak apabila orang yang melakukan pidana itu atas persetujuan orang  banyak atau perintah mereka. Maka tanggung jawab atas tindak pidana itu  dipikulkan kepadanya dan orang banyak itu bersama-sama, dan hukuman  jatuh kepada keseluruhan mereka. Mereka kemudian menentang Nabi Saleh  a.s. supaya dia mendapat azab yang dijanjikan kepada mereka yaitu azab  Allah dan pembalasan-Nya, jika benar-benar Saleh utusan Allah yang  menyampaikan ancaman dari Allah.
 |  
 | 
   | 78 | Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka.(QS. 7:78) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 78 
 
 فَأَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دَارِهِمْ جَاثِمِينَ (78 Setelah  mereka menentang Nabi dengan memandangnya rendah seraya menuntut azab  Allah yang dijanjikan, maka tentulah Allah membela umatnya dan  utusan-Nya. Dan ayat ini menerangkan azab Allah yang diturunkan kepada  mereka itu yaitu berupa petir yang dahsyat yang menggentarkan jantung  manusia, menggoncangkan bumi bagaikan gempa besar yang menghancurkan  semua bangunan sehingga mereka semuanya habis yang sedang berada di luar  rumah. Tentulah petir tersebut tidak seperti biasa tetapi adalah petir  yang luar biasa yang khusus ditimpakan kepada mereka sebagai azab atas  kedurhakaan kaum Tsamud.
 |  
 | 
   | 79 | Maka Shaleh meninggalkan mereka seraya  berkata:` Hai kaumku sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat  Tuhanku, dan aku telah memberi nasehat kepadamu, tetapi kamu tidak  menyukai orang-orang yang memberi nasehat `.(QS. 7:79) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 79 
 
 فَتَوَلَّى  عَنْهُمْ وَقَالَ يَا قَوْمِ لَقَدْ أَبْلَغْتُكُمْ رِسَالَةَ رَبِّي  وَنَصَحْتُ لَكُمْ وَلَكِنْ لَا تُحِبُّونَ النَّاصِحِينَ (79 Setelah  kaum Tsamud binasa akibat disambar petir, ayat ini menerangkan bahwa  Nabi Saleh dengan rasa haru dan sedih berkata kepada mereka yang sudah  mati itu dengan kata-kata: Bahwa dia sesungguhnya telah menyampaikan  amanat Tuhannya dan telah cukup memberi nasihat kepada mereka namun  mereka tidak suka menerima nasihat. Seruan Nabi Saleh ini yang ditujukan  kepada kaumnya yang telah mati itu menunjukkan betapa cintanya kepada  kaumnya. Hal mana mengingatkan kita kepada seruan Nabi Muhammad saw.  terhadap sebagian orang-orang Quraisy yang telah mati sesudah mati  dikuburkan (di Qalib). Rasulullah berkata: "Wahai Si Anu anak Si Anu,  adakah kamu bergembira menaati Allah dan Rasul? Kami sesungguhnya telah  meyakini bahwa janji Tuhan kami adalah benar. Adakah juga sekarang ini  kamu meyakini apa-apa yang dijanjikan Allah itu benar?" Umar berkata:  "Ya Rasulullah, apa guna berbicara dengan tubuh yang tidak bernyawa?"  Rasulullah menjawab: "Demi Tuhan di mana diriku tergantung pada-Nya.  Kamu tidaklah lebih mendengar daripada mereka itu terhadap apa yang aku  katakan." Demikianlah riwayat Bukhari.
 Ayat 79 ini tidak  mengutarakan bahwa Nabi Saleh menyingkir dari kaumnya sebelum datang  azab Allah, demikian juga tidak mengutarakan tentang nasib sebagian kaum  Samud yang beriman kepada Nabi Saleh a.s. Namun ayat 79 ini jelas  mengutarakan bahwa Nabi Saleh a.s. diselamatkan oleh Allah swt. Jadi  andaikata sebagian kaum Samud yang beriman itu turut binasa, maka hal  tersebut sejalan dengan firman Allah seperti tersebut di bawah ini:
 
 
 
 وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ Artinya: Dan  peliharalah dirimu daripada siksaan yang tidak khusus menimpa  orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah  amat keras siksaan-Nya.
 (Q.S Al Anfal: 25)
 Akan tetapi tafsir  Khasir mengemukakan bahwa Nabi Saleh beserta orang-orang yang beriman  kepadanya meninggalkan kaumnya menuju negeri Syam sebelum Allah  menurunkan azab-Nya. Dengan demikian pengikut-pengikut Nabi Saleh tidak  termasuk di dalam kaum Samud yang dibinasakan Allah itu.
 |  
 | 
   | 80 | Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada  kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka:` Mengapa kamu  mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh  seorangpun (di dunia ini) sebelummu? `(QS. 7:80) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 80 
 
 وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِينَ (80 Ayat  ini menerangkan bahwa Allah mengutus Nabi Lut untuk menyampaikan amanat  Tuhan kepada kaumnya supaya menyembah-Nya dan kemudian secara mengejek  Nabi Lut berkata kepada mereka dengan kata-kata: "Benarkah kamu  melakukan perbuatan yang sangat buruk itu; perbuatan yang belum pernah  seorang pun dari manusia pada masa sebelum kamu melakukannya?" Ucapan  Nabi Lut seperti itu adalah untuk menyadarkan mereka bagaimana buruknya  melakukan perbuatan itu dari kalangan lain, berarti mereka itulah  pelopor dalam melakukan kelakuan buruk ini dan mereka berserikat dalam  dosa yang dibuat oleh pengikut mereka sampai akhir zaman. Hal ini  sejalan dengan hadis Nabi sebagai berikut:
 
 
 
 من دعا إلى الهدى كان  له من الأجر مثل أجور من اتبعه لا ينقص ذلك من أجورهم شيئا، ومن دعا إلى  ضلالة كان عليه من الأثم مثل آثام من اتبعه لا ينقص ذلك من آثامهم شيئا Artinya: Barang  siapa mengajak kepada jalan yang benar, maka dia mendapat ganjaran sama  banyaknya dengan ganjaran yang diberikan kepada pengikut-pengikutnya  dan tidak sedikit pun mengurangi ganjaran mereka itu. Dan barang siapa  yang mengajak berbuat kejahatan, maka ia mendapat dosa sama banyaknya  dengan dosa pengikut-pengikutnya dan tidak mengurangi sedikit pun dari  dosa mereka itu.
 (H.R Bukhari)
 Allah menciptakan laki-laki dan  perempuan dengan maksud memperkembangbiakkan umat manusia guna  memakmurkan alam ini karena Allah menjadikan perempuan dengan fungsi  wadah memperanakkan bibit yang ditanam oleh lelaki. Untuk itu Allah  menjadikan pada masing-masing nafsu birahi yang mendorong kebutuhan  bertemunya antara kedua jenis tersebut selaku jalan untuk pembiakan umat  manusia. Karena Allah tidak menciptakan laki-laki semata atau perempuan  semata tetapi Allah menciptakan Adam dan Hawa.
 Perempuan dalam  bentuk kejadiannya adalah indah, halus dan menarik. Namun antara  keduanya saling tarik-menarik laksana tarikan antara positif dan  negatif. Jika demikian hal kejadian manusia itu alangkah ganjilnya bila  ada golongan manusia yang menyimpang dari ketentuan Allah itu. Alangkah  besarnya pelanggaran terhadap kemanusiaan yang dilakukan seseorang  laki-laki dengan menggauli laki-laki yang tidak berfungsi untuk  meneruskan keturunan.
 Jika dipandang oleh masyarakat bunuh-membunuh  adalah perbuatan yang sangat rendah, maka tidaklah ada perbuatan yang  menjauhkan derajat manusia dari kemanusiaan lebih rendah dari itu  malahan lebih rendah daripada makhluk hewan karena di kalangan hewan  tidak ada yang bercampur jantan dengan jantan. Jelas hal demikian itu  menunjukkan bahwa lelaki itu untuk perempuan dan perempuan untuk  laki-laki dan itulah sunnatullah. Tetapi kaum Lut bukan saja mereka  ingkar kepada Allah dan tidak bersyukur kepada nikmat-Nya bahkan lebih  dari itu, mereka melakukan homoseksual yang juga akhirnya mendorong para  wanita melakukan lesbian. Kepada kaum yang seperti ini Allah mengutus  Nabi Lut untuk menyampaikan amanat Tuhan supaya kembali kepada agama  yang benar dengan meninggalkan pekerjaan yang bertentangan dengan  sunnatullah. Setelah mereka menolak seruan Lut, maka Allah membinasakan  kaum tersebut.
 Nabi Lut adalah anak Haran. Bapak Haran adalah  saudara Nabi Ibrahim a.s. Lut dilahirkan di daerah tepian timur dari  selatan Irak yang dahulunya dinamakan Babilon. Atas kehendak Nabi  Ibrahim, Lut berdiam di kota Sodom salah satu kota di daerah Yordania.  Lut wafat di sekitar Yordan dahulu terkenal dengan nama Laut Lut.
 |  
 | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar