Tata Cara Sholat Gerhana Matahari Dan Bulan

Dalam ilmu astronomi, gerhana diartikan sebagai fenomena yang terjadi saat sebuah benda angkasa bergerak ke dalam bayangan sebuah benda angkasa lain. Istilah ini umumnya digunakan untuk gerhana Matahari ketika posisi Bulan terletak di antara Bumi dan Matahari, atau gerhana bulan saat sebagian atau keseluruhan penampang Bulan tertutup oleh bayangan Bumi.
Dalam Astronomi Islam, Gerhana kemudian diklasifikasikan menjadi dua macam, yakni: gerhana matahari dan gerhana bulan. Didalam Islam, Gerhana Matahari disebut Kusuf as Syams sedangkan Gerhana Bulan disebut Khusuf al Qamar. Jika terjadi fenomena yang demikian, kaum Muslimin disyariatkan untuk melakukan sholat sunnah. Sholat ini kemudian dikenal dengan sholat gerhana.
Adapun yang dimaksud Shalat Gerhana adalah shalat sunah dua rakaat yang dilakukan karena terjadi gerhana, baik gerhana bulan atau gerhana matahari. Untuk waktu pelaksanaan shalat dimulai dari permulaan gerhana sampai selesai gerhana.
Ayat & Hadits yang Berkaitan
Allah SWT. berfirman:
 وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah..” (QS. Fushilat: 37)

Rasulullah SAW. bersabda:
“Sesungguhnya matahari dan bulan keduanya menjadi tanda (dalil) dari dalil-dalil adanya Allah dan kekuasaan-Nya, kedua gerhana terjadi bukan karena matinya seseorang dan tidak pula karena hidupnya seseorang, maka apabila kamu melihat kedua gerhana hendaklah kamu berdoa kepada Allah dan shalat sampai gerhana itu hilang.” (HR. Bukhari Muslim)
Niat Shalat Gerhana:
ِاصَلِى سُنـَّـة لِكسُوفِ الشمْسِ / لِخُسُــوْفِ القمَرِ رَكعَتيـْـن مُسْـتقبِـــلَ
 القِبـْلةِ مَأمُوْمًا / اِمَامًا لله تعـــَــالى

Ushallii sunnatan likusuufis syamsi / likhusuufil qamari rak’ataini mustaqbilal qiblati ma’muuman / imaaman lillaahi ta’ala.
Artinya:
Saya niat melakukan shalat sunah gerhana matahari/gerhana bulan dua raka’at dengan menghadap qiblat sebagai ma’mum/imam karena Allah Ta’ala.
Catatan 1:
- Lafadz Likusuufis syamsi untuk gerhana matahari dan Likhusuufil qamari untuk gerhana bulan
- Lafadz Ma’muuman untuk ma’mum dan Imaaman untuk Imam
Tata Cara Sholat
Setelah Berniat shalat dan Takbiratul ihram, lalu membaca al-Fatihah dilanjutkan membaca surah al-Qur’an.
Kemudian Ruku’ lalu I’tidal.
Dilanjutkan membaca al-Fatihah dan surah al-Qur’an lagi.
Kemudian Ruku’ lalu I’tidal kembali dan dilanjutkan dengan sujud 2X (seperti shalat biasa) lalu berdiri.
Rakaat kedua sama dengan rakaat pertama.
Jadi, shalat gerhana terdapat 2 raka’at dan 4 kali ruku’ serta 4 kali i’tidal.
Masing-masing raka’at terdapat 2 kali ruku’ dan 2 kali i’tidal.
Catatan 2:
- I’tidal adalah berdiri kembali pada posisi semula setelah melakukan Ruku’.
- Nabi dan para sahabat melakukan shalat dimasjid tanpa Adzan dan Iqamah. Untuk ungkapan dalam mengawali shalat yaitu dengan: “As-shalatu jaami’ah”
- Apabila shalat gerhana dilakukan secara berjama’ah maka setelah salam disunahkan untuk khutbah seperti khutbah shalat Jum’at dengan tema “Memperbanyak anjuran kepada hadirin untuk memohon ampunan dan bertobat”. Apabila shalat tersebut dilakukan sendirian maka tidak perlu ada khutbah.
- Dianjurkan untuk membaca surah yang lebih panjang pada raka’at pertama. Misalnya: Membaca surah Ya Siin dan ar Rahman pada raka’at pertama dan membaca surah al Waqi’ah dan al Mulk pada raka’at kedua.
Daftar Pustaka
Chudlori, KH M. Yusuf, 2007, Menapak Hidup Baru, Doa-doa Keseharian. Surabaya: Khalista.
Wikipedia
Miftakh.com