Rabu, 21 Agustus 2013

TAFSIR AL QUR'AN SURAH AL-QASHAASH AYAT 21 - 40 ( 02 )

Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR] : AL-QASHAASH
Ayat [88]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:2/5
21 Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir, dia berdoa: `Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang zalim itu`.(QS. 28:21)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qashash 21 

فَخَرَجَ مِنْهَا خَائِفًا يَتَرَقَّبُ قَالَ رَبِّ نَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ (21

Mendengar nasihat yang dikemukakan oleh orang itu dan melihat sikap orang yang menampakkan kejujuran dan keikhlasan, dengan segera ia berangkat tanpa rencana dan persiapan meskipun ia tahu bahwa perjalanan yang akan dilakukannyan itu penuh dengan bahaya dan kesulitan, karena akan mengarungi padang pasir yang luas, padang pasir yang seram dan kejam, yang telah banyak memakan korban. Di samping itu harus berjalan dengan cepat dan selalu waspada, karena di belakangnya telah siap beberapa orang tentara Firaun untuk mengepung dan menangkapnya. Alangkah hebatnya tekanan yang diderita oleh Musa, tetapi walaupun demikian ia tetap berusaha melepaskan dirinya dan berdoa kepada Tuhannya, "Hai Tuhanku Yang Maha Kuasa, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, bebaskanlah aku dari cengkeraman kaum Firaun yang aniaya. Allah mengabulkan doanya dan memimpinnya menempuh jalan raya yang menuju Madyan. Menurut riwayat Firaun memerintahkan kepada tentaranya supaya mengejar Musa ke jalan-jalan kecil yang bercabang dan melarang mereka melalui jalan raya karena ia yakin bahwa Musa tidak mungkin akan menempuh jalan itu.
22 Dan tatkala ia menghadap ke jurusan negeri Mad-yan ia berdoa (lagi): `Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan yang benar`.(QS. 28:22)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qashash 22 

وَلَمَّا تَوَجَّهَ تِلْقَاءَ مَدْيَنَ قَالَ عَسَى رَبِّي أَنْ يَهْدِيَنِي سَوَاءَ السَّبِيلِ (22

Setelah Musa mengetahui, bahwa jalan yang ditempuhnya itu adalah jalan yang biasa dilalui orang, jalan yang menuju ke Madyan, timbullah harapannya, bahwa ia tidak akan tersesat di jalan dan tidak akan berlarut-larut menempuh padang pasir yang luas itu. Di waktu ia berdoa lagi kepada Tuhannya agar Dia selalu menunjuki dan memimpinnya ke jalan yang lurus. Tetapi walaupun jalan yang ditempuhnya itu adalah jalan raya yang biasa dilalui orang, namun jarak yang harus ditempuhnya amat jauh sekali sedangkan dia tidak membawa bekal kecuali sedikit saja, karena ia harus meninggalkan kota Mesir dengan segera mungkin. Diriwayatkan bahwa Musa berjalan delapan hari delapan malam lamanya, tanpa makanan dan dengan kaki telanjang pula. Tak ada yang dapat dimakannya kecuali daun-daun kayu walaupun demikian hatinya tetap kuat dan semangatnya tetap membaja karena ia telah luput dari kejaran Firaun. Dia telah selamat dari jebakan Firaun di waktu kecilnya, tatkala dia membunub setiap bayi laki-laki dari Bani Israel; sekarang ia telah bebas dari jebakan Firaun di waktu ia sudan besar. Semua itu adalah karena rahmat dan lindungan Tuhan, karena itu ia yakin pula dalam perjalanan yang jauh dan sulit itu ia akan tetap berada dalam lindungan-Nya.
23 Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menahan ternaknya. Musa berkata: `Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?` Kedua wanita itu menjawab: `Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya`.(QS. 28:23)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qashash 23

وَلَمَّا وَرَدَ مَاءَ مَدْيَنَ وَجَدَ عَلَيْهِ أُمَّةً مِنَ النَّاسِ يَسْقُونَ وَوَجَدَ مِنْ دُونِهِمُ امْرَأتَيْنِ تَذُودَانِ قَالَ مَا خَطْبُكُمَا قَالَتَا لَا نَسْقِي حَتَّى يُصْدِرَ الرِّعَاءُ وَأَبُونَا شَيْخٌ كَبِيرٌ (23

Akhirnya sampailah Musa ke sebuah mata air di kota Madyan dan dilihatnya di sana orang-orang sedang ramai berdesak-desakan mengambil air dan memberi minum binatang ternak mereka. Di sana tempat yang agak rendah, nampak olehnya dua orang gadis memegang dan menahan tali kambingnya yang selalu hendak maju ke arah orang-orang yang mengambil air karena sudah sangat haus. Melihat hal itu timbullah rasa santun dan kasihan dalam hatinya lalu ia dekati kedua gadis itu hendak menanyakan mengapakah tidak ikut, bersama orang banyak mengambil air dan memberi minum kambing mereka. Mereka menjawab "Kami tidak dapat mengambil air kecuali sesudah orang-orang itu semuanya telah selesai mengambilnya, dan karena kami tidak kuat berebut dan berdesak-desakan dengan orang banyak itu. Bapak kami sudah sangat tua, karena itu tidak pula sanggup datang kemari untuk mengambil air. Itulah sebabnya kami terpaksa duduk saja di sini menunggu orang-orang itu pergi dan kami hanya dapat mengambil air, jika ada sisa-sisa air yang ditinggalkan mereka.
24 Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa: `Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku`.(QS. 28:24)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qashash 24 

فَسَقَى لَهُمَا ثُمَّ تَوَلَّى إِلَى الظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ (24

Dengan cepat Musa mengambil air untuk kedua dara itu dan untuk memberi minum kambing mereka, dan karena lelahnya ia berlindung di bawah sebatang pohon. Memang dia sangat lelah dan merasa lapar karena sudah beberapa hari tidak makan kecuali daun-daunan. Demikianlah dia berdoa lagi kepada Tuhannya. Ya Tuhanku, Aku sangat membutuhkan rahmat dan kasih sayang Engkau, berilah aku apa saja yang dapat melenyapkan penderitaanku ini. Ibnu Abbas pernah berkata tentang hal Musa ini sebagai berikut , "Musa mengucapkan doa seperti itu sedang dia adalah makhluk yang paling dimuliakan Allah, karena ia sangat lapar dan ingin makan walaupun setengah biji kurmapun jadilah.
25 Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia berkata: `Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan) mu memberi minum (ternak) kami`. Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya (Syuaib) dan menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya), Syuaib berkata: `Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu`.(QS. 28:25)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qashash 25 

فَجَاءَتْهُ إِحْدَاهُمَا تَمْشِي عَلَى اسْتِحْيَاءٍ قَالَتْ إِنَّ أَبِي يَدْعُوكَ لِيَجْزِيَكَ أَجْرَ مَا سَقَيْتَ لَنَا فَلَمَّا جَاءَهُ وَقَصَّ عَلَيْهِ الْقَصَصَ قَالَ لَا تَخَفْ نَجَوْتَ مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ (25

Rupanya kepahitan penderitaan yang dialami Musa itu akan berakhir juga, dengan dikabulkannya doanya oleh Allah SWT. Dengan tak disangka sangka, datanglah salah seorang dari kedua dara itu dengan agak malu-malu dan berkata kepadanya, bahwa bapaknya mengundang Musa datang ke rumahnya untuk sekadar membalas budi baik Musa yang telah menolong mereka mengambil air minum dan memberi minum binatang ternak mereka. Musa dapat memahami bahwa kedua wanita itu adalah keluarga orang baik-baik, karena melihat sikapnya yang malu-malu di waktu dia datang kepadanya dan mendengar bahwa yang mengundang datang ke rumahnya itu bukan. dia sendiri karena kalau dara itu sendiri langsung mengundang, mungkin timbul pengertian yang tidak baik terhadapnya.
Para mufassirin berbeda pendapat tentang bapak wanita itu apakah dia Nabi Syuaib atau bukan, tetapi sependapat bahwa dia adalah seorang pemuka agama yang saleh dan telah lanjut umurnya. Pendapat yang mengatakan bahwa bapak wanita itu adalah Nabi Syuaib hidup jauh sebelum Nabi Muhammad sebagaimana tersebut dalam ayat:


وما قوم لوط منكم ببعيد
Artinya:
sedang kaum Luth tidak (pula) jauh (tempatnya) dari kamu. (Q.S. Hud: 89)
Nabi Lut satu masa dengan Nabi Ibrahim sebagaimana dikisahkan dalam Alquran. Sedang antara Nabi Ibrahim dengan Nabi Musa adalah 400 tahun. Di dalam kitab-kitab orang Yahudi, orang tua itu namanya Yetsro.
Di dalam Taurat pasal kedua dalam buku kedua ada tersebut "Tatkala Firaun mendengar kabar terbunuhnya seorang Qibti, dia memerintahkan supaya Musa di bunuh. Lalu Musa lari ke Madyan, di sana ia beristirahat di dekat sebuah sumur. seorang pemuka agama di Madyan ini mempunyai tujuh orang putri. Ketujuh putri itu pergi mengambil air ke sumur itu dan mereka meminta air untuk mengisi tempat air supaya kambing-kambing mereka dapat minum. Kemudian datang penggembala-penggembala mengusir mereka. Musa maju membela putri-putri itu dan memberi minum kambing-kambing mereka. Tatkala mereka kembali kepada bapak mereka Rawail, dia amat merasa heran, kenapa mereka dapat segera kembali pada hari ini.
Dan di dalam pasal ketiga ada tersebut, Musa menggembalakan kambing "Yetsro" mertuanya seorang pemuka agama Madyan", karena itu ia diundang untuk datang ke rumahnya. Musa menyetujui undangan itu bukan karena ia ingin mendapat upah atau jasa yang telah diberikannya kepada kedua dara itu, tetapi ingin hendak mengenal orang tua itu dan ingin mendapat berkah dari padanya. Akhirnya berangkatlah Musa bersama kedua dara itu ke rumah orang tua mereka, dan setelah sampai di sana Musa menceritakan kepadanya riwayat hidupnya bersama Firaun, bagaimana kesombongannya dan penghinaannya terhadap Bani Israel, sampai kepada ketetapan dan perintahnya untuk membunuhnya, sehingga ia lari dari Mesir karena takut akan dibunuh. Orang tua itu mendengar cerita Musa baik-baik dan setelah Musa selesai bercerita, orang tua itu berkata kepadanya "Jangan engkau merasa takut dan khawatir, karena engkau telah lepas dari kekuasaan orang-orang zalim itu. Mereka tidak akan dapat menangkapmu, karena engkau telah berada di sini, suatu daerah yang tidak termasuk dalam kerajaan mereka. Dengan demikian hati Musa merasa tenteram, karena ia sudah dapat berlindung di rumah seorang pemuka agama yang besar pengaruhnya.


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Qashash 25

فَجَاءَتْهُ إِحْدَاهُمَا تَمْشِي عَلَى اسْتِحْيَاءٍ قَالَتْ إِنَّ أَبِي يَدْعُوكَ لِيَجْزِيَكَ أَجْرَ مَا سَقَيْتَ لَنَا فَلَمَّا جَاءَهُ وَقَصَّ عَلَيْهِ الْقَصَصَ قَالَ لَا تَخَفْ نَجَوْتَ مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ (25

(Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan) seraya menutupkan kain kerudung ke mukanya karena malu kepada Nabi Musa (ia berkata, "Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap kebaikanmu memberi minum ternak kami") Nabi Musa memenuhi panggilannya dan menolak dalam hatinya upah yang akan diberikan kepadanya, karena seolah-olah wanita itu bermaksud hendak memberi upah dan menganggap dirinya sebagai seorang upahan. Kemudian wanita itu berjalan di muka Nabi Musa tiba-tiba angin meniup kainnya, sehingga terlihat kedua betisnya. Lalu Nabi Musa berkata kepadanya, "Berjalanlah engkau di belakangku dan tunjukkanlah jalan itu kepadaku". Wanita itu menuruti apa yang dikatakan oleh Nabi Musa, sehingga Nabi Musa sampai ke tempat bapak wanita itu, dia adalah Nabi Syuaib a.s. Ketika Nabi Musa sampai di hadapannya ternyata telah disiapkan makan malam, maka Nabi Syuaib berkata, "Duduklah, kemudian makan malamlah". Nabi Musa menjawab, "Aku khawatir jika makan malam ini sebagai imbalan karena aku telah memberi minum ternak keduanya, sedangkan aku berasal dari ahlul bait yang tidak pernah meminta imbalan dari suatu pekerjaan yang baik". Nabi Syuaib berkata, "Tidak, ini merupakan tradisiku dan tradisi nenek moyangku. Kami biasa menjamu tamu kami, juga biasa memberi makan". Nabi Musa baru mau memakannya dan menceritakan kepadanya semua apa yang telah ia alami. Untuk itu maka Allah swt. berfirman, ("Maka tatkala Musa mendatangi bapak wanita itu dan menceritakan kepadanya kisah mengenai dirinya) lafal Al Qashash adalah Mashdar yang bermakna Isim Maf'ul; maksudnya Nabi Musa menceritakan kepadanya tentang pembunuhannya terhadap seorang bangsa Mesir dan niat bangsa Mesir untuk membunuhnya, serta kekhawatirannya terhadap Firaun (Syuaib berkata, 'Janganlah kamu takut! Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim'.") karena tidak ada kekuasaan bagi Firaun atas negeri Madyan.
26 Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: `Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya`.(QS. 28:26)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qashash 26 

قَالَتْ إِحْدَاهُمَا يَا أَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ (26

Rupanya orang tua itu tidak mempunyai anak laki-laki dan tidak pula mempunyai pembantu. Oleh sebab itu yang mengurus semua urusan keluarga itu hanyalah kedua putrinya saja, sampai keduanya terpaksa menggembala kambing mereka, di samping mengurus rumah tangga. Terpikirlah salah seorang putri itu untuk memintanya supaya datang memenuhi undangan bapaknya alangkah baiknya kalau Musa yang nampaknya amat baik sikap dan budi pekertinya dan kuat tenaganya diangkat menjadi pembantu di rumah ini. Putri itu mengusulkan kepada bapaknya angkatlah Musa itu sebagai pembantu kita yang akan mengurus sebagian urusan kita sebagai penggembala kambing, mengambil air dan sebagainya. Saya lihat dia seorang yang jujur dapat dipercaya dan kuat juga tenaganya. Usul itu berkenan di hati bapaknya, bahkan bapaknya bukan saja ingin mengangkatnya sebagai pembantu, malah ia hendak mengawinkan putrinya itu dengan Musa dan sebagai maharnya Musa harus bekerja di sana selama delapan tahun dan bila Musa menyanggupi sepuluh tahun dengan suka rela itulah yang lebih baik.
27 Berkatalah dia (Syuaib): `Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik`.(QS. 28:27)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qashash 27 

قَالَ إِنِّي أُرِيدُ أَنْ أُنْكِحَكَ إِحْدَى ابْنَتَيَّ هَاتَيْنِ عَلَى أَنْ تَأْجُرَنِي ثَمَانِيَ حِجَجٍ فَإِنْ أَتْمَمْتَ عَشْرًا فَمِنْ عِنْدِكَ وَمَا أُرِيدُ أَنْ أَشُقَّ عَلَيْكَ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّالِحِينَ (27

Dengan segera orang tua itu mengajak Musa berunding, dan dengan terus terang dia mengatakan kepada Musa "Aku ingin mengawinkan engkau dengan salah seorang putriku, tetapi sebagai mahar perkawinan ini engkau harus bekerja dengan kami menggembalakan kambing selama delapan tahun. kalau engkau menyanggupi bekerja sepuluh tahun maka itu lebih baik. Aku tidak merasa engkau bekerja dua tahun lagi, itu hanya terserah kepada kerelaan hatimu. Insya Allah engkau tidak akan menemui hal-hal yang tidak baik dari kami, karena kami ini termasuk orang baik-baik di sini. Ini adalah suatu tawaran yang amat simpatik dan amat melegakan hati Musa, karena dia sebagai seorang pelarian yang ingin menghindarkan dirinya dari maut, seorang yang belum yakin masa depannya, mungkin ia terlunta-lunta di negeri orang, tidak tentu arah yang akan ditujunya. Sekarang ditawarkan kepadanya agar ia kawin dengan salah seorang putri dari seorang pemuka agama yang disegani dan termasuk golongann orang baik-baik, apalagi yang lebih berharga dan lebih membahagiakan dari itu? Tanpa ragu-ragu dia telah menetapkan dalam hatinya akan menerimanya.
Para ulama mengambil dalil dengan ayat ini bahwa seorang bapak boleh meminang seorang laki-laki untuk menjadi suami putrinya. Hal ini banyak terjadi di masa Rasulullah saw bahkan ada di antara wanita yang menawarkan dirinya supaya dikawini oleh Rasulullah saw atau supaya Rasulullah mengawinkan mereka dengan siapa yang diinginkannya oleh Rasulullah.
Pernah Umar menawarkan anaknya Hafsah (yang sudah janda kepada Abu Bakar tetapi Abu Bakar diam saja. Kemudian ditawarkan kepada Usman tetapi Usman meminta maaf karena keberatan. Hal ini diberitahukan Abu Bakar kepada Nabi saw. Nabipun menenteramkan hatinya dengan mengatakan "Semoga Allah akan memberikan kepada Hafsah orang yang lebih baik dari Abu Bakar dun Usman. Kemudian Hafsah dikawini oleh Rasulullah.


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Qashash 27 

قَالَ إِنِّي أُرِيدُ أَنْ أُنْكِحَكَ إِحْدَى ابْنَتَيَّ هَاتَيْنِ عَلَى أَنْ تَأْجُرَنِي ثَمَانِيَ حِجَجٍ فَإِنْ أَتْمَمْتَ عَشْرًا فَمِنْ عِنْدِكَ وَمَا أُرِيدُ أَنْ أَشُقَّ عَلَيْكَ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّالِحِينَ (27

(Berkatalah dia, "Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini) yaitu yang paling besar atau yang paling kecil (atas dasar kamu bekerja denganku) yakni, menggembalakan kambingku (delapan tahun) selama delapan tahun (dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun) yakni, menggembalakan kambingku selama sepuluh tahun (maka itu adalah suatu kebaikan dari kamu) kegenapan itu (maka aku tidak hendak memberati kamu) dengan mensyaratkan sepuluh tahun. (Dan kamu Insya Allah akan mendapatiku) lafal Insya Allah di sini maksudnya untuk ber-tabarruk (termasuk orang-orang yang baik") yaitu orang-orang yang menepati janjinya.
28 Dia berkata: `Itulah (perjanjian) antara aku dan kamu. Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku (lagi). Dan Allah adalah saksi atas apa yang kita ucapkan`.(QS. 28:28)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qashash 28 

قَالَ ذَلِكَ بَيْنِي وَبَيْنَكَ أَيَّمَا الْأَجَلَيْنِ قَضَيْتُ فَلَا عُدْوَانَ عَلَيَّ وَاللَّهُ عَلَى مَا نَقُولُ وَكِيلٌ (28

Musa menerima tawaran itu dan berjanji kepada orang tua itu, bahwa dia akan memenuhi syarat-syarat yang akan diberikannya dan telah menegaskan bahwa dia akan memenuhi salah satu dari dua masa yang telah ditetapkan, yaitu delapan atau sepuluh tahun sesudah itu tidak ada kewajiban lagi yang harus dibebankan kepadanya, dan menyatakan bahwa Allah-lah yang menjadi saksi atas kebenaran apa yang telah diikrarkan bersama. Diriwayatkan oleh Al Khatib bahwa Nabi saw pernah ditanya tentang ketentuan manakah yang dilaksanakan oleh Musa ? Rasulullah, "Musa melaksanakan ketentuan yang lebih sempurna dan lebih banyak buktinya".
29 Maka tatkala Musa telah menyelesaikan waktu yang ditentukan dan dia berangkat dengan keluarganya, dilihatnyalah api di lereng gunung, ia berkata kepada keluarganya: `Tunggulah (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa suatu berita kepadamu dari (tempat) api itu atau (membawa) sesuluh api, agar kamu dapat menghangatkan badan`.(QS. 28:29)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qashash 29

فَلَمَّا قَضَى مُوسَى الْأَجَلَ وَسَارَ بِأَهْلِهِ آنَسَ مِنْ جَانِبِ الطُّورِ نَارًا قَالَ لِأَهْلِهِ امْكُثُوا إِنِّي آنَسْتُ نَارًا لَعَلِّي آتِيكُمْ مِنْهَا بِخَبَرٍ أَوْ جَذْوَةٍ مِنَ النَّارِ لَعَلَّكُمْ تَصْطَلُونَ (29

Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa setelah Musa menunaikan tugasnya selama sepuluh tahun dengan sebaik-baiknya, diapun pamit kepada mertuanya untuk kembali ke Mesir, kampung halamannya, bersama dengan istrinya. Tentu saja tidak ada alasan lagi bagi mertuanya untuk menahannya, karena semua ketentuan yang telah ditetapkan untuk mengawini anaknya sudah terpenuhi semuanya. Hanya saja sebagai seorang yang telah tua. tidak akan sampai hati melepaskan anak menantunya begitu saja, tanpa memberikan sekadar bekal di jalan. Mertuanya membekali secukupnya dan memberikan pula kepadanya beberapa ekor kambing. Maka berangkatlah Musa bersama istrinya menempuh jalan yang pernah ditempuhnya dahulu sewaktu dia lari dari Mesir. Di tengah jalan dia berhenti di suatu tempat melepaskan lelahnya. Malam itu adalah malam gelap gulita, karena itu ia mencoba menyalakan api dengan batu cetusnya, tetapi rabuknya tidak mau menyala sehingga hilanglah akalnya, karena ia tidak dapat mengerjakan sesuatu dalam gelap gulita itu. Udarapun sangat dingin tentu dia dan keluarganya tidak akan dapat bertahan lama, tanpa ada api untuk berdiang. Dalam keadaan demikian dari jauh dia melihat nyala api, di sebelah kanan bukit Tur, lalu dia berkata kepada istrinya, tunggulah aku di sini, aka akan pergi ke tempat api itu, semoga orang-orang di sana dapat memberikan berita kepada kita atau aku dapat membawa kemari sepotong kayu yang menyala supaya kita dapat menghangatkan badan kita terhadap dingin yang tak tertahan ini.


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Qashash 29 

فَلَمَّا قَضَى مُوسَى الْأَجَلَ وَسَارَ بِأَهْلِهِ آنَسَ مِنْ جَانِبِ الطُّورِ نَارًا قَالَ لِأَهْلِهِ امْكُثُوا إِنِّي آنَسْتُ نَارًا لَعَلِّي آتِيكُمْ مِنْهَا بِخَبَرٍ أَوْ جَذْوَةٍ مِنَ النَّارِ لَعَلَّكُمْ تَصْطَلُونَ (29

(Maka tatkala Musa telah menyelesaikan waktu yang ditentukan) yakni masa penggembalaan itu, yaitu delapan atau sepuluh tahun. Masa sepuluh tahun inilah yang diduga kuat dilakukan oleh Nabi Musa (dan dia berangkat dengan keluarganya) dengan istrinya menuju ke negeri Mesir dengan seizin bapaknya (dilihatnyalah) yakni, Nabi Musa melihat dari jarak jauh (dari arah lereng gunung Thur) Thur adalah nama sebuah gunung (api, Ia berkata kepada keluarganya, "Tunggulah) di sini (sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa suatu berita kepadamu dari tempat api itu) tentang jalan yang sebenarnya, karena pada saat itu Nabi Musa tersesat (atau membawa sesuluh) dapat dibaca Jadzwatin, Judzwatin, dan Jidzwatin, yakni sebuah obor (api agar kamu dapat menghangatkan badan") maksudnya, berdiang dengan api itu. Huruf Tha yang ada pada lafal Tashthaluna merupakan pergantian dari huruf Ta wazan Ifti'al, karena berasal dari kata Shala bin nari atau Shaliya bin nari artinya berdiang dekat api untuk menghangatkan badan.
30 Maka tatkala Musa sampai ke (tempat api itu), diserulah dia dari (arah) pinggir lembah yang sebelah kanan pada tempat yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu, yaitu: `Ya Musa, sesungguhnya Aku adalah Allah, Tuhan semesta alam,(QS. 28:30)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qashash 30 

فَلَمَّا أَتَاهَا نُودِيَ مِنْ شَاطِئِ الْوَادِي الْأَيْمَنِ فِي الْبُقْعَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ الشَّجَرَةِ أَنْ يَا مُوسَى إِنِّي أَنَا اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ (30

Musa berjalan ke arah api yang dilihatnya itu dan tatkala dia telah dekat ke api itu, di lereng bukit Tur ia diseru oleh Tuhannya, di lembah yang sebelah kanan yaitu di sebelah kanan Musa, di tempat yang penuh berkat, karena di tempat itulah Musa mula-mula menerima wahyu dari Tuhannya. Dia mendengar suara itu serasa di dekat sebatang pohon. Ia mendengar seruan itu menyatakan kepadanya: "Bahwasanya aku adalah Allah Tuhan Seru Sekalian Alam". Di sanalah Musa mendengar seruan Tuhannya, di malam yang sunyi senyap, di lembah dalam keadaan sendirian tak seorangpun yang menemaninya. Bagaimana Musa dapat mendengar Kalam Ilahi langsung dari Tuhannya, karena hal itu adalah suatu hal yang gaib, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah SWT Allah telah mengilhamkan kepada Musa keyakinan bahwa yang berbicara dengan dia itu adalah Tuhan Seru Sekalian Alam. Tempat pohon itu tumbuh dijadikan tempat yang penuh berkat, karena di sanalah Musa mendengar firman Tuhannya dan diangkat menjadi Rasul.


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Qashash 30 

فَلَمَّا أَتَاهَا نُودِيَ مِنْ شَاطِئِ الْوَادِي الْأَيْمَنِ فِي الْبُقْعَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ الشَّجَرَةِ أَنْ يَا مُوسَى إِنِّي أَنَا اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ (30

(Maka tatkala Musa sampai ke tempat api itu, dia diseru dari arah pinggir) yakni sebelah (lembah yang kanan) yang berada di sebelah kanan Nabi Musa (pada tempat yang diberkahi) bagi Musa untuk mendengarkan Kalam Allah di tempat itu (dari sebatang pohon) lafal ayat ini menjadi Badal dari lafal Syathi' berikut pengulangan huruf Jar-nya, disebabkan pohon itu tumbuh di pinggir lembah; pohon itu adalah pohon anggur, atau pohon 'Ulaiq, atau pohon 'Ausaj (yaitu) huruf An adalah An Mufassarah bukan An Mukhaffafah ("Hai Musa! Sesungguhnya Aku adalah Allah, Rabb semesta alam) .
31 dan lemparkanlah tongkatmu. Maka tatkala (tongkat itu menjadi ular dan) Musa melihatnya bergerak-gerak seolah-olah dia seekor ular yang gesit, larilah ia berbalik ke belakang tanpa menoleh. (Kemudian Musa diseru):` Hai Musa, datanglah kepada-Ku dan janganlah kamu takut. Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang aman.(QS. 28:31)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qashash 31 

وَأَنْ أَلْقِ عَصَاكَ فَلَمَّا رَآهَا تَهْتَزُّ كَأَنَّهَا جَانٌّ وَلَّى مُدْبِرًا وَلَمْ يُعَقِّبْ يَا مُوسَى أَقْبِلْ وَلَا تَخَفْ إِنَّكَ مِنَ الْآمِنِينَ (31

Kemudian Allah memerintahkan kepadanya supaya dia melemparkan tongkatnya. Musa dengan patuh melemparkan tongkatnya, tetapi apa yang terjadi ? Tongkat itu telah menjadi ular besar yang bergerak dengan cepat seakan-akan dia seekor ular kecil yang gesit. Musa sangat terkejut dan merasa ngeri serta takut melihat ular itu dengan serta merta ia lari tanpa menoleh ke belakang. Tak ada yang dipikirkannya kecuali menyelamatkan dirinya dari cengkeraman ular yang dahsyat itu.
Di waktu itu Tuhannya berseru lagi : "Datanglah kembali ke tempatmu semula dan janganlah engkau takut kepada ular itu. Ular itu hanyalah tongkatmu belaka yang berubah menjadi ular dan ular itu tidak akan mengganggumu dan sekali-kali tidak berbahaya bagimu. Engkau aman di sini tak ada sesuatupun yang dapat mengganggu ketenteramanmu. Ini adalah suatu mukjizat yang Aku berikan kepadamu untuk menghadapi Firaun yang sombong dan takabur itu. Barulah hati Musa merasa aman dan tenteram, setelah mendengar bahwa keamanannya dijamin oleh Tuhannya.
32 Masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, niscaya ia ke luar putih tidak bercacat bukan karena penyakit, dan dekapkanlah kedua tanganmu (ke dada) mu bila ketakutan, maka yang demikian itu adalah dua mukjizat dari Tuhanmu (yang akan kamu hadapkan kepada Firaun dan pembesar-pembesarnya). Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang fasik `.(QS. 28:32)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qashash 32

اسْلُكْ يَدَكَ فِي جَيْبِكَ تَخْرُجْ بَيْضَاءَ مِنْ غَيْرِ سُوءٍ وَاضْمُمْ إِلَيْكَ جَنَاحَكَ مِنَ الرَّهْبِ فَذَانِكَ بُرْهَانَانِ مِنْ رَبِّكَ إِلَى فِرْعَوْنَ وَمَلَئِهِ إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمًا فَاسِقِينَ (32

Kemudian datang lagi perintah dari Tuhannya supaya memasukkan tangannya ke leher bajunya. Perintah inipun dilaksanakan Musa dengan taat dan patuh. Ketika ia mengeluarkan tangannya dari leher bajunya itu, ia melihat tangannya menjadi putih bercahaya dan bersinar bukan karena sakit sopak dan lain sebagainya. Sekali lagi Musa menjadi kaget dan terkejut dan sangat merasa takut. Tetapi segera sesudah itu turun pula perintah Tuhannya untuk menghilangkan rasa terkejut dan takut, yang telah menguasai dirinya supaya dia mendekapkan kedua tangannya ke dadanya.
Ibnu Abbas pernah mengatakan : "Siapa saja yang merasa takut, apabila dia meletakkan tangannya di dadanya hilanglah rasa takutnya itu".
Kemudian Allah menegaskan kepada Musa bahwa itulah dua mukjizat yang Aku berikan kepadamu yang menunjukkan kekuasaan Ku yang akan kamu perlihatkan nanti kepada Firaun yang sombong dan fasik itu ketika kamu menyerunya agar dia beriman kepada Allah dan meninggalkan kesesatan yang dianutnya. Ketika itu mengertilah Musa bahwa di atas pundaknya telah dibebankan suatu risalah yang harus disampaikan kepada Firaun dan kaumnya dan kepada Bani Israel sendiri. Ini berarti bahwa dia telah menjadi Rasul. Benarlah apa yang dijanjikan Allah kepada ibunya bahwa dia akan mengembalikanmnya ke haribaannya dan hal itu telah terlaksana di waktu dia masih kecil, sekarang terlaksana pula janji-Nya yang kedua bahwa Dia akan mengangkatnya menjadi Rasul. Di sini teringatlah Musa kembali bahwa dia telah membunuh seorang Qibti dan karenanya Firaun dengan kaumnya telah sepakat untuk membunuhnya. Kalau sebelum ini yang mendorongnya meninggalkan Madyan menuju Mesir karena sangat rindu kepada kampung halaman dan sanak keluarga dan ia berani melakukan hal. itu karena dia mengharapkan orang Mesir telah lupa akan kejadian di masa yang lampau dan iapun dapat memasukinya secara diam-diam, tetapi ia sekarang harus kembali ke sana secara terang-terangan dan untuk menentang kekuasaan Firaun yang perkasa. Pastilah Firaun dan kaumnya akan membunuhnya. Mulailah dia merasa khawatir terhadap dirinya kalau dia pergi sendirian. Yang lebih mengkhawatirkannya lagi kalau ia sudah dibunuh Firaun tentu risalah Tuhannya tidak jadi sampai kepada kaumnya.


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Qashash 32

اسْلُكْ يَدَكَ فِي جَيْبِكَ تَخْرُجْ بَيْضَاءَ مِنْ غَيْرِ سُوءٍ وَاضْمُمْ إِلَيْكَ جَنَاحَكَ مِنَ الرَّهْبِ فَذَانِكَ بُرْهَانَانِ مِنْ رَبِّكَ إِلَى فِرْعَوْنَ وَمَلَئِهِ إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمًا فَاسِقِينَ (32

(Masukkanlah) sisipkanlah (tanganmu) yang sebelah kanan, yang dimaksud adalah telapak tangannya (ke leher bajumu) maksudnya, kerah baju gamismu, kemudian keluarkanlah kembali (niscaya ia keluar) berbeda keadaannya dengan tangan yang biasanya (putih tidak bercela) maksudnya bukan karena penyakit sopak. Nabi Musa memasukkan tangannya itu sesuai dengan perintah, kemudian ia mengeluarkannya kembali, tiba-tiba tampak bagaikan cahaya matahari yang menyilaukan pandangan mata (dan dekapkanlah tanganmu itu ke dadamu bila ketakutan) dapat dibaca Ar Rahbi dan Ar Rahbu yang artinya takut disebabkan sinar tangan tadi. Maksudnya jika kamu merasa takut maka masukkan kembali tanganmu itu ke dalam bajumu, niscaya kembali kepada keadaan semula. Pengertian tangan diungkapkan dengan istilah Janah yang artinya sayap, karena kedua tangan bagi manusia fungsinya sama dengan dua sayap bagi burung (maka yang demikian itu adalah dua) dapat dibaca Tasydid dan Takhfif, yakni Fadzanika dan Fadzannika, yang dimaksud adalah tongkat dan tangan itu; keduanya merupakan lafal Muannats dan Musyar ilaih dalam bentuk mudzakar karena khabarnya mudzakar (mukjizat) yang diturunkan (dari Rabbmu yang akan kamu hadapkan kepada Firaun dan pembesar-pembesar kaumnya. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang fasik") .
33 Musa berkata:` Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah membunuh seorang manusia dari golongan mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku.(QS. 28:33)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qashash 33 - 34

قَالَ رَبِّ إِنِّي قَتَلْتُ مِنْهُمْ نَفْسًا فَأَخَافُ أَنْ يَقْتُلُونِ (33) وَأَخِي هَارُونُ هُوَ أَفْصَحُ مِنِّي لِسَانًا فَأَرْسِلْهُ مَعِيَ رِدْءًا يُصَدِّقُنِي إِنِّي أَخَافُ أَنْ يُكَذِّبُونِ (34

Maka Musa mengadukannya kepada Tuhannya bahwa dulu dia pernah membunuh seorang Qibti di Mesir. Hal itu telah tersiar luas di kalangan orang Mesir, dan Firaun telah menetapkan akan membunuhnya. Sungguh hal itu sangat mengkhawatirkannya, siapa tahu baru saja dia tiba di sana, Firaun dan kaumnya telah bersiap-siap untuk membunuhnya. Dengan demikian akan terlantarlah risalah engkau yang telah Engkau bebankan kepadaku. Aku mempunyai seorang saudara yang lebih fasih lidahnya dari lidahku, lebih pandai berdebat dan memberikan penerangan yang bernama Harun. Dengan kefasihannya itu dia akan dapat mempertahankan diriku, bila mereka mengadakan tuduhan-tuduhan yang mungkin memberatkanku. Dia akan dapat mengemukakan atasan-alasan yang tepat untuk menyampaikan risalah ini, bila terjadi perdebatan antaraku dengan Firaun beserta kaumnya Oleh sebab itu aku sangat mengharapkan agar Engkau angkat pula dia menjadi Rasul untuk membelaku dan membela keterangan-keterangan yang aku kemukakan. Aku sangat khawatir kalau aku saja yang memikul risalah ini mereka akan mendustakan.
34 Dan saudaraku Harun, dia lebih petah lidahnya daripadaku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan) ku; sesungguhnya aku khawatir mereka akan mendustakan. `(QS. 28:34)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qashash 33 - 34 

قَالَ رَبِّ إِنِّي قَتَلْتُ مِنْهُمْ نَفْسًا فَأَخَافُ أَنْ يَقْتُلُونِ (33) وَأَخِي هَارُونُ هُوَ أَفْصَحُ مِنِّي لِسَانًا فَأَرْسِلْهُ مَعِيَ رِدْءًا يُصَدِّقُنِي إِنِّي أَخَافُ أَنْ يُكَذِّبُونِ (34

Maka Musa mengadukannya kepada Tuhannya bahwa dulu dia pernah membunuh seorang Qibti di Mesir. Hal itu telah tersiar luas di kalangan orang Mesir, dan Firaun telah menetapkan akan membunuhnya. Sungguh hal itu sangat mengkhawatirkannya, siapa tahu baru saja dia tiba di sana, Firaun dan kaumnya telah bersiap-siap untuk membunuhnya. Dengan demikian akan terlantarlah risalah engkau yang telah Engkau bebankan kepadaku. Aku mempunyai seorang saudara yang lebih fasih lidahnya dari lidahku, lebih pandai berdebat dan memberikan penerangan yang bernama Harun. Dengan kefasihannya itu dia akan dapat mempertahankan diriku, bila mereka mengadakan tuduhan-tuduhan yang mungkin memberatkanku. Dia akan dapat mengemukakan atasan-alasan yang tepat untuk menyampaikan risalah ini, bila terjadi perdebatan antaraku dengan Firaun beserta kaumnya Oleh sebab itu aku sangat mengharapkan agar Engkau angkat pula dia menjadi Rasul untuk membelaku dan membela keterangan-keterangan yang aku kemukakan. Aku sangat khawatir kalau aku saja yang memikul risalah ini mereka akan mendustakan.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Qashash 34 

وَأَخِي هَارُونُ هُوَ أَفْصَحُ مِنِّي لِسَانًا فَأَرْسِلْهُ مَعِيَ رِدْءًا يُصَدِّقُنِي إِنِّي أَخَافُ أَنْ يُكَذِّبُونِ (34

(Dan saudaraku Harun dia lebih fasih lidahnya daripadaku) maksudnya jelas bicaranya (maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku) yang kelak akan membantuku. Lafal Rid-an menurut qiraat yang lain dibaca Riddan (untuk membenarkan aku) lafal Yushaddiqni yang dibaca Jazm adalah menjadi Jawab dari Ad Du'a. Tetapi menurut qiraat yang lain dibaca Rafa, sehingga bacaannya menjadi Yushaddiquni sebagai sifat dari lafal Rid-an (sesungguhnya aku khawatir mereka akan mendustakan aku").
35 Allah berfirman:` Kami akan membantumu dengan saudaramu, dan Kami berikan kepadamu berdua kekuasaan yang besar, maka mereka tidak dapat mencapaimu; (berangkatlah kamu berdua) dengan membawa mukjizat Kami, kamu berdua dan orang yang mengikuti kamulah yang akan menang `.(QS. 28:35)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qashash 35

قَالَ سَنَشُدُّ عَضُدَكَ بِأَخِيكَ وَنَجْعَلُ لَكُمَا سُلْطَانًا فَلَا يَصِلُونَ إِلَيْكُمَا بِآيَاتِنَا أَنْتُمَا وَمَنِ اتَّبَعَكُمَا الْغَالِبُونَ (35

Allah mengabulkan permintaan Musa dan berjanji akan mengangkat Harun menjadi Rasul untuk menjadi pembantunya (wazirnya) dan sekaligus menenteramkan hatinya yang selalu diliputi kekhawatiran karena beratnya beban yang dipikulkan kepadanya. Allah menjanjikan kepadanya bahwa Dia akan memberikan kepadanya dan kepada saudaranya. kekuatan yang tak dapat dikalahkan oleh kekuatan apapun di dunia apalagi kekuatan Firaun yang sangat terbatas itu, kekuatan yang akan menjadi tameng dan benteng baginya, sehingga tak ada seorangpun yang dapat mengganggunya atau membunuhnya, karena kekuatan itu adalah kekuatan besar dari Allah dan saudaramu menyeru Firaun tanpa ragu-ragu dengan tekad yang bulat membawa tanda-tanda kekuasaan Ku, mukjizat-Ku, pasti kamu (berdua) dan pengikut-pengikutmu akan mencapai kemenangan yang gemilang.
Dengan hati yang aman dan tenteram, kembalilah Musa ke tempat istrinya yang ditinggalkannya tadi dan dia menceritakan kepadanya semua kejadian yang dialaminya, tegasnya dia telah diangkat Allah menjadi Rasul. Hati istrinyapun menjadi tenteram pula mendengar ceritanya itu. Akhirnya berangkatlah Musa bersama keluarganya menuju Mesir didorong oleh cita-cita yang suci murni yaitu menyampaikan risalah Tuhannya kepada Firaun dan kaumnya dan kepada kaumnya sendiri Bani Israel. Sedang di Mesir Harun telah siap-siap pula hendak memikul risalah itu dan membantu saudaranya dalam menyampaikannya.
36 Maka tatkala Musa datang kepada mereka dengan (membawa) mukjizat-mukjizat Kami yang nyata, mereka berkata:` Ini tidak lain hanyalah sihir yang dibuat-buat dan kami belum pernah mendengar (seruan yang seperti) ini pada nenek moyang kami dahulu `.(QS. 28:36)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qashash 36 

فَلَمَّا جَاءَهُمْ مُوسَى بِآيَاتِنَا بَيِّنَاتٍ قَالُوا مَا هَذَا إِلَّا سِحْرٌ مُفْتَرًى وَمَا سَمِعْنَا بِهَذَا فِي آبَائِنَا الْأَوَّلِينَ (36

Tatkala Musa datang kepada Firaun dan kaumnya untuk menyeru mereka kepada agama tauhid dengan memberikan bukti-bukti yang nyata dan keterangan-keterangan yang kuat lagi jelas, sehingga tak ada alasan lagi bagi mereka untuk menolak kebenaran yang dikemukakannya, dengan serta merta mereka berkata "Apa yang kamu serukan itu supaya kami menerima dan mengikutinya tiada lain hanyalah sihir belaka, belum pernah kami mendengar seruan serupa itu dari bapak-bapak dan nenek moyang kami. Memang begitulah sifatnya orang-orang yang tersesat, orang-orang keras kepala yang hati dan pikirannya telah ditutupi oleh kesesatan dan kesombongan. Persis seperti itulah ucapan yang diucapkan oleh kaum musyrikin Mekah kepada Nabi Muhammad saw bila mereka telah terpojok dan tak dapat lagi membantah kebenaran yang dibawanya seperti tersebut dalam firman Allah:


ولو نزلنا عليك الكتاب في قرطاس فلمسوه بأيديهم لقال الذين كفروا إن هذا إلا سحر مبين
Artinya:
Dan kalau Kami turunkan kepadamu tulisan di atas kertas, lalu mereka dapat memegangnya dengan tangan mereka sendiri, tentulah orang-orang yang kafir itu berkata "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata". (Q.S. Al an'am: 7)
Demikianlah sikap orang-orang kafir terhadap Rasul-rasul yang menyerukan kepada agama yang hak seperti tersebut dalam firman-Nya


كذلك ما أتى الذين من قبلهم من رسول إلا قالوا ساحر أو مجنون
Artinya:
Demikianlah tidak seorang Rasulpun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka melainkan mereka menyatakan "la adalah seorang tukang sihir atau orang gila. (Q.S. Az Zariyat: 52)
37 Musa menjawab:` Tuhanku lebih mengetahui orang yang (patut) membawa petunjuk dari sisi-Nya dan siapa yang akan mendapat kesudahan (yang baik) di negeri akhirat. Sesungguhnya tidaklah akan mendapat kemenangan orang-orang yang zalim `.(QS. 28:37)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qashash 37 

وَقَالَ مُوسَى رَبِّي أَعْلَمُ بِمَنْ جَاءَ بِالْهُدَى مِنْ عِنْدِهِ وَمَنْ تَكُونُ لَهُ عَاقِبَةُ الدَّارِ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ (37

Tetapi Musa menjawab tuduhan mereka bahwa bukti-bukti yang dikemukakannya hanya sihir belaka, dengan tenang dan tidak keluar dari adab dan sopan santun berdebat, tanpa menuduh lawannya bahwa mereka telah sesat Musa mengatakan kepada mereka bahwa Tuhannya yang lebih mengetahui siapa sebenarnya yang membawa petunjuk dari Allah dan siapa sebenarnya yang beruntung yang akan mendapat kebahagiaan di akhirat nanti, walaupun dalam hatinya ia yakin sepenuhnya dialah yang benar, dialah orang yang beruntung itu dan siapa yang menentang kebenaran yang dibawanya pasti akan merugi dan menyesal. Jawaban ini sama dengan jawaban yang diberikan oleh Nabi Muhammad saw, kepada kaum musyrikin yang menentangnya seperti tersebut dalam firman Allah:


وإنا وإياكم لعلى هدى أو في ضلال مبين
Artinya:
Dan sesungguhnya Kami atau kamu (orang-orang musyrik) pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata. (Q.S. Saba: 24)
Dan firman-Nya:


قل يجمع بيننا ربنا ثم يفتح بيننا بالحق وهو الفتاح العليم
Artinya:
Katakanlah, "Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan benar. Dan Dia lah Maha Pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui". (Q.S. Saba: 26)
Walaupun demikian Musa tetap menegaskan bahwa orang-orang zalim tidak akan memperoleh kemenangan. Ini adalah sebagai isyarat dari dia kepada Firaun dan kaumnya, bahwa mereka tidak akan menang, yang pasti akan kalah dan hancur, karena mereka sudan jelas orang-orang yang sombong dan aniaya


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Qashash 37 

وَقَالَ مُوسَى رَبِّي أَعْلَمُ بِمَنْ جَاءَ بِالْهُدَى مِنْ عِنْدِهِ وَمَنْ تَكُونُ لَهُ عَاقِبَةُ الدَّارِ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ (37

(Berkatalah) dapat dibaca waqala dan Qala tanpa memakai Wawu (Musa, "Rabbku lebih mengetahui) (orang yang patut membawa petunjuk dari sisi-Nya) Dhamir yang ada pada lafal 'Indahu kembali kepada Ar Rabb (dan siapa) di'athafkan kepada lafal Man sebelumnya (yang akan ada) dapat dibaca Takunu dan Yakunu (baginya kesudahan yang baik di negeri akhirat) yakni akibat yang terpuji di akhirat; maksudnya dia adalah aku sendiri, keduanya adalah aku sendiri yang berhak menyandangnya dan aku orang yang benar di dalam menyampaikan apa yang diturunkan kepadaku. (Sesungguhnya tidaklah akan mendapat kemenangan orang-orang yang zalim") yakni orang-orang yang kafir.
38 Dan berkata Firaun:` Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat, kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta `,(QS. 28:38)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qashash 38 

وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرِي فَأَوْقِدْ لِي يَا هَامَانُ عَلَى الطِّينِ فَاجْعَلْ لِي صَرْحًا لَعَلِّي أَطَّلِعُ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ (38

Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa Firaun, setelah kehabisan hujah dan dalil untuk membatalkan keterangan Musa dan bukti-bukti yang dikemukakannya, memerintahkan kepada kaumnya supaya jangan percaya kepada omong kosong yang dikemukakan Musa karena selama ini tak ada seorangpun yang berani mendakwakan, bahwa ada pula Tuhan selain dia. Semenjak dahulu selama Mesir diperintah oleh Firaun, Firaun yang silih berganti, tak seorangpun yang mengingkari bahwa Firaun adalah tuhan-tuhan yang berkuasa di muka bumi. Mata hati rakyat dikelabui dengan dongeng dan khurafat yang menyatakan bahwa manusia harus tunduk kepada kekuasaan Firaun. Dan siapa yang tidak mau tunduk dan patuh tentulah dia akan dilaknati oleh arwah-arwah Firaun yang telah meninggal dan pastilah hidupnya akan sengsara dan celaka karena laknat itu. Firaun selalu melakukan tindakan yang kejam dan bengis terhadap siapa yang berani mengingkari kekuasannya, sebagai tuhan dengan menyiksanya dan memenjarakannya bahkan membunuhnya. Hal ini tersebut dalam firman Allah:


فحشر فنادى فقال أنا ربكم الأعلى
Artinya:
Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya. (Seraya) berkata "Akulah Tuhanmu Yang paling Tinggi". (Q.S. An Naziat: 23-24)
Dan firman-Nya:


قال لئن اتخذت إلها غيري لأجعلنك من المسجونين
Artinya:
Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar aku akan menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan. (Q.S. Asy syura: 29)
Mengenai hal ini Imam Ar-Razi berpendapat, bahwa Firaun mendakwakan dirinya sebagai tuhan bukan maksudnya dialah yang menciptakan langit dan bumi, lautan gunung-gunung dan manusia seluruhnya, karena hal itu tentu tidak akan dapat diterima oleh akal tetapi maksudnya ialah supaya orang memperhambakan diri kepadanya. Dia hanya menolak adanya tuhan (yang harus dipatuhi) dan memerintahkan kepada manusia menaati raja mereka dan mematuhi perintahnya".
Lalu Firaun memerintahkan kepada wazirnya Haman supaya menyalakan api yang besar untuk membikin batu bata yang banyak dan membuat sesuatu bangunan yang tinggi supaya dia dapat naik ke langit melihat Tuhan yang didakwahkan Musa, Tuhan yang sebenarnya, tak ada yang patut disembah selain Dia, karena Dialah yang menciptakan semua makhluk di langit dan di bumi dan telah menjanjikan kepada Musa dan Harun akan membantu dan menyokongnya dalam menyampaikan dakwahnya. Kemudian dia menegaskan bahwa Musa adalah pembohong yang besar. Senada dengan ini Allah berfirman:


وقال فرعون يا هامان ابن لي صرحا لعلي أبلغ الأسباب أسباب السموات فأطلع إلى إله موسى وإني لأظنه كاذبا وكذلك زين لفرعون سوء عمله وصد عن السبيل وما كيد فرعون إلا في تباب
Artinya:
Dan berkatalah Firaun "Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu (yakni) pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Tuhan Musa. Dan sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta". Demikianlah dijadikan Firaun memandang baik perbuatannya yang buruk itu, dan dia dihalangi dari jalan (yang benar) dan tipu daya Firaun itu tidak lain hanyalah membawa kerugian". (Q.S. Al Mu'min: 36-37)
39 dan berlaku angkuhlah Firaun dan bala tentaranya di bumi (Mesir) tanpa alasan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka tidak akan dikembalikan kepada Kami.(QS. 28:39)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qashash 39 - 40

وَاسْتَكْبَرَ هُوَ وَجُنُودُهُ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ إِلَيْنَا لَا يُرْجَعُونَ (39) فَأَخَذْنَاهُ وَجُنُودَهُ فَنَبَذْنَاهُمْ فِي الْيَمِّ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الظَّالِمِينَ (40

Pada ayat ini Allah menegaskan bahwa Firaun dan tentaranya benar-benar sombong dan takabur, dia menyangka hanya dialah penguasa yang mutlak di muka bumi Siapa saja yang menantangnya adalah salah dan durhaka. Kalau dikatakan kepadanya ada Tuhan yang lebih besar kekuasaan-Nya dari kekuasaannya, dia menjadi kalap, tak dapat lagi menguasai dirinya, seperti memerintahkan dengan segera membuat suatu hal yang mustahil, seperti membuat bangunan setinggi langit agar dia dapat berhadapan dengan Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Perkasa itu.
Firaun dan kaumnya mengira bahwa mereka tidak akan di bangkitkan; tidak akan diperhitungkan apa yang telah dikerjakannya selama hidupnya tak ada yang akan menyiksanya, bila dia melakukan kelaliman dan kekejaman. Memang demikianlah kepercayaan mereka karena pengaruh kesombongan dan ketakaburan itu. Mereka membuat pyramid yang besar untuk kuburan mereka dan diisi dengan perabot yang lengkap dan serba mewah serta pakaian dan perhiasan yang indah-indah, untuk dinikmati sesudah ia mati.
Karena kesombongan dan ketakaburan itu Allah menyediakan baginya azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Di dunia dia ditenggelamkan bersama tentaranya ke dalam lautan, dan akhirnya mereka akan disiksa dalam neraka yang menyala-nyala.
Demikianlah nasib yang telah ditetapkan Allah bagi orang-orang yang takabur dan sombong, berbuat zalim dan aniaya terhadap Allah. Sebenarnya kelanjutan dari kisah ini sebelum Firaun ditenggelamkan di laut masih banyak lagi kejadian-kejadian lain seperti pertarungan antara tukang-tukang sihir Firaun dengan Musa yang memiliki tongkat dapat menelan semua ular-ular yang dibuat-buat oleh mereka, dan turunnya beberapa mukjizat lainnya, tersebut pada surah-surah lain dalam Alquran seperti surat Al A'raf, surat Yunus, surat Taha dan sebagainya. Tetapi Allah hendak menegaskan di sini bagaimana nasib orang-orang yang durhaka yang tidak lagi mempergunakan akal dan pikirannya sehingga tertutuplah hatinya untuk menerima kebenaran dari manapun datangnya, sehingga dia menjadi sombong dan takabur. Patutlah hal itu menjadi perhatian dan pelajaran bagi setiap orang dan setiap umat.
40 Maka Kami hukumlah Firaun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka lihatlah bagaimana akibat orang-orang yang zalim.(QS. 28:40)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qashash 39 - 40 

وَاسْتَكْبَرَ هُوَ وَجُنُودُهُ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ إِلَيْنَا لَا يُرْجَعُونَ (39) فَأَخَذْنَاهُ وَجُنُودَهُ فَنَبَذْنَاهُمْ فِي الْيَمِّ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الظَّالِمِينَ (40

Pada ayat ini Allah menegaskan bahwa Firaun dan tentaranya benar-benar sombong dan takabur, dia menyangka hanya dialah penguasa yang mutlak di muka bumi Siapa saja yang menantangnya adalah salah dan durhaka. Kalau dikatakan kepadanya ada Tuhan yang lebih besar kekuasaan-Nya dari kekuasaannya, dia menjadi kalap, tak dapat lagi menguasai dirinya, seperti memerintahkan dengan segera membuat suatu hal yang mustahil, seperti membuat bangunan setinggi langit agar dia dapat berhadapan dengan Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Perkasa itu.
Firaun dan kaumnya mengira bahwa mereka tidak akan di bangkitkan; tidak akan diperhitungkan apa yang telah dikerjakannya selama hidupnya tak ada yang akan menyiksanya, bila dia melakukan kelaliman dan kekejaman. Memang demikianlah kepercayaan mereka karena pengaruh kesombongan dan ketakaburan itu. Mereka membuat pyramid yang besar untuk kuburan mereka dan diisi dengan perabot yang lengkap dan serba mewah serta pakaian dan perhiasan yang indah-indah, untuk dinikmati sesudah ia mati.
Karena kesombongan dan ketakaburan itu Allah menyediakan baginya azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Di dunia dia ditenggelamkan bersama tentaranya ke dalam lautan, dan akhirnya mereka akan disiksa dalam neraka yang menyala-nyala.
Demikianlah nasib yang telah ditetapkan Allah bagi orang-orang yang takabur dan sombong, berbuat zalim dan aniaya terhadap Allah. Sebenarnya kelanjutan dari kisah ini sebelum Firaun ditenggelamkan di laut masih banyak lagi kejadian-kejadian lain seperti pertarungan antara tukang-tukang sihir Firaun dengan Musa yang memiliki tongkat dapat menelan semua ular-ular yang dibuat-buat oleh mereka, dan turunnya beberapa mukjizat lainnya, tersebut pada surah-surah lain dalam Alquran seperti surat Al A'raf, surat Yunus, surat Taha dan sebagainya. Tetapi Allah hendak menegaskan di sini bagaimana nasib orang-orang yang durhaka yang tidak lagi mempergunakan akal dan pikirannya sehingga tertutuplah hatinya untuk menerima kebenaran dari manapun datangnya, sehingga dia menjadi sombong dan takabur. Patutlah hal itu menjadi perhatian dan pelajaran bagi setiap orang dan setiap umat.

Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [5]
Ayat 21 s/d 40 dari [88]

Sumber Artikel dari :

1. Tafsir DEPAG 
2. Tafsir Jalalain Indonseia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Edy_Hari_Yanto's  album on Photobucket
TPQ NURUDDIN NEWS : Terima kasih kepada donatur yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk pembangunan TPQ Nuruddin| TKQ-TPQ "NURUDDIN" MENERIMA SANTRI DAN SANTRIWATI BARU | INFORMASI PENDAFTARAN DI KANTOR TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN-WONOAYU