| 61 | Apabila dikatakan kepada mereka: `Marilah kamu  (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum  Rasul`, niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia)  dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu.(QS. 4:61) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 61 
 
 وَإِذَا  قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَى مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ  رَأَيْتَ الْمُنَافِقِينَ يَصُدُّونَ عَنْكَ صُدُودًا (61 . Kemudian  pada ayat ini, Allah melanjutkan penjelasan tentang sikap dan tingkah  laku orang-orang yang mengaku beriman di mulut dan membangkang di hati  itu kita diajak beramal atau menjalankan apa yang diturunkan Allah dalam  Alquran dan menerima hukum dari Rasulullah. mereka tetap berpaling dan  menghalangi manusia menerima hukum tersebut dengan segala macam jalan  dan alasan, padahal hukum Allah dan Rasul itu adalah hukum yang benar  dan adil. Yang mendorong mereka bersikap demikian hanyalah semata-mata  karena memperturutkan hawa nafsu saja.
 |  
 
 | 
   | 62 | Maka bagaimanakah halnya apabila mereka  (orang-orang munafik) ditimpa sesuatu mushibah disebabkan perbuatan  tangan mereka sendiri, kemudian mereka datang kepadamu sambil bersumpah:  `Demi Allah, kami sekali-kali tidak menghendaki selain penyelesaian  yang baik dan perdamaian yang sempurna`.(QS. 4:62) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 62 
 
 فَكَيْفَ  إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ ثُمَّ جَاءُوكَ  يَحْلِفُونَ بِاللَّهِ إِنْ أَرَدْنَا إِلَّا إِحْسَانًا وَتَوْفِيقًا  (62 . Allah menerangkan pula pada ayat ini tentang kelicikan  orang-orang munafik itu, yaitu apabila mereka ditimpa sesuatu musibah  karena rahasia mereka telah terbuka dan diketahui oleh Rasulullah dan  orang-orang mukmin, mereka datang kepada Nabi sambil bersumpah: "Demi  Allah, perbuatan kami itu bukanlah dengan maksud jahat dan sengaja  melanggar perintah Allah dan Rasul Nya, tetapi semata-mata karena ingin  hendak mencapai penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna",  padahal sumpah mereka itu hanyalah semata-mata siasat licik belaka.
 |  
 
 | 
   | 63 | Mereka itu adalah orang-orang yang Allah  mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu  dari pada mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada  mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka.(QS. 4:63) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 63 
 
 أُولَئِكَ  الَّذِينَ يَعْلَمُ اللَّهُ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ  وَعِظْهُمْ وَقُلْ لَهُمْ فِي أَنْفُسِهِمْ قَوْلًا بَلِيغًا (63 .  Demikianlah kelicikan dari orang-orang munafik itu, tetapi pada ayat ini  Allah menyatakan dengan tegas bahwa mereka itu adalah orang-orang yang  telah diketahui apa yang tersimpan di dalam hati mereka; yaitu sifat  dengki dan keinginan untuk melakukan tipu muslihat yang merugikan kaum  muslimin. Oleh karena itu Allah memerintahkan kepada Rasulullah dan kaum  muslimin agar jangan mempercayai mereka dan jangan terpedaya oleh tipu  muslihat mereka itu. Di samping itu hendaklah mereka diberi peringatan  dan pelajaran dengan kata-kata yang dapat mengembalikan mereka kepada  kesadaran dan keinsafan sehingga mereka bebas dari sifat kemunafikan  itu, dan benar-benar menjadi orang yang beriman.
 |  
 
 | 
   | 64 | Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul,  melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka  ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada  Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka  mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.(QS. 4:64) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 64 
 
 وَمَا  أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا لِيُطَاعَ بِإِذْنِ اللَّهِ وَلَوْ  أَنَّهُمْ إِذْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ جَاءُوكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللَّهَ  وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُوا اللَّهَ تَوَّابًا رَحِيمًا  (64 . Pada bagian pertama dari ayat ini, Allah menerangkan: bahwa  setiap Rasul yang diutus Allah ke dunia ini semenjak dari dahulu sampai  kepada Nabi Muhammad saw wajib ditaati dengan izin (perintah) Allah,  karena tugas risalah mereka adalah sama, yaitu untuk menunjuki umat  manusia ke jalan yang benar dan kebahagiaan hidup mereka di dunia dan di  akhirat. Juga dalam ayat ini dikaitkan taat itu dengan izin Allah,  maksudnya ialah bahwa tidak ada sesuatu makhlukpun yang boleh ditaati  melainkan dengan izin Allah atau sesuai dengan perintah Nya, seperti  menaati Rasul, ulil amri, ibu bapak dan sebagainya, selama mereka tidak  menyuruh berbuat maksiat, sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Ali  bin Abi Talib yang berbunyi:
 
 
 
 لا طاعة لبشر في معصية الله تعالى Artinya: "Tidak boleh menaati manusia yang menyuruh melanggar perintah Allah"
 (H.R. Bukhari dan Muslim)
 Dan hadis:
 
 
 
 إنما الطاعة في المعروف Artinya: "Sesungguhnya yang ditaati itu hanya perintah berbuat makruf"
 (H.R. Muslim, Ahmad, Abu Daud, dan Nasa'i)
 Pada  bagian kedua sampai akhir ayat ini, Allah menerangkan: Andaikata  orang-orang yang menganiaya dirinya sendiri yaitu orang-orang yang  bertahkim kepada Tagut seperti tersebut pada ayat 60, datang kepada Nabi  Muhammad ketika itu, lalu mereka memohon ampun kepada Allah, dan  Rasulpun turut memohon supaya mereka diampuni, niscaya Allah akan  mengampuni mereka, karena Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.
 Di dalam ayat ini disebutkan orang-orang yang bertahkim kepada  Tagut itu adalah orang-orang yang menganiaya diri sendiri, karena mereka  melakukan kesalahan besar dan membangkang tidak: mau sadar. Baik juga  disebutkan di sini beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh orang yang  bertobat agar tobat itu diterima oleh Tuhan, antara lain:
 a. Tobat itu dilakukan seketika itu juga, artinya segera setelah membuat kesalahan.
 b. Bila ada hak manusia (orang lain) dilanggar haruslah diselesaikan lebih dahulu.
 c.  Hendaklah tobat itu merupakan tobat nasuha, artinya benar-benar  menyesal atas kesalahan-kesalahan yang diperbuat dan tidak akan  mengulangi lagi.
 |  
 
 | 
   | 65 | Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya)  tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang  mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka  sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka  menerima dengan sepenuhnya.(QS. 4:65) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 65 
 
 فَلَا  وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ  ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ  وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا (65 . Sebab turunnya ayat ini berhubungan  dengan peristiwa sebagai berikut: sebagaimana yang diriwayatkan oleh  Bukhari, Muslim dan perawi-perawi lain, mereka menceritakan bahwa Zubair  bin 'Awwam mengadukan seorang laki-laki dari kaum Ansar kepada  Rasulullah saw dalam suatu persengketaan tentang pembahagian air untuk  kebun kurma. Rasulullah memberi putusan seraya berkata kepada Zubair:  "Airilah kebunmu itu lebih dahulu kemudian alirkanlah air itu kepada  kebun tetanggamu". Maka laki-laki itu berkata: "Apakah karena dia anak  bibimu hai Rasulullah ?" Maka berubahlah muka Rasulullah karena  mendengar tuduhan tentang itu, Rasulullah berkata lagi (untuk menguatkan  putusannya) "Airilah hai Zubair, kebunmu itu sehingga air itu  meratainya, kemudian alirkanlah kepada kebun tetanggamu". Maka turunlah  ayat ini.
 Dalam ayat ini Allah menjelaskan dengan sumpah bahwa  walaupun ada orang-orang yang mengaku beriman. tetapi pada hakikatnya  tidaklah mereka beriman selama mereka tidak mau bertahkim kepadamu  Rasulullah saw pernah mengambil keputusan dalam perselisihan yang  terjadi di antara mereka, seperti yang terjadi kepada orang-orang  munafik. Atau mereka bertahkim kepada Rasul tetapi kalau putusannya  tidak sesuai dengan keinginan mereka lalu merasa keberatan dan tidak  senang atas putusan itu, seperti putusan -Nabi untuk kemenangan Az  Zubair bin 'Awwam terhadap lawannya seorang laki-laki dari kaum Ansar  yang tersebut di atas.
 Jadi orang-orang yang benar-benar beriman  haruslah mau bertahkim kepada Rasulullah dan menerima putusannya dengan  sepenuh hati tanpa merasa curiga dan keberatan.
 Memang putusan  seorang hakim baik ia seorang Rasul maupun bukan. haruslah berdasarkan  kepada kenyataan dan bukti-bukti yang cukup.
 |  
 
 | 
   | 66 | Dan sesungguhnya kalau Kami perintahkan kepada  mereka: `Bunuhlah dirimu atau keluarlah kamu dari kampungmu`, niscaya  mereka tidak akan melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan  sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada  mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih  menguatkan (iman mereka),(QS. 4:66) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 66 
 
 وَلَوْ  أَنَّا كَتَبْنَا عَلَيْهِمْ أَنِ اقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ أَوِ اخْرُجُوا  مِنْ دِيَارِكُمْ مَا فَعَلُوهُ إِلَّا قَلِيلٌ مِنْهُمْ وَلَوْ أَنَّهُمْ  فَعَلُوا مَا يُوعَظُونَ بِهِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ وَأَشَدَّ تَثْبِيتًا  (66 . Menurut riwayat Ibnu Jarir yang dinukil oleh Jalaluddin  Assuyuti bahwa setelah turun ayat ini, maka terjadi pembicaraan antara  orang Yahudi dengan seorang sahabat Nabi yang bernama Sabit bin Qais bin  Syammas. Yahudi itu berkata (dengan perasaan bangga): "Demi Allah,  Allah telah mewajibkan kepada kami (umat Yahudi) membunuh diri sebagai  kafarat (denda) dari dosa menyembah anak sapi, dan kami laksanakan  perintah itu dengan patuh". Mendengar itu Sabit bin Qais membalas dengan  katanya: "Demi Allah andaikata Tuhan menyuruh kami membunuh diri untuk  kafarat atau bertobat dari dosa, kami pasti melaksanakannya".
 Menurut  Ibnul Arabi dan Syihabuddin Al Alusi: bahwa setelah Nabi Muhammad saw  mendengar ucapan Sabit bin Qais tersebut di atas dan juga ucapan yang  serupa dari para sahabat Nabi yang lainnya, maka beliau bersabda yang  maksudnya: "Pada umatku banyak terdapat orang-orang yang imannya lebih  kuat tertanam dalam lubuk hatinya dari pada tertanamnya gunung-gunung di  atas permukaan bumi".
 Pada ayat ini Allah menjelaskan berbagai  sikap manusia pada umumnya dalam mematuhi perintah Allah SWT. Kebanyakan  mereka apabila diperintahkan hal-hal yang berat, mereka enggan bahkan  menolak untuk melaksanakannya seperti halnya orang-orang munafik dan  orang-orang yang lemah imannya.
 Adapun orang-orang yang benar-benar  beriman selalu menaati segala yang diperintahkan Allah bagaimanapun  beratnya perintah itu, walaupun perintah itu meminta pengorbanan jiwa,  harta atau meninggalkan kampung halaman. Hal ini terbukti dari sikap  kaum muslimin di waktu diperintahkan berhijrah ke Madinah dan di waktu  diperintahkan berperang melawan musuh yang amat kuat, berlipat ganda  jumlahnya dan lengkap persenjataannya. Inilah yang digambarkan oleh Nabi  Muhammad saw dalam sabdanya yang tersebut di atas. Sebenarnya kalau  manusia itu melaksanakan apa yang disuruh oleh Allah dan meninggalkan  apa yang di larang Nya, itulah yang lebih baik bagi mereka, karena  dengan demikian iman mereka bertambah kuat dan akan menumbuhkan  sifat-sifat yang terpuji pada diri mereka.
 |  
 
 | 
   | 67 | dan kalau demikian, pasti Kami berikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi Kami.(QS. 4:67) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 67 - 68 
 
 وَإِذًا لَآتَيْنَاهُمْ مِنْ لَدُنَّا أَجْرًا عَظِيمًا (67) وَلَهَدَيْنَاهُمْ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا (68 
 Kemudian  Allah menjelaskan lagi bahwa: kalau mereka berbuat kebaikan dan  mematuhi segala perintah Allah dan meninggalkan semua larangan Nya serta  beramal dengan penuh ikhlas, niscaya Allah akan memberikan kepada  mereka pahala yang besar dan akan memimpin mereka kepada jalan yang  lurus yang dapat membawa kepada kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
 |  
 
 | 
   | 68 | Dan pasti Kami tunjuki mereka kepada jalan yang lurus.(QS. 4:68) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 67 - 68 
 
 وَإِذًا لَآتَيْنَاهُمْ مِنْ لَدُنَّا أَجْرًا عَظِيمًا (67) وَلَهَدَيْنَاهُمْ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا (68   Kemudian  Allah menjelaskan lagi bahwa: kalau mereka berbuat kebaikan dan  mematuhi segala perintah Allah dan meninggalkan semua larangan Nya serta  beramal dengan penuh ikhlas, niscaya Allah akan memberikan kepada  mereka pahala yang besar dan akan memimpin mereka kepada jalan yang  lurus yang dapat membawa kepada kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nisaa' 68
 
 
 وَلَهَدَيْنَاهُمْ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا (68 (Dan  tentulah akan Kami bimbing mereka ke jalan yang lurus). Kata sebagian  sahabat kepada Nabi saw., "Betapa caranya kami dapat melihat baginda  dalam surga padahal baginda berada pada tingkat yang tinggi sedangkan  kami di tingkat bawah?" Maka turunlah ayat:
 |  
 
 | 
   | 69 | Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul  (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi  nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang  mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang  sebaik-baiknya.(QS. 4:69) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 69 
 
 وَمَنْ  يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ  عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ  وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا (69 . Sebab turunnya  ayat ini menurut riwayat At Tabari dan Ibnu Mardawaih dari 'Aisyah ra.  "Bahwa seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw dan berkata: "Ya  Rasulullah sesungguhnya saya lebih mencintaimu dari diri saya dan anak  saya. Apabila saya berada di rumah, saya selalu teringat padamu:  sehingga saya tidak sabar dan terus datang untuk melihatmu. Dan apabila  saya teringat tentang kematian saya dan kematianmu, maka tahulah  (sadarlah) saya. bahwa engkau apabila masuk surga berada di tempat yang  tinggi bersama-sama para Nabi, sedang saya apabila masuk surga, saya  takut tidak akan melihatmu lagi. Mendengar itu Rasulullah diam tidak  menjawab, dan kemudian turunlah ayat ini".
 Pada ayat ini Allah  mengajak dan mendorong setiap orang, supaya taat kepada Nya dan kepada  Rasul Nya dengan menjanjikan secara pasti. akan membalas ketaatan dengan  pahala yang sangat besar, yaitu bukan saja sekadar masuk surga, tetapi  akan ditempatkan bersama-sama dengan orang-orang yang paling tinggi  derajatnya di sisi Tuhan, yaitu Nabi-nabi, para siddiqin, para syuhada  (orang-orang yang mati syahid) dan orang-orang yang saleh.
 Berdasarkan  ayat ini para ahli tafsir secara garis besarnya membagi orang-orang  yang memperoleh anugerah Allah yang paling besar di dalam surga kepada  empat macam yaitu:
 1. Para Rasul dan Nabi-nabi, yaitu mereka yang menerima wahyu dari Allah SWT.
 2. Para siddiqin, yaitu orang-orang yang teguh keimanannya kepada kebenaran Nabi dan Rasul.
 3. Para syuhada dibagi pula urutannya sebagai berikut:
 a. Orang-orang beriman yang berjuang di jalan Allah dan mati terbunuh di dalam peperangan melawan orang-oang kafir
 b.  Orang-orang yang menghabiskan usianya berjuang di jalan Allah dengan  harta; dan dengan segala macam jalan yang dapat dilaksanakannya.
 c.  Orang-orang beriman yang mati ditimpa musibah yang mendadak atau  teraniaya, seperti mati bersalin, tenggelam di lautan, terbunuh dengan  aniaya. Bagian (a) disebut syahid dunia dan akhirat yang lebih tinggi  pahalanya dari bagian (b) dan (c) yang keduanya hanya dinamakan syahid  akhirat. Dan ada satu bagian lagi yang disebut namanya syahid dunia,  yaitu orang-orang yang mati berperang melawan kafir, hanya untuk mencari  keuntungan duniawi, seperti untuk mendapatkan harta rampasan, untuk  mencari nama dan sebagainya. Syahid yang serupa ini tidak dimasukkan  pembagian syahid di atas, karena syahid dunia tersebut tidak termaksud  sama sekali dalam kedua ayat ini.
 4. Orang-orang saleh, yaitu  orang-orang yang selalu berbuat amal baik yang bermanfaat untuk umum,  termasuk dirinya dan keluarganya baik untuk kebahagiaan hidup duniawi  maupun untuk kebahagiaan hidup ukhrawi yang sesuai dengan ajaran Allah.
 Orang-orang  yang benar-benar taat kepada Allah dan Rasul-Nya sebagaimana yang  tersebut dalam ayat ini akan dapat masuk surga dan ditempatkan  bersama-sama dengan semua golongan yang empat itu.
 |  
 
 | 
   | 70 | Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui.(QS. 4:70) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 70 
 
 ذَلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللَّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ عَلِيمًا (70 .  Pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa pahala yang dijanjikan Allah  kepada orang-orang yang taat kepada Nya dan kepada Rasul Nya, adalah  suatu karunia yang tidak ada tara dan bandingannya bagi yang ingin  mencapainya dan Allahlah Yang Maha Mengetahui siapa yang benar-benar  taat kepada Nya, sehingga berhak memperoleh pahala yang besar itu.
 |  
 
 | 
   | 71 | Hai orang-orang yang beriman, bersiap siagalah  kamu, dan majulah (ke medan pertempuran) berkelompok-kelompok, atau  majulah bersama-sama!(QS. 4:71) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 71 
 
 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا خُذُوا حِذْرَكُمْ فَانْفِرُوا ثُبَاتٍ أَوِ انْفِرُوا جَمِيعًا (71 .  Dalam menyuruh mengadakan segala macam persiapan buat menghadapi musuh,  ayat ini seirama dengan ayat 60 surat Al Anfal. Menurut Sayid Qutub,  ayat-ayat ini diturunkan segera setelah perang Uhud dan sebelum perang  Khandak, tetapi beliau tidak menyebutkan sebab turunnya. Pada ayat ini,  Allah memerintahkan agar orang-orang mukmin senantiasa bersiap-siap  dalam segala hal, untuk menghadapi orang-orang kafir dalam peperangan,  dan wajib maju ke medan pertempuran, baik secara berkelompok maupun  secara serempak, sesuai dengan taktik strategi peperangan, dan menurut  komando yang diatur dengan baik. Hal ini semua sudah dipraktekkan oleh  Nabi Besar Muhammad saw dalam beberapa peperangan yang terjadi antara  kaum muslimin dengan orang-orang kafir. Beliau sebelum menaklukkan kota  Mekah lebih dahulu telah mengetahui kekuatan musuh dan strategi mereka  dalam menghadapi kaum muslimin dan mengetahui pula secara mendalam  bagaimana semangat dan kekuatan iman yang dimiliki oleh  pengikut-pengikutnya. Pada umumnya Nabi dalam melakukan peperangan telah  mengetahui lebih dahulu keadaan musuh dan kesetiaan. pengikutnya  sendiri.
 |  
 
 | 
   | 72 | Dan sesungguhnya di antara kamu ada orang yang  sangat berlambat-lambat (ke medan pertempuran). Maka jika kamu ditimpa  mushibah ia berkata: `Sesungguhnya Tuhan telah menganugerahkan nikmat  kepada saya karena saya tidak ikut berperang bersama-sama mereka`.(QS. 4:72) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 72 
 
 وَإِنَّ  مِنْكُمْ لَمَنْ لَيُبَطِّئَنَّ فَإِنْ أَصَابَتْكُمْ مُصِيبَةٌ قَالَ قَدْ  أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيَّ إِذْ لَمْ أَكُنْ مَعَهُمْ شَهِيدًا (72 Ayat  ini menjelaskan, bahwa di antara kaum muslimin ada orang-orang yang  enggan dan tidak segera bersiap-siap untuk pergi ke medan pertempuran.  dengan bermacam-macam dalih dan alasan. Dan akhirnya benar-benar mereka  tidak jadi ikut bertempur. Orang-orang ini adalah orang-orang yang lemah  imannya dan orang-orang munafik yang selalu terdapat dalam setiap  peperangan dan perjuangan di sepanjang masa.
 Selanjutnya ayat ini  menjelaskan bagaimana sikap orang-orang munafik dan orang-orang yang  tidak ikut berperang itu. Bila kaum muslimin ditimpa musibah atau  kekalahan dalam medan pertempuran, mereka merasa gembira dan menganggap  bahwa tidak ikutnya dalam peperangan sebagai satu karunia dari Allah  karena mereka tidak ikut terbunuh atau luka-luka.
 |  
 
 | 
   | 73 | Dan sungguh jika kamu beroleh karunia  (kemenangan) dari Allah, tentulah dia mengatakan seolah-olah belum  pernah ada hubungan kasih sayang antara kamu dengan dia: `Wahai, kiranya  saya ada bersama-sama mereka, tentu saya mendapat kemenangan yang besar  (pula)`.(QS. 4:73) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 73 
 
 وَلَئِنْ  أَصَابَكُمْ فَضْلٌ مِنَ اللَّهِ لَيَقُولَنَّ كَأَنْ لَمْ تَكُنْ  بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُ مَوَدَّةٌ يَا لَيْتَنِي كُنْتُ مَعَهُمْ فَأَفُوزَ  فَوْزًا عَظِيمًا (73 Pada ayat ini Allah menambah penjelasan lagi  tentang sikap orang-orang munafik dan orang-orang yang lemah imannya  itu. Jika kaum muslimin memperoleh kemenangan dalam peperangan melawan  orang-orang kafir. maka orang-orang ini berkata: "Andaikata saya ikut  mereka dalam peperangan ini, tentulah saya mendapat keuntungan yang  besar dengan memperoleh harta rampasan yang banyak".
 Ucapan seperti  ini menggambarkan seakan-akan mereka adalah orang-orang lain yang tidak  mempunyai hubungan silaturahmi sedikitpun dengan kaum Muslimin, padahal  mereka telah menggabungkan diri dengan kaum Muslimin dan telah hidup  bersama mereka dalam suasana yang aman dan baik tetapi dalam hail mereka  tersimpan rasa hasad dan dengki yang mendalam.
 |  
 
 | 
   | 74 | Karena itu, hendaklah orang-orang yang menukar  kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat berperang di jalan Allah.  Barangsiapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh  kemenangan maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar.(QS. 4:74) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 74 
 
 فَلْيُقَاتِلْ  فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ يَشْرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا  بِالْآخِرَةِ وَمَنْ يُقَاتِلْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيُقْتَلْ أَوْ  يَغْلِبْ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا (74 Pada ayat ini  dijelaskan bahwa berperang di jalan Allah itu adalah suatu pekerjaan  yang mulia. Orang-orang yang berperang di jalan Allah pasti mendapat  keuntungan besar. Orang-orang yang benar-benar beriman dan ikhlas dalam  melaksanakan tuntutan agamanya serta rela mengorbankan kepentingan  dunianya untuk mencapai keutamaan di akhirat hendaklah ikut berperang di  jalan Allah. Barang siapa berperang di jalan Allah, maka ia akan  memperoleh salah satu dari dua kebajikan yaitu mati syahid di jalan  Allah atau menang dalam peperangan, yang masing-masing dari dua  kebajikan itu akan dibalas oleh Tuhan dengan pahala yang besar, karena  orang yang mati syahid itu telah dengan ikhlas mengorbankan jiwa raganya  dalam mematuhi perintah Allah, sedang yang menang dan masih hidup akan  dapat pula melanjutkan perjuangan untuk menegakkan keadilan dan membela  kebenaran di jalan Allah.
 |  
 
 | 
   | 75 | Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan  Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita  maupun anak-anak yang semuanya berdoa: `Ya Tuhan kami, keluarkanlah  kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami  pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi  Engkau!`.(QS. 4:75) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 75 
 
 وَمَا  لَكُمْ لَا تُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ  الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا  أَخْرِجْنَا مِنْ هَذِهِ الْقَرْيَةِ الظَّالِمِ أَهْلُهَا وَاجْعَلْ لَنَا  مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ نَصِيرًا (75 Pada  ayat ini terdapat dorongan yang kuat agar kaum muslimin berperang di  jalan Allah untuk membela saudara-saudara mereka yang tertindas dan yang  berada dalam cengkeraman musuh, karena mereka itu adalah orang orang  yang lemah dan tidak berdaya baik laki-laki, wanita maupun anak-anak.  Keamanan mereka terancam. Mereka tidak mampu membebaskan diri dari  cengkeraman musuh, mereka ditindas dan dianiaya oleh penguasa-penguasa  yang lalim, mereka tidak berbuat apa-apa selain berdoa memohon  pertolongan dan perlindungan dari sisi Allah SWT.
 Allah mendorong  untuk berperang dengan cara yang lebih mendalam, mengetok pintu hati  nurani setiap orang yang masih memiliki perasaan dan keinginan yang  baik, dengan menyebutkan keuntungan dan tujuan murni duri peperangan  menurut Islam. Tujuan perang dalam Islam ialah meninggikan kalimah  Allah, membela saudara-saudara seagama, membela hak-hak azasi manusia  dan menegakkan norma-norma akhlak yang tinggi bukan untuk memperbudak  atau menjajah atau untuk menguasai sesuatu bangsa atau negara atau  hak-hak orang lain.
 Berdasarkan tujuan berperang tersebut di atas.  adalah menjadi kewajiban bagi kaum muslimin membebaskan orang-orang  Islam yang ditawan oleh musuh dengan berperang atau menebusnya dengan  harta.
 Demikian para ulama Islam mengambil hukum dan ayat ini.  Bahkan menurut Abi Abdillah Al Qurtubi, tidak ada perbedaan paham dalam  hukum ini dan mereka telah sepakat semuanya Harta untuk penebusannya  diambilkan dari baitulmal dan kalau tidak ada wajib ditanggung oleh  seluruh umat Islam
 |  
 
 | 
   | 76 | Orang-orang yang beriman berperang di jalan  Allah, dan orang-orang yang kafir berperang dijalan thaghut, sebab itu  perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya  syaitan itu adalah lemah.(QS. 4:76) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 76 
 
 الَّذِينَ  آمَنُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا  يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ فَقَاتِلُوا أَوْلِيَاءَ  الشَّيْطَانِ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا (76 pada ayat  ini Allah menerangkan bahwa orang-orang mukmin berperang untuk  menegakkan keadilan dan membela kebenaran sedang orang-orang kafir  berperang adalah karena mengikuti hawa nafsu yang dikendalikan oleh  setan dan mengembangkan angkara murka di dunia sehingga kalau  orang-orang mukmin meninggalkan atau mengabaikan tugas berperang di  jalan Allah, niscaya kerusakan yang ditimbulkan oleh perbuatan-perbuatan  hawa nafsu akan merajalela. Oleh karena tujuan berperang dalam Islam  demikian suci dan murninya, sedang membasmi kelaliman dan angkara murka  sangat penting maka hendaklah kaum muslimin menyerang musuh-musuh Islam  yang menjadi kawan-kawan setan itu dan hendaklah diyakini bahwa tipu  daya setan itu lemah tidak akan mampu mengalahkan orang-orang yang  benar-benar beriman dan berperang di jalan Allah. |  
 
 | 
   | 77 | Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang  dikatakan kepada mereka: `Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah  sembahyang dan tunaikanlah zakat!` Setelah diwajibkan kepada mereka  berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan munafik) takut  kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih  sangat dari itu takutnya. Mereka berkata: `Ya Tuhan kami, mengapa Engkau  wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak Engkau tangguhkan  (kewajiban berperang) kepada kami sampai kepada beberapa waktu lagi?`  Katakanlah: `Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu  lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya  sedikitpun.(QS. 4:77) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 77 
 
 أَلَمْ  تَرَ إِلَى الَّذِينَ قِيلَ لَهُمْ كُفُّوا أَيْدِيَكُمْ وَأَقِيمُوا  الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ  إِذَا فَرِيقٌ مِنْهُمْ يَخْشَوْنَ النَّاسَ كَخَشْيَةِ اللَّهِ أَوْ  أَشَدَّ خَشْيَةً وَقَالُوا رَبَّنَا لِمَ كَتَبْتَ عَلَيْنَا الْقِتَالَ  لَوْلَا أَخَّرْتَنَا إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا  قَلِيلٌ وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ لِمَنِ اتَّقَى وَلَا تُظْلَمُونَ فَتِيلًا  (77 Ayat ini menggambarkan tentang keadaan orang-orang pada masa  Jahiliah. Mereka suka berperang meskipun karena sebab yang  sekecil-kecilnya. Setelah mereka masuk Islam, mereka diperintahkan  supaya menghentikan perang dan mereka diperintahkan salat dan membayar  zakat. Sebagian dari mereka mengharap-harap adanya perintah perang  karena kepentingan duniawi sebagaimana kebiasaan mereka pada masa  Jahiliah. Pada ayat ini Allah memerintahkan kepada sebagian kaum  Muslimin yang enggan berperang supaya mereka bersikap tenang dan menahan  diri untuk mengadakan peperangan terhadap orang kafir dan mereka hanya  diperintahkan melakukan salat dan membayar zakat Akan tetapi pada waktu  mereka diperintahkan berperang ternyata sebagian dari mereka tidak  bersemangat untuk berperang karena takut kepada musuh, padahal  semestinya mereka hanya takut kepada Allah. Malahan mereka berkata:  "Mengapa kami diwajibkan berperang pada waktu ini, biarkanlah kami mati  sebagaimana biasa". Allah SWT memerintahkan kepada Rasul Nya supaya  mengatakan kepada sebahagian kaum Muslimin bahwa sikap mereka itu adalah  sikap seorang pengecut. karena takut mati dan cinta kepada harta dunia,  sedangkan kelezatan dunia itu hanya sedikit sekali dibandingkan dengan  kelezatan akhirat yang abadi dan tidak terbatas, yang hanya akan didapat  oleh orang-orang yang bertakwa kepada Allah yaitu orang yang bersih  dari syirik dan akhlak yang rendah.
 Pada akhir ayat ini ditegaskan  bahwa Allah tidak akan menganiaya dan merugikan manusia. Masing-masing  akan mendapat balasan sesuai dengan amal perbuatannya, walaupun sebesar  zarah.
 |  
 
 | 
   | 78 | Di mana saja kamu berada, kematian akan  mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi  kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan:` Ini  adalah dari sisi Allah `, dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana  mereka mengatakan:` Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad) `.  Katakanlah:` Semuanya (datang) dari sisi Allah `. Maka mengapa  orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan  sedikitpun?(QS. 4:78) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 78 
 
 أَيْنَمَا  تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ  وَإِنْ تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَقُولُوا هَذِهِ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَإِنْ  تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَقُولُوا هَذِهِ مِنْ عِنْدِكَ قُلْ كُلٌّ مِنْ  عِنْدِ اللَّهِ فَمَالِ هَؤُلَاءِ الْقَوْمِ لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ  حَدِيثًا (78 . Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa maut (mati)  itu adalah suatu hal yang pasti datangnya tidak seorangpun yang dapat  lepas dari padanya di manapun dia berada meskipun berlindung di dalam  benteng yang kokoh kuat, karena itu tidaklah wajar manusia takut mati  meskipun ia berada di dalam kancah peperangan dan jika sampai ajalnya  tentulah ia pasti mati meskipun ia hidup mewah di dalam istana atau  bertahan di dalam benteng yang kokoh.
 Ayat ini merupakan celaan  Allah terhadap segolongan kaum muslimin yang tidak mempunyai semangat  juang untuk membela kebenaran di mana mereka tak mau berperang karena  takut akan mati. Sikap pengecut mereka dan sifat kemunafikan mereka itu  tidak lain. disebabkan kelemahan iman dan piciknya pikiran mereka.
 Selanjutnya  Allah menggambarkan kepicikan akal mereka yakni mereka tidak mau  berperang karena takut akan mati. Sikap pengecut mereka anggap sebagai  karunia dari Allah sedang malapetaka yang menimpa mereka adalah karena  datangnya Muhammad ke Madinah; sehingga musim kemarau yang menimpa kota  Madinah mereka anggap sebagai musibah yang ditimbulkan oleh kedatangan  Nabi Muhammad itu dan kesialannya. Adapun orang yang beriman ia tetap  berpendirian bahwa baik dan buruk adalah datangnya dari Allah.
 Pendirian  seperti inilah yang Allah perintahkan kepada Muhammad supaya  disampaikan kepada mereka. Dan sekiranya mereka tidak dapat memahaminya,  mereka akan tetap sepanjang masa di dalam kegelapan dan jika mereka  dapat memahaminya tentulah mereka tidak akan mengatakan bahwa hal yang  buruk itu dikarenakan celanya seseorang tetapi baik dan buruk itu akan  mereka ketahui erat hubungannya dengan sebab musabab yang telah menjadi  Sunah Allah.
 |  
 
 | 
   | 79 | Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari  Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu  sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan  cukuplah Allah menjadi saksi.(QS. 4:79) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 79 
 
 مَا  أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ  فَمِنْ نَفْسِكَ وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ رَسُولًا وَكَفَى بِاللَّهِ  شَهِيدًا (79 Pada ayat ini Allah menegaskan lagi dari segi  kesopanan bahwa sesuatu yang baik yang diperoleh seseorang hendaklah  dikatakan datangnya dari Allah dan malapetaka yang menimpa seseorang itu  hendaklah pula dikatakan datangnya dari dirinya sendiri, mungkin pula  karena disebabkan kelalaiannya atau kelalaian orang lain apakah dia  saudara, sahabat dan tetangga
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nisaa' 79
 
 
 مَا  أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ  فَمِنْ نَفْسِكَ وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ رَسُولًا وَكَفَى بِاللَّهِ  شَهِيدًا (79 (Apa pun yang kamu peroleh) hai manusia (berupa  kebaikan, maka dari Allah) artinya diberi-Nya kamu karena karunia dan  kemurahan-Nya (dan apa pun yang menimpamu berupa keburukan) atau bencana  (maka dari dirimu sendiri) artinya karena kamu melakukan hal-hal yang  mengundang datangnya bencana itu. (Dan Kami utus kamu) hai Muhammad  (kepada manusia sebagai rasul) menjadi hal yang diperkuat. (Dan cukuplah  Allah sebagai saksi) atas kerasulanmu.
 |  
 
 | 
   | 80 | Barangsiapa yang mentaati Rasul itu,  sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling  (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara  bagi mereka.(QS. 4:80) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 80 
 
 مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا (80 .  Perintah dan larangan Rasul yang tidak menyangkut urusan keagamaan  umpamanya yang berhubungan dengan keduniaan seperti soal-soal pertanian  dan pertahanan, maka Rasul sendiri bersedia menerima pendapat dari  sahabatnya yang lebih mengetahui masalahnya.
 Menurut sejarah dalam  menjaga kesopanan terhadap Rasul para sahabat bertanya lebih dahulu  apakah hal itu datangnya dari Allah atau pendapat Rasul sendiri. Jika  ditegaskan oleh Rasul bahwa ini adalah dari Allah maka mereka menaati  tanpa ragu-ragu dan jika dikatakan bahwa ini pendapat Muhammad maka para  sahabat mengemukakan pula pendapat mereka. Peristiwa ini pernah terjadi  ketika sahabat menghadapi perintah Rasul dalam memilih suatu tempat  untuk kepentingan strategi pertahanan ketika peperangan Badar. Jadi pada  hakikatnya perintah atau larangan Rasul dalam hal-hal di luar agama  tidaklah ! berfungsi wajib atau haram, tetapi fungsinya sekadar anjuran.
 Ketika menerangkan sebab turunnya ayat ini Muqatil meriwayatkan bahwa ketika Nabi pernah bersabda:
 
 
 
 من  أحبني فقد أحب الله ومن أطاعني فقد أطاع الله قال المنافقون: ألا تسمعون  إلى ما يقول لهذا الرجل ? لقد فارق الشرك قد نهى أن نعبد غير الله ويريد أن  نتخذه ربا كما اتخذت النصارى عيسى فأنزل الله هذه الآية Artinya: "Barangsiapa  mencintai aku sesungguhnya ia mencintai Allah. Dan barangsiapa yang  menaati aku sesungguhnya ia menaati Allah. Orang munafik berkata:  "Tidakkah kamu mendengar kata laki-laki ini (Muhammad)?. Sesungguhnya ia  telah mendekati syirik. Sesungguhnyo ia melarang kita menyembah selain  Allah dan ia menghendaki kita menjadikannya tuhan sebagaimana  orang-orang Nasrani menjadikan Isa tuhan. Maka Allah menurunkan ayat  ini.
 (H.R. Muqatil)
 Ayat ini menerangkan bahwa menaati Rasul  tidak dapat disamakan dengan syirik, karena Rasul hanya sekadar  penyampai perintah Allah. Dengan demikian menaati Rasul adalah menaati  Allah. bukan mempersekutukannya dengan Allah.
 Di dalam tafsir Al Maragi dijelaskan bahwa syirik itu terdiri dari dua macam:
 Pertama:  yang terkenal dengan syirik uluhiah, yaitu mempercayai adanya sesuatu  yang selain Allah yang mempunyai kekuatan gaib dan dapat memberi manfaat  dan memberi mudarat Kedua: syirik rububiah, mempercayai bahwa ada  sesuatu selain Allah yang mempunyai hak menetapkan hukum haram dan  halal, sebagaimana orang Nasrani memandang hak tersebut ada -pada  pendeta-pendeta mereka. Orang mukmin sejati berpendirian: tunduk hanya  kepada Allah sebagai Pencipta dan tiada sesuatupun makhluk Tuhan yang  mempunyai kekuatan gaib yang dapat memberi manfaat dan mudarat dan tidak  ada di antara makhluk Tuhan yang berhak menetapkan hukum haram dan  halal karena semua makhluk Tuhan tunduk kepada kehendak Nya.
 Selanjutnya  dalam ayat ini Allah menghendaki agar supaya Rasul-Nya (Muhammad) tidak  mengambil tindakan kekerasan atau tindakan paksaan terhadap orang yang  tidak menaatinya, karena ia diutus hanya untuk sekadar menyampaikan  berita gembira dan ancaman. Keimanan manusia pada kerasulannya tidak  digantungkan kepada paksaan tetapi kepada kesadaran setelah menggunakan  pikiran.
 |  | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar